Anda di halaman 1dari 4

UCAPAN PEMBUKA

Perkenalkan Saya Safira sebagai pembicara pertama, disamping saya ada Ali sebagai pembicara kedua,
dan yang paling kiri ada Amel sebagai pembicara ketiga.
Terkait mosi kali ini kami setuju atau tidak setuju “DEWAN INI MENOLAK UCAPAN SELAMAT
PADA PERAYAAN HARI BESAR AGAMA LAIN”.
1. Allah SAW berfirman dalam Q.S Ali-Imran/3 : 19
“Bismillahirrahmanirrahim”

‫إِ َّن ال ِّدينَ ِع ْن َد هَّللا ِ اإْل ِ ْساَل ُم‬

Artinya: “Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah hanya Islam”


Barang siapa yang mengucapkan selamat pada perayaan hari besar agama lain tandanya dia
mengakui ada agama selain Islam yang di ridhoi Allah SAW.
2. Dalil Tasyabbuh, menyerupai suatu kaum/agama lain

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َم ْن تَ َشبَّهَ ِبقَ ْو ٍم فَه َُو ِم ْنهُ ْم‬


“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.“
(HR. Abu Daud no. 4031. Hadits ini hasan shahih kata Syaikh Al Albani)

Hal ini disebabkan ucapan selamat di ucapkan antar sesama mereka yang merayakan. Jika
seorang muslim mengucapkan hal yang sama maka dia telah menyerupai mereka. Sehingga,
hukumnya haram. Dan menyerupai suatu kaum tidak memandang niat melainkan perbuatan yang
dilakukan sekalipun tidak ada niat sama sekali.

3. Ijma (kesepakatan para ulama)

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :

“Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-
orang kafir  adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para
ulama. Seperti memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti
mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan
selamat pada hari besar mereka dan semacamnya.”.

Contohnya ketika mengucapkan “Selamat Natal” telah diakui 3 perkara terkait Nabi Isa
a.s yang mereka sebut sebagai Yesus Kristus. Pertama, Nabi Isa a.s lahir pada tanggal 25
desember . kedua, Nabi Isa a.s adalah Tuhan dan anak Tuhan. Ketiga, Nabi Isa a.s mati
disalibkan.

Dimana bertentang dengan Q.S Al-Ikhlas/112 : 1 dan 3. Allah SAW berfirman :

“Bismillahirrahmanirrahim”

‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬


Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa”

‫لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم ي ُْولَ ۙ ْد‬


Artinya : (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Dalam Islam, pengambilan sumber hukum di dasarkan pada tiga hal, yaitu Al-Qur’an,
As-Sunah dan I’jtihah dimana di dalamnya terdapat Ijma (kesepakatan ulama). Dan apa
yang telah disepakati oleh para ulama adalah wajib bagi umat Islam untuk mengikutinya.
Sehingga, haram hukumnya mengucapkan selamat pada perayaan hari besar agama lain.

Al-Qadhi Abu Ya’la rahimahullah berkata,

‫ ﻭﺗﺤﺮﻡ ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ‬،‫ ﻳﺠﺐ ﺍﻟﻤﺼﻴﺮ ﺇﻟﻴﻬﺎ‬،‫ﺍﻹﺟﻤﺎﻉ ﺣﺠﺔ ﻣﻘﻄﻮﻉ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬


“Ijma’ adalah hujjah yang pasti, wajib kembali padanya dan diharamkan menyelisihinya”
KONTRA

1. Fatwah Dr. Yusuf Al-Qaradawi

Mengatakan bahwa merayakan hari raya agama adalah hak masing-masing agama.
Selamat tidak merugikan agama lain. Dan termasuk hak setiap agama untuk memberikan
tahnia’ah saat perayaan agama lainnya.

Agama Islam sendiri tidak melarang untuk memberikan tahni’ah kepada non muslim
dalam hari besar agama meraka. Bahkan termasuk dalam kategori Al-Birr (perbuatan
yang baik).

Allah SAW berfirman dalam Q.S Al-Mumtahanah/60:8

“Bismillahirrahmanirrahim”

‫ار ُك ْم أَ ْن تَبَرُّ وهُ ْم‬


ِ َ‫اَل يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذينَ لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الدِّي ِن َولَ ْم ي ُْخ ِرجُو ُك ْم ِم ْن ِدي‬
َ‫َوتُ ْق ِسطُوا إِ َلي ِْه ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم ْقسِ طِ ين‬
Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Allah SAW saja tidak melarang kita untuk berbuat baik dan menyukai orang—orang
yang berlaku adil, lantas kenapa kita tidak boleh mengucapkan selamat kepada perayaan
hari besar agama lain, bukankah mereka termasuk saudara kita dalam konsep Ukhuwah
Basyariah (persaudaraan kemanusiaan). Allah SAW berfirman dalam Q.S Al-Isra/17:70

‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم‬


Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam”.

Artinya, siapa pun merasa anak cucu Adam tanpa membedakan jenis kelamin, agama,
etnik, warna kulit, dan kewarganegaraan, wajib hukumnya dihormati. Dimana ucapan
selamat merupakan penghormatan, perbuatan baik, dan bentuk keadilan itu sendiri.

2. Hadist Arba’in Nawawiyah ke-1

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

=ِ ‫إنَّ َما األع َمال بالنِّيَّا‬


‫ت‬
Artinya : “Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya”.
Sehingga, ucapan selamat yang diucapkan dengan niat berbuat baik atau menjaga
hubungan antar sesama manusia tanpa bermaksud membenarkan ajaran agama tersebut,
hukumnya diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai