Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENCEMARAN PERAIRAN DAN TANAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah rekayasa


penyehatan dan utilitas

Dosen pengampu :
Bagus Dwipurwanto, S.T.,M.T

Disusun oleh :

Salsabila Dhia Ressanti (2014211002)


Haitsam Yamil A (2014211009)
Anisa Rizky Amalia F (2014211013)
Rizal Nahara Sabil (2014211021)

Prodi Teknik Sipil


Universitas Bhayangkara Surabaya
2023

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1 Latar Belakang 3


1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan dan Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Pencemaran Air dan Macam-macam Pencemaran Air 5


2.2 Ukuran Umum Pencemaran Air 6
2.3 Pencemaran Tanah dan Jenis-jenis Pencemarannya 10
2.4 Dampak Pencemaran Tanah 17
2.5 Usaha Penanggulangan Pencemaran Tanah 18

BAB III PENUTUP 19

3.1 Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penecamaran merupakan suatu masalah yang sering terjadi dalam kehidupan


sehari-hari, biasanya pencemaran ada beberapa jenis seperti contohnya
pencemaran tanah dan air. Tanah adalah bagian penting untuk menunjang
kehidupan makhluk hidup, maka dari itu kita harus menjaga dan
melestariakannya, jika tanah tidak dijaga maka akan menimbulkan kerusakan atau
pencemaran tanah. Pencemaran tanah adalah masuknya bahan kimia di dalam
tanah yang dapat merubah unsur tanah yang alami. Pencemaran tanah ini terjadi
karena ulah manusia contohnya: membuang sampah ditanah,penggunaan pestisida
yang berlebihan dan lainsebagainnya. Selain pencemaran tanah juga bisa terjadi
pencemaran di air. Pencemaran air merupakan suatu keadaan dimana masuknya
zat,energi atau komponen lain kedalam air yang disebabkan oleh aktifitas
manusia. Maka dengan adanya latar belakang di atas kami akan menjelaskan lebih
detai tentang perncemaran air dan tanah yang terjadi akibat ulah manusia sebagai
berikut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pencemaran air dan bahan-bahan pencemaran air ?
2. Bagaimana ukuran umum pencemaran air?
3. Apa yang dimaksud pencemaran tanah dan jenis-jenis pencemarannya?
4. Apa dampak pencemaran tanah ?
5. Bagaimana cara penanggulangan pencemaran tanah ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan

1. Menjelaskan pencemaran air dan bahan-bahan pencemarannya.

2. Mengetahui ukuran umum pencemaran air.

4
3. Menjelaskan pencemaran tanah dan jenis-jenis pencemarannya.

4. Mengetahui dampak pencemaran tanah.

5. Menjelaskan cara penanggulangan pencemaran tanah.

Manfaat

1. Menambah wawasan tentang pencemaran air dan bahan-bahan


pencemarannya.
2. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi.
3. Menambah wawasan tentang ukuran umum pencemaran air.
4. Menambah pengetahuan tentang pencemaran tanah, jenis-jenisnya dan
dampaknya.
5. Menambah ilmu tentang cara penanggulangan pencemaran tanah.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencemaran Air dan Macam-macam Pencemaran Air.


a. Pencemaran air

Pencemaran air merupakan kondisi dimana terkontaminasinya air


oleh polutan(zat pencemar)sehingga air tersebut tercemar.Polutan juga
memiliki berbagai jenis wujudnya.Antara lain,Padat,cair dan gas.Polutan
tersebut juga menyebabkan perubahan-perubahan pada air.

b. Macam- macam bahan pencemar air


Bahan pencemar atau polutan adalah sesuatu yang mencampuri
medium murni (Prawiro,1985). Bentuk bahan pencemar dapat berupa bahan
pencemar buatan seperti diterjen, pestisida, sampah plastik dan sebagainya.

Bahan-bahan pencemaran dapat digolongkan kedalam:

1. Bersifat kualitatif, terdiri unsur-unsur pencemaran yang terjadi akibat


berlangsungnya persenyawaan yang dibuat secara sintetis.
2. Bersifat kuantitatif, terdiri dari unsur-unsur secara alamiah telah
terdapat di alam tetapi jumlahnya bertambah banyak sehingga
menyebabkan pencemaran lingkungan.

Macam-macam bahan pencemaran dapat berupa:


a) Sampah domestik, yang secara kuantitas dan kualitas terus
bertambah didorong oleh perilaku konsumtif yang berlebihan
pembuangan sampah yang tidak diimbangi oleh sistem
penampungan pengangkutan.
b) Sampah industri anorganik, seperti larutan asam, alkali, sianida
sampai menyangkut berbagai logam berat industri organik dari
aseton, kresol dan lain-lain juga berpengaruh terhadap mekanisme

6
dan ekosistem biologi tanah
c) Sampah radioaktif, jenis limbah yang mengandung atau yang
terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi yang melibihi.
Dampak radiasi nya sangat merugikan bagi kehidupan.
d) Sisa deterjen, membawa dampak dan kerugian melalui
mekanisme siklus hidrologis nya karena bahan ini sulit
dipecahkan secara alamiah dalam perjalanan siklus tersebut.
e) Minyak, dalam keadaan normal bahan polutan ini memiliki berat
jenis yang lebih ringan daripada air. Sehingga akan mengapung di
permukaan air yang menyebabkan gangguan terhadap difusi
oksigen ke dalam air sehingga mengancam kehidupan organisme
akuatik.
f) Batubara, debu batubara dapat mencemari lingkungan akuatik
dalam bentuk partikel partikel tersuspensi yang masuk dan berada
di dalam air bahan pencemar ini dapat menutupi permukaan
vegetasi telur-telur ikan dan mengganggu pertumbuhan dan
proses-proses lain.
g) Tir, merupakan material kompleks yang mengandung
hidrokarbon sederhana, atau Kompleks seperti fenol dan lainnya.
Karena mengandung fenol dan substansi beracun yang lain
menjadikan Tir sangat beracun terhadap berbagai bentuk-bentuk
kehidupan akuatik.
h) Buangan air gelontor, membawa dampak termis atau peningkatan
suhu terhadap system kehidupan air.

2.2 Ukuran Umum Pencemaran Air

Ada beberapa ukuran umum yg dapat digunakan untuk


menentukan pencemaran air,antara lain sebagai berikut :

1. Turbiditas (Kekeruhan)

7
Menurut Goldman dan harne,cahay matahari sangat berpengaruh
didalam lingkungan dalam air termasuk juga ekosistem yang ada
didalamnya.Tingkat kekeruhan air juga sangat berpengaruh terhadap
cahaya matahari yang akan menembus hingga dasar perairan.Adapun
faktor yang mempengaruhi tingkat kekeruhan perairan antara lain benda-
benda halus yang tersuspensi, contohnya seperti lumpur, jasad-jasad
renik dan warna air (Susono,1990,Asmawi 1986).

Jika tingkat kekeruhan airtinggi,ada beberapa jenis ikan yang tidak


dapat bertahan karena banyak partikel-partikel yang bisamengganggu
pernafasan ikan.Namun,ada juga yang mampu hidup didalam perairan
ysng keruh.Menurut Asmawi,kekeruhan yang masih baik untuk hidup
ikan berkisar lebih dari45cm,yang artinya kita dapat melihat kedalaman
air sejauh 45cm atau lebih.

2. Temperatur (Suhu)

Temperatur ataupun suhu ini merupakan faktor dan pengaruh


penting untuk kehidupan hewan-hewan didalam air.Didaerah tropis suhu
air yang normal berkisar 25-30C (Susanto,1990).Kelarutan oksigen
didalam air juga dipengaruhi oleh temperatur,semakin tinggi temperatur
perairan,maka semakin rendah kadar oksigennya. Begitu juga
sebaliknya,jika temperatur perairan rendah,maka kadar oksigen
meningkat.Kenaikan temperatur dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme tertentu,seperti mikroorganisme patogen.Naiknya suhu
atau temperatur di perairan biasanya disebabkan oleh limbah yang
berasal dari pabrik pabrik industri.

3. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman adalah sebuah istilah untuk menyatakan


keadaan asam atau baca suatu larutan/cairan yang memiliki rentangan
pH antara 0-14.Jika pH=7 artinta larutan tersebut netral,sedangkan jika
dibawah 7 dinyatakan asam dan diatas 7 diatas 7 dinyatakan basa.pH

8
yang cocok untuk semua jenis ikan adalah sekitar 6,7-8,6
(Susanto,1990).

4. Total Solid

Total solid atau jumlah total beban padat merupakan suatu ukuran
untuk menyatakan jumlah bahan padat yang tertinggal sebagai residu
dari hasil penguapan dan penyaringan pada suku 103-105C.Depkes RI
menyatakan syarat total solid adalah 1500 mg/l,ada efek bahaya yang
timbul jika total solid lurang dari batas tersebut.

5. DO (Dissolved Oxygen)

DO (Dissolved Oxygen) atau kadar oksigen adalah jumlah sisa


oksigen yang terlarut didalam air sebagai suatu cadangan yang bisa di
gunakan oleh organisme akuatik untuk bernafas (Ryadi,1984). Oksigen
yang berkisar 5-6 ppm didalam air adalad oksigen yang paling ideal
untuk pertumbuhan dan perkembanganbiakan ikan.Berat tubuh,aktivitas
ikan dan temperatur lingkungan merupakan 3 faktor yang mempengaruhi
konsumsi oksigen didalam air (Moyle dan Cech 1982).

6. BOD (Biological Oxygen Demand)

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri aerobik


untuk menetralkan bahan-bahan sampah (organik) melalui proses
oksidasi biologi secara dekomposisi aerobik .BOD biasanya fihitung
dalam bentuk kebutuhan okesigen selama 5 hari pada temperatur
20C.Jika BOD tinggi berarti banayk limbah yang mencemari
perairan,begitu juga sebaliknya bila BOD rendah berarti sedikit
pencemaran yang terjadi.

BOD dan DO memiliki hubungan keterkaitan.Apabila BOD pada


suatu perairan dinyatakan tinggi maka kandungan DO sediki karena
banyak sampah yang mencemari perairan,sebaliknya jika BOD
rendah,DO pun tinggi.Tingkat pencemaran limbah di bedakan menjadi

9
tiga, yang pertama dinyatakan ringan apabila BOD berkisar kurang dari
200mg/l,dinyatakan sedang apabila 200-350mg/l,dan dinyatakan berat
apabila mencapai 351-500mg/l (Soeriatmadja,1984).

7. Ukuran Fosfat Total

Fosfat adalah substansi yang dibutuhkan oleh makhluk


hidup.Fosfat organik pada organisme yang mati akan diuraikan oleh
dekomposer menjadi fosfat anorganik yang kemudian di serap oleh
tumbuhan untuk menyusunenergi potensial makanan.Pada tumbuhan
tertentu fosfat diperairan akan memberikan kondisi yang baik bagi
kelangsungan hidup di ekosistem tersebut,tetapi limbah industri,sisa
pencucian detergen, dan pemakaian pupuk yang terlalu banyak
menyebabkan meningkatnya jumlah fosfat yang banyak tak
terpakai,padahal Depkes RI sudah menyatakan batas syarat buangan
limbah industri dalam fosfat yaitu 2,0mg/l.

8. Nitrat

Nitrat merupakan senyawa nitrogen yang terdapat didalam air.Pada


umumnya,di perairan kandungan nitrat ini sedikit,sedangkan didaratan
jumlah nitrat ini lebih banyak.Amonia adalah dekomposisi
(pembusukan) bahan organik yang ada didasar perairan. Kandungan
amonia pada tiap bagian air yang relatif tenang seperti didanau
menunjukkan peningkatan dengan kedalamannya,artinya semakin dalam
kandungan amonia semakin meningkat.Kandungan rata-rata amonia dan
amonium hanya 0,1 dan jika mencapai 2,5 ppm akan menimbulkan efek
kematian pada organisme akuatik.Jumlah yang lebih dari 0,1 ppm
biasanya dianggap sebagai petunjuk adanya pencemaran bahan organik.

9. Indek Koliform

Adanya organisme patogen merupakan indikasi bahwa adanya


sebuah pencemaran didalam perairan tersebut.Salah satu organisme
patogen adalah bakteri koli yang biasa hidup di pencernaan manusia atau

10
hewan yang berdarah panas karena mudah ditemukan dengan cara
sederhana dan tidak berbahaya.

2.3 Pencemaran Tanah dan Jenis-jenis Pencemarannya

a. Tanah dan pencemaran tanah

Tanah adalah salah satu media tanam dan suatu system yang
sifatnya dinamis, karena setiap saat mengalami berbagai perubahan
interaksi dengan komponen komponennya. Tanah sendiri tersusun dari
berbagai bahan padat yaitu air atau mineral, makhluk yang hidup dalam
tanah, dan juga pori pori udara. Tanah juga memiliki tekstur berupa
pasir, debu, dan juga tanah liat.

Tanah juga memiliki fungsi, dimana fungsi tanah sendiri dapat dilihat
secara fisik, kimiawi, dan juga biologi, dengan penjelasan sebagai
berikut :

a) Secara fisik, tanah memiliki fungsi sebagai tempat tumbuhnya


makhluk tumbuhan di bumi dan menyuplai tumbuhan dengan air dan
juga udara lewat penyerapan yang dilakukan oleh akar.
b) Secara kimiawi, tanah memiliki fungsi sebagai penyuplai zat hara.
c) Secara biologi, tanah memiliki fungsi sebagai tempat tinggal
organisme, seperti cacing yang ikut membantu dalam penyediaan zat
hara dan memacu pertumbuhan pada tumbuhan.

Lapisan – lapisan tanah atau Horizon

1. Horizon O, yaitu lapisan tanah paling atas yang memiliki kandungan


organik.
2. Horizon A, yaitu lapisan tanah yang memiliki kandungan humus dan
juga mineral.
3. Horizon E, yaitu lapisan tanah eluvial yang berwarna terang.
4. Horizon B, yaitu lapisan tanah yang isinya adalah tanah mineral dan
terdapat kadungan lempung.

11
5. Horizon C, yaitu lapisan tanah yang terdiri atas campuran meniral
dan pelapukan batuan.
6. Horizon R, yaitu lapisan paling bawah dimana batuanya masih utuh
dan belum mengalami pelapukan.

Jenis Jenis Tanah

Beberapa jenis tanah ada di muka bumi,para ahli tanah membagi


menjadi beberapa jenis tanah berdasarkan klasifikasi tanahnya.Jenis tanah
menurut Rahmat Susanto 2005 yaitu:

1. Tanah Aluvial

Merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya


terbawa akibat aliran sungai.Tanah ini biasanya ditemukan di daerah hilir
krena dibawa dari hulu.Ciri-ciri tanah aluvial biasanya berwarna coklat
hingga kelabu.

Karakteristik tanah ini sangat cocok digunakan untuk pertanian baik


pertanian padi ataupun pertanian palawija seperti jagung,tembakau dan jenis
tanaman lainnya karena tekstur tanah yang lembut dan mudah digarap
sehingga tidak perlu lama-lama atau kerja keras untuk mencangkul.
Persebaran tanah ini banyak tersebar di Indonesia di daerah
Sumatera,Kalimantan,Sulawesi,Jawa dan Papua

2. Tanah Andosol

Merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana proses terbentuknya


akibat adanya proses vulkanisme pada gunung berapi tanah ini sangat subur
dan baik untuk tanaman. Karakteristik tanah ini berwarna cokelat keabu-
an.Tanah ini banyak mengandung unsur mineral,unsur hara,air sehingga
sangat baik bagi tanaman.Persebaran tanah ini biasanya banyak tersebar di
daerah sekitar gunung berapi. Persebaran di Indonesia sendiri tersebar di

12
daerah yang berada di cincin api atau deretan pengunugan berapi di wilayah
Jawa,Bali,Sumatera dan Nusa Tenggara.

3. Tanah Entisol

Tanah entisol bisa disebut juga saudara tanah andosol karena hampir
sama yaitu pelapukan dari material yang dikeluarkan akibat letusan gunung
berapi debu,pasir dan lahar.

Karakteristik tanah ini sangat subur dan tergolong tanah yang masih
muda.Biasanya banyak ditemukan di area sekitar gunung berapi berupa
permukaan tanah tipis dan belum memiliki lapisan tanah dan gundukan pasir
seperti di daerah Pantai Parangtritis Yogyakarta.

4. Tanah Grumosol

Tanah ini berasal dari pelapukan batuan kapur dan tuffa


vulkanik.Kandungan organicnya rendah akibat dari batuan kapur.Jadi dapat
disimpulkan tanah ini tidak subur. Karakteristik tanah ini sangat kering dan
mudah pecah terutama saat kemarau dan memiliki warna hitam.tanah ini
berada di permukaan tidak lebih dari 300 meter dari permukaan
laut.Pesrsebarannya di Indonesia berada di Jawa Tengah (Demak, Jepara,
Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur
(NTT) .karena tekstur yang kering maka cocok ditanami vegetasi kuat
seperti kayu jati.

5. Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-


tumbuhan yang mengandung banyak unsur hara dan mineral yang
menyebabkan sangat subur. Karakteristik tanah humus sangat baik untuk
bercocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik bagi
tanaman.Tanah ini memiliki warna agak kehitam-hitaman akibat banyaknya
unsur hara dan mineral dari pelapukan tumbuhan. Persebaran di Indonesi

13
meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah di
Sulawesi.

6. Tanah Inseptisol

Inseptisol terbentuk dari batuan sendimen atau metamorf memiliki warna


agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran agak abu-abuan.Tanah ini
dapat menopang pembentukan hutan yang asri. Karakteristik tanah ini
memiliki warna hitam atau kelabu sampai coklat tua.Teksturnya lempung
berliat dan lempung berpasir.Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti
perkebunan kelapa sawit dan perkebunan lainnya yaitu perkebunan karet.
Pesebarannya di Indonesia berada di daerah seperti Sumatera, Kalimantan
dan Papua.

7. Tanah Laterit

Tanah ini memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat
besi dan alumunium.Di Indonesia biasanya tanah ini familiar di daerah desa
atau perkampungan. Karakteristik tanah laterit memiliki sifat tekstur yang
padat dan kokoh.Tanah ini tidak cocok ditanami oleh tumbuhan apapun
karena kandugan yang ada didalamnya. Persebarannya sendiri di Indonesia
meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa barat dan Jawa timur.

8. Tanah Latosol

Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sendimen dan


metamorf.Karakteristik atau ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya
yang merah hingga kuning, tekstur yang lempung.Persebaran tanah ini
berada di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan kelembapan
yang tinggi serta pada ketinggian yang berkisar 300-1000 meter di atas
permukaan laut.Tanah latosol tidak terlalu subur akibat mengandung zat besi
dan alumunium. Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, Lampung,
Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.

14
9. Tanah Litosol

Merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan tanah yang


masih muda.Terbentuk dari adanya perubahan iklim,Topografi, dan
vulkanisme. Karakteristik yaitu unutuk mengembangkan tanah ini maka
harus dengan cara menanam pohon untuk mendapatkan mineral dan unsur
hara yang cukup.Tesktur tanah ini bermacam-macam ada yang lembut,
bebatuan bahkan berpasir. Persebarannya biasanya terdapat di daerah yang
memiliki tingkat kecuraman tinggi contohnya; Bukit Tinggi, Nusa Tenggara
Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.

Pencemaran tanah adalah perubahan struktur tanah karena adanya bahan


kimia atau zat beracun yang masuk kedalam horizon tanah (Harjdjowigeno,
2003). Dimana akibat dari perbuatan manusia dengan menggunakan zat zat
yang mengandung bahan kimia atau beracun untuk menunjang kehidupan
malah berujung dengan kerusakan tanah. Disaat zat kimia atau zat beracun
sudah mencemari permukaan tanah, lambat laun ia akan menguap dan
mengalir karena air hujan hingga meresap ke dalam tanah. Pencemaran ini
juga hampir sama penyebabnya denganpencemaran air dan juga pencemaran
udara.

b. Jenis Pencemaran Tanah


Jenis pencemaran air berdasarkan pernyataan dari Suprihanto
Notoatmojo (2005), diantaranya yaitu :

1. Pencemaran Organik

Pencemaran organik disebabkan oleh zat kimia buatan manusia


yang mungkin tidak bisa atau bahkan sulit untuk diuraikan oleh
mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Bahan pencemar yang asalnya
dari industri ataupun dari pertanian atau biasa disebut dengan pestisida

15
merpakan hal yang melahirkan masalah untuk lingkungan dan juga
manusia. Masalah ini akan muncul jika banyak bahan organik yang
digunakan secara berlebih tanpa menggunakan porsi atau dosis yang
telah ditentukan sehingga mengakibatkan tanah menjadi resisten
terhadap bahan pencemar.

Terdapat beberapa pencemar berbahan kimia atau pestisida yang kita


kenal dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :

a) Aldrin, digunakan untuk membunuh hama dan serangga seperti


belalang dan cacing.
b) Chlordane, digunakan untuk mengendalikan rayap dan serangga
yang digunakan dalam lingkup yang luas.
c) DDT atau kepanjangan dari Dichloro Diphenyl Trichlorothane,
digunakan untuk mengendalikan serangga yang umumnya
digunakan pada saat iklim panas. Senyawa ini juga digunakan
untuk mencegah penyakit malaria.
d) Dieldrin, digunakan untuk mengendalikan hama dan serangga,
namun sering digunakan juga untuk mencegah penyakit untuk
pertanian.
e) Endrin, digunakan untuk membasmi hama tikus dan juga hewan
pengerat lainya pada tanaman kapas dan butir padi.
f) Heptachlor, digunakan untuk membasmi serangga tanah,
serangga kapas, hama tanaman, dan juga nyamuk malaria.
g) Mirex, digunakan untuk membunuh serangga semut, rayap dan
juga bisa digunakan untuk memadamkan api.
h) Toxphene (Campechlor), digunakan sebagai pelindung kapas,
buah, sayuran dari serangga, hama, kutu, dan tungau.

16
2. Pencemaran Anorganik

Ada tiga golongan pencemar anorganik, yaitu :


1) Garam-garam yang mengandung ion ion tanah seperti Ca 2+, Na
+
, K+, Cl, SO 2-
4 , HCO 3, CO 2-
3. Jika ion ion tersebut
mengalami konsentrasi berlebih maka akan mengganggu
ekosistem.
2) Senyawa nitral dan fosfat mengandung nitrogen dan fosfor.
Senyawa ini dapat menimbulkan eutrofikasi atau pencemaran
karena adanya nutrient yang berlebih.
3) Logam berat yang mengandung timbal, merkuri dan cadmium
yang dapat memunculkan racun dan dapat mengganggu
pencernaan tulang termasuk kerusakan tulang.

3. Pencemaran Radioaktif
Pencemaran radioaktif muncul dari sinar raidoaktif yang terdiri
dari partikel sinar alfa (α), partikel sinar beta (β), partikel sinar gamma
(y). Pencemaran ini banyak berasal dari PLTN, rumah sakit, atau
bahkan laboratorium yang menggunakan material radioaktif. Dimana
paparan dari material radiaktif bisa menyebabkan kematian karena
kerusakan pada sel.

4. Pencemaran Mikrobiologis
Mikroorganisme yang ada didalam tanah yaitu virus, jamur, dan
juga materi. Namun mikrobiologis yang paling penting dalam tanah
yaitu bakteri dan juga jamur. Penyebab pencemaran ini yaitu karena air
buangan domestic ataupun pembungan limbah tidak sempurna.

17
2.4 Dampak Pencemaran Tanah
Ada berbagai bentuk dampak dari pencemaran tanah, yaitu sebagai berikut :

1. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan.


Sebenarnya danpak pencemaran tanah dapat dilihat tergantung
jenis dan banyaknya polutan yang masuk ketubuh manusia. Terdapat
resiko polutan dan penyakit yang akan ditimbulkan karena adanya
pencemaran tanah, seperti :
a) Zat timbale, dapat mengakibatkan resiko munculnya penyakit
ginjal bahkan kerusakan otak.
b) Benzene, akan memunculkan penyakit seperti leukimia dan
kanker darah jika terlalu banhyak mengalami paparan
benzene.
c) Klorin, dapat mengakibatkan gangguan kinerja pada hati dan
ginjal bahkan saraf pusat didalam otak.
2. Dampak pencemaran tanah terhadap ekosistem.
Dampak pencemaran tanah terhadap ekosistem terjadi karena
terdapat perubahan kandungan yang ada didalam tanah, hal ini
mengakibatkan terputusnya rantai makanan. Contonya dari zat DDT
yang telah mencemari tanah yang diatasnya sendiri terdapat tanaman
yang menjadi makanan dari burung, sehingga saat burung tewrsebut
memiliki telur, maka telur tersebut akan mudah pecah atau rentan
pecah. Selain itu, adanya pencemaran ini juga berakibat terhadap
tumbuhan, karena tumbuhan akan sulit tumbuh karena hilangnya
kesuburan pada tanah tersebut.
3. Dampak pencemaran tanah terhadap pertanian.
Pencemaran tanah dalam pertanian dapat mengakibatkan
penurunan hasil pertanian, dan juga tanah akan rentan mengalami
erosi karena tidak ada penyangganya. Selain itu, jika tanah

18
mengalami pencemaran secara terus menerus maka tanah tersebut
tidak dapat digunakan untuk lahan pertanian lagi.

2.5 Usaha penanggulangan pencemaran tanah

1. Untuk mencegah adanya pencemaran tanah oleh zat zat kimia yaitu
perlu adanya :
a) Mengatur varietas tanaman dan juga waktu penanaman.
b) Melakukan pemilihan jenis tanaman yang tidak mudah diserang
hama.
c) Memakai lawan alami untuk membasmi hama.
d) Mengetahui akan fungsi dari pembasmi hama sesuai dengan porsi
atau aturanya.
2. Untuk mengurus sampah rumah tangga baik organik ataupun
anorganik dapat diupayakan dengan cara 3R yaitu :
a) Reduce, yaitu kegiatan mengurangi pemakaian jenis produk yang
hasilnya berupa sampah yang cukup banyak dan memilah milah
barang yang hasil sampahnya sesedikit mungkin.
b) Reuse, yaitu kegiatan menggunakan kembali barang yang sudah
pernah terpakai untuk pemakaian yang sama atau bahkan
mungkin pemakaian kembali sampah dengan fungsi pemakaian
yang berbeda.
c) Recycle, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendaur ulang
sampah yang telah dihasilkan oleh pemakaian suatu produk.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pencemaran air dan tanah terjadi akibat ulah dari manusia itu sendiri.
Macam-macam bahan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air
terdiri dari sampah domestik, sampah domestik, sisa deterjen dan lain
sebagainya. Pencemaran air dapat dilihan dari beberapa ukuran yaitu ukuran
kekeruhan, suhu, ph, derajat keasaman, total solit dan lain sebagainya.
Sedangkan pencemaran tanah merupakan perubahan dari stuktur suatu tanah
akibat adanya zat beracun yang masuk ke tanah. Jenis-jenis pencemaran
terdiri dari pencemaran organik, anorganik, radio aktif dan mikrobiologis.
Akibat dari pencemaran tersebut dapat berdampak pada kesehatan,
ekosistem dan pertanian. Maka dari itu perlu adanya penanggulangan
dengan cara mengatur varietas tanaman dan waktu penanaman, melakukan
jenis tanaman yang tidak mudah di serang hama. Sedangakan untuk sampah
rumah tangga organik maupun anorganik dengan cara 3 R (Reduce, reuse,
recycle.

20
DAFTAR PUSTAKA

Evans, Samuel, Marbun, Posma, dan Marpaung, Purba, Klasifikasi Inceptisol


Pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Lingtong Nihuta
Kabupaten Hasundutan. dalam Jurnal Online Agroekoteknologi, Vol. 2,
No.4, 2014.

Hardjowigeno, S. (1995). Ilmu Tanah, Jakarta : CV Akademika Pressindo,

Notoatmodjo dan Suprihanto. (2005). Pencemaran Air dan Air Tanah. Bandung :
ITB

Puspawati, Catur dan Haryono, P. (2018). Penyehatan Tanah, Jakarta : Badan


Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Subchan, Wachju. (2010). Ilmu Pengetahuan Lingkungan. Jember : Jember


University Press.

20

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai