Anda di halaman 1dari 20

Makalah Fisika

“Menganalisis Gejala Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi


Kehidupan Serta Lingkungan”

OLEH:

Nama : Ali Fatkhul Rahman Ely

Kelas : XIMIPA5

SMA NEGERI 3 AMBON

TAHUN AJARAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan penulis nikmat
dan kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan
makalah tentang “Menganalisis Gejala Pemanasan Global dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Serta Lingkungan”

Sekaligus penulis menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ny.


Selaku guru mata pelajaran Fisika yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga berharap agar makalah ini mampu berguna dan bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait menganalisis gejala pemanasan global dan
dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan

Selain itu, penulis juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat direvisi dan ditulis kembali, karena penulis menyadari bahwa tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran dan kritik yang membangun.

Diakhir penulisan penulis berharap makalah ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang
membaca. Penulis pun, memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila makalah ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan di hati.

Ambon, 25 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4

A. Latar Belakang............................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................4

C. Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6

A.Gejala pemanasan global.............................................................................................................6

B. Alternatif solusi.........................................................................................................................12

C. Hasil kesepakatan dunia internasional agar meminimalisir pemanasan global........................15

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................19

A. Kesimpulan...............................................................................................................................19

B. Saran..........................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, maka teknologi pun, semakin berkembang.


Beberapa teknologi yang diciptakan manusia dapat membantu kehidupan manusia sehari-hari.
Namun teknologi tersebut bukan berarti ada kekurangannya. Salah satu kekurangan teknologi
yang diciptakan manusia adalah dapat menyebabkan pemanasan global.

Apakah pemanasan global itu? Menurut agen perlindungan lingkungan Amerika Serikat
pengertian pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi, baik yang
telah berlalu maupun yang sedang terjadi saat ini. Sedangkan Menurut NRDC global
warming adalah proses peningkatan suhu udara karena terperangkapnya panas di atmosfir oleh
gas karbondioksida yang bisa mengancam perubahan iklim dan dapat menimbulkan bencana di
permukaan bumi. NRDC mengatakan global warming merupakan krisis lingkungan dan
kemanusiaan terbesar yang terjadi pada saat ini.

Kita tentu kadang mendengar pemberitaan di televisi atau media lainnya tentang semakin
banyaknya bencana alam dan fenomena alam yang cenderung tidak terkendali belakangan ini,
mulai dari banjir, angin puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu.
Selain itu, semakin banyaknya penderita stress, stroke, penyakit jantung serta meluasnya wabah
malaria dan demam berdarah yang berkaitan dengan peningkatan suhu bumi. Apalagi pada akhir-
akhir ini kita sering mengeluh kepanasan yang kita rasakan lebih dari tahun-tahun sebelumnya.

Apa saja dampak global warming dan dampaknya bagi kehidupan serta lingkungan?
Untuk itu, melalui makalah ini, akan dipaparkan penjelasan seputar global warming dan
dampaknya.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan ini ada beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai berikut ini:

4
1). Apa saja gejala-gejala pemanasan global?

2). Solusi-solusi mengatasi pemanasan global baik dari masyarakat biasa maupun
pemerintah

C. Tujuan

Beberapa tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagasi berikut:

1). Memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat luas tentang pemanasan
global

2). Mencegah kemungkinan semakin besarnya pemasan global dengan memberikan


kesadaran kepada masyarakat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gejala pemanasan global

Beberapa gejala pemanasan global yang sekarang sedang terjadi adalah sebagai berikut.

1. Efek rumah kaca

Sinar matahari sampai ke permukaan bumi setelah melalui atmosfer bumi. Atmosfer
berfungsi menyaring, menyerap, dan memantulkan radiasi sinar matahari yang datang padanya.
Bumi memantulkan rata-rata 30% dari radiasi sinar matahari, dua pertiganya atau sekitar 20%
dipantulkan oleh awan, 6% dihamburkan oleh partikel-partikel udara, dan 4% dipantulkan oleh
permukaan bumi. Tentu saja persentase radiasi yang dipantulkan bumi bergantung pada
jangkauan penutupan awan, jumlah debu di atmosfer, dan luas salju serta tumbuh-tumbuhan pada
permukaan. Perubahan besar dari variabel-variabel itu dapat meningkatkan atau mengurangi
pemantulan radiasi matahari, yang akhirnya mengarah ke peningkatan pemanasan atau
pendinginan atmosfer.

Peristiwa itulah yang disebut dengan efek rumah kaca. Jika suhu di bumi naik maka bumi
akan berubah menjadi dingin. Kondisi tersebut akan menjadi bertambah buruk, karena
karbondioksida yang ada di bumi. Karena dapat menahan pantulan sinar matahari sehingga suhu
di bumi pun akan semakin meningkat.
Hal-hal yang dapat menyebabkan efek rumah kaca adalah sebagai berikut.

a). Penebangan dan pembakaran hutan

Pohon memiliki fungsi sebagai mengubah gas karbondioksida menjadi oksigen yang
dibutuhkan oleh manusia. Tetapi manusia lebih suka menebang dan membakarnya, untuk
kepentingan sendiri misalnya untuk lahan bercocok tanam. Saat hutan dibakar pun akan
menghasilkan gas rumah kaca, yang dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.

b). Penggunaan bahan bakar fosil

6
Penggunaan bahan bakar fosil misalnya minyak bumi dan batu bara, juga bisa menjadi
salah satu penyebab semakin tingginya efek rumah kaca. Karena penggunaan yang berlebihan
akan menyebabkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, seperti misalnya karbondioksida
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.

c). Pencemaran laut

Lautan dapat menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, yang disebabkan oleh
pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah. Kemudian laut pun menjadi tercemar
sehingga banyak ekosistem yang di dalamnya musnah, lalu laut pun tidak dapat menyerap
karbondioksida dengan baik.

d). Industri pertanian

Pertanian yang berskala besar dan sudah disebut dengan industri, biasanya akan
menggunakan pupuk dalam jumlah yang banyak. Pupuk yang terpakai itu akan melepaskan gas
nitrous oxide ke atmosfer yang kemudian menjadi gas rumah kaca.

e). Limbah Industri dan juga tambang

Jenis-jenis industri seperti misalnya pabrik semen, pabrik pupuk dan penambangan batu
bara serta minyak bumi akan mengakibatkan produksi gas rumah kaca seperti misalnya
karbondioksida.

f). Limbah rumah tangga

Limbah rumah tangga juga bisa menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca. Jika
limbah tersebut dibiarkan terus menerus maka nantinya akan menghasilkan gas methana dan juga
karbondioksida yang biasanya dihasilkan oleh bakteri pengurai sampah.

g). Industri peternakan

Contoh industri peternakan yang bisa menimbulkan terjadinya efek rumah kaca adalah
peternakan sapi. Karena di sana banyak menghasilkan gas karbondioksida dan gas methana yang
sangat besar ke atmosfer. Gas ini dihasilkan dari kentut sapi dan kotoran sapi, yang merupakan
produksi dari bakteri pengurai dari perut sapi.

7
2. Emisi karbon dan perubahan iklim

Emisi karbon adalah salah satu penyebab utama pemanasan global yang menimbulkan
efek perubahan iklim. Jenis gas rumah kaca yang memberikan sumbangan paling besar bagi
emisi gas rumah kaca adalah karbondioksida, metana, dan dinitro oksida. Sebagian besar
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sektor energi dan
transportasi Selain itu, adanya pembalakan liar mengakibatkan hutan kita luasnya banyak
berkurang.

Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya hanya menyumbang emisi kurang dari 1%.
Karbondioksida menyumbang 75% emisi gas rumah kaca, sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi gas rumah kaca dapat meningkat drastis akibat emisi karbondioksida dan gas-gas
rumah kaca yang dihasilkan oleh pelbagai aktivitas manusia di muka bumi ini.

Secara global, 25% atau seperempat dari seluruh emisi karbondioksida dunia berasal dari
masalah-masalah kehutanan, sedangkan sisanya dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil,
yaitu minyak bumi dan batu bara. Pembakaran bahan bakar fosil ini bersumber dari:

a) 36% dari industri energi (pembangkit listrik/kilang minyak dan industri lain)
b) 27% dari sektor transportasi
c) 21% dari sektor industri
d) 15% dari sektor rumah tangga & jasa
e) 1% dari sektor lain-lain.

Lima negara penghasil emisi karbondioksida terbesar di dunia disumbangkan oleh negara
– negara maju. Negara – negara tersebut adalah Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Inggris, dan
Jepang. Sebagian besar dari emisi karbon dioksida yang dihasilkan kelima negara tersebut
berasal dari sektor industri dan transportasi. Amerika Serikat bahkan menjadi penyumbang 720
juta ton emisi gas rumah kaca setara karbon dioksida, atau sekitar 25% dari total emisi gas
karbon dioksida dari seluruh negara.

3. Dampak pemanasan global

8
Pemanasan global mempunyai dampak/ akibat yang sangat luas yang tentunya
memberikan pengaruh bagi kehidupan di bumi, terutama kehidupan manusia.

Dampak pemanasan global adalah sebagai berikut:

a). Mencairnya es di kutub

Sejak beberapa dekade terakhir, para pakar iklim terus mencemaskan dampak pemanasan
global, khususnya yang menimpa kedua kutub bumi. Yang terutama diamati dan diteliti adalah
kawasan Kutub Utara. Pasalnya, lapisan es di Kutub Utara terus menyusut drastis dalam 30 tahun
terakhir ini.

Pengukuran yang dilakukan 300 pakar iklim dari delapan negara yang lokasinya
berbatasan dengan Kutub Utara menunjukan, dalam tiga dekade terakhir, lapisan es di lautan
sekitar kutub menyusut sekitar 990 ribu kilometer persegi. Disebutkan, kawasan kutub kini
mengalami pemanasan global lebih cepat dari kawasan lain di dunia. Para pakar iklim juga
yakin, pemicu pemanasan drastis di kawasan kutub, adalah aktivitas manusia. Dalam beberapa
dekade terakhir, emisi gas rumah kaca ke atmosfir terus meningkat drastis.

Sinyal apa yang dilontarkan dari penyusutan drastis lapisan es di lautan Kutub Utara
tentunya bukan pertanda yang baik bagi ekosistem. Karena itulah, dalam sebuah konferensi
ilmiah di Hamburg, sekitar 500 pakar iklim mendiskusikan kemungkinan dampak yang bakal
muncul dari penyusutan lapisan es di Kutub Utara tersebut.

Peneliti iklim dari Institut Max-Planck untuk meteorologi di Hamburg, Jochem Marotzke
mengatakan, menurut perhitungan, sekitar akhir abad ini, lapisan es itu pada setiap musim panas
akan mencair seluruhnya. Memang di musim dingin lapisan es kembali terbentuk. Akan tetapi, di
musim panas berikutnya seluruhnya kembali mencair.

Laju penyusutan lapisan es di lautan sekitar kutub, diperkirakan akan terus berlanjut
hingga tahun 2080 mendatang, sampai semuanya mencair. Dampaknya adalah meningkatnya
permukaan air laut global. Dalam 20 tahun terakhir ini, permukaan air laut sudah naik rata-rata
delapan centimeter. Jika semua lapisan es mencair, diperkirakan permukaan air laut akan naik
rata-rata 90 centimeter. Pemicu drastisnya penyusutan lapisan es adalah pemanasan global yang
dipicu aktivitas manusia.

9
Lebih lanjut peneliti iklim Jochem Marotzke meramalkan terus berlanjutnya pemanasan
global. Perhitungan menunjukan, Kutub Utara memanas dua kali lebih cepat, ketimbang kawasan
lainnya di dunia. Diperhitungkan adanya pemanasan antara 8 sampai 10 derajat Celsius, di
kawasan lintang Kutub Utara.

Dampaknya bagi manusia akan sangat besar. Dalam jangka panjang, artinya sampai abad
mendatang, jika suhu rata-rata global naik antara tiga sampai empat derajat Celsius, lapisan es
abadi di Greenland akan mencair seluruhnya. Sebagai akibatnya, permukaan air laut global akan
naik rata-rata tujuh meter. Semua negara kepulauan kecil akan tenggelam. Kota-kota besar di
kawasan pantai, sebagian juga akan lenyap.

Para peneliti iklim memperkirakan, akibat perubahan drastis selama beberapa dekade,
kerusakan yang terjadi pada sebagian ekosistem akan menetap. Sebagian lagi dapat dipulihkan
atau paling tidak efeknya diminimalkan secara siginifikan. Tapi syaratnya, tindakan untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca juga dilaksanakan lebih efektif lagi.

Jika di Kutub Utara diamati penyusutan drastis lapisan es, bagaimana kondisi di Kutub
Selatan? Diketahui di kawasan Antartika terdapat iklim serta arus laut yang berbeda dari sistem
yang mempengaruhi Kutub Utara. Karena itulah dampak pemanasan global di Kutub Selatan
tidak sekuat seperti yang melanda Kutub Utara. Sejauh ini dapat diamati, di Kutub Selatan relatif
tidak terjadi pencairan laisan es. Peneliti dari Institut Alfred Wegener di Bremerhaven, Christian
Haas bahkan mengamati dampak sebaliknya. Menurut data, dalam 30 tahun terakhir ini, terjadi
peningkatan lapisan es di lautan sekitar Antartika.

Akan tetapi dalam dekade mendatang, suhu di kawasan Kutub Selatan juga akan
meningkat. Apakah fenomena ini juga akan mencairkan lapisan es di Antartika? Menanggapi
pertanyaan ini, para pakar iklim melontarkan pendapat yang berbeda-beda. Penyebabnya,
kawasan antartika amat besar, dengan persyaratan iklim yang berbeda-beda untuk setiap bagian
kawasannya.

Kawasan timur antartika lebih tebal dan tinggi. Karena itu, salju di kawasan tersebut
dapat terakumulasi lebih banyak, dan menyebabkan peningkatan volume lapisan es. Sementara
kawasan barat Antartika, sangat terpengaruh oleh arus Circum-Antartika, yang mengangkut air

10
dengan suhu lebih hangat. Jadi di sana, terdapat kaitan lebih erat, antara pemanasan samudra
dengan mencairnya lapisan es

Jochem Marotzke, pakar iklim dari Institut Max Planc untuk Meteorologi di Hamburg,
mengatakan sulit untuk memperkirakan secara akurat, bagaimana dampak dari pemanasan global
di Kutub Selatan. Hal ini dikarenakan terdapatnya proses yang saling bertolak belakang. Jika
suhu lebih hangat, diperhitungkan volume hujan salju akan meningkat. Akan tetapi, diperkirakan
juga, lapisan es di kaki gletsyer akan mencair. Proses mana yang akan menang belum diketahui.
Tapi menurut model perhitungan, tidak diharapkan adanya perubahan drastis pada lapisan es di
Kutub Selatan. Akan tetapi di sana, masih terjadi situasi yang sulit diramalkan.

Tapi juga diingatkan, pemanasan global dan efek rumah kaca tetap akan berdampak
besar, juga pada ketinggian muka air laut global. Jika ramalan pakar iklim terbukti, dalam 80
tahun mendatang di setiap musim panas, lapisan es Kutub Utara akan mencair seluruhnya,
pastilah terdapat konsekuensi drastis bagi flora dan fauna di kawasan Kutub Utara. Akan terjadi
kerusakan drastis pula bagi ekosistem yang khas untuk banyak organisme. Misalnya habitat
kehidupan plankton, ikan, anjing laut atau beruang es. Demikian diungkapkan Iris Werner,
biolog dari Universitas Kiel. Sebab organisme itu amat tergantung dari habitat lautan es di
sekitar kutub. Jika setiap musim panas lapisan es mencair seluruhnya, artinya binatang-binatang
ini kehilangan ruang hidupnya dan juga makanannya. Pada akhirnya banyak binatang khas kutub
akan musnah.

b). Perubahan iklim

Iklim menjadi lebih terasa panas dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini tercermin
pada suhu udaranya. Ketika pemanasan global terjadi, maka udara menjadi terasa lebih panas,
dan panasnya ini merupakan panas yang menyengat kulit. Jadi, meskipun matahari tidak terlalu
terik, namun cuaca cukup membakar kulit kita sehingga kita akan merasa gerah dan kepanasan.

c). Dampak lain pemanasan global

• Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi

• Air tanah cepat menguap yang akan menyebabkan kekeringan

11
• Angin akan bertiup lebih kencang dengan pola yang berbeda-beda yang dapat
membentuk angin puting beliung

• Cuaca menjadi sulit diprediksi dan lebih ekstrem, baik itu hujan ekstrem atau kekeringan
ekstrem

• Kenaikan permukaan laut yang sangat banyak akan menyebabkan Tsunami, banjir dan
pulau-pulau akan tenggelam.

• Menyebabkan kekeringan di wilayah pertanian sehingga tanaman akan rusak

• Dapat mengakibatkan gagal panen akibat dari cuaca yang ekstem dengan terjadi banjir
yang mengakibatkan tanaman pertanian akan terendam

• Meningkatnya hama pangan akibat dari perubahan iklim

• Populasi hewan dan tumbuhan akan menurun

• Meluasnya berbagai penyakit yang dapat menyerang manusia seperti DBD, malaria.

• Meningkatnya kasus orang meninggal akibat dari cuaca yang panas seperti jantung,
stroke, dehidrasi, dan stress

B. Alternatif solusi

1. Efisiensi penggunaan energi

Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah


penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secaraefisien
dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat
menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara,
keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat
menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan
industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.

12
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi.
Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga
dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan populasi. Hal ini
mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energiatau
impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih
metode produksi energi.

Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari
mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya
sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui.
Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan
energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan
produksi energi.

2. Pencairan sumber-sumber energi alternatif

Penggunaan energi alternatif bertujuan untuk mengurangi ketergantungan suatu negara


kepada negara yang menjadi pemasok sumber energi utama seperti minyak bumi. selain itu juga
bertujuan untuk mengantikan penggunaan sumber energi utama seperti bahan bakar minyak yang
tidak terbarukan dan mengurangi efek pencemaran lingkungan yang semakin parah saat ini.

a). Energi nuklir

Tenaga nuklir digadang-gadang merupakan energi alternatif yang mempunyai potensi


hasil yang paling besar bagi kebutuhan energi manusia. Tetapi selain memiliki segudang
kelebihan, tenaga nuklir juga mempunyai bahaya yang menakutkan bagi lingkungan dan
makhluk hidup.

b). Energi Biomassa

Energi alternatif yang lain adalah biomassa. Pembangkit biomassa ini menggunakan
bahan bakar dari energi baru terbarukan berupa cangkang sawit, sekam padi, tongkol jagung,
ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lain. Harga material tersebut berkisar Rp 600 per

13
kg. Diperkirakan kebutuhan bahan bakar untuk memproduksi energi listrik setahunnya sebanyak
98.400 ton per tahun.

Pengembangan energi tersebut diharapkan bisa menekan penggunaan bahan bakar fosil
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan listrik yang masih dominan. Keunggulan
biomassa sendiri adalah merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui dan dapat
menyediakan energi yang terus berkesinambungan.

c). Energi matahari

Tenaga matahari merupakan energi yang tak terbatas. Energi ini juga bisa digunakan
sebagai sumber tenaga listrik. Hanya saja perlu biaya yang mahal untuk bisa membangun
reaktornya. Faktor cuaca juga menjadi salah satu hambatannya.

Berbeda dengan sumber alam seperti batu bara dan minyak yang diperkirakan dapat
habis, tenaga matahari terbilang tidak bisa habis.

Sudah lama matahari digunakan sebagai sumber utama penghasil energi di bumi. Umum
dikenal dengan tenaga surya, tenaga ini digunakan manusia untuk menghasilkan listrik
disamping tenaga-tenaga lainnya seperti air, angin, uap, juga nuklir.

d). Energi Angin

Angin merupakan salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan, dan sedang
dikembangkan di beberapa negara. Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT)
ini sangat besar, di antaranya energi angin dan panas bumi. Namun, saat ini pemanfaatannya
belum optimal.

Beberapa proyek pembangkit tenaga angina dibangun di Indonesia, diantaranya di


Sulawesi Selatan. Pembangkit tersebut diantaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
(PLTB) Sidrap 75 Mega Watt (Mega Watt/MW).

e). Energi panas bumi

Indonesia menjadi negara terbesar kedua penghasil listrik energi panas bumi di dunia,
menyalip Filipina dengan kapasitas PLTP 1.600 MW.

14
Pengamat ekonomi James Adam mengatakan Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur
menjadi kota yang layak untuk dikembangkan sebagai pusat sumber daya energi terbarukan
terutama panas bumi. Sebab, Flores ini memiliki 16 titik potensi panas bumi yang tersebar.

Flores oleh Menteri ESDM telah ditetapkan sebagai Pulau Panas Bumi karena pulau itu
berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber listrik maupun sumber non listrik.

f). Energi ethanol

Energi ethanol merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman,
seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan
kadar oktan dan kualitas emisi.

Produsen ethanol, PT Madusari Murni Indah (MMI) menyiapkan diri untuk mengubah
limbahnya menjadi tenaga energi listrik. Bahan baku utama adalah molases atau tetes tebu yang
merupakan produk limbah dari proses tebu di pabrik gula.

g. Energi gelombang

Energi gelombang merupakan pemanfaatan gelombang laut yang pasang. Penggunaannya


memang tidak merusak lingkungan, tapi dalam memanfaatkan gelombang ini membutuhkan
anggaran yang cukup besar untuk membangun reaktornya. Selain itu juga kecepatan ombak yang
tidak stabil juga menjadi salah satu kendala.

Pemerintah Indonesia mulai menaruh perhatian untuk memanfaatkan laut sebagai sumber
energi. Hal itu tertuang dalam Peta Potensi Energi Laut 2014 yang telah diluncurkan. Proyek
pemanfaatan energi laut tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan
Energi Nasional yang telah disetujui oleh DPR menjadi PP. Kebijakan ini mengakomodir
pengembangan energi laut melalui pilot percontohan, peluncuran peta energi nasional

C. Hasil kesepakatan dunia Internasional agar meminimalisir pemanasan global

1. Intergovermental panel on climate change(IPCC)

15
IPCC adalah sebuah panel antar-pemerintah yang terdiri dari ilmuwan dan ahli dari
berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia. Tugasnya menyediakan data-data ilmiah terkini yang
menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai informasi teknis, sosial, dan ekonomi yang
berkaitan dengan isu perubahan iklim. Termasuk informasi mengenai sumber penyebab
perubahan iklim, dampak yang ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal
pengurangan emisi, pencegahan, dan adaptasi. IPCC bersekretariat di Jenewa (Swiss) dan
bertemu satu tahun sekali di sebuah rapat pleno yang membahas tiga hal utama:

a) Informasi ilmiah mengenai perubahan iklim


b) Dampak, adaptasi dan kerentanan
c) Mitigasi perubahan iklim.

Pada 1990, IPCC menerbitkan hasil penelitian yang pertama (First Assessment Report).
Laporan tersebut menyebutkan bahwa perubahan iklim dipastikan merupakan sebuah ancaman
bagi kehidupan manusia. IPCC menyerukan pentingnya sebuah kesepakatan global untuk
menanggulangi masalah perubahan iklim, mengingat hal tersebut merupakan sebuah proses
global yang berdampak pada seluruh dunia.

Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi membentuk sebuah badan
negosiasi antar pemerintah, yaitu Intergovernmental Negotiating Committee (INC) untuk
merundingkan sebuah konvensi mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007
secara garis besar terdiri dari :

a) Laporan Kelompok Kerja I dikeluarkan pada Februari 2007, menekankan bahwa manusia
adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca (GRK) di lapisan udara.
b) Laporan Kelompok Kerja II mengenai dampak dan adaptasi perubahan iklim dikeluarkan
awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman bencana di banyak negara apabila
tidak dilakukan upaya segera untuk mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan
pemanasan global.
c) Laporan Kelompok Kerja III yang dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses
pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi adaptasi untuk
bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak bisa dihindari.

16
2. Protokol Kyoto

Protokol Kyoto dari Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang


Perubahan Iklim (Kyoto Protocol to The United Nations Framework Convention on Climate
Change) adalah kesepakatan yang mengatur upaya penurunan emisi GRK oleh negara maju,
secara individu atau bersama-sama. Protokol ini disepakati pada Konferensi Para Pihak Ketiga
(COP III) yang diselenggarakan di Kyoto pada Desember 1997

Protokol Kyoto adalah sarana teknis untuk mencapai tujuan Konvensi Perubahan Iklim.
Jadi protokol ini menetapkan sasaran penurunan emisi oleh negara industri sebesar 5 persen di
bawah tingkat emisi 1990 dalam periode 2008-2012.

Protokol Kyoto terdiri dari 28 pasal dan dua lampiran (annex) serta menetapkan
penurunan emisi GRK akibat kegiatan manusia, mekanisme penurunan emisi, kelembagaan,
serta prosedur penataan dan penyelesaian sengketa. Annex A mencantumkan jenis GRK yang
diatur protokol yaitu : karbondioksida (C02), metana (CH4), nitrogen oksida (N20),
hidrofluorokarbon (HFC), Perfluorokarbon (PFC) dan sulfur heksaflourida (SF6) beserta sumber
emisinya seperti pembangkit energi, proses industri, pertanian dan pengolahan limbah. Negara
berkembang tidak diwajibkan menurunkan emisi tetapi bisa melakukannya secara sukarela dan
diminta melaksanakan pembangunan berkelanjutan yang lebih bersih dan lebih ramah iklim.
Untuk itu, negara maju diwajibkan memfasilitasi alih teknologi dan menyediakan dana bagi
program pembangunan berkelanjutan yang ramah iklim.

3. Asia-Pacific Clean Development and Climate(APPCDC)

Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate, dikenal dengan APP,


merupakan kerjasama internasional yang bersifat sukarela antara Australia, Kanada, India,
Jepang, RCC, Korea selatan yang mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 juli 2005.
Mentri luar negeri, lingkungan dan energi dari negara-negara peserta sepakat untuk bekerja sama
dalam pengembangn dan transfer teknologi yang memungkinkan pengurangan emisi GRK yang
bersesuain dengan UNFCCC dan perangkat internasional lainnya seperti protokol kyoto.

17
4. Protokol Montreal

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk melindungi
lapisan ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang diyakini bertanggung jawab atas
berkurangnya lapisan ozon, traktat ini berlaku sejak 1 Januari 1989, traktat ini difokuskan pada
kelompok senyawa Hidrokarbon, Halogen, yang di yakini memerankan peranaan penting dalam
penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau bromin.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemanasan global atau global warming disebabkan oleh terperangkapnya panas di


atmosfir oleh gas karbondioksida. Gejala-gejalanya dapat berupa efek rumah kaca, perubahan
iklim, dan mencairnya es di kutub. Karena itulah global warming merupakan ancaman bagi
kehidupan segala jenis ekosistem di bumi.

Untuk mengatasi global warming, dunia membuat berbagai kesepakatan seeperti IPCC,
dan Protokol Kyoto. Selain itu, ilmuan juga mencari sumber energi alternatif sebagai upaya
meminimalisir penggunaan sumber energi tak terbarukan yang dapat menimbulkan global
warming.

B. Saran

Kita sebagai masyarakat mempunyai peran untuk mengatasi gejala global warming
adalah dengan melakukan hal kecil yang ramah lingkungan seperti menggurangi penggunaan
AC, menghemat energi, dan memakai produk-produk yang ramah lingkungan, serta
menyuarakan gerakan-gerakan peduli lingkungan yang mampu mengajak orang lain untuk
mengatasi global warming.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan Marthen. 2017. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI kelompok peminatan Matematika dan
Ilmu-ilmu Alam. Cimahi: Erlangga

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pemanasan-global.html

https://www.academia.edu/19384825/Gejala_Pemanasan_Global_-
_FISIKA_SMA_KELAS_XI_SEMESTER_II

https://thegorbalsla.com/efek-rumah-kaca/

http://p-men.blogspot.com/2010/10/emisi-karbon-penyebab-utama-perubahan.html

https://www.dw.com/id/pemanasan-global-dan-lapisan-es-di-kutub-bumi/a-2957925

https://ilmugeografi.com/bencana-alam/dampak-pemanasan-global

https://www.academia.edu/11978476/Pemanasan_Global_atau_Global_Warming

https://www.liputan6.com/citizen6/read/3871977/6-macam-macam-energi-alternatif-dan-
manfaatnya-salah-satunya-gelombang-laut

https://prezi.com/uozbkw1e7naq/pengertian-global-warming-dan-kesepakatan-dunia-untuk-
mengat/

https://www.google.com/search?q=Asia-
Pacific+Clean+Development+and+Climate(APPCDC)&oq=Asia-
Pacific+Clean+Development+and+Climate(APPCDC)&aqs=chrome..69i57j0l2.1126j0j7&sourc
eid=chrome&ie=UTF-8

http://rahma-rosalina.blogspot.com/2015/05/fisika-perjanjian-internasional.html

20

Anda mungkin juga menyukai