Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU TAUHID

“IMAN KEPADA MALAIKAT”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah

Ilmu tauhid

Disusun Oleh:

TEGAR DARATUL HIKMAH (4422002)

Dosen Pembimbing:

Dr. NUNU BURHANUDIN. Lc. MA.

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SJECH M DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

TP. 2022
BAB I

PEMBAHASAN

IMAN KEPADA MALAIKAT

1.1 PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT


Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah artinya meyakini
setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan
seluruh anggota badan. Menurut M. Quraish Shihab, kata malaikat berasal dari bahasa Arab,
yaitu malā’ikah (‫ ) َم ٓلِئ َكة‬yang merupakan bentuk jamak dari kata malak ( ‫ ) َملَ َك‬yang terambil
dari kata la’aka (‫ )اَل َ َك‬yang berarti “menyampaikan sesuatu”. Jadi, malak/malaikat adalah
makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah Swt. Menurut istilah, malaikat adalah
makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Swt. dari cahaya, sebagai utusan Allah Swt. yang
taat, patuh, serta tidak pernah membangkang terhadap perintah-perintah-Nya.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt.
menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala
perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa menggunakan seluruh anggota
badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan berbuat.

1.2 MAKNA BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah Ta’ala dari cahaya,
walaupun mereka memiliki keluarbiasaan yang sangat hebat mereka tidak berhak untuk
diibadahi. Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Ta’ala. Keimanan kepada
malaikat merupakan salah satu rukun dari rukun iman, hal ini sebagaimana penjelasan
Rasulullah SAW. dalam hadits Jibril, dimana malaikat Jibril bertanya kepada beliau tentang
iman dan kemudian dijawab oleh Rasulullah “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-
Nya, kitabkitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan kepada qadar yang baik dan buruk.”
(HR. Muslim). Ini artinya orang yang tidak mengimani malaikat maka dia telah terjerumus
dalam kekufuran karena telah mengingkari salah satu rukun iman. Oleh karena itulah amat
penting bagi kita untuk mengetahui apa dan bagaimanakah bentuk keimanan yang benar
terhadap makhluk-makhluk Allah Ta’ala yang mulia ini.

Kita wajib mengimani secara rinci terhadap beberapa malaikat yang kita ketahui
namanya seperti Jibril, Mikail, Malik, serta Isrofil. Kita juga mengimani secara global adanya
malaikat-malaikat yang tidak kita ketahui namanya.

1.3 DALIL BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Iman kepada malaikat termasuk rukun iman. Malaikat adalah makhluk Allah Swt. yang
diciptakan dari nur Ilahi (cahaya Allah Swt.). Mereka bertugas untuk mengurusi berbagai
urusan yang diperintah oleh-Nya. Iman kepada malaikat berarti mengakui keberadaan mereka
yang selalu taat kepada Allah Swt. Sebagaimana ALLAH SWT berfirman dalam QS. Al-
Baqarah [2]: 285
ۤ ‫هّٰلل‬
‫سلِ ٖه ۗ َوقَالُ ْوا‬ ُ ‫س ْو ُل بِ َمٓا اُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِمنْ َّربِّ ٖه َوا ْل ُمْؤ ِمنُ ْونَ ُك ٌّل ٰا َمنَ بِا ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر‬
ُ ‫سلِ ٖ ۗه اَل نُفَ ِّر‬
ُ ‫ق بَيْنَ اَ َح ٍد ِّمنْ ُّر‬ ُ ‫ٰا َمنَ ال َّر‬
ِ ‫س ِم ْعنَا َواَطَ ْعنَا ُغ ْف َرانَ َك َربَّنَا َواِلَ ْي َك ا ْل َم‬
‫ص ْي ُر‬ َ

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-
Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami
tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami
dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami)
kembali.”

1.4 HUKUM BERIMAN KEPADA MALAIKAT


Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardhu ‘ain. Beriman kepada malaikat
merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah Swt., kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar. Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-
Qur’ān dan hadis sebagai berikut.
ۤ
‫ي اَ ْن َز َل ِمنْ قَ ْب ُل ۗ َو َمنْ يَّ ْكفُ ْر بِاهّٰلل ِ َو َم ٰل ِٕى َكتِ ٖه‬ ُ ‫ي نَ َّز َل ع َٰلى َر‬
ِ ‫س ْولِ ٖه َوا ْل ِك ٰت‬
ْٓ ‫ب الَّ ِذ‬ ْ ‫ب الَّ ِذ‬ِ ‫س ْولِ ٖه َوا ْل ِك ٰت‬
‫هّٰلل‬
ُ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا ٰا ِمنُ ْوا بِا ِ َو َر‬
‫ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا‬َ ‫ض َّل‬ َ ‫سلِ ٖه َوا ْليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد‬
ُ ‫َو ُكتُبِ ٖه َو ُر‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah
tersesat sangat jauh.” (QS. An-Nisa’ [4]:136)

ْ‫س َم ِعي ُل بْنُ ِإ ْب َرا ِهي َم عَنْ َأبِي َحيَّانَ عَن‬ ْ ‫ب َج ِمي ًعا عَنْ ا ْب ِن ُعلَيَّةَ قَا َل زُ َه ْي ٌر َح َّدثَنَا ِإ‬ َ ‫و َح َّدثَنَا َأبُو بَ ْك ِر بْنُ َأبِي‬
ٍ ‫ش ْيبَةَ َو ُز َه ْي ُر بْنُ َح ْر‬
‫س فََأتَاهُ َر ُج ٌل فَقَا َل‬
ِ ‫سلَّ َم يَ ْو ًما بَا ِرزًا لِلنَّا‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫َأبِي ز ُْر َعةَ ْب ِن َع ْم ِرو ْب ِن َج ِري ٍر عَنْ َأبِي ه َُر ْي َرةَ قَا َل َكانَ َر‬
)‫سلِم‬ ُّ ‫ ( َر َواهُ ا ْلبُ َخا ِر‬...‫ث اآْل ِخ ِر‬
ْ ‫ي َو ُم‬ ُ ‫سو َل هَّللا ِ َما اِإْل ي َمانُ قَا َل َأنْ تُْؤ ِمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ِئ َكتِ ِه َو ِكتَابِ ِه َولِقَاِئ ِه َو ُر‬
ِ ‫سلِ ِه َوتُْؤ ِمنَ بِا ْلبَ ْع‬ ُ ‫يَا َر‬
Artinya: Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Zuhair bin
Harb semuanya dari Ibnu Ulayyah, Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Ismail
bin Ibrahim dari Abu Hayyan dari Abu Zur'ah bin Amru bin Jarir dari Abu Hurairah dia
berkata, "Rasulullah Saw, pada suatu hari berada di hadapan manusia, lalu seorang laki-laki
mendatanginya seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah iman itu?' Beliau menjawab,
'Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan
dengan-Nya, beriman kepada para rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan
yang akhir. (HR. Bukhari dan Muslim).

1.5 NAMA-NAMA DAN TUGAS MALAIKAT


Jumlah malaikat sangat banyak, hitungannya hanya Allah yang mengetahuinya. Dalam
sebuah riwayat sewaktu Nabi isra mi’rat ia melihat para malaikat bersujud secara bergiliran
70.000 dalam sehari, sedangkan hari berikutnya datang malaikat lainnya. Sebagian dari
mereka yang wajib diimani adalah:
1) Malaikat Jibril
Jibril adalah Malaikat yang ditugaskan ALLAH Swt untuk menyampaikan wahyu atau
menjadi perantara bagi ALLAH dan Rasul-rasulnya dan menyampaikan ilham kepada orang-
orang yang shaleh. Malaikat Jibril pula yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa as.
kepada ibunya Maryam. Malaikat Jibril memiliki beberapa nama lain atau julukan, di
antaranya adalah Ruh alAmin dan Ruh al-Qudus.

2) Malaikat Mika’il
Malaikat Mikail adalah malaikat yang tugasnya mengatur urusan makhluk Allah Swt.
termasuk mengatur rezeki terutama untuk manusia. Seperti mengatur air, menurunkan
hujan/petir, membagikan rezeki untuk manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lainnya
yang ada di muka bumi ini. Malaikat Mikail, termasuk salah satu malaikat yang menjadi
pembesar seluruh malaikat selain Malaikat Jibril.

Di samping bertugas membagi rezeki dan hujan, Malaikat Mikail juga sering bersama-
sama dengan Malaikat Jibril dalam menjalankan tugasnya. Di antara tugas yang pernah
dilakukan bersama Malaikat Jibril adalah sebagai berikut.

a. Ketika Malaikat Jibril menjalankan tugas membelah dada Nabi Muhammad


saw. untuk dicuci hatinya Malaikat Mikail mengambil peran sebagai
pengambil air al-Kaușar (air zam-zam) untuk mencuci hati Nabi Muhammad
saw.
b. Ketika Nabi Muhammad saw. pergi untuk melakukan Isra’ dan Mi’raj,
Malaikat Mika’il bersama Jibril mendampingi selama perjalanan.
c. Malaikat Mikail juga bertugas menyampaikan lembaran kepada Malaikat
Maut. Lembaran tersebut bertulis tentang detail seperti nama, tempat, dan
sebab-sebab pencabutan nyawa bagi orang yang dimaksud.

3) Malaikat Israfil
Malaikat Israfil bertugas meniupkan terompet sangkakala sebanyak dua kali, tiupan
pertama untuk mematikan seluruh makhluk hidup dan tiupan kedua untuk membangkitkan
orang-orang yang telah mati dan mengumpulkan mereka di Padang Mahsyar.

4) Malaikat Izra’il
Malaikat Izrail atau biasa disebut malaikat maut bertugas mencabut nyawa semua
makhluk termasuk dirinya sendiri. Ia senantiasa memandang ke LauhMahfuzh, yaitu daftar
orang-orang yang akan dicabut nyawanya. Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa
oleh Allah Swt., di antaranya adalah dapat menjangkau dengan mudah dari barat hingga
timur dan ia juga sanggup membolak-balikkan dunia.

5) Malaikat Raqib
Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia.

6) Malaikat ‘Atid

Malaikat ‘Atid bertugas mencatat segala amal keburukan manusia. Malaikat Raqib dan
‘Atid sangat jujur dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah Swt. Mereka mencatat dengan
penuh ketelitian, sehingga tidak ada satu pun keburukan dan kebaikan yang luput dari catatan
keduanya.

7) Malaikat Munkar dan Nakir

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir merupakan dua malaikat yang bertugas
menanyakan dan menguji iman orang yang sudah mati di alam kubur. Hal itu akan dimulai
ketika pemakaman selesai dan orang terakhir dari jamaah yang mengikuti pemakaman telah
melangkah 40 langkah dari makam.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir akan Menanyakan tiga perkara. Tiga perkara
tersebut, yaitu “Siapa Tuhamnmu? Apa Agamamu? Siapa Nabimu?”. Seorang mukmin yang
saleh akan menjawab bahwa Tuhanku adalah Allah Swt. Agamaku adalah Islam, dan Nabiku
adalah Muhammad saw. Jika jawaban seseorang itu benar seperti tersebut di atas, maka
waktu untuk menunggu hari kebangkitan akan sangat menyenangkan. Namun, apabila
seseorang tidak dapat menjawab seperti tersebut di atas, maka orang tersebut akan dihukum
hingga hari penghakiman.

8) Malaikat Malik

Malaikat Malik atau disebut juga Malaikat Zabaniyah adalah malaikat yang bertugas
menjaga dan mengatur siksa (azab) bagi para penghuni neraka.

9) Malaikat Ridwan

Malaikat Ridwan bertugas menjaga dan mengawasi surga serta menyambut semua
hamba Allah Swt. yang akan masuk ke dalamnya. Malaikat Ridwan sangat ramah
menyambut dan mempersilakan orangorang yang akan masuk ke dalam surga.

1.6 SIFAT DAN PERILAKU MALAIKAT

a) Selalu patuh kepada Allah Swt. dan tidak pernah berbuat maksiat kepada-Nya.
b) Dapat berubah wujud sesuai kehendak Allah Swt. Jibril kadang-kadang
datang kepada Nabi Muhammad Saw. menyamar seperti sahabat yang
bernama Dihyah al-Kalbi dan terkadang seperti sahabat dari Arab Badui.
c) Malaikat tidak pernah sombong.
d) Malaikat senantiasa patuh kepada ALLAH Swt.
e) Malaikat senantiasa bertasbih kepada ALLAH Swt.
f) Malaikat tidak makan dan minum.
g) Malaikat tidak memiliki jenis kelamin.
h) Malaikat tidak pernah letih dan tidak pula berhenti beribadah kepada Allah
Swt.
i) Berdoa bagi hamba yang duduk menunggu salat berjamaah.

1.7 PERBEDAAN MALAIKAT, MANUSIA, DAN JIN

MALAIKAT MANUSIA JIN


Diciptakan dari cahaya Diciptakan dari tanah Diciptakan dari api
Ghaib Nyata Ghaib
Tidak memiliki nafsu Memiliki nafsu Memiliki nafsu
Selalu taat kepada Allah Swt. Ada yang taat dan ada yang Ada yang taat dan ada yang
durhaka durhaka
Tidak berjenis kelamin Berjenis kelamin Berjenis kelamin
Tidak makan, tidak minum, Makan, minum, tidur, dan Makan, minum, tidur, dan
tidak tidur, dan tidak kawin kawin kawin
Memiliki akal pikiran yang Memiliki akal pikiran yang Memiliki akal pikiran
bersifat statis bersifat dinamis

1.8 MEWUJUDKAN PERILAKU BERIMAN KEPADA ALLAH Swt.


1) Berperilaku jujur
2) Patuh dan taat terhadap perintah ALLAH Swt.
3) Ikhlas dalam melaksanakan tugas
4) Hati-hati dalam berbicara dan bertindak
5) Berempati pada orang yang membutuhkan bantuan
6) Menjadi teladan bagi lingkungan sekitar
7) Selalu berusaha memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik
8) Menampilkan pribadi yang rendah hati
9) Selalu berusaha untuk mencari dan memohon hidayah kepada Allah Swt.
10) Menampilkan perilaku bersyukur
11) Berupaya mencari rezeki yang baik dan juga halal
12) Memohon kepada Allah SWT untuk diselamatkan dalam menghadapi berbagai
macam musibah dan hari kiamat
13) Berusaha untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian
14) Memiliki niat yang baik dalam melakukan perbuatan
15) Berpikir positif
16) Bekerja keras.

1.9 HIKMAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT


1) Menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
2) Senantiasa hati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatan sebab segala apa yang
dilakukan manusia tidak luput dari pengamatan malaikat Allah Swt.
3) Menambah kesadaran terhadap alam mengenai wujud yang tidak terjangkau oleh
pancaindra manusia.
4) Menambah rasa syukur kepada Allah Swt. karena melalui malaikatmalaikat-Nya,
manusia memperoleh banyak karunia.
5) Menambah semangat dan ikhlas dalam beribadah walaupun tidak dilihat oleh orang
lain ketika melakukannya.
6) Menumbuhkan cinta kepada amal saleh karena malaikat selalu siap mencatat amal
manusia.
7) Semakin giat dalam berusaha karena tidak ada rezeki yang diturunkan oleh malaikat
Allah Swt. tanpa usaha dan kerja keras.
DAFTAR PUSTAKA

Khairiyah, Nelty dan Endi Suhendi Zen. 2017. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Basyir, Damanhuri. 2014. Tauhid Kalami. Aceh: Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry.

Ahmad Suryadi, Rudi dan Sumiyati. 2019. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.

Hasbi, Muhammad. 2016. Ilmu Tauhid Konsep Ketuhanan Dalam Teologi Islam.
Yogyakarta: TrustMedia Publishing.

Purba, Hadis dan Salamuddin. 2016. Theologi Islam Ilmu Tauhid. Medan: Perdana
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai