Anda di halaman 1dari 76

88ziHSI Silsilah 7 Beriman dengan Kitab-Kitab

Allah – Halaqah 2 Pentingnya Beriman dengan


Kitab-Kitab Allah dan Cara Beriman dengan
Kitab-Kitab Allah

‫وبركاته‬ ‫هللا‬ ‫ورحمة‬ ‫عليكم‬ ‫السالم‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هلل و على آله و صحبه‬
‫أجمعين أما بعد‬

Halaqah yang ke dua dari Silsilah Ilmiyyah


Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang Pentingnya Beriman dengan Kitab-
Kitab Allah dan Cara Beriman dengan Kitab-
Kitab Allah.

Diantara yang menunjukkan pentingnya


beriman dengan kitab-kitab Allah, bahwasanya
beriman dengan kitab-kitab Allah secara global
adalah termasuk pokok-pokok akidah Islam
dan merupakan rukun yang ke-tiga dari enam
Rukun Iman yang tidak sah iman seseorang
kecuali dengan mengimani seluruh rukun iman
ini dan telah berlalu haditsnya.
Kemudian diantara yang menunjukkan
pentingnya bahwasanya beriman dengan kitab-
kitab adalah sifat orang-orang yang beriman.

Allah berfirman,

ِ ‫آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۚ ُكلٌّ آ َمنَ بِاهَّلل‬
‫… َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه‬

“Rasul beriman dengan apa yang diturunkan


kepadanya dari Rabb-nya demikian pula orang-
orang yang beriman semua beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya
dan Rosul-Rosul-Nya.” [Surat Al-Baqarah 285]

Diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa


Allah telah menyuruh orang-orang yang
beriman untuk mengatakan kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami.

Di dalam sebuah ayat, Allah berfirman,


ِ ‫قُولُوا آ َمنَّا بِاهَّلل ِ َو َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْينَا َو َما أُ ْن ِز َل إِلَ ٰى إِب َْرا ِهي َم َوإِ ْس َم‬
‫اعي َل‬
‫اط َو َما أُوتِ َي ُمو َس ٰى َو ِعي َس ٰى َو َما أُوتِ َي‬ ِ َ‫وب َواأْل َ ْسب‬ َ ُ‫ق َويَ ْعق‬ َ ‫َوإِس َْحا‬
ْ َ
َ‫ق بَ ْينَ أ َح ٍد ِمنهُ ْم َونَحْ نُ لَهُ ُم ْسلِ ُمون‬ ُ ‫النبِيُّونَ ِم ْن َربِّ ِه ْم اَل نُفَ ِّر‬َّ

“Katakanlah oleh kalian kami beriman kepada


Allah dan apa yang diturunkan kepada kami
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim,
Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan Asbath dan apa yang
diberikan kepada Musa dan Isa dan apa yang
diberikan kepada para Nabi dari Rabb mereka,
kami tidak membeda-bedakan seorang pun
diantara mereka dan kami menyerahkan diri
kepada Allah.” [Surat Al-Baqarah 136]

Diantara yang menunjukkan pentingnya


beriman dengan kitab-kitab Allah bahwasanya
mengkufuri kitab-kitab Allah adalah sebuah
kesesatan yang nyata.

Allah berfirman,

َ ‫َو َم ْن يَ ْكفُرْ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
‫ض َّل‬
‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا‬
َ
”Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, dan hari akhir maka sungguh dia
telah tersesat dengan kesesatan yang jauh ”
[Surat An-Nisa’ 136]

Dan diantara hal yang menunjukkan


pentingnya beriman dengan kitab-kitab Allah,
bahwasanya Allah telah menurunkan kitab-
kitab tersebut sebagai petunjuk bagi manusia,
mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju
cahaya, menunjukkan mereka jalan yang lurus
yang dengannya mereka bahagia di dunia dan
akhirat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

‫ۚ إِنَّا أَ ْنزَ ْلنَا التَّوْ َراةَ فِيهَا هُدًى َونُو ٌر‬

“Sesungguhnya kami telah menurunkan


Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan juga
cahaya ” [Surat Al-Ma’idah 44]

Demikian pula firman Allah,


ۖ ‫يل فِي ِه هُدًى َونُو ٌر‬
َ ‫َوآتَ ْينَاهُ اإْل ِ ْن ِج‬

”Dan Kami telah berikan kepada Isa, Injil di


dalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ”
[Surat Al-Ma’idah 46]

Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman,

َ‫ْب ۛ فِي ِه ۛ هُدًى لِ ْل ُمتَّقِين‬ َ ِ‫ٰ َذل‬


َ ‫ك ْال ِكتَابُ اَل َري‬

“Kitab tersebut (Al-Qur’an) tidak ada keraguan


di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang
yang bertaqwa.” [Surat Al-Baqarah 2]

1. Cara beriman dengan kitab-kitab Allah


adalah beriman dengan empat perkara:
Beriman bahwasanya kitab-kitab ini benar-
benar turun dari Allah Subhānahu wa
Ta’āla
2. Beriman dengan nama-nama kitab yang
kita ketahui namanya, sedangkan yang
tidak kita ketahui maka kita beriman secara
global.
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahih di
dalam kitab-kitab tersebut, seperti kabar-
kabar Al-Qur’an dan kabar-kabar kitab
sebelumnya yang belum diubah.
4. Beramal, ridho, dan berserah diri dengan
hukum-hukum yang belum dihapus di
dalam kitab-kitab tersebut dan semua kitab
yang terdahulu telah mansukh atau telah
terhapus hukumnya dengan Al-Quran.

HSI 07 – Kajian 03
– wahyu
■ SILSILAH 7 | BERIMAN DENGAN KITAB-KITAB ALLĀH
■ Halaqah 3 | Wahyu

‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman


Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Wahyu”.

WAHYU

◆ Secara bahasa
Adalah pemberitahuan yang cepat dan samar.

Di dalam Al-Qurān, Allāh menyebutkan bahwa:

⑴ Allāh mewahyukan kepada ibu Nabi Mūsā


‘alayhissalām untuk menyusui Mūsā ‘alayhissalām.

⑵ Allāh mewahyukan kepada lebah untuk membuat


sarang.

⑶ Allāh menyebutkan bahwa Nabi Zakariyya


‘alayhissalām mewahyukan kepada kaumnya dengan
isyarat.

⑷ Allāh juga menyebutkan bahwasanya syaithān


mewahyukan kepada wali-walinya.

Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa.

◆ Secara Syari’at

Adalah pemberitahuan Allāh kepada para NabiNya


dengan apa yang Allāh ingin sampaikan kepada
mereka;

⇒ baik berupa syari’at atau kitab.


⇒ baik dengan perantara atau tidak dengan
perantara.

Dan wahyu inilah yang merupakan kekhususan para


Nabi, sebagaimana firman Allāh:

ٍ ُ‫ إِلَ ٰىن‬ ‫ك َك َما أَوْ َح ْينَا‬


‫وح َوالنَّبِيِّينَ ِمن بَ ْع ِد ِه‬ َ ‫َ ۚ إِنَّا أَوْ َح ْينَا إِلَ ْي‬ 

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu


sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nūh
dan nabi-nabi setelahnya.” (An-Nisā: 163)

Wahyu, Allāh sampaikan kepada para nabi


menggunakan 3 cara:

● Cara Pertama | Allāh langsung mewahyukan ke hati


nabi, yang diwahyukan.

Seperti sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

‫ث فِي رُو ِعي أَ َّن نَ ْفسًا لَ ْن تَ ُموتَ َحتَّى تَ ْستَ ْك ِم َل أَ َجلَهَا‬ َ َ‫ُس نَف‬ ِ ‫إِ َّن رُوْ َح ْالقُد‬
‫ق‬ ‫ز‬ْ ‫ء‬
ِ ِّ‫َ َ ُ ِ ُ الر‬ ‫ا‬ َ ‫ط‬ ْ
‫ب‬ ‫ت‬ ْ
‫س‬ ‫ا‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫د‬‫ح‬َ ‫أ‬ َّ
‫ن‬ َ ‫ل‬ ‫م‬ ْ‫ح‬
ِ َ َ ِ‫ي‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ب‬َ ‫ل‬َّ ‫الط‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ ِ‫وا‬ ُ ‫ل‬ ‫م‬ ْ‫ج‬َ ‫أ‬ َ ‫ف‬ ، c‫ب ِر ْزقَهَا‬
َ ‫َوتَ ْستَوْ ِع‬
َ ْ ‫هَّللا‬
‫ فإِ َّن َ ال يُنَا ُل َما ِعن َدهُ إِال بِطا َعتِ ِه‬، ‫ْصيَ ٍة‬ َ ُ ْ
ِ ‫أن يَطلبَهُ بِ َمع‬ ْ َ

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan


di dalam hatiku bahwa sebuah jiwa tidak akan
meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna
rizqinya. Maka hendaklah kalian perbaiki cara mencari
rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang diantara
kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat
lambatnya rizqi, karena sesungguhnya tidak dicari apa
yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan
kepadaNya.”

(HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan


dishahihkan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

● Cara Kedua | Allāh berbicara langsung dengan nabi


tersebut dari balik hijab.

Sebagaimana Allāh berbicara langsung dengan Nabi


Mūsā ‘alayhissalām, sebagaimana dalam firman Allāh:

‫ َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو َسى تَ ْكلِي ًما‬ 

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-


benar pembicaraan.” (An-Nisā: 164)

● Cara 3 | Wahyu tersebut datang dengan


perantaraan malaikat.

Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari


Allāh kepada para nabi dan rasul.

Dalil ke-3 cara ini:


‫ب أَوْ يُرْ ِس َل َر ُسواًل‬ ٍ ‫ َوحْ يًا أَوْ ِمن َو َرا ِء ِح َجا‬ ‫ إِاَّل‬ ُ ‫أَن يُ َكلِّ َمهُ هَّللا‬ ‫َر‬
ٍ ‫َو َما َكانَ لِبَش‬
‫ َمايَشَا ُء ۚ إِنَّهُ َعلِ ٌّي َح ِكي ٌم‬ ‫ُوح َي ِبإِ ْذنِ ِه‬
ِ ‫ي‬َ ‫ف‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali


wahyu yang diwahyukan secara langsung atau
berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh
mengutus seorang malaikat utusan kemudian
malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa
yang dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
Lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā: 51)

Dan Jibrīl datang kepada nabi dengan membawa


wahyu;

⇒ terkadang dengan wujudnya yang asli.

⇒ terkadang datang wahyu tersebut seperti


kerincingan lonceng.

⇒ terkadang Jibrīl datang menjelma sebagai seorang


manusia.

Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah


bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa
sallam:
: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ي ؟ فَقَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ُ ْ‫ك ْال َوح‬ َ ‫ َك ْيفَ يَأْتِي‬، ِ ‫يَا َرسُو َل هَّللا‬
‫ َوقَ ْد‬، ‫ص ُم َعنِّي‬ َ ‫ي فَيُ ْف‬ َّ َ‫ َوهُ َو أَ َش ُّدهُ َعل‬، ‫س‬
ِ ‫صلَ ِة ْال َج َر‬ َ ‫“أَحْ يَانًا يَأْتِينِي ِم ْث َل‬
َ ‫ص ْل‬
ُ َ َ ِّ َ َ ُ َ ْ َّ
‫ َوأحْ يَانا يَت َمث ُل لِي ال َملك َر ُج فيُكل ُمنِي فأ ِعي َما يَقو ُل‬، ‫ْت َع ْنهُ َما قَا َل‬
‫اًل‬ َ ً َ ُ ‫َو َعي‬

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang


kepadamu?”

Maka Beliau Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam


berkata:

“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara


kerincingan lonceng dan inilah yang paling berat
bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah
memahami apa yang dia katakan. Dan terkadang
malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki
kemudian berbicara kepadaku dan akupun
memahami apa yang dia ucapkan.”

(Muttafaqun ‘alayhi)
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH 
■ Halaqah 4 | Beriman Bahwasanya Kitab-
kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh
Subhānahu wa Ta’āla

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
“Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-
benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab


Allāh adalah:

⑴ Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-


benar;

• Turun dari Allāh.

• Merupakan kalamullāh dari Allāh bermulai.


⑵ Beriman bahwasanya Allāh telah;

• Berbicara secara hakikat dengan huruf dan


maknanya.

• Berbicara sesuai dengan yang Dia


kehendaki (dengan cara yang Allāh
kehendaki) yang sesuai dengan keagungan
Allāh ‘Azza wa Jalla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ‫ُص ِّد ًقا لِّ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه َوأ‬


‫نز َل ال َّت ْو َرا َة‬ َ ‫م‬ ‫اب ِب ْال َح ِّق‬
َ ‫ْك ْال ِك َت‬
َ ‫َن َّز َل َعلَي‬
‫َواإْل ِن ِجي َل‬

“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-


Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-
kitab  sebelumnya dan Dialah yang telah
menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān:
3)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ُ
‫نز َل َعلَ ٰى إِب َْراهِي َم َوإِسْ مَاعِ ي َل‬ ِ ‫قُ ْل آ َم َّنا ِباهَّلل ِ َو َما أ‬
ِ ‫ َو َما أ‬ ‫نز َل َعلَ ْي َنا‬
َ ‫يس ٰى َوال َّن ِبي‬
‫ُّون‬ َ ِ‫ُوس ٰى َوع‬ ُ َ
َ ‫وب َواأْل سْ بَاطِ َو َما أوت َِي م‬ َ ُ‫َوإِسْ َحاقَ َو َيعْ ق‬
‫مِن رَّ ب ِِّه ْم‬
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan
apa yang diturunkan kepada Kami dan apa
yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl,
Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa yang
diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi
dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)

✘ Tidak boleh seseorang mengatakan


bahwa:

⇒ Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā.

⇒ Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā.

⇒ Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.

Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab


tersebut adalah ucapan manusia maka dia
telah kufur dengan ayat-ayat Allāh.

Allāh berfirman:

‫لَ ُه ْم َع َذابٌ َشدِي ٌد َوهللا َع ِزي ٌز ُذو ا ْن ِت َق ٍام‬ ‫ت هللا‬


ِ ‫ ِبآ َ َيا‬ ‫ِين َك َفرُوا‬
َ ‫الَّذ‬  َّ‫إِن‬ 

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur


dengan ayat-ayat Allāh, mereka akan
mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allāh
adalah Zat Yang Perkasa dan memiliki
siksaan.” (QS Āli ‘Imrān: 4)

Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian


orang kafir yang mengatakan:

‫إِاَّل َق ْو ُل ْال َب َش ِر‬ ‫ ٰ َه َذا‬  ْ‫إِن‬ 

“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan


manusia.” (QS Al-Muddatstsir: 25)

Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai


perantara dalam menyampaikan kalamullāh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

)١٩٣ ( ُ‫) َن َز َل ِب ِه الرُّ و ُح اأْل َمِين‬١٩٢( ‫ِين‬ (َ ‫نزي ُل َربِّ ْال َعا َلم‬
ِ ‫َوإِ َّن ُه َل َت‬
( ‫ين‬
ٍ ‫ان َع َر ِبيٍّ م ُِّب‬
ٍ ‫) ِبل َِس‬١٩٤( ‫ين‬ ْ
َ ‫ون م َِن المُنذ ِِر‬ ْ
َ ‫َعلَى قل ِب َك لِتك‬
ُ َ َ
)١٩٥  
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan
dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-
Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi
Muhammad) supaya engkau menjadi
pemberi peringatan. Turun kitab tersebut
dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-
Syuarā: 192-195)
Adapun firman Allāh:

ٍ ‫إِ َّن ُه لَ َق ْو ُل َرس‬


‫ُول َك ِر ٍيم‬

Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-


Hāqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19,
yang artinya:

“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan


Rasul yang mulia.”

Maka maksudnya adalah penyandaran


ucapan kepada yang mengucapkan.

⇒ Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud


“utusan” adalah Muhammad shallallāhu
‘alayhi wa sallam.

⇒ Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud


“utusan” adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.
HSI 07 – Kajian 05 –
Nama kitab-
kitab Allah
● Silsilah Ilmiyyah 7 : Beriman Dengan Kitab-
Kitab Allah

◆ 05 Beriman dengan nama-nama Kitab


Allah yang kita ketahui namanya
————————

(‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هلل و على آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah 
Beriman Dengan Nama-nama Kitab-Kitab
Allāh Yang Kita Ketahui Namanya.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab


Allāh adalah beriman dengan nama-nama
kitab Allāh yang telah Allāh & Rasul-Nya
beritahukan namanya kepada kita & kita
ketahui namanya

⑴. Shuhuf Ibrahim & Shuhuf Musa

Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi


Ibrahim & Shuhuf Musa diturunkan kepada
Nabi Musa alaihima salam

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ُوس ٰى‬
َ ‫صحُفِ إِب َْراهِي َم َوم‬
ُ

“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa ”


[Surat Al-A’la 19]

⑵. Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud


alaihi salam

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ۚ ‫َوآ َت ْي َنا دَ اوُ ودَ َزبُورً ا‬


” Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab
Zabur ”
[Surat An-Nisa’ 163]
⑶. At Taurat yang diturunkan kepada Musa
alaihi salam

⑷. Al Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa


alaihi salam

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ُص ِّد ًقا لِ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه َوأَ ْن َز َل ال َّت ْو َرا َة‬
َ ‫اب ِب ْال َح ِّق م‬
َ ‫ْك ْال ِك َت‬
َ ‫َن َّز َل َعلَي‬
ْ
‫َوا ِن ِجي َل‬ ‫إْل‬

” Dia lah yang telah menurunkan kepadamu


Al Kitab yaitu Alqur’an dengan hak
membenarkan apa yang datang sebelumnya
& Dialah yang telah menurunkan at Taurat &
Injil”
[Surat Al-Imran 3]

⑸ Al Quran yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ُ‫ان الَّذِي أ ُ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آن‬


َ ‫ض‬َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
“Bulan Ramadhan yang diturunkan
didalamnya Al Quran ”
[Surat Al-Baqarah 185]

Kita harus beriman dengan nama-nama kitab


tersebut & Nabi yang diturunkan kepadanya
adapun yang tidak kita ketahui namanya
maka kita beriman secara global, maksudnya
kita beriman bahwasanya setiap Rasul
memiliki kitab namun tidak semua kita
ketahui namanya sebagai firman Allāh :

‫ان لِ َيقُو َم‬ َ ‫ت َوأَ ْن َز ْل َنا َم َع ُه ُم ْال ِك َت‬


َ ‫اب َو ْالم‬
َ ‫ِيز‬ ِ ‫لَ َق ْد أَرْ َس ْل َنا ُر ُسلَ َنا ِب ْال َب ِّي َنا‬
ْ َّ
ِ‫ۖ الناسُ ِبالقِسْ ط‬ 

“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul


kami dengan keterangan-keterangan yang
nyata dan Kami turunkan bersama mereka
Kitab-kitab & timbangan supaya manusia
berlaku adil ”
[Surat Al-Hadid 25]

Dan InsyaAllah akan datang penjelasan


masing-masing dari kitab tersebut sesuai
dengan apa yang Allāh & Rasul-Nya
kabarkan didalam Alqur’an.
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH 
■ Halaqah 6 | Shuhuf Ibrāhīm
_____________________________

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Ibrāhīm”.

(
Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah ‫ص ِح ْي َف ٌة‬
َ )
artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk
menulis di dalamnya.

◆ Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang


diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm
‘alayhissalām.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ُوسى‬
َ ‫صحُفِ إِب َْراهِي َم َوم‬
ُ  
“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS
Al-A’lā: 19)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga


berfirman:

)٣٧( ‫) َوإِب َْراهِي َم الَّذِي َو َّفى‬٣٦( ‫ُوسى‬ ُ  ‫ ُي َنبَّأْ ِب َما فِي‬ ‫أَ ْم لَ ْم‬
َ ‫م‬  ِ‫صحُف‬

“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa


yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.” (QS
An-Najm: 36-37)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah


mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam
firmanNya:

ُ ُ
‫نز َل إِلَ ٰى إِب َْراهِي َم‬ ِ ‫قُولُوا آ َم َّنا ِباهَّلل ِ َو َما أ‬
ِ ‫نز َل إِلَ ْي َنا َو َما أ‬

“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman


kepada Allāh dan apa yang diturunkan
kepada kami dan apa yang diturunkan
kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)

◆ Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam


pertama di bulan Ramadhān.
‫‪Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam‬‬
‫‪bersabda:‬‬

‫‪ ‬أنزلت صحف إبراهيم عليه السالم في أول ليلة‪ ‬من رمضان(‬

‫‪“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm‬‬


‫‪‘alayhissalām pada malam yang pertama di‬‬
‫‪bulan Ramadhān.” (HR Ahmad dan‬‬
‫‪dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy‬‬
‫)‪rahimahullāh‬‬

‫‪⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya,‬‬


‫‪namun diketahui sebagian kandungannya.‬‬

‫‪Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:‬‬

‫ُوسى (‪َ )٣٦‬وإِب َْراهِي َم الَّذِي َو َّفى (‪)٣٧‬‬ ‫صحُفِ م َ‬ ‫أَ ْم لَ ْم ُي َنبَّأْ ِب َما فِي ُ‬
‫ان إِاَّل َما َس َعى‬ ‫ْس لِإْل ِ ْن َس ِ‬ ‫از َرةٌ ِو ْز َر أ ُ ْخ َرى (‪َ )٣٨‬وأَنْ لَي َ‬ ‫أاَّل َت ِز ُر َو ِ‬
‫َ‬
‫َ‬ ‫أْل‬ ‫ْ‬
‫ف ي َُرى (‪ )٤٠‬ث َّم يُجْ َزاهُ ال َج َزا َء ا ْو َفى (‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫(‪َ )٣٩‬وأنَّ َسعْ َي ُه َس ْو َ‬
‫ِّك ْال ُم ْن َت َهى (‪َ )٤٢‬وأَ َّن ُه ه َُو أَضْ َح َك َوأَ ْب َكى (‪)٤٣‬‬ ‫‪َ )٤١‬وأَنَّ إِلَى َرب َ‬
‫ُ‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ْن الذك َر َوا نثى (‬ ‫أْل‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َوأَ َّن ُه ه َُو أَ َماتَ َوأحْ َيا (‪َ )٤٤‬وأن ُه خل الز ْو َجي ِ‬
‫َّ‬ ‫قَ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬
‫‪ )٤٥‬مِنْ ُن ْط َف ٍة إِ َذا ُتمْ َنى (‪َ )٤٦‬وأَنَّ َعلَ ْي ِه ال َّن ْشأ َ َة ا خ َرى (‪)٤٧‬‬
‫أْل‬
‫َوأَ َّن ُه ه َُو أَ ْغ َنى َوأَ ْق َنى (‪َ )٤٨‬وأَ َّن ُه ه َُو َربُّ ال ِّشعْ َرى (‪َ )٤٩‬وأَ َّن ُه‬
‫َ‬ ‫أْل ُ‬ ‫َ‬
‫وح مِنْ َق ْب ُل‬ ‫أهْ لَ َك َعا ًدا ا ولَى (‪َ )٥٠‬و َثمُودَ َف َما أ ْب َقى (‪َ )٥١‬و َق ْو َم ُن ٍ‬
‫َّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫إِن ُه ْم َكانوا ُه ْم أظل َم َوأطغَ ى (‪َ )٥٢‬والم ُْؤ َتفِ َكة أهْ َوى (‪َ )٥٣‬فغَ شا َها‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬
‫َما غَ َّشى (‪)٥٤‬‬
“Apakah belum dikabarkan kepadanya
tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa
dan Ibrāhīm yang telah menyempurnakan?
Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak
menanggung dosa jiwa yang lain. Dan
bahwasanya seorang manusia tidak memiliki
kecuali apa yang dia usahakan. Dan
bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian dibalas dengan
balasan yang paling sempurna. Dan
bahwasanya hanya kepada Rabbmu
kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang
menjadikan orang tertawa dan menangis.
Dan bahwasanya Dialah yang mematikan
dan menghidupkan. Dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan pasangan laki-laki dan
wanita dari air mani yang dipancarkan. Dan
bahwasanya atasNyalah penciptaan yang
lain yaitu kebangkitan. Dan bahwasanya Dia
yang memberikan kecukupan dan
menjadikan ridha. Dan bahwasanya Dia
adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama
sebuah bintang yang disembah). Dan
bahwasanya Dialah yang menghancurkan
kaum ‘Ād yang pertama. Demikian pula
Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan
juga kaum Nūh sebelumnya. Sesungguhnya
dahulu mereka lebih zhalim dan lebih
durhaka. Dan negeri-negeri kaum Lūth yang
telah Allāh hancurkan. Maka Allāh
menimpakan atas negeri itu adzab besar
yang menimpanya.”

(QS An-Najm: 36-54)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

َ ‫) َب ْل ُت ْؤ ِثر‬١٥( ‫صلَّى‬
‫ُون‬ َ ‫) َو َذ َك َر اسْ َم َر ِّب ِه َف‬١٤( ‫َق ْد أَ ْفلَ َح َمنْ َت َز َّكى‬
‫) إِنَّ َهذا لَفِي‬١٧( ‫) َواآْل َخ َِرةُ َخ ْي ٌر َوأَ ْب َقى‬١٦( ‫ْال َح َيا َة ال ُّد ْن َيا‬
َ
)١٩( ‫ُوسى‬ َ ‫صحُفِ إِب َْراهِي َم َوم‬ ُ )٨( ‫صحُفِ اأْل ُولَى‬ ُّ ‫ال‬

“Sungguh beruntung orang yang


membersihkan jiwa dan mengingat nama
Rabbnya kemudian shalat. Akan tetapi kalian
mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat
itu lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya
yang demikian ada di dalam Shuhuf yang
terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.”
(QS Al-A’lā: 14-19)
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH 
■ Halaqah 7 | Shuhuf Mūsā Dan Kitab Az-
Zabūr
_____________________________

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr”.

Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan


sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan
An-Najm, sebagaimana telah disebutkan
ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya.

• Ada sebagian ulama yang berpendapat


bahwa Shuhuf Mūsā berbeda dengan At-
Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu
Syaikh hafizhahullāh.

• Dan sebagian ulama yang lain mengatakan


bahwa Shuhuf Mūsā adalah bagian dari
Kitab At-Taurāt, seperti Syaikh ‘Abdurrazzāq
Afifiy rahimahullāh.

• Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa


Shuhuf Mūsā sama dengan At-Taurāt,
diantaranya adalah Syaikh Shālih Fawzān
hafizhahullāh.

Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-


pendapat ini yang lebih kuat.

Namun seorang yang beriman wajib beriman


secara global dengan semua kitab yang
Allāh turunkan kepada para RasulNya.

AZ-ZABŪR

Kalimat Az-Zabūr, secara bahasa artinya


adalah kitāb, jamaknya adalah Az-Zubur.

Allāh berfirman:

ُّ ‫فِي‬ ُ‫ َشيْ ٍء َف َعلُوه‬ ‫َو ُك ُّل‬


‫الزب ُِر‬

“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di


dalam Az-Zubur.” (QS Al-Qamr: 52)
⇒ Maksudnya adalah semuanya tertulis di
dalam kitab-kitab yang ada di tangan
malaikat.

Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr


bahwasanya:

◆ ⑴ Kitab ini diturunkan kepada Nabi Dāwūd


‘alayhissalām.

Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-


Nisā ayat 163 dan Al-Isrā ayat 55:

ً‫ َزبُورا‬  َ‫دَ اوُ ود‬ ‫ َوآ َت ْي َنا‬ 

“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab


Zabūr.”

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam


bersabda:

، ‫ِين‬ َ ‫ُور ؛ ْال َمئ‬ ِ ‫الزب‬َّ ‫ان‬ ُ ِ‫ان ال َّت ْو َرا ِة ؛ ال َّسب َْع َوأُعْ ط‬
َ ‫يت َم َك‬ ُ ِ‫أُعْ ط‬
َ ‫يت َم َك‬
‫ت ؛ ِب ْال ُم َفص ِ(َّل‬
ُ ‫ َوفُض ِّْل‬، ‫يل ؛ ْال َم َثان َِي‬
ِ ‫ان اإْل ِ ْن ِج‬ ُ ِ‫َوأُعْ ط‬
َ ‫يت َم َك‬

“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding


dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn
yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan
aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding
dengan kitab Al-Injīl. Dan aku dikaruniai
kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR
Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albāniy rahimahullāh)

⇒ Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-


Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah
nama kumpulan surat yang ada di dalam Al-
Qurān.

◆ ⑵ Az-Zabūr diturunkan di bulan


Ramadhān.

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam


bersabda:

(‫رمضان‬ ‫عشرة خلت من‬ ‫وأنزل الزبور لثمان‬

“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18


hari di bulan Ramadhān.” (HR Ath-Thabrāniy
di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan
oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada


halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH
■ Halaqah 8 | Kitab At-Taurāh Bagian 1
________________________________

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab At-Taurāh Bagian 1”.

At-Taurātu ( ُ‫ )ال َّت ْو َراة‬berasal dari bahasa Ibrani


yang artinya ajaran.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang


Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-Hadīts:

● Pertama | Kitab Taurat/At-Taurāh ini


diturunkan kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām 

Allāh berfirman:

َ ‫ُوسى ْال ِك َت‬


‫ َبعْ ِد ِه ِبالرُّ س ُِل‬  ْ‫مِن‬ ‫اب َو َق َّف ْي َنا‬ َ ‫ َولَ َق ْد آ َت ْي َنا م‬ ۖ
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada
Mūsā Al-Kitab (Kitab Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya dengan Rasul-rasul.”
(QS Al-Baqarah: 87)

Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam


bersabda:

، ‫اس‬ َ ‫ آ ْنتَ الَّذِي أَ ْش َقيْتَ ال َّن‬: ‫ُوسى آلدَ َم‬ َ ‫ َف َقا َل م‬، ‫ُوسى‬َ ‫ْال َت َقى آدَ ُم َوم‬
‫ُوسى الَّذِي‬ َ ‫م‬ َ‫ت‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ : ‫ى‬ ‫ُوس‬
‫م‬ ‫ل‬
َ ِ ُ َ ‫م‬ َ‫آد‬ ‫ل‬‫ا‬ َ
‫ق‬ َ ، ِ َ َ ْ ‫َوأَ ْخ َرجْ َت‬
‫ة‬‫ن‬َّ ‫ج‬ ْ
‫ال‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬
ُ
َّ
‫ْك الت ْو َرا َة ؟‬ َ ْ َ ْ
َ ‫ َوأن َز َل َعلي‬، ‫اك لِ َنفسِ ِه‬ َ ‫ َواصْ ط َف‬، ‫اك هَّللا ُ ِب ِر َسالَ ِت ِه‬
َ َ ‫اصْ َط َف‬
‫ َن َع ْم‬: ‫ َقا َل‬،

“Bertemu Ādam dan Mūsā, maka berkata


Mūsā kepada Ādam, ‘Apakah engkau adalah
Ādam yang telah menyengsarakan manusia
dan mengeluarkan mereka dari surga?’
Ādam berkata, ‘Apakah engkau adalah Mūsā
yang Allāh telah memilihmu dengan
risalahNya dan memilihmu untuk diriNya dan
menurunkan kepadamu Kitab Taurat?’ Mūsā
berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)

● Kedua | Disana ada beberapa kata di


dalam Al-Qurān yang Allāh gunakan untuk
kitab Taurat ini.

⑴ AT-TAURĀH
Dan ini yang paling banyak Allāh pakai di
dalam Al-Qurān.

Diantaranya, Allāh berfirman:

َ َ‫لِّ َما َبي َْن َيدَ ْي ِه َوأ‬ ‫ُص ِّد ًقا‬


‫نز َل ال َّت ْو َرا َة‬ َ ‫اب ِب ْال َح ِّق م‬
َ ‫ْك ْال ِك َت‬
َ ‫َن َّز َل َعلَي‬
‫َوا ِن ِجي َل‬ ‫إْل‬

“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitāb


(yaitu Al-Qurān) dengan benar,
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan
Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan
Injīl.” (QS Āli ‘Imrān: 3)

Diantara nama lain Taurat adalah:

⑵ AL-KITĀB

Allāh berfirman:

َ ‫ُوسى ْال ِك َت‬


‫ َبعْ ِد ِه ِبالرُّ س ُِل‬  ْ‫مِن‬ ‫اب َو َق َّف ْي َنا‬ َ ‫ َولَ َق ْد آ َت ْي َنا م‬ ۖ

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada


Mūsā Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan rasul-rasul.” (QS Al-
Baqarah: 87)
⑶ AL-FURQĀN

Allāh berfirman:

(َ ‫ان َوضِ َيا ًء َوذ ِْكرً ا لِّ ْل ُم َّتق‬


‫ِين‬ َ ‫ ْالفُرْ َق‬ ‫ُون‬ َ ‫َولَ َق ْد آ َت ْي َنا م‬
َ ‫ َو َهار‬ ‫ُوس ٰى‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada


Mūsā dan Hārūn Al-Furqān (yaitu Taurat)
dan cahaya serta peringatan bagi orang-
orang yang bertaqwa.” (QS Al-Anbiyā: 48)

⑷ KITAB MŪSĀ

Allāh berfirman:

‫ُوسى إِ َما ًما( َو َرحْ َم ًة‬


َ ‫َومِنْ َق ْبلِ ِه ِك َتابُ م‬

“Dan sebelum Al-Qurān adalah kitab Mūsā


sebagai imam dan rahmat.” (QS Al-Ahqāf:
12)

Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:

⑸ AL-ALWĀH

Allāh berfirman:
‫ َم ْوعِ َظ ًة َو َت ْفصِ يالً لِ ُك ِّل َشيْ ٍء‬ ‫ ُك ِّل َشيْ ٍء‬  ْ‫اح مِن‬ َْ
ِ ‫فِي األل َو‬ ‫َو َك َت ْب َنا لَ ُه‬

“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu


untuk Mūsā) di dalam Al-Alwāh (yaitu Taurat)
segala sesuatu sebagai nasihat dan
perincian untuk segala sesuatu.” (QS Al-
A’rāf: 145)

Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di


dalam Shahīh Muslim dari kisah percakapan
antara Nabi Ādam dengan Mūsā
‘alayhimassalām.

Nabi Ādam berkata kepada Mūsā:

‫فيها بيان كل شيء‬ ‫وأعطاك األلواح‬

“Dan Allāh memberimu Al-Alwāh, di


dalamnya penjelasan segala sesuatu.”

⑹ SHUHUF MŪSĀ

Menurut sebagian ulama yang berpendapat


bahwa Shuhuf Mūsā adalah Taurat.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada
halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH
■ Halaqah 9 | Kitab At-Taurāh (Bagian 2)

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab At-Taurāh (Bagian 2)”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang


Kitab Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-
Hadits,

● Ketiga | Bahwasanya Allāh telah menulis


At-Taurāh dengan tanganNya.

Di dalam sebagian riwayat dari kisah


percakapan antara Nabi Ādam dan Mūsā
‘alayhimassalām, Nabi Ādam berkata kepada
Mūsā:

‫وخ َّط لك التوراة بيده‬


َ
“Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-
Taurāh dengan tanganNya.” (HR Abū
Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)

Diantara kabar yang kita ketahui tentang


Taurat adalah,

● Keempat | Sebagian yang terkandung di


dalam kitab ini.

Dan diantara kandungan Taurat:

⑴ BEBERAPA PERKARA YANG


TERKANDUNG DI DALAM SHUHUF
IBRĀHĪM ‘ALAYHISSALĀM

⇒ Sebagaimana telah berlalu penjelasannya.


⇒ Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf
Mūsā adalah Taurat.

⑵ HUKUM-HUKUM UNTUK BANI ISRĀĪL

Allāh berfirman:

‫ِين أَسْ لَمُوا‬ َ ‫ َيحْ ُك ُم ِب َها ال َّن ِبي‬ ‫فِي َها ُه ًدى َو ُنو ٌر‬ ‫ال َّت ْو َرا َة‬ ‫إِ َّنا أَ ْن َز ْل َنا‬
َ ‫ُّون الَّذ‬
َ ‫لِلَّذ‬ 
‫ِين َها ُدوا‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan
Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan
cahaya yang dengan kitab tersebut para
Nabi yang berserah diri memberi keputusan
atau menghukumi untuk orang-orang
Yahudi.” (QS Al-Māidah: 44)

Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allāh


mengabarkan sebagian hukum-hukum
tersebut yaitu tentang Hukum Qishāsh.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ‫ف ِباأْل َ ْنف‬َ ‫ْن َواأْل َ ْن‬


ِ ‫س َو ْال َعي َْن ِب ْال َعي‬ َ ‫َو َك َت ْب َنا َعلَي ِْه ْم فِي َها أَنَّ ال َّن ْف‬
ِ ‫س ِبال َّن ْف‬
‫صدَّقَ ِب ِه‬ َ ‫ِصاصٌ ۚ َف َمنْ َت‬ َ ‫ُوح ق‬ َ ‫َواأْل ُ ُذ َن ِباأْل ُ ُذ ِن َوالسِّنَّ ِبالسِّنِّ َو ْال ُجر‬
‫ارةٌ( َل ُه‬
َ ‫ۚ َفه َُو َك َّف‬

“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam


Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan
hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi
dibalas dengan gigi dan luka-lukapun ada
qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah
dengannya (yaitu dengan melepas hak
qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa
baginya.” (Al-Māidah: 45)

Dan diantara kandungan At-Taurāh,


⑶ KABAR GEMBIRA TENTANG
KEDATANGAN NABI MUHAMMAD
SHALLALLĀHU ‘ALAYHI WA SALLAM

Allāh berfirman:

‫اأْل ُمِّيَّ الَّذِي َي ِج ُدو َن ُه َم ْك ُتوبًا عِ ندَ ُه ْم فِي‬  َّ‫ُون الرَّ سُو َل ال َّن ِبي‬ َ ‫الَّذ‬
َ ‫ِين َي َّت ِبع‬
‫إْل‬ َّ
ِ ‫الت ْو َرا ِة َوا ِن ِج‬
‫يل‬

“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi


Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca dan
tidak menulis) yang namanya mereka
temukan tertulis di sisi mereka di dalam
Taurāt dan Injīl.” (QS Al-A’rāf: 157)

Diantara kandungan Taurat adalah tentang,

⑷ PENYEBUTAN SEBAGIAN SIFAT


SHAHĀBAT RASŪLULLĀH SHALLALLĀHU
‘ALAYHI WA SALLAM

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ‫م َُح َّم ٌد رَّ سُو ُل هَّللا ِ ۚ َوالَّذ‬


ۖ ‫ُح َما ُ(ء َب ْي َن ُه ْم‬ ِ ‫ِين َم َع ُه أشِ دَّا ُء َعلَى ْال ُك َّف‬
َ ‫ار ر‬
‫هَّللا‬
‫ون َفضْ م َِّن ِ َو ِرضْ َوا ًنا ۖ سِ ي َما ُه ْم فِي‬ ‫اًل‬ َ ‫َت َرا ُه ْم ُر َّك ًعا( سُجَّ ًدا َي ْب َت ُغ‬
‫وُ جُوه ِِهم مِّنْ أَ َث ِر ال ُّسجُو ِد ۚ ٰ َذل َِك َم َثلُ ُه ْم فِي ال َّت ْو َرا ِة ۚ َو َم َثلُ ُه ْم فِي‬
ِ ‫اإْل ِن ِج‬ 
‫يل‬
“Muhammad adalah Rasūlullāh, dan orang-
orang yang bersamanya (yaitu para
shahābat) keras terhadap orang-orang kafir,
saling menyayangi di antara mereka. Engkau
melihat mereka rukū’ lagi sujud mencari
karunia dan keridhaan dari Rabb mereka.
Tanda mereka ada di wajah-wajah mereka
dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat
mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka di dalam Injīl.” (QS Al-Fath: 29)

Diantara kandungan Taurat,

⑸ BAHWASANYA ALLĀH MEMBELI JIWA


DAN HARTA ORANG-ORANG YANG
BERIMAN DENGAN SURGA

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ  ‫لَ ُه ُم‬  َّ‫ِين أَنفُ َس ُه ْم َوأَمْ َوالَهُم ِبأَن‬


‫الج َّن َة‬ َ ‫ا ْش َت َرى م َِن ْالم ُْؤ ِمن‬ َ ‫هّللا‬  َّ‫إِن‬
‫ َعلَ ْي ِه َح ّقا ً فِي ال َّت ْو َرا ِة‬ ً‫ َوعْ دا‬ ‫ون‬ َ ُ‫يل هّللا ِ َف َي ْق ُتل‬
َ ُ‫ون َو ُي ْق َتل‬ ِ ‫ون فِي َس ِب‬ َ ُ‫ُي َقاتِل‬
ُ‫ ِب َع ْه ِد ِه م َِن هّللا ِ َفاسْ َتبْشِ رُو ْا ِب َب ْي ِعك ُم‬ ‫أَ ْو َفى‬  ْ‫آن َو َمن‬ ُ ْ
ِ ْ‫يل َوالقر‬ ِ ‫َواإلِن ِج‬
‫ َو َذل َِك ه َُو ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ي ُم‬ ‫ ِب ِه‬ ‫الَّذِي َبا َيعْ ُتم‬ 

“Sesungguhnya Allāh telah membeli dari


orang-orang yang beriman diri-diri mereka
dan harta-harta mereka dengan surga.
Mereka berperang di jalan Allāh kemudian
mereka membunuh dan dibunuh. Janji Allāh
yang haq di dalam Taurāt, Injīl dan Al-Qurān.
Dan siapa yang lebih menyempurnakan janji
daripada Allāh? Maka hendaklah kalian
bergembira dengan jual beli yang kalian
lakukan, yang demikian adalah keuntungan
yang besar.” (QS At-Taubah: 111)
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH
■ Halaqah 10 | Kitāb At-Taurāh (Bagian 3)

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitāb At-Taurāh (Bagian 3)”.

Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang


Kitab Taurat di dalam Al-Qurān dan Al-
Hadīts,

● Kelima | Bahwasanya Kitab Taurat adalah


kitab yang Allāh turunkan khusus untuk Bani
Isrāīl.

Allāh berfirman:

‫إِسْ َرائِي َل‬ ‫اب َو َج َع ْل َناهُ( ُه ًدى لِّ َبنِي‬


َ ‫ُوسى ْال ِك َت‬
َ ‫َوآ َت ْي َنا م‬

“Dan Kami telah berikan kepada Mūsā Al-


Kitāb (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab
tersebut sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.”
(QS Al-Isrā: 2)

● Keenam | Bahwasanya Kitab Taurat


diturunkan dengan bahasa ‘Ibrāni.

Berkata Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu:

‫كان( أهل الكتاب يقرؤون التوراة بالعبرانية ويفسرونها بالعربية‬


‫ألهل اإلسالم‬

“Dahulu Ahlul Kitāb (yaitu orang-orang


Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa
‘Ibrāni dan menerjemahkannya ke dalam
bahasa Arab untuk orang-orang Islam.”

(Atsar ini dikeluarkan oleh Al-Imām Al-


Bukhāri di dalam Shahīhnya)

● Ketujuh | Sebagian Kitab Taurat telah


diubah oleh orang-orang Yahudi dan
disesuaikan dengan hawa nafsu mereka.

Sebagaimana firman Allāh:


ِ ‫ون ٰ َه َذا مِنْ عِ ن ِد هَّللا‬ ِ ‫اب ِبأ َ ْيد‬
َ ُ‫ِيه ْم ُث َّم َيقُول‬ َ ‫ُون ْال ِك َت‬ َ ‫َف َو ْي ٌل لِّلَّذ‬
َ ‫ِين َي ْك ُتب‬
َّ
‫ِيه ْم َو َو ْي ٌل لهُم ِّممَّا‬ َ ْ َ َ َ ‫اًل‬
ِ ‫لِ َي ْش َترُوا ِب ِه َث َمنا قلِي ۖ ف َو ْي ٌل لهُم ِّممَّا كت َبت أ ْيد‬
َّ َ ً
‫ُون‬
َ ‫ َيكسِ ب‬  ْ

“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang


yang menulis Al-Kitāb dengan tangan-tangan
mereka kemudian berkata, ‘Ini adalah dari
sisi Allāh’ untuk menjualnya dengan harga
murah. Maka kecelakaan bagi mereka
karena apa yang ditulis tangan-tangan
mereka dan kecelakaan bagi mereka karena
apa yang mereka usahakan.” (QS Al-
Baqarah: 79)

Dan sebagaimana firman Allāh:

‫ب َو َما‬ ِ ‫ب لِ َتحْ َسبُوهُ م َِن ْال ِك َتا‬ ِ ‫ون أَ ْلسِ َن َت ُه ْم ِب ْال ِك َتا‬
َ ُ‫َوإِنَّ ِم ْن ُه ْم لَ َف ِري ًقا َي ْلو‬
ِ ‫ون ه َُو مِنْ عِ ْن ِد هَّللا ِ َو َما ه َُو مِنْ عِ ْن ِد هَّللا‬ ِ ‫ه َُو م َِن ْال ِك َتا‬
َ ُ‫ب َو َيقُول‬
‫ُون‬
َ ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ‫ع‬‫ي‬ ‫م‬ ‫ه‬ُ
َ ْ َ َ‫و‬ ‫ِب‬ ‫ذ‬ َ
‫ك‬ ْ
‫ال‬ ِ ‫هَّللا‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ون‬
َ َ ُ ‫ول‬ ُ ‫ق‬‫ي‬‫و‬
ََ

“Dan sungguh diantara mereka ada


sekelompok orang yang membolak-balik
lisan-lisan mereka dengan Al-Kitāb supaya
mereka kalian menyangka bahwa itu adalah
Al-Kitāb dan mereka berkata, ‘Ini adalah dari
sisi Allāh’ padahal itu bukan dari sisi Allāh
dan mereka mengatakan kedustaan atas
nama Allāh padahal mereka mengetahui.”
(QS Āli ‘Imrān: 78)
HSI 7.11 - Kitāb At-
Taurāh (Bagian 4)
   7:33 AM  

Diantara yang menunjukkan At Taurat sudah


mengalami perubahan bahwasanya Taurāt yang
sekarang yang dinamakan oleh orang Nashrani
dengan perjanjian lama didalamnya ada perkara²
yang bertentangan dengan Al-Quran.

Diantaranya :

⑴ Mensifati Allāh dengan sifat-sifat yang tidak


layak baginya. Diantaranya mereka Mensifati
Allāh Subhānahu wa Ta’āla:

⇒ Dengan rasa letih.

Didalam Perjanjian Lama keluaran pasal 31 ayat 17,


disebutkan didalamnya sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan Langit dan Bumi dan pada hari
yang ke-7 Ia berhenti bekerja untuk beristirahat &
Allāh telah membantah ucapan mereka ini didalam
firman-Nya :

ِ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا ال َّس َما َوا‬


‫ت‬
‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما ِفي ِستَّ ِة‬ َ ْ‫َواأْل َر‬
‫ب‬ ٍ ‫أَي ٍَّام َو َما َم َّسنَا ِم ْن لُ ُغو‬
“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam
enam hari & Kami tidak tertimpa rasa letih ”
[Surat Qaf 38]

⇒ Dengan Sifat penyesalan

Didalam keluaran pasal ke-32 ayat-14 disebutkan

“dan menyesalah Tuhan karena malapetaka yang


dirancang-Nya atas umatNya”
Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang
tidak mengetahui akibat sesuatu & Allāh Maha
Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu
maupun yg akan datang.

Allāh Berfirman :

… ۗ ‫إِ َّن هَّللا َ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬


“Sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala
sesuatu”
[Surat Al-Anfal 75]

Allāh Berfirman :

… ۚ ‫يَ ْعلَ ُم َما بَي َْن أَ ْي ِدي ِه ْم َو َما‬


‫ۖ َخ ْلفَهُ ْم‬..
“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu
apa yang telah berlalu dan apa yang berada
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ”
[Surat Al-Baqarah 255]
⑵ Diantara perkara-perkara yang bertentangan
dengan Al-Quran yang ada didalam Perjanjian
Lama, mereka mensifati beberapa orang Nabi
dengan sifat yang tidak layak, diantaranya :

⇒ Bahwa Nabi Nuh alaihi wa sallam pernah mabuk


dan telanjang, didalam Perjanjian Lama kejadian
pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan

“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula 


membuat kebun anggur setelah ia minum anggur
mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”

Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Nuh alaihi


salam berzina dengan dua orang anak wanitanya
sampai keduanya hamil dan melahirkan,
sebagaimana disebutkan kisah nya didalam
kejadian pasal ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi
& Rasul adalah maksum terjaga dari dosa-dosa
besar mereka adalah manusia pilihan Allāh yang
kita diperintahkan untuk meneladani mereka.

Allāh berfirman :
‫هَّللا ُ يَصْ طَفِي ِم َن ْال َماَل ئِ َك ِة‬
َ ‫اس ۚ إِ َّن هَّللا‬
ِ َّ‫ُر ُساًل َو ِم َن الن‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫َس ِمي ٌع ب‬
“Allāh memilih utusan-utusan dari kalangan
Malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allāh Maha Mendengar dan Maha
Melihat ”[Surat Al-Hajj 75]

Allāh berfirman :

ۖ ُ ‫ين هَ َدى هَّللا‬ َ ‫أُو ٰلَئِ َك الَّ ِذ‬


‫فَبِهُ َداهُ ُم ا ْقتَ ِد ْه ۗ قُلْ اَل أَسْأَلُ ُك ْم‬
‫َعلَ ْي ِه أَجْ رًا ۖ إِ ْن هُ َو إِاَّل ِذ ْك َر ٰى‬
َ ‫لِ ْل َعالَ ِم‬
‫ين‬
” mereka yaitu para Nabi adalah orang-orang yang
telah Allāh berikan petunjuk maka dengan
petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani
”[Surat Al-An’am 90]
HSI 7.12 - Kitāb Injil
(Bagian 1)
   7:36 AM  

Ada yang mengatakan bahwa kata Al-


Injīl berasal dari bahasa Yunani yang
artinya kabar gembira.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang


Al-Injīl didalam Alqur’an dan Al Hadits :

⑴  Al-Injīl diturunkan kepada Nabi


Isa alaihi salam.

Allāh berfirman :
ِ َ‫ثُ َّم قَفَّ ْينَا َعلَ ٰى آث‬
‫ار ِه ْم بِ ُر ُسلِنَا‬
‫َوقَفَّ ْينَا بِ ِعي َسى اب ِْن َمرْ يَ َم‬
‫ اإْل ِ ْن ِجي َل‬cُ‫… َوآتَ ْينَاه‬
“Kemudian Kami susulkan setelah
mereka yaitu Nabi Nuh & Nabi Ibrahim
Rasul-rasul Kami & kami susulkan pula
Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injīl
kepadanya… ”[Surat Al-Hadid 27]

⑵ Al-Injīl diturunkan untuk


membenarkan At Taurat
mengikutinya dan tidak
menyelisihinya.

Allāh berfirman :

‫ار ِه ْم بِ ِعي َسى‬ ِ َ‫َوقَفَّ ْينَا َعلَ ٰى آث‬


‫ص ِّدقًا ِل َما بَي َْن‬َ ‫اب ِْن َمرْ يَ َم ُم‬
ُ‫يَ َد ْي ِه ِم َن التَّ ْو َرا ِة ۖ َوآتَ ْينَاه‬
‫اإْل ِ ْن ِجي َل فِي ِه هُ ًدى َونُو ٌر‬
‫ص ِّدقًا لِ َما بَي َْن يَ َد ْي ِه ِم َن‬
َ ‫َو ُم‬
ً‫ة َوهُ ًدى َو َم ْو ِعظَة‬cِ ‫التَّ ْو َرا‬
َ ِ‫لِ ْل ُمتَّق‬
‫ين‬
” Dan Kami susulkan setelah mereka
dengan Isa putra Maryam yang
membenarkan apa yang datang
sebelumnya berupa kitab Taurāt dan
Kami berikan Injīl kepadanya didalamnya
ada petunjuk dan cahaya dan Injīl
tersebut datang untuk membenarkan
kitab yang datang sebelumnya yaitu
kitab Taurāt dan petunjuk serta nasehat
bagi orang-orang yang bertaqwa ”[Surat
Al-Ma’idah 46]
Kitab Injīl isinya mengikuti isi Taurāt kecuali dalam
beberapa hukum yang sedikit.

Allāh berfirman menceritakan ucapan


Nabi Isa kepada bani Isra’il :

‫ي ِم َن‬ َّ ‫ص ِّدقًا لِ َما بَي َْن يَ َد‬


َ ‫َو ُم‬
‫ْض‬َ ‫ة َوأِل ُ ِح َّل لَ ُك ْم بَع‬cِ ‫التَّ ْو َرا‬
‫ۚ الَّ ِذي ُح ِّر َم َعلَ ْي ُك ْم‬
” Dan Aku membenarkan kitab yang
datang sebelumku yaitu Taurāt dan aku
menghalalkan sebagian dari apa yang
sebelumnya diharamkan atas
kalian”[Surat Al-Imran 50]

Berkata Ibn Katsir ketika menafsirkan


ayat ini :
‫ المشهور‬ ‫ كان‬ ‫ولهذا‬
‫ العلماء أن‬ ‫ قولي‬ ‫من‬
‫ بعض أحكام‬ ‫ نسخ‬ ‫اإلنجيل‬
‫التوراة‬
“oleh karena itu yang masyhur dari dua
Pendapat ulama bahwa injil
menghapuskan sebagian hukum-hukum
Taurāt ”

Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus


pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal
ini disebutkan didalamnya bahwa Nabi
Isa berkata :

” Janganlah kamu menyangka bahwa


aku datang untuk meniadakan hukum
Taurāt atau kitab para Nabi, aku datang
bukan untuk meniadakannya melainkan
untuk menggenapinya  karena aku
berkata kepadamu sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini satu
huruf atau satu titik pun tidak akan di
tiadakan dari hukum Taurāt sebelum
semuanya terjadi, karena itu siapa yg
meniadakan salah satu perintah hukum
Taurāt sekalipun yang paling kecil dan
mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang
paling rendah didalam kerajaan Surga ”

Oleh karena itu Nabi Isa berkhitan


sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil
Lukas pasal 2 ayat 21, yang demikian
karena beliau alaihi salam mengikuti
syariat Nabi Musa alaihi salam
sebagaimana disebutkan di dalam
perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat
9-14.

⇒ Adapun Paulus dia telah merusak


ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa &
membatalkan hukum sunat dan
mengatakan “bahwa sunat adalah sunat
dalam hati” sebagaimana dlm Perjanjian
Baru Roma pasal II ayat 24-29
HSI 7.13 - Kitāb Injil
(Bagian 2)
   7:39 AM  

Diantara kabar yang kita ketahui tentang


Al-Injīl di dalam Al-Qurān dan juga
hadits-hadits Nabi shallallāhu ‘alayhi wa
sallam,

■ Ketiga | Tentang sebagian yang


terkandung di dalam Al-Injīl.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menyebutkan


diantara kandungan Kitab Injīl adalah:

● ⑴ KABAR GEMBIRA TENTANG


KEDATANGAN NABI MUHAMMAD ‫ ﷺ‬.

[Sebagaimana dalam QS Al-A’rāf: 157]


Demikian pula,

● ⑵ PENYEBUTAN SIFAT SHAHĀBAT


RASŪLULLĀH ‫ ﷺ‬.

[Sebagaimana dalam QS Al-Fath: 29]

Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa,

● ⑶ ALLĀH MEMBELI JIWA DAN HARTA


ORANG YANG BERIMAN DENGAN SURGA.

[Sebagaimana di dalam QS At-Taubah:


111]

Dan diantara kabar yang kita ketahui


tentang Kitab Injīl di dalam Al-Qurān dan
Al-Hadits;

■ Keempat | Diturunkan Kitab Injīl


malam tanggal 14 Ramadhān.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
‫وأنزلت التوراة لست مضين‬
‫من رمضان وأنزل االنجيل‬
‫لثالث عشرة مضت من‬
‫رمضان‬
“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari
berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam
tanggal 7) dan Injīl diturunkan setelah
13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu
malam tangal 14).”

(HR Ath-Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul


Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albāniy rahimahullāh)

Perlu diketahui bahwa Al-Injīl yang ada


sekarang bukanlah Injīl yang asli yang
diturunkan kepada Nabi ‘Īsā
‘alayhissalām.
Al-Injīl yang Allāh turunkan kepada Nabi
‘Īsā tidak diketahui bekasnya, yang ada
hanyalah tulisan orang-orang yang tidak
jelas riwayat hidupnya dan tidak ada
sanad yang shahih, yang mereka hidup
berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Īsā
diangkat oleh Allāh, sehingga banyak
kesalahan dan perbedaan yang banyak
sekali di antara Injil-injil tersebut.

Oleh karena itu mereka menamakan


Injil-injil tersebut dengan nama
penulisnya;

• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.

Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu


Injil dari ‘Īsā ‘alayhissalām.
HSI 07 – Kajian 14 –
injil 3
■ SILSILAH 7 BERIMAN DENGAN KITAB-
KITAB ALLĀH
■ Halaqah 14 | Kitab Al-Injīl (Bagian 3)

(‫السالم عليكم ورحمة هّللا وبركاته‬


‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله و صحبه‬
‫أجمعين‬

Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah


Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Injīl (Bagian 3)”.

Diantara kesalahan yang ada di dalam Al-Injīl


yang tersebar sekarang adalah penyebutan
nasab Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām kepada laki-
laki.

[Sebagaimana dalam Injil Matius pasal 1 ayat


1-17 dan di dalam Injil Lucas pasal 3 ayat 23-
38]
Padahal Allāh telah mengabarkan di dalam
Al Qurān bahwa Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām lahir
dari:

✓Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki

✓Seorang wanita yang shālihah, bukan


wanita pezina

✓Bukan wanita yang bersuami

Sebagai tanda kekuasaan Allāh Subhānahu


wa Ta’āla.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ون لِي ُغاَل ٌم َولَ ْم‬ ُ ‫ت أَنَّى يَ ُك‬ ْ َ‫قَال‬


ُ َ‫يَ ْم َس ْسنِي بَ َش ٌر َولَ ْم أ‬
‫ك بَ ِغيًّا‬
‫ي‬ َّ َ‫قَا َل َك َذلِ ِك قَا َل َرب ُِّك هُ َو َعل‬
ِ َّ‫هَي ٌِّن َولِنَجْ َعلَهُ آيَةً لِلن‬
‫اس‬
‫ان أَ ْمرًا‬
َ ‫َو َرحْ َمةً ِمنَّا َو َك‬
‫ضيًّا‬ِ ‫َم ْق‬
“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki
anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki
yang menyentuhku dan aku bukan wanita
pezina.” Jibrīl berkata, “Demikianlah
dikatakan oleh Rabbmu. Dia berkata, ‘Yang
demikian mudah bagiKu dan supaya Kami
jadikan dia (yaitu ‘Īsā) sebagai tanda
kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai
rahmat dari Kami. Dan itu adalah perkara
yang sudah diputuskan’.” (QS Maryam: 20-
21)

Oleh karena itu, Allāh menyebutkan di dalam


Al Qurān:

• ‘ĪSĀ BIN MARYAM

⇒ Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87


dan juga yang lain.

• AL-MASĪH BIN MARYAM


⇒ Sebagaimana dalam Surat Al-Māidah ayat
17 dan juga yang lain.

• AL-MASĪH ‘ĪSĀ BIN MARYAM

⇒ Sebagaimana dalam QS Āli ‘Imrān ayat 45


dan juga yang lain.

Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang


justru membenarkan aqidah orang Yahudi
yang mengatakan bahwa “Nabi ‘Īsā adalah
anak zina”.

Dan di sana ada perbedaan antara nasab


‘Īsā antara Injil Matius dan Injil Lukas;

● INJĪL MATIUS

Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi


‘Īsā adalah:

• Anak Yūsuf bin Ya’qūb bin Matan bin


Ilyāzar dan seterusnya.

• Termasuk keturunan Nabi Sulaimān bin


Dāwūd ‘alaihimāssalām.
● INJĪL LUKAS

Adapun di dalam Injil Lukas disebutkan


bahwa beliau adalah:

• Anak Yūsuf bin Eli bin Matat bin Lewi dan


seterusnya.

• Termasuk keturunan Natan bin Dāwūd


‘alaihissalām.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada


halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali
pada halaqah selanjutnya.
HSI 7.15 - Kitab Al-
Qurān (Bagian 1)
● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA
BAHASA

Al-Qurān secara bahasa adalah mashdar


dari َ‫ َق َرأ‬, artinya ‫( َج َم َع‬yaitu
mengumpulkan).

Dinamakan demikian karena Al-Qurān


mengumpulkan kisah-kisah, perintah-
perintah, larangan-larangan, pahala dan
juga ancaman dan juga mengumpulkan
ayat-ayat serta surat-surat satu dengan
yang lain.

● PENGERTIAN AL-QURĀN SECARA


SYARI’AT

Adapun secara syari’at, maka Al-Qurān


adalah kalāmullāh yang diturunkan
kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa
sallam melalui Jibrīl ‘alayhissalām dan
ditulis di dalam mushaf dari awal surat
Al-Fātihah sampai akhir surat An-Nās.

Allāh telah memberikan keistimewaan


yang banyak terhadap Al-Qurān yang
tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya,
diantaranya:

■ Keistimewaan Pertama | Al-Qurān wajib diimani


secara terperinci.

Yaitu dengan:

✓Dibenarkan kabar-kabarnya.

✓Dijalankan perintahnya.

✓Dijauhi larangan-larangannya.

✓Dilaksanakan nasehatnya.

✓Berhukum dengan Al-Qurān di dalam


perkara yang kecil maupun yang besar.
✓Dan beribadah kepada Allāh dengan
cara yang tercantum di dalamnya dan di
dalam sunnah RasulNya shallallāhu
‘alayhi wa sallam.

■ Keistimewaan Kedua | Al-Qurān


adalah mu’jizat yang abadi.

Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu


untuk mendatangkan yang semisal Al-
Qurān, niscaya mereka tidak akan
mampu.

Allāh berfirman:

ُ‫ت اإْل ِ ْنس‬ِ ‫قُلْ لَئِ ِن اجْ تَ َم َع‬


‫َو ْال ِج ُّن َعلَى أَ ْن يَأْتُوا بِ ِم ْث ِل‬
َ ُ‫هَ َذا ْالقُرْ آَ ِن اَل يَأْت‬
‫ون بِ ِم ْثلِ ِه‬
‫ْض‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬ َ ‫َولَ ْو َك‬
ُ ‫ان بَ ْع‬
ً‫ظَ ِهيرا‬ 
“Katakanlah: Seandainya manusia dan
jin berkumpul untuk mendatangkan yang
semisal dengan Al-Qurān niscaya mereka
tidak bisa mendatangkan yang
semisalnya meskipun sebagian
membantu sebagian yang lain.” (QS Al-
Isrā: 88)

Dan di dalam hadits Rasūlullāh


shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

‫َما ِم َن األَ ْنبِيَا ِء نَبِ ٌّي إِاّل َ أُ ْع ِط َي‬


‫َما ِم ْثلهُ آ َم َن َعلَ ْي ِه ْالبَ َش ُر َوإِنَّ َما‬
ُ‫يت َوحْ يًا أَ ْو َحاه‬ ُ ِ‫ان الَّ ِذي أُوت‬ َ ‫َك‬
َ ‫هَّللا ُ إِلَ َّي فَأَرْ جُو أَ ْن أَ ُك‬
‫ون‬
‫أَ ْكثَ َرهُ ْم تَابِعًا يَ ْو َم ْالقِيَا َمة‬ 
“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi
ayat-ayat (yaitu tanda-tanda kekuasan
Allāh atau mu’jizat) yang seharusnya
beriman dengannya manusia. Dan
sesungguhnya yang diberikan kepadaku
adalah wahyu yang Allāh wahyukan
kepadaku (yaitu Al-Qurān) maka aku
berharap menjadi orang yang paling
banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR
Bukhāri dan Muslim)

Diantara keistimewaan Al-Qurān,

■ Keistimewaan Ketiga | Allāh telah


berjanji untuk menjaganya dari
pengubahan, baik lafazh maupun
maknanya.

⇒ Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa


ditambah dan tidak dikurangi.
⇒ Dan dijaga maknanya dari makna-
makna yang menyimpang.

Allāh berfirman:

ُ‫ نَحْ ُن نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَه‬ ‫إِنَّا‬


َ ُ‫لَ َحافِظ‬
‫ون‬
“Sesungguhnya Kamilah yang telah
menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Qurān)
dan sesungguhnya Kamilah yang
menjaganya.” (QS Al-Hijr: 9)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla


berfirman:

‫ بَي ِْن‬ ‫ ِم ْن‬ ‫اط ُل‬ِ َ‫اَل يَأْتِي ِه ْالب‬


‫ َواَل ِم ْن َخ ْلفِ ِه تَ ْن ِزي ٌل ِم ْن‬ ‫يَ َد ْي ِه‬
‫ َح ِك ٍيم َح ِمي ٍد‬ 
“Al-Qurān tidak didatangi kebathilan,
baik dari depan maupun dari belakang,
diturunkan dari Dzat Yang Maha
Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (QS
Fushshilat: 42)

Oleh karena itu, Allāh menyiapkan di


sana;

• Orang-orang yang menghafal Al-Qurān.

• Para ulama yang menerangkan


pemahaman yang benar tentang ayat-
ayat Al-Qurān dari masa ke masa, dari
zaman Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
sampai zaman kita dan sampai waktu
yang Allāh kehendaki.

Mereka;

✓Menghafal dan memahami maknanya


dan istiqamah di dalam
mengamalkannya.
✓Mengkhidmah Al-Qurān dengan
berbagai cara;

• Ada yang menulis tafsirnya baik yang


singkat maupun yang panjang lebar.

• Ada yang mengarang tentang:

⑴ Cara penulisannya

⑵ Cara membacanya

⑶ Tentang i’rabnya

⑷ Dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai