Anda di halaman 1dari 7

1.

      Pengertian
         Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan
ar-rabthu buqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
         Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun
bagi orang yang menyakitinya.
         Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada allah, para malaikat-nya, para raulnya, dan
hari akhir serta pada qada dan qadar.
         Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih
dari padanya. 
         Aqidah menurut Syaikh Mahmoud Syaltout adalah segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan
terdahulu dari segala sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh
dicampuri oleh syakwasangka dan tidak dipengaruhi oleh keragu-raguan. 
         Syekh Hasan Al-Bannah menyatakan aqidah sebagai sesuatu yang seharusnya hati
membenarkannya sehingga menjadi ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari
kebimbangan dan keragu-raguan. 
         Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima
secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh
manusia di dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran
itu.                                                                                                                                          
         Menurut Abdullah Azzam, aqidah adalah iman dengan semua rukun-rukunnya yang enam.Berarti menurut
pengertian ini iman yaitu keyakinan ataukepercayaan akan adanya Allah SWT, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitab-Nya,Nabi-nabi-Nya, hari kebangkitan dan Qadha dan Qadar-Nya.

Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dangan
segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada malaikatnya dan
rasul-rasulnya, hari akhir, tardik baik dan buruk dan mengmani apa-apa yang telah shahih
tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.

2.      Ruang lingkup Aqidah


       Kajian aqidah menyangkut keyakinan umat Islam atau iman. Karena itulah, secara
formal, ajaran dasar tersebut terangkum dalam rukun iman yang enam. Oleh sebab itu, sebagian
para ulama dalam pembahasan atau kajian aqidah, mereka mengikuti sistematika rukun iman
yaitu: iman kepada Allah, iman kepada malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk ruhani
seperti jin, iblis, dan setan), iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan rasul Allah,
iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Sementara Ulama dalam kajiannya tentang aqidah islam menggunakan sistematika sebagai
berikut:
1.      Ilahiyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan,     Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah,perbuatan-perbuatan
(af’al) Allah dan sebagainya.
2.      Nubuwat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan nabi dan Rasul,
termasuk pembicaraan mengenai kitab-kitab Allah, mukjizat, karamat dan sebagainya.
3.       Ruhaniyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperyi Malaikat, Jin, Iblis, Setan, Roh dan lain sebaginya.
4.      Sam’iyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sama’, yaitu
dalil naqli berupa al-qur’an dan as-sunnah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga, neraka dan sebaginya.
Selain ruang lingkup yang di atas aqidah juga bisa mengikuti sistematis arkanul iman yaitu
1.      Iman keppada Allah SWT
2.      Iman kepada malaikat-malaikat Allah
3.      Iman kepada kitab-kitab Allah
4.      Iman kepad Nabi dan Rasul
5.      Iman kepada hari Akhir
6.      Iman kepada Qada dan Qadar
3.      Dalil-dalil Aqidah Islam
            Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu
bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan
akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah
suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk
sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur
berantakan.
            Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan
diterimanya suatu amal.  Aqidah Islam juga menuntut hanya nabi Muhammad saw sebagai satu-
satunya panutan di antara semua makhluk yang ada. Tidak boleh mengikuti selain Rasulullah
Muhammad, dan tidak diterima selain dari beliau. Beliaulah yang telah menyampaikan syari’at
Rabbnya. Tidak diperkenankan mengambil syari’at selain dari beliau (siapapun orangnya), atau
dari agama dan ideologi selain Islam, atau dari para pakar hukum. Seorang muslim wajib
mengikuti dan mengambil hukum hanya dari Rasul saw berdasarkan firman Allah Swt:
َ ‫اع هَّللا‬
َ ‫سول َ َف َقدْ َأ َط‬ َّ ‫مَنْ ُيطِ ِع‬
ُ ‫الر‬
“barangsiapa yang taat kepada rasul maka sungguh dia telah taat kepada Allah.”
(QS.An-nisaa:80)
Dan firman-Nya:
َ‫سول َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْر َحمُون‬ َّ ‫َوَأطِ ي ُعوا‬
ُ ‫الر‬
“Taatlah kalian kepada rasul semoga kalian dirahmati.”
(QS.An-Nuur:56)
 Dan firman-Nya Jalla wa’alaa:
ُ‫ول ِإاَّل ا ْل َباَل ُغ ا ْل ُم ِبين‬
ِ ‫س‬ َّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإ َّن َما َعلَ ْي ِه َما ُح ِّمل َ َو َعلَ ْي ُك ْم َما ُح ِّم ْل ُت ْم َوِإنْ ُتطِ ي ُعوهُ َت ْه َتدُوا َو َما َع َلى‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َوَأطِ ي ُعوا‬
ُ ‫الر‬
“Katakanlah: “Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka
Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban
kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat
kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan
menyampaikan (amanat Allah) dengan terang”.
(QS.An-Nuur:54)
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
ُّ ‫سول َ َفِإنْ َت َولَّ ْوا َفِإنَّ هَّللا َ اَل ُيح‬
َ‫ِب ا ْل َكاف ِِرين‬ َّ ‫ُقلْ َأطِ ي ُعوا هَّللا َ َو‬
ُ ‫الر‬
“Katakanlah: “Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, Maka Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang kafir”.
(QS.Ali Imran:32)
Dan ayat-ayat yang masih banyak lagi dari kitabullah Azza wajalla.
Dan telah datang pula perintah dari Allah Azza wajalla untuk mengikuti Rasul-Nya Shallallahu
alaihi wasallam berupa perintah untuk menjadikannya sebagai suri tauladan dalam banyak
tempat (dalam al-qur’an).
Allah Azza wajalla berfirman:
‫ُقلْ ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُت ِحبُّونَ هَّللا َ َفا َّت ِب ُعونِي ُي ْح ِب ْب ُك ُم هَّللا ُ َو َي ْغف ِْر َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َرحِي ٌم‬
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.Ali Imran:31)
Dan Allah Azza wajalla juga berfirman:
َ‫سولِ ِه ال َّن ِب ِّي اُأْل ِّم ِّي الَّذِي ُيْؤ مِنُ ِباهَّلل ِ َو َكلِ َماتِ ِه َوا َّت ِب ُعوهُ لَ َعلَّ ُك ْم َت ْه َتدُون‬
ُ ‫َفآ ِم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َر‬
“Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada
Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk”.
(QS.Al-A’raf:158)
‫َو َما َءاتَا ُك ُم ال َّرسُو ُل فَ ُخ ُذوهُ َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا‬
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.
(Q.S. Al-Hasyr : 7)
              Akidah Islam juga menuntut kewajiban menerapkan Islam secara sempurna dan
totalitas. Diharamkan menjalankan (hukum Islam) sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya,
atau menerapkannya secara bertahap.
               Kita tidak boleh membeda-bedakan hukum yang satu dengan hukum yang lainnya.
Seluruh hukum Allah adalah sama dalam hal kewajiban pelaksanaannya. Oleh karena itu
Abubakar  dan para sahabat telah memerangi orang-orang yang tidak mau membayar zakat,
karena mereka menolak melaksanakan salah satu hukum, yaitu hukum zakat. Disamping itu
Allah Swt mengancam orang-orang yang membeda-bedakan antara satu hukum dengan hukum
yang lain, atau orang-orang yang beriman terhadap sebagian dari Kitabullah dan kufur terhadap
sebagian lainnya. Mereka diancam dengan kehinaan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat.
Beberapa ulama telah membahas berbagai perkara tentang akidah, antara lain pembuktian
adanya Allah Sang Pencipta, pembuktian kebutuhan akan adanya Rasul dan pembuktian bahwa
al-Qur’an berasal dari Allah Swt dan Muhammad saw adalah seorang Rasul. Semua itu dibahas
berdasarkan dalil ‘aqli dan naqli yang berasal dari al-Qur’an dan Hadits mutawatir. Meraka telah
membahas pula perkara qadar, qadha dan rizki, ajal, tawakal kepada Allah, serta perkara hidayah
(petunjuk) dan dlalalah (kesesatan).

4.      Aqidah yang benar dalam islam


Aqidah yang benar dan lurus serta terjaimin dari kontaminasi adalah aqidah yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dijalankan oleh para shahabatnya. Aqidah ini tidak terlalu
rumit serta tidak terjebak dengan perdebatan masalah teologis yang membingungkan. Aqidah
ini bisa dicerna dengan mudah oleh para ilmuwan, filosouf dan rakyat kebanyakan.
Aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah yang diperuntukkan untuk
semua kalangan dan tidak kurang kekuatan ilmiyahnya dari pecahan-pecahannya yang sering
terjebak beradu argumen dengan aliran teologi barat yang cenderung asyik bermain di wilayah
logika semata.
Satu lagi keistimewaaan aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah aqidah ini
mampu menanamkan jiwa dan ruh serta kekuatan luar biasa ke dalam hati para penganutnya,
sehingga mampu mengubah kehidupan miskin dan terbelakang menjadi peradaban besar dunia
yang eksis bukan hanya pada masalah ukhrawi tetapi juga masalah duniawi.
Sedangkan aliran-aliran ilmu kalam itu tidak pernah melahirkan sebuah gerakan besar,
bahkan cenderung melahirkan orang-orang yang berpikir nyeleneh dan menyimpang dari
kehidupan normal. Kadang-kadang mengaku jadi tuhan, kadang-kadang mengatakan bahwa
tuhan menyatu dalam dirinya dan kadang-kadang lagi menyatakan dirinya tidak butuh lagi
dengan nabi dan rasul karena kedudukannya sudah sama.
Sedangkan aqidah yang diajarkan Rasulullah SAW ini telah sukses mengatarkan
masyarakat gurun yang tadinya menyembah batu dan kurma berubah seratus delapan puluh
derajat menjadi tatanan masyarakat baru yang maju, modern dan berkebudayaan tinggi.
Dengan aqidah ini, seorang budak mampu berdiri tegak di depan raja-raja dunia sambil
menawarkan pilihan untuk masuk Islam, bayar jizyah atau perang.
Dengan aqidah ini, generasi pertama umat ini mampu menaklukkan tiga imperium besar
dunia dan mengantarkan masyarakatnya menuju pintu gerbang kehidupan kosmopolitan yang
besar dan disatukan dalam sebuah khilafah terbesar sepanjang sejarah.
Dan yang tidak kalah penting untuk diketahui, aqidah ini tidak akan pernah hilang di
telan zaman, karena semua doktrin dan ajarannya telah diabadikan dalam kitab suci abadi
hingga akhir zaman.
Dalam istilah baku apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini adalah aqidah ahli
sunnah wal jamaah, yaitu aqidahnya orang yang mengukuti sunnah Rasulullah SAW dan
jamaah shahabatnya atau yang dikenal sebagai ahlus sunah wal jamaah.
5.      Aqidah ala ahlus sunah
Adapun ciri-ciri aqidah ahlus sunah adalah sebagai berikut.
1.       Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal ini karena aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
berdasarkan Kitab dan Sunnah serta Ijma’ para Salafush Shalih, yang jauh dari keruhnya hawa
nafsu dan syubhat.
2.       Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab
aqidah ini adalah iman kepada sesuatu yang ghaib.
3.      Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika yang
benar, bebas dari syahwat dan syubhat.
4.      Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabat, tabi’in dan para
imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan
5.      Ia adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak ada yang
rancu, masih samar-samar maupun yang sulit.
6.      Selamat dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan karena bersumber pada wahyu ilahi.
7.      Ia adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat, keadaan dan
umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.
8.      Ia adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai benturan yang
terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi maupun
yang lainnya..
9.      Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena, tidaklah
umat Islam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan tempat kecuali karena
mereka berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
10.  Ia akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan gelisah,
tidak akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini menghubungkan antara orang
mukmin dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai Tuhan, Pencipta, Hakim dan Pembuat
Syari’at. Maka hatinya akan merasa aman dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang atas
ketentuan-ketentuan hukum-Nya, dan pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.
11.  Tujuan dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan dalam
beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan kepada selain-Nya.
12.  Ia akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua’malah. Aqidah ini memerintahkan pengikutnya
melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap kejahatan. Ia
memerintahkan keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka dari kezhaliman dan
penyimpangan.
13.  Ia mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala sesuatu.
14.  Ia membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebab ia
mengetahui bahwa Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat, karena itu
mereka mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.
15.  Ia menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini akan
terwujud keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada Allah dan kewajiban
beribadah kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain
16.  Aqidah ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.
17.  Mengakui akal, tetapi membatasi perannya.
18.  Mengakui perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Ia meluruskan dan
membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai alat
perusak dan penghancur.
19.  Ia menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik, ekonomi,
pendidikan atau persoalan lainnya.
6.      Manfaat Aqidah Bagi Umat Islam
Aqidah Islam merupakan landasan setiap perilaku orang hidup beragama.Oleh sebab itu
memepelajari aqidah islam sangatlah bermanfa’at. Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari
Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang
merupakan karya manusia, tentu banyak kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin
kebenaran Aqidah lslamiyah sebagai poros dari segala pola laku dan tindakannya yang akan
menjamin kebahagiannya dunia akherat.
Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya;
1) Memperoleh petunjuk hidup yang benar.
2) Selamat dari pengaruh kepercayaan yang akan membawa kerusakan dan jauh
dari  kebenaran.
3) Memperoleh ketenangan hidup yang hakiki karena ada hubungan batin dengan sang
pencipta.
4) Tidak mudah terpengaruh dengan dunia yang sifatnya sebentar,yang kekal adalah akherat.
5) Mendapat jaminan surga jika akidahnya tak tercampur dengan syirik dan selamat dari
kekalnya Neraka.

Adapun manfaat mempelajari aqidah islam diantaranya:


1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun
duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki, terhadap
jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia penuh tawakkal
kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada Allah
dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara
miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan
hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai