Anda di halaman 1dari 24

I.

Dienul Islam
1. Pengertian Agama Islam

Secara bahasa kata “Islam” berasal dari


kata “sallama” yang berarti selamat, damai
dan bentuk mashdar dari kata “aslama” yang
berarti taat, patuh, tunduk dan berserah diri.
secara istilah, Islam ialah tunduk, taat
dan patuh kepada perintah Allah SWT seperti
yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
sebagai Rasul utusan-Nya serta menyerahkan diri
sepenuhnya hanya kepada Allah ta’ala.

https://www.sepengetahuan.co.id/2016/10/pengertian-agama-islam-secara-umum.html
Majlis Tarjih Muhammadiyah:
1. Agama adalah apa yang disyariatkan
dengan perantara Nabi-nabiNya,
berupa perintah-perintah dan
larangan-larangan serta
petunjuk-petunjuk untuk kebaikan
manusia di dunia dan akhirat
2. Agama yakni agama Islam yang dibawa
Nabi Muhammad Saw ialah apa yang
diturunkan Allah di dalam Al-Quran dan
yang tersebut dalam Sunnah yang shahih,
berupa perintah-perintah dan
larangan-larangan serta petunjuk untuk
kebaikan manusia dunia dan akhirat.
Sesungguhnya ugama (yang benar dan diredai) di sisi Allah ialah Islam. dan
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) Yang diberikan Kitab itu tidak berselisih (mengenai
agama Islam dan enggan menerimanya) melainkan setelah sampai kepada mereka
pengetahuan Yang sah tentang kebenarannya; (perselisihan itu pula) semata-mata
kerana hasad dengki Yang ada Dalam kalangan mereka. dan (ingatlah), sesiapa
Yang kufur ingkar akan ayat-ayat keterangan Allah, maka Sesungguhnya Allah amat
segera hitungan hisabNya (QS. Ali Imran : ayat 19 )

dan sesiapa Yang mencari ugama selain ugama Islam, maka tidak akan diterima
daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang Yang rugi. (QS. Ali
Imran : ayat 85 )

..    



pada hari ini, Aku 
telah sempurnakan bagi kamu ugama kamu, 
dan Aku telah
cukupkan
 nikmatKu kepada kamu,
 dan Aku telah
redakan Islam itu menjadi ugama

untuk kamu(QS. Al-Maidah : ayat 3 )
..
‫ َﺷﮭَﺎدَ ِة‬: ٍ‫ُﺑﻧِﻲَ ْاﻹِﺳْ ﻼَ ُم ﻋَ ﻠَﻰ ﺧَ ﻣْس‬
‫أَنْ ﻻَ إِ َﻟ َﮫ‬
ِ‫إ‬
‫ َوﺣَ ﱢﺞ ا ْﻟ َﺑ ْﯾتِﻟ‬، َ‫ َوﺻَ ْومِ رَ ﻣَﺿَ ﺎن‬،ِ‫اﻟزﱠ ﻛَﺎة‬
Islam dibangun atas lima dasar: (1) bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya
Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, (2) menegakkan
shalat, (3) membayar zakat, (4) berpuasa di bulan Ramadhan, dan (5)
menunaikan haji ke Baitullaah.”[Mutafaqun ‘alaihi. HR. Al-Bukhari
dalam Kitaabul Iimaan pada bab Qaulun Nabi j ٍ‫( ُﺑﻧِﻲَ ْاﻹِﺳْ ﻼَ ُم ﻋَ ﻠَﻰ ﺧَ ﻣْس‬no. 8),
Muslim dalam Kitaabul Iimaan bab Arkaanul Islaam (no. 16), Ahmad
(II/26, 93, 120, 143), at-Tirmidzi (no. 2609) dan an-Nasa-i (VIII/1071]
Pengertian
Islam secara bahasa (etimologi) adalah berserah diri, tunduk,
atau patuh.
Adapun menurut syari’at (terminologi), definisi Islam berada
pada dua keadaan:
Pertama:
Apabila Islam disebutkan sendiri tanpa diiringi dengan kata
iman, maka pengertian Islam mencakup keseluruhan agama,
baik ushul (pokok) maupun furu’ (cabang), seluruh masalah
‘aqidah, ibadah, keyakinan, perkataan dan perbuatan. Jadi
pengertian ini menunjukkan bahwa Islam adalah pengakuan
dengan lisan, meyakininya dengan hati dan berserah diri
kepada Allah Azza wa Jalla atas semua yang telah ditentukan
dan ditakdirkan.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala tentang Nabi Ibrahim Alaihissallam:

‫إِ ْذ ﻗَﺎ َل ﻟَﮫُ َرﺑﱡﮫُ أَ ْﺳﻠِ ْﻢ ۖ ﻗَﺎ َل أَ ْﺳﻠَﻤْﺖُ ﻟِﺮَبﱢ‬


َ‫ا ْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﯿﻦ‬
“Ketika Rabb-nya berfirman kepadanya:
‘Tunduk patuhlah!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku
tunduk patuh kepada Rabb semesta
alam.’” [Al-Baqarah: 131]
Ada juga yang mendefinisikan Islam dengan:
‫َاْﻹِ ْﺳﺘِ ْﺴ‬
‫ﻠﺎ َ ُم ِ ِ ﺑِﺎﻟﺘﱠﻮْ ﺣِ ْﯿ ِﺪ َواْﻹِ ْﻧﻘِﯿَﺎ ُد ﻟَﮫُ ﺑﺎِﻟﻄﱠﺎ َﻋ ِﺔ وَا ْﻟﺒَﺮَا َءةُ ﻣِﻦَ اﻟﺸﱢﺮْ ك‬
“Berserah diri kepada Allah dengan cara
mentauhidkan-Nya, tunduk patuh kepada-Nya
dengan melaksanakan ketaatan (atas segala
perintah dan larangan-Nya), serta
membebaskan diri dari perbuatan syirik dan
orang-orang yang berbuat syirik (Al-Ushuuluts
Tsalaatsah oleh Syaikh Muhammad bin ‘Abdul
Wahhab dan Syarah Tsalaatsatil Ushuul (hal.
68-69) oleh Syaikh Muhammad bin Shalih
al-‘Utsaimin)
Kedua:
Apabila Islam disebutkan bersamaan
dengan kata iman, maka yang dimaksud
dengan Islam adalah perkataan dan
amal-amal lahiriyah yang diri dan hartanya
terjaga dengan perkataan dan amal-amal
tersebut, baik dia meyakini Islam ataupun
tidak. Sedangkan kalimat iman berkaitan
dengan amalan hati.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

ْ‫ﺖ ْاﻷَ ْﻋﺮَابُ آ َﻣﻨﱠﺎ ۖ ﻗُﻞْ ﻟَ ْﻢ ﺗُﺆْ ِﻣﻨُﻮا َو َٰﻟﻜِﻦ‬ ِ َ‫ﻗَﺎﻟ‬


‫اﻹﯾﻤَﺎنُ ﻓِﻲ‬ِ ْ ِ‫ﻗُﻮﻟُﻮا أَ ْﺳﻠَ ْﻤﻨَﺎ َوﻟَﻤﱠﺎ ﯾَ ْﺪﺧُﻞ‬
‫ﻗُﻠُﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ‬
“Orang-orang Arab Badui itu berkata: ‘Kami
telah beriman.’ Katakanlah (kepada
mereka): ‘Kamu belum beriman, tetapi
katakanlah: ‘Kami telah tunduk,’ karena
iman itu belum masuk ke dalam hatimu…”
[Al-Hujuraat: 14]
Dengan Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengakhiri serta menyempurnakan
agamaNya yang dianut ummat
sebelumnya untuk para hamba-Nya.
Dengan Islam pula, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menyempurnakan kenikmatan-Nya
dan meridhai Islam sebagai agama.
Agama Islam adalah agama yang benar
dan satu-satunya agama yang diterima
Allah, agama (kepercayaan) selain Islam
tidak akan diterima Allah.
( Lihat QS Ali Imran ayat 19 dan 85)
Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan
kepada seluruh manusia untuk memeluk
agama Islam karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk
seluruh manusia.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla:

‫ﻗُﻞْ ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﻨﱠﺎسُ إِﻧﱢﻲ َرﺳُﻮ ُل‬


‫ض ۖ َﻻ‬
ِ ْ‫َاﻷَر‬
ْ ‫تو‬
ِ ‫ﻚ اﻟ ﱠﺴﻤَﺎوَا‬
ُ ‫ا ﱠ ِ إِﻟَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ َﺟﻤِﯿﻌًﺎ اﻟﱠﺬِي ﻟَﮫُ ُﻣ ْﻠ‬
“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya
aku adalah Rasul (utusan) Allah
kepadamu semua, yaitu Allah yang
memiliki keajaan langit dan bumi, tidak
ada ilah yang berhak diibadahi dengan
benar selain Dia, Yang menghidupkan
dan Yang me-matikan.’ Maka berimanlah
kamu kepada Allah dan Rasul-Nya,
(yaitu) Nabi yang ummi yang beriman
kepada Allah dan kepada
Kalimat-kalimat-Nya (Kitab-kitab-Nya)
dan ikutilah ia, agar kamu mendapat
petunjuk.”[Al-A’raaf: 158]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda
ْ‫ ﻻَ ﯾَ ْﺴ َﻤ ُﻊ ﺑِﻲْ أَ َﺣ ٌﺪ ﻣِﻦ‬،ِ‫وَاﻟﱠﺬِي ﻧَﻔْﺲُ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﺑِﯿَ ِﺪه‬
‫ھَ ِﺬ ِه ْاﻷُﻣﱠـ ِﺔ ﯾَﮭُﻮْ دِيﱞ‬
‫َو‬
‫ إِﻻﱠ ﻛ‬،ِ‫ ﺛُ ﱠﻢ ﯾَﻤُﻮْ تُ َوﻟَ ْﻢ ﯾُﺆْ ﻣِﻦْ ﺑِﺎﻟﱠﺬِي أُرْ ﺳِ ﻠْﺖُ ﺑِﮫ‬،‫ﻟﺎ َ ﻧَﺼْ ﺮَاﻧِﻲﱞ‬
“Demi (Rabb) yang diri Muhammad ada di
tangan-Nya, tidaklah mendengar seseorang
dari ummat Yahudi dan Nasrani tentang
diutusnya aku (Muhammad), kemudian ia mati
dalam keadaan tidak beriman dengan apa
yang aku diutus dengannya (Islam), niscaya ia
termasuk penghuni Neraka.” [HR. Muslim (I/134
no. 153), dari Sahabat Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu].
Keterangan Tambahan
1. Mengimani Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, artinya membenarkan dengan
penuh penerimaan dan kepatuhan pada
seluruh apa yang dibawanya, bukan hanya
membenarkan semata. Oleh karena itulah Abu
Thalib (paman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam) termasuk kafir, yaitu orang yang tidak
beriman kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam meskipun ia membenarkan apa yang
dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan ia membenarkan pula bahwa Islam adalah
agama yang terbaik.
2. Agama Islam mencakup seluruh kemaslahatan
yang terkandung di dalam agama-agama
terdahulu. Islam memiliki keistimewaan, yaitu
cocok dan sesuai untuk setiap masa, tempat
dan kondisi ummat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َ‫ﺼ ﱢﺪﻗًﺎ ﻟِﻤَﺎ ﺑَﯿْﻦ‬
َ ‫ﻖ ُﻣ‬ ‫ﻚ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎبَ ﺑِﺎ ْﻟ َﺤ ﱢ‬
َ ‫َوأَ ْﻧ َﺰ ْﻟﻨَﺎ إِﻟَ ْﯿ‬
‫ب َو ُﻣﮭَ ْﯿ ِﻤﻨًﺎ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ‬ِ ‫ﯾَ َﺪ ْﯾ ِﮫ ﻣِﻦَ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ‬
“Dan Kami turunkan Al-Qur-an kepadamu
dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu Kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan sebagai batu ujian
terhadap Kitab-kitab yang lain…” [Al-Maa-idah:
48]
Islam dikatakan cocok dan sesuai di setiap masa,
tempat, dan kondisi ummat maksudnya adalah
berpegang teguh kepada Islam tidak akan
menghilangkan kemaslahatan ummat, bahkan
dengan Islam ini ummat akan menjadi baik,
sejahtera, aman dan sentausa. Tetapi harus
diingat bahwa Islam tidak tunduk terhadap
masa, tempat dan kondisi ummat sebagaimana
yang dikehendaki oleh sebagian orang. Apabila
ummat manusia menginginkan keselamatan di
dunia dan di akhirat, maka mereka harus masuk
Islam dan tunduk dalam melaksanakan syari’at
Islam.
Agama Islam adalah agama yang benar, Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan kemenangan
kepada orang yang berpegang teguh kepada
agama ini dengan baik, namun dengan syarat
mereka harus mentauhidkan Allah, menjauhkan
segala (bentuk) perbuatan syirik, menuntut ilmu
syar’i, dan mengamalkan amal yang shalih.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ﻖ‬
‫ھُ َﻮ اﻟﱠﺬِي أَرْ َﺳ َﻞ َرﺳُﻮﻟَﮫُ ﺑِﺎ ْﻟﮭُﺪ َٰى َودِﯾﻦِ ا ْﻟ َﺤ ﱢ‬
َ‫ﻈ ِﮭ َﺮهُ َﻋﻠَﻰ اﻟﺪﱢﯾﻦِ ُﻛﻠﱢ ِﮫ َوﻟَﻮْ َﻛ ِﺮه‬
ْ ُ‫ﻟِﯿ‬
َ‫ا ْﻟ ُﻤ ْﺸ ِﺮﻛُﻮن‬
“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya (dengan
membawa) petunjuk (Al-Qur-an) dan agama
yang haq (benar), untuk dimenangkan-Nya
atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukainya.” [At-Taubah: 33]
“Dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang shalih,
bahwa sungguh Dia akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana
telah Dia jadikan orang-orang yang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang
telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka
tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak
mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik.” [An-Nuur: 55]
Islam adalah agama yang sempurna dalam
‘aqidah dan syari’at. Di antara bentuk
kesempurnaannya adalah:
Islam memerintahkan untuk bertauhid dan
melarang perbuatan syirik.
Memerintahkan untuk berbuat jujur dan
melarang bersikap bohong.
Memerintahkan untuk berbuat adil dan
melarang bersikap zhalim.
Memerintahkan untuk bersikap amanah dan
melarang bersikap khianat.
Memerintahkan untuk menepati janji dan
melarang ingkar janji.
Memerintahkan untuk berbakti kepada
ibu-bapak serta melarang mendurhakai
keduanya.
Islam menjaga agama dan Islam
mengharamkan seseorang murtad (keluar dari
agama Islam).
Islam menjaga jiwa. Oleh karena itu, Allah Azza
wa Jalla mengharam-kan pembunuhan dan
penumpahan darah ummat Islam. Islam
memelihara jiwa, oleh karena itu Islam
mengharamkan pem-bunuhan secara tidak
haq (benar), dan hukuman bagi orang yang
membunuh jiwa seorang Muslim secara tidak
haq adalah hukuman mati.
Islam menjaga akal. Oleh karena itu, Islam
mengharamkan setiap yang memabukkan seperti
khamr, narkoba dan rokok.
Islam menjaga harta. Oleh karena itu, Islam
mengajarkan amanah (kejujuran) dan menghargai
orang-orang yang amanah bahkan menjanjikan
kehidupan bahagia dan Surga kepada mereka. Dan
Islam juga melarang mencuri dan korupsi serta
mengancam pelakunya dengan hukuman potong
tangan (sebatas pergelangan).[7]
Islam menjaga nasab (keturunan). Oleh karena itu,
Allah Azza wa Jalla mengharamkan zina dan segala
jalan yang membawa kepada zina.[8]
Islam menjaga kehormatan. Oleh karena itu, Allah Azza
wa Jalla mengharamkan menuduh orang baik-baik
sebagai pezina atau dengan tuduhan-tuduhan lain
yang merusak kehormatannya.
Secara umum Islam memerintahkan agar berakhlak
yang mulia, bermoral baik dan melarang bermoral
buruk. Islam juga memerintahkan setiap perbuatan
baik dan melarang perbuatan yang buruk.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫إِنﱠ‬
‫َاﻹﺣْ ﺴَﺎنِ َوإِﯾﺘَﺎ ِء ذِي ا ْﻟﻘُﺮْ ﺑ َٰﻰ َوﯾَ ْﻨﮭَﻰ‬
ِ ْ ‫ا ﱠ َ ﯾَﺄْ ُﻣ ُﺮ ﺑِﺎ ْﻟ َﻌﺪْلِ و‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku
adil dan ber-buat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah me-larang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.
Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengam-bil pelajaran.” [An-Nahl: 90]
Sumber Ajaran Islam
Kata-kata sumber dalam hukum Islam
merupakan terjemah dari kata mashadir yang
berarti wadah ditemukannya dan ditimbanya
norma hukum.
Hukum Islam berarti: “seperangkat
peraturan bedasarkan wahyu Allah SWT dan
sunah Rasulullah SAW tentang tingkah laku
manusia yang dikenai hukum (mukallaf) yang
diakui dan diyakini mengikat semua yang
beragama Islam”
Sumber hukum Islam yang utama adalah Al
Qur’an dan sunah. Selain itu ijtihad, ijma’, dan
qiyas.
Kandungan Ajaran Islam
1. Aqidah,
2. Alkhlak,
3. Syari’ah; ibadah, mu’amalah.

Anda mungkin juga menyukai