Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI TENGAH SEMESTER (ETS)

Nama : Aditiya
NPM : 10221080
Kelas : I – 1 Akuntansi
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam 4
Dosen Pengampu : Dodi Setia Budi, S.Pd.I.,M.Pd

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Islam merupakan salah satu agama terbesar yang tersebar di seluruh dunia saat ini. Agama
Islam juga menjadi satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT. Kita sebagai umat
Muslim harus bersyukur karena tinggal di Indonesia, di mana mayoritas penduduknya
beragama Islam. Agama Islam terus berkembang dan bisa diterima oleh banyak orang berkat
usaha yang dilakukan oleh para nabi dan juga ulama-ulama kita. Jika diperhatikan, Islam
juga berbeda dengan agama lain yang mengambil nama agama dari nama pendiri atau nama
tempat penyebarannya. Sementara Islam memiliki makna yang sangat luas. Coba kalian
paparkan makna makna islam secara terperinci beserta dalil-dalil naqlinya?
Jawab:
 Kata Islam terbentuk dari tiga huruf, yaitu S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar
“selamat” (Salama). Dari pengertian Islam secara bahasa ini, dapat disimpulkan Islam adalah
agama yang membawa keselamatan hidup di dunia dan di akhirat (alam kehidupan setelah
kematian). Islam juga agama yang mengajarkan umatnya atau pemeluknya (kaum
Muslim/umat Islam) untuk menebarkan keselamatan dan kedamaian, antara lain tercermin
dalam bacaan shalat –sebagai ibadah utama– yakni ucapan doa keselamatan
“Assalamu’alaikum warohmatullah” –semoga keselamatan dan kasih sayang Allah
dilimpahkan kepadamu– sebagai penutup salat.
Islam berasal dari kata ‘salm’.
As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Alquran,
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Al Anfal : 61).
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Ini merupakan salah
satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan
umatnya untuk cinta damai atau senantiasa memperjuangkan perdamaian, bukan peperangan
atau konflik dan kekacauan.

“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara
keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang
lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali
kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka
damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Hujarat : 9).

Islam Berasal dari kata ‘aslama’


Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah SWT.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas
menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.
Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan
serta menjauhi segala larangan-Nya.
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
(aslama wajhahu) kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS.
An-Nisa : 125)
Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa
dan raga kita hanya kepada-Nya.
“Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am : 162)
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah
berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan
hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran : 83)

Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun


Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah SWT
dalam Alquran:
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS As-Saffat : 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau
pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga
serta harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah : 208).

As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab “Ushul Tsalatsah”, berkata:
ِ ْ‫اِإل ْسالَ ُم هُ َو ْا ِال ْستِ ْسالَ ُم هَّلِل ِ بِالَّ ْت ِوحْ يِد َو ْا ِال ْنقِيَا ُد لَهُ بِالطَّا َع ِة َو ْا ِال ْبتِ َعا ُد ع َِن ال ِّشر‬.ْ
‫ك‬
Artinya: “Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam
beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik.”
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 112:
Artinya: “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah sedang
ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi TuhanNya dan tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Sebelumnya disebutkan bahwa Islam memiliki arti kepasrahan atau ketundukan secara
total kepada Allah SWT. Orang yang beragama Islam berarti dirinya telah berpasrah dan
tunduk patuh hanya kepada ajaran-ajaran Islam.
Maka makna Islam adalah menundukkan diri kepada Allah dan taat kepada-Nya dengan
mentauhidkan-Nya, memurnikan amalan hanya untuk-Nya, menaati perintah-perintah-Nya,
dan meninggalkan larangan-larangannya.
Orang yang beragam Islam juga disebut Muslim, yang menunjukkan bahwa dirinya
adalah hamba yang patuh terhadap Allah SWT, tunduk dan taat kepada-Nya, dengan
melakukan apa yang Allah SWT perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah SWT larang.

2. Coba kalian Jelaskan secara terperinci mengenai Al-Islamu Wasunnatullah lengkap dengan
dalil Naqlinya!
Jawab:
Allah Ta’ala adalah Pencipta (al-khaliq) alam semesta raya.
‫ق ُك َّل َش ْي ٍء فَقَ َّد َرهُ تَ ْق ِديرًا‬ ِ ‫ك فِي ْال ُم ْل‬
َ َ‫ك َو َخل‬ ٌ ‫ض َولَ ْم يَتَّ ِخ ْذ َولَدًا َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َش ِري‬
ِ ْ‫ت َواَأْلر‬ ُ ‫الَّ ِذي لَهُ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َما َوا‬

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu,
dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS. Al-Furqan, 25: 2)

At-taqdirul kauni dan at-taqdirusy syar’i


Dia telah menetapkan at-taqdirul kauni (ketentuan [hukum] di alam semesta),
ُ‫ِإنَّا ُك••• َّل َش••• ْي ٍء خَ لَ ْقنَ•••اه‬
ٍ ‫بِقَد‬
‫َر‬
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS. Al-Qamar, 54: 49)

Ayat ini menerangkan bahwa seluruh makhluk yang ada ini adalah ciptaan Allah Ta’ala,
diciptakan-Nya menurut kehendak dan ketentuan-Nya disesuaikan dengan hukum-hukum
yang ditetapkan-Nya untuk alam semesta ini.
Dia pun telah menetapkan at-taqdirusy syar’i (ketentuan [hukum] syariat) bagi manusia,

َ‫ق بِ ُك ْم ع َْن َسبِيلِ ِه َذلِ ُك ْم َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ ِ ‫َوَأ َّن هَ َذا‬
َ ‫ص َرا ِطي ُم ْستَقِي ًما فَاتَّبِعُوهُ َواَل تَتَّبِعُوا ال ُّسبُ َل فَتَفَ َّر‬

“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan
kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (QS. Al-
An’am, 6: 153)

Dia menetapkan pedoman dan petunjuk bagi manusia agar mereka memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jalan yang Allah tetapkan ini adalah jalan yang lurus, yang
harus diikuti. Jika manusia mengikuti jalan-jalan yang lain, maka mereka akan tercerai-berai
dari jalan Allah dan memperoleh kecelakaan

Ahmad Musthofa al-Maraghi mengatakan sunnatullāh pada makhluk-Nya, yaitu tidaklah


bertemu antara kekafiran dan keimanan ditempat penentuan kecuali Allah menolong orang-
orang yang beriman terhadap orang-orang kafir dan mengangkat kebenaran dan merendahkan
kebatilah. Al-Maraghi dan M. Quraish Shihab sama-sama mengatakan bahwasanya dalam
surat al-Fath ayat 23 ini yang dimaksud sunnatullāh merupakan suatu hukum atau ketetapan
Allah yang tidak dapat dirubah. Barang siapa yang bersungguh-sungguh dijalan Allah atau
dalam membela Agama Allah, maka disitu Allah akan menganugrahkan kemenangan dari
orang-orang kafir, itulah yang dimaksud kebiasaan-kebiasaan yang berlaku sejak dahulu dan
tidak berubah.

M. Quraish Shihab dalam mengartikan sunnatullāh dalam ayat ini adalah kebiasaan-
kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Lebih cenderung dengan hukum alam,
disebut hukum alam karena adanya sebab dan akibat. Perlu diingat bahwa apa yang dinamai
hukum-hukum alam pun adalah kebiasaan-kebiasaan yang dialmi manusia. Dan dalam
ikhtisar pukul rata statistik tentang kebiasaan-kebiasaan itu, para pakar merumuskan
hukumhukum alam. Sedangkan Imam al-Maraghi, salah satu penafsir al-Qur‘an, menafsirkan
ayat di atas bahwa musibah-musibah di dunia yang menimpa manusia tidak lain sebagai
hukuman atas dosa-dosa, kejahatan-kejahatan serta kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka
kerjakan. Dan Allah memaafkan mereka, yakni tidak menghukum atas kejahatan-kejahatan
tersebut karena Allah Maha Pemaaf.
3. Coba kalian jelaskan mengenai Thobiatu Dzinil Islam dengan menyebutkan watak Agama
islam secara terperinci lengkap dengan dalil Naqlinya!
Jawab:

Agama Islam adalah agama yang sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala dengan
firman-Nya yang agung.

‫يت لَ ُك ُم اِإْل ْساَل َم ِدينًا‬


ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”  (QS. Al-
Maidah, 5: 3)

Kesempurnaan ajaran Islam ini tergambar dari thabi’ah (tabiat/karakter) yang dimilikinya:

1. Dinul khalishi wal fitri  (agama yang murni dan sesuai dengan fitrah)

Islam adalah dinul khalishi wal fitri (agama yang murni dan sesuai dengan fitrah). Yang
dimaksud dinul khalish (agama yang murni) adalah bahwa Islam itu bersih; tidak
tercampur oleh kesyirikan. Setiap sesuatu dapat ternoda/terkotori oleh yang lain. Jika
sesuatu itu bersih dan terhindar dari kotoran, maka sesuatu itu dinamakan khalis. Sebagai
contoh: susu yang bersih disebut labanan khalishan, karena terhidar dari kotoran dan
darah atau yang lainnya.

• (QS. An-Nahl, 16: 66)

Artinya: “Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.”Dinul qiyami wal minhaji  (agama yang mengandung nilai-nilai dan
pedoman)

2. Dinul ahkami wal akhlaqi  (agama hukum dan akhlak)

Islam adalah dinul ahkami wal akhlaqi (agama hukum dan akhlak). Islam adalah agama
yang memuat hukum-hukum bagi kehidupan manusia sehingga terwujud keteraturan.
Pembahasan mengenai hal ini bisa dirujuk di pembahasan: Syumuliyatul Islam,
Khashaisul Islam, dan Minhajul Hayah sebelumnya. Salah satu perwujudan Islam sebagai
dinul ahkam adalah dorongan yang kuat kepada umatnya agar tegas dalam penegakkan
hukum. Diriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah meminta keringanan kepada
Rasulullah shallallahu wa sallam untuk wanita Makhzumiyah yang mencuri, beliau lalu
bersabda:
• (HR. Bukhari)
Artinya: “Wahai manusia, bahwasanya kesesatan orang-orang sebelum kalian adalah
karena mereka apabila orang mulia mencuri mereka mengabaikannya, dan apabila
orang lemah mencuri mereka menegakkan hukum atasnya. Demi Allah, kalau Fathimah
binti Muhammad mencuri, maka Muhammad akan memotong tangannya.”

3. Dinun nadzafati wa thaharati  (agama kebersihan dan kesucian)

Islam adalah dinun nadzafati wa thaharati (agama kebersihan dan Kesucian). Ajaran
Islam amat lekat dengan masalah kebersihan, baik berkaitan Dengan kebersihan lahir
maupun batin.
1) Berkaitan masalah kebersihan batin, Islam memerintahkan pemeluknya Untuk
menghilangkan dan membersihkan qalbunya dari segala bentuk noda Dan kotoran
yang dapat membuatnya berkarat, seperti: syirik, bid’ah, dan Maksiat. Berkenaan
kebersihan batin ini telah kita bahas dalam madah-madah sebelumnya.

2) Berkaitan masalah kebersihan lahir, Islam menjadikannya sesuatu yang Tidak dapat
dipisahkan dari urusan ibadah. Sebagai contoh, shalat sebagai Ibadah ritual terpenting
dalam Islam sangat erat dengan masalah Kebersihan.

• (QS. Al Maidah, 5: 6)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak Mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai Dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan Kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.

4. Dinul ‘ilmi wal ‘amal (agama ilmu dan amal)

Islam adalah dinul ‘ilmi wal ‘amal (agama ilmu dan amal). Allah Ta’ala dengan tegas
menyebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Dia meninggikan orang-orang yang beriman
dan berilman beberapa derajat.

• (QS. Al-Mujadilah, 58: 11)

Artinya: “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

• (HR. Bukhari No. 71, 3116, 7312)

Artinya: “Barang siapa yang dikehendaki kebaikannya oleh Allah, Dia akan
menjadikannya mengerti tentang (urusan) agamanya. "

5. Dinul ‘ilmi wal fikri  (agama ilmu dan pemikiran)


Islam adalah dinul ‘ilmi wal fikri (agama ilmu dan pemikiran). Artinya, Islam
adalah agama yang mendorong agar ilmu yang dimiliki seseorang Mampu melahirkan
pemikiran dan gagasan demi terwujudnya kemaslahatan Yang luas. Ilmu yang dimiliki
hendaknya mampu melahirkan pemahaman yang Dinamis; tidak jumud (beku); dapat
memunculkan ide, gagasan, serta Kreativitas dalam mengarungi perubahan dan dinamika
zaman; dapat Melahirkan pemikiran yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri,
tetapi Juga bermanfaat bagi pengembangan agama dan masyarakat secara luas. Sebagai
contoh lihatlah kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada masa Abu Bakar:

1) Para sahabat memutuskan kebijakan pemberian gaji bagi khalifah berupa Sepotong
daging domba setiap hari dan uang sebesar 250 dinar untuk satu Tahun. Setelah itu
mereka menaikkan pendapatan Khalifah menjadi seekor Domba setiap hari dan uang
sebesar 300 dinar diambil dari Baitul Mal.
2) Pembentukan Dewan Syura pada masa Abu Bakar dan ia menunjuk Umar Bin Khatab
sebagai pemimpin dewan syura. Karena itulah Abu Bakar tidak Membolehkan Umar
keluar dari Madinah untuk memimpin peperangan.
3) Pembentukan Dewan Syariah sebagai embrio bagi lembaga peradilan Islam Yang
bertugas memutuskan berbagai perkara yang dihadapi umat Islam. Abu Bakar juga
mengangkat Umar bin Khattab sebagai Qadhi untuk Wilayah Madinah.

6. Dinul ‘amali wal amal  (agama kerja dan memberi harapan)

Islam adalah dinul ‘amali wal amal (agama kerja dan memberi harapan). Islam
mengajarkan kepada manusia untuk selalu beramal shalih dengan penuh kesungguhan.

• (QS. At-Taubah, 9: 105)

Artinya: “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan.” Kemudian setelah itu Allah Ta’ala menjanjikan
kepada mereka balasan yang sempurna sesuai amal yang dikerjakannya.

7. Dinul quwwati wal mas’uliyyah  (agama kekuatan dan tanggung jawab)

Islam adalah dinul quwwati wal mas’uliyyah (agama kekuatan dan Tanggung jawab).
Islam mendorong umatnya agar selalu melakukan i’dadul Quwwah (persiapan kekuatan).

• (QS. Al-Anfal, 8: 60)

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja Yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan Musuhmu dan orang orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; Sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan Dianiaya (dirugikan)”.
• (HR. Abu Daud No. 2153)

Artinya: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Berada di atas


mimbar berkata: ‘Dan persiapkan untuk mereka apa yang Kalian mampu berupa
kekuatan. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah Memanah, ketahuilah bahwa kekuatan
itu adalah memanah, ketahuilah Bahwa kekuatan itu adalah memanah.

8. Dinul izzati wa rahmah  (agama kemuliaan dan kasih sayang)

Islam adalah dinul izzati wa rahmah (agama kemuliaan dan kasih sayang). Islam adalah
dinul izzati, karena ajarannya menanamkan kemuliaan, kekuatan, kehormatan, martabat,
gengsi, dan kedudukan yang tinggi atas dasar iman. Keimanan inilah yang menumbuhkan
izzah pada diri seorang mu’min.

• (QS. Ali Imran, 3: 139)

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,
padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang
yang beriman.”

9. Dinud daulah wal ‘ibadah  (agama kenegaraan dan ibadah)

Islam adalah dinud daulah wal ‘ibadah (agama kenegaraan dan Peribadahan).
Maksudnya, ajaran Islam memperhatikan urusan kenegaraan dan Memperhatikan pula
urusan ibadah. Keduanya adalah seuatu yang penting – Sesuai dengan proporsinya- dan
tidak terpisahkan sebagai bagian ajaran Islam.

• (HR Ahmad dinyatakan shahih oleh Syeikh Al-Albani)

Artinya: “Ikatan Islam akan terurai satu demi satu, setiap kali lepas satu Ikatan,
manusia beralih kepada simpul yang lain. Simpul yang pertama kali Lepas adalah
hukum dan yang terakhir adalah sholat.”

Makna naqdhanil hukmu dalam hadits di atas -menurut Syaikh Bin Bazadalah ketiadaan
penegakkan hukum dengan syariat Allah, “Inilah keadaan Yang terjadi saat ini di negeri-
negeri Islam. Padahal diketahui bahwasanya Adalah wajib bagi semuanya berhukum
dengan syariat Allah dalam segala Urusan dan menjauhi undang-undang dan adat
kebiasaan yang bertentangan Dengan syariat yang suci. Urusan penegakkan syariat Allah
adalah urusan Siyasah (politik) dan daulah (kenegaraan). Islam berhajat kepada urusan
politik Dan kenegaraan karena keduanya dibutuhkan dalam kehiduoan.

10. Dinus suyuf wal mushaf (agama pedang dan mushaf)


Islam adalah dinus suyuf wal mushaf (agama pedang dan mushaf). Maksudnya, Islam
memperhatikan kekuatan militer dalam rangka menjaga dan melindungi tegaknya nilai-
nilai kitabulla.

• (QS. Al-Anfal, 8: 60)

Artinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan
itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu
tidak akan dianiaya (dirugikan)”.
Kekuatan militer di dalam Islam difungsikan untuk jihad fi sabilillah, yakni
membela diri dan menjaga seruan dakwah yang dilancarkan ke seluruh penjuru bumi.
Bukan ditujukan untuk kepentingan imperialisme yang sekedar memuaskan nafsu untuk
memperluas wilayah kekuasaan dan meraup kekayaan alam. Oleh karena itulah, kekuatan
militer di dalam Islam tidak dapat dipisahkan dari mushaf (kitabullah; Al-Qur’an). Militer
di dalam Islam disiapkan dalam rangka misi rabbani; menjaga dan memperluas aktivitas
belajar dan mengajarkan kitabullah ke seluruh penjuru bumi.

11. Dinul harakah wal minhaji  (agama pergerakan yang metodis/berpedoman)

Islam adalah dinul harakah wal minhaji (agama pergerakan yang metodis/berpedoman).
Ajaran Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bergerak dinamis melakukan
perjuangan demi tegaknya agama Allah Ta’ala di muka bumi. Semua itu harus dilakukan
dengan langkah-langkah yang minhaji (metodis sesuai pedoman).

• (QS. Yusuf, 12: 108)

Artinya: “Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.

• (QS. An-Nahl, 16: 1)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. "

Keduabelas tabiat/karakter dinul Islam yang istimewa inilah yang dapat mencetak


seseorang menjadi as syakhshiyah al-islamiyah (pribadi yang islami).

Secara etimologis kata din berasal dari kata dana – yadinu – Dinan mempunyai arti agama,
kepercayaan, tauhid, ibadah, Ketaatan (Munawwir, 1997: 437). Ibnu Manzhur memberikan
Batasan din berarti balasan dan pahala, taat, adat, keadaan, Ketundukan, kekuasaan, wara’
(menjaga), dan paksaan (Manzhur, Tt: 170-171). Ahmad Faris Ibn Zakaria mengatakan din
tersusun Dari huruf dal, ya’, dan nun yang mengandung arti ketundukan, Kerendahan, dan
juga berarti taat dan hisab. Ibrahim Anis dalam AlMu’jam al-Wasith mengartikan din dengan
tunduk dan rendah, juga Berarti tingkah laku, cara, jalan, adat, keadaan, kekuasaan,
Ketetapan, keputusan, selain dari itu din juga berarti millah (agama) (Muchtar, 2001: 17-18)

Dari uraian tersebut, arti yang dikandung perkataan Islam Yakni kedamaian, kesejahteraan,
keselamatan, penyerahan (diri), Ketaatan dan kepatuhan, ketundukan, dan agama Islam
seperti Dalam firman Allah yang berbunyi:
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim Menjawab: “Aku
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam. (Q.S. AlBaqarah, 2: 131).”
Begitu pula dalam firman Allah yang lain berbunyi:
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-
lah menyerahkan diri segala apa yang di langit Dan di bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan (Q.S. Ali Imran, 3: 83).”
Sementara itu orang yang mengaku beragama Islam disebut Muslim yang berarti
menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh Kepada ajaran-Nya, seperti dalam firman
Allah yang berbunyi:
“Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama Berserah diri (Q.S. Az-
Zumar, 39: 12).”

4. Coba kalian jelaskan mengenai Al-islamu Fikrotan dengan menjelaskan pola pikir atau
ideology Agama islam secara terperinci khususnya tentang 6 hakikat besar!
Jawab:
Amal perbuatan manusia sangat tergantung kepada fikrah -pemikiran, gagasan, ide, konsep,
opini, pandangan, pikiran- yang dianutnya.
Bagi seorang muslim, fikrah yang dianutnya adalah fikrah Islam. Yakni pemikiran, gagasan,
ide, konsep, opini, pandangan, dan pikiran yang dilandasi al-iman (keimanan). Sedangkan
non muslim, fikrah yang dianutnya adalah fikrah jahili. Yakni pemikiran, gagasan, ide,
konsep, opini, pandangan, dan pikiran yang dilandasi al-kufru (kekufuran).
Al-Iman (keimanan) membimbing seorang muslim memandang berbagai persoalan besar (al-
haqa’iqul kubra) dengan al-bashair  (pengertian, pengetahuan, dan kecerdasan yang dilandasi
wahyu).
َ‫ير ٍة َأنَا َو َم ِن اتَّبَ َعنِي َو ُس ْب َحانَ هَّللا ِ َو َما َأنَا ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬
َ ‫ص‬ِ َ‫قُلْ هَ ِذ ِه َسبِيلِي َأ ْدعُو ِإلَى هَّللا ِ َعلَى ب‬
“Katakanlah: ‘Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak
(kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik’”. (QS, Yusuf, 12: 108)

Sedangkan al-kufru (kekufuran) mengarahkan manusia kepada al-ahwa-u (pengertian yang


dilandasi kecenderungan, khayalan, dan keinginan hawa nafsu).
‫ضلَّهُ هَّللا ُ َعلَى ِع ْل ٍم َو َختَ َم َعلَى َس ْم ِع ِه َوقَ ْلبِ ِه‬َ ‫َأفَ َرَأيْتَ َم ِن اتَّ َخ َذ ِإلَهَهُ هَ َواهُ َوَأ‬
‫َأ‬ ‫هَّللا‬
َ‫ص ِر ِه ِغ َشا َوةً فَ َم ْن يَ ْه ِدي ِ•ه ِم ْن بَ ْع ِد ِ فَاَل تَ َذ َّكرُون‬
َ َ‫َو َج َع َل َعلَى ب‬

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya
dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah
yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa
kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. Al-Jatsiyah, 45: 23)

5. Coba kalian jelaskan mengenai Ajaran Dasar dan juga ruang lingkup agama Islam lengkap
dengan dalil naqlinya!

Jawab:

ruang lingkup ajaran Islam adalah penjelasan tentang-tentang batasan dalam agama Islam.

Adapun ruang lingkul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Aqidah yaitu secara bahasa berasal dari kata akhada yakidu, aqidah artinya adalah
sesuatu yang tertancap dalam hati, mengakar kuat dan kokoh terhadap suatu dzat tanpa
ada keraguan sedikitpun. Aqidah ini pada prinsipnya mengakar pada Tauhid kepada
Allah Subhanahu wataala. adapun prinsip aqidah ini terbagi menjadi 3 yaitu:

 Prinsip pertama: Berserah diri pada Allah dengan bertauhid.


 Prinsip Kedua: Taat kepada Allah dengan cara berusaha sekuat mungkin menjalankan
perintahNya dan menjauhi LaranganNya
 Prinsip ketiga: Berlepas diri dari syirik dan pelaku syirik.

Dalilnya tentang aqidah adalah surat Al Ikhlas ayat 1 sampai dengan ayat 4.

2. Syariat yaitu hukum dan aturan yang mengatur segala aspek kehidupan baik itu untuk
Muslim maupun non-muslim (seluruh manusia). Secara garis besar syariah ini mencakup
2 hal yaitu:

 Hubungan dengan Tuhan (Habluminallah) seperti tentang hukum ibadah


 Hubungan dengan sesama Manusia (Habluminannas) seperti tentang hukum
muamalah
Dalilnya tentang aqidah adalah surat Al Jasiyah ayat 18 yaitu:

َ‫ك ع َٰلى َش ِر ْي َع ٍة ِّمنَ ااْل َ ْم ِر فَاتَّبِ ْعهَا َواَل تَتَّبِ ْع اَ ْه َو ۤا َء الَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ ‫ثُ َّم َج َع ْل ٰن‬
"Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari
agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang
yang tidak mengetahui." QS. Al-Jasiyah[45]:18

3. Akhlak yaitu tingkah laku sesorang yang didorong berdasarkan kesadaran untuk
melakukan suatu perbuatan. Contohnya akhlak terhadap orang tua, tetangga, teman,
hewan dan lainnya.

Dalilnya tentang akhlak salah satunya dalam surat Al Qalam ayat 4 yaitu:

ٍ ••••••••••ُ‫ك لَ َع ٰلى ُخل‬


‫ق‬ َ َّ‫َواِن‬
‫َظي ٍْم‬
ِ ‫ع‬
"Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur"

6. Sebagai mahasiswa yang memiliki intelektual yang tinggi, menurut kalian bagaimana
pandangan islam menyikapi permasalahan mengenai moderasi beragama?
Jawab:
Moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat
Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragamaan. Moderasi Beragama adalah cara
hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan
konflik karena perbedaan yang ada.
ketika kata moderasi disandingkan dengan kata beragama, menjadi moderasi beragama,
istilah tersebut berarti merujuk pada sikap mengurangi kekerasan, atau menghindari
keesktreman dalam cara pandang, sikap, dan praktik beragama.
Dalam bahasa Arab, padanan moderasi adalah wasath atau wasathiyah, yang berarti
tengah-tengah. Kata ini mengandung makna i’tidal (adil) dan tawazun (berimbang). Orang
yang menerapkan prinsip wasathiyah bisa disebut waasith. Kata waasith bahkan sudah
diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tiga pengertian, yaitu: pertama wasit berarti
penengah, atau perantara (misalnya dalam perdagangan, bisnis); makna kedua adalah: wasit
berarti pelerai (pemisah, pendamai) antara pihak-pihak yang berselisih; dan makna ketiga
adalah: wasit berarti pemimpin di pertandingan (seperti wasit sepakbola, badminton, atau
olah raga lainnya). Wasit tentu harus adil, kan.
Kalau mau dirumuskan, moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan praktik
beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama –
yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan
prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

7. Coba kalian jelaskan tentang asal muasal agama islam?


Jawab:
Allah adalah kata Arab untuk Tuhan. Bagi Muslim, Allah adalah dzat tertinggi di seluruh
alam semesta.
Setelah Muhammad menerima wahyu ilahi sekitar tahun 610 M, dia mendapatkan banyak
perhatian dan pengikut yang sangat beragam. Namun demikian, setelah kematian pamannya
dan bentuk perlindungannya, Abu Thalib, Muhammad hijrah ke kota Yathrib yang sekarang
dikenal sebagai Madinah untuk menghindari penganiayaan dari para tokoh Mekah.
Ketika Muhammad wafat pada tahun 632 M, ada banyak ketidaksepakatan tentang siapa
yang harus menjadi pemimpin Islam; ini karena pengaruh Muhammad yang sangat luas. Dia
masih dipandang oleh umat Islam saat ini sebagai keuntungan akhir Tuhan di semua cabang
utama Islam.
Populasi Muslim terus tumbuh dengan kecepatan tinggi dan diyakini melampaui kepercayaan
Kristen, agama yang paling dipraktikkan di dunia, menjelang akhir abad ke-21.

Sejarah Islam
Islam adalah salah satu agama monoteistik utama dunia. Itu dimulai pada awal abad ke-7.
Islam berasal dari kata “al-silm” dan “istaslama” yang artinya damai dan pasrah. Tuhan
dalam Islam disebut sebagai Allah, yang dalam bahasa Arab berarti “dewa” atau “dewa”.
Seseorang yang beriman dan mengamalkan agama Islam disebut Muslim.
Nabi Muhammad SAW hidup dari tahun 570-632. Ia lahir di Mekah dari keluarga kelas
menengah di suku penggembala nomaden yang kuat dan pedagang sukses. Ayahnya
meninggal sebelum dia lahir, dan ibunya meninggal ketika dia baru berusia enam tahun. Dia
dibesarkan oleh keluarga angkat hingga dewasa.
Muhammad bekerja sebagai pedagang selama beberapa tahun di jalur perdagangan antara
Arab, Suriah, dan Yaman. Dia bertemu dengan seorang janda kaya bernama Khadijah yang
menyewanya untuk melindungi karavannya di jalur perdagangan dan mereka akhirnya
menikah. Ketika Muhammad berusia 40 tahun dia mulai mendengar suara-suara dan melihat
penampakan malaikat-malaikat ilahi.
Nabi Muhammad SAW terus mendapatkan wahyu ini dan mulai mengkhotbahkan
pesannya. Dia segera mendapatkan banyak pengikut, namun keyakinannya hanya pada satu
tuhan mengecewakan orang-orang yang menyembah banyak dewa. Mereka takut ajaran
Muhammad akan mengecewakan dewa-dewa kafir yang melindungi perdagangan mereka.
Dengan lebih dari 1,5 miliar pengikut di lebih dari 232 negara, Islam telah berkembang
menjadi salah satu agama terbesar di dunia. Banyak Muslim tinggal di Asia, Afrika, dan
Timur Tengah. Pertumbuhan dan penyebaran Islam dimulai ketika Nabi Muhammad mulai
membagikan wahyu ilahi dan menyebarkan pesan yang dia terima dari Allah.

8. Bagaimana menurut pandangan kalian mengenai Ideologi Pancasila yang menjadi dasar
Negara kesatuan Republik Indonesia, apalagi sejalan dengan pandangan ideologi Islam?
Jawab:
kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu panca yang berarti lima, dan sila
yang berarti ajaran atau dasar. Istilah Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh agama
Budha pada jaman Majapahit.
Ditinjau secara istilah Pancasila adalah dasar negara yang disebut falsafah atau dasar
negara. Di dalam kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dijelaskan bahwa Pancasila
berisi ajaran sebagai berikut: 1) Dilarang membunuh 2) Dilarang mencuri 3) Dilarang berzina
4) Dilarang berdusta 5) Dilarang meminum minuman keras, (Kebudayaan, 2014).
Dengan berbagai pertimbangan yang mencakupi, keragaman suku bangsa, agama, budaya
yang terdapat di Indonesia, dikeluarkan Peratuan Presiden atau PP No. 12 tahun 1968
tertanggal 13 April 1968 mengenai Rumusan Dasar Negara dalam negara Indonesia,
dikemukakan Rumusan Pancasila yang benar dan sah adalah rumusan yang tercantum di
dalam pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 dengan
rumusan sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (Kebudayaan, 2014)
Mencintai tanah air tidak dilarang agama. Yang dilarang adalah mengurus suatu negara
atau mengajak orang lain untuk mengurusnya dengan asa kebangsaan tanpa mengambil
aturan Islam.
Semangat nasionalisme serta cinta tanah air dan menyatukannya dengan aturan Islam
adalah sikap terpuji. Sebagaimana Alquran surah Al-Hujurat mengakui eksistensi bangsa-
bangsa, tapi menolak nasionalisme sempit yang mengarah kepada Ashabiyah. Kebangsaan
adalah suatu fitrah dan alamiyah.
Hubungan NKRI, Nasionalisme dengan Islam. Dalam pemahaman Muhammadiyah,
Pancasila adalah darul ahdi wa syahadah (Negara Konsensus dan Kesaksian). Sedangkan
NU memahami Pancasila sebagai mu’ahadah wathaniyah (Kesepakatan Kebangsaan).
Peneguhan sikap Muhammadiyah dan NU mengenai Pancasila tersebut sekaligus menjadi
kritik dan perlawanan atas upaya-upaya kelompok tertentu untuk mengganti dan mengubah
Pancasila sebagai ideologi bangsa.
Maka bisa di ambil kesimpulan bahwa Pancasila, NKRI dan Nasionalisme tidak
bertentangan dengan agama Islam seperti dalam ushul fiqh dikenal dengan maqasid asy-
syari’ah untuk memelihara hal-hal yang menjadi sendi eksistensi kehidupan (al-umūr al-
ḍarūriyyah).
Hifz an-nafs, melindungi keselamatan fisik atau jiwa manusia dari tindakan kekerasan di luar
ketentuan hukum. Hifz ad-din, melindungi keyakinan atas suatu agama. Hifz an-nasb,
menjaga kelangsungan hidup dengan melindungi keturunan atau keluarga. Hifz al-
mal, melindungi hak milik pribadi atau harta benda. Hifz al-aql, melindungi kebebasan
berfikir.
Dapat dikatakan bahwa ideologi pancasila sudah sejalan dengan ajaran agama islam
dimana butir-butir yang terdapat pada pancasila tersebut merupakan rujukan dari agama
islam. Serta dalam pembentukan ideologi pancasila dilibatkan dari segala kalangan termasuk
para ulama-ulama pada saat itu.

9. Mengapa di Indonesia khususnya umumnya di dunia, Agama beraneka ragam selain Agama
Islam?
Jawab:
Memang benar bahwa ada banyak agama, Karena dunia ini begitu luas, maka ada ribuan
agama di dunia. Itu pertanda bahwa manusia memang berbeda-beda. Manusia mencari Tuhan
dengan cara yang berbeda. Perbedaan itu adalah hal yang baik, karena membawa kekayaan
pengalaman hidup. Jadi kita harus menghormati perbedaan itu, agar kita berpandangan luas
dalam pergaulan sesama manusia, dan sebagai sesama warganegara.
Tentu, orang tua kita masing-masing telah mengajarkan cara hidup yang baik pada anak-
anaknya. Pelajaran itu diantaranya melalui ajaran agama yang diwariskan turun-temurun.
Jadi, ajaran agama bertujuan baik, yaitu sebagai pegangan manusia untuk menjalani
kehidupan yang baik.
Agama tumbuh bersama peradaban, Jadi sudah ribuan tahun agama bersama manusia.
Ada beragam peradaban di dunia, ada beragam kebiasaan dan beragam cara hidup. Maka
masuk akal bila ada banyak agama. Agama adalah kumpulan ajaran yang diwariskan
sepanjang sejarah peradaban manusia. Yaitu ajaran tentang cara hidup yang baik menurut
masing-masing peradaban. Ada yang percaya bahwa agama itu berasal dari Tuhan. Ada juga
yang menganggap bahwa agama itu adalah kumpulan ajaran orang-orang bijak.
Para nabi yang mengajarkan kebaikan dan keadilan, misalnya. Ada banyak orang bijak yang
ajarannya diikuti banyak orang. Jadi ada banyak ajaran agama. Setiap orang punya pilihan.
Tidak ada yang boleh memaksakan, karena setiap paksaan akan menyakiti orang lain.
Dalam perkembangan peradaban, ada pegangan lain. Misalnya ajaran ilmu pengetahuan.
Melalui ilmu pengetahuan banyak pertanyaan tentang alam dan kehidupan dapat dijawab.
Misalnya, kalian tentu telah belajar tentang cara terjadinya hujan. Atau, mengapa perilaku
menggunduli hutan itu tidak baik bagi kehidupan kita. Itu semua sudah dijawab oleh ilmu
pengetahuan. Kita percaya jawabannya benar, karena keterangan ilmu pengetahuan itu masuk
akal. Jawaban itu adalah hasil perkembangan pemikiran manusia.
Peradaban yang terus berubah-ubah menyebabkan timbulnya kepercayaan-kepercayaan akan
hal spiritualitas.

10. Coba kalian jelaskan keunggulan-keunggulan Agama Islam sebagai Dzinul Haq
dibandingkan dengan agama selain Islam?
Jawab:
Keunggulan Agama Islam sebagai jalan untuk mencapai kedamaian sempurna melalui
penyerahan kehendak Tuhan; diyakini sebagai satu-satunya cara untuk menemukan
kebahagiaan sejati.
Umat Muslim umumnya mempercayai enam hal berikut:
 Percaya pada satu Tuhan (Allah),
 Percaya pada Malaikat,
 Keyakinan pada Kitab Suci seperti Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa dan
Alquran yang diturunkan kepada Muhammad,
 Keyakinan pada semua nabi yang diutus oleh Tuhan termasuk Nuh, Ibrahim, Ismail,
Ishak, Yakub, Musa, Isa, dan, tentu saja, Muhammad. Sangat penting untuk
menyatakan bahwa Muslim tidak percaya pada Yesus sebagai Anak Tuhan seperti
orang-orang yang beragama Kristen,
 Keyakinan pada Hari Penghakiman dan kehidupan setelah kematian. Muslim sangat
percaya bahwa pahala terbaik untuk melakukan perbuatan baik adalah semakin dekat
dengan Tuhan,
 Memahami bahwa Tuhan atau Allah adalah Yang Mahakuasa dan tidak ada yang bisa
terjadi tanpa izin dan kehendak-Nya.
Keyakinan Islam memiliki banyak keyakinan yang kuat, dan lima rukun Islam memandu
gaya hidup mereka. Kelima komponen tersebut harus dipraktikkan untuk menikmati hidup
yang lebih damai dan bermakna. Berikut adalah uraian singkat masing-masing dari kelima
pilar tersebut:
 Shahadah: dikenal sebagai deklarasi iman, Shahadah didirikan agar umat Islam dapat
bersaksi dan bersaksi bahwa hanya ada satu Tuhan dan nabi-Nya adalah Muhammad.
 Salat: shalat disebut shalat, dan harus dilakukan lima kali sehari (subuh, siang, sore,
matahari terbenam, dan malam. Shalat harus diucapkan dalam bahasa Arab dan
menghadap ke arah Mekah.
 Zakat: dikenal sebagai pajak sedekah, Muslim yang taat harus membantu orang
miskin dan memberikan 2,5% dari kekayaan mereka kepada mereka yang
membutuhkan.
 Puasa: Umat Islam berpuasa pada siang hari di bulan kesembilan dari kalender lunar
Islam yang dikenal sebagai Ramadan. Ini adalah waktu belajar dan disiplin diri yang
menunjukkan kesetaraan kepada orang miskin.
 Haji: Muslim percaya untuk melakukan ziarah ke Mekah ke Kabah setidaknya sekali
dalam hidup mereka tidak peduli di mana mereka berada di dunia. Kabah diyakini
dibangun oleh Ibraham dan salah satu putranya; itu sangat sakral bagi semua Muslim.
Dengan menjadi akrab dengan doktrin utama Islam yang disebutkan di atas, individu dari
semua jenis keyakinan belajar menjadi lebih berbelas kasih kepada sesamanya.
Penjabaran diatas merupakan keunggulan Agama Islam dibandingkan dengan Agama lain
dimana terdapat hal maka:
(1). Seorang muslim beribadah hanya kepada Tuhan yang Maha Esa, tidak
mempersekutukan dengan yang lainnya, mempunyai nama-nama nan indah, sifat-sifat
mulya. Sehingga seorang muslim menyatukan wajah dan tujuannya hanya kepada-
Nya.
(2). Dampak yang dirasakan pada jiwa seorang muslim dari melaksanakan ibadah-ibadah
islamiyah. Seperti ibadah sholat, merupakan jalinan hubungan antara seorang hamba
dengan Tuhannya, manakala dilaksanakan dengan khusyu’, akan terasakan
ketenangan dan kedamaian. Karena dia pasrahkan semuanya hanya kepada Allah
semata.
(3). Sesungguhnya Islam telah memerintahkan semua kebaikan dan melarang semua
kemunkaran.
Namun saya meyakini tidak ada agama manapu di dunia yang menngajrkan akan
ketidakbenaran.

Anda mungkin juga menyukai