Anda di halaman 1dari 26

Mencintai dan menghormati

Rasulullah saw
Sasaran Kaderisasi
(1) Mendapatkan ilmu keagamaan berdasarkan pemahaman ahlussunnah waljamaah
(2) Memahami Konsensus Dasar Kebangsaan.
(3) Memiliki perhatian terhadap problematika agama, bangsa, dan negara.
(4) Terbuka dan peduli terhadap masyarakat.
(5) Memiliki skil manajemen diri.
(6) Menjaga citra Partai.
Arahan bagi Pembina

1. Setiap pembahasan materi, pembina mengarahkan pada fokus tema,


berarti pembina menyiapkan diri untuk membaca dan memahami materi
secara utuh terlebih dahulu.
2. Ilustrasi di setiap tema diarahkan pada internalisasi indiktor capaian
3. Fokus internalisasi indikator capaian selalu diarahkan pada sasaran
kaderisasi seperti pentinganya mengikuti pembinaan, pentingnya selalu
besama orang baik, dan tentunya diarahkan pada manfaat keberadaan kita
bersama PKS, berjuang bersama PKS, dan PKS selalu membimbing dalam
kebaikan bersama komunitas orang orang baik.
Arahan bagi Pembina

4. Titik tekan internalisasi indikator capaian selalu diarahakan pada sasaran


kaderisasi disesuaikan dengan kondisi dan konten materi
5. Setiap pembina dianjurkan mencari informasi terkait kegiatan partai sebagai
bahan ilustrasi dalam internalisasi pencapian sasaran kaderisasi
•Indikator Capaian:
Membiasakan bershalawat
kepada Nabi saw.
Tema
Mencintai dan Menghormati
Rasulullah saw.
Mencintai dan Menghormati Rasulullah saw.
َّ ‫س ُْىًُُ أ َ َح‬
‫ب ِإىَ ٍْ ًِ ِم َّما‬ ُ ‫ان هللاُ ََ َر‬ َ ‫ َم ْه َم‬،‫ان‬ ِ ْ َ ‫ث َم ْه ُم َّه فِ ٍْ ًِ ََ َجذَ ِب ٍِ َّه َح ََل ََة‬
ِ ‫اْل ٌْ َم‬ ٌ ‫ث َ ََل‬
ُ‫ ََأ َ ْن ٌَ ْن َزيَ أ َ ْن ٌَعُ ُْدَ فِـً ْاى ُن ْف ِز بَ ْعذَ أ َ ْن أ َ ْوقَذَي‬،ِ‫ب ْاى َم ْز َء ََل ٌُ ِحبًُُّ ِإ ََّل ِلِل‬
َّ ‫ـح‬ِ ٌُ ‫ِس َُا ٌُ َما ََأ َ ْن‬
ِ َّ‫ف ِفـً اىى‬
‫ار‬ َ َ‫ َم َما ٌَ ْن َزيُ أ َ ْن ٌُ ْقذ‬،ًُ‫هللاُ ِم ْى‬
Dari Anas bin Malik ra., dari Nabi saw. bersabda, “Ada tiga perkara yang apabila
perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1)
barangsiapa yang Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia
mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam
neraka.” (HR. Bukhari Muslim)
‫ع ِشٌ َْرت ُ ُك ْم‬ َ ‫ان ٰابَ ۤا ُؤ ُك ْم َوا َ ْبن َۤا ُؤ ُك ْم َواِ ْخ َوانُ ُك ْم َوا َ ْز َوا ُج ُك ْم َو‬
َ ‫قُ ْل اِ ْن َك‬
‫ب‬ َّ ‫ض ْونَ َها ٓ ا َ َح‬ َ ‫سا َد َها َو َم ٰس ِك ُن ت َ ْر‬ َ ‫ارة ٌ ت َ ْخش َْو َن َك‬ َ ‫َوا َ ْم َوا ُل ِا ْقت َ َر ْفت ُ ُم ْو َها َوتِ َج‬
‫ّٰللاُ ِبا َ ْم ِر ٖ ٖۗه‬ ‫ً ه‬ ‫ت‬
ِ ْ ‫ص ْوا َحتهى ٌَأ‬ ُ َّ‫س ِب ٌْ ِل ٖه فَت َ َرب‬
َ ًْ ِ‫س ْو ِل ٖه َو ِج َها ٍد ف‬ ِ ‫اِلَ ٌْ ُك ْم ِ ّم َن ه‬
ُ ‫ّٰللا َو َر‬
َ
‫ّٰللاُ ََل ٌَ ْه ِدى ْالقَ ْو َم ْال ٰف ِس ِقٌ َْن‬ ‫ࣖ َو ه‬
“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai
lebih daripada Allah dan RasulNya dan (dari) berjihad di jalanNya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusanNya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik” (QS. At Taubah: 24)
Dengan kata lain, jika semuanya itu: lebih kalian sukai daripada Allah dan Rasul-Nya dan
berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah (At-Taubah: 24). Yakni tunggulah hinnga Allah
mendatangkan keputusannya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Qutaibah ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai'ah, dari Zahrah
ibnu Ma bad, dari kakeknya yang mengatakan bahwa kami bersama Rasulullah saw.
pada saat itu beliau saw. sedang memegang tangan Umar ibnul Khattab. Umar ibnul
Khattab berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku sukai
daripada segala sesuatu kecuali diriku sendiri.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah
beriman (dengan iman yang sempurna) seseorang di antara kalian sebelum aku lebih dicintai
olehnya daripada dirinya sendiri.” Lalu Umar ibnul Khattab berkata, "Sekarang engkau lebih
aku cintai daripada diriku sendiri." Dan Rasulullah saw. bersabda, "Memang begitulah
seharusnya, wahai Umar."
Di dalam hadits shahih Bukhari telah disebutkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda: “Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, tidaklah beriman
seseorang di antara kalian sebelum diriku ini lebih dicintai olehnya daripada orang tuanya,
anak-anaknya, dan semua orang.”
Demikianlah yang diceritakan dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan Surat At
Taubah ayat 24.
Dalam kitab Jala‟ al Afhaam fi Fadhli ash Shalat wa as Salam
„ala Khairil Anam, karya Ibnul Qayyim, beliau menyatakan:
“Semua kecintaan dan pengagungan kepada manusia diperbolehkan
hanya karena ikut kepada kecintaan Allah swt. dan
pengagunganNya, seperti cinta dan pengagungan kepada Rasulullah
saw. Kecintaan tersebut merupakan kesempurnaan mencintai dan
mengagungkan Dzat yang mengutusnya, karena umatnya mencintai
beliau saw. karena Allah swt. mencintainya. Merekapun
mengagungkan dan memuliakan beliau, karena Allah swt.
memuliakannya”
Mencintai Rasulullah saw. itu sendiri merupakan bagian dari
kesempurnaan iman seseorang. Sebagaimana juga dijelaskan dalam
hadits berikut:

َّ ‫ََل ٌُؤْ ِم ُه أ َ َحذُ ُم ْم َحتَّى أ َ ُمُنَ أَ َح‬


ِ َّ‫ب ِإىَ ٍْ ًِ ِم ْه ََا ِى ِذ ِي ََ ََىَ ِذ ِي ََاىى‬
‫اس‬
‫أ َ ْج َم ِعٍهَ رَاي اىبخاري‬

“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku
lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia.“ (HR.
Bukhari)
Adapun bukti seseorang mencintai Rasul saw. adalah dengan mengikuti
(ittiba‟) apa-apa yang beliau saw. amalkan, contohkan, dan perintahkan
dengan segenap kemampuan apa yang ia sanggup melakukannya. Dan
menjauhi segala apa-apa yang beliau saw. larang/jauhi.

َ ‫ع ْنهُ فَا ْنت َ ُه ْو ۚا َواتَّقُوا ه‬


‫ّٰللا ٖۗاِ َّن‬ َ ‫س ْو ُل فَ ُخذُ ْوهُ َو َما ن َٰهى ُك ْم‬ َّ ‫َو َما ٓ ٰا ٰتى ُك ُم‬
ُ ‫الر‬
ِ ‫ش ِد ٌْ ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬ َ ‫ّٰللا‬
َ‫ه‬
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu terimalah. Apa yang dilarangnya bagimu
tinggalkanlah. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras
hukuman-Nya.” (QS. Al Hasyr: 7)
‫ّٰللاُ َوٌَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم‬
َّ ‫ّٰللا فَات َّ ِبعُو ِنً ٌُ ْح ِب ْب ُك ُم‬ َ ‫قُ ْل ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت ُ ِحب‬
َ َّ ‫ُّون‬
‫ور َر ِحٌ ٌم‬ ٌ ُ‫غف‬َ ُ‫ّٰللا‬َّ ‫َو‬
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Shalawat
Selain itu juga yang tak kalah penting dalam mencintai Rasul saw.
dan menghormatinya yaitu dengan sering menyebutnya,
menyanjungnya, mengucapkan salam kepadanya, mengingatnya,
mendoakannya dan merindukan tinggal bersamanya di akhirat
kelak. Hal tersebut terangkum dalam aktifitas shalawat.
Shalawat juga merupakan sarana untuk bisa mendapatkan
syafa‟at dari beliau saw.
Juga sebagai salah satu wasilah dikabulkannya doa seorang
hamba.kepada Allah swt.
Shalawat merupakan pujian atau pemuliaan kepada
Nabi Muhammad Saw, yang diucapkan sebagaimana
halnya doa atau dzikir kepada Allah swt.
Shalawat, jika datangnya dari Allah kepada-Nya,
bermakna rahmat dan keridhaan.
Jika dari para malaikat, berarti permohonan ampun.
Dan bila dari umatnya, bermakna sanjungan dan
pengharapan, agar rahmat dan keridhaan Allah
dikekalkan.
ٰ ٓ ٰۤ
‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ٌْ اما‬ ‫و‬ ‫ه‬ٌْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫و‬ُّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ا‬ ‫و‬ُ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬
َ َ ِ َ ْ َ ْ َ َ‫ِ ٖۗ ّ ِ ُّ َ ِ ْن‬ٌ ‫ذ‬َّ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ٌَ ‫ا‬ ٰ
ٌ ً ‫ب‬َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ى‬َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫و‬ ُّ ‫ل‬
َ َ‫ُ َ ْ ن‬ ‫ص‬ ٌ ٗ
‫ه‬ َ ‫ت‬ َ
‫ك‬ ‫ى‬ َ ‫اِ َّن ه‬
ِٕ ‫ّٰللا َو َم‬
‫ل‬

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.1) Wahai orang-
orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan
penuh penghormatan kepadanya.” 2) (QS. Al Ahzab: 56)

_____

1) Shalawat dari Allah Swt. berarti memberi rahmat, dari malaikat berarti memohonkan ampunan, dan dari
orang-orang mukmin berarti berdoa agar diberi rahmat, seperti dengan perkataan, “Allāhumma ṣhalli „alā
Muḥammad”.
2) Dengan mengucapkan perkataan seperti, “Assalāmu „alaika ayyuhan-nabi”, yang artinya „semoga keselamatan

terlimpah kepadamu, wahai Nabi‟.


:‫س ِم َع رسو َل هللا ملسو هيلع هللا ىلص ٌقول‬ َ ‫وعن عب ِد هللا بن عمرو بن العاص رضً هللا تعالى عنهما أنّه‬
ُ‫ً صالة ا صلى هللا‬ َ ‫صلّى‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫ فإنّه َم ْن‬،ً َ ‫صلُّوا‬
َّ َ‫عل‬ َ ‫ ث َّم‬،‫س ِم ْعت ُ ُم النِ َدا َء فقولوا مث َل ما ٌقو ُل‬
َ ‫«إذا‬
‫ فإنّها َم ْن ِزلَةٌ فً الجنّة َل تنبغً إَلّ ِلعَ ْب ٍد ِم ْن عباد‬،َ‫الو ِس ٌْلَة‬ َ ً‫ل‬ َ ‫ ث ّم سلوا‬،‫ع ْش َرا‬
َ ‫هللا‬ َ ‫علٌه بها‬
‫عةَ» (مسلم‬ َ ‫شفَا‬ ْ َّ‫الو ِس ٌْلَةَ َحل‬
َ ‫ت لَهُ ال‬ َ ً َ ‫ فَ َم ْن سأ َل ِل‬،‫ وأرجو أن أكونَ أنا هو‬،‫)هللا‬

Dari Abdullah bin Umar ra., dia mendegar Rasulullah saw. bersabda: “Jika kalian
mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian
bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka
Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah
untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan,
melainkan kepada salah seorang hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba
tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafa‟at.” (HR
Muslim).
‫صالَة ا‬ َ ‫اس ِبى ٌَ ْو َم ْال ِقٌَا َم ِة أَ ْكثَ ُر ُه ْم‬
َّ َ‫عل‬
َ ‫ى‬ ِ َّ‫أ َ ْولَى الن‬

“Orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah orang yang paling
banyak bershalawat kepadaku” (HR. Tirmidzi; hasan)

Syaikh Mushthofa Al Bugho dan empat ulama lainnya dalam Nuzhatul


Muttaqin menjelaskan, “Hadits ini berisi anjuran memperbanyak shalawat atas
Rasulullah saw. dan tingginya derajat orang yang memperbanyak shalawat di
hari kiamat kelak.”
‫صالة ا‬ َ ‫اس ِبً ٌَ ْو َم ْال ِقٌَا َم ِة أ َ ْكث َ ُر ُه ْم‬
َّ َ‫عل‬
َ ً ِ َّ‫أََل ِإ َّن أ َ ْولَى الن‬
“Ketahuilah, sesungguhnya orang yang paling dekat denganku di hari kiamat nanti adalah
orang yang paling banyak bershalawat kepadaku” (HR. Abu Ya‟la)
‫سلَّ َم ْالبَ ِخٌ ُل الَّذِي َم ْن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّٰللاُ َعلَ ٌْ ِه َو‬ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫ّٰللا‬ ُ ‫ب قَا َل قَا َل َر‬ َ ً‫ً ِ ب ِْن أ َ ِب‬
ٍ ‫طا ِل‬ ّ ‫َع ْن َع ِل‬
َّ َ‫ص ِّل َعل‬
ً َ ٌُ ‫ت ِع ْن َدهُ فَلَ ْم‬ ُ ‫ذُ ِك ْر‬
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Orang yang sangat pelit adalah orang yang ketika namaku disebut di sampingnya, ia
tidak membaca sholawat kepadaku." (H.R. At-Tirmidzi)
Dalam kitab Syarah Tuhfatul Ahwadzi, karya Imam Al-Mubarakfuri, dijelaskan,
bahwa makna kata ‫ البخٌل‬adalah orang yang sempurna sifat pelitnya. Hal ini
dikarenakan kata ‫البخٌل‬ dalam gramatikal bahasa Arab ia mengikuti pola
wazan ‫ فعٌل‬yakni sighat mubalaghah yang menunjukkan arti "sangat".
Sehingga, berdasarkan hadis Nabi saw. di atas, orang yang pelit—bahkan sangat
pelit— adalah orang yang ketika nama Nabi saw. disebut di sisinya, ia tidak mau
bershalawat kepadanya.
Jenis bacaan shalawat sangat banyak ragamnya. Salah satu di antaranya yang
cukup masyhur adalah shalawat ibrahimiyah. Disebutkan dalam hadits
riwayat Bukhari Muslim dari Ka‟ab bin Ujrah ra., bahwa para sahabat
pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, kami telah memahami tata cara memberi
salam kepada Anda, lalu bagaimana cara memberi shalawat kepada Anda?”
Nabi saw. bersabda, “Ucapkanlah:

‫عيَى) آ ِه‬ َ ََ ‫ٍم‬ َ ٌِ ‫عيَى ( ِإب َْزا‬َ ‫ْت‬ َ ٍَّ‫صي‬


َ ‫عيَى آ ِه ُم َح َّم ٍذ َم َما‬ َ ََ ‫عيَى ُم َح َّم ٍذ‬ َ ‫ص ِّو‬ َ ‫اىيَّ ٍُ َّم‬
‫عيَى‬ َ ََ ‫عيَى ُم َح َّم ٍذ‬ َ )‫ار ْك‬ ِ َ‫ ََ ب‬:‫ار ْك ( ِفً ِر ََاٌَ ٍت‬ ِ َ‫ٍم ِإوَّ َل َح ِمٍذ ٌ َم ِجٍذ ٌ اىيَّ ٍُ َّم ب‬ َ ٌِ ‫ِإب َْزا‬
ٌ ‫ٍم ِإوَّ َل َح ِمٍذ ٌ َم ِجٍذ‬ َ ٌِ ‫عيَى) آ ِه ِإب َْزا‬َ ََ ‫ٍم‬َ ٌِ ‫عيَى ( ِإب َْزا‬ َ ‫ت‬ َ ‫ار ْم‬ َ َ‫آ ِه ُم َح َّم ٍذ َم َما ب‬
“Ya, Allah. Berilah (yakni, tambahkanlah) shalawat (sanjungan) kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi
shalawat kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya, Allah. Berilah berkah (tambahan kebaikan)
kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah
memberi berkah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia." (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi
dan Ahmad)

Selain shalawat di atas, ada beberapa ragam shalawat yang masyhur


digunakan masyarakat, di antaranya:
‫علَى‬
‫ار ْك َ‬ ‫ٌم َوبَ ِ‬‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬‫ٌت َ‬ ‫صلَّ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َوأ َ ْز َو ِ‬
‫اج ِه َوذُ ِ ّرٌَتِ ِه َك َما َ‬ ‫ص ِّل َ‬ ‫الله ُه َّم َ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬
‫ٌم ِإنَّ َك َح ِمٌ ٌد َم ِجٌ ٌد‬ ‫ت َ‬ ‫اج ِه َوذُ ِ ّرٌَتِ ِه َك َما بَ َ‬
‫ار ْك َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َوأ َ ْز َو ِ‬

‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬


‫ٌم‬ ‫ٌم َو َ‬‫علَى ِإب َْرا ِه َ‬ ‫ْت َ‬ ‫صلٌَّ َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫الله ُه َّم َ‬
‫علَى ِإب َْرا ِه َ‬
‫ٌم‬ ‫ت َ‬ ‫ار ْك َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َمابَ َ‬ ‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬‫ار ْك َ‬ ‫ِإنَّ َك َح ِمٌ ٌد َم ِجٌ ٌد الله ُه َّم بَ ِ‬
‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬
‫ٌم ِإنَّ َك َح ِمٌ ٌد َم ِجٌ ٌد‬ ‫َو َ‬

‫علَى‬
‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل ِإب َْرا ِه َ‬
‫ٌم َوبَ ِ‬ ‫صلَّ َ‬
‫ٌت َ‬ ‫سو ِل َك َك َما َ‬ ‫ِك َو َر ُ‬
‫عبد َ‬‫علَى َم َح َّم ٍد َ‬ ‫الله ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َ‬
‫علَى ِإب َْرا ِه َ‬
‫ٌم‬ ‫ت َ‬‫ار ْك َ‬‫علَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َو َ‬
Di masyarakat juga bermunculan banyak ragam shalawat yang diperuntukkan
sebagai bentuk sanjungan kecintaan kepada Rasulullah saw., sekaligus sebagai
bagian dari permohonan. Di antaranya ada: shalawat nariyah (shalawat agar
dibebaskan dari segala kerumitan dan kesusahan), shalawat asyghil (shalawat
menundukkan musuh dan selamat dari kezhalimannya), shalawat munjiyah
(shalawat agar diselamatkan dari segala marabahaya dan dikabulkan segala doa),
dsb.

Dengan berbagai ragam susunan lafadz shalawat dengan berbagai tujuan, semua
dimaksudkan sebagai bentuk kecintaannya kepada Nabi Muhammad saw.
Silahkan diamalkan shalawat-shalawat di atas sebagai amal sunnah sehari-hari
yang sangat dianjurkan.

Wa shallallahu „ala sayyidina Muhammadin, wa „ala alihi wa shahbihi ajma‟iin.


Penutup
Dengan kajian ini diharapkan anggota mampu memahami arti pentingnya
mencintai dan menghormati Rasulullah saw. Melalui program peningkatan
spiritual anggota bulan Jumadil awwal 1445 H yang dikeluarkan oleh DPW
PKS Jawa Barat ini, maka setiap anggota dianjurkan untuk membaca
shalawat 50 kali setiap hari. Semoga dengan membiasakan diri bershalawat
setiap hari kita termasuk yang dikategorikan sebagai orang yang mencintai
dan menghormati Rasulullah saw. Sehingga beliau saw. akan memberikan
syafa‟at (perlindungan/pertolongan) kita di akhirat kelak.

Anda mungkin juga menyukai