Anda di halaman 1dari 8

‫‪Mukjizat Yang Terlupakan‬‬

‫‪khotbahjumat.com/6283-mukjizat-yang-terlupakan.html‬‬

‫‪March 14, 2023‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ُش ُر و َأْنُفِس َنا َو ِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‪َ ،‬م ْن َيْهِدِه اُهلل‬ ‫إَّن الـَح ْم َد ِهّلِل َنـْح َم ُد ُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ُه‪َ ،‬و َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن‬
‫ِر‬
‫َّال اهلل َو ْح َدُه اَل َش ْيَك َلُه َو َأْش َه ُد َأَّن ُمـَح َّمدًا‬ ‫َفاَل ُمِض َّل َلُه ‪َ ،‬وَم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َه اِد َي َلُه ‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأن َّال ِإَلَه‬
‫ِر‬ ‫ِإ‬
‫َع ْبُد ُه َوَر ُس وُله‬

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا اَهَّلل َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُموُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُموَن‬

‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْف ٍس َو اِح َدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَه ا َز ْو َج َه ا َو َبَّث ِم ْنُه َم ا ِر َج ااًل َك ِثيًر ا َو ِنَس اًء‬
‫َو اَّتُقوا اَهَّلل اَّلِذي َتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن اَهَّلل َك اَن َع َلْيُك ْم َر ِقيًبا‬

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا اَّتُقوا اَهَّلل َو ُقوُلوا َقْو اًل َس ِديًد ا‬

‫‪1/8‬‬
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َوَم ْن ُيِط ِع اَهَّلل َوَر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬

‫ُأل‬ ‫َّل‬ ‫َّل ُهَّلل َل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬


‫ َو َش َّر ا ُموِر‬، ‫ َو ْح َس َن ا َه ْد ِي َه ْد ُي ُم َح َّمٍد َص ى ا َع ْيِه َوَس َم‬، ‫َو ِإَّن َص َد َق ا َح ِديِث ِك َتاُب اِهَّلل‬
‫َل‬ ‫َلٌة ُك َّل‬ ‫ٌة ُك َّل‬ ‫َث‬ ‫ُك َّل‬ ‫َث ُت‬
‫ َو َض ال ٍة ِفي الَّناِر‬، ‫ َو ِبْد َع ٍة َض ال‬، ‫ َو ُمْح َد ٍة ِبْد َع‬، ‫ُمْح َد ا َه ا‬

‫َأَّما َبْع ُد‬:

Ibadallah, ittaqullah Ta’ala…

Salah satu nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya adalah
diutusnya seorang rasul dari kalangan manusia. Sehingga umat-umat mereka bisa
meniru. Allah Subhanahu wa Ta’ala menekankan hal ini dalam Alquran di dalam Surat Ali
Imran ayat 164:

‫۟ا‬
  ‫َلَقْد َم َّن ٱُهَّلل َع َلى ٱْلُمْؤ ِمِنيَن ِإْذ َبَع َث ِفيِه ْم َر ُس واًل ِّم ْن َأنُفِس ِه ْم َيْتُلو َع َلْيِه ْم َء اَٰيِتِهۦ َو ُيَز ِّك يِه ْم َو ُيَع ِّلُمُه ُم‬
‫َٰل‬ ‫۟ا‬ ‫َٰت‬
‫َل‬ ‫ُل‬
‫ٱْلِك َب َو ٱ ِح َم َو ِإن ا و ِمن ْب ِفى َض ٍل ُّم ِبيٍن‬
‫َق‬ ‫ُن‬ ‫َك‬ ‫َة‬ ‫ْك‬ ‫ْل‬

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” [Quran
Ali Imran: 164]

Sementara orang-orang musyrikin, mereka meminta kepada Allah agar utusan yang
dikirim kepada mereka berasal dari kalangan malaikat. Sebagaimana yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala ceritakan di dalam Surat Al-An’am ayat 8 dan 9.

‫) َو َلْو َج َع ْلَناُه َم َلًك ا َّلَج َع ْلَناُه‬8( ‫َو َقاُلوا َلْو اَل ُأنِز َل َع َلْيِه َم َلٌك ۖ َو َلْو َأنَز ْلَنا َم َلًك ا َّلُقِض َي اَأْلْمُر ُثَّم اَل ُينَظ ُر وَن‬

9( ‫)َر ُج اًل َو َلَلَبْس َنا َع َلْيِه م َّما َيْلِبُس وَن‬

“Dan mereka berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat?”


dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentulah selesai urusan itu, kemudian
mereka tidak diberi tangguh (sedikitpun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu malaikat,
tentulah Kami jadikan dia seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan ia seorang laki-laki),
tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri
mereka sendiri. [Quran Al-An’am: 8-9].

2/8
Karena tidak mungkin utusan Allah berasal dari kalangan malaikat. Karena manusia tidak
bisa melihat malaikat. Bagaimana mungkin manusia bisa meniru dan meneladani utusan
Allah? Sementara yang diutus kepada manusia tidak sejenis dengan mereka.

Karena itu jamaah yang dimuliakan Allah Ta’ala, dari logika sederhana ini, kita bisa
memahami mengapa utusan yang dikirim kepada kita adalah dari kalangan manusia. Dan
Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan beliau sebagai utusan Allah yang paling hebat yang
pernah ada di muka bumi ini. Karena itulah para ulama menyatakan bahwa bagian dari
mukjizat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah akhlak beliau. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji akhlak beliau. Dalam Alquran, Allah Ta’ala memuji
akhlak beliau dalam firman-Nya Surat Al-Qalam ayat keempat:

  ‫َو ِإَّنَك َلَع َلٰى ُخ ُلٍق َع ِظ يٍم‬

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” [Quran al-Qalam: 4]

Bahkan di dalam Alquran, Allah menjadikan umur Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
merupakan isi kehidupan beliau sebagai bagian dari sumpah. Sebagaimana yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam Surat al-Hijr ayat 72, setelah Allah membahas
tentang kezaliman yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth dan pembangkangan mereka.
Mereka tenggelam dalam kemaksiatan, lalu Allah bersumpah dengan menyebut umur
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,

  ‫َلَع ْمُر َك ِإَّنُه ْم َلِفى َس ْك َر ِتِه ْم َيْعَم ُهوَن‬

(Allah berfirman): “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-


ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”. [Quran Al-Hijr: 72]

Para ulama menyatakan, tidak seorang pun yang umurnya digunakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala untuk bersumpah selain dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.

Diriwayatkan dari Abul Jauza’, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, ia mengatakan, 

‫ وما أقسم اهلل تعالى بحياة أحد إال بحياته‬، ‫ما خلق اهلل نفسا أكرم عليه من محمد صلى اهلل عليه وسلم‬ .

“Allah tidak menciptakan seorang pun yang lebih mulia melebihi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dan Allah tidak pernah bersumpah dengan umur siapapun kecuali
umurnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

3/8
Dan kita ketahui bersama, yang namanya umur adalah perjalanan hidup seseorang.
Dalam hal ini perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga
tatkala Allah bersumpah dengan umur beliau, sama saja Allah bersumpah dengan
perjalanan hidup yang beliau jalani.

Karena itulah jamaaah sekalian yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, 

Tatkal Allah menjadikan umur Nabi Muhammad sebagai sumpahnya, berarti


menunjukkan bahwa umur beliau adalah bagian dari kebesaran Allah. sebab, tatkala
Allah bersumpah dengan makhluk-Nya menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah di
antara tanda kebesaran-Nya. Allah bersumpah dengan menyebut:

‫ْل‬
‫َو ا َعْص ِر‬

Demi Masa.

Kemudian:

‫َّن‬ ‫َّش‬ ‫َّل‬ ‫ُّض‬


‫ َو ال ْج ِم‬, ‫ َو ال ْم ِس‬, ‫ َو ال ْيِل‬, ‫َو ال َح‬

Dan beragam benda langit lainnya. Karena semua makhluk ini menunjukkan tanda
kebersaran dan keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berdasarkan kaidah ini, apabila
Allah bersumpah dengan menyebutkan umur Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam menunjukkan kehidupan beliau termasuk tanda kekuasaan dan keagungan-Nya.
Karena di antara mukjizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah akhlak
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Tidak mungkin orang bisa memiliki akhlak seagung ini kecuali hanyalah para nabi.
Karena itulah, seorang ulama tabi’in yang tidak pernah berjumpa dengan Nabi shallallahu
‘alaihi, namanya Saad bin Hisyam bin Amir. Ia bertanya kepada istri Nabi, Ummul
Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha, 

‫ بلى‬: ‫ ألست تقرأ القرآن ؟ قلت‬: ‫يا أم المؤمنين أنبئيني عن خلق رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ؟ قالت‬

‫ فهممت أن أقوم وال أسأل أحدا عن‬: ‫ قال‬. ‫ فإن خلق نبي اهلل صلى اهلل عليه وسلم كان القرآن‬: ‫ قالت‬.
‫شيء حتى أموت …ا ) رواه مسلم‬

“Wahai Ummul mukminin, kabarkan padaku tentang akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam”? Aisyah balik bertanya, “Bukankah kau membaca Alquran”? “Tentu”,
jawabnya. Aisyah mengatakan, “Sungguh, akhlak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

4/8
adalah Alquran.” Saad bin Hisyam berkata, “Aku pun paham hingga tidak menyisakan
pertanyaan lagi kepada siapapun sampai aku wafat.” [HR. Muslim].

Dalam riwayat lain,

 ‫ يا بني أما تقرأ القرآن‬: ‫ قالت‬. ‫ يا أم المؤمنين حدثيني عن خلق رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬: ‫قلت‬

‫ أخرجها أبو يعلى بإسناد صحيح‬.‫ ( وإنك لعلى خلق عظيم ) خلق محمد القرآن‬: ‫؟ قال اهلل‬ .

Saad mengatakan, “Wahai Ummu mukminin, ceritakan padaku tentang akhlak Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah menjawab, “Anakku, bukankah engkau membaca
Alquran Firman Allah ‘Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung’. Akhlaknya Muhammad adalah Alquran.”

Sehingga praktek amalan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Alquran yang
dibumikan di alam raya ini. Sehingga kalau kita ingin melihat bagaimana pembumian
Alquran yang ideal, maka perhatikanlah akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sejarah dan perjalanan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karean istri
beliau sendiri yang memuji bahwa akhlaknya adalah Alquran. 

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Kalau kita perhatikan tatkala Nabi memutuskan satu hal tertentu, maka sumbernya
adalah dari Alquran. Imam asy-Syafi’i rahimahullah mengatakan,

‫ما حكم رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم بشيء إال بما فهمه من القرآن‬

“Rasulullah tidak memutuskan satu hukum pun kecuali berdasarkan apa yang beliau
pahami dari Alquran.” 

Sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perwujudan Alquran yang dibumikan di
alam raya ini. Karena itulah, Allah menjadikan beliau sebagai puncak teladan. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫۟ا‬
 ‫َّلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفى َر ُس وِل ٱِهَّلل ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة ِّلَم ن َك اَن َيْر ُج و ٱَهَّلل َو ٱْلَيْو َم ٱْل َء اِخ َر َو َذ َك َر ٱَهَّلل َك ِثيًر ا‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” [Quran Al-Ahzab: 21].

Demikian sebagai khotbah yang pertama. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan
kita semangat untuk lebih meniru Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

5/8
‫ َو َأْس َتْغ ِفُر اَهلل ِلي َو َلُك ْم ِم ْن ُكِّل َذ ْنٍب ؛ َفِإَّنُه ُه َو اْلَغ ُفوُر الَّر ِح يُم‬،‫َأُقوُل َقْو ِلي َه َذ ا‬.

Khutbah Kedua:

‫ َو َأْش َه ُد َأَّن‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّال ِإَلَه ِإَّال اُهَّلل َتْعِظ يًم ا ِلَش اِنِه‬،‫ َو الُّش ْك ُر َلُه َع َلى َتْو ِفيِقِه َو اْمِتَناِنِه‬،‫اْلَح ْم ُد ِهلل َع َلى ِإْح َس اِنِه‬

‫ َوَس َّلَم‬،‫ َص َّلى اُهلل َع لْيِه َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َأْع َو اِنِه‬،‫َنِبَّيَنا ُم َح َّم ًد ا َع ْبُد ُه َوَر ُس وُلُه الَّد اِع ي ِإَلى ِر ْض واِنِه‬
‫َتْس ِليًم ا َك ِثيًر ا‬..

‫ َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُموَن ِاَّتُقْو ا اَهلل َتَع اَلى‬: ‫َأَّما َبْع ُد‬:

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Allah mengutus Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmatan lil
‘alamin. Sebagaimana yang Allah tegaskan dalam Alquran:

‫َٰع‬ ‫َٰن‬
  ‫ِميَن‬‫َل‬ ‫ْل‬‫ِّل‬ ‫ًة‬ ‫َوَم آ َأْر َس ْل ِإ َر ْح َم‬
‫اَّل‬ ‫َك‬

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” [Quran Al-Anbiya: 107].

Sehingga, siapa yang mengikuti ajaran beliau dan meniru akhlak beliau, maka dia telah
mendapatkan sebagian dari rahmat yang telah disebarkan Allah melalui beliau.
Sebaliknya, jika ada seseorang yang tidak mau mengikuti Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan tidak mau mencotoh bagaimana kepribadian beliau, berarti dia tidak mau
mengambil bagian dari rahmat itu. 

Al-Alusi dalam tafsirnya Ruhul Ma’ani tatkala menafsirkan ayat ini: 

‫َٰع‬ ‫َٰن‬
‫ِميَن‬‫َل‬ ‫ْل‬‫ِّل‬ ‫ًة‬ ‫َوَم آ َأْر َس ْل ِإ َر ْح َم‬
‫اَّل‬ ‫َك‬

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.” [Quran Al-Anbiya: 107].

Orang kafir yang tidak mengikuti beliau apakah mereka tidak mendapatkan rahmat?
Jawabnya, iya, mereka tidak mendapatkan rahmat. Lalu apa yang dimaksud dalam ayat
bahwasanya Nabi berstatus rahmat bagi sekalian alam? Padahal orang kafir juga bagian
dari alam. Ibarat makanan yang telah dihidangkan dan ini merupakan kebaikan yang bisa

6/8
diambil oleh setiap orang, namun ada orang yang mau mengambilnya dan ada yang tidak
mau. Kalau mereka tidak mau mengambilnya, mereka sendiri yang salah. Mengapa
sampai tidak mau mengambilnya, padahal siapa saja bisa mengaksesnya.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Para sahabat Nabi adalah orang yang paling bersemangat menyampaikan apa yang
mereka dengar dan lihat dari Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
sehingga, berkat jasa mereka, tidak ada seorang pun yang riwayat hidupnya lebih
lengkap melebihi nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. sampai detil posisi
jari-jari Nabi saat tasyahud mereka riwayatkan kepada kita.

Artinya, sejumlah ajaran dan tuntunan Nabi yang tidak kita ketahui yang berbuah
konsekuensi kita tidak mengamalkannya, hal itu berbanding lurus dengan banyaknya
rahmat Allah melalui diri Nabi yang kita ambil. Dalam bahasa yang lebih mudah lagi,
kalau kita ingin mendapatkan rahmat Allah dengan jatah yang besar, milikilah semangat
untuk meniru Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. semakin banyak ajaran Nabi yang kita
ketahui dan kita amalkan semakin banyak rahmat Allah yang kita dapatkan.

﴿،]56 :‫ِإَّن اَهلل َوَم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًم ا﴾ [األحزاب‬

‫ «َم ْن َص َّلى َع َلَّي َص الًة َو اِح َد ًة َص َّلى اُهلل َع َلْيِه ِبَه ا َع ْش ًر ا» [َر َو اُه ُمْس ِلم‬: ‫]َو َقاَل ‏َص َّلى اُهَّلل َع َلْيِه َوَس َّلَم‬.

، ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َص َلْيَت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد‬
‫ َو اْر َض‬. ‫َو َباِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِل ُم َح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِه ْيَم َو َع َلى آِل ِإْبَر اِه ْيَم ِإَّنَك َح ِمْيٌد َم ِج ْيٌد‬

، ‫ َو ُع ْثَم اَن ِذْي الُنْو َر ْيِن‬، ‫ َو ُع َمَر الَفاُر ْو ِق‬، ‫الَّلُه َّم َع ِن الُخ َلَفاِء الَّر اِش ِدْيَن اَألِئَّمِة الَم ْهِد ِيْيَن َأِبْي َبْك ِر الِّص ِّد ْيِق‬
‫َل‬ ‫َت‬ ‫َت‬ ‫َأ‬ ‫َّل‬ ‫َأ‬
‫ َو َع ِن ال اِبِعْيَن َوَم ْن ِبَع ُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإ ى َيْو ِم‬، ‫ َو اْر َض ال ُه َّم َع ِن الَّص َح اَبِة ْج َم ِعْيَن‬،‫َو ِبي الَح َس َنْيِن َع ِلي‬
‫ َو َع َّنا َمَع ُه ْم ِبَم ِّنَك َو َك َر ِم َك َو ِإْح َس اِنَك َيا َأْك َر َم اَألْك َر ِمْيَن‬، ‫الِّد ْيِن‬.

‫ َو َأِذ َّل‬، ‫ َالَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن‬، ‫ َالَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن‬، ‫َالَّلُه َّم َأِع َّز ا ْس اَل َم َو اْلُمْس ِلِمْيَن‬
‫ِإل‬ ‫ِإل‬ ‫ِإل‬
‫ َالَّلُه َّم آِم َّنا ِفي َأْو َط اِنَنا‬، ‫ َو اْح ِم َح ْو َز َة الِّد ْيِن َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن‬، ‫ َو َد ِّمْر َأْع َداَء الِّد ْيَن‬، ‫الِش ْر َك َو الُم ْش ِر ِكْيَن‬
‫ َالَّلُه َّم َو ِّفْق‬، ‫َو َأْص ِلْح َأِئَّم َتَنا َو ُو اَل َة ُأُم ْو َنا َو اْج َع ْل ِو اَل َيَتَنا ِفْيَم ْن َخ اَفَك َو اَّتَقاَك َو اَّتَبَع َض اَك َيا َر َّب الَع اَلِمْيَن‬
‫ِر‬ ‫ِر‬
‫ْك‬ ‫َذ اَل‬ ‫َأ‬ ‫َأْق‬ ‫َتْق‬ ‫َأ ْنُه َل‬ ‫َت‬ ‫ُت‬ ‫َأ‬
‫َو ِلَي ْم ِر َنا ِلَم ا ِح ُّب َو ْر َض ى َو ِع َع ى الِبِّر َو ال َو ى َوَس ِد ْد ُه ِفي َو اِلِه َو ْع َم اِلِه َيا ا الَج ِل َو اِإل َر اِم‬
‫ َو اْج َع ْلُه ْم‬، ‫ َالَّلُه َّم َو ِّفْق َج ِمْيَع ُو اَل َة َأْم ِر الُمْس ِلِمْيَن ِلْلَعَم ِل ِبِك َتاِبَك َو اِّتَباِع ُس َّنَة َنِبِّيَك صلى اهلل عليه وسلم‬،
‫َر ْأَفًة َع َلى ِع َباِد َك الُمْؤ ِمِنْيَن‬

7/8
‫ َو اْش ُك ُر ْو ُه َع َلى ِنَع ِمِه َيِز ْد ُك ْم‬، ‫ ُاْذُك ُر ْو ا اَهلل َيْذُك ْر ُك ْم‬: ‫ ِع َباَد اِهلل‬،   ‫َو َلِذ ْك ُر اِهَّلل َأْك َبُر َو اُهَّلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعوَن‬  .

Ditranskrip dari khotbah Jumat Ustadz Ammi Nur Bait yang berjudul Mukjizat Yang
Terlupakan

Artikel www.KhotbahJumat.com

8/8

Anda mungkin juga menyukai