ُ ُ َ َ َّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ه اّلِل َو َب َركاته ٰ ٰ السالم عليكم ورحمة َ َ ْ َ َ ِّ ُ ْ ِّ َ َ ُ َ ْ ُ ِّ َ ْ ْ َ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ ْ ُ ه ّلِل َال ٰذي أ َرسل رسوله ٰبالهد َى و ٰدي َ ِن الحـق ٰليظ ٰهره عَل الدي ِن كل ٰه ولو ك ِره ٰ ٰ ا ْلحم ُد َ َ ُ ه َ ه ً َّ ُ َ ْ ه َّ َ ٰ َ ْ ُ َ ْ َ ْْ ُ الله َّـم َص ِّل عَل ُم َح َّم ٍد، َ أشهد أ َن َل ٰاله ٰإَل َ اّلِل َوأشهد أن ُم َح َّمدا ُ َر ُس ْو ُل اّلِل,شك ْون الم ه َ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ ْ َ ْ ْ ْ ْ َ ْ َْ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ ه َ ْ َ ِٰ َ َ َ ,س ٰوإياك َم ٰبتقوى اّلِل أوصين نف, فيا عباد اّلِل: أما بعد,وعَل اله وأصحابه أجمعي َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َّ َّ َ َ ْ َ ٰ َ ٰ ْ ُ َّ ُ ْ َ ٰ ٰ َ َ ُّ َ ٰ َّ ْ َ َ ُ ْ َّ ُ ْ ٰ ه َ َ َّ ُ َ ٰ ٰ َ ِي َ َ ُ ٰ ْ ُي . يا ايها ال ٰذين آمنوا اتقوا اّلِل حق تق ٰات ٰه وَل تموتن ٰإَل وأنتم مس ٰلمون.فقد فاز المتقون ُّ َ َّ َّ َ ْ َ ْ ْ هللا ت َعال َ َ ُ ال َ الر ٰح ْي ٰم; ٰان ٰعدة الش ُه ۡو ِر َّ الر ْح َمن َّ هللا ٰ م س ْ ف كتابه الكر ْيم; ب ٰ ٰ ِ َ َ َ َ ۡ َ ٰ ۡ َ ه ۡ َ َ ٰ َ ي َ ٰۡ ْ ِ ٰ ٰ ٰ ه َ ق ٌ َ ََۡ ۤ َۡ َ َۡۡ َ ٰ َّ ۡ ش شه ًرا َ ْ اّلِل اثنا ع اّلِل يوم خلق السم ٰو ٰت واَلرض ٰمنها اربعة ف ٰكت ٰب عند ََ ً َّ ٓ َ َْ ۡ ۡ ْ ُ ۡ ُ َ َ ۡ ُ َ ُ ۡ َ َّ ۡ ۡ ُ ۡ َ َ َ ُ ِّ َ ۡ ُ ۡ ِّ َ ٰ ٰ ٌ ُ ُ ٰ ٰ ٰ شكي كافة كما ٰ ِ الدين ۡال َقي ۤۡم ۙ َ َّفال هت َظ ٰلموا ۡ ٰفي َّ ٰهن انفسكم ؕ وق ٰاتلوا الم حرم ؕ ذ ٰلك ً َّ َْ ۡ َواعل ُم ۡوا ان اّلِل َم َع ال ُمتق,ُي َقات ُل ۡو َن ُك ۡم َكافة ٓ ي ٰ ٰ Kaum Muslimin Jamaah shalat Jum'at yang mulia. Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memuliakan umat Islam dan menjadikannya sebaik-baik umat yang telah dikeluarkan untuk manusia. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk baginda Rasulullah Muhammad Saw. Keluarga dan para sahabatnya. Semoga keselamatan juga Allah curahkan untuk umatnya yang selalu berpegang teguh kepada ajarannya. Mari tingkatkan kualitas takwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-benar takwa, dalam arti kita selalu tunduk dan patuh terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Maasyiral Muslimin rahimakumullah, Bulan Rajab, dalam sejarah Islam, menjadi saksi dari dua peristiwa penting yang mencatatkan namanya dalam lembaran kejayaan umat Muslim. Pertama-tama, kita disuguhkan kisah mengesankan tentang Isra’ Mi’raj, suatu mukjizat luar biasa yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Pada malam yang bersejarah itu, Allah SWT memuliakan Nabi Muhammad SAW dengan mukjizat perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, yang dikenal sebagai Isra. Tidak berhenti di sana, perjalanan ini melambangkan ketinggian rohaniah dengan naiknya Rasulullah SAW ke Sidratul Muntaha, dikenal sebagai Miraj. Kisah yang membekas dalam ingatan setiap Muslim ini tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga sebuah hadiah luar biasa dari Allah. Pada tanggal 27 Rajab Hijriah, di tahun kedelapan kenabian, umat Muslim biasa memperingati peristiwa ini, menghargai momen ketika Allah mengangkat kesedihan Rasulullah yang tengah dilanda kehilangan istri dan paman tercintanya. Isra’ Mi’raj bukan sekadar kisah perjalanan, melainkan simbol kekuatan iman, ketabahan, dan kasih sayang Allah kepada Rasul-Nya. Bulan Rajab menjadi ajang refleksi bagi umat Islam untuk meneladani semangat perjalanan ini, meneguhkan keyakinan, dan memperkukuh hubungan spiritual dengan Sang Pencipta. Bulan Rajab menjadi saksi akan keajaiban Isra’ Mi’raj yang membebaskan jiwa dan memberikan cahaya dalam kegelapan. Inilah keistimewaan bulan Rajab yang mempersatukan umat Muslim dalam perenungan dan penghormatan, mengingatkan kita bahwa setiap momen dalam hidup ini dapat menjadi pelajaran berharga dan panggilan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika Isra’ Mi’raj mencerahkan jiwa dengan keajaiban spiritual, pada tanggal 27 Rajab 583 H atau 1187 M, bulan ini juga menjadi saksi megah dari kemenangan besar umat Islam, yakni pembebasan Baitul Maqdis di Palestina oleh Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi. Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi menandai halaman baru kejayaan dalam bulan Rajab dengan tekad dan semangat yang tiada tara. Sebelum memulai penaklukan, Sultan Shalahuddin memprioritaskan mempersatukan umat Islam dengan fondasi kuat akidah Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 1 Ahlussunnah wal Jama’ah. Kesatuan inilah yang kemudian menjadi kekuatan utama dalam perjuangan melawan penjajah. Pembebasan Baitul Maqdis oleh tangan Sultan Shalahuddin adalah simbol kebebasan dan kembalinya kemuliaan Islam. Memasuki kota Al-Quds, Sultan Shalahuddin menunjukkan keteladanan sejati dengan sikap penuh kasih, memaafkan penduduk kota dan dengan tegas menghindari penumpahan darah. Maasyiral Muslimin rahimakumullah Bulan Rajab adalah bulan yang di dalamnya dianjurkan untuk mulai melipatgandakan amal saleh, baik yang bersifat pribadi seperti puasa sunnah maupun yang bersifat sosial, seperti menjalin silaturahim, mengurai dan menyelesaikan problem sosial, dan lain-lain. Relevan juga untuk diingatkan kembali, karena kita sebagai bangsa mulai memasuki tahun politik, yang kadang membuat lupa arti pentingnya persaudaraan, terutama persaudaraan sesama anak bangsa atau ukhuwwah wathaniyah. Pesan dari keutamaan bulan Rajab adalah bagian dari Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin dipahami oleh para ulama dari QS. al-Anbiya’ ayat 107.; َ ْ َو َم ٓا أ ْر َس ْل َن ـٰ َـك إ ََّل َر ْح َم ًة ِّل ْل َع ـٰ َـل ٰم َي ٰ “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Ayat ini secara tekstual menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw. diutus oleh Allah Swt. sebagai rahmat yang luas dan besar bagi semesta alam atau Muhammad diutus sebagai bukti rahmat Allah bagi semesta alam. Allah Swt. tidak membiarkan makhluk terbaik yang dimuliakanNya, yaitu manusia hidup tanpa pegangan dan tuntunan sehingga terjerumus dalam jurang kenistaan dan jatuh pada titik puncak kehinaan. Untuk itulah, sebagai bukti kasih dan sayang-Nya, Allah mengutus para rasul di tengah-tengah masyarakat. Para rasul inilah, termasuk Nabi Muhammad Saw. yang telah membuka jalan hidayah, sehingga manusia dapat membangun kehidupannya dengan penuh cinta dan damai, tanpa kekerasan, diskriminasi dan bully, penuh toleransi, dan tanpa subordinasi. Nabi Muhammad juga sebagai sosok nabi rahmah. Bagaimana tidak, sosoknya tak henti dipuji dan kehidupannya tak kering dipelajari, meskipun pada saat yang sama, hinaan padanya juga terus terjadi dan bahkan sebagiannya diabadikan dalam kitab suci yang ia terima dari Rabbul izzati. Sebagai manusia, Nabi Muhammad mengalami apa yang dialami manusia pada umumnya, seperti rasa kesal, gusar, kecewa, bingung, lelah, sedih, senang, dan lain-lain. Namun sisi manusiawi ini tidak menghilangkannya sebagai sosok teladan, seperti dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya, Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21 : ََ ْٰ ْ َه َ َ ِّ ٌ َ ٌ ُ ه ْ ُ َ ْ ْ ان َل ُك ْم َ َ ْ ََ اّلِل َوال َي ْو َم اَل ٰخ َر َوذك َر اّلِل ا ْس َوة َح َسنة ل َم ْن كان َي ْر ُجوا ٰ ف رسو ٰل ٰي لقد ك َ َه اّلِل ك ٰث ْ ًيا "Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21) Hal ini karena ia telah memancarkan rahmat Allah, sehingga realitas sosial yang tidak ideal dan tidak sesuai harapan dapat diatasi diantaranya melalui sikapnya yang penuh maaf. Tidak berlaku baginya prinsip, “tiada maaf bagimu”, bahkan terhadap orang yang nyata-nyata menyakitinya. Nabi Muhammad bahkan bukan hanya memaafkan mereka yang berperilaku adigang-adigung-adiguna, mereka yang menonjolkan supremasi dan kekuatan, membanggakan keturunan dan kebangsawanan, memamerkan kelihaian dan kecerdikan, dan mereka yang jumawa dan menganggap sah melakukan kesewenang- wenangan dengan kelebihan yang dimiliki, namun juga mendoakan dan memohonkan ampunan. Sikap ini lahir dari kebesaran jiwanya dan sikap positifnya terhadap manusia. Baginya, tidak berlaku hukum, bahwa manusia selamanya buruk dan jahat. Manusia dapat berubah menjadi baik, kalau tidak dirinya sekarang, mungkin keturunan atau generasi sesudahnya. Dua sikap itulah yang menjadi kunci pembuka untuk terjadinya musyawarah dan islah, sehingga orang atau mereka yang pernah berbuat kesalahan Penyusun: Usman Tahir, S.Ag Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gorontalo 2 bukan dipukul tapi dirangkul, tidak diinjak tapi diajak, dibina bukan dihina, dididik bukan dibidik, diajar bukan dihajar, dan dinasehati bukan dicaci. Sidang Jum'at Yang DiMuliakan Allah Isra’ Mi’raj, sebagai perjalanan spiritual luar biasa Nabi Muhammad SAW, menggambarkan keajaiban rohaniah dan keangkasaan iman yang melampaui batas fisik. Di sisi lain, pembebasan Baitul Maqdis menjadi puncak kemenangan dalam dunia nyata, menandai kebangkitan kehormatan Islam dari tangan penjajah. Setiap tahun, umat Islam merenungkan dua peristiwa besar di bulan Rajab ini. Sembari memancarkan keinsafan akan keagungan Allah dalam Isra’ Mi’raj, umat juga diingatkan akan keberanian dan persatuan umat dalam pembebasan Baitul Maqdis. Dengan begitu, bulan Rajab bukan hanya menjadi waktu untuk mendalami nilai-nilai spiritualitas, tetapi juga untuk mengambil inspirasi dalam meraih kemenangan dan kejayaan di tengah realitas dunia. Dalam setiap detik yang berlalu, bulan Rajab menjadi cermin perjalanan peradaban Islam yang dipenuhi oleh dualitas antara keajaiban spiritual dan kemenangan dunia nyata. Keberanian, persatuan, dan inspirasi rohaniah menjadi pilar-pilar kokoh dalam menyongsong masa depan yang lebih gemilang bagi umat Muslim. Rajab adalah salah satu bulan yang mulia, dimana melakukan amal kebaikan maka akan dilipat gandakan pahalanya, dan jika melakukan keburukan dan maksiat, maka dosanya pun berlipat ganda. Artinya, bahwa kita dibulan Rajab ini tidak hanya dituntut untuk memperbanyak amal ibadah yang bersifat individu, tetapi juga menebar amal kebaikan kepada sesama. Sehingga wujud Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin itu benar- benar nampak pada umat Islam. Maasyiral Muslimin rahimakumullah Dengan demikian Islam Rahmatan Lil ‘Alamin adalah Islam yang anti kekerasan dan membuat kerusakan, pantang menghina, merendahkan atau memberi label negatif, menjauhi prasangka buruk (su’udzan), mencari-cari kesalahan orang lain (tajassus) dan ghibah. Yang kuat melindungi yang lemah, tidak berperilaku yang merugikan diri dan orang lain, adil, bersikap ihsan terhadap semua makhluk, bersikap moderat (tawasuth) dan seimbang (tawazun), bersikap toleran (tasamuh) terhadap perbedaan. Islam Rahmatan Lil ‘Alamin juga memberikan tips ketika hubungan sosial terancam atau terganggu atau bahkan cenderung mengarah ke konflik, yaitu memaafkan, mendoakan, musyawarah dan tawakkal. Musyawarah tidak akan terjadi andai pintu maaf belum terbuka. Mendoakan orang yang berbuat salah terhadap kita juga hampir mustahil, bila belum dibuka pintu maaf.. Oleh karena itu, marilah kita untuk tidak menyia-nyiakan bulan yang agung ini. Dari penjelasan diatas, sangat jelas bahwa bulan Rajab memiliki keutamaan lebih di atas bulan-bulan pada umumnya. Dengan momen bulan Rajab ini marilah kita memperkokoh persatuan dan kesatuan, demi masa depan gemilang umat Islam. Jangan biarkan kita terpecah belah hanya karena kepentingan politik sesaat. Jika Umat Islam bercerai berai dan tindak bersatu, maka Allah mendatangkan pemimpin yang dzolim bagi kita.. “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan perkokoh persatuan dan ukhuwah diantara kami sesama umat Islam dan seluruh anak bangsa. Hindarkanlah kami pemimpin yang dzolim yang dapat bencana bagi agama-Mu Ya Rabb...” Aamiin Allahumma Aamiin.. ْ ِّ َ ْ ُ ْ ْ ٰ َو َن َف َع.آن ْال َع ٰظ ْيم ْ هللا ل َو َل ُك ْم ْف ْال ُق ُ َب َار َك ن َوٰا َّياك ْم ٰب َما ٰف ْي ٰه ٰم َن اْليا ٰت َوالذك ِر ٰ ر ْ َ ْ ُ ْ َّ َ ُ ُ َّ ُ َ َ ٰ َ ْ ُ ْ َ ِّْ ُ ٰ َ َّ َ َ ٰ َ ْ َ ْ . وتقبل هللا ٰمن و ٰمنكم ٰتالوته ٰانه هو الس ٰميع الع ٰليم.الح ٰكيم