Anda di halaman 1dari 14

AKHLAK KEPADA

ROSULULLOH
Akhlak Kepada Rosululloh

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata “khuluqun” yang secara linguistik
diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata karma, sopan santun, adab, dan
tindakan.
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak kepada Rasulullah Saw,
meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya, namun keimanan kita kepadanya
membuat kita harus berakhlak baik kepadanya, sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat
kita harus berakhlak baik kepada-Nya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa
sekarang tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung
sebagaimana para sahabat telah melakukannya.
Akhlak dan kewajiban kita kepada Nabi Muhammad yang paling utama yaitu menjadikan Allah dan
Nabi Muhammad sebagai tujuan hidup. Inilah dia implikasi dari dua kalimat syahadat. Syahadat kita
kepada Allah tidak akan bisa dilaksanakan tanpa ada syahadat kepada Rasul. Itu yang pertama,
menjadikan Allah sebagai tujuan, dan kemudian sebagai pedomannya adalah dengan mengikuti suri
teladan Nabi Muhammad Saw.
Akhlak Kepada Rasul diantaranya yaitu :

• Mengikuti syari’atnya/ suri-tauladan hidupnya

۟ ‫ان يَرْ ج‬
‫ُوا ٱهَّلل َ َو ْٱليَ ْو َم ٱلْ َءا ِخ; َر َو َذ َك َر ٱهَّلل َ َكثِي ًرا‬ َ ‫ُول ٱهَّلل ِ ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َك‬
ِ ‫ان لَ ُك ْم فِى َرس‬
َ ‫َك‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33: 21)
2. Mencintai dan Memuliakan Rasulullah
Akhlak yang baik kepada Rasul adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada
Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah
disebutkan dalam firman Allah yang artinya:
" Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal
yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-
Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik. "
(QS At-Taubah:24).
Disamping itu, jika seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai yang lain selain Allah
dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai orang yang beriman, beliau
bersabda yang artinya :
“Tidak beriman salah satu dari kalian, sehingga aku ia lebih cintai daripada anaknya, orangtuanya dan
seluruh manusia.” (HR. Muslim).
3. Memperbanyak shalawat dan Salam kepada Rasulullah

Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justru akan membawa keberuntungan
bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw :
" Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan
bershalawat kepadanya sepuluh kali. " (HR. Ahmad)

Jika seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak mengucapkan
shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang yang paling
utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda:
" Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa
yang paling banyak bershalawat kepadaku. " (HR. Tirmidzi)
4. Mengikuti, Taat dan patuh kepada Rasulullah

َ ‫ُوا ٱهَّلل َ َوٱل َّرسُو َل ۖ فَِإن تَ َولَّ ْو ۟ا فَِإ َّن ٱهَّلل َ اَل ي ُِحبُّ ْٱل ٰ َك ِف ِر‬
‫ين‬ ۟ ;‫َّحي ٌم قُلْ َأ ِطيع‬
ِ ‫ُّون ٱهَّلل َ فَٱتَّبِعُونِى يُحْ بِ ْب ُك ُم ٱهَّلل ُ َويَ ْغ ِفرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َغفُو ٌر ر‬
َ ‫قُلْ ِإن ُكنتُ ْم تُ ِحب‬
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: “Taatilah Allah
dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”. (QS.
Ali Imran, 3: 31-32).
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orang-orang yang beriman.
Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada Rasul, bahkan Allah Swt akan
menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia.
Jika kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah akan mencintai kita yang membuat kita begitu
mudah mendapatkan ampunan. Oleh karena itu, dengan izin Allah , Rasulullah Saw diutus untuk ditaati,
Allah Swt berfirman yang artinya:
" Dan Kami tidak mengutus seorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan izin Allah " (QS An-Nisa:64).
5. Mewarisi risalahnya

Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang mulia
ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak akan
mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus dengan
kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari
Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
" Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak ada
larangan. Barang siapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka."
(HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu Umar).
6. Ikhlas beriman kepada Rasulullah

‫ان بِاهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه قِي َل ثُ َّم َما َذا قَا َل ْال ِجهَا ُد فِي‬
ٌ ‫ض ُل فَقَا َل ِإي َم‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُسِئ َل َأيُّ ْال َع َم ِل َأ ْف‬
َ ِ ‫َع ْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرسُو َل هَّللا‬
‫يل هَّللا ِ قِي َل ثُ َّم َما َذا قَا َل َح ٌّج َم ْبرُو ٌر‬
ِ ِ‫َسب‬
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang Islam
manakah yang paling utama? Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Iman
kepada Allah dan Rasul-Nya”. Lalu ditanya lagi: “Lalu apa?” Beliau menjawab: “Al Jihad fi
sabilillah (berperang di jalan Allah). Lalu ditanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Jawab Beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam: “haji mabrur”. (HR. Bukhari)
7. Tidak Menentangnya

‫ت‬ْ ‫صلِ ِهۦ َجهَنَّ َم ۖ َو َسٓا َء‬ َ ِ‫ق ٱل َّرسُو َل ِم ۢن بَ ْع ِد َما تَبَي ََّن لَهُ ْٱلهُ َد ٰى َويَتَّبِ ْع َغ ْي َر َسبِي ِل ْٱل ُمْؤ ِمن‬
ْ ُ‫ين نُ َولِّ ِهۦ َما تَ َولَّ ٰى َون‬ ِ ِ‫َو َمن يُ َشاق‬
‫صي ًرا‬ِ ‫َم‬
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa, 4: 115)
8. Mencintai Keluarga Nabi

Rosulullah Bersabda :
" Wahai manusia sesungguhnya aku tinggalkan dua perkara yang besar untuk kalian,
yang pertama adalah Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah Ithrati (Keturunan)
Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya, maka tidak akan
tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga al-Haudh.”
(HR. Muslim dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan dishahihkan
oleh Nashiruddin Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-Shahihah).
9. Tidak mengeraskan suara atau melebihi suara Rasulullah

‫ض ُك ْم‬ ْ
‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬‫ه‬ْ
ِ َ ِ َ ِ ;
‫ج‬ َ
‫ك‬ ‫ل‬‫و‬ْ َ ‫ق‬ ْ
‫ٱل‬ ‫ب‬ ُ ‫ۥ‬
‫ه‬ َ ‫ل‬ ۟
‫ُوا‬‫ر‬َ ‫ه‬ ْ
‫ج‬ َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫و‬
َ ‫ى‬
ِّ ‫ب‬َّ ‫ن‬‫ٱل‬ ‫ت‬
ِ ‫و‬
ْ ‫ص‬
َ ‫ق‬
َ ‫و‬
ْ َ ‫ف‬ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ َ ‫ت‬‫و‬َ ٰ ْ
‫ص‬ ‫َأ‬ ‫ا‬۟ ‫ُو‬
ٓ ‫ع‬َ ‫ف‬ ْ
‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ۟
‫وا‬ ُ ‫ن‬‫م‬ ‫ا‬‫ء‬َ ‫ين‬
َ ‫ذ‬ِ َّ ‫ٱل‬ ‫ا‬َ ‫ه‬ ُّ ‫ي‬‫َأ‬َ ٓ ٰ
‫ي‬
ِ ِ َ
َ ‫ْض َأن تَحْ بَطَ َأ ْع ٰ َملُ ُك ْم َوَأنتُ ْم اَل تَ ْش ُعر‬
‫ُون‬ ٍ ‫لِبَع‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi


suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras,
sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya
tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.”
(QS. Al-Hujurat, 49: 2)
10. Menghidupkan Sunnah Rasul

Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang
beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan
sunnah (hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
" Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku. "
(HR. Hakim).
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat
penting sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.
11. Menghormati Pewaris Rasul
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama
yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt
dengan sebab ilmu yang dimilikinya. Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah
Saw:
" Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak mewariskan uang dinar
atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada mereka, maka barangsiapa yang telah
mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian yang besar. "
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami
tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap
ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang
seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak ada kewajiban kita untuk menghormatinya.

Anda mungkin juga menyukai