Dosen pengampu :
Bagus Dwipurwanto, S.T.,M.T
Disusun oleh :
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 5
3.1 Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
4
3. Menjelaskan pencemaran tanah dan jenis-jenis pencemarannya.
Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dan ekosistem biologi tanah
c) Sampah radioaktif, jenis limbah yang mengandung atau yang
terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi yang melibihi.
Dampak radiasi nya sangat merugikan bagi kehidupan.
d) Sisa deterjen, membawa dampak dan kerugian melalui
mekanisme siklus hidrologis nya karena bahan ini sulit
dipecahkan secara alamiah dalam perjalanan siklus tersebut.
e) Minyak, dalam keadaan normal bahan polutan ini memiliki berat
jenis yang lebih ringan daripada air. Sehingga akan mengapung di
permukaan air yang menyebabkan gangguan terhadap difusi
oksigen ke dalam air sehingga mengancam kehidupan organisme
akuatik.
f) Batubara, debu batubara dapat mencemari lingkungan akuatik
dalam bentuk partikel partikel tersuspensi yang masuk dan berada
di dalam air bahan pencemar ini dapat menutupi permukaan
vegetasi telur-telur ikan dan mengganggu pertumbuhan dan
proses-proses lain.
g) Tir, merupakan material kompleks yang mengandung
hidrokarbon sederhana, atau Kompleks seperti fenol dan lainnya.
Karena mengandung fenol dan substansi beracun yang lain
menjadikan Tir sangat beracun terhadap berbagai bentuk-bentuk
kehidupan akuatik.
h) Buangan air gelontor, membawa dampak termis atau peningkatan
suhu terhadap system kehidupan air.
1. Turbiditas (Kekeruhan)
7
Menurut Goldman dan harne,cahay matahari sangat berpengaruh
didalam lingkungan dalam air termasuk juga ekosistem yang ada
didalamnya.Tingkat kekeruhan air juga sangat berpengaruh terhadap
cahaya matahari yang akan menembus hingga dasar perairan.Adapun
faktor yang mempengaruhi tingkat kekeruhan perairan antara lain benda-
benda halus yang tersuspensi, contohnya seperti lumpur, jasad-jasad
renik dan warna air (Susono,1990,Asmawi 1986).
2. Temperatur (Suhu)
8
yang cocok untuk semua jenis ikan adalah sekitar 6,7-8,6
(Susanto,1990).
4. Total Solid
Total solid atau jumlah total beban padat merupakan suatu ukuran
untuk menyatakan jumlah bahan padat yang tertinggal sebagai residu
dari hasil penguapan dan penyaringan pada suku 103-105C.Depkes RI
menyatakan syarat total solid adalah 1500 mg/l,ada efek bahaya yang
timbul jika total solid lurang dari batas tersebut.
5. DO (Dissolved Oxygen)
9
tiga, yang pertama dinyatakan ringan apabila BOD berkisar kurang dari
200mg/l,dinyatakan sedang apabila 200-350mg/l,dan dinyatakan berat
apabila mencapai 351-500mg/l (Soeriatmadja,1984).
8. Nitrat
9. Indek Koliform
10
hewan yang berdarah panas karena mudah ditemukan dengan cara
sederhana dan tidak berbahaya.
Tanah adalah salah satu media tanam dan suatu system yang
sifatnya dinamis, karena setiap saat mengalami berbagai perubahan
interaksi dengan komponen komponennya. Tanah sendiri tersusun dari
berbagai bahan padat yaitu air atau mineral, makhluk yang hidup dalam
tanah, dan juga pori pori udara. Tanah juga memiliki tekstur berupa
pasir, debu, dan juga tanah liat.
Tanah juga memiliki fungsi, dimana fungsi tanah sendiri dapat dilihat
secara fisik, kimiawi, dan juga biologi, dengan penjelasan sebagai
berikut :
11
5. Horizon C, yaitu lapisan tanah yang terdiri atas campuran meniral
dan pelapukan batuan.
6. Horizon R, yaitu lapisan paling bawah dimana batuanya masih utuh
dan belum mengalami pelapukan.
1. Tanah Aluvial
2. Tanah Andosol
12
daerah yang berada di cincin api atau deretan pengunugan berapi di wilayah
Jawa,Bali,Sumatera dan Nusa Tenggara.
3. Tanah Entisol
Tanah entisol bisa disebut juga saudara tanah andosol karena hampir
sama yaitu pelapukan dari material yang dikeluarkan akibat letusan gunung
berapi debu,pasir dan lahar.
Karakteristik tanah ini sangat subur dan tergolong tanah yang masih
muda.Biasanya banyak ditemukan di area sekitar gunung berapi berupa
permukaan tanah tipis dan belum memiliki lapisan tanah dan gundukan pasir
seperti di daerah Pantai Parangtritis Yogyakarta.
4. Tanah Grumosol
5. Tanah Humus
13
meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah di
Sulawesi.
6. Tanah Inseptisol
7. Tanah Laterit
Tanah ini memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat
besi dan alumunium.Di Indonesia biasanya tanah ini familiar di daerah desa
atau perkampungan. Karakteristik tanah laterit memiliki sifat tekstur yang
padat dan kokoh.Tanah ini tidak cocok ditanami oleh tumbuhan apapun
karena kandugan yang ada didalamnya. Persebarannya sendiri di Indonesia
meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa barat dan Jawa timur.
8. Tanah Latosol
14
9. Tanah Litosol
1. Pencemaran Organik
15
merpakan hal yang melahirkan masalah untuk lingkungan dan juga
manusia. Masalah ini akan muncul jika banyak bahan organik yang
digunakan secara berlebih tanpa menggunakan porsi atau dosis yang
telah ditentukan sehingga mengakibatkan tanah menjadi resisten
terhadap bahan pencemar.
16
2. Pencemaran Anorganik
3. Pencemaran Radioaktif
Pencemaran radioaktif muncul dari sinar raidoaktif yang terdiri
dari partikel sinar alfa (α), partikel sinar beta (β), partikel sinar gamma
(y). Pencemaran ini banyak berasal dari PLTN, rumah sakit, atau
bahkan laboratorium yang menggunakan material radioaktif. Dimana
paparan dari material radiaktif bisa menyebabkan kematian karena
kerusakan pada sel.
4. Pencemaran Mikrobiologis
Mikroorganisme yang ada didalam tanah yaitu virus, jamur, dan
juga materi. Namun mikrobiologis yang paling penting dalam tanah
yaitu bakteri dan juga jamur. Penyebab pencemaran ini yaitu karena air
buangan domestic ataupun pembungan limbah tidak sempurna.
17
2.4 Dampak Pencemaran Tanah
Ada berbagai bentuk dampak dari pencemaran tanah, yaitu sebagai berikut :
18
mengalami pencemaran secara terus menerus maka tanah tersebut
tidak dapat digunakan untuk lahan pertanian lagi.
1. Untuk mencegah adanya pencemaran tanah oleh zat zat kimia yaitu
perlu adanya :
a) Mengatur varietas tanaman dan juga waktu penanaman.
b) Melakukan pemilihan jenis tanaman yang tidak mudah diserang
hama.
c) Memakai lawan alami untuk membasmi hama.
d) Mengetahui akan fungsi dari pembasmi hama sesuai dengan porsi
atau aturanya.
2. Untuk mengurus sampah rumah tangga baik organik ataupun
anorganik dapat diupayakan dengan cara 3R yaitu :
a) Reduce, yaitu kegiatan mengurangi pemakaian jenis produk yang
hasilnya berupa sampah yang cukup banyak dan memilah milah
barang yang hasil sampahnya sesedikit mungkin.
b) Reuse, yaitu kegiatan menggunakan kembali barang yang sudah
pernah terpakai untuk pemakaian yang sama atau bahkan
mungkin pemakaian kembali sampah dengan fungsi pemakaian
yang berbeda.
c) Recycle, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mendaur ulang
sampah yang telah dihasilkan oleh pemakaian suatu produk.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran air dan tanah terjadi akibat ulah dari manusia itu sendiri.
Macam-macam bahan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air
terdiri dari sampah domestik, sampah domestik, sisa deterjen dan lain
sebagainya. Pencemaran air dapat dilihan dari beberapa ukuran yaitu ukuran
kekeruhan, suhu, ph, derajat keasaman, total solit dan lain sebagainya.
Sedangkan pencemaran tanah merupakan perubahan dari stuktur suatu tanah
akibat adanya zat beracun yang masuk ke tanah. Jenis-jenis pencemaran
terdiri dari pencemaran organik, anorganik, radio aktif dan mikrobiologis.
Akibat dari pencemaran tersebut dapat berdampak pada kesehatan,
ekosistem dan pertanian. Maka dari itu perlu adanya penanggulangan
dengan cara mengatur varietas tanaman dan waktu penanaman, melakukan
jenis tanaman yang tidak mudah di serang hama. Sedangakan untuk sampah
rumah tangga organik maupun anorganik dengan cara 3 R (Reduce, reuse,
recycle.
20
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo dan Suprihanto. (2005). Pencemaran Air dan Air Tanah. Bandung :
ITB
20