Anda di halaman 1dari 4

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو ِمنْ َس ِّيَئ ا‬


‫ت‬ ُ ْ‫هلل َت َعا َلى ِمن‬ ِ ‫ِإنَّ ْال َحمْ َد هلِل ِ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغ ِف ُر ْه َو َنع ُْو ُذ ِبا‬
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإل َه ِإاَّل هللا‬.‫ِي َل ْه‬ َ ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل َهاد‬،‫َأعْ َمالِ َنا‬
‫ص ِف ُّي ُه َو َخلِ ْيلُ ُه َو ِخي َْر ُت ُه َوَأ ِم ْي ُن ُه َع َلى‬
َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهْ َو‬.‫ك َل ْه‬ َ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
‫هللا َوساَل ُم ُه َع َل ْي ِه‬ ِ ‫ات‬ َ ‫ َو‬. ْ‫َوحْ ِي ْه اَرْ َس َل ُه َر ُّب ُه َرحْ َم ًة ل ِْل َعا َل ِميْنْ َوحُجَّ ًة َع َلى ْال ِع َبا ِد َأجْ َم ِعيْن‬
ُ ‫ص َل َو‬
‫ت ُأ ُذنٌ ِب َخ َبرْ َو َسلَّ َم‬ْ ‫ت َعيْنٌ ِب َن َظرْ َو َو َع‬ َ ‫ َما ا َّت‬، ْ‫الطي ِِّبيْنْ َوَأصْ َح ِاب ِه ْال ُغرِّ ْال َم َيا ِميْن‬
ْ ‫ص َل‬ َّ ‫َوآلِ ِه‬
‫ َتسْ لِ ْيمًا َك ِثي َْرا َأمَّا َبعْ ُد‬.
Prinsip hidup seorang muslim adalah meneladani Rasululloh SAW dalam setiap langkah hidupnya,
dan keteladanan sempurna hanya ada pada Rasululloh SAW,

‫ الرجل المصطفي المرسل من آهلل بالرسلة الى الناس تعريف الرسول‬:


Kehidupan desa telah membuat beliau menjadi orang yang bertanggung jawab, dan tabah dalam
mengahadapi segala penderitaan. Ia semakin terkenal sebagai seorang pemuda hasyimi yang
luhur, seorang bangsa Quraisy yang mempunyai kedudukan tinggi, keturunan orang yang
terhormat dan disegani di kota Makkah, namun tidak sombong dan tidak pula membanggakan diri.
Beliau sangat baik terhadap keluarganya, akhlaknya begitu mulia. Ali karramallahu wajhahu
berkata :”Beliau selalu mendengarkan dengan baik orang yang berbicara kepadanya. Kata-
katanya lembut dan menyenagkan. Kadang-kadang beliau tertawa lebar, sehingga gigi taringnya
terlihat jelas. Kalau sedang marah, tak pernah kehilangan kontrol, hanya alis matanya bertaut jika
sedang marah.

Dia adalah manusia yang paling luhur hatinya, palinh murah, berani,jujur, budi pekertinya begitu
mulia dan lembut, bergaul dengannya sungguh menyenangkan. Siapa yang melihatnya tiba-tiba
timbul rasa hormatnya, dan siapa yang bergaul akrab otomatis akan mencintainya.

Beruntung sekali pada isteri-isteri beliau yang mempunyai suami seperti Nabi Muhammad s.a.w.
mereka orang yang sangat mujur mendapatkan suami yang luhur sifatnya serta akhlaknya. Siapa
yang tidak akan berbahagia hidup serumah dan seatap dengan seorang suami yang berperangai
lembut dan penuh semangat seperti yang dimiliki Nabi Muhammad s.a.w.

٢١ - ‫ان َيرْ جُوا هّٰللا َ َو ْال َي ْو َم ااْل ٰ خ َِر َو َذ َك َر هّٰللا َ َك ِثيْرً ۗا‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ان َل ُك ْم ِفيْ َرس ُْو ِل ِ اُسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِّ َمنْ َك‬
َ ‫َل َق ْد َك‬
Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah." (QS. Al Ahzab: 21)

Dalam surat Al Qalam ayat 4, Allah SWT berfirman:

٤ - ‫ك َل َع ٰلى ُخلُ ٍق َعظِ ي ٍْم‬


َ ‫َو ِا َّن‬
Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4)
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah "berbudi pekerti yang luhur", ia berkata, "Yaitu
agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab,

‫كان خلقه القران‬


"Akhlak beliau Al Quran." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-
Jami')

Beberapa Akhlaq Yang bisa kita contoh dari Rasululloh SAW :

1. Ikhlas
Rasulullah SAW terkenal dengan keikhlasannya, terutama dalam beribadah. Al-Kafawi
mendefinisikan ikhlas sebagai meniatkan ibadah sehingga hanya Allah semata yang disembah.
Pendapat lain menyebutkan, ikhlas adalah membersihkan hati, ucapan, dan amal.
Ada 3 hal yang harus dilakukan untuk bisa berbuat ikhlas. Pertama, buanglah sifat tamak.
Kedua, jauhi sanjungan dan pujian. Ketiga, lakukan dengan teguh. Setelah ketiga hal tersebut
dilakukan, maka akan keikhlasan akan muncul.
Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya mencontoh keikhlasan yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits hasan, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah
tidak akan menerima amal selain apa yang dilakukan secara ikhlas dan mengharap ridha-Nya."
(HR. An-Nasa'i).

2. Yakin dan Tawakal


Yakin dan tawakal adalah akhlak Rasulullah SAW yang patut dicontoh setiap umat Islam
dalam menjalankan segala urusan. Baik urusan agama maupun urusan dunia. Bahkan, Allah SWT
telah memerintahkan umat manusia untuk bertawakal kepada-Nya.

‫هّٰللا‬
ُ‫دَخ ْل ُتم ُْوه‬ َ ۚ ‫َقا َل َر ُجاَل ِن م َِن الَّ ِذي َْن َي َخافُ ْو َن اَ ْن َع َم ُ َع َلي ِْه َما ْاد ُخلُ ْوا َع َلي ِْه ُم ْال َب‬
َ ‫اب َفا َِذا‬
٢٣ - ‫َف ِا َّن ُك ْم ٰغلِب ُْو َن ەۙ َو َع َلى هّٰللا ِ َف َت َو َّكلُ ْٓوا ِانْ ُك ْن ُت ْم مُّْؤ ِم ِني َْن‬
Artinya: "Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat
oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya
kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang
beriman." (QS. Al Maidah: 23)
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab ra. Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh, seandainya kalian bertawakallah kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian
akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan
lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang." (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

3. Jujur
Nabi Muhammad SAW memiliki sifat shidiq (jujur). Kejujuran beliau sudah diasah sejak
kecil, saat ikut berdagang bersama pamannya, Abu Thalib. Kejujuran adalah salah satu bukti
keimanan seseorang. Kejujuran akan mengantarkan hidup menuju ketenangan.
Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib
meriwayatkan, "Aku menghafalkan sabda Rasulullah SAW, "Tinggalkanlah apa yang
meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan
jiwa, sedangkan dusta menggelisahkannya." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

4. Amanah
Amanah adalah akhlak Rasulullah SAW yang paling menonjol. Beliau dikenal sebagai
sosok yang jujur dan amanah (terpercaya), baik sebelum diutus menjadi rasul maupun setelahnya.
Hal itulah yang menjadikan masyarakat Arab memilih beliau untuk menjaga barang titipan mereka.
Sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan amanah sebagai sifat yang melekat pada setiap nabi.
Dalam surat Al-An'am ayat 90 Dia berfirman:
ٰۤ ُ
‫ك الَّ ِذي َْن َهدَى هّٰللا ُ َف ِبه ُٰدى ُه ُم ا ْق َت ِد ۗ ْه‬
َ ‫ا‬
‫ى‬ِٕ ‫ول‬
Artinya: "Mereka itulah (para nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk
mereka." (QS. Al-An'am: 90)
Merujuk pada ayat di atas, Allah SWT telah memerintahkan kepada seluruh manusia
untuk mengikuti jejak para nabi. Untuk itu, sebagai umat Islam, sudah sepatutnya bersungguh-
sungguh dalam menunaikan amanah yang telah dititipkan Allah dan mengikhlaskan niat karena
Allah semata.

5. Murah Senyum dan Selalu Ceria


Rasulullah SAW adalah sosok yang murah senyum dan selalu ceria. Beliau juga selalu
mengeluarkan perkataan yang baik. Dalam sebuah hadits, disebutkan bahwa perkataan yang baik
akan menaikkan derajat di surga.
Rasulullah SAW bersabda: "Dan yang termasuk mengangkat derajat adalah perkataan
yang baik, menyebarkan salam, memberi makanan, sholat malam saat manusia dalam keadaan
tidur." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami')
Orang yang memiliki senyuman hangat, berkata baik, dan selalu ceria adalah orang yang
akan selalu dirindukan dan sangat dicintai.
Adapun, buah dari bermuka ceria adalah menumbuhkan kecintaan terhadap sesama kaum
muslimin, menumbuhkan kenyamanan saat bertemu sesama muslim, mendapat ridha dari Allah
SWT, dan mengikuti Rasulullah SAW.

6. Menjaga Perasaan Orang lain

‘Abdullah bin ‘Amr mengatakan :Rasulullah bukan seorang yang buruk dan berperilaku tidak
senonoh. Rasulullah bersabda :

‫ان من خياركم احسنكم خلقا‬

“Orang-orang yang terbaik diantara kalian adalah mereka yang terbaik budi pekertinya.”

“Anas bin Malik mengatakan :”Aku melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, Beliau
sama sekali tidak pernah membentak dengan ucapan “husy”, dan tidak pernah pula Beliau
menegur “Mengapa engkau berbuat begitu?”, atau kenapa engakau tidak berbuat begitu?”.(H.R.
Muslim)
Al-Qur’an merupakan gambaran nyata akan perilaku Rasulullah sebagai manusia terbaik
dari sisi akhlak maupun penampilan fisik. Beliau memberi kepada orang yang memboikotnya,
memaafkan orang yang menganiayanya, menjalin ikatan dengan orang yang memutuskannya, dan
berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya.

7. Akhlak Rasulullah SAW terhadap tetangga


Orang yang suka menjerumuskan tetangga dan menuduhkan hal-hal buruk kepadanya,
agama telah menetapkan hukumnya bertetangga dengan ketetapan yang amat berat. Mengenai
hal itu Rasulullah s.a.w.bersabda :
‫قيل من يارسول أهلل قال الذي— اليامن جاره بوائقه‬، ‫ وهللا اليؤمن‬،‫ وهللا اليؤمن‬،‫وهللا اليؤمن‬
“Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah, ia tidak beriman. Seorang
sahabat bertanya :”siapakah wahai Rasul Allah?”, Beliau menjawab :”Orang yang tetangganya
tidak merasa aman karena perbuatan jahatnya.”(H.R. Bukhari)
Kita dianjurkan untuk menjaga perasaan hati tetangga kita. Kita tidak boleh menyakitinya. Karena
tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita dalam lingkungan sosial. Kita tidak lepas dari
bantuan mereka. Ketika kita jauh dari keluarga dan ketika itu juga kita sangat membutuhkan
pertolongan, maka tetanggalah orang yang paling pertama membantu kita.

8. Akhlak Rasulullah SAW terhadap isteri


Rasulullah s.a.w.bersabda :”orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang
baik akhlaknya dan paling lembut terhadap keluarganya.”(H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ َأ ْك َمل ْالمُْؤ ِمن‬: ‫صلَّى هللا َع َلي ِه َو َسلَّ َم‬


‫ِين‬ َ ‫ َقا َل َرسُول هَّللا‬:‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َقا َل‬
‫اِئه ْم … رواه الترمذي وغيره‬ ِ ‫ َو ِخ َيا ُر ُك ْم ِخ َيا ُر ُك ْم لِ ِن َس‬،‫ِإي َما ًنا َأحْ َس ُنه ْم ُخلُ ًقا‬ 
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-
sebaik kamu adalah orang yang paling baik kepada istrinya.” (HR. At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu
Hibban)
Tak ada orang yang sempurna, begitu pun dengan suami maupun istri. Masing-masing
pasangan pasti pernah melakukan kesalahan sehingga kita perlu memahami kekurangan satu
sama lain lalu terus berusaha memperbaiki diri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
bersabda,
َ ‫الَ َي ْف َركْ مُْؤ ِمنٌ مُْؤ ِم َن ًة ِإنْ َك ِر َه ِم ْن َها ُخلُ ًقا َرضِ َى ِم ْن َها‬
‫آخ َر‬
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah. Jika si pria tidak menyukai suatu
akhlak pada si wanita, maka hendaklah ia melihat sisi lain yang ia ridhai.” (HR. Muslim, no. 1469).

Meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada beliau. Akhlak
terpuji adalah cara paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga kita diberi kekuatan oleh Alloh untuk senantiasa Istiqamah untuk mengikuti jejak langkah
kanjeng Nabi Muhammad SAW.

—‫وهللا اعلم‬
Markazul Qur’an Wal Hadits Gunung Sari, Ahad, 2 Rabiul Akhir 1443/ 7 November 2021

Anda mungkin juga menyukai