Guru Pembimbing :
Disusun Oleh :
Syahrani Novrianty
Kelas :X Mipa 5
TAHUN PELAJARAN
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji syukur
atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pencemaran lingkungan akibat sampah ini tepat
pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
pencemaran lingkungan akibat sampah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah pencemaran lingkungan akibat sampah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi kami dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
A. Lokasi Wilayah..............................................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................5
A. Pengertian Sampah........................................................................................................5
B. Jenis-jenis Sampah.........................................................................................................5
BAB V PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
LAMPIRAN............................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat
ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan
sampah. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar di mana
lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit penyakit di
kemudian hari. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola
dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan
bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.
Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Sampah?
C. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengaplikasikan sensor proximity saat membedakan sampah basah, kering dan
kaleng, kemudian membedakannya secara otomatis.
1
D. Manfaat Penelitian
2. Menghasilkan alat yang dapat memisahkan sampah basah, kering. Dan kaleng secara
otomatis.
2
BAB II
DESKRIPSI WILAYAH
BAB III
3
LANDASAN TEORI DAN METODE PENELITIAN
Penjelasan dari teori-teori yang digunakan sebagai landasan atau pedoman penulis untuk
melakukan penelitian ini. Dimana pencemaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah proses, cara pembuatan mencemari atau mencemarkan, udara atau
lingkungan. Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi, maupun
biologis. Pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi, dan
atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Dan Menurut Undang – Undang pokok pengelolaan Lingkungan Hidup nomor 4 Tahun
1982. Polusi atau menjadi lingkungan adalah masuknya atau dimasukkan –nya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat bekerja
lagi sesuai dengan peruntukannya.
Model pengembangan produk, prosedur pengembangan produk, uji coba produk, analisis
hasil, dan kerangka pemecah masalah yang ditinjau sesuai dengan observasi lingkungan
setempat.
BAB IV
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk
yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena
dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi
menurut jenis-jenisnya. Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia,
maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk
padatan, cair, ataupun gas.
B. Jenis-jenis Sampah
1. Berdasarkan Sumbernya
Sampah alam.
Sampah manusia.
Sampah konsumsi.
Sampah nuklir.
Sampah industri.
Sampah pertambangan.
2. Berdasarkan Sifatnya
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan,
sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut
menjadi kompos. Contohnya: daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai
tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, sisa makanan, sisa manusia. Kardus, kertas
dan lain-lain.
Sampah anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik
wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas
minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
3. Berdasarkan Bentuknya
5
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan
dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
a. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun,
plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan
menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah
yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa
sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga,
potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi
menjadi:
1) Biodegradable, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable, yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi:
a. Recyclable, yaitu sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena
memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat
diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal, dan
lain-lain.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
1) Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
2) Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan
tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika
dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan
manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah
sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
6
c. Sampah Alam
d. Sampah Manusia
Sampah manusia (human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urine. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan
utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui
sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk di dalamnya
adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat
dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
e. Sampah Konsumsi
f. Limbah Radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan
uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi
untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam
atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan)
Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap
lingkungan hidup yang berada di sekitarnya, di mana sampah akan menimbulkan
beberapa dampak negatif dan bencana. Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang
memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok
bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah sebagai berikut.
1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air minum.
7
Penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.
2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
4. Sampah beracun, telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat mengonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg).
Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi
baterai dan akumulator
1. Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber pencemaran
udara dan menimbulkan bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah
sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran
sampah sering kali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi
penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui.
Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan sekitarnya.
2. Pencemaran Air
3. Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong
atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat
mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga
mengandung bahan buangan berbahaya (b3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan
waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut.
Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh buruk terhadap
manusia dan lingkungan sekitarnya.
4. Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang
sangat buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat
terjadi baik di lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya.
8
Proses pembongkaran dan pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat
mungkin menimbulkan tumpahan sampah yang bila tidak segera diatasi akan
menyebabkan gangguan lingkungan. Secara estetika sampah tidak dapat digolongkan
sebagai pemandangan yang nyaman untuk dinikmati.
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran di mana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung
(untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja, rendahnya produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan bencana alam banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengelolaan air. Jika sarana
penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan atau
diperbaiki.
5. Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan
tempat pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang
menimbulkan sikap menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap
oposisi ini secara rasional akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan
dan taraf hidup mereka, sehingga sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini
dan mengambil langkah-langkah aktif untuk menghindarinya.
9
Di sekitar daerah pembuangan sampah akan terjadi kekurangan oksigen. Keadaan
ini disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi senyawa-senyawa
sederhana diperlukan oksigen yang diambil dari udara di sekitarnya. Karena
kekurangan oksigen dapat menyebabkan kehidupan flora dan fauna menjadi
terdesak.
Gas-gas yang dihasilkan selama degradasi (pembusukan) sampah dapat
membahayakan kesehatan karena kadang-kadang proses pembusukan ada
mengeluarkan gas beracun.
Dapat menimbulkan berbagai penyakit, terutama yang dapat ditularkan oleh lalat
atau serangga lainya, binatang-binatang seperti tikus dan anjing.
Praktik penanggulangan sampah berbeda beda satu negara ke negara yang lain
(sesuai budaya yang berkembang), dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan
dengan daerah pedesaan, serta berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Penanggulangan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah, sedangkan
untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga
sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya
adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis
plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan
ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus) Banyak penimbunan sampah
mempunyai sistem pengekstraksi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi.
Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di
menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan
listrik.
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengambilan
bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar
untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari daur ulang yaitu:
11
(pemerintah/swasta)-plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini pula akan
berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
c. Pemulihan Energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan
cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menjadi bahan bakar tipe lain. Daur ulang melalui cara “perlakuan panas” bervariasi
mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai
menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan uap dan listrik dari
turbin generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua bentuk perlakuan panas yang
berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin
oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi.
3. Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
bentuk, atau dikenal juga dengan “penguangan sampah” metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain
produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk
menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan
bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah,
yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase
materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Solusi yang diterapkan dalam hal sistem penanganan sampah sangat memerlukan dukungan
dan komitmen pemerintah.Tanpa kedua hal tersebut, sistem penanganan sampah tidak akan
lagi berkesinambungan.
Tetapi dalam pelaksanaannya banyak terdapat benturan, di satu sisi, pemerintah memiliki
keterbatasan pembiayaan dalam sistem penanganan sampah. Namun di sisi lain, masyarakat
akan membayar biaya sosial yang tinggi akibat rendahnya kinerja sistem penanganan sampah.
Sebagai contoh, akibat tidak tertanganinya sampah selama beberapa hari di Kota Bandung,
tentu dapat dihitung berapa besar biaya pengelolaan lingkungan yang harus dikeluarkan
akibat pencemaran udara (akibat bau) dan air lindi, berapa besar biaya pengobatan
masyarakat karena penyakit bawaan sampah, hingga menurunnya tingkat produktivitas
masyarakat akibat gangguan bau sampah.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
13
http://billyshare99.blogspot.co.id/2013/12/all-about-sampah.html
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html
LAMPIRAN
14
15
16