Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan
agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat
atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab
itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
ً َّما َكانَ ُم َح َّم ٌد أَبَا أَ َح ٍد ِّمن رِّ َجالِ ُك ْم َولَ ِكن َّرسُو َل هَّللا ِ َوخَاتَ َم النَّبِيِّينَ َو َكانَ هَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِيما
“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi
dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan
nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al
Maa’idah: 3)
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
1
ِ اآلخ َر ِة ِمنَ ْال َخ
َاس ِرين ِ اإل ْسالَ ِم ِدينا ً فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي
ِ َو َمن يَ ْبت َِغ َغي َْر
“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya
dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)
Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan
memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ْ ُآ ِمنqَيت ف
وا ُ َو يُحْ يِـي َويُ ِمqُض ال إِلَـهَ ِإالَّ ه ِ ْت َواألَر َّ ك
ِ َما َواqالس ُ قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي َرسُو ُل هّللا ِ إِلَ ْي ُك ْم َج ِميعا ً الَّ ِذي لَهُ ُم ْل
َبِاهّلل ِ َو َرسُولِ ِه النَّبِ ِّي األُ ِّم ِّي الَّ ِذي ي ُْؤ ِمنُ بِاهّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َواتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْهتَ ُدون
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian
semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq
selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah
dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta
kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf:
158)
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan
disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu
Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasulshallallahu ‘alaihi wa
sallam walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi
bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.
2
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-
agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-
agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat
dan di masyarakat manapun. Allah ta’ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab
yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Al Maa’idah: 48)
Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat
adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan
umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan umat
itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok
bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa,
tempat dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan
pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya
dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman,
ْ ق لِي
َُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكون ِّ هُ َو الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُدَى َو ِدي ِن ْال َح
“Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang
benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang
musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)
3
ِ ْت لَيَ ْست َْخلِفَنَّهُم فِي اأْل َر
ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ِه ْم ِ َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا
ً يْئاq َضى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُم ِّمن بَ ْع ِد َخوْ فِ ِه ْم أَ ْمنا ً يَ ْعبُ ُدونَنِي اَل يُ ْش ِر ُكونَ بِي َش
َ َولَيُ َم ِّكن ََّن لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي ارْ ت
َ ِك فَأُوْ لَئ
َك هُ ُم ْالفَا ِسقُون َ َِو َمن َكفَ َر بَ ْع َد َذل
“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal salih
diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-
orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan
bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan
Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa
tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan
barangsiapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An
Nuur: 55)
Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah
ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:
4
ر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْمq ِ q ْد ِل َوا ِإلحْ َسqأْ ُم ُر بِ ْال َعqqَإِ َّن هّللا َ ي
ِ qاء َو ْال ُمن َكq رْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشqqُاء ِذي ْالقqqَان َوإِيت
َلَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada sanak
kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan
melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran.” (QS. An
Nahl: 90)
5
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
Para pakar hukum Islam berpendapat bahwa sumber-sumber hukum Islam ada empat,
yaitu: Al-Qur'an, Sunah (Hadis), Ijma', Qiyas. Keempat sumber hukum tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
A. AL-QUR'AN
Al-Qur'an ialah kalam Allah swt.yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui
malaikat Jibril, sebagai mukjizat dan sumber hukum sertasebagai pedoman hidup bagi pemeluk
Islam, membacanya sebagai ibadah kepada Allah.
Dari keterangan tersebut di atas, maka firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa
as.dan Nabi Isa as. serta nabi-nabi yang lain tidak dinamakan Al-Qur'an. Dengan demikian,
firman Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw.melalui ilham ataupun mimpi
seperti hadis Qudsi,maka tidak pula dinamakan Al-Qur'an, dan membacanyapun belum tentu
bernilai ibadah.
Al-Qur'an mempunyai nama-nama lain seperti: Al-Kitab, Kitabullah, Al-Furqan artinya
yang membedakan antara yang haq dan yang batil, dan Az-Zikru artinyaperingatan. Dan masih
banyak lagi nama-nama Al-Qur'an.
Mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Qur'an adalah sangat penting sekali, yaitu bagi
orang yang ingin mengetahui hukum-hukum atau ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-
Qur'an.Hal tersebut didasarkan pada dua sebab yaitu:
6
a. Untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur'an. Perlu diketahui suasana ketika ayat-ayat Al-Qur'an
diturunkan, baik keadaan ayatnya, keadaan Nabi Muhammad saw. yang menerima dan membawa
ayat-ayat itu, maupun keadaan seluruhnya.
b. Tidak mengetahui sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-Qur'an dapat mendatangkan keragu-
raguan.Dan dapat pula menyebabkan ayat-ayat yang terang dan jelas maksudnya terkadang
menjadi samar, sehingga dikhawatirkan akan timbul perselisihan.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang turun karena ada pertanyaan dari sahabat nabi antara lain
terdapat pada ayat-ayat yang memiliki ciri atau didahului oleh lafal "Yas'alùnaka (mereka
bertanya kepadamu)." Dan ayat-ayat semacam ini banyak sekali kita jumpai, misalnya:
"Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah,
'Kelebihan (dari apa yang diperlukan) '."(QS. Al-Baqarah/2: 219)
)٢٢٠ : (البقرة.ٌَويَ ْسئَلُوْ نَكَ َع ِن ْاليَ ٰتمٰ ى قُلْ اِصْ اَل ٌح لَّهُ ْم خَ ْير
7
"Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, 'Itu adalah
sesuatu yang kotor) .(QS. Al-Baqarah/2: 222)
)٨٥ : (االسراء. ح قُ ِل الرُّ وْ ُح ِم ْن اَ ْم ِر َرب ِّْي َو َم ۤا اُوْ تِ ْيتُ ْم ِّمنَ ْال ِع ْل ِم اِاَّل قَلِ ْياًل
ِ َْويَ ْسئَلُوْ نَكَ َع ِن الرُّ و
"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, 'Ruh itu termasuk
urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit'." (QS. Al-
Isrã'/17: 85)
Ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan karena ada suatu kejadian, misalnya pada suatu
ketika salah seorang sahabat yang bernama Mursyidan Al-Ghanawi mencintai seorang wanita
musyrik bernama Inaq yang mana keduanya ingin mengikat dalam suatu perkawinan.Ia mohon
izin kepada Rasulullah untuk beristri dengan perempuan musyrik yang dicintainya itu. Ketika itu,
Rasulullah saw. tidak dapat memberikan jawabannya karena belum ada hukum yang menetapkan
tentang hal itu. Maka turunlah ayat sebagai berikut:
واqqوْ اَ ْع َجبَ ْت ُك ْم َواَل تُ ْن ِك ُحqqَ ِر َك ٍة َّولq ٌر ِّم ْن ُّم ْشq ةٌ خَ ْيq َ ةٌ ُّم ْؤ ِمنqؤ ِم َّن َواَل َ َمqْ qُت َح ٰتّى ي
ِ ِر ٰكq وا ْال ُم ْشqqَواَل تَ ْن ِك ُح
)٢٢١ : (البقرة.ك َّولَوْ اَ ْع َجبَ ُك ْم ٍ ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َح ٰتّى ي ُْؤ ِمنُوْ ا َولَ َع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِم ْن ُّم ْش ِر
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba
sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik
hatimu.Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang
beriman) sebelum mereka beriman.Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik
daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu."(QS. Al-Baqarah/2: 221)
8
b. Tuntunan ibadah sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid.
c. Janji dan ancaman; Al-Qur'an menjanjikan pahala bagi orang yang mau menerima dan
mengamalkan isi Al-Qur'an dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
d. Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
e. Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah, yaitu orang-orang yang shaleh seperti nabi-
nabi dan rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama Allah dan hukum-hukum-
Nya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan teladan bagi orang-orang yang hendak
mencari kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlak.
Allah swt.menurunkan Al-Qur'an tiada lain supaya dijadikan dasar hukum dan
disampaikan kepada umat manusia untuk diamalkan segala perintah-Nya dan ditinggalkan segala
larangan-Nya, sebagaimana firman Allah:
"Maka berpegangteguhlah engkau kepada (agama) yang telah diwahyukan kepadamu." (QS.
Az-Zukhruf/43: 43)
"Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu."(QS. Al-Mã'idah/5: 67)
)١٥٥ : (االنعام. َك فَاتَّبِعُوْ هُ َواتَّقُوْ ا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُموْ ن ْ َو ٰه َذا ِك ٰتبٌ اَ ْن
ٌ زَل ٰنهُ ُم ٰب َر
"Dan ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan
bertakwalah agar kamu mendapat rahmat."(QS. Al-An‘ãm/6: 155)
9
a. Prinsip Dasar Al-Qur’an dalam Menerapkan Hukum
Al-Qur'an diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk dan pengalaran bagi
seluruh umat manusia.Dalam menetapkan perintah dan larangan Al-Qur'an selalu berpedoman
pada dua hal, yaitu:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-
Baqarah/2: 286)
)١٨٥ : (البقرة.ي ُِر ْي ُد هللاُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َواَل ي ُِر ْي ُد بِ ُك ُم ْال ُعس َْر
"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-
Baqarah/2: 185)
a) Mengqashar salat (dari empat menjadi dua rakaat) dan menjamak (mengumpulkan dua salat),
yang masing-masing apabila dalam bepergian sesuai dengan syarat-syaratnya.
b) Boleh tidak berpuasa apabila sedang bepergian jauh.
c) Boleh bertayamum sebagai ganti wudhu.
d) Boleh makan makanan yang diharamkan, jika dalam keadaan terpaksa.
2). Dalam menetapkan dan merubah suatu hukum tidak dilakukan sekaligus, melainkan dengan cara
berangsur-angsur, seperti pada penetapan larangan minum minuman keras dan perjudian,
sebagaimana firman Allah:swt.:
"Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang minuman yang memabukkan dan tentang
perjudian. Katakanlah olehmu, bahwa minuman yang memabukkan dan perjudian itu dosa
10
besar dan ada manfaatnya bagi manusia, tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya."
(QS. Al-Baqarah/2: 219)
Setelah ayat di atas diturunkan, kemudiandatanglah fase yang kedua sebagaimana firman
Allahswt.:
ٰ ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تَ ْق َربُوا الص َّٰلوةَ َواَ ْنتُ ْم ُس َك
)٤٣ : (النساء.ارى
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat, ketika kamu dalam
keadaan mabuk."(QS. An-Nisã'/4: 43)
Kemudian datanglah fase ketigayang menjelaskan larangan keras terhadap arak dan judi.
Larangan ini diterapkan karenasudah banyak orang yang meninggalkan kebiasaan minum
minuman keras dan berjudi, disisi lain yaitu, karena sebelumnya sudah pernah diturunkan ayat
yang mengindikasikan keharamannya, yaitu ayat yang pertama dan kedua, sebagaimana firman
Allahswt.:
ُاجْ تَنِبُوْ هqqَي ْٰط ِن فqالش َ ُر َوااْل َ ْنq ُر َو ْال َمي ِْسqا ْالخَ ْمqqياۤاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ۤوْ ا اِنَّ َم
َّ ِلqابُ َوااْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِّم ْن َع َمqص
)٩٠ : (المائدة. َلَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk)
berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk
perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung."(QS. Al-
Mã'idah/5: 90)
)٣٩ : (الحج.ٌاُ ِذنَ لِلَّ ِذ ْينَ يُقَاتَلُوْ نَ بِاَنَّهُ ْم ظُلِ ُموْ ا َواِ َّن هللاَ ع َٰلى نَصْ ِر ِه ْم لَقَ ِد ْير
11
Kemudian diperluas keterangan tentang berbagai persoalan yang berhubungan dengan
peperangan, seperti perintah persiapan dengan segala perbekalan, hukum-hukum orang yang di
tawan dan ghanimah(harta rampasan) serta lain-lainnya.
Di antara firman Allah swt.yang menjelaska perbekalan dan peralatan perang, adalah
sebagai berikut:
Sedangkan ayat yang menjelaskan tentang tawanan perang, diatur sebagaimana firman
Allah swt. berikut ini:
"Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat melumpuhkan
musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi sedangkan Allah menghendaki
(pahala) akhirat (untukmu) ."(QS. Al-Anfãl/8: 67|)
ُ هٗ َولِلرqا َ َّن هلِل ِ ُخ ُم َسqَ ْي ٍء فqا َغنِ ْمتُ ْم ِّم ْن َشqqَوا ْعلَ ُم ۤوْ ا اَنَّ َم
ِك ْي ِن َوا ْب ِنqرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰسqqُ ِذى ْالقqِوْ ِل َولqَّس
)٤١ : (االنفال.ال َّسبِ ْي ِل
"Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka
seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan ibnu sabil."(QS. Al-
Anfãl/8: 41)
12
Selain mengetahui sebab-sebab turunnya Al-Qur'an, kita dituntut pula mengetahui cara
mengambil pelajaran yang terdapat di dalamnya, terutama hal-hal yang berhubungan dengan
hukum. Kita mempelajari ushul fiqih gunanya tiada lain untuk mengetahui bagaimana cara kita
mengambil hukum dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Dalam Al-Qur'an terdapat beberapa macam ayat yang menunjukkan suatu hukum, akan
tetapi masing-masing dalalahnya berbeda. Adapun dalalah yang menunjukkan suatu hukum di
dalam Al-Qur'an dapat dibedakan menjadi:
1). Ada yang perintahnya jelas, akan tetapi caranya tidak jelas, seperti ayat:
2). Ada yang perintahnya jelas, tetapi ukurannya tidak jelas, misalnya:
Ayat di atas jelas perintahnya yaitu tentang zakat, tetapi ukurandan batasan nishabnya tidak
diterangkan di dalam ayat ini.
3). Adapula ayat yang dalalahnya jelas, misalnya tentang menyapu muka dan tangan dalam
tayamum, tetapi batasnya tidak jelas, sampai di mana yang disapu, seperti firman Allah:
"Usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu." (QS. An-Nisã'/4: 43)
Kalau kita menjumpai ayat-ayat semacam ini, maka perlu sekali adanya penjelasan lebih
lanjut.Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang berhak menjelaskannya, kecuali hanya Nabi
Mukhammad saw. seorang, sebagaimana firman Allah:
ۤ
ِ ََّواَ ْنز َْلنَا اِلَ ْيكَ ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن
)٤٤ : (النحل.اس
13
"Dan Kami turunkan Az-Zikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada
manusia."(QS. An-Nahl/16: 44)
Az-Zikru oleh sebagian ulama diartikan dengan segala sesuatu yang datang dari
Rasulullah, baik itu berupa sabdanya, perbuatannya dan sebagainya yang menjadi tafsir bagi Al-
Qur'an, atau yang dinamakandengan "Sunah".
IBADAH
A. Definisi Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut
syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-
Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini
adalah definisi yang paling lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’
(mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah
(takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,
tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta
masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
14
ْ ق َو َما أُ ِري ُد أَن ي
ُط ِع ُمو ِن إِ َّن هَّللا َ هُ َو ْ ون َما أُ ِري ُد ِم ْنهُم ِّمن
ٍ رِّز َ ِ ت ْال ِج َّن َواإْل
ِ نس إِاَّل لِيَ ْعبُ ُد ُ َو َما خَ لَ ْق
ُ ِق ُذو ْالقُ َّو ِة ْال َمت
ين ُ ال َّر َّزا
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang
mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat: 56-58]
Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar
mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak
membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena
ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah,
ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang
disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan barangsiapa yang beribadah
kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang
mengesakan Allah).
Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu: hubb (cinta), khauf (takut),
raja’ (harapan).
Rasa cinta harus disertai dengan rasa rendah diri, sedangkan khauf harus dibarengi dengan raja’.
Dalam setiap ibadah harus terkumpul unsur-unsur ini. Allah berfirman tentang sifat hamba-
hamba-Nya yang mukmin:
“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya kepada Allah.” [Al-Baqarah: 165]
15
ِ ار ُعونَ فِي ْال َخ ْي َرا
َت َويَ ْد ُعونَنَا َر َغبًا َو َرهَبًا ۖ َو َكانُوا لَنَا خَا ِش ِعين ِ إِنَّهُ ْم َكانُوا يُ َس
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan
dan mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-
orang yang khusyu’ kepada Kami.” [Al-Anbiya’: 90]
Sebagian Salaf berkata [2], “Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta saja, maka ia
adalah zindiq [3], siapa yang beribadah kepada-Nya dengan raja’ saja, maka ia adalah murji’[4].
Dan siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan khauf, maka ia adalah haruriy [5].
Barangsiapa yang beribadah kepada-Nya dengan hubb, khauf, dan raja’, maka ia adalah mukmin
muwahhid.”
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari’atkan kecuali
berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah
(bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” [6]
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar
kecuali dengan adanya dua syarat:
a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia
mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan
syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut
wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah
yang diada-adakan.
16
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٌ ْبَلَ ٰى َم ْن أَ ْسلَ َم َوجْ هَهُ هَّلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن فَلَهُ أَجْ ُرهُ ِعن َد َربِّ ِه َواَل خَ و
َف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُون
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia
berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka
dan mereka tidak bersedih hati.” [Al-Baqarah: 112]
Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahua muhsin
(berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah kecuali hanya
kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang Dia syari’atkan, tidak dengan
bid’ah.”
Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha
illallaah, Muhammad Rasulullah.
Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua, bahwasanya
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya.
Maka kita wajib membenarkan dan mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat.[7]
Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya ibadah tersebut?”
17
Jawabnya adalah sebagai berikut:
2. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’ (memerintah dan melarang). Hak
Tasyri’ adalah hak Allah semata. Maka, barangsiapa beribadah kepada-Nya bukan dengan cara
yang diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan dirinya di dalam Tasyri’.
3. Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita [8]. Maka, orang yang membuat
tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah ajaran agama dan menuduh
bahwa agama ini tidak sempurna (mempunyai kekurangan).
4. Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan kehendaknya
sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri dalam ibadah. Jika demikian
halnya, maka yang terjadi di dalam kehidupan manusia adalah kekacauan yang tiada taranya
karena perpecahan dan pertikaian akan meliputi kehidupan mereka disebabkan perbedaan
kehendak dan perasaan, padahal agama Islam mengajarkan kebersamaan dan kesatuan menurut
syari’at yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya.
D. Keutamaan Ibadah
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya.
Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab
suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela.
18
ِ َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْد ُعونِي أَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم ۚ إِ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِي َسيَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم د
ََاخ ِرين
“Dan Rabb-mu berfirman, ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk Neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina.’” [Al-Mu’min: 60]
Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mempersempit atau mempersulit manusia, dan
tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyari’atkan
untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya.
Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan
mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.
Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi
segala-galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara tabi’at adalah
lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan makanan dan
minuman, demikian pula hati dan ruh memerlukan ibadah dan menghadap kepada Allah. Bahkan
kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada kebutuhan jasadnya kepada
makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan subtansi hamba itu adalah hati dan
ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan menghadap (bertawajjuh) kepada Allah dengan
beribadah. Maka jiwa tidak akan pernah merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan
dzikir dan beribadah kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan
selain dari Allah, maka kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan lama,
bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali tidak ada kelezatan dan kebahagiaannya.
Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah kebahagiaan yang
tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan
yang hakiki. Maka, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni
ibadah kepada Allah semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang
merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.
19
Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan
kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata. Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata, “Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati
melainkan bila ia meyakini Allah sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah
hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang
lain.
Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan
berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran. Ibadah dapat menghibur seseorang ketika
dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit,
semua itu ia terima dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya
dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap
dan rasa cemas kepada mereka. Maka dari itu, ia merasa percaya diri dan berjiwa besar karena ia
berharap dan takut hanya kepada Allah saja.
Keutamaan ibadah yang paling besar bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih
keridhaan Allah l, masuk Surga dan selamat dari siksa Neraka.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis
Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan ke
3
[1]. Pembahasan ini dinukil dari kitab ath-Thariiq ilal Islaam (cet. Darul Wathan, th. 1421 H)
oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd, al-‘Ubudiyyah oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah tahqiq Syaikh ‘Ali bin Hasan ‘Abdul Hamid, dan Mawaaridul Amaan al-Muntaqa
min Ighaatsatul Lahafan oleh Syaikh ‘Ali bin Hasan ‘Abdul Hamid.
[2]. lihat al-‘Ubuudiyyah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tahqiq Syaikh ‘Ali bin Hasan bin
‘Ali ‘Abdul Hamid al-Halaby al-Atsary (hal. 161-162), Maktabah Darul Ashaalah 1416 H
20
[4]. Murji’ adalah orang murji’ah, yaitu golongan yang mengatakan bahwa amal bukan bagian
dari iman, iman hanya dalam hati.
[5]. Haruriy adalah orang dari golongan khawarij yang pertama kali muncul di Harura’, dekat
Kufah, yang berkeyakinan bahwa orang mukmin yang berdosa besar adalah kafir.
[6]. HR. Muslim (no. 1718 (18)) dan Ahmad (VI/146; 180; 256), dari hadits ‘Aisyah
Radhiyallahu anhuma
[7]. Lihat al-‘Ubudiyyah oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, tahqiq ‘Ali Hasan ‘Ali ‘Abdul
Hamid (hal. 221-222).
[9]. Mawaaridul Amaan al-Muntaqa min Ighatsatul Lahafan (hal. 67), oleh Syaikh ‘Ali Hasan
‘Ali ‘Abdul Hamid.
21
DENDA ( Gharaman/ Diyadh )
1. Pengertian
Kata diyat (ٌ ) ِديَةsecara etimologi berasal dari kata “wadâ – yadî – wadyan wa diyatan”(
ً)ودَى يَ ِدى َو ْديًا َو ِديَة.
َ Bila yang digunakan mashdar wadyan ( ) َو ْديًاberarti sâla ( = َسا َلmengalir) yang
sering dikaitkan dengan lembah, seperti di dalam firman Allah Azza wa Jalla :
Akan tetapi, jika yang digunakan adalah mashdar diyatan ( ً) ِديَة, berarti ‘membayar harta
tebusan yang diberikan kepada korban atau walinya dengan sebab tindak pidana penganiyaan
(jinâyat).
Sedangkan diyat secara terminologi syariat adalah harta yang wajib dibayar dan diberikan
oleh pelaku jinâyat kepada korban atau walinya sebagai ganti rugi, disebabkan jinâyat yang
dilakukan oleh si pelaku kepada korban.
22
Definisi ini mencakup diyat pembunuhan dan diyat anggota tubuh yang dicederai, sebab
harta ganti rugi ini diberikan kepada korban bila jinâyatnya tidak sampai membunuhnya dan
diberikan kepada walinya bila korban terbunuh.
23
pribadi”.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas, jelaslah bahwa ta’zir
adalah suatu istilah untuk hukuman atas jarimah-jarimah yang hukumannya
belum ditetapkan oleh syara’. Dari definisi tersebut, juga dapat dipahami
bahwa jarimah ta’zir terdiri atas perbuatan-perbuatan maksiat yang tidak
dikenakan hukuman had dan tidak pula kifarat. Dengan demikian inti dari
jarimah ta’zir adalah perbuatan maksiat. Adapun yang dimaksud maksiat
adalah meninggalkan perbuatan yang diwajibkan dan melakukan perbuatan
yang diharamkan (dilarang). Para fuqaha memberikan contoh meninggalkan
kewajiban seperti menolak membayar zakat, meninggalkan shalat fardhu,
enggan membayar hutang padahal ia mampu, mengkhianati amanat, seperti
menggelapkan titipan, memanipulasi harta anak yatim, hasil waqaf dan lain
sebagainya.
Dalam ta’zir, hukuman itu tidak ditetapkan dengan ketentuan (dari
Allah dan Rasulnya), dan Qadhi diperkenankan untuk mempertimbangkan
baik bentuk hukuman yang akan dikenakan maupun kadarnya. Pelanggaran
yang dapat dihukum dengan metode ini adalah yang mengganggu kehidupan
dan harta orang serta kedamaian dan ketentraman masyarakat. Hukuman itu
dapat berupa cambukan, kurungan penjara, denda, peringatan dan lain-lain.28
Ta’zir (hukuman yang tidak ada aturannya dalam Syara’) adalah
hukuman yang bersifat mendidik seperti memenjara dan memukul yang tidak
sampai melukai, tidak boleh melakukan ta’zir dengan mencukur jenggot
ataupun memungut uang (denda). Kaum muslimin yang harus melaksanakan
ta’zir dengan memungut uang, mengikuti pendapat Imam Malik yang
membolehkan. Sedangkan Imam Syafi’i dan ulama pengikut Imam Syafi’i
tidak ada satupun yang membolehkan memungut denda uang. Dalam sebagian
fatwa Ibnu ‘Alan bahwa pendapat yang membolehkan pemungutan uang
tersebut sesuai dengan pendapat Imam Malik. Sebagian dasarnya adalah
pengerusakan Khalifah Umar terhadap rumah Sa’ad, ketika ia lari
bersembunyi dari pengawasannya dan juga pembakaran olehnya terhadap
rumah-rumah penjual minuman keras.29 Dalam fiqih jinayah hukuman diyat adalah denda. Diyat yakni
hukum denda atas orang yang melakukan bunuh dengan tidak sengaja (khatha’) atau atas pembunuhan
yang serupa sengaja (syabah amad) atau berbuat sesuatu pelanggaran yang memperkosa hak manusia
seperti zina, melukai dan
24
sebagainya.30 Pelanggaran jinayah yang mewajibkan hukuman denda, adalah
dua macam yaitu melukai dan merusak salah satu anggota badan.31
Namun denda keterlambatan pembayaran adalah sebagai ta’zir bukan
diyat, karena denda keterlambatan pembayaran utang tidak berasal dari
pelanggaran yang melukai atau merusak anggota badan seseorang.
Secara garis besar hukuman ta’zir dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok .
1. Hukuman ta’zir yang mengenai badan, seperti hukuman mati dan jilid (dera).
2. Hukuman yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang, seperti hukuman penjara dan pengasingan.
Menurut mereka hadits ini secara tegas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW
mengenakan denda pada orang yang enggan membayar zakat.35 Dalam
25
riwayat dari Amr bin Syu’aib diceritakan bahwa:
“Jika seseorang mengambil buah-buahan di kebun sekedar untuk dimakan
(karena lapar), maka dia tidak dikenakan hukuman. Tetapi jika ia
mengambil buah-buahan itu untuk dibawa keluar dari kebun, ia dikenakan
denda seharga buah yang diambil, dan dikenakan juga hukuman lain”.
(HR. an-Nasa’i).
Di samping itu mereka juga beralasan pada keumuman ayat-ayat Allah SWT
yang melarang bersikap sewenang-wenang terhadap harta orang lain, seperti
dalam surat al-Baqarah ayat 188 yang artinya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain
di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim…”
Menurut mereka, campur tangan hakim dalam soal harta seseorang, seperti
mengenakan hukuman denda disebabkan melakukan tindak pidana ta’zir,
termasuk kedalam larangan Allah SWT dalam ayat di atas, karena dasar
hukum denda itu tidak ada.39 Ini adalah perbedaan pendapat para ulama
tentang hukuman denda. Ulama yang melarangnya berpendapat bahwa
hukuman denda yang pernah ada telah dihapus dengan hadis Rasulullah di
atas.
26
janji, dan ketentuan seseorang disebut ingkar janji dijelaskan dalam Pasal 36,
yang menyebutkan bahwa:
b. Pembatalan akad
c. Peralihan resiko
d. Denda, dan/atau
Hukuman diyat disyari’atkan dalam syariat Islam berdasarkan dalil dari al-Qur‘ân,
Sunnah dan ijmâ’. Di antara dalil dari al-Qur‘ân adalah firman Allah Azza wa Jalla :
Maka barangsiapa yang mendapat suatu permaafan dari saudaranya, hendaklah yang
memaafkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah yang diberi maaf membayar diyat
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula. [al-Baqarah/2:178]
27
Ini berlaku untuk pembunuhan disengaja Juga firman Allah Azza wa Jalla :
ٌلَّ َمةqةٌ ُّم َسqَ ٍة َو ِديqَ ٍة ُّم ْؤ ِمنqََو َما َكانَ لِ ُم ْؤ ِم ٍن أَن يَ ْقتُ َل ُم ْؤ ِمنًا إِاَّل َخطَأ ً ۚ َو َمن قَت ََل ُم ْؤ ِمنًا َخطَأ ً فَتَحْ ِري ُر َرقَب
ص َّدقُوا ۚ فَإِن َكانَ ِمن قَوْ ٍم َع ُد ٍّو لَّ ُك ْم َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّم ْؤ ِمنَ ٍة ۖ َوإِن َكانَ ِمن َّ َإِلَ ٰى أَ ْهلِ ِه إِاَّل أَن ي
ِ َ ْد فq ٍة ۖ فَ َمن لَّ ْم يَ ِجq َ ٍة ُّم ْؤ ِمنq َق فَ ِديَةٌ ُّم َسلَّ َمةٌ إِلَ ٰى أَ ْهلِ ِه َوتَحْ ِري ُر َرقَب
ْه َر ْي ِنq يَا ُم َشq ص ٌ قَوْ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُم ِّميثَا
ُمتَتَابِ َعي ِْن تَوْ بَةً ِّمنَ هَّللا ِ ۗ َو َكانَ هَّللا ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما
Dan tidak pantas bagi seorang Mukmin membunuh seorang Mukmin yang lain, kecuali
karena tersalah tidak sengaja. Dan barangsiapa membunuh seorang Mukmin karena tersalah,
hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diyat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka
dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa yang
tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut untuk
penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.[an-
Nisâ‘/4:92]
Hal ini berhubungan dengan pembunuhan tidak disengaja dan mirip sengaja.
Sedangkan dari Sunnah di antaranya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
َم ْن قُتِ َل لَهُ قَتِ ْي ٌل فَه َُو بِ َخي ِْر النَّظَ َري ِْن إِ َّما أَ ْن يُ ْفدَى َوإِ َّما أَ ْن يُ ْقتَل
Barangsiapa yang keluarganya terbunuh maka ia bisa memilih dua pilihan, bisa memilih
diyat dan bisa juga memilih pelakunya dibunuh (qishâsh). [HR al-Jamâ’ah].
Demikian juga kaum Muslimin telah bersepakat tentang pensyariatan diyat pada jinâyat
pembunuhan.
28
Diyat merupakan sebagian dari hukuman yang dijatuhkan oleh hakim atas:
1. Orang yang telah terbukti secara sah menurut hukum membunuh orang Mukmin, secara tidak
di sengaja atau mirip sengaja. Namun, apabila ahli waris korban merelakan diyat tersebut,
terhukum dan keluarganya tidak wajib membayar diyat tersebut.
2. Orang yang telah terbukti secara sah menurut hukum membunuh kafir dzimmi (orang kafir
yang mengadakan perjanjian untuk tidak saling memerangi dengan orang Islam).
3. Orang yang dijatuhi hukuman karena qishâsh (pembunuhan atau pelukaan dengan
sengaja),tetapi dimaafkan oleh ahli waris korban.
Diyat sebagai satu hukuman memiliki ukuran tertentu yang telah ditetapkan syari’at, tergantung
kepada korban pembunuhan. Hal ini dapat diringkas sebagai berikut:
Para Ulama sepakat menjadikan diyat Muslim merdeka seratus onta, [3] tidak ada bedanya
dalam hal ini antara pembunuhan sengaja, tidak sengaja dan mirip sengaja. Hal ini berdasarkan
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Namun diyat ketiga jenis pembunuhan ini berbeda dari sisi ringan dan beratnya diyat.
Diyat pembunuhan sengaja diperberat dari tiga sisi dan diyat pembunuhan mirip sengaja
diperberat dari satu sisi dan mendapat keringanan dari dua sisi. Sedangkan diyat pembunuhan
tidak sengaja mendapat keringanan dari tiga sisi sekaligus. Perinciannya sebagai berikut:
29
a). Sisi pemberatan hukuman diyat pembunuhan disengaja adalah:
Pertama: Pembayarannya ditanggung sendiri oleh pelaku pembunuhan, tidak dibebankan kepada
keluarga besarnya. Ini sudah menjadi ijmâ’ sebagaimana disampaikan Ibnu Qudâmah. [4]
Kedua: Diwajibkan kontan dan tidak dibayar tempo karena disamakan dengan qishâsh dan ganti
rugi jinâyât. Inilah pendapat yang râjih menurut jumhur Ulama.
Ketiga: Diperberat dari sisi usia onta. Onta yang harus diserahkan yaitu 30 ekor onta hiqqah, 30
onta Jaza’ah, 40 onta hamil yang mengandung janin diperutnya (khalifah) menurut pendapat
yang rajah dengan dasar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
ًوْ نَ ِحقَّةqqُةَ َو ِه َي ثَالَثqَ ُدوْ ا ال ِّديqَم ْن قَت ََل ُمتَ َع ِّمدًا ُدفِ َع إِلَى أَوْ لِيَا ِء ْال َم ْقتُوْ ِل فَإ ِ ْن َشاءُوْ ا قَتَلُوْ هُ َوإِ ْن َشا ُءا أَ َخ
َوثَالَثُوْ نَ َج َذ َعةً َوأَرْ بَعُوْ نَ َخلِفَةً َو َما صُوْ لِحُوْ ا َعلَ ْي ِه فَهُ َو لَهُ ْم
Siapa yang membunuh dengan sengaja maka diserahkan kepada para wali korban, apabila
mereka ingin maka mereka membunuhnya dan bila ingin (lainnya) maka mengambil diyat yaitu
30 hiqqah (onta berusia 3 tahun), 30 jaza’ah (onta berusia 4 tahun) dan 40 khalifah (onta yang
sedang mangandung janin). Semua yang mereka terima dengan damai maka itu hak mereka. [HR
Ibnu Mâjah no 2626 dan dihasankan al-Albâni dalam Irwâ’ 2199 dan Shahîhul-Jâmi’ no. 6455.]
b). Sisi pemberatan dan keringanan dalam diyat pembunuhan mirip sengaja. Diyat pembunuhan
semacam ini diperberat dalam satu sisi saja yaitu usia ontanya sama dengan diyat pembunuhan
disengaja. Hal ini didasarkan kepada hadits ‘Abdullâh bin ‘Amr Radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اqوْ نِ ِهqqُوْ نَ فِ ْي بُطqqا أَرْ بَ ُعqqَل ِم ْنهq َّ ِا بqqَأَالَ إِ َّن ِديَةَ ْالخَ طَأ ِ ِش ْب ِه ْال َع ْم ِد َما َكن
َ وْ ِط َو ْال َعqالس
ِ qِةٌ ِمنَا ِإلبqَا ئqqا ِمqص
أَوْ الَ ُدهَا
Ketahuilah bahwa diyat pembunuhan yang mirip dengan sengaja yaitu yang dilakukan
dengan cambuk dan tongkat adalah seratus ekor onta. Di antaranya empat puluh ekor yang sedang
hamil.
Dua orang wanita dari suku Hudzail saling berperang, lalu salah seorang dari mereka
melempar batu kepada yang satunya, lalu membunuhnya dan membunuh juga janin isi
kandungannya. Lalu kaum mereka memperadilkannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memutuskan kewajiban membayar diyat janinnya
ghurrah budak laki-laki atau wanita dan menetapkan diyat korban wanita tersebut atas kerabat
wanita pembunuhnya. Kemudian anak korban dan kerabat yang bersamanya mewarisi diyat
tersebut. [Muttafaq ‘alaihi]
Kedua: Diyat boleh diangsur selama tiga tahun menurut ijmâ’ sebagaimana dikatakan Ibnu
Qudâmah rahimahullah, “Diriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘anhu dan Ali Radhiyallahu
‘anhu bahwa keduanya menetapkan diyat kepada al-Aqilah (keluarga pembunuh) selama tiga
tahun dan tidak ada yang menyelisihi keduanya di zaman mereka sehingga itu menjadi ijmâ’. [6]
c). Sisi keringanan dalam diyat pembunuhan tidak sengaja dari tiga sisi
Pertama: Kewajiban ini dibebankan kepada al-Aqilah menurut ijmâ’ umat ini [7]. Ibnu Qudâmah
rahimahullah menyatakan, “Kami tidak mengetahui adanya khilâf di antara para Ulama bahwa
diyat pembunuhan tidak sengaja diambil dari al-‘Aqilah (keluarga).[8]
Kedua: Dibayar dalam tiga tahun sebagaimana diyat pembunuhan mirip sengaja. Ibnu Qudâmah
rahimahullah menyatakan: “Tidak ada khilaf di antara mereka bahwa diyatnya tidak kontan
(dibayar) tiga tahun”.[9]
31
Ketiga: Mendapatkan keringan dari sisi usia ontanya menjadi lima jenis, yaitu 20 bintu makhâdh
(onta betina berusia setahun), 20 ibnu makhâdh (onta jantan berumur setahun) , 20 onta bintu
labûn (onta betina usia dua tahun), 20 onta hiqqah dan 20 onta jaza’ah. [10]
Standar pembayaran diyat pembunuhan adalah onta menurut pendapat mayoritas Ulama
dan pendapat yang dirâjihkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah [11] dan Ibnul-Qayyim
rahimahullah serta Syaikh Prof. DR. Shâlih bin ‘Abdillâh al-Fauzân [12], dengan dasar :
– Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menetapkannya pada diyat pembunuhan mirip sengaja,
seperti dalam hadits ‘Abdullâh bin ‘Amru di atas.
– Riwayat shahîh dari Umar bin al-Khaththâb Radhiyallahu ‘anhu ketika berbicara di atas
mimbar:
َ ق ْاثن َْي ع
َرq َش ِ َو ِرq َار َو َعلَى أَ ْه ِل ْال
ٍ ب أَ ْلفَ ِد ْين
ٍ َضهَا ُع َم ُر َعلَى أَ ْه ِل ال َّده
َ ال فَفَ َر ْ َأَالَ إِ َّن ْا ِإلبِ َل ٌَ ْد َغل
َ َت ق
أَ ْلفًا َو َعلَى أَ ْه ِل ال َّشا ِء أَ ْلفَ ْي َشا ٍة
Ketahuilah bahwa harga onta telah naik (menjadi mahal). Lalu Umar mewajibkan diyat kepada
orang yang punya emas sebanyak 1000 dinar, kepada pemilik perak 12000 dirham, pemilik sapi
200 sapi dan pemilik kambing 2000 kambing. [HR Abu Dâwud no. 4542 dan dihasankan al-
Albâni dalam kitab al-Irwâ’ no. 2247]
Dalam hal ini nampak Umar Radhiyallahu ‘anhu menaikkan jumlah diyat selain onta
disebabkan mahalnya harga onta, sehingga jadilah onta sebagai standar pembayaran diyat,
sedangkan yang lain mengikuti nilai onta.
– Seluruh diyat anggota tubuh dibayar dan diukur dengan onta. Syariat selalu menentukan
ukuran bagian diyat dengan onta, sehingga menunjukkan onta adalah standar (asal) pembayaran
diyat. Syaikh Ibnu Utsaimîn rahimahullah menyatakan: “Orang-orang dari zaman dulu
senantiasa menghukumi bahwa standar dalam diyat adalah onta. Diyat bagi kami sekarang ini
32
dinilai dengan 1000 riyal, seandainya perak dijadikan sebagai standar maka diyat orang bernilai
3360 riyal”.
– Ditambah adanya perbedaan antara diyat pembunuhan sengaja dengan yang tidak sengaja. Hal
ini tidak dapat diwujudkan menurut ijmâ’ dengan selain onta. Wallâhu a’lam.
Diyat lelaki ahli kitab yang merdeka baik sebagai seorang Mu’âhad, musta’man atau dzimmi
adalah separuh diyat Muslim berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Mereka ini seperti majusi, baik ahli dzimmah atau musta’man atau mu’âhad dan orang kafir
musyrik namun mu’âhad atau musta’man, maka diyatnya adalah 800 dirham islami sebagaimana
dijelaskan dalam pernyataan Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu :
Diyat al-Majusi 800 dirham. [HR at-Tirmidzi no, 1417] Ini adalah pendapat mayoritas Ulama.
[14]
Diyat wanita Muslimah separuh diyat lelaki Muslim, sebagaimana dijelaskan dalam surat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disampaikan kepada ‘Amru bin Hazm yang di antara
isinya adalah:
33
صف ِم ْن ِديَ ِة ال َّر ُج ِل
ِ ِِّديَةُ ْال َمرْ أَ ِة َعلَى الن
Diyat wanita itu separuh dari diyat lelaki. [HR al-Baihaqi dalam Sunanul-Kubra no. 16344 dan
didhaîfkan al-Albâni dalam Irwâ‘ul-Ghalîl no. 2250]
Hal ini telah menjadi ijmâ’ sebagaimana disampaikan Ibnul-Mundzir rahimahullah : “Para
Ulama berijmâ` bahwa diyat wanita separuh diyat lelaki”
Diyat wanita ahli kitab dan majusi serta kaum musyrikin adalah separuh dari diyat laki-laki
mereka, sebagaimana diyat wanita Muslimah adalah separuh dari laki-laki Muslim.[17]
6. Diyat Budak
Diyat budak, baik lelaki atau perempuan, kecil atau dewasa adalah sesuai harga budak itu
sendiri selama harganya tidak mencapai nilai diyat lelaki merdeka. Ini sudah menjadi ijmâ’ di
kalangan kaum Muslimin [18] karena budak adalah harta yang bernilai jual sehingga diganti
seharga nilai budak tersebut.
7. Diyat Janin
Diyat janin baik laki-laki atau perempuan apabila keguguran atau mati dengan sebab akibat
jinâyat atas ibunya baik pada pembunuhan sengaja atau tidak sengaja adalah ghurrah budak.
Nilai ghurrah ini adalah 5 ekor onta berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu :
34
ُموا إِلَىqَص ْ َا فqqَطنِه
َ اخت ٍ qت إِحْ دَا هُ َما األُ ْخ َرى بِ َح َج
ْ َا فِى يqqا َو َمqqَر فَقَتَلَ ْتهq ِ ت ام َرأَت
ْ َان ِم ْن هُ َذ ْي ِل فَِ َر َم ِ َا ْقتَتَل
ٌدq َّرةٌ َع ْبqصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ َّن ِديَةَ َجنِ ْيبِهَا ُغ
َ ِ ضى َرسُوْ ُل هَّللا َ ََرسُو ِل هَّللا ِ صًلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَق
ضى بِ ِديَ ِة ْال َمرْ اَ ِة َعلَى عَا قِلَتِهَا َو َو َّرثَهَا َولَ َدهَا َو َم ْن َم َعهُ ْم َ َأَوْ َواِلِ ْي َدةٌ ٌَوق
Dua orang wanita dari suku Hudzail saling berperang,lalu salah seorang dari mereka
melempar batu kepada yang satunya, lalu membunuhnya dan membunuh juga janin isi
kandungannya. Lalu kaum mereka memperadilkannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memutuskan kewajiban membayar diyat
janinnya ghurrah budak laki-laki atau wanita dan menetapkan diyat korban wanita tersebut atas
kerabat wanita pembunuhnya. Kemudian anak korban dan kerabat yang bersamanya mewarisi
diyat tersebut.[Muttafaq ‘alaihi]
35
HUDUD
A. Pengertian Hudud
1. Bahasa
Secara bahasa, kata hudud adalah bentuk jamak dari had, yang bermakna al-man’u ()المنع,
yaitu pencegahan. Karena itu penjaga pintu gerbang di depan gedung sering disebut haddad,
karena tugasnya mencegah orang masuk.
Itulah hudud Allah dan janganlah kamu melanggarnya. (QS. Al-Baqarah : 187)
2. Istilah
Sedangkan makna hudud secara istilah cukup banyak didefinisikan oleh para ulama,
sesuai dengan kriteria tentang hukum hudud dalam pandangan mereka.
Intinya para ulama sepakat bahwa makna hudud adalah hukuman yang sifatnya ketetapan
dari Allah atas pelanggaran dosa, dimana bentuk, tata cara dan teknis hukumannya bukan
36
ditentukan oleh manusia, seperti nabi, shahabat atau para ulama, namun semua telah ditentukan
langsung oleh Allah SWT.
Dan istilah hudud pada makna aslinya sebenarnya mengacu kepada bentuk hukuman
yang Allah SWT tetapkan, namun terkadang juga dipakai untuk menamakan perbuatannya juga.
Sebagian ulama yang lain memandang hudud adalah apapun jenis hukuman atas dosa,
tanpa memandang apa yang dilanggar, apakah hak Allah ataukah hak hamba atau hak keduanya.
Dalam pandangan mereka, yang penting bila hukuman itu telah ditetapkan oleh Allah
SWT, maka hukuman itu termasuk di dalam kategori hukum hudud.
ع
ِ ار ِ هُ َو ُعقُوبَةٌ ُمقَ َّد َرةٌ بِتَ ْق ِد
ِ ير ال َّش
Hukuman yang ditetapkan dengan ketetapan dari pembuat syariat yaitu Allah SWT.
Sebagian ulama memberi batasan bahwa hudud adalah hukuman atas pelanggaran dosa
besar yang terkait hak Allah saja, seperti definisi berikut ini :
”Hukuman yang ditetapkan Allah dan diwajibkan untuk memenuhi hak Allah”
Maksudnya hudud adalah jenis hukuman atas pelanggaran dari dosa-dosa tertentu,
dimana jenis, kadar, ukuran dan tata caranya telah ditetapkan langsung oleh Allah, bukan oleh
Nabi atau qadhi. Dan disebutkan sebagai hak Allah, karena dalam hal ini hukuman bukan
dijatuhkan karena faktor kehendak dari hakim, atau dari pihak korban, melainkan sudah menjadi
ketetapan yang baku dari Allah SWT, tanpa bisa diubah atau dihilangkan.
37
c. Hukuman Atas Pelanggaran Hak Allah dan Hak Hamba
ِدqق ْال َع ْب ُّ qا َحqqَ أَ ِو اجْ تَ َم َع فِيه، ت َحقًّا هَّلِل ِ تَ َعالَى َك َما فِي ال ِّزنَى
ُّ qق هَّللا ِ َو َح ْ َب َو َجب ٍ ُعقُوبَةٌ ُمقَ َّد َرةٌ َعلَى َذ ْن
. ق خَ الِصٌ ِآل َد ِم ٍّي ٌّ َنَّهُ َحqصاصُ َِِأل
َ ِ َوالَ ْالق، ير ِه
ِ ْزي ُر لِ َعد َِم تَ ْق ِد
ِ ْس ِم ْنهُ التَّع
َ ف فَلَي ِ َك ْالقَ ْذ
“Hukuman yang telah ditetapkan atas seorang yang berdosa yang diwajibkan atas dasar
hak Allah SWT seperti zina, atau campuran antara hak Allah dan hak hamba seperti qadzaf, dan
bukan yang hanya demi kepentingan hak seorang hamba seperti qishash pembunuhan”
Dengan definisi ini, kedua mazhab di atas hanya membatasi hudud pada dosa yang terkait
dengan hak Allah saja atau yang merupakan hak Allah dan hak hamba. Namun bila hanya
menyangkut hak hamba saja tanpa ada hak Allah di dalammnya, dikeluarkan dari wilayah hudud.
Dosa zina dan hukumannya dimasukkan ke dalam wilayah hudud, karena dianggap
merupakan pelanggaran atas hak Allah. Maksudnya, bisa saja pasangan zina itu melakukannya
dengan suka sama suka, rela sama rela dan saling ikhlas.
Dalam hal ini tentu tidak ada hak manusia yang dirugikan. Namun karena Allah SWT
mengharamkan zina, maka orang yang berzina itu melanggar hak-hak Allah.
Dosa qadzaf dan hukumannya melanggar dua hak sekaligus, yaitu hak Allah dan hak
hamba. Qadzaf adalah menuduh orang berzina tanpa saksi yang mencukupi syarat. Hak Allah
yang dilanggar adalah ketika Allah melarang menuduh orang berzina.
Dan hak hamba yang dilanggar dalam dosa qadzaf adalah pencemaran nama baik
seseorang, serta tuduhan palsu yang bukan hanya mencemarkan pelaku, tetapi juga anak, istri,
keluarga dan kedudukan mereka di tengah masyarakat.
38
Tetapi dosa membunuh nyawa manusia, oleh kedua madzhab tidak dimasukkan ke dalam
wilayah hudud. Alasannya, karena di dalam kasus pembunuhan, yang lebih berperang adalah
sikap dari keluarga korban. Bila mereka menuntut qishash, dimana pembunuhnya harus dibunuh
juga, maka wajib dilaksanakan.
Tetapi bila mereka memaafkan dan meminta diyat (uang tebusan), maka Allah SWT
membolehkannya. Bahkan bila mereka memaafkan dan sama sekali tidak meminta tebusan apa
pun, maka Allah SWT pun tiak berkeberatan. Sehingga dalam hal ini dianggap bahwa qishash itu
sepenuhnya adalah hak hamba, yang dalam hal ini hak dari keluarga korban.
B. Masyru’iyah Hudud
Melaksanakan hukuman yang nilainya hukuman hudud disyariatkan dalam agama Islam.
Baik qadhi yang mewakili pemerintah atau pun pelaku dari dosa, sama-sama diwajibkan untuk
menegakkannya.
Dan perintah untuk menegakkannya didasarkan pada perintah Allah SWT baik yang
terdapat di dalam Al-Quran atau pun yang ada di dalam sunnah Rasulullah SAW, dan juga
termasuk di dalamnya apa yang telah menjadi ijma’ para ulama.
1. Al-Quran
Di antara bentuk hukum hudud adalah hukuman yang berlaku buat orang yang berzina,
dimana Allah SWT telah mewajibkan qadhi untuk menjatuhkan hukum cambuk buat orang yang
berzina, sesuai firman-Nya :
“Wanita dan laki-laki yang berzina maka jilidlah masing-masing mereka 100 kali. Dan
janganlah belas kasihan kepada mereka mencegah kamu dari menjalankan agama Allah, jika
kamu beriman kepada Allah dan hari Akhir. Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman”. (QS. An-Nuur : 2)
39
Dan Allah SWT juga menetapkan hukum hudud, berupa pemotongan tangan, buat orang
yang mencuri harta milik orang lain yang telah memenuhi semua ketentuan dan syarat
pemotongan tangan.
ِ ُوا أَ ْي ِديَهُ َما َج َزاء بِ َما َك َسبَا نَ َكاالً ِّمنَ هّللا ِ َوهّللا ُ ع
َزي ٌز َح ِكي ٌم ْ َّارقَةُ فَا ْقطَع ُ َّار
ِ ق َوالس ِ َوالس
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan
itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Maidah : 38)
Dan Allah SWT juga menetapkan hukuman hudud buat mereka yang menuduh orang lain
berzina tanpa bukti atau saksi, dengan dasar firman Allah SWT :
ًهَا َدةqوا لَهُ ْم َشqqُ َدةً َوالَ تَ ْقبَلqت ثُ َّم لَ ْم يَأْتُوا بِأَرْ بَ َع ِة ُشهَدَا َء فَاجْ لِ ُدوهُ ْم ثَ َمانِينَ َج ْل َ َْوالَّ ِذينَ يَرْ ُمونَ ْال ُمح
ِ صنَا
َ ِأَبَدًا َوأُولَئ
َك هُ ُم ْالفَا ِسقُون
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik dan mereka tidak
mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali dera, dan janganlah
kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. An-Nur : 4)
Dan Allah SWT telah menetapkan jenis hukuman hudud buat mereka yang melakukan
dosa hirabah, yaitu gabungan dari perampasan, penteroran, pembunuhan dan juga merusak di
muka bumi.
40
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya
dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik , atau dibuang dari negeri . Yang demikian itu
suatu penghinaan untuk mereka didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar,
kecuali orang-orang yang taubat sebelum kamu dapat menguasai mereka; maka ketahuilah
bahwasanya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Maidah : 33-34)
2. Sunnah
Sedangkan dari hadits nabawi, Allah SWT telah menetapkan hukum hudud buat orang
berzina dalam keadaan muhshan, yaitu muslim, aqil, baligh dan sudah pernah menikah dan
berhubungan suami istri yang halal dalam pernikahan yang sah. Hukumannya adalah rajam
sampai mati, bentuknya dilempari dengan batu hingga ajal menjemput.
ِهqِأ َ َم َر بqَت ف
ٍ هَادَاq َع َشqَ ِه أَرْ بq ِه َد َعلَى نَ ْف ِسq ْد زَ نَى فَ َشqَ فَ َح َّدثَهُ أَنَّهُ قr ِأَ َّن َر ُجالً ِم ْن أَ ْسلَ َم أَتَى َرسُو ُل هللا
َ ْ فَ ُر ِج َم َو َكانَ قَ ْد أَحr َِرسُو َل هللا
َصن
“Ada seorang laki-laki dari Bani Aslam mendatangi Rasululllah SAW. Dia berikrar
bahwa dirinya telah berzina dan dia bersaksi empat kali. Maka Rasulullah SAW memerintahkan
untuk merajamnya, maka dia pun dirajam, karena dia telah menikah (muhshan). (HR. Bukhari)
ت أَ َّن َعلَى ا ْبنِى ُ ْرqqِ ِه َوإِنِّ ْي أُ ْخبqِ َزنَى بِا ْم َرأَتqَ أَ ِجيرًا َعلَى هَ َذا ف: يَا َرسُوْ َل هللاِ إِ َّن ا ْبنِى َكانَ ع َِسيفًا أي
أ َ ْخبَرُوْ نِ ْي أَ َّن َعلَى ا ْبنِىqqَ َل ْال ِع ْل ِم فq ت أَ ْه
ُ أ َ ْلq فَ َس.) اريَ ٍة
ِ ْت ِم ْنهُ بِ ِمائَ ٍة ِمنَ ْال َغن َِم َو َولِي َد ٍة ( َج
ُ فَا ْفتَ َدي.الرَّجْ َم
.َام َوأَ َّن َعلَى ا ْم َرأَ ِة ال َّرج ُِل الرَّجْ َم
ٍ َج ْل ُد ِمائَ ٍة َوتَ ْغ ِريبُ ع
“Wahai Rasulullah! Sesungguhnya anak lelakiku bekerja kepada si fulan, lalu ia berzina
dengan istrinya. Diberitakan kepadaku bahwa anak lelakiku harus dirajam. Maka aku membayar
fidyah darinya dengan seratus ekor kambing dan seorang budak wanita. Kemudian, aku bertanya
kepada ulama dan mereka memberitahukan kepadaku bahwa anak lelakiku harus dicambuk
seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Adapun istri si fulan itu harus dirajam.“
3. Ijma’
41
Kewajiban untuk menjalankan hukuman hudud bukan termasuk masalah khilayafiyah
seperti yang dikatakan para orientalis, sekuleris atau kalangan liberalis. Kewajiban dan
masyru’iyah hukuman hudud ini adalah masalah yang sudah qath’i secara dalilnya, karena bukan
hanya ditetapkan di dalam Al-Quran dan sunnah, namun juga sudah menjadi ijma’ di kalangan
ulama.Para ulama dalam jumlah yang besar sudah sampai pada level sepakat bulat untuk
menyimpulkan bahwa hukuman hudud adalah sesuatu yang telah disyariatkan oleh Allah SWT di
dalam sistem syariat Islam.
Hukuman hudud adalah hukuman yang telah ditetapkan Allah SWT bagi pelaku jenis
dosa-dosa hudud. Namun para ulama tidak sepakat sepenuhnya tentang jenis dosa apa saja yang
termasuk di dalamnya, dan yang tidak temasuk di dalamkanya.
Hukuman hudud telah disepakati oleh para ulama pada beberapa dosa tertentu, dan
mereka berbeda pendapat pada beberapa kesalahan dan pelanggaran yang lainnya.
Di antara pelanggaran atas dosa-dosa yang telah disepakati untuk dijatuhkan hukuman
hudud adalah zina, qadzaf, mabuk, pencurian, dan pembegalan. Sisanya seperti hudud minum
khamar, murtad, baghyi, qishash, meninggalkan shalat dan murtad.
Mazhab Al-Hanafiyah berpendapat bahwa perkara yang termasuk hukum hudud ada
enam macam, yaitu [1] zina, [2] qadzaf, [3] mabuk, [4] pencurian, [5] pembegalan, dan [6]
minum khamar.
Mazhab Al-Malikiyah berpendapat bahwa perkara yang termasuk hukum hudud ada tujuh
macam, yaitu : [1] zina, [2] qadzaf, [3] mabuk, [4] pencurian, [5] pembegalan, dan [6] murtad
dan [7] Baghyu.
42
D. Bentuk Hukuman Hudud
1. Rajam
Rajam adalah bentuk hukuman yang langsung Allah SWT tetapkan bagi pelaku zina
muhshan. Nanti akan dijelaskan secara lebih mendalam pada bab hukuman perzinaan.
2. Cambuk
b. Qadzaf, juga untuk orang yang menuduh orang lain berzina tanpa saksi yang bisa diterima.
3. Taghrib
Yang dimaksud dengan hukuman taghrib (ريبq ِ q )الت ْغadalah pengasingan. Hukuman ini
diberlakukan buat orang yang berzina ghairu muhshan.
4. Pemotongan
Yang dimaksud dengan pemotongan disini adalah pemotongan tangan bagi pencuri yang
mencukupi syarat pemotongan, sebagai hukuman atas perbuatannya.
5. Bunuh
Hukum bunuh diberlakukan buat orang yang telah melakukan pembunuhan atau
penghilangan nyawa orang lain secara sengaja, dengan alat yang lazim atau memungkinkan
digunakan untuk membunuh, setelah terbukti di pengadilan semua ketentuan dan syaratnya.
43
QISAS
(b) Dan segi syarak bererti hukuman yang ditetapkan oleh syarak melalui nas-nas A1-Quran
dan Hadis-hadis Nabi saw. kerana kesalahan-kesalahan yang melibatkan hak individu.
44
Artinya : “Dan dalam qisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai orang-
orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 179).
Imam asy-Syaukani menjelaskan ayat ini dengan menyatakan, “Maknanya, kalian
memiliki jaminan kelangsungan hidup dalam hukum yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala syariatkan ini, karena bila seseorang tahu akan dibunuh secara qisas apabila ia
membunuh orang lain, tentulah ia tidak akan membunuh dan menahan diri dari
mempermudah dan terjerumus padanya.
Dengan demikian, hal itu seperti kedudukan jaminan kelangsungan hidup bagi jiwa
manusia. Ini adalah satu bentuk sastra (balaghah) yang tinggi dan kefasihan yang sempurna.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan qisas yang sebenarnya adalah kematian sebagai
jaminan kelangsungan hidup, ditinjau dari akibat yang ditimbulkannya, berupa tercegahnya
manusia saling bunuh di antara mereka. Hal ini dalam rangka menjaga keberadaan jiwa
mereka dan keberlangsungan khidupan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyampaikan ayat ini untuk ulil albab (orang
yang berakal), karena merekalah orang yang memandang jauh ke depan dan berlindung dari
bahaya yang munculnya menyusul nanti. Adapun orang yang pandir, dia berpikiran pendek
dan gampang emosi, ketika amarah dan emosinya bergejolak dia tidak memandang akibat
yang muncul nantinya dan dia pun tidak memikirkan masa depannya.
Dikarenakan bersikap terburu-buru dan tidak mengerti hakikat syariat yang
Allah Subhanahu wa Ta’ala tetapkan, banyak orang bahkan kaum muslimin yang belum
mau menerima atau simpati atas penegakan qisas ini. Padahal, pensyariatan qisas akan
membawa kemaslahatan bagi manusia.
Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan menyatakan, “Pensyariatan qisas berisi rahmat
bagi manusia dan penjagaan atas darah mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala
ٌاص َحيَاة
ِ صَ َِولَ ُك ْم فِي ْالق
Artinya: ‘Dan dalam qisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu.‘ (Qs. al-Baqarah:
179).
Sehingga, betapa jelek orang yang menyatakan bahwa qisas itu sesuatu yang tidak
berprikemanusiaan (biadab) dan keras. Mereka tidak melihat kepada kebiadaban pelaku
pembunuhan ketika membunuh orang tak berdosa, ketika menebar rasa takut di daerah
45
tersebut, dan ketika menjadikan para wanita janda, anak-anak menjadi yatim, serta
hancurnya rumah tangga.
Mereka ini hanya merahmati pelaku kejahatan dan tidak merahmati korban yang tak
berdosa. Sungguh jelek akal dan kedangkalan mereka. Allah berfirman:
َأَفَ ُح ْك َم ْال َجا ِهلِيَّ ِة يَ ْب ُغونَ َو َم ْن أَحْ َس ُن ِمنَ هّللا ِ ُح ْكما ً لِّقَوْ ٍم يُوقِنُون
Artinya : “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang
lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?‘ (Qs. al-Ma`idah: 50)”.
Dapat disimpulkan bahwa qisas adalah mengambil pembalasan yang sama atau
serupa, mirip dengan istilah “utang nyawa dibayar dengan nyawa”.
46
menghendakinya, bila tidak bisa memilih diyat dan pengampunan. Pada asalnya,
pengampunan lebih utama, selama tidak mengantar kepada mafsadat (kerusakan) atau
ada kemashlahatan lainnya.
Sedangkan Ibnu al-Qayyim rahimahullah, ketika menyampaikan kisah
al-’Urayinin, menyatakan, “Qatlu al-ghilah mengharuskan pembunuhan pelaku dilakukan
secara had (hukuman), sehingga hukuman baginya tidak gugur dengan adanya
pengampunan dan tidak dilihat kembali kesetaraan (mukafah). Inilah mazhab ahli
Madinah dan salah satu dari dua pendapat dalam Mazhab Ahmad, serta yang dirajihkan
asy-Syaikh (Ibnu Taimiyah, pen) dan beliau rahimahullah berfatwa dengan pendapat ini.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah me-rajih-kan, bahwa pengampunan
tidak boleh diberikan pada qatlu al-ghilah (pembunuhan dengan memperdaya korban).
47
menuntut Si pembunuh membayar diat (gantirugi) dan Si pembunuh wajib membayar
ganti rugi.
48
G. Melukai Dengan Sengaja
Firman Allah:
Artinya: “Dan kami tetapkan atas mereka di dalam kitab itu, bahawasanya jiwa
dibalas jiwa dan mata dibalas dengan mata dan hidung dibalas dengan hidung dan
telinga dibalas dengan telinga dan gigi dibalas dengan gigi dan luka-luka juga
hendaklah dibalas (seimbang). Tetapi sesiapa yang melepaskan membalasnya, maka
menjadilah ia penebus dosa baginya dan sesiapa yang tidak menghukum dengan apa
yang telah diturunkan oleh Allah, maka mereka itu orang-orang yang zalim.(al-Maidah:
45)
Melukai dengan sengaja dan tidak mematikan hukumnya adalah qisas iaitu orang
yang melukai hendaklah dilukainya juga.
H. Hikmah Pensyariatan Qisas
Allah al-Hakim menetapkan satu ketetapan syariat dengan hikmah yang agung. Hikmah-
hikmah tersebut ada yang diketahui manusia dan ada yang hanya menjadi rahasia
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian juga, dalam qisasterdapat banyak hikmah, di
antaranya:
1. Menjaga masyarakat dari kejahatan dan menahan setiap orang yang akan
menumpahkan darah orang lain. Yang demikian itu disebutkan oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala dalam
firman-Nya:
Artinya :“Dan dalam qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, wahai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah: 179).
49
2. Mewujudkan keadilan dan menolong orang yang terzalimi, dengan memberikan
kemudahan bagi wali korban untuk membalas kepada pelaku seperti yang dilakukan
kepada korban. Karena itulah.
Allah berfirman:
ًْرف فِّي ْالقَ ْت ِل إِنَّهُ َكانَ َم ْنصُورا ْ َو َمن قُتِ َل َم
ِ ظلُوما ً فَقَ ْد َج َع ْلنَا لِ َولِيِّ ِه س ُْلطَانا ً فَالَ يُس
Artinya :“Dan Barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah
memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui
batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.”
(Qs. al-Isra`: 33).
3. Menjadi sarana taubat dan penyucian dari dosa yang telah dilanggarnya, karena qisas
menjadi kafarah(penghapus dosa) bagi pelakunya.
I. Syarat Kewajiban Qisas
Secara umum, wali (keluarga) korban berhak menuntut qisas, apabila telah syarat-
syarat berikut ini telah terpenuhi:
1. Jinayat (kejahatan)-nya termasuk yang disengaja. Ini merupakan ijma’ para ulama,
sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Qudamah rahimahullah, “Para ulama ber-
ijma’ bahwa qisas tidak wajib, kecuali pada pembunuhan yang disengaja, dan kami tidak
mengetahui adanya silang pendapat di antara mereka dalam kewajibannya (sebagai
hukuman pada) pembunuhan dengan sengaja, apabila terpenuhi syarat-syaratnya.
2. Korban termasuk orang yang terlindungi darahnya (‘ishmat al-maqtul) dan bukan orang
yang dihalalkan darahnya, seperti orang kafir harbi dan pezina yang telah menikah. Hal
ini karena qisas disyariatkan untuk menjaga dan melindungi jiwa.
3. Pembunuh atau pelaku kejahatan adalah seseorang yang mukalaf, yaitu berakal
dan baligh. Ibnu Qudamahrahimahullah menyatakan, “Tidak ada silang pendapat di
antara para ulama bahwa tidak ada qisas terhadap anak kecil dan orang gila. Demikian
juga orang yang hilang akal dengan sebab uzur, seperti tidur dan pingsan.
50
J. Syarat Pelaksanaan Qisas
Apabila syarat-syarat kewajiban qisas terpenuhi seluruhnya, maka syarat-syarat
pelaksanaannya masih perlu dipenuhi. Syarat-syarat tersebut adalah:
1. Semua wali (keluarga) korban yang berhak menuntut qisas adalah mukalaf. Apabila
yang berhak menuntutqisas atau sebagiannya adalah anak kecil atau gila, maka hak
penuntutan qisas tidak bisa diwakilkan oleh walinya, sebab pada qisas terdapat tujuan
memuaskan (keluarga korban) dan pembalasan.
2. Kesepakatan para wali korban terbunuh dan yang terlibat dalam qisas dalam
pelaksanaannya. Apabila sebagian mereka -walaupun hanya seorang- memaafkan si
pembunuh dari qisas, maka gugurlah qisas tersebut.
3. Aman dalam pelaksanaannya dari melampaui batas kepada selain pelaku
pembunuhan.
Kesalahan-kesalahan yang diwajibkan hukuman qisas ialah membunuh dengan sengaja dan
mencederakan anggota tubuh badan seperti mencederakan mata, hidung dan telinga.
Mengikut hukum qisas seseorang penjenayah mesti diikuti dengan hukuman yang sama
sepertimana dia lakukan ke atas mangsanya. Kalau ia membunuh maka dia mesti dihukum
bunuh.
Maksudnya;
51
“Dan Kami telah tetapkan atas mereka di dalam Kitab Taurat itu, bahawa jiwa dibalas
dengan jiwa, dan mata dibalas dengan mata, dan hidung dibalas dengan hidung, dan telinga
dibalas dengan telinga, dan gigi dibalas dengan gigi dan luka-luka hendaklah dibalas
(seimbang). Tetapi sesiapa yang melepaskan hak membalasnya maka menjadilah ia penebus
dosa baginya” (Surah al-Maidah ayat 45)
52
RAJAM
Hukuman buat orang yang berzina adalah rajam, yaitu hukuman mati dengan cara
dilempari batu. Namun walaupun demikian, perlu diketahui bahwa rajam bukan satu-satunya
hukuman. Selain rajam, juga ada hukuman cambuk 100 kali buat pezina. Bahkan hukum cambuk
malah didasari langsung dengan ayat Al-Quran :
ْ ْ
ِ الزانِي َفاجْ لِ ُدوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َما ِم َئ َة َج ْلدَ ٍة َوالَ َتأ ُخ ْذ ُكم ِب ِه َما َرأ َف ٌة فِي د
ِين هَّللا ِ إِن ُكن ُت ْم َّ الزا ِن َي ُة َو
َّ
َ ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َو ْل َي ْش َه ْد َع َذا َب ُه َما َطا ِئ َف ٌة م َِّن ْالم ُْؤ ِمن
ِين َ ُت ْؤ ِم ُن
Wanita dan laki-laki yang berzina maka jilidlah masing-masing mereka 100 kali. Dan janganlah
belas kasihan kepada mereka mencegah kamu dari menjalankan agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah dan hari Akhir. Dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan
oleh sekumpulan dari orang-orang beriman. (QS. An-Nuur : 2).
“Wahai Unais, datangi wanita itu dan bila dia mengaku zina maka rajamlah”.
Lalu kapan orang yang berzina itu dihukum rajam dan kapan dihukum cambuk?
Rajam adalah hukuman khusus buat orang yang berzina dengan status muhshan, yaitu sudah
menikah. Sedangkan cambuk 100 kali adalah hukuman buat yang belum menikah.
53
Baik rajam atau pun cambuk 100 kali, sama-sama disepakati oleh para ulama sebagai
hukum hudud, yaitu hukuman yang cara dan bentuknya 100% ditetapkan oleh Allah SWT secara
langsung.
Orang yang terlanjur berzina, dia harus menjalani hukuman sesuai dengan ketentuan dari Allah
SWT, yaitu dihukum rajam atau cambuk. Namun untuk menjalankan hukum rajam dan cambuk
itu, Allah SWT. juga telah mengatur dan membuat syarat serta ketetapan yang wajib
dilaksanakan. Salah satunya adalah mengharuskan hakim untuk menghindari keduanya, selama
masih ada syubuhat. Rasulullah SAW bersabda :
Ada beberapa syarat untuk dapat menerapkan hukum rajam dan hukum-hukum hudud lainnya,
antara lain :
54
Islam. Qadhi ini harus ditunjuk dan diangkat secara sah dan resmi oleh negara, bukan sekedar
pemimpin non formal.
55
wanita yang menyerahkan dirinya untuk dirajam, lantaran masih banyak syarat yang tidak
terpenuhi.
Para ulama sepakat menyatakan bahwa pelaku zina muhshan dihukum dengan hukuman
rajam, yaitu dilempari dengan batu hingga mati. Dalilnya adalah hadits Rasulullah SAW secara
umum yaitu :
Dari Masruq dari Abdillah ra. berakta bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak halal
darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal : orang yang berzina, orang yang
membunuh dan orang yang murtad dan keluar dari jamaah.
56
Selain itu, sesungguhnya hukuman rajam ini pun pernah diperintahkan di dalam Al-
Quran, namun lafadznya dihapus tapi perintahnya tetap berlaku. Adalah khalifah Umar bin Al-
Khattab yang menyatakan bahwa dahulu ada ayat Al-Quran yang pernah diturunkandan isinya
adalah :
“Orang yang sudah menikah laki-laki dan perempuan bila mereka berzina, maka rajamlah…”
Namun lafadznya kemudian dinasakh , tetapi hukumnya tetap berlaku hingga hari kamat.
Sehingga bisa kita katakan bahwa syariat rajam itu dilandasi bukan hanya dengan dalil sunnah,
melainkan dengan dalil Al-Quran juga.
Berbeda dengan pandangan para penganut hedonisme dan pelaku pola hidup permisif
sekarang ini, di mana mereka beranggapan bahwa zina merupakan kebutuhan biologis biasa,
sehingga boleh-boleh saja dilakukan asal tidak ketahuan, Allah Tuhan Yang Menciptakan
manusia justru menegaskan bahwa zina adalah kejahatan tingkat tinggi dan sangat berat
ancamannya. Sehingga hukumannya pun harus dibunuh, yaitu bagi mereka yang pernah menikah
sebelumnya, atau dicambuk 100 kali bagi mereka yang belum pernah menikah sebelumnya.
Dan hak untuk mengatakan suatu tindakan itu adalah kejahatan adalah hak preogratif
Sang Maha Pencipta. Bukan hak para seniman, atau ahli hukum, atau pun manusia lainnya. Hak
itu adalah hak Tuhan sepenuhnya. Persis sebagaimana ketika Tuhan melarang Adam dan istrinya
mendekati pohon. Pelangaran atas larangan itu berakibat fatal sehingga Adam as. dikeluarkan ke
bumi.
Maka meski 6 milyar manusia mengatakan bahwa zina itu bukan pelanggaran berat,
tetapi Tuhan Sang Maha Pencipta justru mengatakan sebaliknya. Bahwa zina adalah sebuah
kekejian yang nyata, terkutuk dan terlaknat. Pelakunya berhak untuk dihukum seberat-beratnya,
yaitu dengan cara dirajam. Berartidiakhiri ajalnya dan harus segera bertemu kembali kepada
Pencipta-Nya, untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya.
57
Semua itu adalah isi kitab suci buat semua umat manusia, baik Zabur, Taurat, Injil
maupun Al-Quran. Semua kitab suci yang turun dari langit sepakat bulat mengatakan bahwa zina
adalah kejahatan tingkat tinggi dan pelakunya wajib dihukum mati .
MUAMALAH
A. Pengertian Muamalah
Menurut bahasa, muamalah berasal dari kata :
( يعامل – معاملة- )عاملsama dengan wazan : ( )فاعل – يفاعل – مفاعلة, artinya saling bertindak, saling
berbuat, dan saling mengamalkan.
Dalam arti sempit muamalah adalah aturan-aturan(hukum) Allah swt, yang ditujukan
untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan
urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan. Menurut pengertian di atas, manusia, kapanpun dan
di mana pun, harus senantiasa mengikuti aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.,sekalipun
dalam perkara yang bersifat duniawi sebab segala aktivitas manusia akan dimintai
pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Dengan kata lain, dalam islam, tidak ada pemisahan
antara amal dunia dan amal akhirat, sebab sekecil apapun aktivitas manusia di dunia harus
didasarkan pada ketetapan Allah SWT.agar kelak selamat di akhirat.
Dari arti luas, kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan fiqh muamalah
dalam arti sempit adalah aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta
benda. Persamaan pengertian muamalah dalam arti sempit dan muamalah dalam arti luas adalah
sama-sama mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan pemutaran
harta.
Ruang lingkup fiqih muamalah mencakup segala aspek kehidupan manusia, seperti
sosial, ekonomi, politik hukum dan sebagainya. Aspek ekonomi dalam kajian fiqih sering disebut
dalam bahasa arab dengan istilah iqtishady, yang artinya adalah suatu cara bagaimana manusia
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan membuat pilihan di antara berbagai pemakaian atas
58
alat pemuas kebutuhan yang ada, sehingga kebutuhan manusia yang tidak terbatas dapat
dipenuhi oleh alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Sumber-sumber fiqih secara umum berasal
dari dua sumber utama, yaitu dalil naqly yang berupa Al-Quran dan Al-Hadits, dan dalil Aqly
yang berupa akal (ijtihad). Penerapan sumber fiqih islam ke dalam tiga sumber, yaitu Al-Quran,
Al-Hadits,dan ijtihad.
Al-Quran
Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan bahasa arab
yang memiliki tujuan kebaikan dan perbaikan manusia, yang berlaku di dunia dan akhirat. Al-
Quran merupakan referensi utama umat islam, termasuk di dalamnya masalah hokum dan
perundang- undangan.sebagai sumber hukum yang utama, Al-Quran dijadikan patokan pertama
oleh umat islam dalam menemukan dan menarik hukum suatu perkara dalam kehidupan.
Al-Hadits
Al-Hadits adalah segala yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan,perbuatan,maupun ketetapan. Al-Hadits merupakan sumber fiqih kedua setelah Al-
Quran yang berlaku dan mengikat bagi umat islam.
Ijma’ dan Qiyas
Ijma’ adalah kesepakatan mujtahid terhadap suatu hukum syar’i dalam suatu masa setelah
wafatnya Rasulullah SAW. Suatu hukum syar’i agar bisa dikatakan sebagai ijma’, maka
penetapan kesepakatan tersebut harus dilakukan oleh semua mujtahid, walau ada pendapat lain
yang menyatakan bahwa ijma’ bisa dibentuk hanya dengan kesepakatan mayoritas mujtahid saja.
Sedangkan qiyas adalah kiat untuk menetapkan hukum pada kasus baru yang tidak terdapat
dalam nash (Al-Qur’an maupun Al-Hadist), dengan cara menyamakan pada kasus baru yang
sudah terdapat dalam nash.
Prinsip Dasar Fiqih Muamalah, Sebagai sistem kehidupan, Islam memberikan warna
dalam setiap dimensi kehidupan manusia, tak terkecuali dunia ekonomi. Sistem Islam ini
berusaha mendialektikkan nilai-nilai ekonomi dengan nilai akidah atau pun etika. Artinya,
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dibangun dengan dialektika nilai materialisme
dan spiritualisme. Kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya berbasis nilai materi, akan
tetapi terdapat sandaran transendental di dalamnya, sehingga akan bernilai ibadah. Selain itu,
konsep dasar Islam dalam kegiatan muamalah (ekonomi) juga sangat konsen terhadap nilai-nilai
humanisme. Di antara kaidah dasar fiqh muamalah adalah sebagai berikut :
59
Hukum asal dalam muamalat adalah mubah
Konsentrasi Fiqih Muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan
Menetapkan harga yang kompetitif
Meninggalkan intervensi yang dilarang
Menghindari eksploitasi
Memberikan toleransi
a. Al Muamalah Al Maddiyyah
Adalah muamalah yang mengkaji segi objeknya, yaitu benda. Sebagian ulama berpendapat
bahwa al muamalah al maddiyyah bersifat kebendaan, yakni benda yang halal, haram, dan
syubhat untuk dimiliki, diperjual belikan atau diusahakan, benda yang menimbulkan
kemudharatan dan mendatangkan kemashlahatan bagi manusia dan lainnya.
b. Al Muamalah Al Adabiyyah
Adalah muamalah yang ditinjau dari cara tukar-menukar benda, yang sumbernya dari pancera
indera manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur,
hasud, iri, dendam, dan lain-lain.
Menurut Syafe’i dan Suhendi menyebutkan lingkup fiqih muamalah adabiyah adalah ijab dan
kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, hak dan kewajiban,
kejujuran pedagang, penipuan, pemalsuan, penimbunan, dan segala sesuatu yang bersumber dari
indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta.
Sedangkan lingkup cakupan al muamalah al madiyyah, yaitu berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:
60
– Jual beli (al bai’ at tijaroh)
– Gadai (rahn)
– Sayembara (Jua’lah)
– Pemberian (Hibah)
61
Beberapa masalah mu’asiroh, muhadisah, seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit, dan
masalah lainnya.
62
diserahkan kemudian, yaitu pada tanggal yang disepakati. Bai’ as salam biasanya dilakukan
untuk produk-produk pertanian jangka pendek.
8. Bai’ al istishna’ hampir sama dengan bai’ as salam, yaitu kontrak jual-beli di mana harga atas
barang tersebut dibayar lebih dulu tapi dapat diangsur sesuai dengan jadwal dan syarat-syarat
yang disepakati bersama, sedangkan barang yang dibeli diproduksi dan diserahkan kemudian.
63
harga yang sesuai dengan keinginannya. Atas dasar itu bank melakukan pembelian secara tunai
dari pemasok yang dikehendaki oleh nasabahnya, kemudian menjualnya secara tangguh kepada
nasabah yang bersangkutan.
Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi kebutuhannya untuk memperoleh dan
memiliki barang yang dibutuhkan tanpa harus menyediakan uang tunai lebih dulu. Dengan kata
lain nasabah telah memperoleh pembiayaan dad bank untuk pengadaan barang tersebut.
Bai’ as salam
Secara etimologi salam berarti salaf (pendahuluan). Bai’ as salam adalah akad jual-beli suatu
barang di mana harganya dibayar dengan segera, sedangkan barangnya akan diserahkan
kemudian dalam jangka waktu yang disepakati.
Bai’ at lstishna’
Bai’al Istishna’ adalah akad jual-beli antara pemesan/pembeli (mustashni’) dengan
produsen/penjual (shani’) di mana barang yang akan diperjualbelikan harus dibuat lebih dulu
dengan kriteria yang jelas. Istishna’ hampir sama dengan bai’ as salam. Bedanya hanya terletak
pada cara pembayarannya. Pada salam pembayarannya harus dimuka dan segera, sedang pada
istishna’ pembayarannya boleh di awal, di tengah atau di akhir, baik sekaligus ataupun secara
bertahap.
Dalam praktiknya bank bertindak sebagai penjual (shani’ ke-1) kepada pemesan/pembeli dan
mensubkannya kepada produsen (shani’ ke-2).
Kata riba’(ar riba’) menurut bahasa yaitu tambahan (az ziyadah) atau kelebihan.Riba menurut
istilah syara’ialah suatu akad perjanjian yang terjadi dalam tukar-menukar sesuatu barang yang
tidak diketahui sama sekali menurut syara’, atau dalam tukar-menukar itu disyaratkan menerima
salah satu dari dua barang apabila terlambat.Riba dapat terjadi pada hutang-piutang , pinjaman ,
gadai , atau sewa-menyewa.
Contohnya : Fauzi meminjam uang sebesar Rp.10.000 pada hari senin , disepakati dalam setiap
satu hari keterlambatan , fauzi harus mengembalikan uang tersebut dengan tambahan 2%.Jadi,
64
hari berikutnya Fauzi harus mengembalikan hutangnya menjadi Rp.10.200.Kelebihan atau
Tambahan ini dinamakan Riba’.
1. Riba’ Fadal
Riba’ fadal yaitu tukar menukar dua buah barang yang sama jenisnya , namun tidak sama
ukurannya yang disyaratkan oleh orang yang menukarnya.Contohnya tukar-menukar emas
dengan emas atau beras dengan beras, dan ada kelebihan yang disyaratkan oleh orang yang
menukarkan.Supaya tukar-menukar seperti ini tidak termasuk riba’, maka harus memenuhi tiga
syarat yaitu sebagai berikut :
a) Barang yang ditukarkan tersebut harus sama
b) Timbangan atau takarannya harus sama
c) Serah terima pada saat itu juga.
الذ هب با الذهب و الفضة با لفضة:عن عبا دة بن الضا مت قا ل النبي صلى هللا عليه و سلم
و البر باابر و الشعير باالشعير والتمر باالتمر والملح باالملح مثال بمثل سواء بسواء يدا بيد
)واحمد فاذااختلف هده االصناف فبيعواكيف شئتم اذا كان يدا بيد (رواه مسلم
Artinya : “Dari Ubadah bin As Samit r.a.,Nabi SAW telah bersabda , “Emas dengan emas,
perak dengan perak, gandum dengan gandum,syair dengan syair, kurma dengan kurma, garam
dengan garam, hendaklah sama banyaknya, tunai dan timbang terima. Apabila berlainan
jenisnya, maka boleh kamu menjual sekehendakmu, asalkan dengan tunai.”(HR.Muslim dan
Ahmad).
2. Riba’ Nasiah
Riba’ Nasiah yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual beli
yang pembayarannya disyaratkan lebih oleh penjual dengan waktu yang dilambatkan.Contohnya,
65
Salim membeli arloji seharga Rp.500.00.Oleh penjualnya disyaratkan membayarnya tahun depan
dengan harga Rp.525.000
3. Riba’ Qardi
Riba’ Qardi yaitu Meminjamkan sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari orang
yang meminjami.Contohnya Yahya meminjam uang kepada Bakar sebesar Rp.5.000 dan Bakar
mengharuskan kepada Yahya mengembalikan uang itu sebesar Rp.5.500.Tambahan lima ratus
rupiah adalah Riba’Qardi
4. Riba’ Yad
Riba’ Yad yaitu berpisah dari tempat aqad jual beli sebelum serah terima.Misalnya, orang yang
membeli suatu barang sebelum ia menerima barang tersebut dari penjual, penjual dan pembeli
tersebut telah berpisah sebelum serah terima barang itu.Jual beli ini dinamakan riba’ yad.
Riba’ diharamkan oleh semua agama samawi.Adapun sebab diharamkannya karena memiliki
bahaya yang sangat besar antara lain sebagai berikut.
Riba’ dapat menimbulkan permusuhan antarpribadi dan mengikis habis semangat kerja
sama atau saling menolong sesama manusia.Padahal, semua agama,terutama islam
menyeru kepada manusia untuk saling tolong-menolong,membenci orang yang
mengutamakan kepentingan diri sendiri atau egois, serta orang yang mengeksploitasi
orang lain.
Riba’ dapat menimbulkan tumbuh suburnya mental pemboros yang tidak mau bekerja
keras dan penimbunan harta di tangan satu pihak.Islam menghargai kerja keras dan
menghormati orang yang suka bekerja keras sebagai sarana mencari nafkah.
66
Riba’ merupakan salah satu bentuk penjajahan atau perbudakan dimana satu pihak
mengeksploitasi pihak yang lain.
Sifat Riba’sangat buruk sehingga islam menyerukan agar manusia suka mendermakan
harta kepada saudaranya dengan baik jika saudaranya membutuhkan harta.
NIKAH
67
Adapun hikmah yang lain dalam pernikahannya itu yaitu :
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
b) Mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan mampu mengekang syahwat
seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan.
c) Mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan bencrengkramah
dengan pacarannya.
d) Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat kewanitaan yang
diciptakan.
68
bagi peribadatan dan amal shalih di samping ibadat dan amal-amal shalih yang lain, sampai-
sampai menyetubuhi istri-pun termasuk ibadah (sedekah).
5. Untuk Mencari Keturunan Yang Shalih
Tujuan perkawinan di antaranya ialah untuk melestarikan dan mengembangkan bani
Adam.Dan yang terpenting lagi dalam perkawinan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi
berusaha mencari dan membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan
bertaqwa kepada Allah.Tentunya keturunan yang shalih tidak akan diperoleh melainkan dengan
pendidikan Islam yang benar.
E. Hukum Nikah
Wajib kepada orang yang mempunyai nafsu yang kuat sehingga bias menjerumuskannya ke
lembah maksiat (zina dan sebagainya) sedangkan ia seorang yang mampu.disini mampu
bermaksud ia mampu membayar mahar (mas berkahminan/dower) dan mampu nafkah kepada
calon istrinya.
Sunat kepada orang yang mampu tetapi dapat mengawal nafsunya.
Harus kepada orang yang tidak ada padanya larangan untuk berkahwin dan ini merupakan
hukum asal perkawinan
Makruh kepada orang yang tidak berkemampuan dari segi nafkah batin dan lahir tetapi
sekadar tidak memberi kemudaratan kepada isteri.
Haram kepada orang yang tidak berkempuan untuk memberi nafkah batin dan lahir dan ia
sendiri tidak berkuasa (lemah), tidak punya keinginan menikah serta akan menganiaya isteri jika
dia menikah.
Dalam memilih istri hendaknya menjaga sifat-sifat wajib. Syeh jalaluddin Al-qosimi
Addimasya’i dalam kitab Al-mauidotul Mukminin menyebutkan ada kriteria bagi laki-laki dalam
memilih jodoh :
a) Baik agamanya : hendaknya ketika memilih istri itu harus memperhatikan agama dari sisi istri
tersebut.
69
b) Luhur budi pekertinya : seorang istri yang luhur budi pekertinya selalu sabar dan tabah
menghadapi ujian apapun yang akan dihadapi dalam perjalanan hidupnya.
c) Cantik wajahnya : setiap orang laki-laki cenderung menyukai kecantikan begitu pula
sebaliknya. Kecantikan wajah yang disertai kesolehahhan prilaku membuat pasangan tentram
dan cenderung melipahkan kasih sayangnya kepadanya, untuk sebelum menikah kita disunahkan
untuk melihat pasangan kita masing-masing.
d) Ringan maharnya : Rasullullah bersabda : “salah satu tanda keberkahan perempuan adalah
cepat kawinnya, cepat melahirkannya, dan murah maharnya.
e) Subur : artinya cepat memperoleh keturunan dan wanita itu tidak berpenyakitan.
f) Masih perawan : jodoh yang terbaik bagi seorang laki-laki perjaka adalah seorang gadis.
Rasullullah pernah mengikatkan Jabbir RA yang akan menikahi seorang janda : “alangkah
baiknya kalau istrimu itu seorang gadis, engkau dapat bermain-main dengannya dan ia dapat
bermain-main denganmu.”
g) Keturunan keluarga baik-baik : dengan sebuah hadist Rasullallah besabda : “jauhilah dan
hindarkan olehmu rumput mudah tumbuh ditahi kerbau”. Maksudnya : seorang yang cantik dari
keturunan orang-orang jahat.
h) Bukan termasuk muhrim : kedekatan hubungan darah membuat sebuah pernikahan menjadi
hambar, disamping itu menurut ahli kesehatan hubungan darah yang sangat dekat dapat
menimbulkan problem genetika bagi keturunannya.
Dalam memilih calon suami bagi anak perempuan hendaknya memilih orang yang
memiliki akhlak, kehormatan dan nama baik. Dengan demikian jika ia menggauli istrinya maka
istrinya maka ia menggaulinya dengan baik, jika menceraikan maka ia menceraikan dengan baik.
G. Hukum Pernikahan
70
Imam Al-qurtubi berkata bahwa para ulama tidak berbeda pendapat tentang wajibnya
seorang untuk menikah bila dia adalah orang yang mampu dan takut tertimpa resiko zina pada
dirinya. Dan bila dia tidak mampu, maka Allah SWT pasti akan membuatnya cukup dalam
masalah rezekinya, sebagaimana firman-Nya:
"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
lagi Maha Mengetahui."(QS. An-Nur: 32).
71
Kecuali bila dia telah berterus terang sebelumnya dan calon istrinya itu mengetahui dan
menerima keadaannya.
Selain itu juga bila dalam dirinya ada cacat pisik lainnya yang secara umum tidak akan
diterima oleh pasangannya. Maka untuk bisa menjadi halal dan dibolehkan menikah, haruslah
sejak awal dia berterus terang atas kondisinya itu dan harus ada persetujuan dari calon
pasangannya.Seperti orang yang terkena penyakit menular dimana bila dia menikah dengan
seseorng akan beresiko menulari pasangannya itu dengan penyakit. Maka hukumnya haram
baginya untuk menikah kecuali pasangannya itu tahu kondisinya dan siap menerima resikonya.
Selain dua hal di atas, masih ada lagi sebab-sebab tertentu yang mengharamkan untuk
menikah. Misalnya wanita muslimah yang menikah dengan laki-laki yang berlainan agama atau
atheis. Juga menikahi wanita pezina dan pelacur. Termasuk menikahi wanita yang haram
dinikahi (mahram), wanita yang punya suami, wanita yang berada dalam masa iddah.
Ada juga pernikahan yang haram dari sisi lain lagi seperti pernikahan yang tidak memenuhi
syarat dan rukun. Seperti menikah tanpa wali atau tanpa saksi. Atau menikah dengan niat untuk
mentalak, sehingga menjadi nikah untuk sementara waktu yang kita kenal dengan nikah kontrak.
72
ini, maka hukum nikah baginya adalah mubah. Sumber: Ebook Fiqih Nikah Oleh H. Ahmad
Sarwat, Lc.
Tags yang terkait dengan hukum nikah: syarat nikah, dasar hukum nikah, rukun nikah, hukum
nikah dalam islam, hukum nikah beda agama, hukum nikah siri, makalah hukum nikah siri,
hukum nikah siri dalam islam.
Allah mensyariatkan pernikahan dan dijadikan dasar yang kuat bagi kehidupan manusia
karena adanya beberapa nilai yang tinggi dan beberapa tujuan utama yang baik bagi manusia.
Dengan pernikahan tali keturunan bisa diketahui dan hal ini sangat berdampak besar bagi
perkembangan generasi selanjutnya. Tujuan pernikahan dalam Islam tidak hanya sekedar pada
batas pemenuhan nafsu biologis atau pelampiasan nafsu seksual, tetapi memiliki tujuan-tujuan
penting yang berkaitan dengan sosial, psikologi dan agama.
Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah,
dan rahmah. Kita bisa mengatakan bahwa tujuan dari ditetapkannya pernikahan pada umumnya
adalah untuk menghindarkan manusia dari praktik perzinaan dan seks bebas.
Adapun hikmah-hikmah perkawinan adalah dengan pernikahan maka akan memelihara gen
manusia, menjaga diri dari terjatuh pada kerusakan seksual, sebagai tiang keluarga yang tegus
dan kokoh serta dorongan untuk bekerja keras.
A. Rukun-rukun Pernikahan
Hal-hal yang mesti ada dalam upacara pernikahan disyari’atkan dalam sebuah hadist
sebagai berikut : ”Tidak sah pernikahan kecuali dengan hadirnya wali (pihak wanita) dan dua
orang saksi serta mahar (mas kawin) sedikit maupun banyak.” (HR. Athabarani). Berdasarkan
hadist tsb maka ada beberapa rukun pernikahan dii antaranya adalah :
73
Khutbahnikah
B. Hukum Perkawinan
Nikah ditinjau dari segi hukum syar’i ada lima macam, secara rinci jumhur ulama
menyatakan hukum perkawinan itu dengan melihat keadaan orang-orang tertentu:
a. Sunnah bagi orang-orang yang telah berkeinginan untuk menikah, telah pantas untuk menikah
dan dia telah mempunyai perlrngkapan untuk melangsungkan perkawinan.
b. Makruh bagi orang-orang yang belum pantas untuk menikah, belum berkeinginan untuk
menikah, sedangkan perbekalan untuk perkawinan juga belum ada. Begitu pula ia telah
mempunyai perlengkapan untuk perkawinan, namun fisiknya mengalami cacat impoten,
berpenyakitan tetap, tua Bangka dan kekurangan fisik lainnya.
c. Wajib bagi orang-orang yang telah pantas untuk menikah, berkeinginan untuk menikah dan
memiliki perlengkapan untuk menikah.
d. Haram bagi orang-orang yang tidak akan dapat memenuhi ketentuan syara’ untuk melakukan
perkawinan atau ia yakin perkawinan itu tidak akan memcapai tujuan syara’, sedangkan dia
meyakini perkawinan itu akan merusak kehidupan pasangannya.
e. Mubah bagi orang-orang yang pada dasarnya belum ada dorongan untuk menikah dan
perkawinan itu tidak akan mendatangkan kemudaratan apa-apa kepada siapapun.
a. Nikah Mut’ah
b. Muhallil Nikah
c. Nikah Syigar
Rukun nikah
74
Wali
Dua orang saksi lelaki
Ijab dan kabul (akad nikah)
Islam
Lelaki yang tertentu
Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut
Bukan dalam ihram haji atau umrah
Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa
Mengetahui bahawa perempuan yang hendak dikahwini adalah sah dijadikan isteri
Islam
Perempuan yang tertentu
Bukan perempuan mahram dengan bakal suami
Bukan seorang khunsa
Bukan dalam ihram haji atau umrah
Tidak dalam idah
Bukan isteri orang
Syarat wali
75
Bukan dalam ihram haji atau umrah
Tidak fasik
Tidak cacat akal fikiran,gila, terlalu tua dan sebagainya
Merdeka
Tidak ditahan kuasanya daripada membelanjakan hartanya
Syarat-syarat saksi
Syarat ijab
Syarat qabul
76
Dilafazkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
Tidak diikatkan dengan tempoh waktu seperti mutaah(seperti nikah kontrak)
Tidak secara taklik(tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafazkan)
Menyebut nama bakal isteri
Tidak diselangi dengan perkataan lain
RUJUK
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’[1]. tidak boleh
mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman
kepada Allah dan hari akhirat. dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti
itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. akan tetapi para suami, mempunyai
satu tingkatan kelebihan daripada isterinya dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Q.S. Al-Baqarah: 228)
77
Bila seorang suami telah menceraikan istrinya, maka ia boleh bahkan dianjurkan untuk rujuk
kembali dengan syarat bila keduanya betul-betul hendak berbaikan kembali (islah). Dengan arti
bahwa keduanya benar-benar sama-sama saling mengerti dan penuh rasa tanggung jawab antara
satu dengan lainnya. Akan tetapi bila suami mempergunakan kesempatan rujuk itu bukan untuk
berbuat islah, bahkan bertujuan untuk menganiaya tanpa memberi nafkah, atau semata-mata
untuk menahan istri agar jangan menikah dengan orang lain, maka suami tersebut tidak berhak
untuk merujuk istrinya itu, malah haram hukumnya.
Macam-Macam Rujuk
Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu Umar r.a. waktu itu ia ditanya oleh seseorang, ia
berkata, “Adapun engkau yang telah menceraikan ( istri) baru sekali atau dua kali, maka
sesungguhnya Rasulullah SAW telah menyuruhku merujuk istriku kembali” (H.R. Muslim)
Karena besarnya hikmah yang terkandung dalam ikatan perkawinan, maka bila seorang suami
telah menceraikan istrinya, ia telah diperintahkan oleh Allah SWT agar merujukinya kembali.
Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah
mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf (pula).
janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, Karena dengan demikian kamu
menganiaya mereka. barangsiapa berbuat demikian, Maka sungguh ia Telah berbuat zalim
terhadap dirinya sendiri. janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah
nikmat Allah padamu, dan apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al
hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya
itu. dan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala
sesuatu. (Q.S. Al-Baqarah : 231)
78
Hukum rujuk pada talak ba’in sama dengan pernikahan baru, yaitu tentang persyaratan adanya
mahar, wali, dan persetujuan. Hanya saja jumhur berpendapat bahwa utuk perkawinan ini
tidak dipertimbangkan berakhirnya masa iddah.
3. Talak tebus dinamakan juga “ bain sugra” dalam talak ini suami tidak sah rujuk lagi, tetapi
boleh menikah kembali, baik dalam iddah maupun sesudah iddah-nya.
Syarat-Syarat Rujuk
79
Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah Talak yang kedua), Maka perempuan itu tidak
lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu
menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk
kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah
hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) Mengetahui.(Q.S. Al-Baqarah :
230)
5. Istri yang dicerai dalam masa iddah raj’iy Jika bercerainya dari istri karena fasakh atau
khulu’ atau talak ba’in atau istri yang dicerai belum pernah dicampuri, maka rujuknya tidak
sah.
Rukun Rujuk
b. Istri yang tertentu. Klo suami mempunyai banyak istri, kemudian ia rujuk kpd seorang dari
mereka dngn tdak ditentukan siapa yang di rujuk maka rujuknya tidak sah
Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’.
Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika
mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi
para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya [143]. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
2. Suami atas kehendak sendiri bukan di paksa
3. Saksi, artinya dalam rujuk terdapat saksi
80
4. Lafaz, ucapan yang dilakukan suami secara terang-terangan Misalnya, “Aku rujuk
engkau pada hari ini” atau “Telah kurujuk istriku yang bernama ………… pada hari ini” dan
lain sebagainya yang semakna. Maupun dengan sindiran misalnya “ saya pegang engkau /
saya kawin engkau “ dn sebagainya.
Prosedur Rujuk
Pasangan mantan suami istri yang akan melakukan rujuk harus datang menghadap PPN
(Pegawai Pencatat Nikah) atau Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) yang mewilayahi tempat
tinggal istri dengan membawa surat keterangan untuk rujuk dari Kepala Desa/Lurah serta
Kutipan dari Buku Pendaftaran Talak/Cerai atau Akta Talak/Cerai.
1. Di hadapan PPn suami mengikrarkan rujuknya kepada istri disaksikan minimal dua orang
saksi
2. PPN mencatatnya dalam Buku Pendaftaran Rujuk, kemudian membacanya dihadapan
suami-istri tersebut terhadap saksi-saksi, dan selanjutnya masing-masing membubuhkan tanda
tangan.
3. PPN membuatkan kutipan Buku Pendaftaran Rujuk rangkap dua dengan nomor dan kode
yang sama
4. Kutipan diberikan kepada suami-istri yang rujuk
5. PPN membuat surat keterangan tentang terjadinya rujuk dan mengirimnya ke Pengadilan
Agama yang mengeluarkan akta talak yang bersangkutan
6. Suami-istri dengan membawa Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk datang ke Pengadilan
Agama tempat terjadinya talak untuk mendapatkan kembali Akta Nikahnya masing-masing
7. Pengadilan Agama memberikan Kutipan Akta Nikah yang bersangkutan dengan menahan
Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk.
Cara melakukannya ada dua cara, secara tertulis atau dengan ucapan (sighat).
81
1. Dengan surat yang ditulis suaminya sendiri tetapi tidak dibaca dianggap sebagai kategori
kinayah, artinya harus ada niat suami pada saat menulis surat tersebut.
2. Dengan ucapan ( sighat ), rujuk dengan cara ini ada dua macam :
1. Ucapan sharih, ialah ucapan yang tegas dan jelas maksudnya, misalnya : “aku
kembalikan kau pada nikahku”, “aku rujuk engkau”, “aku terima kembali engkau”.
2. Ucapan kinayah, ucapan yang tidak tegas maksudnya, misalnya : “aku nikahi engkau”, “
aku pegang engkau”. Pada yang bersifat kinayah ini disyaratkan memiliki niat dari suami.
Disyaratkan ucapan tersebut tidak berta’liq ( menggantung) seperti ucapan : “ kurujuk
engkau jika engkau mau”, hal semacam ini tidak sah walaupun istrinya mau, begitupula
merujuk berbatas waktu seperti ucapan : “ kurujuk engkau sebulan”.
KHULU’
Tuntutan cerai, dalam bahasa Arab disebut Al-Khulu. Kata Al-Khulu dengan didhommahkan
hurup kha’nya dan disukunkan huruf Lam-nya, berasal dari kata ‘khul’u ats-tsauwbi. Maknanya
melepas pakaian. Lalu digunakan untuk istilah wanita yang meminta kepada suaminya untuk
melepas dirinya dari ikatan pernikahan yang dijelaskan Allah sebagai pakaian. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman
“Mereka itu adalah pakaian, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka”(Al-Baqarah : 187)
HUKUM AL-KHULU’
Al-Khulu disyariatkan dalam syari’at Islam berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada
mereka, kecuali kalau keduanya khuatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika
82
kamu khuatir bahawa keduanya (suami-isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah,
maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus
dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang
melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zhalim’ (Al-Baqarah : 229).
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma.
“Isteri Tsabit bin Qais bin Syammas mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya
berkata ; “Wahai Rasulullah, aku tidak membenci Tsabit dalam agama dan akhlaknya. Aku
hanya takut kufur”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah kamu
mengembalikan kepadanya kebunnya?”. Dia menjawab, “Ya”, maka dia mengembalikan
kepadanya dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya, dan Tsabit pun
menceraikannya” (HR Al-Bukhari)
Demikian juga kaum muslimin telah berijma’ pada masalah tersebut, sebagaimana dinukilkan
Ibnu Qudamah (3), Ibnu Taimiyyah (4), Al-Hafizh Ibnu Hajar (5), Asy-Syaukani (6), dan Syaikh
Abdullah Al-Basam (7), Muhammad bin Ali Asy-Syaukani menyatakan, para ulama berijma
tentang syari’at Al-Khulu, kecuali seorang tabi’in bernama Bakr bin Abdillah Al-Muzani… dan
telah terjadi ijma’ setelah beliau tentang pensyariatannya. (8).
HUKUM AL-KHULU
Menurut tinjauan fikih, dalam memandang masalah Al-Khulu terdapat hukum-hukum taklifi
sebagai berikut.
Ketentuannya, si wanta sudah benci tinggal bersama suaminya kerana kebencian dan takut tidak
dapat menunaikan hak suaminya tersebut dan tidak dapat menegakkan batasan-batasan Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam ketaatan kepadanya, dengan dasar firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
83
“Jika kamu khuatir bahawa keduanya (suami-isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk
menebus dirinya” (Al-Baqarah : 229)
Al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan ketentuan dalam masalah Al-Khulu ini dengan
pernyataannya, bahawasanya Al-Khulu, ialah seorang suami menceraikan isterinya dengan
penyerahan pembayaran ganti kepada suami. Ini dilarang, kecuali jika keduanya atau salah
satunya merasa khuatir tidak dapat melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Hal ini boleh
muncul kerana adanya ketidaksukaan dalam pergaulan rumah tangga, boleh jadi kerana jeleknya
akhlak atau bentuk fiziknya. Demikian juga larangan ini hilang, kecuali jika keduanya
memmerlukan penceraian, kerana khuatir dosa yang menyebabkan timbulnya Al-Bainunah Al-
Kubra (Perceraian besar atau Talak Tiga)
Syaikh Al-Bassam mengatakan, diperbolehkan Al-Khulu (mintak cerai) bagi wanita, apabila si
isteri membenci akhlak suaminya atau khuatir berbuat dosa kerana tidak dapat menunaikan
haknya. Apabila si suami mencintainya, maka disunnahkan bagi si isteri untuk bersabar dan tidak
memilih perceraian.
Apabila suami menyusahkan isteri dan memutus hubungan komunikasi dengannya, atau dengan
sengaja tidak memberikan hak-haknya dan sejenisnya agar si isteri membayar tebusan kepadanya
dengan jalan tuntutan cerai, maka Al-Khulu itu batil, dan tebusannya dikembalikan kepada
wanita. Sedangkan status wanita itu tetap seperti asalnya jika Al-Khulu tidak dilakukan dengan
lafazh thalak, kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Janganlah kamu menyusahkan mereka kerana hendak mengambil kembali sebahagian kecil dari
apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang
nyata” (An-Nisa : 19) (12)
Apabila suami menceraikannya, maka dia tidak memiliki hak mengambil tebusan tersebut.
Namun, bila isteri berzina lalu suami membuatnya susah agar isteri tersebut membayar terbusan
84
dengan Al-Khulu, maka diperbolehkan berdasarkan ayat di atas”
Apabila seorang isteri meminta cerai padahal hubungan rumah tangganya baik dan tidak terjadi
perselisihan maupun pertengkaran di antara pasian suami isteri tersebut. Serta tidak ada alasan
syar’i yang membenarkan adanya Al-Khulu, maka ini dilarang, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Semua wanita yang minta cerai (mintak cerai) kepada suaminya tanpa alasan, maka haram
baginya bau syurga” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dan dishahihkan
Syaikh Al-Albani dalam kitab Irwa’ul Ghalil, no. 2035)
(3). Mustahabbah (Sunnah) Wanita Minta Cerai (Al-Khulu).
Apabila suami berlaku mufarrith (meremehkan) hak-hak Allah, maka si isteri disunnahkan Al-
Khulu. Demikian menurut madzhab Ahmad bin Hanbal
(4). Wajib.
Terkadang Al-Khulu hukumnya menjadi wajib pada sebagiaan keadaan. Misalnya terhadap
orang yang tidak pernah melakukan shalat, padahal telah diingatkan
Demikian juga seandainya si suami memiliki keyakinan atau perbuatan yang dapat menyebabkan
keyakinan si isteri keluar dari Islam dan menjadikannya murtad. Si wanita tidak mampu
membuktikannya di hadapan hakim peradilan untuk dihukumi berpisah atau mampu
membuktikannya, namun hakim peradilan tidak menghukuminya murtad dan tidak juga
kewajipan bepisah, maka dalam keadaan seperti itu, seorang wanita wajib untuk meminta dari
suaminya tersebut Al-Khulu walaupun terpaksa menyerahkan harta. Kerana seorang muslimah
tidak patut menjadi isteri seorang yang memiliki keyakinan dan perbuatan kufur.
85
IDDAH
Pengertian Iddah
86
maka dinamakan “anak syubhat”, yakni anak yang tidak jelas siapa bapaknya dan apabila
anaknya adalah perempuan maka ia tidak sah, karena ia tidak dinikahkan oleh walinya.
Setelah datangnya Islam, ‘iddah tetap diakui sebagai salah satu dari ajaran syari‘at karena
banyak mengandung manfaat. Para ulama telah sepakat mewajibkan iddah ini yang didasarkan
pada firman Allah Ta‘ala:
Wanita-wanita yang dithalak hendaklah menahan dini (menunggu) selama tiga masa quru’ (Al
—Baqarah: 228)
Lama masa quru` ada dua pendapat. Pertama, masa suci dari haidh. Kedua, masa haid
sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW
“Dia (isteri) ber’iddah (menunggu) selama tiga kali masa haid. “(HR Ibnu Majah)
“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru.
Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa
menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami
mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.” (Al Baqarah(2):228)
“Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya seorang wanita
dari Aslam bernama Subai’ah ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan hamil. Lalu Abu
Sanâbil bin Ba’kak melamarnya, namun ia menolak menikah dengannya. Ada yang berkata,
“Demi Allâh, dia tidak boleh menikah dengannya hingga menjalani masa iddah yang paling
panjang dari dua masa iddah. Setelah sepuluh malam berlalu, ia mendatangi Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menikahlah!” (HR al-
Bukhâri no. 4906)
Hukum Iddah
87
‘Iddah wajib bagi seorang isteri yang dicerai oleh suaminya, baik cerai karena kernatian
maupun cerai karena faktor lain. Dalil yang menjadi landasan nya adalah firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala:
“Orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian dengan mening galkan isteri-isteri, maka
hendaklah para isteri itu menangguhkan diri nya (ber’iddah) empat bulan sepuluh hari.“(Al-
Baqarah: 234)
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian menikahi wanita- wanita yang beriman,
kemudian kalian hendak menceraikan mereka sebelum kalian mencampurinya, maka sekali-kali
tidak Wajib atas mere ka ‘iddah bagi kalian yang kalian minta menyempurnakannya. Maka
berilah mereka mut’ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya.“ (A1-
Ahzab: 49)
Yang dimaksud dengan “mut’ah” di sini adalah pemberian untuk menyenangkan hati isteri
yang diceraikan sebelum dicampuri.
Hikmah Iddah
88
5. Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menunjukkan betapa agung dan mulianya sebuah akad
pernikahan.
6. Masa ‘iddah disyari’atkan agar kaum pria dan wanita berpikir ulang jika hendak
memutuskan tali kekeluargaan, terutama dalam kasus perceraian.
7. Masa ‘iddah disyari’atkan untuk menjaga hak janin berupa nafkah dan lainnya apabila
wanita yang dicerai sedang hamil.
Seorang perempuan yang sedang dalam masa iddah masih menjadi tanggungan
suami. Maka sang suami wajib memenuhi hak-hak istrinya sampai masa iddahnya seleasai, dan
berikut adalah hak-hak nya :
1. Istri yang menjalani masa iddah karena ditalak raji’ (dapat dirujuk kembali) atau istrinya
terkena talak ba’in (tidak dapat rujuk kembali) yang sedang hamil, apabila terjadi salah satu
hal tersebut maka ia berhak mendapatkan tempat tinggal, pakaian, dan nafkah dari suami
yang menceraikannya selama masa iddahnya.
2. Istri yang dalam masa iddah dikarenakan suaminya wafat, maka ia hanya mendapat hak
waris, walaupun sedang hamil.
3. Wanita yang dicerai dengan talak ba’in (tidak dapat rujuk kembali) atau talak tebus
(khulu’), maka baginya hanya mempunyai hak tempat tinggal saja dan tidak yang lainnya.
Di antara yang tidak boleh dilakukan oleh wanita yang sedang ber`iddah adalah:
1. Tidak boleh menerima khitbah (lamaran) dari laki-laki lain kecuali dalam bentuk sindiran.
2. Tidak boleh menikah
3. Tidak boleh keluar rumah
4. Tidak Berhias (Al-Hidad/Al-Ihtidad)
Seorang wanita yang sedang dalam masa iddah dilarang untuk berhias atau bercantik-
cantik. Dan di antara kategori berhias itu antara lain adalah:
89
o Menggunakan alat perhiasan seperti emas, perak atau sutera
o Menggunakan parfum atau wewangian
o Menggunakan celak mata, kecuali ada sebagian ulama yang membolehkannya memakai
untuk malam hari karena darurat.
o Memakai pewarna kuku seperti pacar kuku (hinna‘) dan bentuk-bentuk pewarna
lainnya.
o Memakai pakaian yang berparfum atau dicelup dengan warna-warna seperti merah dan
kuning.
“Isteri yang sedang menjalani masa ‘iddah berkewajiban untuk menetap di rumahyang ia
dahulu tinggal bersama sang suami, hingga selesai masa ‘iddahnya. Dan tidak diperbolehkan
baginya keluar dan rumah tensebut. Sedangkan suaminya juga tidak diperbolehkan untuk
mengeluarkannya dari rumahnya. Seandainya terjadi perceraian di antara mereka berdua, sedang
isterlnya tidak berada di rumah di mana mereka berdua menjalani kehidupan rumah tangga,
maka si isteri wajib kembali kepada suaminya untuk sekedar suaminya mengetahuinya di mana
ia berada.”
Apabila isteri yang dithalak itu melakukan perbuatan keji secara terang- terangan
memperlihatkan sesuatu yang tidak baik bagi keluarga suaminya, maka dibolehkan bagi suami
untuk mengusirnya dari rumah tersebut, demikian menurut Ibnu Abbas.
Pendapat Sayyid Sabiq di atas juga ditentang oleh Aisyah Radhiyallahu Anha, Ibnu Abbas,
Jabir bin Zaid, Hasan, Atha’, dan diriwayatkan dan Ali dan Jabir; di mana Aisyah sendiri pernah
mengeluarkan fatwa kepada isteri yang ditinggal mati suaminya untuk keluar dan rumah pada
saat menjalani masa ‘iddahnya. Lalu isteri tersebut keluar rumah bersama dengan saudara
perempuannya, Ummu Kultsum berangkat ke Makkah untuk menjalankan ibadah umrah, yaitu
ketika Thalhah bin Ubaid terbunuh.
Dasar Persyariatnya
90
Masa iddah sebenarnya sudah dikenal dimasa jahiliyah. Ketika Islam datang, masalah ini
tetap diakui dan dipertahankan. Oleh karena itu para Ulama sepakat bahwa ‘iddah itu wajib,
berdasarkan al-Qur`ân dan Sunnah.
Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru’ [al-
Baqarah/2:228]
Dari Ummu Salamah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya seorang wanita dari
Aslam bernama Subai’ah ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan hamil. Lalu Abu Sanâbil
bin Ba’kak melamarnya, namun ia menolak menikah dengannya. Ada yang berkata, “Demi
Allâh, dia tidak boleh menikah dengannya hingga menjalani masa iddah yang paling panjang
dari dua masa iddah. Setelah sepuluh malam berlalu, ia mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Menikahlah!” [HR al-Bukhâri no.
4906].
Masa iddah diwajibkan pada semua wanita yang berpisah dari suaminya dengan sebab
talak, khulu’ (gugat cerai), faskh (penggagalan akad pernikahan) atau ditinggal mati, dengan
syarat sang suami telah melakukan hubungan suami istri dengannya atau telah diberikan
kesempatan dan kemampuan yang cukup untuk melakukannya. Berdasarkan ini, berarti wanita
yang dicerai atau ditinggal mati oleh suaminya sebelum digauli atau belum ada kesempatan
untuk itu, maka dia tidak memiliki masa iddah. Allâh Azza wa Jalla berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang
beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka sekali-sekali
tidak wajib atas mereka ‘iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya.” [al-
Ahzâb/33:49]
Berdasarkan keterangan di atas dan berdasarkan penyebab perpisahannya, masalah ‘iddah ini
dapat dirinci sebagai berikut :
91
1. Jika perempuan yang ditinggalkan mati suaminya tidak hamil, maka masa iddahnya 4
bulan 10 hari. Adapun apabila ia dalam keadaan hami, maka masa iddahnya adalah
sampai perempuan tersebut melahirkan.
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-
perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan
yang hamil, waktu idah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan
barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam
urusannya.” (Ath-Thalaq(65):4)
2. Apabila bercerai, dibagi menjadi cerai yg bisa rujuk (talak 1& talak 2) serta cerai yg tidak bisa
rujuk (talak 3). Inipun dibagi lagi menjadi yg masih haid ataupun sudah tidak haid (tua).
a. Untuk kasus bisa rujuk dan masih haid, masa iddahnya = 3 kali haid.
“Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak
boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka
beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam
masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi
para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (Al Baqarah(2):228)
b. Kasus bisa rujuk dan tidak haid, masa iddah = 3 bulan.
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan
perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah
tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan
perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq(65):4)
c. Bisa rujuk dan sedang hamil, masa iddah sampai melahirkan bayi.
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan
perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya) maka iddah mereka adalah tiga
bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan
perempuan yang hamil, waktu idah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan
kandungannya. Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (Ath-Thalaq(65):4)
d. Tidak bisa rujuk (talak 3), maka masa iddahnya hanya 1 kali haid (~ 1 bulan).
92
e. Jika istri yg menggugat cerai, maka masa iddahnya = 1 bulan (~ 1 bulan).
“Dari Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa istri Tsabit bin Qais menggugat cerai dari
suaminya pada zaman Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu Rasululloh Shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menunggu sekali haidh. (HR Abu Dâud dan at
Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albâni dalam Shahîh Sunan Abu Dâud no.1 950).
3. Jika perempuan itu masih kecil atau sudah tidak memilki siklus haid (menopause),
iddahnya 3 bulan.
4. Adapun untuk perempuan yang belum pernah disetubuhi, ia tidak memiliki masa iddah.
5. Iddah bagi istri yang sedang hamil, yaitu sampai ia melahirkan.
6. Adapun apabila ia menyetubuhi perempuan budak, maka budak tersebut tidak memiliki
masa iddah. Apabila ia sedang hamil maka iddahnya sama dengan perempuan yang
merdeka yang sedang hamil, yakni hingga melahirkan. Jika ia tidak hamil, maka masa
iddahnya adalah 2 kali menstruasi.
Pada asalnya masa iddah seorang itu menggunakan satu standar dari sejak mulai sampai
akhir. Namun terkadang karena suatu sebab terjadi perubahan standar. Misalnya, apabila seorang
suami mentalak istrinya yang masih aktif haidh, kemudian sebelum masa ‘iddahnya selesai, sang
suami meninggal dunia. Wanita seperti ini memiliki dua keadaan :
a. Apabila talak tersebut masih talak raj’i (talak satu dan dua), maka masa ‘iddah yang wajib
diselesaikan oleh wanita ini bukan lagi dengan hitungan tiga kali haidh tapi sudah berpindah ke
‘iddah wanita yang ditinggal mati oleh suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari. Karena
statusnya masih tetap sebagai istri. Talak raj’i tidak menghilangkan status istri pada seorang
wanita. Oleh karena itu, wanita yang ditalak dengan talak raj’i masih saling mewarisi dengan
suaminya, jika salah satunya meninggal sementara sang istri masih dalam masa ‘iddah.
b. Apabila talak tersebut talak tiga (talak bâ`in), maka ia tetap hanya menyempurnakan sekali
haidh saja dan tidak berubah ke ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya. Karena hubungan
sebagai suami istri telah terputus sejak talak tiga itu sah. Talak tiga menyebabkan status istri
93
pada seorang wanita hilang. Sehingga pada kejadian di atas kematian sang suami terjadi setelah
si wanita bukan sebagai istrinya lagi.
Apabila seorang wanita memulai iddahnya dengan hitungan bulan karena tidak haidh, baik
karena masih kecil atau telah memasuki masa menopause, namun jika disaat menjalani masa
‘iddah ini mengeluarkan haidh, maka wajib baginya untuk pindah dari hitungan bulan ke
hitungan haidh. Karena hitungan bulan adalah pengganti dari haidh. Oleh karena itu, menghitung
dengan bulan tidak boleh dipakai selama masih ada haidh yang merupakan standar pokok.
Apabila masa ‘iddah dengan hitungan bulan tersebut telah tuntas, kemudian baru
mengalami haidh , maka tidak wajib memulai masa iddah dari awal lagi dengan hitungan haidh.
Karena haidh ada setelah selesai masa iddahnya berlalu.
Apabila seorang wanita memulai hitungan masa ‘iddahnya dengan haidh atau bulan
kemudian ternyata dia hamil dari suaminya tersebut, maka ‘iddahnya berubah menjadi ‘iddah
wanita hamil yaitu sampai melahirkan.
THALAK (THALAQ)
Talak secara bahasa berarti melepaskan ikatan. Dalam hukum Islam, kata talak dimaknai
sebagai memutuskan hubungan antara suami istri dari ikatan tali pernikahan yang sah menurut
syariat agama. Talak bukanlah sesuatu yang menyenangkan, dan dampaknya akan ditanggung
seluruh keluarga sepanjang hidup mereka. Oleh karena itu, sebisa mungkin kata talak dihindari,
karena akan berdampak negatif terhadap seluruh keluarga terutama bagi anak-anak. Dimanapun,
anak-anak yang selalu menjadi korban dalam berbagai kasus perceraian. Ucapan Talak yang
keluar ketika bersenda gurau atau bercanda tetap jatuh selagi yang dipakai adalah kata talak yang
jelas. Seumpama “TALAK atau CERAI” bisa jatuh talak bila ada niat dari suami.
94
َصرُّ فَاتِ ِه ظَا ِهرًا َوبَا ِطنًا فَاَل يُ َدي َُّن َكأ َ ْن قالت له ِ َق ْاله
َ از ِل َو ِع ْتقُهُ َو َك َذا نِ َكا ُحهُ َو َسائِ ُر ت ُ فَصْ ٌل يَقَ ُع طَاَل
ار ْ ك أِل َنَّهُ أتى بِاللَّ ْف ِظ عن قَصْ ٍد َو
ٍ َاختِي َ ِض الدَّاَل ِل أو ااِل ْستِ ْهزَا ِء طَلِّ ْقنِي فقال طَلَّ ْقتُك َو َذل ِ ْرِ في ُمع
ق بِشَرْ ِط َ وع ِه لِظَنِّ ِه أَنَّهُ اَل يَقَ ُع اَل أَثَ َر له لِ َخطَأ ِ ظَنِّ ِه كما اَل أَثَ َر له فِي َما لو
َ َّطل ِ ُضاهُ بِ ُوق
َ َو َع َد ُم ِر
ُ ث َج ُّدهُ َّن َج ٌّد َوه َْزلُه َُّن َج ٌّد النِّ َكا ُح َوالطَّاَل
ق َوالرَّجْ َعةُ َر َواهُ أبو دَا ُود ِ َْال ِخي
ٌ ار له َولِ َخبَ ِر ثَاَل
“Dan jatuhlah talak orang yang bersenda gurau begitu juga dengan nikah dan setiap ‘akad
pengelolaan hartanya secara lahir dan bathin maka tidak menjadi miliknya kembali, seperti sa’at
istrinya yang bertujuan bercanda berkata “Talaklah aku..!!!” Kemudian suami menanggapi
candaannya dengan berkata “Kutalak dirimu” maka jatuhlah talaknya.Yang demikian itu
dikarenakan suami memakai bentuk kata “TALAK” yang tidak diperlukan lagi adanya niat dan
juga keadaan ikhtiyarnya (kemauannya sendiri). Tiadalah kerelaan menjatuhkannya sesuai
dengan yang dia duga tidak berpengaruh karena dugaanya dianggap salah. Dan karena
berdasarkan hadits Rasululullah SAW “Tiga (3) hal yang apabila dikatakan dengan sungguh-
sungguh, maka dia menjadi serius dan bila dikatakan dengan main-main, akan jadi serius pula,
yaitu nikah, talak, dan rujuk.” (H.R. Abu daud). (Rujukan PISS-KTB/Asnaa al-Mathaalib
III/281)
a) Talak mati yaitu talak yang disebabkan karena suaminya meninggal dunia
b) Talak hidup yaitu yang dikarenakan oleh suatu sebab
c) Talak Raj’i Yaitu jenis talak dimana sang suami menjatuhkan atau melafazkan kata talak
satu atau pun talak dua. Sang suami boleh untuk rujuk kembali dengan sang istri, asalkan
sang istri masih di dalam masa iddah. Namun bila masa iddah sudah terlampaui, maka
sudah tidak diperbolehkan rujuk kembali. Jika ingin bersatu lagi, maka harus diikat
dengan akad nikah yang baru.
95
d) Talak ba’in Talak ba’in merupakan Jenis talak yang tidak diperbolehkan untuk rujuk
kembali, jika menginginkan untuk dikawini harus dengan jalan akad nikah baru. Talak
bain ada 2 macam :
1. Ba’in Shughraa (ba’in kecil) adalah talak yang suami tidak dapat untuk rujuk kembali
pada mantan istrinya, melainkan dengan akad dan mahar baru. Talak ba’in shughraa
terjadi bagi istri yang belum didukhul, istri yang berkhuluk dengan menyerahkan
‘iwad (ganti rugi), talak yang dijatuhkan oleh Hakim, dan talak sebab ila’.
2. Ba’in Kubraa (ba’in besar) Yaitu jenis talak dimana sang suami telah menjatuhkan
atau melafazkan ucapan talak yang ketiga kepada sang istri. Apabila sudah sampai
pada pengucapan talak ketiga, maka sang istri tidak bisa untuk dirujuk lagi oleh sang
suami. Sang suami bisa menikahi istrinya kembali dengan syarat sang istri sudah
menikah lagi dengan orang lain, kemudian bercerai. Jika masa iddah dari perceraian
dengan suami yang kedua telah usai, maka sang suami boleh menikahinya kembali
dengan akad nikah yang baru.
a) Talak dengan lafal shorih (jelas) yaitu kata talak yang tidak harus disertai niat. Contoh:
Seorang suami berkata kepada isterinya; “kamu saya talak” perkataan seperti ini adalah
jelas. Maka tidaklah diperlukan niat. Ucapan seorang suami yang seperti ini baik
bergurau, niat atau tidak ada niat tetap jatuh talak.
b) Talak dengan lafal kinayah (sindiran) yaitu kata talak yang bisa jatuh jika disertai niat.
Contoh: Seoarang suami berkata kepada Isterinya: “pulanglah engkau kerumah orang
tuamu.” Jika suami berkata dengan sindiran, dan disertai niat, maka jatuhlah talak, tetapi
jika tidak disertai niat maka tidak jatuh talak.
a) Talak Sunni
Yaitu jenis talak yang dilakukan dengan mengikuti atau berdasarkan pada petunjuk yang
terdapat pada Al Qur’an dan sunnah Nabi. Sang suami melakukan talak pada saat sang
96
istri dalam kondisi suci dan belum disetubuhi. Apabila sang istri sedang dalam masa haid,
maka harus menunggu sampai istrinya suci dan dalam masa suci tersebut mereka tidak
melakukan hubungan suami istri.
b) Talak Bid’iy
Yaitu talak yang dilakukan sang suami tidak mendasarkan pada petunjuk yang terdapat
pada Al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sang suami menjatuhkan atau
mengucapkan kata talak pada saat istri dalam keadaan haid, atau dalam keadaan suci
namun sebelumnya mereka pernah melakukan jima’, atau melakukan talak pada istri
langsung talak tiga. Talak semacam ini tidak dibenarkan dalam Islam dan pelakunya
berdosa.
Mayoritas ulama berpendapat, talak bid’ah/bid’iy ini statusnya sah, dan dihitung sebagai
talak satu. Namun suami diperintahkan untuk merujuk kembali istrinya dan menahannya sampai
suci dari haid, kemudian haid lagi yang ke-2, sampai suci. Selanjutnya terserah suami, apakah
dia mau menahannya ataupun mentalaknya. Inilah pendapat mayoritas ulama.
ؤمرqqأجمعت األمة على تحريم طالق الحائض الحائل بغير رضاها فلو طلقها أثم ووقع طالقه وي
يرqqبالرجعة لحديث بن عمر المذكور في الباب وشذ بعض أهل الظاهر فقال ال يقع طالقه ألنه غ
رهqqة ودليلهم أمqqاء كافqqال العلمqqه قqqاألول وب وابqqة والصqqبه طالق األجنبيqqه فأشqqه فيqqأذون لqqم
بمراجعتها ولو لم يقع لم تكن رجعة فإن قيل المراد بالرجعة الرجعة اللغوية وهي الرد إلى حالها
األول ال أنه تحسب عليه طلقة قلنا هذا غلط لوجهين أحدهما أن حمل اللفظ على الحقيقة الشرعية
رح فيqqر صqqاني ان بن عمqqه الثqqول الفقqqرر في أصqqا تقqqة كمqqيقدم على حمله على الحقيقة اللغوي
روايات مسلم وغيره بأنه حسبها عليه طلقة وهللا أعلم وأجمعوا على أنه إذا طلقها يؤمر برجعتها
ةqqو حنيفqqال األوزاعي وأبqqه قqqذهبنا وبqqكما ذكرنا وهذه الرجعة مستحبة ال واجبة وآخرون هذا م
ل ففيqإن قيqة فqqوسائر الكوفيين وأحمد وفقهاء المحدثين وآخرون وقال مالك وأصحابه هي واجب
ذاqqذي يلي هqqر الqqد الطهqqر بعqqأخير الطالق إلى طهqqة ثم بتqqر بالرجعqqه أمqqذا أنqqر هqqحديث بن عم
التأخير الحيض فما فائدة
97
Kifayatul Akhyar juz 1 hal. 392
وأما طالق البدعة فهو أن يطلقها في الحيض مختارا وهي ممن تعتqqد بqqاألقراء من غqqير عqqوض
من جهتها أو يطلقها في طهر جامعها فيه بال عوض منها وهي ممن يجوز أن تحبqqل ولم يتحقqqق
حملهqqا ودليلqqه حqqديث ابن عمqqر وادعى اإلمqqام اإلجمqqاع عليqqه والحكمqqة في ذلqqك أن الطالق في
الحيض يطول عليها العدة ألن بقية الحيض ال يحسب من العدة وفيه إضرار بها وأما الطالق في
الطهر الذي جامعها فيه فألنه ربما يعقبه ندم عند ظهور الحمل فإن اإلنسان قد يطلق الحائل دون
الحامل وإذا ندم فقد ال يتيسر التدارك فيتضرر الولد وهللا أعلم
والبدعي حرام) للنهي عنه والعبرة في الطالق المنجز بوقته وفي المعلق بوقت وجود الصqqفة إال
إذا جهل وقوعه في زمن البدعة فالطالق وإن كان بدعيا ال إثم فيه (وسن لفاعلqqه) إذا لم يسqqتوف
عدد الطالق (رجعة) لخبر ابن عمر السابق وفي رواية فيه «مqره فليراجعهqا ثم ليطلقهqا طqqاهرا
قبل أن يمسها إن أراد» ،ويقاس بما فيqqه بقيqة صqqور البqqدعي وسqن الرجعqqة ينتهي بqزوال زمن
البدعة
Jadi, perbedaan di antara dua jenis talak di atas bisa dilihat dengan sangat jelas. Talak sunni
proses talak yang dilakukan berdasarkan pada petunjuk yang diberikan Allah melalui Al Qur’an
dan Rasul-Nya, sedangkan talak bid’iy justru menyelisihi petunjuk tersebut. Talak yang
diucapkan atau dilafalkan sang suami dilakukan tanpa mengikuti petunjuk dari Allah SWT.
98
1. Makruh, ini merupakan asal hukum talak
2. Sunnah, apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya (nafkah) atau si
perempuan tidak mau menjaga kehormatannya.
3. Wajib, apabila perselisihan antara suami istri, sementara hakim memandang perlu
keduanya bercerai.
4. Haram, apabila menceraikan istri dalam keadaan haid atau menceraikan istri setelah
mencampurinya.
6. Bilangan Talak
a) Talak Satu, suami telah menjatuhkan talak satu pada istrinya, talak pertama ini suami
masih boleh kembali kepada istrinya (talak raj’iy).
b) Talak Dua, yaitu suami telah menjatuhkan talak dua kali pada si istri, talak ini juga
disebut talak raj’iy dan suami masih boleh kembali kepada istrinya.
c) Talak Tiga, yaitu jika suami telah menjatuhkan tlak tiga kali pada istrinya. Talak ini
disebut dengan talak ba’in. Jika suami telah menjatuhkan talak tiga, maka ia tidak boleh
kembali kepada istrinya kecuali istrinya telah dinikahi orang lain dan telah diceraikannya
hingga habis masa iddahnya.
UKHUWAH
A. Pengertian Ukhuwah
Kata ukhuwah berasal dari bahasa arab yang kata dasarnya adalah akh yang berarti saudara,
sementara kata ukhuwah berarti persaudaraan. Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah
kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling
percaya terhadap saudara seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul sikap saling
menolong,saling pengertian dan tidak menzhalimi harta maupun kehormatan orang lain yang
semua itu muncul karena Allah semata.
99
B. Macam-macam ukhuwah
1. Ukhuwah Islamiyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku antar sesama umat Islam atau persaudaraan yang diikat oleh
aqidah/keimanan, tanpa membedakan golongan selama aqidahnya sama maka itu adalah saudara
kita dan harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam
Alqur’an surat Al Hujarat : 10, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah saudara, oleh karena itu peralatlah simpul persaudaraan diantara kamu, dan bertaqwalah
kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapatkan rahmatnya “.
Dari ayat di atas jelas bahwa kita sesama umat islam ini adalah saudara, dan wajib menjalin
terus persaudaraan di antara sesama umat Islam dan marilah yang mana saudara kita jadikan
saudara dan janganlah saudara kita anggap sebagai musuh,hanya karna masalah masalah-
masalah sepele yang tidak berarti.yang pada akhirnya mengancam ukhuwah Islamiyah yang pada
akhirnya dapat melumpuhkan kerukunan dan keutuhan bangsa.
2. Ukhuwah Insaniyah/Basyariyah
Yaitu persaudaraan yang berlaku pada semua manusia secara universal tanpa membedakan
ras, agama, suku dan aspek-aspek kekhususan lainnya. Persaudaraan yang di ikat oleh jiwa
kemanusiaan, maksudnya kita sebagai manusia harus dapat memposisikan atau memandang
orang lain dengan penuh rasa kasih sayang, selalu melihat kebaikannya bukan kejelekannya.
Ukhuwah Insaniyah ini harus dilandasi oleh ajaran bahwa semua orang umat manusia adalah
makhluk Allah, sekalipun Allah memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih
jalan hidup berdasarkan atas pertimbangan rasionya. Jika ukhuwah insyaniyah tidak dilandasi
dengan ajaran agama keimanan dan ketaqwaan, maka yang akan muncul adalah jiwa
kebinatangan yang penuh keserakahan dan tak kenal halal dan haram bahkan dapat bersikap
kanibal terhadap sesama.
3. Ukhuwah Wathoniyah
Yaitu persaudaraan yang diikat oleh jiwa nasionalisme tanpa membedakan agama, suku,
warna kulit, adat istiadat dan budaya dan aspek-aspek yang lainnya. Semua itu perlu untuk
100
dijalin karena kita sama-sama satu bangsa yaitu Indonesia. Mengingat pentingnya menjalin
hubungan kebangsaan ini Rosulullah bersabda “Hubbui wathon minal iman”, artinya: Cinta
sesama saudara setanah air termasuk sebagian dari iman.
Sebagai seorang muslim, harus berupaya semaksimal mungkin untuk mengaktualisasikan
ketiga macam ukhuwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apabila ketiganya terjadi secara
bersama, maka ukhuwah yang harus kita prioritaskan adalah ukhwah Islamiyah, karena ukhuwah
ini menyangkut kehidupan dunia dan akherat.
C. Urgensi Ukhuwah
Di tengah-tengah kehidupan Zaman modern, yang cenderung individulis dan materilis ini,
persaudaraan atau ukhuwah menjadi hal yang sangat urgen untuk dibangun demi terciptanya
tatanan masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi ukhuwah itu diantaranya:
1. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan islam.
Rosulullah SAW bersabda: “Al Islamu ya’lu wala yu’la alaih”, artinya Islam itu agama yang
tinggi tidak ada yang lebih tinggi dari Agama Islam. Ketinggian dan kehebatan Islam itu akan
menjadi realita manakala umat Islam mampu menegakkan ukhuwah terhadap sesamanya,
memperbanyak persmaan dan memperkecil perbedaan. Jika umat Isam sering bermusuhan maka
Islam akan lemah dan tidak mempunyai kekuatan.
2. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.
Iman tidak akan sempurna tanpa disertai dengan ukhuwah dan ukhuwah tidak akan bermakna
tanpa dilandasi keimanan. Manakala ukhuwah lepas kendali iman, maka yang menjadi
perekatnya adalah kepentingan pribadi, kelompok kesukuan, maupun hal-hal lain yang bersifat
materi yang semuanya itu bersifat semu dan sementara.
3. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh Islam.
Orang-orang non Islam mempunyai misi yang sama yaitu memusuhi dan menghancurkan
Islam,dan mereka selalu bersama-sama antara yang satu dengan yang lain. Realitanya seperti
sekarang ini Islam selalu “diobok obok” dan selalu di kambing hitamkan oleh mereka. Oleh
karena itu umat Islam jangan mudah terpengaruh dan jangan mudah terprofokasi dengan mereka
kita harus menghadapi dengan barisan ukhuwah yang rapi dan teratur, jika kita bermusuhan
maka mereka akan mudah memecah belah dan menghancurkan Islam.
101
4. Ukhuwah yang solid,dapat memudahkan membangun masyarakat madani.
Masyarakat madani adalah masyarakat yang ideal yang memiliki karakteristik dan mejujung
tinggi kedamaian, kerukunan, dan saling tolong menolong. Nilai-nilai tersebut akan mudah
terwujud manakala manusia memiliki ketulusan dan kemauan yang tinggi untuk merajut dan
membangun simpul ukhuwah yang sudah terpoyak.
Dalam situasi dan kondisi seperti sekarang ini, menjalin ukuwah memang tidaklah semudah
membalikkan kedua telapak tangan, mengingat banyak masalah yang dapat menghancurkan
ukhuwah Islam tentunya membutuhkan perjuangan dan proses yang panjang di bawah ini adalah
contoh masalah yang dapat menghacurkan ukhuwah Islam diantaranya:
1. Pemahaman Islam yang tidak komperehensif dan kaffah.
Berbagai pertentangan atau permusuhan diantara sesama yang sering terjadi adalah
dikarenakan oleh pemahaman umat Islam sendiri yang masih dangkal. Umat Islam masih parsial
dalam mengkaji Islam belum integral, belum kaffah, sehingga mereka cenderung untuk mencari
perbedaan-perbedaan yang tidak prinsip dari kesamaannya. Karena pemahaman Islam yang
masih sempit inilah yang menjadi salah satu embrio atau bibit munculnya permusuhan terhadap
sesama umat beragama.
2. Ta’asub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap fanatik yang berlebihan dengan mengagung-agungkan kelompokya, menganggap
kelompoknya paling benar, paling baik dan meremehkan kelompok lain, padahal masih satu
agama itu pun merupakan perbuatan tidak terpuji dan tidak dibenarkan dalam islam, karena dapat
merusak tali ukhuwah.
3. Suka bermusuhan antar umat beragama.
Ini adalah merupakan masalah yang dapat menghancurkan ukhuwah Islam yang sangat
berbahaya, jika dala hati manusia sudah dirasuki sifat hasut, dengki, iri hati maka yang ada
dalam hatinya hanyalah dendam dan permusuhan. Jika hal ini kita akhiri maka ukhuwah akan
damai dan tentram.
4. Kurangnya toleransi atau tasamuh.
102
Kurangnya sikap toleransi atau sikap saling menghargai dan menghormati terhadap
peredaan-perbedaan pendapat yang terjadi, sehingga menutup pintu dialog secara terbuka dan
kreatif, juga dapat penghalang dalam merajut kembali ukhuwah. Oleh karena itu perlu kita
optimalkan secara terus menerus untuk mengembangkan sikap toleransi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah
Ukhuwah sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT, harus terus menerus di upayakan
penerapannya dalam kehidupan umat maanusia dalam rangka mewujudkan kerukunan dan
perdamaian di muka bumi. Hal ini akan dapat tercipta manakala ukhuwah atau persaudaraan
dapat di wujudkan.
Adapun langkah-langkah konkret yang harus kita lakukan dalam mewujudkan ukhuwah
atau persaudaraan adalah sebagai berikut:
1. Secara terus-menerus melakukan kegiatan dakwah Islamiah terhadap umat Islam, tentang
pentingnya menjalin ukhuwah terhadap sesamanya dan menjelaskan pada mereka tentang
bahayanya jika kita saling bermusuhan. Tentunya dengan metode yang teratur dan
sistematis, baik melalui dakwal bil lisan, dakwal bil hal dan dakwal bil qolam.
2. Berusaha meningkatkan frekuensi silaturrahmi, saling mengunjungi, saling bertegur sapa
baik dalam forum formal maupun informal terutama kepada mereka yang memutuskan
hubungan baik dengan kita. Silaturrahmi ini di samping dapat merajut ukhuwah, juga
banyak segi manfaatnya bagi pelaku silaturahm, sebagaimana di sabdakan oleh rosulullah
SAW yang artinya: “Barang siapa yang ingi dilapangkan rizqinya dan di panjangkan
umumnya maka yang senang silaturahmi”.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama untuk menyamakan
persepsi terhadap setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari persamaan
bukan perbedaa, untuk mengantisipasi terhadap perbedaan pendapat yang mengarah pada
konflik kontroversial, menahan diri dari komentar-komentar yang belum jelas, tidak
mudah emosional dan senantiasa mengedepankan rasional dan pertimbangan akal sehat
dan pada akhirnya tercipta budaya dialog yang sehat yang mengarah mempererat tali
ukhuwah dan terciptanya kerukunan.
4. Meningkatkan lembaga-lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga pemerintahan
untuk terus menerus melakukan berbagai macam kegiatan yang berorientasi pada upaya
103
merajut simpul ukhuwah agar tercapai tatanan masyarakat penuh kerukunan dan
kedamaian sebagaimana yang kita cita-citakan bersama.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia terutama umat Islam untuk berupaya
semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan takwanya, karena iman dan
takwanya berkulitas dan sempurna, maka mereka mempunyai kecenderungan untuk
melakukan kebaikan dan kebenaran termasuk dalam hal mengaktualisasi ukhuwah dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Melakukan dengan ikhlas karena allah SWT dan sesuai dengan kaidah isi alqur’an dan
sunnah rasul
2. Melakukan dengan ikhlas karena iman dan taqwa kita yang tak bisa tergantikan oleh
apapun
3. Melakukan segala perbuatan sesuai dengan kaidah islam yang baik dan benar
Banyak cara untuk bisa kita lakukan dengan besar hati bahwa menebarkan rasa ukhuwah
dalam kehidupan sehari hari adalah menyenangkan:
1) Menjalankan sholat bersama sama (berjamaah) ; dengan hati yang ikhlas dan
memahami bahwa kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain
tanpa harus melihat siapa dan bagaimana status sosialnya. Kebersamaan dalam menjalin
rasa kasih sayang dengan kemurnian batin adalah mutlak kita perlukan. kesombongan
tidak ada artinya satu persenpun ketika kita mengalami musibah yang maha dasyat ,
ketika sakit keras hingga ajal menjemput atau ketika agama dan keyakinan kita
dipermalukan bangsa lain.
2) Ikhlas membantu kesusahan sesama muslim ; dan sesama umat beragama tanpa ada
rasa pamrih atau menolong hanya karena menginginkan sesuatu (memamerkan kekayaan
atau meningkatkan gengsinya agar dihormati orang lain)
3) Ikhlas memaafkan kesalahan orang lain ; dan memahami bahwa didunia ini tak ada
satu manusiapun yang bisa lolos dari yang namanya kesalahan, kekurangan dan
kelemahan.
104
4) Saling bertegur sapa ; dan menebarkan salam dengan wajah yang damai dan
menciptakan rasa saling sayang.
5) Melupakan perbedaan dan merajut kebersamaan ; untuk menciptakan masyarakat
yang bersatu , rukun, saling menghargai dan mau menerima kekurangan masing masing.
6) Memperkuat dan meningkatkan rasa silahturahim ; dengan cara misalnya
mengadakan pengajian bersama, atau ketika bulan ramadan bisa mengadakan acara buka
bersama dan sholat tarawih berjamaah.
1) Menjauhi perbuatan yang dibenci allah ; dan memberi pemahaman pada semua orang
tentang perbuatan apa saja yang tidak disukai allah dan mengandung azab yang pedih,
misalnya melakukan pembunuhan, perbuatan maksiat dan lain lain.
2) Mendoakan ; orang yanag baik atau yang jahat dengan doa kebaikan.
3) Berlomba berbuat kebaikan karena Allah SWT ; dalam bentuk apapun tetapi
perbuatan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
4) Ikhlas dan menerima kritikan ; yang positif dari sesama muslim demi perbaikan ahklak
kita dimasa yang akan datang.
Tidak merasa diri selalu benar ; karena tidak ada manusia yang sempurna. Apa yang
baik untuk kita, apa yang kita anggap baik pada kenyataannya belum tentu orang lain
merasakan hal yang sama. Saling menghargai pendapat orang lain adalah kunci
terbentuknya rasa saling rukun.
105
TASAMUH
Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang berarti toleransi yang mempunyai arti bermurah hati,
kata lain dari tasamuh adalah 'tasahul' yang memiliki arti bermudah-mudahan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia kata toleransi adalah suatu sikap menghargai pendirian orang lain
(sepertin pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian diri sendiri.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi mengandung sifat-sifat seperti
lapang dada, tenggang rasa, menahan diri, dan tidak memaksakan kehendak orang lain. Sikap
tasamuh juga dapat kita tunjukan dengan sikap sabar menghadapai keyakinan-keyakinan orang
106
lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal mereka walaupun bertentangan dengan
keyakinan dengan keyakinan kita dan tidak sesuai dengan syariat Islam. Kita juga dilarang untuk
menyerang, menyakiti dan mencela orang lain yang tidak sependapat dengan kita.
Dasar dari sikap toleransi adalah kasih sayang. Adanya kasih sayang dari sesama akan
mendorong seseorang untuk menghargai dan menghormati orang lain. Adapun tujuan dan sikap
toleransi adalah menghindari kekerasan dan menciptakan kerukunan dan kedamaian hidup
bersama orang lain.
Islam mengajarkan bahwa sesama muslim harus bersatu serta tidak boleh bercerai-berai,
bertengkar, dan bermusuhan. Karena sesama muslim adalah saudara. Terhadap pemeluk agama
lain, kita diperintahkan agar bersikap tasamuh. Sikap tasamuh terhadap non muslim itu hanya
terbatas pada urusan yang bersifat duniawi, tidak menyangkut masalah akidah, syari’ah dan
ubudiyah. Firman Allah SWT :
1). Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. 4). Dan Aku tidak pernah menjadi
penyembah apa yang kamu sembah, 5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang Aku sembah. 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." ( QS. Al-
Kaafirun : 1-6 )
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, saling belas kasih dan
saling cinta itu bagaikan satu jasad (tubuh). Apabila salah satu anggota tubuh ada yang mengelu,
maka seluruh anggota (tubuh) yang lain gelisah dan panas demam. (H.R. Bukhari)
Dalam kehidupan sehari-ari hendaknya kita membiasakan diri untuk saling bekerja sama dalam
kebaikan, saling menghargai orang lain, dan sikap tenggang rasa. Allah swt berfirman dalam
Q.S. Al-Maidah ayat 2 yang artinya :
107
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat doa dan penlanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Dalam hal agama tasamuh telah disampaikan jelas dalam Q.S. Al-Kafirun ayat 1-
6,dalam urusan ibadah masing-masing agama memiliki cara yang berbeda-beda, dan kita
tidak boleh memaksakan kehendak mereka dalam hal yang berkaitan dengan agama atau
keyakinan.
Contoh perilaku tasamuh
beribadah.
6. Tetap bergaul dan bersikap baik dengan orang yang berbeda keyakinan dalam
hal duniawi.
kita.
108
Orang yang berjiwa tasamuh itu memiliki ciri-ciri diantaranya tidak sombong, tidak egois,
tidak memaksakan kehendak, tidak pernah meremehkan orang lain, mau menghormati (sikap,
pendapat, dan saran) orang lain, mau berbagi ilmu dan pengalaman, saling pengertian, berjiwa
besar, terbuka menerima saran dan kritik, senang menerima nasehat orang lain, dan sebagainya.
Contoh sikap tasamuh di tengah kehidupan bermasyarakat misalnya seperti yang pernah
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika membangun masyarakat Madinah yang pada
waktu itu di Madinah terdapat tiga golongan pemeluk agama, yaitu Islam, Yahudi, dan Nasrani.
Mereka saling bekerja sama dan bergotong royong dalam membangun Kota Madinah, tetapi
hanya dalam hal-hal yang bersifat urusan duniawi, tidak menyangkut urusan agama. Contoh
sikap tasamuh antar umat beragama (umat Islam dengan non muslim) adalah dengan cara tidak
ikut campur dalam masalah peribadatan masing-masing pemeluk agama. Cukup dengan cara
menghormati dan menghargai perbedaan keyakinan beragama masing-masing dan tidak saling
mengganggu. Tasamuh antar sesama umat Islam ( antar interen umat beragama) misalnya
dengan cara menghormati perbedaan kelompok, madzhab, jama’ah, organisasi keagamaan, dan
perbedaan furu’iyah lainnya.
Meningkatkan derajat manusia, baik di hadapan orang lain ataupun di hadapan Allah swt
109
masyarakat
Sebagai makhluk sosial kita harus mengembangan sikap tenggang rasa dengan sesama manusia.
Tidak diperbolehkan saling berburuk sangka, saling menjelekan dan lain sebagainya.
Barang siapa yang melapangkan kehidupan dunia orang mukim, maka Allah akan melapangkan
kehidupan orang itu di hari kiamat Dan barang siapa yang meringankan kesusahan orang yang
dalam kesusahan, Allah akan menghilangkan kesusahan orang itu di dunia dan akhirat. (HR
Muslim) .
Dalam lingkungan tangga kita tidak bisa hidup sendiri, kita juga saling membutuhkan, tolong-
menolong sesama tetangga misalnya kerja bhakti, membuat pos ronda, arisan, menengok orang
sakit, itu adalah salah satu kegiatan sosial yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
110
3. Saling Menghormati
Setiap manusia haruslah saling menghargai dan menghormati sesama manusia memberikan
senyum, sapa itu adalah sebagian kecil kita menghormati sesama manusial.
“Bukan termasuk golonganku orang yang tidak menyayangi orang muda diantara kami dan tidak
menghormati orang yang tua”. (Hadits riwayat At-Tirmidzy, dishahihkan Syeikh Al-Albany).
Sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah tengah masyarakat, kita juga tidak dibenarkan
berbuat semena-mena terhadap orang lain sekalipun kita dapat melakukannya.
” Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhdap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil (semena-mena). Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan
taqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al
Maidah 8)
toleransi ini artinya kita harus saling menghormati, menolong, dan melakukan kegiatan sosial di
lingkungan masyarakat bersama.
111
TRANSPLANTASI ORGAN
Transplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu
individu pada individu itu sendiri atau pada individu lainnya baik yang sama maupun berbeda
spesies. Saat ini yang lazim di kerjakan di Indonesia saat ini adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian
bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh
yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini
ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain
yang masih berfungsi dari pendonor.
112
Berikut terdapat ada 4 jenis Transplantasi
1. Transplantasi Autograft, yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh
itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi.
2. Transplantasi Alogenik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama
spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.
3. Transplantasi Isograf, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang
identik,misalnya pada gambar identik.
4. Transplantasi Xenograft, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama
spesiesnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari
jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang
otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah
(transfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah
jantung,hati,ginjal,kornea,pancreas,paru-paru dan sel otak. Semua upaya dalam bidang
transplantasi tubuh tentu memerlukan peninjauan dari sudut hokum dan etik kedokteran
Menurut Cholil Uman (1994), Pencangkokan adalah pemindahan organ tubuh yang mempunyai
daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi
dengan baik, yang apabila apabila diobati dengan prosedur medis biasa. Harapan klien untuk
bertahan hidupnya tidak ada lagi.
1. Donor dalam keadaan hidup sehat : tipe ini memerlukan seleksi yang cermat dan
pemeriksaan kesahatan yang lengkap, baik terhadap donor maupun resipien untuk
menghindari kegagalan karena penolakan tubuh oleh resipien dan untk mencegah resiko
bagi donor.
2. Donor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal dengan sege. Untuk tipe ini
pengambilan organ donor memrlukan alat control kehidupan misalnya alat bantu
pernafasan khusus . Alat Bantu akan dicabut setelah pengambilan organ selesai. itu.
113
3. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal , sebab secara medis
tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis.
Hukum-hukum Transplantasi
Sampai saat ini transplantasi organ tubuh yang banyak dibicarakan di kalangan ilmuwan dan
para ahli hukum adalah mengenai tiga macam organ tubuh, yaitu mata, ginjal dan jantung. Hal
ini dapat dimaklumi, karena dari segi anatomis manusia, ketiga organ tubuh manusia tersebut
sangatlah vital bagi kehidupan manusia. Demikian juga transplantasi organ-organ tubuh lainnya.
Hal ini berkat perkembangan ilmu pengetahuan modern dan tekhnologi yang makin canggih.
Munculnya rekayasa tekhnologi di berbagai bidang cepat atau lambat pasti akan berinteraksi
dengan seoran muslim, yang tentunya harus diketahui hukumnya.
1. Hukum pencangkokan organ tubuh dari tubuhnya sendiri yang lain (Ototansplantasi)
adalah “boleh. Demikian dapat kita temukan dalam Keputusan Muktamar Majlis Tarjih
Muhammadiyah tanggal 6-11 April 1980 di Klaten, yaitu butir ke 4, “Ototransplantasi
yang donor resipiennya satu individu hukumnya mubah”, demikian juga dalam buku 200
masalah Agama yang memuat keputusan-keputusan Syuriah NU, yang dihimpun oleh M.
Abdu Mujib AS. (1998: 68) menetapkan: “apabila diambil dari dirinya sendiri, maka
hukumnya “boleh”, dengan syarat; bahaya pengambilan lebih ringan daripada bahaya
anggota tubuh yang membutuhkan penambalan dan itupun tidak dapat ditemukan bahan
lain yang patut untuk menambal.
2. Hukum pencangkokan organ tubuh manusia kepada manusia yang lainnya.
a. Hukum pencangkokan organ tubuh donor yang masih hidup.
Para ahli hukum Islam berbeda pendapat mengenai maslah ini, di antaranya:
1. Pendapat pertama mengatakan “haram”
Pendapat yang demikian ini dapat kita temukan dalam buku kumpulan Keputusan Syuriah
NU (1998:68) mengatakan: “ apabila diambil dari orang lain yang masih hidup, maka
hukumnya “haram”. Demikian juga sebagian ulama terdahulu mengharamkan transplantasi
organ tubuh dari manusia yang masih hidup dengan alasan sederhana sekali, yaitu khawatir
bila resipien tertolong dengan organ si donor akan berbuat anormatif, sehingga akan
114
berakibat pada si donor”. (Syaichul Hadi Permono dalam Jurnal IAIN Sunan Ampel, edisi
VIII, 1990:90). Masyfuk Zuhdi dalam bukunya (1989:83) jga mengharamkan transplantasi
(mata, ginjal dan jantung) dari donor yang masih hidup, dengan pertimbangan:
a. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 195:
ح
ِ ِصال ِ اس ِد ُمقَ َّد ُم َعلَى َج ْل
َ ب ال َم ِ ََدرْ ُء ال َمف
ر
ِ بِالض ََّر اَلض ََّر ُر الَ يُزَا ُل
115
b. Dengan adanya pencangkokan itu diduga kuat menurut team medis si pasien dapat
disembuhkan.
c. Adanya kerelaan si donor. (Syaichul Hadi Permono. 1990: 99).
Dmikian juga keputusan Muktamar Majlis Tarjih Muhammdiyah ke 21, 6-11 April 1990,
menetapkan keputusan yang dalam butir ke lima mengatakan : “Homotransplantasi baik
living donor maupun cadever donor, karena darurat menurut medis hukumnya “mubah”.
(Azhar Basyir, 1993: 157).
Hal ini sesuai dengan kaidah:
116
makanan lain untuk menyelamatkan jiwa dan sama-sama haramnya dalam keadaan normal,
seperti yang diungkapkan oleh ayat 3 surat al-Maidah. (Majlis Mudzakarah Panjimas, 1983:
370-371).
Perlu diingat, walaupun si donor telah rela melepaskan sebagian organ tubuhnya kepada
resipien, masih memerlukan keputusan team medis, apakah bias dilaksanakan atau tidak.
Sebelum pelaksanaan transplantasi, diperlukan adanya seleksi yang cermat dan general
check up (pemeriksaan kesehatan yang lengkap), baik terhadap donor maupun terhadap si
penerima (resipien), demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh
penolakan tubuh resiien dan sekaligus untuk mencegah resiko bagi donor. (Masfuk zuhdi,
1989: 81).
b. Pencangkokan organ tubuh dari donor yang dalam keadaan hidup koma atau diduga kuat
akan meninggal.
Apabila pencangkokan organ tubuh (mata, ginjal, jantung dan sebaginnya) dari donor dalam
keadaan koma atau hampir meninggal, maka islam pun tidak mengizinkan, karena:
1. Hadist Nabi saw. Riwayat Malik dan Amir bin Yahya, riwayat al-Hakim, al- Baihaki
dan Daruquthni dari Abu Sa’id al-Khudri dan riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Abbas dan
Ubadah bin Shamit, Nabi saw, bersabda:
Artinya: “Tidak boleh membuat mudlarat kepada dirinya dan tidak boleh pula membuat
mudlarat kepada orang lain”.
Misalnya, orang yang mengambil organ tubuh dari seorang donor yang belum mati secara klinis
dan yuridis untuk transplantasi, berarti ia membuat mudlarat kepada donor yang berakibat
mempercepat kematiannya.
2. Manusia wajib berikhtiar untuk menyembuhkan penyakitnya, demi mempertahankan
hidupnya, tetapi hidup dan mai itu di tangan Allah. Karena itu, manusia tidak boleh
mencabut nyawanya sendiri (bunuh diri) atau empercepat kematian orang lain, sekalipun
dilakukan oleh dokter dengan maksud untuk mengurangi (menghentkan) penderitaan si
pasien (Masyfuk Zuhdi, 1989:84)
117
c. Hukum transplantasi (pencangkokan organ tubuh) dari donor yang telah meninggal.
Pencangkokan organ tubuh dari mayat kepada orang yang masih hidup, menurut kajian
ulama terdahulu ada yang mutlak “mengharamkan”, walaupun mayat itu tidak terhormat
seperi mayatnya orang murtad. Menurt pendapat ini, bahayanya si pasien tidak melebihi
bahayanya merusak kehormatan mayat, atau lebih mengutamakan penghormayan mayat,
sehingga tidak dibenarkan mengaambil atau mempreteli organ tubuhnya. (Akhkamul
fuqaha’, III: 59, al-Majmu’, Nawawi, IX:45, Hasyiyah ar-Rasyid ala Ibnil Imat:26),
walaupun si mayat ketika masih hidup merelakan ataupun melalui wasiat. Sebab maslah
anggota badan, bukanlah sesuatu yang ada wewenang kita untuk memberikannya ataupun
mewasiatkannya kepa orang laun. Yang diberikan dan diwasiatkan hanyalah harta benda,
akan tetapi bukan kornea, bukan ginjal, bukan jantung dan bukan organ-organ tubuh yang
lain juga. ( Majlis Mudzakarah Panjimas, 1983:362). Pengharaman tersebut juga didasrkan
pada hadist:
ْ ْر ع
)( رواه احمد و ابو داود وابن ماجه عن عا ئشة َظ ِم ِه َحيًّا ٍ ت ِم ْث ُل َكس ِ ْا َّن َكس َْر ع
ِ َّظم ال َمي
118
Artinya:” dan sesungguhnya kami memuliakan bani Adam (manusia)”.
Maka agar tidak terjadi kemungkinan, cepat atau lambat, berhubungan dengan kemajuan
ilmu kedokteran yang merusak kemulyaan manusia, dan terhapusnya syri’at yang
menyangkut dengan penyelenggaraan mayit, maka perlu diadakan tindakan prefentif, yaitu
dengan ditetapkannya hukum “haram” terhadap transplantasi bagian-bagian tubuh manusia.
(Majlis Mudzakarah Panjimas, 1983:364).
119
Yogyakarta membuktikan, bahwa katup jantung babi paling sesuai sebagai pengganti katup
jantung manusia.
Timbul pertanyaan, bagaimana hukum transplantasi organ babi untuk menggantikan organ
sejenis/lainnya pada manusia?
Menanggapi permasalahan ini, tentunya akan muncul perbedaan pendapat. Karena persoalan
ini adalah persoalan baru dan termasuk masalah ijtihadiyah.
Muktamar ke 29 NU, dalam masalah ini memberikan jawaban, “bahwa transplantasi babi
untuk mengganti organ/sejenis lainnya pada manusia hukumnya tidak boleh, kecuali sangat
diperlukan dan tidak ada yang ebih efektif, maka hukumnya boleh (diberikan dispensasi
hukum/ dima’fu).
Dari jawaban tersebut bisa diambil pengertian, bahwa dalam kondisi transplantasi yang bisa
diambilkan dari hewan yang suci/halal atau alat buatan masih dimungkinkan dan efektif,
maka penggunaan transplantasi dengan babi (hewan najis/haram lainnya)tidak
diperbolehkan karena babi itu najis mugahladhah dan binatang yang haram dimakan.
Golongan terbesar dari para Imam Mujtahid berpendapat, bahwa haram berobat dengan
barang najis atau yang diharamkan”. Hal ini didasarkan kepada hadist yang diriwayatkan
oleh Abi Darda’ yang menerangkan bahwa Rasuullah saw, bersabda:
120
Jadi diperbolehkannya menggunakan transplantasi organ babi/hewan najis lainnya dalam kondisi
darurat atau hajat, bisa dimasukkan dalam kaidah fiqh:
Donor mata diartikan dengan pemberian kornea mata kepada orang yang
membutuhkannya. Kornea mata tersebut berasal dari mayat yang telah diupayakan oleh dokter
ahli, sehingga dapat digunakan oleh orang yang sangat membutuhkannya.
Masalah donor mata, termasuk salah satu keberhasilan teknologi dalam ilmu
kedokteran, yang dapat mengatasi salah satu kesulitan yang dialami oleh orang buta. Dan yang
terjadi masalah dalam hokum islam, karena kornea mata yang dipindahkan kepada orang buta,
adalah berasal dari mayat, sehingga terjadi dua pendapat di kalangan Fuqaha. Ada yang
121
mengharamkan dan ada pula yang membolehkannya dengan mengemukakan alas an masing-
masing. Misalnya:
1. Bagi ulama yang mengharamkannya; mendasarkan pendapatnya pada hadits yang berbunyi:
“seseungguhnya pecahnya tulang mayat (bila dikoyak-koyak), seperti (sakitnya dirasakan mayat)
ketika pecahnya tulangnya diwaktu ia masih hidup. H. R. Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah
yang bersumber dari Aisyah.
2. Bagi ulama yang membolehkannya; mendasarkan pendapatnya pada hajat (kebutuhan)
orang yang buta untuk melihat, maka perlu ditolong agar dapat terhindar dari kesulitan yang
dialaminya, dengan cara mendapatkan donor mata dari mayat.
Dalam ayat alqur’an Artinya : …… dan Dia (Allah) sekali-kali tidak menjadikan suatu
kesulitan untuk kamu dalam agama…….( Q.S. Al-Hajj: 78 )
Jantung adalah organ utama sirkulasi darah; karena dialah yang memompa darah
dari ventrikel kiri melalui arteri, arteriola dan kapiler, lalu kembali ke atrium kanan melalui vena
yang disebut peredaran darah besar atau sirkulasi sistematik. Dan aliran dari ventrikel kanan
melalui paru-paru, ke atrium kiri yang disebut peredaran darah kecil atas sirkulasi pulmonal.
Maka apabila terjadi kelainan-kelainan jantung dapat mengganggu sirkulasi darah yang
mengakibatkan maut.
Pada dasarnya hukum islam membolehkan pencangkokan jantung pada pasien
sebagai salah satu upaya pengobatan suatu penyakit, yang sebenarnya sangat di anjurkan dalam
islam. Hanya yang menjadi persoalan, karena katup jantung yang dipindahkan kedalam jantung
pasien, berasal dari mayat atau bianatang yang sudah mati.
Penulis cenderung mengikuti pendapat hokum islam yang membolehkannya,
meskipun dengan melalui pembedahan mayat sebagai donaturnya, atau pun mengambil dari
binatang yang sesuai dengan bentuk anatomi katub jantung yang dibutuhkan oleh pasien. Hal ini
di bolehkan karena dimaksudkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup pasien, yang
122
dasarnya ada pada beberapa kaidah fiqhiyah di muka. Baik dimaksudkan sebagai hajat, maupun
darurat.
Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang terletak pada dinding posterior
abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, yang berfungsi
untuk mengatur keseimbangan air didalam tubuh, mengantur konsentrasi garam dalam darah,
mengatur keseimbangan asam-basa darah, mengatur eksktesi bahan buangan dan kelebihan
garam dalam tubuh. Dan apabila terjadi gangguan pada organ tersebut, maka organ-organ
lainnya juga akan ikut terganggu.
Pencangkokan ginjal adalah pengoperasian dan pemindahan ginjal dari orang lain
atau binatang yang sesuai dengan struktur anatominya, kepadapasien yang membutuhkan.
Pengoperasian tersebut dilakukan oleh tim dokter ahli, yang dilengkapi dengan peralatan medis
yang memadai untuk upaya tersebut yang didahului oleh berbagai macam pemeriksaan dan
pengobatan serta cuci darah.
Selanjutnya berkenaan dengan hokum antara donor dan resepien yang se-agama
atau tidak se-agama serta hokum organ tubuh yang di cangkokan itu berasal dari hewan yang
diharamkan seperti babi, juga dapat menimbulkan masalah pertanyaan. Apakah donor organ
tubuh yang dicangkokan itu bisa mendapatkan pahala bila resepien itu orang ayng shalih? Atau
apakah donor akan menanggung.
Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila sakit, apapun
jenis dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh sebab itu, melakukan transplantasi
123
sebagai upaya untuk menghilangkan penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma
ajaran islam.
Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai transplantasi organ
yaitu:
Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata, ginjal) yang sudah meninggal
secara yuridis dan medis hukumnya mubah, yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengan
syarat bahwa resipien dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan
transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi tidak berhasil.
Hingga kini, tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara
terang-terangan mendukung transplantasi organ. Namun demikian, ulama di berbagai belahan
dunia telah menulis argumen-argumen yang mendukung maupun mengeluarkan fatwa-fatwa
keagamaan tengtang transplantasi organ.
Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam untuk
bekerja sama satu sama lain dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan demikian,
berdasarkan ajaran diatas, tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorka salah satu
124
organ tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan harus
dipandang sebagai tindakan altruisme dari orang-orang yang menyadari bahwa mereka
memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim.
2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.
Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila :
1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat,
dengan alasan :
Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut mengingatkan
, agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan
akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan itu
mempunyai tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur. Melakukan transplantasi dalam keadaan
dalam keadaan koma.
Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera meninggal maka transplantasi
tetap haram hukumnya karena hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului
kehendak Allah. Dalam hadis nabi dikatakan :
“ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat
madharat pada orang lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)
2. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama
sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
berikut
Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
125
Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.”
Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli
tidak memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri
adalah haram. Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa hal
tersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran
layaknya komoditi lain.
VASEKTOMI
Definisi Vasektomi
Vasektomi atau dalam bahasa KB sering disebut kontap-pria (kontrasepsi mantap pria)
adalah operasi kecil (bedah minor) yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada
testikel dan penis.
Vasektomi merupakan prosedur yang sangat efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan
karena bersifat permanen. Dalam kondisi normal, sperma diproduksi dalam testis. Pada saat
ejakulasi, sperma mengalir melalui 2 buah saluran berbentuk pipa (vas deferens), bercampur
dengan cairan semen (cairan pembawa sperma), dan keluar melalui penis. Bila sperma masuk
126
dan bergabung dengan sel telur wanita, maka terjadilah kehamilan, saluran (vas deferens)
tersebut dipotong dan kedua ujung saluran diikat, sehingga sperma tidak dapat mengalir dan
bercampur dengan cairan semen.
Dengan kata lain vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas pria
dengan jalan melakukan okulasi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
Ada beberapa macam metode untuk menutup vas deferens, yang pada waktu ini masih
dinilai kemantapannya, antara lain:
1. Menjepit vas deferens dengan klip (jepitan) dari tantalum.
2. Mengadakan kauterisasi/fulturasi kedua ujung.
3. Menyuntik vas deferens dengan sclerotizing agent (zat yang menyebabkan sklerosis),
sehingga jadi buntu, misalnya dengan formalin, fenol dan lain-lain Dilakukan bisa tanpa
operasi.
4. Menutup vas deferens dengan tutp semacam jarum.
5. Hanya mengikat vas deferens.
6. Kombinasi antara dua metode, misalnya mengikat dan kauterisa
127
b. Mencari, mengenal, dan filsasi vas deferens kemudian dicepit dengan klem khusus yang
ujungnya berbentuk tang catut, lalu disuntikan anastesi lokal.
c. Dilakukan penususkan pada garis tengah skrotum dengna alat berujung bengkok dan tajam
untuk membuat luka kecil yang kemudian diperlebar sekitar 0,5 cm. Kemudian akan terlihat
vas deferens yang liat dan keras seperti kawat baja. Selaput pembungkus vas deferens dibuka
secara hati-hati. Setelah pembungkus disisihkan ditepi, akan tampak jelas saluran serma (vas
deferens) yang berwarna putih mengkilap bagai mutiara.
d. Selanjutnya dilakukan okulisi vas deferens dengan ligasi+reseksi suatu segmen vas deferens
e. Penutup luka operasi
128
Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan)
Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil)
Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk sekali tindakan)
Tidak ada mortalitas/kematian.
Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Tidak ada resiko kesehatan.
Sifatnya permanen.
2. Kerugian vasektomi:
Lelaki yang telah melakukan vasektomi pada umumnya mengeluhkan terjadi rasa nyeri
pada wilayah kulit yang baru saja dijahit dalam kurun waktu beberapa hari pasca oprasi kecil
ini. Namun Anda jangan khawatir karena rasa nyeri ini akan berangsur-angsur hilang dalam
waktu beberapa hari.
Ada tips khusus yang bisa Anda coba untuk mengurangi rasa nyeri pasca vasektomi.
Yaitu dengan cara mengompres daerah sekitar kantong buah zakar dengan es batu setelah 24
jam masa operasi. Cara ini terbilang klasik namun bisa meredakan efek nyeri yang
129
ditimbulkan vasektomi. Bila nyeri pasca vasektomi masih berlanjut sampai beberapa minggu,
anda sebaiknya menghubungi dokter untuk memeriksa apakah ada masalah serius pada
saluran sel sperma Anda.
Selama ini tidak ada efek buruk vasektomi yang mempengaruhi kehidupan seks seorang
pria. Jadi tidak menimbulkan impotent pada penis, karena yang diputus salurannya hanyalah sel
sperma penyebab wanita hamil, bukan cairan seminal dan getah prostat. Dalam paragraf di atas
sudah dijelaskan bahwa air mani hanya berkurang 5 persen dari kondisi biasanya. Pengurangan
sedikit air mani tidak akan mempengaruhi kepuasan seks secara menyeluruh.
Terputusnya saluran sel sperma pria berarti tidak semua air mani dikeluarkan. Ini artinya
dalam tubuh pria masih mengandung lebih banyak hormon adrenalin yang mempengaruhi sifat
jantan. Dengan volume adrenalin yang lebih banyak dari biasanya, maka bisa dipastikan seorang
pria akan memiliki daya dorong seks yang lebih kuat dari kondisi normal.
Sejauh ini belum ada laporan resmi mengenai dampak buruk vasektomi pada pria. Seperti
telah dijelaskan dalam paragraf di atas, keluhan terjadinya pembengkakan bisa diatasi dengan
jalan mengompres 24 jam pasca operasi. Vasektomi merupakan operasi kecil layaknya sunat,
sehingga resiko yang terjadi sangat kecil. Kalaupun terjadi pembengkakan dalam waktu lama,
hal tersebut biasanya terjadi akibat pria telah memiliki riwayat penyakit sebelumnya.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa vasektomi mengakibatkan pria tidak bisa
menghamili wanita untuk selamanya. Ada kalanya pasangan suami isteri muda salah
memprogram membuat anak sehingga suami terlanjur vasektomi dan tidak bisa memiliki anak
lagi. Oleh karena itu, keputusan vasektomi harus benar-benar dipertimbangan dengan matang
karena menyangkut kelestarian anggota keluarga.
Bagaimana dengan sel sperma yang tidak disalurkan selama berhubungan badan? Apakah
sel sperma tersebut akan merusak kesehatan badan? Tim medis menjelaskan bahwa sel sperma
yang tidak keluarkan sebagian besar akan diserap kembali oleh tubuh dalam bentuk energi. Jadi
dalam hal ini sel sperma tidak akan membahayakan kesehatan pria dan pria tetap bisa menikmati
seks
130
Tujuan Vasektomi
Pria yang melakukan vasektomi adalah ayah yang memiliki kesadaran untuk terlibat langsung
dalam hal mengatur kelahiran anak. Lebih dari itu, hal ini adalah sebagai bentuk kepedulian
seorang pria untuk aktif memilih kontrasepsi selain partisipasi dari pihak wanita. Alasan yang
umum diambil mengapa pria vasektomi adalah karena isteri mengalami alergi terhadap metode
kontrasepsi tertentu sehingga pria mengambil alih tugas kontrasepsi.
Operasi vasektomi dilakukan dengan tujuan agar pria tidak bisa menghamili wanita secara
permanen. Secara permanen? Benar sekali. Jika Anda seorang pria dan memutuskan untuk
melakukan vasektomi, maka harus dipertimbangkan terlebih dulu untung ruginya.
Benarkah sudah tidak ingin memiliki anak? Apakah isteri sudah tidak ingin hamil. Jika masih
ingin punya anak lagi, sebaiknya memilih metode kontrasepsi lainnya yang memungkinkan
kehamilan terjadi bila menghentikan pemakaian.
Metode vasektomi
Ada beberapa macam metode untuk menutup vas deferens yang pada waktu ini masih dinilai
kemantapannya, antara lain:
Persyaratan vasektomi
131
Mendapat persetujuan istri.
Jumlah anak cukup.
Mengetahui akibat-akibat vasektomi.
Umur calon tidak kurang dari 30 tahun.
Umur istri tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun.
Pasangan suami-istri telah mempunyai anak minimal dua orang, dan anak paling kecil
harus sudah berumur di atas dua tahun..
Terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh tim medis dalam melakukan operasi vasektomi
terhadap seorang pria. Cara tersebut adalah:
Vasektomi dengan cara konvensional dilakukan dengan memotong pipa saluran sperma yang
berada di bagian kiri dan kanan pria. Pertama-tama, pria tersebut dibius lokal melalui injeksi
pada kulit sekitar skrotum (kantong buah zakar). Setelah itu tim medis meraba kulit tersebut
untuk menemukan keberadaan pipa kecil yang disebut dengan saluran sperma.
Kalau sudah ketemu lalu kulit disobek dan pipa tersebut ditarik keluar untuk diikat pada kedua
ujungnya. Ingat, saluran ini ada dua, yaitu bagian kiri dan kanan. Oleh karena itu, pengikatan
harus pada kedua bagian. Setelah saluran sperma diikat, lalu dimasukkan kembali ke lokasi awal
dan dijahit. Oke, selesai! Tidak begitu rumit kan? Operasi vasektomi ini membutuhkan waktu
sekitar 20 menit.
Dibakar? Benarkah saluran sperma pria akan dibakar layaknya orang membakar sate? Jangan
keburu takut dulu. Itu hanya sebutan untuk operasi medis vasektomi yang satu ini. Vasektomi
dengan cara pembakaran dalam bahasa medis disebut cauterisasi. Dalam hal ini dokter tidak
perlu melakukan operasi pembedahan pada kulit sekitar kantong buah zakar.
132
Vasektomi dengan cara cauterisasi dilakukan dengan cara menempatkan jarum tertentu langsung
mengarah kepada saluran sperma pria yang berada di balik kulit sekitar buah zakar. Setelah
saluran sperma ditemukan, maka dilakukan cauterisasi. Selesai. Hasil vasektomi dengan cara ini
sama dengan vasektomi secara konvensional, yaitu mengakibatkan saluran sperma buntu dan
tidak dapat menghamili wanita.
Perkembangan teknologi terkini menghadirkan cara vasektomi terbaru dengan menggunakan clip
atau alat penjepit. Cara ini telah dipraktekkan di negara Amerika Serikat mulai tahun 2002
melalui persetujuan badan kesehatan Amerika. Karena vasektomi dilakukan dengan bantuan klip,
maka cara ini disebut sebagai vasclip. Sayangnya, metode vasektomi yang satu ini hanya berlaku
di Amerika saja dan belum masuk ke Indonesia.
Vasclip bekerja dengan cara menjepit saluran sperma pada kedua sisi sehingga tidak bisa
mengalirkan benih laki-laki. Klip yang dibuat khusus berukuran sebutir telur dijepitkan ke pipa
saluran lelaki dan sifatnya permanen, sama seperti dua cara vasektomi di atas.
Setelah seorang pria melakukan vasektomi, disarankan agar tidak melakukan aktifitas yang berat
beberapa hari pasca operasi. Hindari mengangkat beban berat berlebihan sampai kurun waktu
seminggu sesudah vasektomi. Hal ini untuk mencegah pembengkakan pada jahitan sekitar
wilayah kantong buah zakar.
Oh ya, jangan lupa mengompres kulit sekitar daerah jahitan dengan es batu agar rasa nyeri yang
ditimbulkan tidak terlalu hebat. Setelah melakukan operasi vasektomi juga disarankan agar pria
memakai celana khusus agar pergerakan tubuh tidak terlalu mengganggu proses penyembuhan
luka bedah.
Dan satu hal yang utama adalah hindari melakukan hubungan seksual dengan isteri tanpa
pengaman selama beberapa minggu. Lama atau tidaknya waktu tersebut tergantung volume sel
sperma yang dihasilkan sebelum vasektomi. Namun, sebagian besar dokter menyarankan tetap
133
menjalankan kontrasepsi lain (kondom, pil KB, suntik KB dan lain-lain) minimal 8 minggu
setelah masa operasi vasektomi.
Jadi buat bapak-bapak, mohon menahan diri untuk tidak segera mengajak isteri berhubungan
badan tanpa memakai kondom sebelum cairan sperma dinyatakan bersih secara tes medis dari
kandungan sel sperma. Karena kalau cairan air mani masih mengandung sel sperma, maka masih
ada kemungkinan untuk menghamili seorang wanita.
Praktek penggunaan vasektomi di Indonesia belum begitu populer dibanding metode kontrasepsi
lainnya. Partisipasi pengendalian laju penduduk masih didominasi oleh kaum wanita. Alat
kontrasepsi yang banyak dipilih orang Indonesia masih berkisar antara pil KB, suntik KB dan
susuk KB.Hanya sebagian sedikit pria yang memakai alat kontrasepsi kondom karena mereka
mengaku tidak nyaman saat memakai kondom ketika berhubungan badan dengan isteri..
Meski vasektomi bukan pilihan populer dalam mencegah kehamilan, saat ini di Indonesia telah
banyak rumah sakit dan klinik kesehatan yang melayani vasektomi. Tantangan terbesarnya
adalah kendala psikologis pada kaum wanita. Karena pria yang menjalani vasektomi sudah tidak
mungkin menghamiliki wanita lain, maka para wanita khawatir jika hal ini dimanfaatkan oleh
pria untuk melakukan perselingkuhan tanpa khawatir resiko hamil di luar nikah. Sehingga yang
mengalami keberatan pengajuan vasektomi umumnya berasal dari pihak isteri karena takut
suaminya macam-macam di luaran sana.
134
Pada analisis sperma setelah 3 bulan pascavasektomi atau setelah 15 – 20 kali ejakulasi masih
dijumpai spermatozoa. Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azoosperma Istri
( pasangan ) hamil.
Vasektomi tidak memiliki efek yang bersifat merugikan. Sperma yang diproduksi tubuh pria
namun tidak bisa disalurkan karena prows vasektomi tersebut, akan kembali diserap tubuh tanpa
menyebabkan gangguan metabolisme. Beberapa orang yang menggunakan vasektomi mengeluh
tentang gangguan terhadap gairah seksual mereka, tetapi itu hanya bersifat psikologis bukan
gejala fisiologis. Rasa nyeri atau ketidaknyamanan akibat pembedahan yang biasanya hanya
berlangsung beberapa hari. Pembentukan granuloma relatif jarang dan merupakan keluhan yang
nantinya hilang sendiri Efek sampingnya Vasektomi hampir tidak ada kecuali infeksi apabila
perawatan pasca operasinya tidak bagus dapat menimbulkan abses pada bekas luka dan juga
dapat menyebabkan hematoma atau membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.
Vasektomi juga tidak ada pengaruhnya terhadap kemampuan pria untuk melakukan hubungan
badan malah beberapa kasus disebutkan potensi pria lebih baik karena pengaruh dari psikologis
terhindar dari kecemasan terjadinya kehamilan dari istri. Oleh karena itu, seseorang untuk
memutuskan divasektomi harus ada persiapan baik itu fisik maupun mental dan tentunya
konsultasi karena yg dipotong/diikat adalah saluran yg mengeluarkan sel sperma bukan cairan
semennya. Waktu pembedahan juga singkat hanya sekitar 1 - 2 jam , setelah pembedahan akan
terasa sedikit membengkak sekitar 3-5 hari. Selain itu komplikasi dari vasektomi yakni
perdarahan dan dapat juga peradangan bila sterilisasi atau alat proses kurang.
o Menunda kehamilan
o Mengakhiri kesuburan
o Membatasi kehamilan
135
o Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan
tidak ingin menambah anak.
o Obesitas berlebihan
o Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat atau penyakit paru lain.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan kontra indikasi dan cara penanganannya:
136
1. Perdarahan Apabila perdarahan sedikit, cukup dengan pengamatan saja. Bila banyak,
hendaknya dirujuk segera ke fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap. Di sini akan dilkukan
operasi kembali dengan anestesi umum, membuka luka, mengeluarkan bekuan-bekuan darah dan
kemudian mencari sumber perdarahan serta menjepit dan mengikatnya. Setiap keluhan
pembengkakan isi skrotum pascavasektomi hendaknya dicurigai sebagai perdarahan dan
dilakukan pemeriksaan yang seksama. Bekuan darah di dalam skrotum yang tidak dikeluarkan
akan mengundang kuman-kuman dan menimbulkan infeksi.
2. Hematoma Biasanya terjadi bila daerah skrotum diberi beban yang berlebihan, misal naik
sepeda, duduk terlalu lama dalam kendaraan dengan jalanan yang rusak dan sebagainya.
3. Infeksi Infeksi pada kulit skrotum cukup dengan mengobati menurut prinsip pengobatan luka
kulit. Apabila basah, dengan kompres (dengan zat yang tidak merangsang). Apabila kering
dengan salep antibiotika. Apabila terjadi infiltrat di dalam kulit skrotum di tempat vasektomi
sebaiknya segera dirujuk ke rumah sakit. Di sini pasien akan diistirahatkan dengan berbaring,
kompres es pemberian antibiotika, dan analgetika.
4. Granuloma sperma Dapat terjadi pada ujung proksimal vas atau rpidemilis. Gejalanya
merupakan benjolan kenyal dengan kadang – kadang keluhan nyeri. Granuloma sperma dapat
terjadi 1 – 2 minggu setelah vasektomi. Pada keadaan ini dilakukan eksisi granuloma dan
mengikat kembali vas deferens. Terjadi pada 0.1 – 30 % kasus.
5. Antibody sperma Separuh sampai dua per tiga akseptor vasektomi akan membentuk antibodi
terhadap sperma. Sampai kini tidak pernah terbukti adanya penyulit yangt disebabkan adanya
antibodi tersebut Resiko operasi vasektomi pada pria Lelaki yang telah melakukan vasektomi
pada umumnya mengeluhkan terjadi rasa nyeri pada wilayah kulit yang baru saja dijahit dalam
kurun waktu beberapa hari pasca oprasi kecil ini. Namun Anda jangan khawatir karena rasa nyeri
ini akan berangsur-angsur hilang dalam waktu beberapa hari. Ada tips khusus yang bisa Anda
coba untuk mengurangi rasa nyeri pasca vasektomi. Yaitu dengan cara mengompres daerah
sekitar kantong buah zakar dengan es batu setelah 24 jam masa operasi. Cara ini terbilang klasik
namun bisa meredakan efek nyeri yang ditimbulkan vasektomi. Bila nyeri pasca vasektomi
masih berlanjut sampai beberapa minggu, anda sebaiknya menghubungi dokter untuk memeriksa
137
apakah ada masalah serius pada saluran sel sperma Anda. Selama ini tidak ada efek buruk
vasektomi yang mempengaruhi kehidupan seks seorang pria. Jadi tidak menimbulkan impotent
pada penis, karena yang diputus salurannya hanyalah sel sperma penyebab wanita hamil, bukan
cairan seminal dan getah prostat. Dalam paragraf di atas sudah dijelaskan bahwa air mani hanya
berkurang 5 persen dari kondisi biasanya. Pengurangan sedikit air mani tidak akan
mempengaruhi kepuasan seks secara menyeluruh. Terputusnya saluran sel sperma pria berarti
tidak semua air mani dikeluarkan. Ini artinya dalam tubuh pria masih mengandung lebih banyak
hormon adrenalin yang mempengaruhi sifat jantan. Dengan volume adrenalin yang lebih banyak
dari biasanya, maka bisa dipastikan seorang pria akan memiliki daya dorong seks yang lebih kuat
dari kondisi normal.
Praktek penggunaan vasektomi di Indonesia belum begitu populer dibanding metode kontrasepsi
lainnya. Partisipasi pengendalian laju penduduk masih didominasi oleh kaum wanita. Alat
kontrasepsi yang banyak dipilih orang Indonesia masih berkisar antara pil KB, suntik KB dan
susuk KB. Hanya sebagian sedikit pria yang memakai alat kontrasepsi kondom karena mereka
mengaku tidak nyaman saat memakai kondom ketika berhubungan badan dengan isteri. Meski
vasektomi bukan pilihan populer dalam mencegah kehamilan, saat ini di Indonesia telah banyak
rumah sakit dan klinik kesehatan yang melayani vasektomi. Tantangan terbesarnya adalah
kendala psikologis pada kaum wanita. Karena pria yang menjalani vasektomi sudah tidak
mungkin menghamili wanita lain, maka para wanita khawatir jika hal ini dimanfaatkan oleh pria
untuk melakukan perselingkuhan tanpa khawatir resiko hamil di luar nikah. Sehingga yang
mengalami keberatan pengajuan vasektomi umumnya berasal dari pihak isteri karena takut
suaminya macam-macam di luaran sana,
Adapun pendapat para ulama tentang vasektomi dalam rangka pelaksanaan program
kependudukan dan KB antara lain:
1. Prof. Dr. Syeikh Muhammad Syalthout, dalam bukunya Fatwa-fatwa mengatakan:
138
Bahwa pembatasan kelahiran dengan secara mutlak itu tidak dikehendaki oleh siapa pun, apalagi
oleh sesuatu bangsa yang dengan usahanya mempertahankan kehidupan dan kelangsungan
dengan rencana-rencana produksi yang dapat memberikan kehidupan kepada warganya serta
dapat menyaingi bangsa-bangsa lain. Maka pembatasan kelahiran dengan cara demikian
bertentangan dengan tabiat alam yang menuntut perkembangan yang kontinue. Juga berlawanan
dengan hikmah Allah yang Maha Bijaksana yang telah menciptakan dalam bumi dan makhluk
lainnya kekuatan produksi yang berlimpah-limpah. Persediaan yang disimpan oleh Allah baik di
atas bumi maupun di dalamnya tidak mungkin kurang untuk kebutuhan hambaNya dan
keturunan anak manusia berapa saja banyaknya mereka dan kapan saja mereka hidup.
2. Abul A'la al-Maududi yang disitir oleh Drs. Kafrawi MA dalam buku, KB Ditinjau Dari Segi
Agama-agama Besar di Dunia mengatakan : Bahwa agama Islam adalah agama yang berjalan
sesuai dengan fitrah manusia. Barang siapa yang mencoba mengubah perbuatan Tuhan dan
menyalahi undang-undang fitrah adalah menuruti perintah setan, sedang setan itu musuh
manusia. Karena beranak dan berketurunan adalah sebagian dari fitrah tersebut menurut
pandangan Islam. Salah satu tujuan dari perkawinan itu ialah mengekalkan adanya jenis manusia
dan mendirikan suatu kehidupan yang beradab.
3. Drs. Masyfuk Zuhdi dalam buku Islam dan Keluarga Berencana di Indonesia mengatakan.
Bahwa Islam tidak membenarkan vasektomi dipakai sebagai cara/usaha kontrasepsi, karena ada
beberapa hal yang prinsipil ialah: vasektomi berakibat pemandulan tetap, hal ini bertentangan
dengan tujuan perkawinan menurut syariat Islam, ialah perkawinan laki-laki dan perempuan
selain bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan suami/istri dalam kehidupan di dunia dan
akhirat, juga untuk mendapatkan keturunan, yang sah serta mendidiknya. Mengubah ciptaan
Tuhan dengan memotong dan menghilangkan sebagian tubuh yang sehat dan berfungsi. Serta
melihat aurat orang lain (aurat besar), Prinsipnya Islam melarang orang melihat aurat orang
meskipun sama jenis kelaminnya.
4. Di kalangan ahli medis, Dr. H. Ali Akbar dalam buku Mera-, Chita Kasib mengatakan:
Bahwa vasektomi itu adalah menentang dan merusak ciptaan Tuhan. Perbuatan yang dilakukan
kemudian merusak ciptaan Tuhan atau menentang hak Tuhan adalah buatan orang yang tidak
beragama, maka cara tersebut adalah perbuatan setan.
Sterilisasi pada laki-laki disebut vasektomi atau Vas Ligation. Caranya ialah dengan
memotong saluran sperma (vas deverens) kemudian kedua ujungnya diikat, sehingga sel sperma
139
tidak dapat mengalir keluar penis (urethra). Sterilisasi laki-laki termasuk operasi ringan, tidak
melakukan perawatan di rumah sakit dan tidak mengganggu kehidupan seksual. Nafsu seks dan
potensi lelaki tetap, dan waktu melakukan koitus, terjadi pula ejakulasi, tetapi yang terpancar
hanya semacam lendir yang tidak mengandung sperma.
Sterilisasi pada wanita disebut tubektomi atau Tubal Ligation. Caranya ialah dengan
memotong kedua saluran sel telur (tuba pallopi) dan menutup kedua-duanya sehingga sel telur
tidak dapat keluar dan sel sperma tidak dapat pula masuk bertemu dengan sel telur, sehingga
tidak terjadi kehamilan.
Ulama’ berpendapat bahwa alasan jumlah anak yang dimiliki telah sampai pada jumlah
yang dianjurkan dalam program KB tidak cukup kuat untuk membenarkan pelaksanaan
vasektomi dan tubektomi. Tidak mustahil seseorang merasakan adanya kebutuhan untuk
memperoleh anak kembali karena alasan-alasan tertentu. Ulama’ berpendapat ada keadaan-
keadaan darurat tertentu yang membenarkan seseorang melakukan operasi vasektomi dan
tubektomi.
Hingga saat ini vasektomi dan tubektomi sebagai alat pengendali penduduk masih
menjadi perdebatan di kalangan ulama’ Indonesia karena sifatnya yang membuat sterilisasi pada
pria dan wanita. Dalam kaitannya dengan vasektomi dan tubektomi Majelis Ulama’ Indonesia
(MUI) pada tanggal 13 Juli 1977, setelah membahas mengenai vasektomi dan tubektomi, maka
Majelis ulama’ mengutarakan pendapat-pendapatnya, yaitu; Pertama, pemandulan dilarang oleh
agama. Kedua, vasektomi dan tubektomi adalah salah satu usaha pemandulan. Ketiga, di
Indonesia belum dapat dibuktikan bahwa vasektomi dan tubektomi, dapat disambung lagi.
Kemudian MUI mengeluarkan fatwa pada tahun 1979, bahwa dalam penggunaan vasektomi dan
tubektomi adalah haram. Fatwa ini kemudian diperkuat lagi pada tahun 1983 dalam sebuah
sidang Muktamar Nasional Ulama’ tentang Kependudukan dan Pembangunan. Dari hasil sidang
tersebut menghasilkan keputusan fatwa yang menyatakan bahwa vasektomi dan tubektomi
dilarang dalam Islam karena berakibat kemandulan yang abadi.
Setelah para ahli bidang medis telah berhasil menyambung kembali yang mashur dengan
rekanalisasi, maka kehamilan dapat berfungsi kembali. Dengan ditemukannya upaya ini, maka
keputusan Fatwa MUI 1979 ditinjau kembali melalui Seminar Nasional dan Peningkatan Peran
Ulama’ Dalam Gerakan KB Nasional, yang terselenggara pada tanggal 17 s/d 19 Februari 1990
di Jakarta. Setelah seminar memperhatikan keberhasilan rekanaliasi, maka MUI dalam fatwanya
140
tahun 1990 menyepakati bahwa penggunaan kontrasepsi vasektomi dan tubektomi dibolehkan
karena akibat kemandulan dapat diatasi melalui rekanalisasi, dalam hal ini berlaku hukum
darurat.
Dalam kaidah yang mengatur hukum Islam (Fiqh) perubahan fatwa semacam itu sangat
mungkin terjadi jika alasan yang menjadi dasar hukum berubah karena adanya perubahan zaman,
waktu, situasi dan kondisi.
Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut hukum Islam adalah yang cara kerjanya
mencegah kehamilan, bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat di pasang sendiri oleh yang
bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau orang lain yang
pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya, tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan.
Selain itu, bahan pembuatannya yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak
menimbulkan implikasi yang membahayakan bagi kesehatan.
Terhadap perbedaan pendapat ulama’ (ijtihad) dalam masalah vasektomi dan tubektomi.
umat Islam dapat memilih diantara kedua pendapat tersebut, yaitu yang membolehkan atau
mengharamkan yang menurut mereka lebih kuat dan lebih maslahat. Kedua pendapat yang
berbeda itu tidaklah saling membatalkan karena kaidah fiqh (hukum Islam) menyatakan bahwa
“sebuah ijtihad tidak dapat dibatalkan oleh ijtihad yang lain”.
STERILISASI
Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-lain) dari
mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang a patogen.
Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah pencernaan
organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis, pada pembuatan
makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh miroorganisme
dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting.
141
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi. Steralisasi
juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta
spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom,
menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat,
sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2 O2), dan radiasi ionnisasi.
Sedangkan menurut islam, hukum sterilisasi pada dasarnya haram(dilarang), karena ada
beberapa hal yang prinsipal, yaitu:
1. Sterilisasi (vasektomi/tubektomi) berakibat pemandulan tetap. Hal ini bertentangan dengan
tujuan pokok perkawinan menurut Islam, yakni: perkawinan lelaki dan wanita selain bertujuan
untuk mendapatkan kebahagiaan suami istri dalam hidupnya di dunia dan di akhirat, juga untuk
mendapatkan keturunan yang sah yang diharapkan kelak menjadi anak yang saleh sebagai
penerus cita-citanya.
2. Mengubah ciptaan Tuhan dengan jalan memotong dan menghilangkan sebagian tubuh yang
sehat dan berfungsi(saluran mani/telur).
3. Melihat aurat orang lain (aurat besar)
Pada prinsipnya Islam melarang orang melihat aurat orang lain, meskipun sama jenis kelaminya.
Akan tetapi apabila suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa (darurat), seperti untuk
menghindari penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak keturunannya. Yang bakal lahir,
atau terancamnya jiwa si ibu bila ia mengandung atau melahirkan bayi, maka sterilisasi
diperbolehkan oleh Islam. Hal ini berdasarkan kaidah hukum Islam yang menyatakan:
142
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan steralisasi ulang.
Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan
kimiawi:
143
digunakan Bacillus stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan.diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak Media jernih maka
otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan tekanan dalam autoklaf
Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh kuman: tbc,
brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan difteri (kuman yang berasal dari
sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari
lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan cara ini:
a. Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b. absorbsi as. NukleatDaya kerja
c. Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d. penetrasi lemah
Kelemahan
Sinar ion bersifat hiperaktif
Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya sterilisasi bahan makanan, terutama bila
panas menyebabkan perubahan rasa, rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan
cawan petri dpt distrelkan dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga
“sterilisasi dingin”
144
4. Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
5. Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat sangat mudah
menguap
6. Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan disinfekstan
2.Halogen
a) Mengoksidasi protein kuman
3.Yodium
a) Konsentrasi yg tepat tidak mengganggu kulit
b) Efektif terhadap berbagai protozoa
4.Klorin
a) Memiliki warna khas dan bau tajam
b) Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
145
6.Peroksida (H2O2)
a) Efektif dan nontoksid
b) Molekulnya tidak stabil
c) Menginaktif enzim mikroba
Tujuan Sterilisasi
Cara Sterilisasi
b. Bioburden Sterilitation, merupakan suatu metode sterilisasi yang dilakukan dengan monitoring
terkontrol dan ketat terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur
produksi sebelum m e n j a l a n i proses sterilisasi lanjutan dengan tingkat
s t e r i l i t a s y a n g dipersyaratkan SAL 10 -6. Dalam metode ini digunakan suatu zat
146
yangdapat mengalami degradasi kandungan bila dipanaskan pada suhu yangsangat tinggi.
Sebagai contoh adalah penggunaan Dextrose yang bila dipanaskan dapat menghasilkan
senyawa Hidro Methyl Furfural (HMF) yang merupakan suatu senyawa hepatotoksik.
2.Aseptic Processing
Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril
menggunakansaringan dengan filter khusus untuk bahan obat steril atau
b a h a n b a k u steril yang diformulasi dan dimasukkan kedalam kontainer steril
dalamlingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan petugas telahterkontrol
sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada levelyang dapat diterima dalam clear
zone.
Pelaksanaan
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu
antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
147
Radiasi sinar gama atau partikel elektron dapat digunakan untuk mensterilkan jaringan yang
telah diawetkan maupun jaringan segar. Untuk jaringan yang dikeringkan secara
liofilisasi, sterilisasi radiasi dilakukan pada temperatur kamar (proses dingin) dan tidak
mengubah struktur jaringan, tidak meninggalkan residu dan sangat efektif untuk membunuh
mikroba dan virus sampai batas tertentu. Sterilisasi jaringan beku dilakukan pada suhu -40
derajat Celsius. Teknologi ini sangat aman untuk diaplikasikan pada jaringan biologi.
EUTHANASIA
148
lainnya dianggap melanggar hukum. Oleh karena sensitifnya isu ini, pembatasan dan prosedur
yang ketat selalu diterapkan tanpa memandang status hukumnya.
Bila ditinjau dari cara pelaksanaannya, eutanasia dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
eutanasia agresif, eutanasia non agresif, dan eutanasia pasif.
Eutanasia agresif, disebut juga eutanasia aktif, adalah suatu tindakan secara sengaja yang
dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk mempersingkat atau mengakhiri
hidup seorang pasien. Eutanasia agresif dapat dilakukan dengan pemberian
suatu senyawa yang mematikan, baik secara oral maupun melalui suntikan. Salah satu contoh
senyawa mematikan tersebut adalah tablet sianida.
Eutanasia pasif dapat juga dikategorikan sebagai tindakan eutanasia negatif yang tidak
menggunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan seorang
pasien. Eutanasia pasif dilakukan dengan memberhentikan pemberian bantuan medis yang
dapat memperpanjang hidup pasien secara sengaja. Beberapa contohnya adalah dengan tidak
memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam pernapasan, tidak
memberikan antibiotika kepada penderitapneumonia berat, meniadakan
tindakan operasi yang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup pasien, ataupun
pemberian obat penghilang rasa sakit sepertimorfin yang disadari justru akan mengakibatkan
149
kematian. Tindakan eutanasia pasif seringkali dilakukan secara terselubung oleh kebanyakan
rumah sakit.
Ditinjau dari sudut pemberian izin maka eutanasia dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
Eutanasia di luar kemauan pasien: yaitu suatu tindakan eutanasia yang bertentangan
dengan keinginan si pasien untuk tetap hidup. Tindakan eutanasia semacam ini dapat
disamakan dengan pembunuhan.
Eutanasia secara tidak sukarela: Eutanasia semacam ini adalah yang seringkali menjadi
bahan perdebatan dan dianggap sebagai suatu tindakan yang keliru oleh siapapun juga.Hal
ini terjadi apabila seseorang yang tidak berkompeten atau tidak berhak untuk mengambil
suatu keputusan misalnya statusnya hanyalah seorang wali dari si pasien (seperti pada
kasus Terri Schiavo). Kasus ini menjadi sangat kontroversial sebab beberapa orang wali
mengaku memiliki hak untuk mengambil keputusan bagi si pasien.
Eutanasia secara sukarela : dilakukan atas persetujuan si pasien sendiri, namun hal ini
juga masih merupakan hal kontroversial.
150
Pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing)
Eutanasia hewan
Eutanasia berdasarkan bantuan dokter, ini adalah bentuk lain daripada eutanasia agresif
secara sukarela
Sejarah Euthanasia
Kata eutanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu "eu" (= baik) and "thanatos" (maut,
kematian) yang apabila digabungkan berarti "kematian yang baik". Hippokrates pertama kali
menggunakan istilah "eutanasia" ini pada "sumpah Hippokrates" yang ditulis pada masa 400-300
SM.
Sumpah tersebut berbunyi: "Saya tidak akan menyarankan dan atau memberikan obat
yang mematikan kepada siapapun meskipun telah dimintakan untuk itu". Dalam sejarah
hukum Inggris yaitu common law sejak tahun 1300 hingga saat "bunuh diri" ataupun "membantu
pelaksanaan bunuh diri" tidak diperbolehkan.
Sejak abad ke-19, eutanasia telah memicu timbulnya perdebatan dan pergerakan di
wilayah Amerika Utara dan di Eropa Pada tahun 1828 undang-undang anti eutanasia mulai
diberlakukan di negara bagian New York, yang pada beberapa tahun kemudian diberlakukan
pula oleh beberapa negara bagian.
151
Pada era yang sama, pengadilan Amerika menolak beberapa permohonan dari pasien
yang sakit parah dan beberapa orang tua yang memiliki anak cacat yang mengajukan
permohonan eutanasia kepada dokter sebagai bentuk "pembunuhan berdasarkan belas kasihan".
Setelah dunia menyaksikan kekejaman Nazi dalam melakukan kejahatan eutanasia, pada
era tahun 1940 dan 1950 maka berkuranglah dukungan terhadap eutanasia, terlebih-lebih lagi
terhadap tindakan eutanasia yang dilakukan secara tidak sukarela ataupun karena disebabkan
oleh cacat genetika.
152
tindakan eutanasia atas dirinya. Ada beberapa warga Amerika Serikat yang menjadi
anggotanya. Dalam praktik medis, biasanya tidak pernah dilakukan eutanasia aktif, namun
mungkin ada praktik-praktik medis yang dapat digolongkan eutanasia pasif.
Belanda
Tetapi perlu ditekankan, bahwa dalam Kitab Hukum Pidana Belanda secara formal
euthanasia dan bunuh diri berbantuan masih dipertahankan sebagai perbuatan kriminal.
Sejak akhir tahun 1993, Belanda secara hukum mengatur kewajiban para dokter untuk
melapor semua kasus eutanasia dan bunuh diri berbantuan. Instansi kehakiman selalu akan
menilai betul tidaknya prosedurnya. Pada tahun 2002, sebuah konvensi yang berusia 20 tahun
telah dikodifikasi oleh undang-undang belanda, di mana seorang dokter yang melakukan
eutanasia pada suatu kasus tertentu tidak akan dihukum.
153
Australia
Belgia
Senator Philippe Mahoux, dari partai sosialis yang merupakan salah satu penyusun
rancangan undang-undang tersebut menyatakan bahwa seorang pasien yang menderita secara
jasmani dan psikologis adalah merupakan orang yang memiliki hak penuh untuk memutuskan
kelangsungan hidupnya dan penentuan saat-saat akhir hidupnya.
Amerika
Eutanasia agresif dinyatakan ilegal di banyak negara bagian di Amerika. Saat ini satu-
satunya negara bagian di Amerika yang hukumnya secara eksplisit mengizinkan pasien terminal
( pasien yang tidak mungkin lagi disembuhkan) mengakhiri hidupnya adalah negara
bagian Oregon, yang pada tahun 1997 melegalisasikan kemungkinan dilakukannya eutanasia
dengan memberlakukan UU tentang kematian yang pantas (Oregon Death with Dignity Act).
Tetapi undang-undang ini hanya menyangkut bunuh diri berbantuan, bukan euthanasia. Syarat-
154
syarat yang diwajibkan cukup ketat, di mana pasien terminal berusia 18 tahun ke atas boleh
minta bantuan untuk bunuh diri, jika mereka diperkirakan akan meninggal dalam enam bulan dan
keinginan ini harus diajukan sampai tiga kali pasien, di mana dua kali secara lisan (dengan
tenggang waktu 15 hari di antaranya) dan sekali secara tertulis (dihadiri dua saksi di mana salah
satu saksi tidak boleh memiliki hubungan keluarga dengan pasien). Dokter kedua harus
mengkonfirmasikan diagnosispenyakit dan prognosis serta memastikan bahwa pasien dalam
mengambil keputusan itu tidak berada dalam keadaan gangguan mental.Hukum juga mengatur
secara tegas bahwa keputusan pasien untuk mengakhiri hidupnya tersebut tidak boleh
berpengaruh terhadap asuransi yang dimilikinya baik asuransi kesehatan, jiwa maupun
kecelakaan ataupun juga simpanan hari tuanya.
Belum jelas apakah undang-undang Oregon ini bisa dipertahankan pada masa depan,
sebab dalam Senat AS pun ada usaha untuk meniadakan UU negara bagian ini. Mungkin saja
nanti nasibnya sama dengan UU Northern Territory di Australia. Bulan Februari lalu sebuah
studi terbit tentang pelaksanaan UU Oregon selama tahun 1999. Sebuah lembaga jajak
pendapat terkenal yaitu Poling Gallup (Gallup Poll) menunjukkan bahwa 60% orang Amerika
mendukung dilakukannya eutanasia
Indonesia
Berdasarkan hukum di Indonesia maka eutanasia adalah sesuatu perbuatan yang melawan
hukum, hal ini dapat dilihat pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu pada Pasal
344 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyatakan bahwa "Barang siapa
menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan
nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya 12 tahun". Juga demikian halnya
nampak pada pengaturan pasal-pasal 338, 340, 345, dan 359 KUHP yang juga dapat dikatakan
memenuhi unsur-unsur delik dalam perbuatan eutanasia. Dengan demikian, secara formal hukum
yang berlaku di negara kita memang tidak mengizinkan tindakan eutanasia oleh siapa pun.
Ketua umum pengurus besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Farid Anfasal Moeloek dalam
suatu pernyataannya yang dimuat oleh majalah Tempo Selasa 5 Oktober 2004 [11]menyatakan
bahwa : Eutanasia atau "pembunuhan tanpa penderitaan" hingga saat ini belum dapat diterima
dalam nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. "Euthanasia hingga saat
155
ini tidak sesuai dengan etika yang dianut oleh bangsa dan melanggar hukum positif yang masih
berlaku yakni KUHP.
Swiss
Di Swiss, obat yang mematikan dapat diberikan baik kepada warga negara Swiss ataupun
orang asing apabila yang bersangkutan memintanya sendiri. Secara umum, pasal 115 dari Kitab
Undang-undang Hukum Pidana Swiss yang ditulis pada tahun 1937 dan dipergunakan sejak
tahun 1942, yang pada intinya menyatakan bahwa "membantu suatu pelaksanaan bunuh diri
adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum apabila motivasinya semata untuk
kepentingan diri sendiri."
Inggris
Namun hingga saat ini eutanasia masih merupakan suatu tindakan melawan hukum di
kerajaan Inggris demikian juga di Eropa (selain daripada Belanda).
156
Jepang
Jepang tidak memiliki suatu aturan hukum yang mengatur tentang eutanasia demikian
pula Pengadilan Tertinggi Jepang (supreme court of Japan) tidak pernah mengatur mengenai
eutanasia tersebut.
Ada 2 kasus eutanasia yang pernah terjadi di Jepang yaitu di Nagoya pada tahun 1962
yang dapat dikategorikan sebagai "eutanasia pasif" (消極的安楽死, shōkyokuteki anrakushi)
Kasus yang satunya lagi terjadi setelah peristiwa insiden di Tokai university pada tahun
1995 yang dikategorikan sebagai "eutanasia aktif " (積極的安楽死, sekkyokuteki anrakushi)
Keputusan hakim dalam kedua kasus tersebut telah membentuk suatu kerangka hukum
dan suatu alasan pembenar di mana eutanasia secara aktif dan pasif boleh dilakukan secara legal.
Meskipun demikian eutanasia yang dilakukan selain pada kedua kasus tersebut adalah tetap
dinyatakan melawan hukum, di mana dokter yang melakukannya akan dianggap bersalah oleh
karena merampas kehidupan pasiennya. Oleh karena keputusan pengadilan ini masih diajukan
banding ke tingkat federal maka keputusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum sebagai
sebuah yurisprudensi, namun meskipun demikian saat ini Jepang memiliki suatu kerangka
hukum sementara guna melaksanakan eutanasia.
Republik Ceko
157
India
China
Di China, eutanasia saat ini tidak diperkenankan secara hukum. Eutansia diketahui terjadi
pertama kalinya pada tahun 1986, di mana seorang yang bernama "Wang Mingcheng" meminta
seorang dokter untuk melakukan eutanasia terhadap ibunya yang sakit. Akhirnya polisi
menangkapnya juga si dokter yang melaksanakan permintaannya, namun 6 tahun kemudian
Pengadilan tertinggi rakyat (Supreme People's Court) menyatakan mereka tidak bersalah. Pada
tahun 2003, Wang Mingcheng menderita penyakit kanker perut yang tidak ada kemungkinan
untuk disembuhkan lagi dan ia meminta untuk dilakukannya eutanasia atas dirinya namun
ditolak oleh rumah sakit yang merawatnya. Akhirnya ia meninggal dunia dalam kesakitan.
Afrika Selatan
Di Afrika Selatan belum ada suatu aturan hukum yang secara tegas mengatur tentang
eutanasia sehingga sangat memungkinkan bagi para pelaku eutanasia untuk berkelit dari jerat
hukum yang ada.
158
Korea
Belum ada suatu aturan hukum yang tegas yang mengatur tentang eutanasia di Korea,
namun telah ada sebuah preseden hukum (yurisprudensi)yang di Korea dikenal dengan"Kasus
rumah sakit Boramae" di mana dua orang dokter yang didakwa mengizinkan dihentikannya
penanganan medis pada seorang pasien yang menderita sirosis hati (liver cirrhosis) atas desakan
keluarganya. Polisi kemudian menyerahkan berkas perkara tersebut kepada jaksa penuntut
dengan diberi catatan bahwa dokter tersebut seharusnya dinayatakan tidak bersalah. Namun
kasus ini tidak menunjukkan relevansi yang nyata dengan mercy killing dalam arti kata eutanasia
aktif.
Pada akhirnya pengadilan memutuskan bahwa " pada kasus tertentu dari penghentian
penanganan medis (hospital treatment) termasuk tindakan eutanasia pasif, dapat diperkenankan
apabila pasien terminal meminta penghentian dari perawatan medis terhadap dirinya.
159
orang lanjut usia dan lemah yang meningkat dianggap sebagai beban yang mengganggu." Paus
Yohanes Paulus II juga menegaskan bahwa eutanasia merupakan tindakan belas kasihan yang
keliru, belas kasihan yang semu: "Belas kasihan yang sejati mendorong untuk ikut menanggung
penderitaan sesama. Belas kasihan itu tidak membunuh orang, yang penderitaannya tidak dapat
kita tanggung" (Evangelium Vitae, nomor 66)
Karma adalah merupakan suatu konsekwensi murni dari semua jenis kehendak dan
maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata
atau tindakan. Sebagai akumulasi terus menerus dari "karma" yang buruk adalah menjadi
penghalang "moksa" yaitu suatu ialah kebebasan dari siklus reinkarnasi yang menjadi suatu
tujuan utama dari penganut ajaran Hindu. Ahimsa adalah merupakan prinsip "anti kekerasan"
atau pantang menyakiti siapapun juga.
Bunuh diri adalah suatu perbuatan yang terlarang di dalam ajaran Hindu dengan
pemikiran bahwa perbuatan tersebut dapat menjadi suatu factor yang mengganggu pada saat
reinkarnasi oleh karena menghasilkan "karma" buruk. Kehidupan manusia adalah merupakan
suatu kesempatan yang sangat berharga untuk meraih tingkat yang lebih baik dalam kehidupan
kembali.
Berdasarkan kepercayaan umat Hindu, apabila seseorang melakukan bunuh diri, maka
rohnya tidak akan masuk neraka ataupun surga melainkan tetap berada didunia fana sebagai roh
jahat dan berkelana tanpa tujuan hingga ia mencapai masa waktu di mana seharusnya ia
menjalani kehidupan (Catatan : misalnya umurnya waktu bunuh diri 17 tahun dan seharusnya ia
ditakdirkan hidup hingga 60 tahun maka 43 tahun itulah rohnya berkelana tanpa arah tujuan),
setelah itu maka rohnya masuk ke neraka menerima hukuman lebih berat dan akhirnya ia akan
kembali ke dunia dalam kehidupan kembali (reinkarnasi) untuk menyelesaikan "karma" nya
terdahulu yang belum selesai dijalaninya kembali lagi dari awal.
160
Dalam ajaran agama Buddha
Islam mengakui hak seseorang untuk hidup dan mati, namun hak tersebut merupakan
anugerah Allah kepada manusia. Hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan
kapan ia mati (QS 22: 66; 2: 243). Oleh karena itu, bunuh diri diharamkan dalam hukum
Islam meskipun tidak ada teks dalam Al Quran maupun Hadis yang secara eksplisit melarang
bunuh diri. Kendati demikian, ada sebuah ayat yang menyiratkan hal tersebut, "Dan
belanjakanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik." (QS 2: 195), dan dalam ayat lain disebutkan, "Janganlah engkau membunuh
dirimu sendiri," (QS 4: 29), yang makna langsungnya adalah "Janganlah kamu saling
berbunuhan." Dengan demikian, seorang Muslim (dokter) yang membunuh seorang Muslim
lainnya (pasien) disetarakan dengan membunuh dirinya sendiri.
161
Pada konferensi pertama tentang kedokteran Islam di Kuwait tahun 1981, dinyatakan
bahwa tidak ada suatu alasan yang membenarkan dilakukannya eutanasia ataupun pembunuhan
berdasarkan belas kasihan (mercy killing) dalam alasan apapun juga
Eutanasia positif
Yang dimaksud taisir al-maut al-fa'al (eutanasia positif) ialah tindakan memudahkan
kematian si sakit—karena kasih sayang—yang dilakukan oleh dokter dengan mempergunakan
instrumen (alat).
Memudahkan proses kematian secara aktif (eutanasia positif) adalah tidak diperkenankan
oleh syara'. Sebab dalam tindakan ini seorang dokter melakukan suatu tindakan aktif dengan
tujuan membunuh si sakit dan mempercepat kematiannya melalui pemberian obat secara
overdosis dan ini termasuk pembunuhan yang haram hukumnya, bahkan termasuk dosa besar
yang membinasakan.
Perbuatan demikian itu adalah termasuk dalam kategori pembunuhan meskipun yang
mendorongnya itu rasa kasihan kepada si sakit dan untuk meringankan penderitaannya. Karena
bagaimanapun si dokter tidaklah lebih pengasih dan penyayang daripada Yang Menciptakannya.
Karena itu serahkanlah urusan tersebut kepada Allah Ta'ala, karena Dia-lah yang memberi
kehidupan kepada manusia dan yang mencabutnya apabila telah tiba ajal yang telah ditetapkan-
Nya.
Eutanasia negatif
Eutanasia negatif disebut dengan taisir al-maut al-munfa'il. Pada eutanasia negatif tidak
dipergunakan alat-alat atau langkah-langkah aktif untuk mengakhiri kehidupan si sakit, tetapi ia
hanya dibiarkan tanpa diberi pengobatan untuk memperpanjang hayatnya. Hal ini didasarkan
pada keyakinan dokter bahwa pengobatan yang dilakukan itu tidak ada gunanya dan tidak
memberikan harapan kepada si sakit, sesuai dengan sunnatullah (hukum Allah terhadap alam
semesta) dan hukum sebab-akibat.
Di antara masalah yang sudah terkenal di kalangan ulama syara' ialah bahwa mengobati
atau berobat dari penyakit tidak wajib hukumnya menurut jumhur fuqaha dan imam-
162
imam mazhab. Bahkan menurut mereka, mengobati atau berobat ini hanya berkisar pada hukum
mubah. Dalam hal ini hanya segolongan kecil yang mewajibkannya seperti yang dikatakan oleh
sahabat-sahabat Imam Syafi'i dan Imam Ahmad sebagaimana dikemukakan oleh Syekhul Islam
Ibnu Taimiyah, dan sebagian ulama lagi menganggapnyamustahab (sunnah).
163
Dalam ajaran Protestan
Gereja Methodis (United Methodist church) dalam buku ajarannya menyatakan bahwa : "
penggunaan teknologi kedokteran untuk memperpanjang kehidupan pasien terminal
membutuhkan suatu keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan tentang hingga kapankah
peralatan penyokong kehidupan tersebut benar-benar dapat mendukung kesempatan hidup
pasien, dan kapankah batas akhir kesempatan hidup tersebut".
Seorang kristiani percaya bahwa mereka berada dalam suatu posisi yang unik untuk
melepaskan pemberian kehidupan dari Tuhan karena mereka percaya bahwa kematian tubuh
adalah merupakan suatu awal perjalanan menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Sejak awalnya, cara pandang yang dilakukan kaum kristiani dalam menanggapi masalah
"bunuh diri" dan "pembunuhan berdasarkan belas kasihan (mercy killing) adalah dari sudut
"kekudusan kehidupan" sebagai suatu pemberian Tuhan. Mengakhiri hidup dengan alasan
apapun juga adalah bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian tersebut.
164
Beberapa Kasus Menarik
Seorang perempuan berusia 21 tahun dari New Jersey, Amerika Serikat, pada tanggal 21
April 1975 dirawat di rumah sakit dengan menggunakan alat bantu pernapasan karena
kehilangan kesadaran akibat pemakaian alkohol dan zat psikotropika secara berlebihan.Oleh
karena tidak tega melihat penderitaan sang anak, maka orangtuanya meminta agar dokter
menghentikan pemakaian alat bantu pernapasan tersebut. Kasus permohonan ini kemudian
dibawa ke pengadilan, dan pada pengadilan tingkat pertama permohonan orangtua pasien
ditolak, namun pada pengadilan banding permohonan dikabulkan sehingga alat bantu pun
dilepaskan pada tanggal 31 Maret 1976. Pasca penghentian penggunaan alat bantu tersebut,
pasien dapat bernapas spontan walaupun masih dalam keadaan koma. Dan baru sembilan tahun
kemudian, tepatnya tanggal 12 Juni 1985, pasien tersebut meninggal akibat infeksi paru-paru
(pneumonia).
165
keadaan gagal jantung. Setelah ambulans tim medis langsung dipanggil, Terri
dapat diresusitasi lagi, tetapi karena cukup lama ia tidak bernapas, ia mengalami
kerusakan otak yang berat, akibat kekurangan oksigen. Menurut kalangan medis,
gagal jantung itu disebabkan oleh ketidakseimbangan unsur potasium dalam tubuhnya. Oleh
karena itu, dokternya kemudian dituduh malapraktik dan harus membayar ganti rugi cukup besar
karena dinilai lalai dalam tidak menemukan kondisi yang membahayakan ini pada pasiennya.
Setelah Terri Schiavo selama 8 tahun berada dalam keadaan koma, maka pada bulan
Mei 1998 suaminya yang bernama Michael Schiavo mengajukan permohonan ke pengadilan
agar pipa alat bantu makanan pada istrinya bisa dicabut agar istrinya dapat meninggal dengan
tenang, namun orang tua Terri Schiavo yaitu Robert dan Mary Schindler menyatakan keberatan
dan menempuh langkah hukum guna menentang niat menantu mereka tersebut. Dua kali pipa
makanan Terri dilepaskan dengan izinpengadilan, tetapi sesudah beberapa hari harus dipasang
kembali atas perintah hakim yang lebih tinggi. Ketika akhirnya hakim memutuskan bahwa pipa
makanan boleh dilepaskan, maka para pendukung keluarga Schindler melakukan upaya-upaya
guna menggerakkan Senat Amerika Serikat agar membuat undang-undang yang memerintahkan
pengadilan federal untuk meninjau kembali keputusan hakim tersebut. Undang-undang ini
langsung didukung oleh Dewan Perwakilan Amerika Serikat dan ditandatangani oleh
Presiden George Walker Bush. Tetapi, berdasarkan hukum di Amerika kekuasaan kehakiman
adalah independen, yang pada akhirnya ternyata hakim federal membenarkan keputusan hakim
terdahulu.
166
Kasus rumah sakit Boramae - Korea
Pada tahun 2002, ada seorang pasien wanita berusia 68 tahun yang terdiagnosa menderita
penyakit sirosis hati. Tiga bulan setelah dirawat, seorang dokter bermarga Park umur 30 tahun,
telah mencabut alat bantu pernapasan (respirator) atas permintaan anak perempuan si pasien.
Pada Desember 2002, anak lelaki almarhum tersebut meminta polisi untuk memeriksa kakak
perempuannya beserta dua orang dokter atas tuduhan melakukan pembunuhan. Seorang dokter
yang bernama dr. Park mengatakan bahwa si pasien sebelumnya telah meminta untuk tidak
dipasangi alat bantu pernapasan tersebut. Satu minggu sebelum meninggalnya, si pasien amat
menderita oleh penyakit sirosis hati yang telah mencapai stadium akhir, dan dokter mengatakan
bahwa walaupun respirator tidak dicabutpun, kemungkinan hanya dapat bertahan hidup selama
24 jam saja.
Kasus BBC
Seorang warga Swiss bunuh diri dibantu medis atau euthanasia. Disaksikan keluarganya,
ia menenggak obat mematikan di satu klinik di Swiss. Proses menuju kematian itu, disiarkan
oleh televisi BBC. Kontroversi pun sontak merebak. Nama pria itu adalah Peter Smedley berusia
71 tahun dan sedang sakit parah yang tak mungkin disembuhkan lagi. Pemilik hotel ini pun
memutuskan untuk mengakhiri penderitaan itu dengan cara meminum obat mematikan. Niatnya
itu bisa terlaksana karena di negaranya, Swiss, euthanasia tidak terlarang. Ia pun meminta dokter
di satu klik bernama Dignitas memberikan obat mematikan, barbituates. Entah bagaimana dia
memberikan izin kepada Sir Terry Pratchett, pembawa acara Terry Pratchett: Choosing To Die,
untuk merekam momen terakhirnya saat meminum racun. Itu terjadi sebelum Natal tahun lalu.
Dalam gambar yang ditayangkan di BBC, sang pasien, Smedley, didampingi dokter dari klinik
dan istrinya Christine. Dalam hitungan detik, ia meninggal di kursinya. Segera setelah tayangan
itu, debat panas muncul di Twitter, media sosial lainnya serta media cetak membuat BBC
dijuluki 'pemandu sorak' euthanasia. Warga pun menulis pengaduannya pada Dirjen Mark
Thompson dan Kepala BBC Lord Patten mengenai acara itu. Warga menganggap acara ini 'tak
pantas'. Kelompok amal, politik dan agama bergabung menyatakan acara ini 'propaganda'
167
euthanasia. Dalam gugatan, tertulis, "Menayangkan kematian pasien di acara demi hiburan, BBC
harus punya alasan kuat".
168
BAYI TABUNG
Pada mulanya program ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak
mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami
kerusakan permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini
diterapkan pada pasien yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak
memungkinkan untuk memperoleh keturunan.
Sebelum menjelaskan mengenai hukum bayi tabung dalam pandangan islam, alangkah
baiknya kita mengetahui terlebih dahulu proses terjadinya bayi tabung.
169
Bayi tabung merupakan pilihan terakhir bagi mereka yang ingin mendapatkan keturunan
namun sampai saat ini belum juga mendapatkan kehamilan. Di bawah ini akan dijelaskan proses
dalam pembuatan bayi tabung :
c. Injeksi
Dalam IVF, dokter akan mengumpulkan sel telur sebanyak-banyaknya.
Dokter kemudian memilih sel telur terbaik dengan melakukan
seleksi. Pada proses ini pasien disuntikkan hormon untuk menambah
jumlah produksi sel telur. Perangsangan berlangsung 5 – 6 minggu
sampai sel telur dianggap cukup matang dan siap dibuahi. Proses injeksi
ini dapat mengakibatkan adanya efek samping.
170
e. Sperma beku
Sebelumnya suami akan menitipkan sperma kepada laboratorium dan
kemudian dibekukan untuk menanti saat ovulasi. Sperma yang dibekukan
disimpan dalam nitrogen cair yang dicairkan secara hati-hati oleh para
tenaga medis.
f. Menciptakan Embrio
Dalam menciptakan embrio ini, dokter akan menyatukan
sperma dan ovum yang telah dipilih sebelumnya. Pada sel sperma
dan sel telur yang terbukti sehat, akan sangat mudah bagi dokter
untuk menyatukan keduanya dalam sebuah piring lab. Namun bila
sperma tidak sehat sehingga tidak dapat berenang untuk membuahi
sel telur, maka akan dilakukan teknik ICSI (Intra Cytoplasmic
Sperm Injection). Pada teknik ICSI ini dokter akan menyuntikkan
satu sperma hidup ke dalam sel telur.
h. Pemindahan Embrio
171
i. Implanted fetus
Setelah embrio memiliki 4 – 8 sel, embrio akan dipindahkan
kedalam rahim wanita dan kemudian menempel pada rahim.
Selanjutnya embrio tumbuh dan berkembang seperti layaknya
kehamilan biasa sehingga kehadiran bakal janin dapat dideteksi
melalui pemeriksaan USG seperti tampak pada gambar diatas.
Sebelum memutuskan melakukan proses bayi tabung, ada baiknya para pasangan suami istri
memikirkan risiko yang akan selama pelaksanaannya, diantaranya :
1. Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), merupakan komplikasi dari proses
stimulasi perkembangan telur dimana banyak folikel yang dihasilkan sehingga terjadi
akumulasi cairan di perut. Cairan bisa sampai ke rongga dada dan yang paling
parah harus masuk rumah sakit karena cairan harus dikeluarkan dengan membuat lubang
dibagian perut. Jika tidak dikeluarkan bisa menggangu fungsi tubuh yang lain.
2. Kehamilan kembar, bukan merupakan rahasia lagi kalau proses bayi tabung bisa
menghasilkan lebih dari satu bayi. Yang tentu saja resiko melahirkannya lebih tinggi
dibandingkan hanya satu bayi. Tidak jarang bayinya bisa masuk ICU karena prematur.
3. Keguguran. Ini memang bisa juga terjadi pada kehamilan normal. Tingkat keguguran
kehamilan bayi tabung sekitar 20%.
4. Kehamilan diluar kandungan atau kehamilan ektopik, kemungkinan terjadi sekitar 5%.
5. Resiko pendarahan pada saat pengambilan sel telur (Ovum Pick Up), sangat jarang
terjadi. Karena prosedurnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan ke dalam
rahim, resiko pendarahan bisa terjadi yang tentunya membutuhkan perawatan lebih
lanjut.
172
D. Bayi Tabung dalam Pandangan Islam
Masalah bayi tabung (Athfaalul Anaabib) ini menurut pandangan Islam termasuk
masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam Al-
Qur’an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Oleh karena itu, dalam
menyelesaikan masalah ini hendak dikaji menurut Hukum Islam dengan menggunakan metode
ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan
hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan
sumber pokok hukum Islam. Namun, kajian masalah mengenai bayi tabung ini sebaiknya
menggunakan pendekatan multi disipliner oleh para ulama dan cendikiawan muslim dari
berbagai disiplin ilmu yang relevan, agar dapat diperoleh kesimpulan hukum yang benar-benar
proporsional dan mendasar. Misalnya menggunakan ahli kedokteran, peternakan, biologi,
hukum, agama dan etika.
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah menetapkan fatwa
tentang bayi tabung/inseminasi buatan.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwany pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan 4
keputusan terkait masalah bayi tabung, diantaranya :
1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah
(boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Asal keadaan suami
istri yang bersangkutan benar-benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh
anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini
sesuai dengan kaidah fiqih
“Hajat (kebutuhan yang sangat penting) diperlakukan seperti dalam keadaan terpaksa.
Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehklan melakukan hal-hal yang terlarang”.
2. Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri
yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena dikemudian hari hal
itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan (khususnya antara
anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian
melahirkannya, dan sebaliknya).
173
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya
haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik
baik kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah hal
tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antar
lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias perzinahan.
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam Forum Munas
di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang ditetapkan ulama NU
terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :
1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut ternyata bukan
mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah
hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang
lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan perbuatan
seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak
halal baginya.”
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak
muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani Muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan
dengan cara yang tidak dilarang oleh syara’. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram,
para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. “Seandainya seorang
lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka
hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan
untuk bersenang-senang.”
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara mengeluarkannya
termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung
menjadi mubah (boleh).
Berikut ini dalil-dalil syar’i yang dapat menjadi landasan hukum untuk mengharamkan
inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut:
174
“Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan
di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
(Q.S Al’Isra :70)
Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai
makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan
lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa
menghormati martabatnya sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya
inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia (human
dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
Secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar
tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitrobahasa latin, artinya “dalam gelas atau
tabung,”vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil
dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio
kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.
1. Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila
layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung.
2. Stimulasi atau merangsang indung teluruntuk memastikan banyaknya sel telur. Secara
alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk
memperoleh embrio.
175
3. Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui
ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’
4. Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’
5. Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboraturium.
6. Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah,
pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bersamalah, pengambilan sprema langsung dari
buah zakar melalu operasi.
7. Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium. hasilnya embrio.
8. Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio
terbentuk.
9. Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk
mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
10. Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk
kehamilan selanjutnya.
Rumah sakit ini memiliki Klinik Family Fertility Center (FFC) yang sejak 2004
mematok harga untuk program bayi tabung mulai Rp20 juta hingga Rp65 juta. Inti pelayanan
di FFC adalah bagaimana program yang dibuat sedemikian rupa bisa memberikan potensi
maksimal kepada pasutri agar si istri bisa hamil dengan melihat juga kondisi ekonominya.
Beberapa program tersebut adalah program bayi tabung natural, natural modified,
MILD, IVM (In Vitro Maturation), Long agonist, Antagonist, dan Antagonist + LH. Pada
program bayi tabung natural tidak digunakan obat-obatan untuk menstimulasi pematangan sel
telur. Jadi, sel telur dibiarkan matang secara alami di dalam tubuh dan akan diambil lewat
operasi kecil dan dipertemukan dengan sperma pasangannya di laboratorium. Jika pembuahan
sukses, selanjutnya embrio ditanamkan ke dalam rahim. Program natural modified tak
berbeda jauh dengan program natural, hanya saja pada program ini Mama akan diberi obat
hormon (minum). Harga masing-masing kedua program tersebut antara 20 juta—30 juta.
176
Pada program MILD, Mama akan diberi obat stimulasi dengan kombinasi suntikan
dosis rendah 1—3 kali. Proses selanjutnya sama dengan program bayi tabung natural. Biaya
30—40 juta rupiah.
Sementara untuk program IVM (In Vitro Maturation) biaya 40—45 juta karena
pematangan sel telur dilakukan di luar tubuh (untuk penjelsan lebih lanjut lihat “A-Z Program
Bayi Tabung”).
Klinik Morula IVF, RSIA Bunda di Menteng, Jakarta, meski hanya pada bulan-bulan
tertentu, dengan harga mulai Rp40 juta. Harga ini adalah untuk harga IVF ( in Vitro
Fertilization) dan sudah termasuk pemeriksaan laboratorium dan sebagainya. “Kondisi setiap
pasangan tentu berbeda-beda sehingga akan mendapatkan obat yang berbeda
juga treatment yang berbeda. Ada pasien yang usianya baru 25 tahun, tapi ada yang sudah 40
tahun. Ada yang dengan kasus endometriosis, ada yang bersih. Atau ada yang si istri
kondisinya baik, tapi sperma suaminya bermasalah. Dengan kondisi seperti itu, tentu setiap
177
pasangan akan mendapatkan obat yang berbeda. Contoh, pada pasien yang berusia 25 tahun
dengan berat badan ideal, dosis suntik hormon yang digunakan adalah 150. Tapi kalau usianya
di atas 35 tahun dan gemuk, misalnya, dosis obatnya tentu akan bertambah, bukan 150 tapi
300. Jadi sudah 2 kali lipatnya. Dengan demikian, harga memang tidak bisa disamaratakan,”
jelas dr. Aryando Pradana, SpOG dari Morula IVF, RSIA Bunda, Jakarta.
Di Kota Kembang ini, RSUP dr. Hasan Sadikin dengan Aster Fertility Clinic-nya juga
menyelenggarakan program bayi tabung murah seharga Rp49 juta untuk satu siklus.
Maksudnya, dimulai dari proses pengambilan sel telur dan sel sperma, dibuahi secara IVF
menjadi embrio, kemudian dimasukkan ke dalam rahim, hingga berkembang menjadi
kehamilan. “Tapi biaya tersebut belum termasuk penyimpanan embrio di dalam freezer,”
ujar dr. Hartanto Bayuaji, SpOG(K), Kepala Instalasi Teknologi Reproduksi Berbantu
(Aster Fertility Clinic) RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.
Jika proses kehamilan gagal, harus kembali memasukkan embrio ke dalam rahim, dan
tentunya akan dikenakan biaya tambahan. Embrio yang akan dimasukkan tersebut diambil
dari embrio hasil fertilisasi sebelumnya yang lebih dari satu dan disimpan dalam freezer.
Yang menarik, Aster Fertility Clinic menilai harga Rp49 juta itu masih tergolong
mahal, sehingga dalam kurun tahun ini juga akan ditekan biayanya hingga Rp30—40 juta per
siklus. “Namun, untuk mendapatkan harga tersebut ada syaratnya, misal pasutri yang
mengalami infertilitas tak terjelaskan,” ujar Hartanto. Maksudnya, terang Konsultan Fertilitas
& Endokrinologi Reproduksi ini, setelah menjalani pemeriksaan, semua organ reproduksi
pasutri sehat, tidak masalah, namun tetap sulit mendapatkan momongan.
Sedangkan untuk suami istri yang mengalami masalah dengan organ reproduksinya,
kondisi kesehatannya buruk, kemungkinan tidak bisa mendapatkan paket harga yang Rp30—
40 juta ini, karena harus melakukan pemeriksaan dan terapi yang lebih kompleks.
178
Rumah sakit yang terletak di Jakarta Barat ini punya Klinik Melati. Di klinik ini,
ungkap dr Subiyanto, SpOG, tingkat keberhasilan bayi tabung di klinik itu mencapai 30-40
persen. Angka ini sejajar dengan tingkat keberhasilan program bayi tabung di Amerika
ataupun Eropa.
Adapun biaya program bayi tabung sangat bervariasi. Untuk program biaya tabung
termurah hanya 24 juta, sedangkan yang termahal bisa mencapai 80 juta rupiah. Tarif ini
tergantung kondisi pasien program bayi tabung. Semakin kompleks permasalahan, tentu
biayanya akan semakin mahal.
Berpengalaman menangani bayi tabung selama 24 tahun menjadi kelebihan klinik ini.
Adapun layanan klinik ini antara lain edukasi, konsultasi, pemeriksaan dasar kesuburan,
inseminasi intra uterin, analisa sperma lengkap, fertilisasi in vitro-ICSI, simpan beku sperma,
simpan beku embrio, mesa/tese dan laparoscopy, dan lainnya.
Klinik Daya Medika menyediakan paket bayi tabung yang terjangkau, yaitu Rp30 juta
per siklus. Di hadapan para wartawan, Direktur Daya Medika RS & Klinik dr. Sander B, dr
Hasan MARS, biaya program bayi tabung di tanah air sangatlah tidak terjangkau. Biayanya
rata-rata berkisar antara Rp40 juta hingga Rp50 juta, bahkan ada yang memasang biaya Rp80
juta, bahkan lebih.
Nah, Klinik Daya Medika dapat menekan harga program bayi tabung karena
menerapkan metode Sophisticated, Modern, Affordable, Reproductive Technology (SMART),
yang bekerjasama dengan PT Ingin Anak.
Pakar bayi tabung di klinik itu, dr Budi Wiweko SpoG (K) mengatakan, paket tersebut
termasuk stimulasi induk, pemantauan pertumbuhan, pematang sel telur, pengambilan sel
telur, pengambilan sperma suami, pembuahan, transfer embrio, dan lainnya. Budi menjamin,
tingkat keberhasilan program bayi tabung itu di atas 50%.
179
OPERASI KELAMIN MENURUT ISLAM
Operasi ganti kelamin (taghyir al-jins) adalah operasi pembedahan untuk mengubah jenis
kelamin dari laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya. Pengubahan jenis kelamin laki-laki
menjadi perempuan dilakukan dengan memotong penis dan testis, kemudian membentuk
kelamin perempuan (vagina) dan membesarkan payudara. Sedang pengubahan jenis kelamin
perempuan menjadi laki-laki dilakukan dengan memotong payudara, menutup saluran kelamin
perempuan, dan menanamkan organ genital laki-laki (penis). Dalam dunia kedokteran modern
sendiri, dikenal tiga bentuk operasi kelamin yaitu:
1. Operasi penggantian jenis kelamin, yang dilakukan terhadap orang yang sejak lahir
memiliki kelamin normal;
2. Operasi perbaikan atau penyempurnaan kelamin yang dilakukan terhadap orang yang
sejak lahir memiliki cacat kelamin, seperti alat kelamin yang tidak berlubang atau tidak
sempurna;
3. Operasi pembuangan salah satu dari kelamin ganda, yang dilakukan terhadap orang yang
sejak lahir memiliki dua organ/jenis kelamin.
Pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu laki-laki dan
perempuan, sebagaimana firman Allah swt:
َ ُ َواأْل الذ َك َر
نث َ ََوأَنَّهُ َخل
َّ ق ال َّز ْو َجي ِْن
”Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan.“ (Qs An Najm
: 45)
180
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَى
“Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.“ (Qs Al
Hujurat : 13)
Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa manusia di dunia ini hanya terdiri
dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lainnya. Tetapi di dalam
kenyataannya, kita dapatkan seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan
bukan perempuan.
181
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormone dan gen) dan factor lingkungan.
Factor lingkungan diantaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak
laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan , pada masa pubertas dengan homoseksual
yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami dan istri. Perlu dibedakan
penyebab transeksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus transeksual karena keseimbangan
hormone yang menyimpang (bawaan) , menyimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan
kecenderungan biologis jenis kelamin bias dilakukan. Mereka yang sebenarnya normal karena
tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan penampilan
lawan jenis hanya untuk mempertaruhkan dorongangan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang
menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat islam.
Firman Allah Subhana Wa Ta’ala dalam surat Al-Hujurât: 13 yang menurut kitab Tafsir
Ath-Thabari mengajarkan prinsip equality (keadilan) bagi segenap manusia di hadapan
Allah dan hukum yang masing-masing telah ditentukan jenis kelaminnya dan ketentuan
Allah ini tidak boleh diubah dan seseorang harus menjalani hidupnya sesuai kodratnya.
Firman Allah Subhana Wa Ta’ala dalam surat An-Nisâ’: 119. Menurut kitab-kitab tafsir
seperti Tafsir Ath-Thabari, Ash-Shawi, Al-Khazin (I/405), Al-Baidhawi (II/117), Zubadu
At-Tafsir (hal.123) dan Al-Qurthubi (III/1963) disebutkan beberapa perbuatan manusia
yang diharamkan karena termasuk “mengubah ciptaan Allah” sebagaimana yang
dimaksud ayat di atas yaitu seperti mengebiri manusia, homoseksual, lesbian,
menyambung rambut dengan sopak, pangur dan sanggul, membuat tato, mengerok bulu
alis dan takhannuts (seorang pria berpakaian dan bertingkah laku seperti wanita layaknya
waria dan sebaliknya).
Hadits Nabi n: “Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta ditato, yang
menghilangkan alis mata, dan orang-orang yang memotong (pangur) giginya, yang
semuanya itu untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah.” (HR. Al-Bukhari).
Hadits Nabi n, “Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang
menyerupai laki-laki.” (HR. Ahmad).
182
E. Hukum Operasi Penggantian Kelamin
Pertama: Masalah seseorang yang ingin mengubah jenis kelaminnya sedangkan ia lahir dalam
kondisi normal dan sempurna organ kelaminnya dan bagi perempuan yang dilengkapi dengan
rahim dan ovarium, maka pada umumnya tidak dibolehkan atau banyak ditentang dan bahkan
diharamkan oleh syariat Islam untuk melakukan operasi kelamin. Ketetapan haram ini sesuai
dengan keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Nasional II tahun
1980 tentang Operasi Perubahan/ Penyempurnaan kelamin. Menurut fatwa MUI ini sekalipun
diubah jenis kelamin yang semula normal kedudukan hukum jenis kelaminnya sama dengan jenis
kelamin semula sebelum diubah.
Kedua: Jika operasi kelamin yang dilakukan bersifat perbaikan atau penyempurnaan dan bukan
penggantian jenis kelamin, maka pada umumnya itu masih bisa dilakukan atau dibolehkan. Jika
kelamin seseorang tidak memiliki lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan/atau
sperma, maka operasi untuk memperbaiki atau menyempurnakannya dibolehkan bahkan
dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal karena kelainan seperti ini merupakan suatu
penyakit yang harus diobati.
Ketiga: Apabila seseorang mempunyai alat kelamin ganda, maka untuk memperjelas dan
memfungsikan secara optimal dan definitif salah satu alat kelaminnya, ia boleh melakukan
operasi untuk ‘mematikan’ dan menghilangkan salah satu alat kelaminnya. Misalnya, jika
seseorang memiliki alat kelamin pria dan wanita, sedangkan pada bagian dalam tubuhnya ia
memiliki rahim dan ovarium yang menjadi ciri khas dan spesifikasi utama jenis kelamin wanita,
maka ia boleh menghilangkan alat kelamin prianya untuk memfungsikan alat kelamin wanitanya
dan dengan demikian mempertegas identitasnya sebagai wanita. Hal ini dianjurkan syariat karena
keberadaan zakar yang berbeda dengan keadaan bagian dalamnya bisa mengganggu dan
merugikan dirinya sendiri baik dari segi hukum agama karena hak dan kewajibannya sulit
ditentukan apakah dikategorikan perempuan atau laki-laki maupun dari segi kehidupan
sosialnya.
183
F. Konsekuensi hukum operasi kelamin
Pertama: apabila penggantian kelamin dilakukan oleh seseoarang dengan tujuan tabdil dan
taghyir (mengubah cipataan Allah SWT), maka identitasnya sama dengan sebelum operasi dan
tidak berubah dari segi hokum. Menurut mahmud dan syaltut, dari segi waris seorang wanita
yang melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria tidak akan menerima bagian warisan
pria (dua kali bagian warisan wanita) demikian juga sebaliknya.
Kedua: sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seoarang yang mengalami kelainan
kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil (perbaikan dan
penyempurnaan) dan sesuai dengan hokum akan membuat identitas dan status hokum orang
tersebut menjadi jelas.
G. Kesimpulan
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormone dan gen) dan factor lingkungan.
Factor lingkungan diantaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak
laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan , pada masa pubertas dengan homoseksual
yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami dan istri. Perlu dibedakan
penyebab transeksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus transeksual karena keseimbangan
hormone yang menyimpang (bawaan) , menyimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan
kecenderungan biologis jenis kelamin bias dilakukan. Mereka yang sebenarnya normal karena
tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan penampilan
lawan jenis hanya untuk mempertaruhkan dorongangan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang
menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat islam.
Pertama: masalah seseorang yang lahir dalam kondisi normal dan sempurna organ kelamin
yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi perempuan yang dilengkapi dengan
184
rahim atau ovarium tidak dibolehkan dan diharamkan oleh syariatislam untuk melakukan operasi
kelamin.
Kedua: operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau penyempurnaan)
dan bukan penggantian jenis kelamin, menurut para ulama, diperbolehkan secara hokum syariat.
Ketiga: apabila seseorang mempunyai alat kelamin ganda, yaitu mempunyai penis dan
vagina, maka untuk memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan dedefinitif salah satu
alat kelaminnya, ia boleh melakukan operasi untuk mematikan dan menghilangkan salah satu
alat kelaminnya.
Pertama: apabila penggantian kelamin dilakukan oleh seseoarang dengan tujuan tabdil dan
taghyir (mengubah cipataan Allah SWT), maka identitasnya sama dengan sebelum operasi dan
tidak berubah dari segi hokum. Menurut mahmud dan syaltut, dari segi waris seorang wanita
yang melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria tidak akan menerima bagian warisan
pria (dua kali bagian warisan wanita) demikian juga sebaliknya.
Kedua: sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seoarang yang mengalami kelainan
kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil (perbaikan dan
penyempurnaan) dan sesuai dengan hokum akan membuat identitas dan status hokum orang
tersebut menjadi jelas. Menurut Wahbah az-Zuhaili dalam al-Fikh al-islami wa Adillatuhu
bahwa jika selama ini penentuan hokum waris bagi orang yang berkelamin ganda (khuntsa)
didasarkan atas indikasi kecenderungan sifat dan tingkah lakunya, maka setelah perbaikan
kelamin menjadi pria atau wanita, hak waris dan status hokumnya menjadi lebih tegas. Dan
menurutnya, perbaikan dan penyempurnaan alat kelamin bagi khuntsa musykil sangat dianjurkan
demi kejelasan status hukumnya.
185
KB ( Keluarga Berencaana )
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana, Dengan kata lain KB adalah perencanaan
jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya.
KB (Keluarga Berencana) yaitu membatasi jumlah anak, hanya dua, tiga dan lainnya.
Keluarga Berencana yang dibolehkan syariat adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan
kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-istri karena
situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (mashlahat) keluarga, masyarakat maupun negara.
KB juga berarti suatu tindakan perencanaan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kelahiran yang diinginkan, mengatur interval kelahiran dan menentukan jumlah anak sesuai
dengan kemampuannya serta sesuai situasi masyarakat dan negara. Dengan demikian, KB
berbeda dengan birth control, yang artinya pembatasan/penghapusan kelahiran (tahdid al-nasl),
istilah birth control dapat berkonotasi negatif karena bisa berarti aborsi dan strerilisasi
(pemandulan).
186
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan utama pelaksanaan keluarga berencana dalam Repe- lita I adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan
berhasilnya pelaksanaan keluarga beren- cana diharapkan angka kelahiran dapat diturunkan,
sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi.
Dengan demikian taraf kehi- dupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat.
Keluarga dengan anak ideal
Keluarga sehat
Keluarga berpendidikan
Keluarga sejahtera
Keluarga berketahanan
Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Program keluarga berencana dilaksanakan atas dasar suka- rela serta tidak bertentangan
dengan agama, kepercayaan dan moral Pancasila. Dengan demikian maka bimbingan, pendidik-an
serta pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai
dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu pelaksa-naan program keluarga berencana tidak hanya
menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi ber- bagai segi penting lainnya
dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat.
187
untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang berkaitan dengan masalah dan beban keluarga
jika kelak memiliki anak. Di lain pihak, beberapa ulama berpendapat bahwa KB itu haram. Hal
ini didasarkan pada firman Allah Qs. Al-Isra':31 yang berbunyi:
Oleh karena itu,mereka tidak memperbolehkan KB. Maka dari itu, kita harus mempelajari
pengetahuan tentang KB dari beberapa sudut pandang sehingga bisa memberi manfaat bagi
masyarakat luasserta meyakinkan masyarakat tentang hukum KB. Rasulullah SAW sangat
menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunanyang sangat banyak. Namun tentunya bukan
asal banyak, tetapi berkualitas sehingga perlu dididik dengan baik supaya dapat mengisi alam
semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. Contoh metode pencegah kehamilan yang
pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW adalah azl yakni mengeluarkan air mani di
luar vagina istri atau yang lazim disebut senggama terputus, namun tidak dilarang oleh Rasul.
Dari Jabir berkata: "Kami melakukan azl di masa Rasulullah SAW, dan Rasul mendengarnya
tetapi tidak melarangnya (HR Muslim)". Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum
pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan
melibatkan ahli medis dalammenentukan kebolehan atau keharamannya. Kita mengenal KB
sebagai metode yang dipakai untuk mencegah kehamilan. Hal tersebut yang paling sering
diperdebatkan dalam Islam. Hukum KB dalam Islam dilihat dari 2 pengertian:
188
mereka dan kepada kalian. (Qs. Al-Isra' 31)
Jika program KB dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dengan berbagai cara dan
sarana, maka hukumnya mubah, bagaimanapun motifnya. Berdasarkan keputusan yang telah ada
sebagian ulama menyimpulkan bahwa pil-pil untuk mencegah kehamilan tidak boleh
dikonsumsi. Karena Allah Subhanahu wa Ta'ala mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab
untuk mendapatkan keturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah Shallallahu walaihi
wa sallam artinya: Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya
aku berlomba-lomba dalam banyak umat dengan umat-umat lain di hari kiamat (dalam riwayat
yang lain: dengan para nabi di hari kiamat)
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada
Allah, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin dengan izin Allah, dan Allah akan
menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka. Maka wajib untuk meninggalkan perkara
ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya dan tidak menggunakannya kecuali darurat.
Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti:
Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga
berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan ini.
Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil
lagi, maka tidak terlarang mengkonsumsi pil-pil tersebut dalamwaktu tertentu, seperti setahun
atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga
ia bisa mendidik dengan selayaknya.
Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya
hidup senang atau hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan
wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan,
maka dapat disimpulkan bahwa KB diperbolehkan dengan alasan-alasan tertentu misalnya untuk
menjaga kesehatan ibu, mengatur jarak di antara dua kelahiran, untuk menjaga keselamatan jiwa,
189
kesehatan atau pendidikan anak-anak. Namun KB bisa menjadi tidak diperbolehkan apabila
dilandasi dengan niat dan alasan yang salah, seperti takut miskin, takut tidak bisa mendidik anak,
dan takut mengganggu pekerjaan orang tua. Dengan kata lain, penilaian tentang KB tergantung
pada individu masing-masing.
Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual
dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil.
Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya
bias dalam jangka panjang.
Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak
mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang
dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila
digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum.
Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang
cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang
perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi
resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
190
Tujuan Keluarga berencana (KB) :
Tujuan umum
Tujuan khusus
KB suntik merupakan jenis kontrasepsi yang banyak dipilih oleh masyarakat daripada
jenis kontrasepsi lainnya. Namun ada baiknya juga bila kita mengetahui beberapa bahaya atau
efek samping yang bisa ditimbulkan dengan penggunaan kontrasepsi ini. Diantaranya adalah :
2. Kurang efektif
Seseorang yang memutuskan untuk melakukan kontrasepsi KB suntik harus sering bolak-
balik ke pusat pelayanan kesehatan guna melakukan penyuntikan ulang setelah jangka waktu
perlindungan dari hormon progesteron tersebut habis. Misalnya saja mereka yang memutuskan
untuk ber KB suntik 3 bulan, maka tiap 3 bulan sekali ia harus mendapatkan suntikan lagi.
Begitu juga dengan KB suntuk 1 bulan, maka setiap bulan ia harus mendapatkan suntikan ulang
hormon progesteron kembali.
191
Selain itu, penggunaan kontrasepsi ini tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sesuka hati.
Pengguna kontrasepsi ini harus menunggu hingga masa efektif hormon habis.
Bagi para wanita yang pada dasarnya memiliki badan gemuk, sebaiknya berhati-hati
dengan jenis kontrasepsi ini. KB suntik dapat menyebabkan kenaikan pada berat badan. Hal ini
dikarenakan hormon progesteron yang disuntikan ke tubuh dapat menambah nafsu makan, yaitu
dengan mempengaruhi pusat pengendali nafsu makan di hipotamus sehingga akseptor makan
akan meningkat dari biasanya.
وليخششش الذين لو تركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقواهللا واليقولوا سديدا
“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar”.
192
Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB diantaranya
ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal: 53, dan at-
Thalaq: 7.
Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan
dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,
memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.
)إنك تدر ورثك أغنياء خير من أن تدرهم عالة لتكففون الناس (متفق عليه
KB dapat dipahami sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk
mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak
seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa. Dalam pengertian ini, KB didasarkan pada teori
populasi menurut Thomas Robert Malthus. KB dalam pengertian pertama ini diistilahkan dengan
tahdid an-nasl (pembatasan kelahiran). Disisi lain KB atau keluarga berencana itu telah
diselewengkan fungsinya. Pengertian Keluarga Berencana yang sebenarnya adalah keluarga yang
merencanakan sekolah, pekerjaan, makanan, dan bukan mencegah kehamilan. Namun sekolah
dan pekerjaan bukan kita yang mengatur, sebab Allah yang akan mengaturnya. Mengatur
makanan juga perlu, akan tetapi merencanakan jumlah anggota keluarga dan waktunya atas izin
Allah SWT tntunya merupakan suatu ilmu yang Allah SWT berikan untuk umatnya.
193
Kontrasepsi sebagai sarana pengaturan jarak kehamilan sampai saat ini masih menjadi
kontroversi di kalangan ilmuwan Islam. Ada yang mnyatakn bahwa KB merupakan rekayasa
Yahudi untuk melemahkan Islam. Namun masalah yang beredar di masyarakat bahwa KB
merupakan rekayasa Yahudi blum dapat dikatakn benar karena dapat kita lihat bahwa
masyarakat Yahudi sendiri, misalnya di Eropa dan Amerika sangat menjaga jumlah anak yang
dilahirkan dengan menggunakan cara KB ini. Persentase penggunaan alat KB di negara-negara
tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan di negara-negara Islam. Kalau memang KB itu buruk,
tentunya mereka tidak akan seteledor itu menggunakannya.
Alat KB merupakan metode yang dapat dipilih. Sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristiknya, alat ini tidak akan mengganggu kesuburan atau kesehatan, sehingga diharapkan
dapat diatur kapan saat yang baik untuk hamil (dalam batas kemampuan manusia). Semua alat
KB ini tentunya mempunyai keterbatasan, yang kita kenal dengan istilah “kegagalan KB” (tetap
hamil walaupun sudah ber-KB dengan baik). Kegagalan KB ini bervariasi antara di bawah 1%
(pada sterilisasi pria/wanita dan pil KB) sampai sekitar 20-30% (pada istibra berkala/sistem
kalender, kondom, diaphragma, yelly vagina, atau coitus interuptus/sanggama terputus/Azl).
Intinya manusia sadar bahwa ikhtiarnya maksimal hanya bisa sekitar 97-98% karena
kesempurnaan bukanlah milik manusia.
1. Azal atau sanggama terputus disebutkan di dalam Al Quran, sehingga beberapa ulama
menggunakan kiyas, bila azl diperbolehkan, maka metode ikhtiar pengaturan kehamilan lainnya
pun boleh.
2. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka kawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.Oleh
karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.” (Q.S. An-Nisa 4: 9). Ilmu kedokteran sebenarnya merupakan suatu ilmu
statistika yang berkembang. Usia hamil yang sehat adalah antara 20 sampai 30 tahun.
Peningkatan kasus cacat bawaan pada janin bila si ibu hamil pada usia di atas 35 tahun. Kita
kenal Siti Aisyah yang menikah dengan Rasulullah pada usia yang sangat muda, akan tetapi
Rasulullah menunda untuk menggaulinya sampai usia yang dianggap cukup. Agaknya proses
194
kematangan emosi ini sangat berbeda pada zaman Rasulullah dan saat ini. Anak usia 10 tahun
saat ini tak ada yang berada pada tingkat kematangan emosi yang dimiliki Siti Aisyah pada usia
yang sama. Karena pengaruh hormonal, ketika hamil wanita terganggu keseimbangan emosi dan
kejiwaannya. Oleh karena itu akan sangat membantu bila wanita hamil pada saat yang tepat.
3. Al-Quran mengajarkan kita untuk menyusui selama dua tahun penuh. Kita ketahui bahwa
proses menyusui itu dipacu ekskresi hormon prolaktin yang membuat ASI. Sedangkan prolaktin
ini menghambat hormon yang membuat mens dan kesuburan, sehingga menyusui penuh selama
dua tahun itu pun juga merupakan suatu bentuk penjarangan kehamilan.
4. Niat kita hanya diketahui oleh Allah swt., oleh karena itu pembuktian niat yang paling
sempurna adalah pada saat “pengadilan yang terakhir”. Demikian pula halnya dengan ber-KB.
Kalau kita ber-KB karena ingin anak sedikit/malas repot (seperti kebanyakan orang Barat), atau
takut kulit rusak, atau takut vagina kendor dan terganggu seksualnya, atau takut miskin, tentunya
ber-KB menjadi tidak barokah karena unsurnya hanyalah egoisme bukan hablu minallah atau
hablu minnanas. Akan tetapi tentunya berbeda kalau kita berupaya menjarangkan kehamilan itu
karena ikhtiar untuk dapat mendidik anak dengan lebih sempurna atau karena kita takut lahir
anak yang cacat bila usia kita sudah di atas 35 tahun.
KB dalam arti sebuah program nasional untuk membatasi jumlah populasi penduduk
(tahdid anl-nasl), hukumnya haram. Tidak boleh ada sama sekali ada suatu undang-undang atau
peraturan pemerintah yang membatasi jumlah anak dalam sebuah keluarga. KB sebagai program
nasional tidak dibenarkan secara syara’ karena bertentangan dengan Aqidah Islam, yakni ayat-
ayat yang menjelaskan jaminan rezeqi dari Allah untuk seluruh makhluknya. Allah SWT
berfirman : “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rizkinya.” (QS Huud 11 : 6)
KB dalam arti pengaturan kelahiran, yang dijalankan oleh individu (bukan dijalankan
karena program negara) untuk mencegah kelahiran (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan
sarana, hukumnya mubah, bagaimana pun juga motifnya. Dalil kebolehannya antara lain hadits
dari sahabat Jabir RA yang berkata, ”Dahulu kami melakukan azl (senggama terputus) pada
masa Rasulullah SAW sedangkan al-Qur`an masih turun.” (HR Bukhari). Namun kebolehannya
195
disyaratkan tidak adanya bahaya (dharar). Kaidah fiqih menyebutkan : Adh-dhararu yuzaal
(Segala bentuk bahaya haruslah dihilangkan).
Kebolehan pengaturan kelahiran juga terbatas pada pencegahan kehamilan yang temporal
(sementara), misalnya dengan pil KB dan kondom. Adapun pencegahan kehamilan yang
permanen (sterilisasi), seperti vasektomi atau tubektomi, hukumnya haram. Sebab Nabi SAW
telah melarang pengebirian (al-ikhtisha`), sebagai teknik mencegah kehamilan secara permanen
yang ada saat itu.
Ini adalah permasalahan yang muncul sekarang, dan banyak pertanyaan muncul berkaitan
dengan hukum KB ini. Permasalahan ini telah dipelajari oleh Haiah Kibaril Ulama (Lembaga di
Saudi Arabia yang beranggotakan para ulama) di dalam sebuah pertemuan yang telah lewat dan
telah ditetapkan keputusan yang ringkasnya adalah tidak boleh mengkonsumsi pil-pil KB untuk
mencegah kehamilan. Karena Allah SWT mensyariatkan untuk hamba-Nya sebab-sebab untuk
mendapatkan keuturunan dan memperbanyak jumlah umat. Rasulullah SAW bersabda. Artinya :
“Nikahilah wanita yang banyak anak lagi penyayang, karena sesungguhnya aku berlomba-lomba
dalam banyak umat dengan umat-umat yang lain di hari kiamat (dalam riwayat yang lain :
dengan para nabi di hari kiamat)”. (HR Abu Daud).
Karena umat itu membutuhkan jumlah yang banyak, sehingga mereka beribadah kepada
Allah SWT, berjihad di jalan-Nya, melindungi kaum muslimin dengan ijin Allah SWT, dan
Allah SWT akan menjaga mereka dan tipu daya musuh-musuh mereka. Maka wajib untuk
meninggalkan perkara ini (membatasi kelahiran), tidak membolehkannya dan tidak
menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti :
Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga
berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa menggunakan KB untuk keperluan ini. Demikian
juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan isteri keberatan jika hamil lagi, maka tidak
terlarang mengkonsumsi pil-pil KB dalam waktu tertentu, seperti setahun atau dua tahun dalam
masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik
dengan selayaknya.
Adapun jika penggunaannya dengan maksud berkonsentrasi dalam berkarier atau supaya
hidup senang atau pencegah kehamilan karena takut banyak anak, atau karena harus memberikan
tambahan belanja dan hal-hal lain yang serupa dengan itu, sebagaimana yang dilakukan
kebanyakan wanita zaman sekarang, maka hal itu tidak boleh”. Para ulama telah menegaskan
196
bahwa memutuskan keturunan sama sekali adalah haram, karena hal tersebut bertentangan
dengan maksud Nabi mensyari’atkan pernikahan kepada umatnya, dan hal tersebut merupakan
salah satu sebab kehinaan kaum muslimin. Karena jika kaum muslimin berjumlah banyak, maka
hal itu akan menimbulkan kemuliaan dan kewibawaaan bagi mereka. Karena jumlah umat yang
banyak merupakan salah satu nikmat Allah SWT kepada Bani Israi. Artinya : “Dan Kami jadikan
kamu kelompok yang lebih besar” (Al-Isra : 6) Artinya : “Dan ingatlah di waktu dahulunya
kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu” (Al-A'raf : 86)
Kenyataanpun mennguatkan pernyataan di atas, karena umat yang banyak tidak
membutuhkan umat yang lain, serta memiliki kekuasaan dan kehebatan di depan musuh-
musuhnya. Maka seseorang tidak boleh melakukan sebab/usaha yang memutuskan keturunan
sama sekali, kecuali dikarenakan darurat, seperti Seorang Ibu jika hamil dikhawatirkan akan
binasa atau meninggal dunia, maka dalam keadaan seperti inilah yang disebut darurat, dan tidak
mengapa jika si wanita melakukan usaha untuk mencegah keturunan. Inilah dia udzur yang
membolehkan mencegah keturunan, juga seperti wanita tertimpa penyakit di rahimnya, dan
ditakutkan penyakitnya akan menjalar sehingga akan menyebabkan kematian, sehingga rahimnya
harus diangkat, maka tidak mengapa jika menggunakn KB. Seorang istri boleh menggunakannya
untuk mencegah kehamilan dikarenakan. Adanya penyakit yang membahayakan jika hamil Dia
melahirkan dengan cara yang tidak normal bahkan harus melakukan operasi jika melahirkan dan
bahaya-bahaya lain yang serupa dengan hal tersebut. Maka dalam keadaan seperti ini boleh
baginya mengkonsumsi pil pencegah hamil, kecuali jika ia mengetahui dari dokter spesialis
bahwa mengkonsumsinya membahayakan si wanita dari sisi lain.
Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain,
menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu.[6] Dan cara ini dapat dikategorikan
kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits Nabi :
) فلم ينهها (رواه مسلم. م.كنا نعزل على عهد وسول هللا ص
197
Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan azl, tetapi beliau tidak melarangnya.
2) Cara yang dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah atau
merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara lain,
vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan
pernikahan untuk menghasilakn keturunan.
198