Anda di halaman 1dari 28

Kedudukan

Rasulullah SAW
Kewajiban Mencintai dan
Mengagungkan Rasulullah SAW
Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah cinta
yang tertinggi

1. Seorang hamba Allah wajib mencintai Allah di atas


segalanya.
2. Setelah mencintai Allah maka kita wajib mencintai
Rasulullah SAW di atas segalanya.
3. Cinta kepada Rasulullah SAW adalah bukti kita
mencintai Allah.
4. Kita mencintai dan membenci karena Allah. Kita
mencintai Rasulullah SAW karena Allah mencintai
beliau.
ِ ‫ٱّلل أَن َدادًا يُ ِحبُّونَ ُهم َك ُح‬
‫ب‬ ِ َّ ‫ُون‬ ِ ‫د‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ ‫اس َمن يَت َّ ِخذ‬ِ َّ‫َو ِم َن ٱلن‬
‫ظلَ ُم ٓو ۟ا‬َ ‫ين‬ َ ‫ّلل ۗ َولَو يَ َرى ٱلَّ ِذ‬ ِ َّ ِ ‫ش ُّد ُحبا‬ َ َ ‫ين َءا َمنُ ٓو ۟ا أ‬
َ ‫ٱّلل ۖ َوٱلَّ ِذ‬
ِ َّ
‫ش ِدي ُد‬ ََّ ‫ّلل َج ِميعًا َوأ َ َّن‬
َ ‫ٱّلل‬ ِ َّ ِ َ ‫اب أ َ َّن ٱلقُ َّوة‬ َ َ‫ِإذ يَ َرو َن ٱلعَذ‬
ِ ‫ٱلعَذَا‬
‫ب‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya
mereka menyesal).” (QS Al-Baqarah: 165)
Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu ia berkata bahwasanya
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

َّ ‫سولُهُ أ َ َح‬
‫ب‬ ُ ‫َّللاُ َو َر‬
َّ ‫ون‬ َ ‫ أَن يَ ُك‬: ‫ان‬ ِ َ ‫ث َمن ُك َّن ِفي ِه َو َج َد َح ََل َوة‬
ِ ‫اْلي َم‬ ٌ ‫ث َ ََل‬
‫ َوأَن يَك َرهَ أَن‬، ‫ّلل‬ ِ َّ ِ ‫ب ال َمر َء َل يُ ِحبُّهُ ِإ َّل‬َّ ‫ َوأَن يُ ِح‬، ‫ِإلَي ِه ِم َّما ِس َوا ُه َما‬
ِ َّ‫ف ِفي الن‬
‫ار‬ َ َ‫يَعُو َد ِفي ال ُكف ِر َك َما يَك َرهُ أَن يُقذ‬
“Ada 3 hal yang jika ada pada diri seseorang ia akan merasakan
manisnya iman: (1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari
selainnya, (2) ia mencintai seseorang karena Allah, (3) ia benci
untuk kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci untuk
dilemparkan ke dalam neraka” (Muttafaqun ‘alaihi)
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak beriman salah
seorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintai
daripada dirinya sendiri, anak, serta orangtuanya serta
manusia seluruhnya.” (HR Bukhari & Muslim)
Setelah masuk Islam Amr bin Al-Ash RA berkata,
“Sebelumnya tidak ada seorangpun yang paling aku benci
melebihi beliau(Nabi SAW). Namun ketika sudah masuk
Islam, tidak seorangpun yang paling aku cintai dan aku
muliakan melebihi beliau. Dan seandainya aku diminta
menyebutkan ciri-ciri(fisik) beliau(Nabi SAW) kepada
kalian tentu aku tidak akan mampu melakukannya karena
aku tidak pernah menatap beliau dengan seksama
sebagai bentuk penghormatan kepada beliau.”
Larangan Ghuluw dan Ithra’
Makna Ghuluw dan Ithra’

1. Al-Ghuluw artinya adalah melebihi batas, yaitu


melebihi batas ukuran.
2. Al-Ithra’ artinya melebihi batas dalam memuji, bahkan
sampai berbohong di dalamnya.

Maksud berlebihan dalam hak Nabi SAW adalah


melampaui batas dalam menilainya hingga
mengangkatnya melebihi derajat hamba dan Rasul, serta
memberikan satu kekhususan Allah kepadanya dengan
berdo’a dan memohon pertolongan kepadanya serta
bersumpah atas namanya.
ۖ ‫ى أَنَّ َما ٓ ِإلَ ُه ُكم ِإلَهٌ َو ِح ٌد‬ َ
َّ ِ َ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ى‬ٓ ‫ح‬ ‫و‬ ُ ‫ي‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ ُ ‫ل‬ ‫ث‬ ‫م‬
ِ ‫َر‬
ٌ ‫ش‬ ‫ب‬ ۠
َ ‫قُل ِإنَّ َما ٓ أَن‬
‫َا‬
‫ص ِل ًحا َو َل‬ َ ‫َل‬ ً ‫م‬ ‫ع‬
ََ َ َ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ل‬ َ ‫ف‬ ‫ۦ‬‫ه‬ِ ‫ب‬‫ر‬
َِ َ ‫ء‬ ٓ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ل‬ِ ۟
‫وا‬ ‫ان يَر ُج‬ َ ‫فَ َمن َك‬
‫يُش ِرك ِب ِعبَا َدةِ َر ِب ِهۦٓ أ َ َح ًۢ ًدا‬
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu
itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada Tuhannya". (QS Al-Kahfi: 110)
Rasulullah SAW bersabda, ”Janganlah kalian berlebihan
dalam memujiku sebagaimana kaum Nasrani berlebihan
dalam memuji Isa putera Maryam. Aku hanyalah seorang
hamba. Karena itu panggillah aku, Abdullah(hamba Allah)
dan Rasul-Nya.” (HR Bukhari)
Ketika sebagian sahabat berkata kepada beliau,”Engkau
sayyid(tuan) kami.” Beliau menjawab, “Sayyid itu hanyalah
Allah Tabaraka wa Ta’ala.” Ketika mereka berkata,”Engkau
orang yang paling utama dan agung kebaikannya.” Beliau
menjawab,”Katakanlah seperti biasa kalian ucapkan atau
sebagian yang kalian ucapkan, tapi jangan sampai kalian
diseret setan.” (HR Ahmad & Nasa’i)
Kedudukan Rasulullah SAW
Kedudukan Nabi SAW

1. Beliau memiliki kedudukan yang tinggi sebagai hamba


pilihan Allah dan Rasul-Nya.
2. Beliau adalah makhluk yang paling mulia secara
mutlak.
3. Beliau adalah Rasul yang paling utama, penutup para
Nabi, tidak ada Nabi lagi setelah beliau.
4. Allah telah melapangkan dada beliau, meninggikan
sebutan nama beliau, dan menghinakan orang yang
menyelisihi beliau.
5. Beliau diberdirikan oleh Allah pada hari Kiamat untuk
memintakan syafa’at bagi umat manusia agar Rabb
mereka berkenan meringankan dahsyatnya hari itu.
Allah melarang orang untuk mengeraskan
suaranya di hadapan Rasulullah SAW

َّ َٓ ُ
‫ين‬ ِ َّ ‫سو ِل‬
َ ‫ٱّلل أ ۟ولئِ َك ٱل ِذ‬ ُ ‫ون أَص َوت َ ُهم ِعن َد َر‬َ ‫ض‬ ُّ ُ‫ين يَغ‬َ ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذ‬
َ ‫ٱّللُ قُلُوبَ ُهم ِللتَّق َوى لَ ُهم َّمغ ِف َرة ٌ َوأَج ٌر‬
‫ع ِظي ٌم‬ َّ ‫ٱمت َ َح َن‬

“Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi


Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati
mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (QS Al-Hujurat: 3)
Allah memanggil beliau dengan panggilan “Wahai
Nabi, wahai Rasul” dan memerintahkan kita
untuk bershalawat kepada beliau.

۟‫ين َءا َمنُوا‬ َّ ٓ ُّ ٓ


َ ‫علَى ٱلنَّ ِب ِى يَأَيُّ َها ٱل ِذ‬َ ‫ون‬َ ‫صل‬ َ ُ‫ٱّلل َو َملَئِ َكتَهُۥ ي‬
َ َّ ‫ِإ َّن‬
‫وا تَس ِلي ًما‬۟ ‫س ِل ُم‬
َ َ َ ‫صل‬
‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬َ ‫ل‬ ‫ع‬ ۟
‫وا‬ُّ َ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56)
Sunnah beliau satu tingkat di bawah Al-Qur’an yang
wajib diamalkan sebagai bentuk mengagungkan
Rasulullah SAW

‫ع ِن ٱل َه َو ٓى‬
َ ‫نط ُق‬ ِ َ‫َو َما ي‬
‫ى يُو َحى‬ ٌ ‫ِإن ُه َو ِإ َّل َوح‬
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS An-
Najm: 3-4)
Kewajiban Menaati Rasulullah SAW
Hukum Menaati Rasulullah SAW
Menaati Rasulullah SAW hukumnya adalah wajib, yaitu dengan
melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Hal ini termasuk
konsekuensi dari syahadat yang kita ikrarkan.

َ ‫ٱّلل ۖ َو َمن ت َ َولَّى فَ َما ٓ أ َر‬


‫سلنَ َك‬ ََّ ‫ع‬ َ ‫طا‬َ َ ‫سو َل فَقَد أ‬
ُ ‫ٱلر‬
َّ ِ‫َّمن يُ ِطع‬
ً ‫علَي ِهم َح ِفي‬
‫ظا‬ َ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu),
maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka.” (QS An-Nisa’: 80)
Menaati Rasulullah SAW adalah jalan untuk
meraih cinta Allah dan ampunan-Nya.

‫ٱّللُ َويَغ ِفر لَ ُكم‬


َّ ‫ٱّلل فَٱت َّ ِبعُونِى يُح ِبب ُك ُم‬ َ ‫قُل ِإن ُكنتُم ت ُ ِحب‬
ََّ ‫ُّون‬
ٌ ُ‫غف‬
‫ور َّر ِحي ٌم‬ َّ ‫ذُنُوبَ ُكم ۗ َو‬
َ ُ‫ٱّلل‬

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,


ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS Ali Imran: 31)
Menaati Rasulullah SAW adalah bentuk hidayah dari-
Allah, yang tidak taat kepada beliau akan jauh
dari petunjuk-Nya.

‫علَي ِه‬ ‫ا‬‫م‬


َ َ ِ َّ ‫ن‬‫إ‬َ ‫ف‬ ۟
‫ا‬ ‫و‬َّ ‫ل‬ ‫و‬َ
َ ِ‫ت‬ ‫ن‬ ‫إ‬َ ‫ف‬ ۖ ‫ل‬َ ‫و‬ ‫س‬
ُ ‫ٱلر‬
َّ ۟
‫وا‬ ُ ‫ع‬ ‫ي‬‫ط‬ِ َ ‫أ‬ ‫و‬
َ َ ‫ٱّلل‬
َّ ۟
‫وا‬ ُ‫قُل أ َ ِطيع‬
۟ ‫علَي ُكم َّما ُح ِملتُم ۖ َو ِإن ت ُ ِطيعُوهُ تَهتَد‬
‫ُوا َو َما‬ َ ‫َما ُح ِم َل َو‬
ُ ‫سو ِل ِإ َّل ٱلبَلَ ُغ ٱل ُم ِب‬
‫ين‬ ُ ‫ٱلر‬َّ ‫علَى‬ َ
“Katakanlah: “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan
jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah
apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian
adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika
kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak
lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah)
dengan terang". (QS An-Nur: 54)
Meneladani Rasulullah SAW dalam seluruh aspek
kehidupan

َ ‫سنَةٌ ِل َمن َك‬


‫ان‬ ٌ
َ َ َ ‫ٱّلل أ‬
‫ح‬ ‫ة‬ ‫و‬ ‫س‬ُ ِ َّ ‫سو ِل‬ َ ‫لَّقَد َك‬
ُ ‫ان لَ ُكم ِفى َر‬
‫يرا‬ ََّ ‫اخ َر َوذَ َك َر‬
ً ‫ٱّلل َك ِث‬ ِ ‫ٱّلل َوٱليَو َم ٱل َء‬ ۟ ‫يَر ُج‬
ََّ ‫وا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)
Beribadah dengan mencontoh kepada Rasulullah
SAW

Rasulullah SAW bersabda,

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.”


(HR Bukhari)
Syari’at Shalawat dan Salam kepada
Rasulullah SAW
Hak Rasulullah SAW adalah mendapatkan ucapan
shalawat dan salam dari umatnya

۟‫ين َءا َمنُوا‬ َّ ٓ ُّ ٓ


َ ‫علَى ٱلنَّ ِب ِى يَأَيُّ َها ٱل ِذ‬َ ‫ون‬َ ‫صل‬ َ ُ‫ٱّلل َو َملَئِ َكتَهُۥ ي‬
َ َّ ‫ِإ َّن‬
‫وا تَس ِلي ًما‬۟ ‫س ِل ُم‬
َ َ َ ‫صل‬
‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬َ ‫ل‬ ‫ع‬ ۟
‫وا‬ُّ َ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya
bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56)
Waktu-waktu untuk mengucapkan shalawat dan
salam kepada Rasulullah SAW menurut Ibnul
Qayyim Al Jauzy

1. Di dalam sholat, tepatnya di akhir tasyahud.


2. Di akhir qunut.
3. Di dalam khutbah.
4. Setelah menjawab adzan dari mu’azin.
5. Saat berdo’a.
6. Ketika masuk dan keluar masjid.
7. Ketika nama beliau disebut.
8. Banyak bershalawat di hari Jum’at.
Manfaat shalawat kepada Rasulullah SAW menurut
Ibnul Qayyim Al Jauzy

1. Dengan mengucapkannya berarti telah menjalankan


perintah Allah.
2. Dengan mengucapkannya sekali seseorang akan
mendapatkan shalawat dari Allah sepuluh kali.
3. Do’a diharapkan akan diijabah bila diawali dengan
mengucapkan shalawat.
4. Membaca shalawat yang disertai dengan permohonan
wasilah untuk beliau menjadi sarana bagi yang
mengucapkan untuk mendapatkan syafa’at Nabi SAW.
5. Membaca shalawat menjadi sarana diampunkannya dosa.
6. Nabi SAW akan menjawab orang yang mengucapkan
shalawat dan salam kepada beliau.
Semoga kita makin mencintai Rasulullah SAW di dalam
kehidupan kita. Menjadikan beliau sebagai teladan utama
dalam kehidupan. Senantiasa bershalawat dan menyampaikan
salam kepadanya. Semoga kita mendapatkan syafa’at beliau di
Yaumil Akhir kelak.

Anda mungkin juga menyukai