Anda di halaman 1dari 8

TEKNIK PENGELOLAHAN LIMBAH SAMPAH DI TPA SUKAWINATAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE DUMPING

DI SUSUN OLEH :
1. Salsabila Dhia Ressanti 2014211002
2. Rizal Nahara Sabil 2014211021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya sehinga
makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah yang kami tulis ini akan membahas tentang
“TEKNIK PENGELOLAHAN LIMBAH SAMPAH DI TPA SUKAWINATAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DUMPING”
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan tentang pengelolahan limbah sambah
dengan metode dumping dan sekaligus sebagai tugas yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam
mata kuliah Rekayasa Penyehatan dan Utilitas .
Kami menyadari dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini dibuat, Terimakasih.

Surabaya, 8 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1. Latar belakang ............................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan masalah ......................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan ........................................................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Metode Open Dumping............................................................................................... 5
2.2. Dampak pengelolaan sampah dengan metode open dumping ...................................................... 7
BAB III......................................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................................... 8
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Di Indonesia sampah merupakan benda yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat,
seiring bertambahnya penduduk yang berurbanisasi dari tahun ke tahun, sehingga kebutuhan
barang rumah tangga semakin besar, dan menimbulkan dampak buruk seperti sampah.Sampah
seolah-olah tidak memiliki manfaat apapun dan dianggap sebagai sumber bencana alam, seperti
banjir, wabah penyakit dan lain sebagainya.
Sampah adalah benda yang tidak digunakan, keberadaan sampah bukan timbul dengan
sendirinya, akan tetapi berasal dari barang-barang sisa yang digunakan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari, sampah memiliki dua sisi nilai yaitu,Pertama, sampah organik: yaitu
sampah yang bisa didaur ulang dan dimanfaatkankembali untuk kebutuhan manusia, Kedua,
sampah non Organik: yaitu sampah yang tidak bisa didaur ulang kembali dan tidak dapat
dimanfaatkan, hanya bisa digunakan untuk pembuatan pupuk tanaman. Sampah organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium.Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa
botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Kota Palembang saat ini telah memiliki 2 tempat pembuangan sampah akhir (TPA) salah
satunya yaitu di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, seluas 25 Ha (termasuk IPLT).
Dalam operasionalnya TPA (Tempat Pembuanngan Akhir) Sukawinatan masih melaksanakan
sistem open dumping yaitu sistem pengelolaan sampah terbuka.Untuk itu perlu ada program
lanjutan bukan hanya sebatas tempat pembuangan sampah tapi bagaimana sampah bisa diolah
dan dimanfaatkan.
1.2. Rumusan masalah
a. Pengertian pengelolaan sampah di TPA Sukawinatan, Palembang dengan metode
open dumping
b. Dampak pengelolaan sampah di TPA Sukawinatan, Palembang
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian pengelolahan sampah dengan metode dumping
b. Untuk mengetahui dampak dari pengelolahan sampah di TPA Sukawinatan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Open Dumping

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang


sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah
lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikeloladengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang higienis dan murah.Sedangkan penimbunan darat yang tidak
dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, di
antaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air
sampah. Sistem pembuangan sampah Open Dumping adalah sistem pembuangan sampah di
suatu lahan terbuka tanpa ada persiapan lahan pembuangan, tidak dilapisi oleh lapisan geotekstil.
Sampah ditumpuk secara terus menerus tanpa ditutup dan tanpa ada pengolahan lebih lanjut,
hanya dibiarkan terbuka begitu saja. Di negara maju, banyak penimbunan sampah yang
mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gasuntuk membangkitkan listrik. Dari semua jenis penanganan
sampah, sistem Open Dumping adalah sistem yang paling buruk namun paling sering dijumpai di
negara-negara berkembang. Sampah hanya ditumpuk pada lahan terbuka yang sangat luas tanpa
ada penanganan serius secara lebih lanjut. Masalah-masalah persampahan juga paling banyak
ditemukan pada metode ini jika dibandingkan dengan metode pengelolaan sampah yang lainnya.
Kepraktisan dari metode inilah yang menyebabkan metode Open Dumping sering menjadi
pilihan warga dan pemerintah. Namun kepraktisan pembuangan sampah ini justru menjadi
bumerang yang akhirnya menyerang keindahan, kesehatan, sertakeamanan wilayah itu sendiri.
Penduduk sekitar TPA pada umumnya tidak setuju jika ada TPA Open Dumping di dekat
rumah mereka karena bau serta penyakit dari gunung-gunun sampah yang sangat mengganggu
kenyamanan dan keindahan hunian. Open Dumping merupakan sistem pembuangan yang tidak
saniter karena dapat menjadi media perkembangbiakan lalat dan tikus sehingga menimbulkan
sumber penyakit, selain karena menimbulkan bautak sedap dan pemandangan yang tidak enak
dilihat, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan.
Seharusnya sistem pembuangan open dumping yaitu sistem pengelolaan sampah terbuka
sudah tidak diberlakukan lagi karena, banyak menimbulkan persoalan mulai dari kontaminasi air
tanah oleh air lindi, bau, ceceran sampah hingga asap akibat proses pembuangan sampah.
Pengelola TPA Sukawinatan tidak melakukan kontrol penindakan terhadap area pembuangan,
akibatnya banyak pemulung masuk ke dalam TPA untuk memilah sampah yang masih bisa
digunakan atau dijual kembali. Hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan pemulung karena
sampah yang menggunung bisa memicu longsor.
Pengelola TPA Sukawinatan tampaknya beranggapan bahwa TPA yang dipunyainya dapat
menyelesaikan semua persoalan sampah, tanpa harus memberikan perhatian yang proporsional
terhadap sarana tersebut. Padahal pemikiran tersebut membuat TPA dapat menjadi bom waktu bagi
pengelola Kota terkhususnya Kota Palembang. Berdasarkan fakta di lapangan tumpukan sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan sudah menggunung. Sampah disana tidak ditangani
dengan tepat dan pada akhirnya menumpuk menjadi gundukan sampah. Berikut ini gambaran
suasanaTempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Kota Palembang.

Gambar 1. Suasana awal memasuki lahan TPA Sukawinatan

Gambar 2 . Tumpukan Sampah yang menggunung di TPA Sukawinatan


Berdasarkan gambar diatas, Menjelaskan bahwa sampah yang diangkut oleh petugas
sampah dibuang ke TPA Sukawinatan hanya dibiarkan menumpuk begitu saja tanpa adanya
penanganan dari pihak TPA Sukawinatan. TPA Sukawinatanmasih menerapkan sistem open
dumping yaitu penangan sampah secara terbuka. Kegiatan yang dilakukan setelah sampah
diletakan dilahan TPA adalah meratakannya dengan alat buldozer saja tidak adanya proses
pengolahan sampah lebih lanjut, sampah hanya ditumpuk terus menerus hingga menggunung,
lingkungan sekitar TPA Sukawinatan juga terdapat rumah penduduk yang sebagian besar adalah
pendatang dari luar Kota yang berprofesi sebagai pengepul barang rongsokan, dekatnya jarak
rumah penduduk dengan lahan TPA tentu saja akan menimbulkan dampak lingkungan yang tidak
sehat.
2.2. Dampak pengelolaan sampah dengan metode open dumping

Pada sistem terbuka (open dumping), sampah dibuang begitu saja dalam sebuah tempat
pembuangan akhir tanpa ada perlakuan apapun. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai
hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk
serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan
mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan tersebut, dapat terbawa zat-zat yang
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Berikut adalah dampak yang diakibatkan oleh
sistem Open Dumping:
1. Dampak bagi lingkungan
Lindi merupakan limbah cair yang berasal dari sampah basah atau sampah
organik yang terkena air hujan. Jika lindi tersebut tidak ditata dengan baik, maka dapat
menyebar ke dalam tanah dan masuk ke aquifer air tanah yang dapat menyebabkan
pencemaran air tanah
2. Penyumbatan badan air.
Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari sumber
air. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk tujuan
lain. Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam tumpukan
sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan tekanan tertentu. Sungai
dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat atau polutan
sampah.
3. Dampak bagi manusia
Lindi mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh seperti adanya kandungan Hg, H2S,
tergantung jenis sampah yang dibuang di TPA tersebut. Merupakan sumber dan tempat
perkembangbiakan organisme penyebar penyakit.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem pembuangan sampah Open Dumping adalah sistem pembuangan sampah di suatu
lahan terbuka tanpa ada persiapan lahan pembuangan, tidak dilapisi oleh lapisan geotekstil.
Sampah ditumpuk secara terus menerus tanpa ditutup dan tanpa ada pengolahan lebih lanjut,
hanya dibiarkan terbuka begitu saja. Di negara maju, banyak penimbunan sampah yang
mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang
terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau
dibakar di mesin berbahan bakar gasuntuk membangkitkan listrik. Dari semua jenis penanganan
sampah, sistem Open Dumping adalah sistem yang paling buruk namun paling sering dijumpai di
negara-negara berkembang. Sampah hanya ditumpuk pada lahan terbuka yang sangat luas tanpa
ada penanganan serius secara lebih lanjut. Masalah-masalah persampahan juga paling banyak
ditemukan pada metode ini jika dibandingkan dengan metode pengelolaan sampah yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai