ِ ْ ضيْتُ لَ ُك ُم
اْلس ََْل َم ِد ْينًا َ ُا َ ْليَ ْو َم ا َ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَتْ َم ْمت
ِ ع َل ْي ُك ْم ِن ْع َمتِ ْي َو َر
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepada-
mu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam jadi agamamu (QS, Almaidah 5:3).
Islam merupakan satu-satunya agama samawi (Ansyari, 1996). Islam adalah agama yang
dinyatakan Allah dalam al-Quran Surah Ali Imran ayat 3, sebagai satu-satunya agama yang
diakui dan diridhai oleh Allah Swt. Oleh sebab itu, orang yang memeluk agama selain Islam
adalah sesat dan ditolak oleh Allah Swt (PPM, 2018).
Kata Islam berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari huruf alif, sin, dan lam, sehingga
menjadi Islam. Kata Islam berasal dari akar kata Aslama ()أَ ْسلَ َم, yaslimu ()يَ ْس ِل ُم, Islaaman (( ِإس ََْل ًم,
yang berarti tunduk, patuh, taat. Al-Quran menyebutkan kata Islam dalam beberapa makna,
yaitu:
a. Bermakna Damai (ِس ْلم
َّ )
Islam bermakna damai, terdapat dalam Quran surah Al-Anfal (8: 61), yang berbunyi:
“Tetapi, jika mereka condong pada perdamaian, maka terimalah dan bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi maha mengetahui”.
Kata salm (ِس ْلم
َّ ) dalam ayat di atas bermakna damai atau perdamaian. Perdamaian
merupakan makna asli dari kata Islam. Muslim bermakna orang yang damai dengan Allah.
Hal ini bermakna memasrahkan diri seutuhnya pada kehendak-Nya. Dan berdamai dengan
1
manusia bermakna tidak hanya menghapuskan perbuatan jahat dan negatif lainnya. Akan
tetapi, harus berbuat baik terhadap sesama manusia (Ali, 1977). Hal ini pula menjadi bukti
konkrit bahwa Islam merupakan agama yang cinta pada perdamaian. Oleh sebab itu, suatu
kekeliruan besar jika orang menyebut Islam agama yang dibangun melalui peperangan,
orang Islam (Muslim) sebagai teroris.
b. Bermakna menyerah (ِسلَ َم
ْ َ )ا
Islam juga memiliki makna menyerah. Hal ini terdapat dalam Q.S al-Baqarah
(2:112) yang berbunyi:
ْ َبَ ٰلى َم ْن ا
ِ ٰ ِ ٗسلَ َِم َو ْج َهه
…لِل َو ُه َو ُم ْحسِن
“Tidak. Barang siapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan dia berbuat baik….”
Kata Aslama (سلَم
ْ َ )اpada ayat di atas bermakna penyerahan diri secara totalitas
hanya pada Allah. Artinya bahwa sebagai seorang Muslim, harus menyerahkan jiwa raga,
hidup dan matinya hanya untuk Allah. Dalam artian beribadah sepenuhnya kepada Allah
semata. Hal tersebut dikukuhkan oleh Allah dalam Surah Al-An’am (6:162), yang
berbunyi:
2
segala aktivitas seorang Muslim, baik ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh yang
dilaksanakannya harus bersih atau suci dari kemusyrikan. Oleh sebab itu layak Islam
dimaknai sebagai bersih atau suci.
علَ ۡي ُك ۡم َ َواِذَا َجا ٓ َء َك الَّذ ِۡينَ ي ُۡؤ ِمنُ ۡونَ بِ ٰا ٰيتِنَا فَقُ ۡل
َ سلَم
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang ke padamu, maka
katakanlah: "Salaamun alaikum (Selamat sejahtera untuk kamu)”.
َعلَ ۡي ُك ُم ۡاد ُخلُوا ۡال َجـنَّةَ بِ َما ُك ۡنت ُ ۡم ت َعۡ َملُ ۡون
َ س ٰلم َ ُالَّذ ِۡينَ تَتَ َوفٰٮ ُه ُم ۡال َم ٰٰۤل ِٕٮ َكة
َ َط ِي ِب ۡينَ يَقُ ۡولُ ۡون
(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka): "Salaamun 'alaikum (Selamat sejahtera atas kamu),
masuklah kamu ke dalam Syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan."
Beberapa ayat di atas menjelaskan bahwa Islam yang juga bermakna selamat
sejahtera merupakan agama yang ramah dan menyambut siapa saja yang datang untuk dan
karena keadaan yang baik, maka dia akan memperoleh keselamatan dan kesejahteraan.
3
ٰ سلَّ َم ه ََو َما أ َ ْنزَ َل
ّٰللاُ فِي َ علَ ْي ِه َو ٰ صلَى
َ ُّٰللا ْ ي) الَّذ
َ ِي َجا َء ِب ِه ُم َحمضد ُّ اْل ْسَلَ َم ُّ َ اَل ِدي ُْن (أ
ِ ْ ي ا َ ِلدي ُْن
صَلَحِ ْال ِعبَا ِد د ُ ْنيَا ُه ْم
َ ت ِل ِ ْ سنَّةُ الُ َم ْقب ُْولَةُ ِمنَ ْاْل َ َو ِام ِر َوالنَّوا َ ِه ْي َو
ِ اْل ْرشَادَا ْ َآن َو َما َجائ
ُّ ت ِب ِه ال ِ ْالقُ ْر
.َوأ ُ ْخ َر ُه ْم
“Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, yakni agama Islam, ialah apa yang
diturunkan Allah di dalam al-Quran dan yang tersebut dalam sunnah maqbulah ( ) َم ْقب ُْولَةberupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di
dunia dan akhirat” (PPM, 2018).
Mahmud Syaltout mengemukakan makna Islam dengan kalimat berikut.
ُسلَّ َم َو َكلَّفه
َ علَ ْي ِه َو ٰ صلَّى
َ ُّٰللا ُ ص ْي ِبتَعا ِل َم ِه فِي أ ُ ْو
َ ص ْو ِل ِه َوش َِرائِ ِع ِه إِلَى النَّبِي ِ ُم َح َّمد ِ ِي أ ُ ْو
ْ ُه َو ِد ْينُهُ الَّذ
.بَتَ ْب ِل ْي ِغ ِه ِللنَّ ِس َكافَّ ٍة َودَع َْوتَ ُه ْم أِلَ ْي ِه
“Islam merupakan agama yang diwasiatkan oleh Allah Swt melalui ajaran-ajaran-Nya berupa
pokok-pokok dan syariat yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw yang wajib
menyampaikannya kepada seluruh manusia agar mereka memeluk Islam” (Syaltout, 1996).
Allah berfirman dalam al-Quran surah Ali Imran (3:19) yang berbunyi:
ِ ْ ِّٰللا
اْلس ََْل ُم ٰ َالديْنَ ِع ْند
ِ … ِإ َّن
“…Sesungguhnya agama (yang diridhai) Allah hanyalah Islam.”
Agama Islam diartikan dengan peraturan Allah, yang membawa manusia yang
menggunakan akalnya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, mencakup aqidah dan amalan.
Islam juga diartikan dengan sebuah sistem yang meliputi peraturan yang komprehensif dan
lengkap, bagi seluruh aktivitas hidup manusia (Muhsinin, M, dkk, 2020).
Beberapa istilah di atas mengindikasikan bahwa Islam adalah agama yang dibawa oleh
para Nabi (dari Nabi Adan as sd. Nabi Muhammad saw), yang berisi peraturan dalam bentuk
perintah dan larangan. Semua itu untuk menjadi petunjuk bagi seluruh alam untuk kebahagiaan
hidup manusia di dunia sekaligus akhirat.
5
meskipun harus mengorbankan harta dan jiwa. Karena memelihara agama adalah
merupakan bagian tujuan dan kewajiban umat Islam.
b. Hifzhun nafs (memelihara jiwa)
Arti kata hifzhun nafs adalah memelihara jiwa, yaitu mencegah diri untuk tidak
melakukan perbuatan yang buruk pada jiwa, dan memastikannya agar tetap hidup (Al-
Khadimi, 2006). Hifzhun nafs adalah salah satu diantara beberapa tujuan agama Islam (Al-
Badawi, t.th). Hal ini sesuai dengan tujuan Islam diturunkan sejak awal kenabian, yaitu
memelihara hak-hak manusia, terutama hak hidup. Islam adalah ajaran yang memuliakan
jiwa manusia. Salah satu upaya untuk menjaga jiwa ini, Islam telah mensyariatkan adanya
perkawinan. Dengan perkawinan, maka manusia akan terhindar dari kerusakan generasi, dan
memelihara keturunan agar tetap mulia. Inilah salah satu syariat yang mengajarkan bahwa
memelihara jiwa adalah perbuatan terpuji
c. Hifzhul ‘Aql (memelihara akal)
Hifzhul 'aql bermakna memelihara akal agar tetap berada pada kondisi sehat dan
sadar, serta memiliki nilai-nilai humanis yang tetap bernuansa ilahiyah. Selain memelihara
akal dengan baik, akal juga perlu dirawat dan dikembangkan potensinya. Diantara upaya
yang harus dilakukan untuk pengembangan potensi akal ini adalah dengan cara menggiatkan
kebiasaan literasi dalam berbagai bidang, termasuk bidang keagamaan. Menuntut ilmu
untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas, juga merupakan bagian dari cara
untuk memelihara akal.
d. Hifzhun Nasb (memelihara keturunan)
Tata cara memelihara keturunan yang diatur dalam Islam adalah dilarangnya
melakukan praktik zina. Karena zina merupakan perbuatan yang mengaburkan nasab atau
garis keturunan. Islam memberi stigma zina dengan perbuatan Faahisah (Keji) dan jalan
yang buruk. Sebagaimana firman Allah dala Surah Al-isra' (17: 32) yang berbunyi:
َ س ٰۤا َء
س ِبي ًَْل َ شةً َو ِ َو َْل ت َ ْق َربُوا
ِ َالز ٰن ٓى اِنَّهٗ َكانَ ف
َ اح
"Jangan kamu dekati zina, karena sesungguhnya Zina itu adalah perbuatan keji dan
merupakan jalan yang buruk".
Ayat di atas menegaskan bahwa melarang mendekati zina, apalagi melakukannya.
Karena, zina adalah pebuatan yang keji. Praktik perzinahan banyak menghadirkan
kerusakan. Disamping merusak keturunan. Karena, akan lahir keturunan yang tidak
6
bernasab. Zina dapat juga merusak kesehatan manusia, karena perbuatan zina dapat
menimbulkan penyakit kelamin yang menjijikkan, seperti Klamidia, Sipilis, Gonore, herpes
Genital, termasuk aids, dll.
e. Hifzhul Maal (memelihara harta)
Memelihara harta di dalam Islam adalah sebuah perbuatan yang penting. Oleh sebab
itu, Islam mengajarkan pada manusia untuk berusaha dengan cara yang halal. Agar harta
yang didapat mengandung berkah dan mendapatkan ridha Allah Swt.
Semua tujuan Islam yang telah dikemukakan di atas pada hakikatnya bermuara pada
makna Islam secara istilah (sebagaimana yang dikemukakan di atas). Bahwa tujuan agama
Islam (diturunkan) adalah agar manusia dapat mencapai hidup yang maslahat di dunia
(jasmani, rohani, individual, dan sosial), juga akan mencapai kemaslahatan hidup di akhirat
kelak. Tujuan tersebut dapat tercapai, jika ajaran Islam dijadikan pedoman dalam meniti
kehidupan ini.
4. Fungsi Agama Islam
Secara umum, agama memiliki dua fungsi; 1) fungsi latent dan 2) fungsi manifest.
Fungsi latent terbentuk dari ungkapan praktis kepercayaan (iman) yang dianut seseorang, yang
terwujud dalam bentuk konkrit yang secara tidak sadar membentuk keharmonian (equilibrium)
dalam masyarakat (Louis Schneider, 1970), dalam (PPM, 2018). Adapun fungsi manifest
agama adalah fungsi yang sengaja diciptakan, memiliki tujuan yang jelas, bahkan tertata
dengan rapi (Robert K. Melton, 1949) dalam (PPM, 2018). Apapun wujud fungsi agama
semuanya menuntun ke arah keharmonian dan equilibrium masyarakat. Oleh sebab itu, agama
dalam pandangan Sosiologi Fungsionalisme, dalam pembentukan karakter masyarakat, agama
memiliki fungsi yang amat penting. Agama berfungsi sebagai “nilai” penentu perilaku
masyarakat (PPM, 2018).
Secara historis, sebelum Islam hadir, manusia secara umum dapat diperjual-belikan.
Khusus kaum perempuan, dianggap lebih rendah dari hewan. Kondisi ini disebut dengan zaman
jahiliyyah. Jahiliyah diartikan dengan zaman kebodohan. Namun bukan berarti pada saat itu
orang tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Akan tetapi, tindakan manusia terhadap kaum
perempuan khususnya adalah lebih rendah dari hewan. Sementara, hewan sangat menyayangi
anak-anaknya ketika telah lahir, akan tetapi manusia pada masa jahiliyah ini membunuh anak-
anak perempuan mereka yang baru saja lahir. Hal ini mereka lakukan karena menganggap
7
bahwa memiliki anak perempuan adalah sesuatu yang dapat merendahkan kedudukan mereka
di mata masyarakatnya.
Kondisi tersebut sangat dibenci oleh Allah Swt. Karena, di sisi Allah kedudukan
manusia, laki-laki maupun perempuan adalah sama, yang membedakan terhormatnya
kedudukan manusia di mata Allah adalah karena ketaqwaannya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Islam hadir di muka bumi ini memiliki fungsi yang amat urgent (penting),
yaitu menjadi landasan berfikir dan bertindak bagi pemeluknya, agar mereka tidak berbuat hal-
hal yang merusak tatanan hidup manusia dalam segala aspeknya. Selain fungsi latent dan
manifest di atas, Islam juga memiliki fungsi lain, yang mana fungsi tersebut sangat bermanfaat
bagi manusia secara umum, dan umat Islam khususnya. Fungsi-fungsi dimaksud adalah
sebagai berikut.
a. Sebagai Agama Pemersatu (Unifying Religion)
Islam mengandung ajaran yang berfungsi sebagai pemersatu, karena Islam tidak
pernah membeda bedakan antara si kaya dengan yang miskin, antara kulit putih dengan
kulit hitam, antara suku yang satu dengan lainnya. Karena Islam mengajarkan melalui al-
Quran bahwa manusia terbaik dan paling mulia itu hanya taqwanya, bukan karena harta,
kedudukan, nasab dan lain sebagainya. Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Hujurat
(49: 13), yang berbunyi:
َارفُ ْوا ۚ ا َِّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند ُ اس ِانَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم
َ شعُ ْوبًا َّوقَ َب ٰۤا ِٕٮ َل ِلتَ َع ُ َّٰ ٓياَيُّ َها الن
ع ِليْم َخ ِبيْر َ َّٰللاٰ ّٰللاِ اَتْ ٰقٮ ُك ْم ا َِّن
ٰ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu bersuku-suka dan berbangsa-
bangsa agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha teliti.
8
Akhlak mulia harus menjadi prioritas umat Islam dalam bersikap dan berperilaku,
baik dalam bentuk hablum minallah (hubungan dengan Allah) maupun hablum minan nas
(hubungan dengan sesama manusia), termasuk hablum minal ‘alam (hubungan dengan
lingkungan hidup) di sekitar kita (Syamsuddin, 2022).
Sebagai agama tuntunan, Islam mengarahkan pemeluknya untuk menjalankan
seluruh aturan, baik perintah maupun larangan yang ada di dalamnya. Semua itu dapat
dijadikan perisai dan tuntunan bagi manusia umumnya, dan umat Islam khususnya, agar
bersikap dan berperilaku yang tidak merugikan orang lain, maupun lingkungannya.
c. Sebagai Ajaran Moderat
Maksud dari ajaran moderat mengindikasikan bahwa Islam tidak menyukai
perbuatan yang berlebihan (ekstrim) kanan ataupun berlebihan (ekstrim) kiri, akan tetapi
mengambil sikap pertengahan. Hal ini agar tercipta keseimbangan hidup, sehingga
terwujud sikap yang benar dan lurus. Oleh sebab itu, Islam memerintahkan pada umatnya
agar tetap menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi. Sebagaimana firman
Allah dalam al-Quran yang berbunyi:
ُّٰللا َ َص ۡي َب َك ِمنَ الد ُّۡن َيا َوا َ ۡحس ِۡن َك َم ٰۤا ا َ ۡح
ٰ َسن ِ سن ٰ ۡ َّار
َ اْل ِخ َرة َ َو َْل ت َ ۡن َ ّٰللاُ الد
ٰ ٮك َ َو ۡابتَغِ فِ ۡي َم ٰۤا ٰا ٰت
ّٰللاَ َْل يُ ِحبُّ ۡال ُم ۡف ِس ِديْن
ٰ ض ا َِّن ِ سادَ فِى ۡاْلَ ۡر َ َاِلَ ۡي َك َو َْل ت َ ۡبغِ ۡالـف
“Dan carilah pada apa-apa yang dianugerahkan Allah untukmu (kebahagiaan) akhirat,
dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan-mu di dunia … (QS. al-Qashash: 77).
Nabi Saw dalam sabdanya tidak membenarkan seseorang mencintai dunia, dengan
meninggalkan atau melupakan persiapan kehidupan akhirat. Sebaliknya, Islam juga
menentang seseorang yang hanya menjalani kehidupan untuk akhiratnya saja. Lihat hadits
berikut.
ْ َ أ:سلَّ َم
ص ِل ُح ْوا د ُ ْن َيا ُك ْم َوا ْعلَ ُم ْوا َ علَ ْي ِه َو ٰ صلَّى
َ ُّٰللا ُ قَا َل َر:ع ْنهُ قَا َل
ِ ٰ س ْو ُل
َ ّٰللا َ ُّٰللا
ٰ ي ِ ع ْن أَن ٍَس َر
َ ض َ
َ َِْل َ ِخ َرتِ ُك ْم َكأَنَّ ُك ْم تَ ُم ْوت ُ ْون
-غدًا – رواه الديلمي
"Dari Anas ridha Allah atasnya ia berkata: Bersabda Rasulullah saw. Perbaikilah
duniamu dan bekerjalah untuk akhiratmu, seolah-olah kamu akan mati esok, (HR.
Addailamy)."
9
B. Sumber Ajaran Islam
Secara umum, sumber ajaran Islam adalah al-Quran dan Sunnah. Hal ini dijelaskan
dalam Hadits nabi saw berikut.
ُ سنَّةَ َر
س ْو ِل ِه َّ ضلُّ ْوا َما تَ َم
َ َ ِكت: س ْكت ُ ْم ِب ِه َما
ُ اب هللاِ َو ِ َت َ َر ْكتُ فِ ْي ُك ْم أ َ ْم َري ِْن لَ ْن ت
Aku tinggalkan padamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada
keduanya, yaitu kitab Allah (al-Quran) dan sunnah Rasul-Nya".
11
Penjelasan tentang Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab terdapat dalam beberapa
ayat al-Quran berikut.
َ ع َر ِبيًّا
غي َْر ذِي ِ اس ِفي َهذَا ْالقُ ْر
َ قُ ْرآنًا. َآن ِم ْن ُك ِل َمث َ ٍل لَ َعلَّ ُه ْم َيتَذَ َّك ُرون َ َولَقَ ْد
ِ َّض َر ْبنَا ِللن
َِع َوجٍ لَ َعلَّ ُه ْم َيتَّقُون
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al Quran dalam “bahasa Arab” yang
tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.”
َعلَى قَ ْل ِب َك ِلت َ ُكونَ ِمن ُّ ) نَزَ َل ِب ِه391( َب ْال َعالَ ِمين
ُ الرو ُح ْاْل َ ِم
َ )391( ين ِ َو ِإنَّهُ لَتَ ْن ِزي ُل َر
ين
ٍ ع َر ِبي ٍ ُم ِب
َ ان
ٍ سَ ) ِب ِل391( َ( ْال ُم ْنذ ِِرين391)
“Dan sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab
yang jelas.”
11
yang ummi (buta huruf), sehingga para orientalis meragukan kemurnian al-Quran. Namun,
Allah menjamin keaslian al-Quran selama-lamanya, sebagaimana firman Allah berikut.
ُ الذ ْك َر َو ِإنا لَهُ لَ َحا ِف
َظ ُون ُ ِإنا
ِ نحن نزلنا
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya" (Q.S 15: 9).
Jaminan terpeliharanya keaslian al-Quran tersebut menjadikan al-Quran sebagai kitab
yang tidak boleh diragukan kebenarannya. Allah berfirman dalam al-Quran yang berbunyi:
َاس َما نُ ِز َل اِلَ ْي ِه ْم َو َل َعلَّ ُه ْم َيت َ َف َّك ُر ْون ِ الزب ُِر َوا َ ْنزَ ْلنَا ٓ اِلَي َْك
َِ الذ ْك َر لت ُ َبي
ِ َّن ِللن ِ ِب ْال َب ِي ٰن
ُّ ت َو
12
"(Mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab dan
Kami turunkan (al-Quran) kepadamu, agar engkau terangkan kepada manusia apa yang
telah diturunkan kepada mereka, agar mereka memikirkan."
Maksud ayat di atas bahwa salah satu tugas Nabi saw diutus adalah untuk memberikan
penjelasan/keterangan tentang kitab al-Quran. Karena, banyak ayat al-Quran yang bersifat 'am
(umum), kully (universal) dan mutasyabihat (bermakna ganda), yang perlu diberi penjelasan
agar dapat menjadi juz'iyyat (khusus/rinci), serta muhkamat (memiliki arti yang jelas).
Penjelasan-penjelasan Rasul terhadap tersebut dikenal dengan al-Hadits.
Secara lebih khusus fungsi hadits terhadap al-Quran menurut para ulama cukup
beragam. Namun, berikut ini disampaikan 4 fungsi saja, yaitu:
a. Sebagai Bayan Tawdih/Tafsir
Bayan Tawdih/tafsir berarti bahwa hadis berfungsi untuk menjelaskan atau
menafsirkan ayat-ayat al- Quran yang sulit difahami maknanya. Misalnya ayat-ayat yang
bersifat mutasyabihat (bermakna ganda), musytarak (memiliki makna rangkap, dua atau
lebih), dan mujmal (samar-samar atau beragam arti). Salah satu contoh yang menunjukkan
hadist sebagai bayan tafsir adalah tentang pelaksanaan sholat. Begitu banyak ayat al-
Quran yang berisi perintah untuk mendirikan shalat, akan tetapi tak satu ayat pun ayat
menjelaskan bagaimana cara melaksanakannya. Baik kaifiyatnya, doa-doanya, dan hal-hal
lain terkait sholat.
Tata cara sholat secara rinci dijelaskan di dalam banyak hadits, mulai bagaimana
cara berniat, takbiratul ihram, sampai pada salam dan seluruh do-doanya. Oleh sebab itu,
Nabi saw bersabda:
13
kamu tuma’ninah dalam sujud, kemudian perbuatlah itu dalam shalatmu semuanya
(Al-Bukhari, t.t.).
ُ شهۡ َر فَ ۡليَـ
ُص ۡمه َّ ش ِهدَ ِم ۡن ُك ُم ال
َ فَ َم ۡن
"Maka barang siapa yang menyaksikan bulan (Ramadhan), maka berpuasalah" (Q.S. Al-
Baqarah 2: 185).
Hadits dan ayat di atas memiliki makna yang sama. Sebagai bayan Taqrir hadits
tersebut nampak lebih menegaskan makna ayat yang dijelaskannya.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah sumber hukum Islam yang ketiga, setelah al-Quran dan al-Hadits. Kata
ijtihad berasal dari kata jahada )َ) َج َهد, yajhadu )ُ)يَجْ َهد, ijtihadan )ً)إِجْ تِ َهادا, yang berarti
bersungguh-sungguh. Ijtihad secara istilah didefinisikan dengan upaya sungguh-sungguh
yang dilakukan seseorang dengan kriteria tertentu untuk melahirkan istimbath hukum dari
suatu peristiwa, yang secara jelas tidak ditemukan hukumnya di dalam al-Quran ataupun
Hadits. Semasa Rasulullah Saw hidup, beliau merupakan titik sentral tempat semua umat
14
Islam menanyakan hukum dan ketentuan terhadap suatu kejadian atau lainnya. Setelah beliau
wafat, maka ijtihad mulai dilakukan secara intens oleh para sahabat.
Seiring berjalannya waktu, dan berkembangnya teknologi dan peradaban manusia, maka
semakin banyak masalah kehidupan yang muncul di masyarakat. Sementara ketentuan
hukumnya tidak ditemukan dalam al-Quran maupun Hadits. Contohnya; transplantasi organ
tubuh, cloning, bayi tabung, bank sperma, bank ASI, dan sebagainya. Hal ini menuntut
manusia untuk menggunakan akalnya untuk mencari solusi dari permasalahan-permasalahan
tersebut, dengan jalan ijtihad (Sumitri, 2016).
Adapun ayat al-Quran yang mengindikasikan dibolehkannya penggunaan akal (dalam
menentukan hukum sesuatu), yang belum ada dalam al-Quran atau Sunnah adalah sebagai
berikut.
C. Ruang PrLingkup Ajaran Islam (Tuhan, manusia, alam, penciptaan dan keselamatan)
Ajaran Islam terkandung dalam al-Quran mencakup aspek yang sangat luas, karena
mengatur hidup manusia dalam segala aspeknya. Secara garis besar ruang lingkup ajaran Islam
dapat dilihat dari hadist Nabi berikut ini
15
علَ ْينَا َ َسلَّ َم ذ
َ ات يَ ْو ِم أِ ْذ
َ طلَ َع َ ّٰللاِ َو
ٰ س ْو ِل ً ع ْنهُ أ َ ْي
َ بَ ْينَ َما ن َْح ُن ُجلُ ْوس ِع ْندَ َر:ضا قَا َل َ ُّٰللا
ٰ ي َ ض ُ ع ْن
ِ ع َم َر َر َ
َحتَّى,ف ِمنَّا أ َ َحد ُ َوْلَ َي ْع ِر,سفَ ِر َّ علَ ْي ِه أَث َ ُر الَ ْلَ ي َُرى،ش ْع ِر َّ س َوادِال َ ُ ش ِد ْيد
َ ب ِ َش ِد ْيد ُ بَي
ِ اض الثِيَا َ َر ُجل
َ يَا ُم َح َّمد أ َ ْخ ِب ْر ِن ْي:علَى فَ ِخذَ ْي ِه َوقَا َل
ع ِن َ ض َع َكفَّ ْي ِه َ عم فَأ َ ْسنَدَ ُر ْكبَتَ ْي ِه َو َو.س أِلى النَّ ِبي ِ ص َ ََجل
َ ص ََلةَّ ّٰللا َوت َ ِقي َْم ال
ِ ٰ س ْو ُل ُ ّٰللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر
ٰ ا َ ْ ِْل ْسَلَ ُم أ َ ْنت َ ْش َهدَ أَ ْن ْلَأِلَهَ أ َِّْل:عم.ّٰللاِ ص ِْ
ُ فَقَا َل َر،اْل ْسَلَ ِم
ٰ س ْو ُل
ُ فَ َع ِج ْبنَا لَهُ يَسْأَلُه،ت
َ صدَ ْق
َ :س ِبي ًَْل قَا َل
َ ت أِلَ ْي ِه َ ضانَ َوتَ ُح َّج ْالبَي
َ َْت أ ِِن ا ْست
َ ط ْع َّ ي
ُ َ الز َكاة َ َوت
َ ص ْو َم َر َم َ َوتُؤْ ِت
س ِلهَ َو ْال َي ْو ِم ْاْ ِخ ِر ٰ ِ أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ب:ان قَا َل
ُ الِلِ َو َمَلَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر َ فَأ َ ْخبِ ْر ِن ْي: قَا َل،ُص ِدقُه
ِ ْ ع ِن
ِ اْل ْي َم َ َُوي
ُّٰللا َكأَنَّ َك ت َ َراه
َ ٰ َ أ َ ْن ت َ ْعبُد: قَا َل،ان
ِ س ِ ْ ع ِن
َ اْل ْح َ قَا َل فَأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي،ت َ : قَا َل.َِوت ُ ْو ِم ُن بِ ْالقَدَ ِر َخي ِْر ِه َوش َِره
َ صدَ ْق
َ َما ْال َم ْس ُؤ ْو ُل: قَا َل،ع ِة
َع ْن َها ِبأ َ ْع َل ِم ِمن َ سا َّ فَأ َ ْخ ِب ْر ِن ْي َع ِن ال: قَا َل.اك ٰ فَأ ِْن لَ ْم ت َ ُك ْن ت َ َراهُ فَأ َِّن
َ ّٰللاُ َي َر
عا َء َ قَا َل أ َ ْن ت َ ِلدَ ْاْل َ َمةُ َربَّت َ َها َوأ َ ْن ت َ َرى ْال ُحفَاة َ ْالعُ َراة َ ْال َعا َلةَ ِر،اراتِ َها
َ فَأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي َع ِن أ َ َم: قَا َل.سائِ ِلَّ ال
ٰ : ُسائِ ْل؟ قُ ْلت
ُّٰللا ْ ع َم َرأَتَد ِْر
َّ ي َم ِن ال ُ َيا: ث ُ َّم قَا َل،طلَقَ فَلَ ِبثْتُ َم ِليًّا َ ث ُ َّم ا ْن،انِ ط َاولُ ْونَ فِ ْي ْال َب ْن َي َ َ اء َيتِ شَّ ال
َ قَا َل فَ ِأنَّهُ ِجب ِْر ْي ُل أَتَا ُك ْم يُ َع ِل ُم ُك ْم ِد ْي َن ُك ْم.س ْولُهُ أ َ ْعلَ َم
][ر َواهُ ُم ْس ِل ٍم. َ َو َر
Dari Umar r.a. ia berkata "Suatu hari, tatkala kamu duduk-duduk di samping
Rasulullah saw, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang memakai baju yang sangat putih
dan berambut sangat hitam. Tak tampak padanya tanda-tanda perjalanan jauh dan tak
seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Kemudian, dia duduk di hadapan Nabi lalu
menempelkan kedua lututnya ke lutut Rasulullah saw seraya berkata "Ya Muhammad,
beritahukan aku tentang Islam!", maka Rasulullah saw bersabda: "Islam adalah engkau
bersaksi tiada Tuhan yang disembah selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan pergi
haji jika engkau mampu". Kemudian dia berkata: "Anda benar". Kami semua heran, dia
yang bertanya, dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: "beritahukan
padaku tentang iman". Lalu, beliau bersabda: "engkau beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan hari akhir, serta beriman kepada
takdir baik maupun buruk. Kemudian dia berkata: "engkau benar". Lalu, dia berkata lagi:
"beritahukan padaku tentang ihsan". Kemudian Beliau bersabda: "ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya,
maka Dia melihat engkau". Kemudian dia berkata lagi: "bertahukan padaku tentang hari
kiamat (kapan kejadiannya)". Beliau bersabda: "yang ditanya tidak lebih tahu dari yang
bertanya". Dia berkata: "beritahukan aku tentang tanda-tandanya". Beliau bersabda:
"Jika seorang hamba melahirkan tuannya, dan jika engkau melihat seorang bertelanjang
kaki dan dada, miskin, dan penggembala domba, (kemudian) mereka berlomba-lomba
meninggikan bangunannya". Selanjutnya orang itu berlalu, dan aku terdiam sesaat.
Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: "tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Aku
berkata: "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui". Beliau bersabda: "Dia adalah Jibril
16
yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian", (Hadits Riwayat
Muslim).
Berdasarkan hadits di atas, maka dapatlah disimpulkan tentang ruang lingkup ajaran Islam,
yaitu meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yang secara garis besarnya ada tiga (3) bidang,
yaitu: 1) Bidang aqidah (iman), 2) Bidang syari'ah (Islam), 3) Bidang Ihsan (akhlak). Ulama lain
berpandangan bahwa ruang lingkup ajaran Islam meliputi: 1) Aqidah, 2) ibadah, 3) akhlak, dan 4)
mu'amalah duniyawiyah. Di dalam keempat bidang tersebut dibahas persoalan-persoalan terkait
Ketuhanan, Manusia, alam, penciptaan dan keselamatan manusia.
17
"Dan tiada seekor hewan pun yang ada di bumi ini dan tidaklah burung-burung yang terbang
dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat seperti kamu juga. Tak ada
sesuatu pun yang Kami abaikan di dalam kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan"
(Q.S. al-An'am, 6: 38).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Ilmu Allah mencakup seluruh makhluk di dunia ini.
Sehingga Dia menguasai segala sesuatu, tanpa luput sedikitpun. Dengan kuasa-Nya, Dia
mengatur alam semesta dan segala isinya (seluruh makhluk yang melati di bumi, segala yang
terbang di udara, yang hidup di air atau lautan, yang terkecil sampai yang paling besar, yang
abstrak atau tak nampak, yang terlihat hanya). Allah menciptakan, mengatur,
mengembangkan, dan memeliharanya (Kalam, 2022). Dengan demikian bahwa Islam memiliki
ciri ajaran yang komprehensif atau menyeluruh.
2. Universal (علَميَة
َ )
Ciri ke-alamiah-an ajaran Islam dapat dilihat dalam Surah al-Anbiya' (21: 107) berikut
ini.
Ayat ini menerangkan bahwa ajaran Islam yang mengandung berbagai aspek, baik
dalam bentuk kisah, hukum, dan yang lainnya adalah ajaran yang autentik dan mutlak berasal
dari Allah Swt, dan bukan pula hasil pemikiran ataupun gubahan manusia.
18
َ (إ ْن
4. Sesuai Fitrah Manusia (سنيَّة
Firman Allah dalam Surah Ar-Ruum (30: 30), berikut ini akan menjelaskan tentang ciri ajaran
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia.
غفُ ۡور َّر ِح ۡيم ٰ ّٰللاُ َويَ ۡغ ِف ۡر لَـ ُك ۡم ذُنُ ۡوبَ ُك ۡؕۡم َو
َ ُّٰللا َ ٰ َقُ ۡل ا ِۡن ُك ۡنت ُ ۡم ت ُ ِحب ُّۡون
ٰ ّٰللا فَاتَّبِعُ ۡو ِن ۡى ي ُۡحبِ ۡب ُك ُم
Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Ayat di atas menerangkan bahwa semua persoalan pribadi dan masyarakat pasti ada solusi
dan penyelesaiannya dalam Islam. Contoh tauladannya adalah Rasulullah Muhammad Saw.
19
Ayat ini menjelaskan bahwa Islam merupakan ajaran yang tidak hanya mengutamakan
hidup di dunia saja, tetapi harus menyeimbangkan kepentingan hidup di akhirat. Manusia boleh
saja beribadah siang-malam, namun apabila ia memiliki keluarga maka, jangan lupa
tanggungjawab pada keluarganya. Apabila bekerja untuk kebutuhan hidup di dunia, jangan
lupa membenahi diri dengan beramal dan beribadah sebagai persiapan hidup di akhirat kelak.
RANGKUMAN
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, yakni agama Islam, ialah
apa yang diturunkan Allah di dalam al-Quran dan yang tersebut dalam sunnah maqbulah
( ) َم ْقب ُْولَةberupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Tujuan Islam diturunkan adalah untuk menjadi
pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Selain itu Islam juga bertujuan agar manusia
mampu membedakan antara yang hak dan yang bathil, sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat
bagi semesta alam), menyelamatkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok
manusia, serta bangsa-negara agar selamat dari kerugian dan kesesatan.
Adapun fungsi agama Islam diturunkan adalah untuk menuntun umat manusia ke arah
keharmonian dan equilibrium masyarakat. Oleh sebab itu, agama dalam pandangan Sosiologi
Fungsionalisme, dalam pembentukan karakter masyarakat, agama memiliki fungsi yang amat
penting. Agama berfungsi sebagai “nilai” penentu perilaku masyarakat. Fungsi agama Islam;
Sebagai agama pemersatu (unifying religion), Sebagai agama tuntunan, Sebagai ajaran
moderat Sumber ajaran Islam ada 3, yaitu: 1) al-Quran, As-Sunnah/Hadits, dan 3) Ijtihad.
Ruang lingkup ajaran Islam ada 4 bidang, yaitu: 1) aqidah, 2) ibadah, 3) Akhlak, dan
4) mu'amalah duniawiyah. Agama Islam memiliki beberapa karakteristik, diantaranya; 1)
Bersifat komprehensif (ص ُم ْو ِل َية ُ ) 2) Universal (علَ ِم َية َ ), 3) Mengandung sifat ketuhanan
()ربَّنِيَّة َ ( ِإ ْن5) bersifat Solutif ()وقِ َية,
َ 4) Sesuai Fitrah Manusia (سنِيَّة َ dan 6) bersifat Moderat
(س ِطيَّة َ )وَ .
Soal/latihan
Jawablah soal-soal di bawah ini:
1. Sebutkan pengertian Agama Islam secara Istilah
2. Jelaskan tujuan agama Islam diturunkan
3. Bagaimana mengaplikasikan ajaran Islam sehingga menjadi rahmatan lil 'alamin?
4. Ruang lingkup Ajaran Islam ada 4. Kemukakanlah implementasi 4 bidang tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Berikan contoh yang terkandung dalam karakteristik agama Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
21