Kelas 2B
Kelompok I
Disusun oleh
DosenPembimbing
Lindawati, SKM, M.Kes
PRODI D3 SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengendalian Vektor dan Tikus............................... 3
2.2 Macam-macam Pestisida............................................................ 5
2.3 Peran dan Manfaat Pestisida...................................................... 5
2.4 Cara dan Petunjuk Penggunaan Pestisida................................... 7
2.5 Keamanan dan Pertolongan Pertama Pada Keracunan Pestisida ..
8
2.6 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Pestisida................... 9
BAB II PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................... 11
4.2 Saran.......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tikus adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama
tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan penggangu yang
menjijikan di perumahan. Belum banyak diketahui dan disadari bahwa kelompok
hewan ini juga membawa, menyebarkan dan menularkan berbagai penyakit
kepada manusia, ternak dan hewan peliharaan. Hewan mengerat ini menimbulkan
kerugian ekonomi yang tidak sedikit, merusak bahan pangan, instalasi medik,
instalasi listrik, peralatan kantor seperti kabel-kabel, mesin-mesin komputer,
perlengkapan laboratorium, dokumen/file dan lain-lain, serta dapat menimbulkan
penyakit.
Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain.
Berbagai jenis nyamuk, sebagai contoh, berperan sebagai vektor penyakit malaria
yang mematikan.Pengertian tradisional dalam kedokteran ini sering disebut
"vektor biologi" dalam epidemiologi dan pembicaraan umum.Vektor adalah
arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan sesuatu.
Sejarah manusia kaya dengan peperangan melawan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT). Lebih dari sepuluh ribu spesies insekta, gulma,
nematoda dan penyakit yang dapat menyerang tanaman yang dibudidayakan.
Berbagai cara telah dikembangkan untuk mengubah keseimbangan ke arah yang
menguntungkan manusia. Salah satunya adalah pengendalian vektor dan tikus
menggunakan bahan kimia yaitu pestisida.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang
mengatur dan atau menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman. Sesuai konsep Pengendalian vektor dan tikus, penggunaan pestisida
ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh vektor dann tikus namun
lebih dititiberatkan untuk mengendalikan vektor dan tikus sedemikian rupa hingga
berada dibawah batas ambang ekonomi atau ambang kendali.
Telah disadari bahwa pada umumnya pestisida merupakan bahan
berbahaya yang dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia
1
dan kelestarian lingkungan hidup. Namun demikian, pestisida juga memberikan
manfaat, sehingga pestisida banyak digunakan dalam pembangunan di berbagai
sektor, termasuk pertanian. Memperhatikan manfaat dan dampak negatifnya,
maka pestisida harus dikelola dengan cara sebaik-baiknya sehingga dapat
diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang sekecil-
kecilnya.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi, macam-macam, peranan dan manfaat, petunjuk
keamanan dan penggunaan, pertolongan pertama jika keracunan, dampak positif
dan negatif pestisida dalam pengendalian vektor dan tikus.
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya
adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang
pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan
penyakit. Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi
menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain.
Berbagai jenis nyamuk, sebagai contoh, berperan sebagai vektor penyakit
malaria yang mematikan.Pengertian tradisional dalam kedokteran ini sering
disebut "vektor biologi" dalam epidemiologi dan pembicaraan umum.Vektor
adalah arthtopoda yang dapat memindahkan atau menularkan sesuatu.
3
5. Memberantas atau mencegah hama-hama air
6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad
renik dalam bangunan rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian
7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan tanaman, tanah dan air.
Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat (2005),
pestisida juga didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh
dan perangsang tubuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang
digunakan untuk perlindungan tanaman.
Sementara itu, The United States Environmental Control Act
dalam Runia (2008) mendefinisikan pestisida sebagai berikut :
1. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang khusus
digunakan untuk mengendalikan, mencegah atau menangkis gangguan
serangga, binatang pengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, serta jasad renik
yang dianggap hama; kecuali virus, bakteri, atau jasad renik lain yang terdapat
pada hewan dan manusia.
2. Pestisida merupakan semua zat atau campuran zat yang digunakan
untuk mengatur pertumbuhan atau mengeringkan tanaman.
Menurut Depkes (2004) dalam Rustia (2009), pestisida
kesehatan masyarakat adalah pestisida yang digunakan untuk pemberantasan
vektor penyakit menular (serangga, tikus) atau untuk pengendalian hama di
rumah-rumah, pekarangan, tempat kerja, tempat umum lain, termasuk sarana
nagkutan dan tempat penyimpanan/pergudangan. Pestisida terbatas adalah
pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya
racunnya, dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan,
oleh karenanya hanya diizinkan untuk diedarkan, disimpan dan digunakan
secara terbatas.
2.2 Macam-macam pestisida
Seiring berkembangnya metode pengendalan hama, ada beberapa
macam pestisida, yakni :
a.fungisida : pengendali cendawan
4
b.insektisida : pengendali serangga
c.herbisida : pengendali gulma
d.nematisida : pengendali nematoda
e.akarisida : pengendali tungau
f.ovarisida : pengendali telur serangga dan telur tungau
g.bakterisida : pengendali bakteri
h.larvasida : pengendali larva
i.rodentisida : pengendali tikus
j.avisida : pengedali burung
k.mollussida : pengendali bekicot
l.sterillant : pemandul.
2.3 Peranan dan Manfaat Pestisida dalam Pengendalian Vektor dan Tikus
Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu seperti
tikus dan vektor. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran
-cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus,
gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tetapi tak selalu beracun. Penggunaan pestisida tanpa
mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Berdasarkan Konvensi
Stockholm mengenai Polutan Organik Persisten, 9 dari 12 senyawa kimia
organik berbahaya adalah pestisida.
Prinsip penggunaanya adalah :
1. Harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen
hayati.
2. Efisien untuk mengendalikan vektor, tikus dan hama tertentu.
3. Meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan.
4. Tidak boleh persistent, harus mudah terurai.
5. Dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus
memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum.
6. Harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut.
7. Sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota.
5
8. Relatif aman bagi pemakai.
Pestisida digunakan untuk mengendalikan keberadaan hama yang
diyakini membahayakan. Misal nyamuk yang dapat membawa berbagai
penyakit mematikan seperti virus Nil Barat, demam kuning, dan malaria.
Pestisida juga ditujukan kepada hewan yang mampu menyebabkan alergi
seperti lebah, tawon, semut, dan sebagainya. Insektisida pun digunakan di
peternakan dalam mencegah kehadiran serangga yang mampu menularkan
penyakit dan menjadi parasit. Pestisida pun digunakan dalam pengawetan
makanan, seperti mencegah tumbuhnya jamur pada bahan pertanian dan
mencegah serta membunuh tikus yang biasa memakan hasil pertanian yang
disimpan. Herbisida juga digunakan dalam transportasi seperti membunuh
gulma di pinggir jalan dan trotoar. Tumbuhan dan hewan invasif juga dapat
ditanggulangi dan dicegah dengan pestisida. Herbisida dan algasida telah
digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan alga dan tumbuhan air di
perairan. Hama seperti rayap dan jamur dapat merusak struktur bangunan
yang terbuat dari kayu.
2.4 Cara dan Petunjuk Penggunaan Pestisida dalam Pengendalian Vektor
dan Tikus
Cara dan Petunjuk Penggunaan Pestisida Cara penggunaan pestisida
yang tepat merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan
keberhasilan pengendalian tikus dan vektor. Walaupun jenis obatnya
manjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-
sianya penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
pestisida, di antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan
curah hujan. Angin yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan
partikel pestisida di udara. Apabila suhu di bagian bawah lebih panas,
pestisida akan naik bergerak ke atas. Demikian pula kelembapan yang tinggi
akan mempermudah terjadinya hidrolisis partikel pestisida yang
menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan dapat
menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisida
berkurang. Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
pestisida adalah ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan
6
menyebabkan pemborosan pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis
yang terlalu rendah menyebabkan hama sasaran tidak mati. Di samping
berakibat mempercepat timbulnya resistensi.
1. Dosis pestisida Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram
yang digunakan untuk mengendalikan vektor, tikus dan hama tiap satuan
luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi atau
lebih. Ada pula yang mengartikan dosis adalah jumlah pestisida yang telah
dicampur atau diencerkan dengan air yang digunakan untuk menyemprot
hama, tikus dan vektor dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif adalah
jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas
atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya
tercantum dalam label pestisida.
7
f. Aerosol 0,1-50 µm
g. Fog 5-15 µm
8
d. d. Perawatan oleh Dokter Perawatan dilakukan secara simptomatik sesuai
dengan gejala yang timbu.
2.6 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Pestisida Pada Vektor dan
Tikus
A. Dampak Positif
Penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor dan tikus dapat
memberantas perkembangan vektor dan tikus yang semakin berkembang
diberbagai tempat kediaman tikus sehingga memberikan rasa nyaman kepada
manusia dan dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh tikus.
B. Dampak negatif
Penggunaan pestisida dalam pengendalian vektor dan tikus juga berdampak
pada kerusakan lingkungan dan juga berdampak pada keseimbangan lingkungan,
keracunan sampai kematian jika tidak digunakan dalam jumlah sesuai petunjuk
keamanan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tikus merupakan binatang pengerat yang sudah menjadi musuh masyarakat
karena sebagai faktor penyakitdan identik dengan image kotor. Selain itu tikus
sering merusak property rumah kita karena sifat pengeratnya danmenjadi musuh
para petani karena sering merusak tanaman/sawah mereka.
Pengendalian untuk vektor tikus ini bisa kita gunakan dengan cara
pengendalian kimia yaitu dengan penggunaan pestisida, pengendalian ini harus
dilakukan dengan seiring agar berjlan sesuai dengan yang diharapkan. Pestisida
adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat
luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga
diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil
hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk
mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu
kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian
10
rayap atau gangguan serangga yang lain. Cara penggunaan pestisida yang tepat
merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
pengendalian hama vektor dan tikus dan dalam menggunakan pestisida harus
menggunakan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan. Dalam menggunakan
pestisida agar tidak merusak maka harus sesuai dengan petunjuk dan cara
penggunaan yang sesuai dengan Keamanan. Agar tidak terjadi keracunan yang
lebih maka kita harus mengetahui gejala dini dari keracunan. Apabila terjadi kasus
keracunan maka dalam melakukan langkah awal harus mengikuti petunjuk
pertolongan pertama pada keracunan. Perawatan keracunan oleh pestisida oleh
Dokter dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang timbul. Pestisida
dapat menguntungkan dan memberikan dampak positif jika penggunaannya sesuai
dengan petunjuk dan tidak berlebihan, dan dapat merugikan dan berdampak
negatif kepada berbagai aspek mulai dari lingkungan, manusia.
3.2 Saran
Disarankan kepada pemerintah untuk benar benar memperhatikan setiap
vektor penyakit maupun hama vektor dan tikus yang dapat merugikan kegiatan
manusia. Hal hal kecil juga harus diperhatikan karena hal besar dapat terjadi
karena dipicu oleh adanya hal kecil yang muncul. Masyarakat juga berperan
penting dalam menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam setiap kebijakan
yang dibuat pemerintah semata mata demi
11
DAFTAR PUSTAKA
http://rusdhyrsc17.blogspot.com/2012/09/matakuliah-pengendalian-vektor-
dan.html?m=1
http://fujianggariski.blogspot.com/2014/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1
https://www.academia.edu/6820185/Makalah_tentang_pestisida
https://kesehatanlingkunganalfin.blogspot.com/2017/05/makalah-pengendalian-
vektor-tikus.html?m=1
http://nrrahmahpatong.blogspot.com/2017/04/metode-pengendalian-vektor.html?
m=1
12