Anda di halaman 1dari 56

َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ

َ ‫ٱّلل ه‬
ِ‫ٱلرحهي هم‬ ِ ‫ِمۡسِب‬

FIKIH
SHALAT
BERJAMAAH
(Dalam Prespektif Mazhab As-Syafiíyah)

Disusun ; Umar Zaki Giffari Mansur


Catatan !!
Awal mulanya, kita seumpama gelas
yang kosong ketika baru saja lahir.
Tidak tahu menahu soal ilmu,
bagaimana bercakap-cakap, dan tak
tahu pula soal ini dan itu. Di mulai dari
sinilah kita akan bertanya pada diri
sendiri “Kenapa Allah Ta’ala tidak
menciptakan kita langsung pandai
dalam segala hal?”
Islam adalah agama jama’ah. Agama yang menekankan persatuan dan
kebersamaan. Kebersamaan itu tidak hanya dituangkan dalam teori,
bahkan dijabarkan dalam praktek operasional ibadah seperti shalat
berjama’ah
Definisi Shalat
Jama’ah

✓ Bahasa ; Jamaah adalah Kelompok


✓ Istilah ; Keterikatan shalat makmum dengan shalat imam

Bagaimana Jam’ah terwujud?

Adanya Imam dan Makmum (sendiri),


dan dengan mendapatkan pahala
berjama’ah.
Keutamaan Shalat Berjamaah

01 02

Faedah Duniawi Faedah Ukhrawi


▪ Perkenalan

▪ Hubungan Sahabat

▪ Membantu Menyelesaikan
Berbagai Problem

▪ Membantu Jaringan
(Kemasyarakatan)
Faedah Ukhrawi
❖ Pertama: Shalat Jama’ah berpahala 27 kali lipat dari shalat sendiri
‫صالة امجلاعة تفضل صالة الفذ بس بع وعرشين درجة‬
"Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan 27 derajat.“ (HR. Al- Bukhari dan Muslim (lafadz Bukhari))

❖ Kedua : Setiap langkah yang diayunkan menghasilkan kebaikan dan menghapus kesalahan

"Shalat seorang laki-laki dengan berjama'ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya
dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari
rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama'ah, maka tidak ada satu langkahpun dari
langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya, Apabila dia melaksanakan shalat, maka
Malaikat akan turun untuk mendo'akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya: 'Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'.
Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti pelaksanaan shalat." ) HR. Al-Bukhari)

❖ Ketiga : Didoakan oleh malaikat selama berada di tempat shalat (dalil sebelumnya)

❖ Keempat: Shalat subuh adalah waktu berkumpulnya malaikat yang bertugas di waktu siang & malam
Faedah Ukhrawi
❖ Keempat: Shalat subuh adalah waktu berkumpulnya malaikat yang bertugas di waktu siang & malam

‫ن ٱلْف َجْ رِ ك َانَ مَشْه ُود ًا‬


َ ‫ن ٱلْف َجْ رِ ۖ ِإ َّن قُر ْءَا‬
َ ‫ل و َقُر ْءَا‬
ِ ْ ‫ق ٱلَّي‬
ِ َ‫س ِإلَى ٰ غَس‬
ِ ‫ٱلش ْم‬
َّ ‫ك‬ِ ‫ٱلصل َٰوة َ لِدُلُو‬
َّ ‫أَ ق ِ ِم‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh
itu disaksikan (oleh malaikat). “ (QS Al-Isra’ 78)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,


“Dan Malaikat malam dan Malaikat siang berkumpul pada shalat fajar .”(HR Al-Bukhari)

❖ Kelima ; Semakin jauh jarak dan masjid semakin besar pahalanya


"Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah mereka yang paling jauh (jarak rumahnya ke masjid), karena paling
jauh dalam perjalanannya menuju masjid. .”(HR Al-Bukhari)
Faedah Ukhrawi
❖ Keenam ; Menunggu Waktu Shalat sama pahalanya seperti melaksanakan Shalat

Dan orang yang menunggu shalat hingga dia melaksanakan shalat bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakan
shalat kemudian tidur.”(HR Al-Bukhari)

❖ Ketujuh : Salah satu indikasi munafik, tidak hadir ke Masjid waktu shubuh dan Isya

"Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang-orang Munafiq kecuali shalat shubuh dan 'Isya. Seandainya mereka mengetahui (kebaikan)
yang ada pada keduanya tentulah mereka akan mendatanginya walau harus dengan merangkak. Sungguh, aku berkeinginan untuk
memerintahkan seorang mu'adzin sehingga shalat ditegakkan dan aku perintahkan seseorang untuk memimpin orang-orang shalat, lalu
aku menyalakan api dan membakar (rumah-rumah) orang yang tidak keluar untuk shalat berjama'ah (tanpa alasan yang benar). )HR Al-
Bukhari)

❖ Kedelapan : Shalat Isya berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat separuh malam. Shalat Shubuh
berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat semalaman penuh

ُ ‫ل كُل َه‬
َ ْ ‫صل َى الل َي‬
َ ‫ فَك َأن َمَا‬، ٍ ‫ح في جَمَاعَة‬
َ ْ ‫صب‬
ُ ‫ وَم َنْ صَل َى ال‬، ‫ل‬
ِ ْ ‫ف الل َي‬
َ ْ‫ فَك َأن َمَا قَام َ ن ِص‬، ٍ ‫م َنْ صَل َى العِشَاء َ فِي جَمَاعَة‬
‘Barangsiapa yang melaksanakan shalat Isya berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat separuh malam. Dan barangsiapa
yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seolah ia telah melaksanakan shalat semalaman penuh.’” (HR. Muslim)
Pembahasan...

HUKUM SYARAT SAH


Shalat Berjama’ah
Seorang Imam
untuk diikuti

1 2 3 4

UDZUR SYAR’I QUDWAH YANG


Meninggalkan Shalat BENAR
Jama’ah cara mengikuti imam
dengan benar
HUKUM
SHALAT
BERJAMA’AH

‘22
Hukum Shalat Berjama’ah (shalat lima waktu)
Fardhu ‘Ain
Pendapat Imam Ahmad, Mazhab Hanabilah,
Atho’, Al-Auza’i dan Abu Tsaur

Fardhu Kifayah
Pendapat Mu’tamad (resmi) Mazhab
Syafi’iyah, an-Nawawi dan sebagian ulama
Mazhab Hanafiyah

Sunnah Muakkadah
Pendapat Resmi Mazhab Malikiyah dan
Mazhab Hanafiyah, Ar-Rofi’i dan Ibnu
Qosim
Syarat Sah Shalat
Pendapat sebagian Ulama, diantaranya: Ibnu
Taimiyyah, Ibnul Qayyim, Ibnu Aqil dan Ibnu
Abi Musa.
Dalil Mazhab As-Syafi’iyah

َ َ ‫ط ٓا ِئف َة مِنْه ُم َّمع‬


‫ك‬ َّ ُ ‫و َِإذ َا كُنتَ ف ِيه ِ ْم ف َأَ قَم ْتَ لَهُم‬
َ ‫ٱلصل َٰوة َ فَل ْتَق ُ ْم‬

Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka (an-Nisa 102)

‫صالة امجلاعة تفضل صالة الفذ بس بع وعرشين درجة‬


"Shalat berjama'ah lebih utama dibandingkan shalat sendirian dengan 27 derajat.“ (HR. Al-
Bukhari dan Muslim (lafadz Bukhari))

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


"Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di
lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian
berjamaah, karena sesungguhnya serigala itu hanya akan memangsa kambing yang sendirian
(jauh dari kawan-kawannya).") HR Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban)

As Sa`ib berkata: Maksud berjamaah adalah shalat secara berjamaah.


Faedah.......
• Shalat berjamah dengan hukum fardhu kifayah yang dimaksud adalah shalat lima
waktu . Maka tidak semua shalat berjamaah dengnan hukum ini.

• Fardhu Kifayah ini berlaku untuk 1. Laki-Laki 2. Merdeka. 3. Baligh 4. Muqim 5. Sehat

Syekh Hasan bin Ahmad al-Kaf memerinci hukum shalat berjamaah menjadi tujuh hukum
yaitu:
1. Fardhu a’in. Ini adalah hukum wajib berjamaah shalat Jumat bagi kaum laki-laki. Sehingga
jika shalat Jumat tidak dilaksanakan secara berjamaah maka hukumnya pun tidak sah.
2. Fardhu kifayah. Ini merupakan kewajiban kolektif dalam artian jika sudah ada sebagian
masyarakat yang mengerjakan shalat berjamaah, kewajiban masyarakat lainnya sudah
gugur. Sebaliknya, jika tidak ada yang mengerjakannya, seluruh masyarakat bisa berdosa.
3. Sunnah. Ini seperti shalat berjamaah Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Istisqa dan sebagainya.
4. Mubah. Ini adalah shalat jamaah yang dilakukan dalam shalat-shalat yang tidak disyariatkan
untuk berjamaah seperti shalat dhuha dan shalat rawatib (sebelum dan sesudah shalat).
5. Khilaful Ula. Ini adalah ketika terjadi perbedaan niat antara imam dan makmum semisal
imam berniat shalat bukan qadha (ada’) sementara makmum berniat qadha, atau
sebaliknya.
6. Makruh. Hal ini jika seseorang melakukan shalat berjamaah dengan imam yang fasik.
7. Haram dan tetap sah. Yakni seperti shalat berjamaah yang dilakukan di atas tanah hasil
rampasan atau diperoleh dari cara yang tidak halal, di lokasi ghosob (tanpa izin) walaupun
secara hukum, shalatnya tetap sah. Haram dan tidak sah, apabila berbeda gerakan
shalatnya. (Kitab al-Taqrirat al-Sadidah fi al-Masail al-Mufidah hal 295)
Menghadiri jama’ah yang
lebih banyak lebih utama
daripada jamaah yang sedikit

Kecuali.........

1) Jama’ah sedikit ini tidak terlaksana ketika dia tak hadir


2) Apabila imam jama’ah yang banyak ini adalah orang
fasik
3) Apabila imam jama’ah yang banyak ini adalah pelaku
bid’ah seperti syi’ah
4) Apabila imam jama’ah yang banyak ini adalah orang
yang cepat bacaannya sedangkan makmum bacaannya
lambat
5) Apabila jama’ah yang sedikit mengerjakan shalat di
waktu utama (misalnya awal waktu)
6) Apabila jama’ah yang sedikit mengerjakan shalat di
tempat yang tidak ada syubhat disitu.
Udzur Yang Di Bolehkan Meninggalkan Jama’ah

• Hujan
Udzur Umum • Angin Kencang
• Lumpur yang Parah di Jalan

• Sakit
• Safar
• Rasa Lapar dan Haus yang Sangat
• Takut dari orang dzhalim (nyawa dan harta) Udzur Khusus
• Menahan Hadas (Kecil dan Besar)
• Makanan Berat Sudah terhidang
SYARAT
SAH IMAM

‘22
Syarat Sah Imam
1.Islam
2.Berakal
3.Baligh (anak kecil yang belum baligh (mumayyiz) sah)
4.Laki-laki (kecuali di jama’ah sesama perempuan)
5.Suci dari hadas dan najis
6.Menyempurnakan rukun shalat
7.Imam tidak sedang makmum pada selainnya
8.Benar dan fasih bacaannya sesuai dengan makhraj
9.Makmum tidak mengetahui kebatalan shalat dari imamnya (misal; berhadas)
10.Imam bukan seorang ummiy (tidak tepat membaca al-fatihah, salah ketika
membacanya), kecuali jika makmum serupa keadaannya

disunnahkan dari seorang imam


Paling paham agama, paling menguasai bacaan kitabullah (Alquran), paling baik perilakunya, dan
paling tua.
‫يؤم القوم أقرؤمه لكتاب هللا فان اكنوا يف القراءة سواء فأعلمهم ابلس نة فان اكنوا يف الس نة سواء فأقدهمم جهرة فان اكنوا يف الهجرة سواء فأقدهمم سلام‬

Abu Mas'ud Al Asnhari, katanya: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Yang berhak menjadi imam atas suatu kaum adalah yang paling menguasai bacaan
kitabullah (Alquran), jika dalam bacaan kapasitasnya sama, maka yang paling tahu terhadap sunnah, jika dalam as sunnah (hadis) kapasitasnya sama, maka yang paling
dahulu hijrah, jika dalam hijrah sama, maka yang pertama-tama masuk Islam” (HR Muslim 673)
Qudwah Dalam Shalat Berjama’ah
Imam Makmum Imam Makmum

SAH Laki-Laki Laki-Laki TIDAK Perempuan Laki-Laki


SAH
SAH Laki-Laki Perempuan TIDAK Khunsa Laki-laki
SAH (memiliki
SAH Laki-Laki Khunsa dua kelamin)
(memiliki dua
kelamin) TIDAK Perempuan Khunsa
SAH (memiliki dua
kelamin)
SAH Khunsa Perempuan
(memiliki TIDAK Khunsa Khunsa
dua kelamin) SAH (memiliki (memiliki dua
dua kelamin) kelamin)

SAH Perempuan Perempuan


IMAM MAKMUM

SAH Bertayammum Berwudhu

SAH Duduk Berdiri

SAH Anak Kecil Baligh

SAH Budak Merdeka

SAH Sakit Sehat

SAH Qodho’ Shalat Ada’us Shalat

SAH Fardhu Sunnah


QUDWAH
YANG BENAR
cara mengikuti imam dengan benar

‘22
QUDWAH YANG BENAR
1. Posisi Makmum Tidak di depan Posisi Imam
Jika sekiranya mendahului tempat Imam, maka batal shalat berjama’ahnya
‫امنا جعل المام ليؤمت به‬
" imam dijadikan sebagai pemimpin untuk diikuti.

Status Posisi
Batal Depan Imam
Sah tapi Makruh Sejajar Imam Patokannya >>>>> Tumit Kaki (Belakang)
Sah dan Afdhala Belakang Imam

Makruh, seseoang berdiri sendiri di belakang shaff


1. masuk kedalam shaf didepannya jika mendapatkan celah
2. jika tidak dapat menarik satu orang didepannya, dan dianjurkan orang yang ditarik
untuk mundur (ta’awun atas kebaikan) *(melihat maslahat dan tak terjadi kegaduhan)
Rukun Shalat
❖ Keempat: Membaca Surah Al-Fatihah

‫لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب‬


"Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah).“ H.R Bukhari 723 dan Muslim
394)

Syarat-Syarat Sah Surah al-Fatihah


1. Mendengarkan dirinya dari bacaan surah al-fatihah, apabila dibaca secara lirih.
2. Membacanya secara tertib
3. Membaca seluruh ayatnya, dan termasuk ayat al-fatihah adalah bismillahirrahmanirrahim, maka
tidak SAH al-fatihah jika tak dimulai dengan membaca bismillahirrahmanirrahim
4. Membacanya secara berkelanjutan, tak terputus (dengan jeda yang panjang) dari ayat ke ayat
berikutnya
5. Memperhatikan Huruf-Hurufnya, tidak boleh terjatuh sehuruf pun misalnya ‫( أنعمت‬an’amta) dibaca
‫(أنمت‬anamta). Jika terjadi kesalahan, wajib mengulang kalimat yang salah dan kalimat setelahnya,
selama tidak panjang jedanya, kalau panjang Shalatnya Batal
QUDWAH YANG BENAR
2. Mengikuti Segala Perpindahan dan Rukun Perbuatan dari Imam
Jika sekiranya mendahului gerakan Imam, maka batal shalat berjama’ahnya
‫امنا جعل المام ليؤمت به‬
" imam dijadikan sebagai pemimpin untuk diikuti.

Status Mengikuti Setelah Gerakan


Afdhal Jarak yang pendek
Sah tapi Makruh Terlambat Satu Rukun Perbuatan
Shalatnya Batal Terlambat Dua Rukun Perbuatan (tanpa udzur)*

*Adapun jika terlambat dua rukun perbuatan (dengan udzur) misalnya : lambat membaca al-fatihah,
maka boleh baginya untuk terlambat dari gerkan imam walaupun dengan selisih tiga rukun perbuatan
َ ‫ٱلرِنَٰمۡح‬ َ
َ ‫ٱّلل ه‬
ِ‫ٱلرحهي هم‬ ِ ‫ِمۡسِب‬

FIKIH
SHALAT
BERJAMAAH
PROBLEM DAN PANDUAN
(Dalam Prespektif Mazhab As-Syafiíyah)

Disusun ; Umar Zaki Giffari Mansur


Ayoo
ke Masjid…
“Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan
menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya
menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan
shalat berjama'ah, maka tidak ada satu langkahpun dari
langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan
dihapuskan satu kesalahannya, Apabila dia melaksanakan
shalat, maka Malaikat akan turun untuk mendo'akannya
selama dia masih berada di tempat shalatnya: 'Ya Allah
ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia'. Dan seseorang dari
kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia
menanti pelaksanaan shalat."
(HR. Al-Bukhari)
Shalat Berjamaáh

01 02 03

Hal-Hal yang
Permasalahan dalam
disunnahkan
Shalat Berjama’ah
dalam Shalat
Berjama’ah Hal-Hal yang
dimakruhkan
dalam Shalat
Berjama’ah
Sunnah-
Sunnah
dalam Shalat Berjamaáh

‘22
Sunnah-Sunnah dalam Shalat Berjamaáh
❖ Segera beranjak ketika telah selesai iqomat, (sebagian pendapat, ketika mendengar qodqoomatis sholat, ini
merupakan pendapat Mazhab Al-Hanabilah)

❖ Meluruskan shaf dan memerintahkan untuk hal itu, imam lebih ditekankan lagi.
. ِ ‫الصلاَة ِ )) م َُّتف َق عَلَيه‬
َّ ‫ف م ِنْ تَمَا ِم‬
ِ ‫الص‬ ُ ‫ (( س َُّووا‬: – َ ‫ل الله ِ – صَلَّى الله ُ عَلَيْه ِ وَس ََّلم‬
َّ َ ‫صف ُوفَك ُ ْم ؛ ف‬
َّ َ ‫إن ت َ ْسوِيَة‬ ُ ‫ل رَسُو‬ َ ‫ قَا‬، – ُ ‫س – رَضِيَ الله ُ عَن ْه‬
َ ‫ قَا‬: ‫ل‬ ٍ َ ‫وَع َنْ أَ ن‬
. )) ِ ‫الصلاَة‬ َّ ِ ‫ُوف م ِنْ إقَامَة‬ ُّ
ِ ‫إن ت َ ْسوِيَة َ الصف‬َّ َ ‫ (( ف‬: ‫و َفِي رِو َايَة ٍ لِل ْبُخ َارِي‬

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Luruskanlah shaf-shaf kalian,
karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari dan Muslim]
“Yang menjadi patokan meluruskan shaf adalah pundak untuk bagian atas badan dan mata kaki untuk
bagian bawah badan

❖ Mengejar shaf pertama

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar kepada kami,
lalu berkata, ‘Maukah kalian bershaf seperti bershafnya para malaikat di hadapan Rabb-Nya?’ Maka kami berkata,
‘Wahai Rasulullah, bagaimanakah malaikat bershaf di hadapan Rabb-Nya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Mereka menyempurnakan shaf pertama dan saling merapatkan shafnya.’” (HR. Muslim)
Sunnah-Sunnah dalam Shalat Berjamaáh
❖ Seorang Imam Mengeraskan suaranya (Takbiratul Ihram, Takbir Intiqol dan Salam)

‫وصلوا كما رأيتموني أصلي‬

“Dan sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Qatadah rahimahullah, “ Barangsiapa yang sholat maghrib, kemudian membaca dengan (tidak mengeraskan suara),
memperdengarkan kepada dirinya sendiri maka sudah cukup.” (Abdurrazzaq di dalam Al-Mushannaf )

❖ Imam Menghadap Makmum sebelah kanannya, setelah shalat

َ َ ‫النب ِ ُّي صَلَّى الله عَلَيه ِ وَس ََّلم َ ِإذ َا صَلَّى صَلَاة ً أَ ق ْب‬
ِ ‫ل عَلَينَا ب ِو َجْ هِه‬ َّ ‫ن‬َ ‫ك َا‬

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila selesai shalat Beliau menhadapkan wajahnya kepada kami.
[HR. Al-Bukhâri]
Hal-Hal
Makruh
dalam Shalat Berjamaáh

‘22
Hal-Hal Makruh dalam Shalat Berjamaáh

❖ Seorang imam yang fasik


ُ ‫َّت ِإم َام َت ُه‬ ُّ
ْ ‫كل م َنْ صَ ح‬
ْ ‫َّت صَلات َُه ُ صَ ح‬

“Setiap orang yang sah shalatnya (ketika sendirian), maka sah shalatnya ketika menjadi imam”

❖ Seorang Imam belum dikhitan atau disunat, karena masih dimungkinkan membawa najis dalam
kemaluannya yang tidak terjangkau air (Syekh Imam Hajar al-Haitami di Kitab Tuhafatil Muhtaj, 2/289)

❖ Kebengkokan saff dan tak mengisi saff sebelumnya

❖ Teputusnya saff shalat, diantaranya adalah membuat saff diantara tiang, Kecuali jika masjidnya sempit
sedangkan orang yang shalat sangat banyak.

❖ Posisi makmum sejajar dengan imam


Hal-Hal Makruh dalam Shalat Berjamaáh

❖ Gerakan makmum berbarengan gerakan imam, kecuali di tiga tempat disunnahkan berbarengan,
- Membaca Aamiin
- Meminta rahmat ketika disebutkan (ayat) terkandung rahmat, dan meminta perlindungan ketika
disebutkan (ayat) terkandung azab, musibah dan neraka
- Ketika qunut, imam membaca ...‫فإنك تقضي ولايقضى عليك‬

❖ Shalat sendirian di belakang shat, shalatnya sah tetapi menyalahi sunnah (makruh), baik shaf yang
ada di depannya penuh atau tidak. (Pendapat ketiga imam madzhab ; Malik, Abu Hanifah, dan Al-Syafi’i,
dari riwayat Imam Ahmad bin Hanbal)
‫ف‬ َّ ‫َلف‬
ِ ‫الص‬ َ ‫لا َ صَلاَة َ لِمُنْفَرِدٍ خ‬
Tidak ada shalat, bagi orang yang shalat sendirian di belakang saff

*Mereka menafsirkan hadits ini, (kepada ketidaksempurnaan, bukan ketidaksahan)


Shalat Sendiri di Belakang Shaf (Jamaah Lainnya)

01 02 03

Boleh dan Tidak Sah Melihat Shaf di depannya


shalatnya sah.
1. Ada celah (dia tidak masuk) dan
pendapat jumhur (mayoritas) madzhab Imam Ahmad, dan juga memilih membuat shaf sendirian di
ulama, termasuk tiga imam salah satu riwayat dari pendapat belakang, maka shalatnya tidak sah.
madzhab, yaitu Imam Malik, Imam Imam Malik 2. Sudah penuh, maka boleh menjadi
Asy-Syafi’i, dan Imam Abu Hanifah makmum sendirian di belakang
shaf.
Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Qudamah,
dan juga dipilih oleh Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah rahimahumullah.
Hal-Hal Makruh dalam Shalat Berjamaáh

❖ Imam yang (sifatnya) pada bacaannya terjadi kekeliruan yang tak mengubah makna

❖ Makmum lebih tinggi tempatnya dari imam atau sebaliknya tanpa ada keperluan

❖ Adanya seorang muballigh, tanpa ada kebutuhan

❖ Apabila jarak antara imam dan makmum lebih dari tiga hasta, atau 1,5 meter +-
Permasalahan
dalam Shalat Berjama’ah

‘22
Permasalahan dalam Shalat Berjama’ah
❖ Jika tidak mendapatkan jama’ah kecuali imam fasik, mana yang afdhal ikut bersamanya (menjadi
makmum) atau shalat sendiri??
➢ Syekh Ramli, jama’ah afdhal
➢ Syekh Ibnu Hajar, shalat sendiri afdhal
dan yang rajih adalah pendapat pertama (ikut jama’ah afdhal)

❖ Mana yang afdhal, shalat sendiri di tiga mesjid utama, mesjidil haram, masjid nabawi, dan masjid
al-Aqsha, dan shalat berjamaah diselainnya?
➢ Syekh Ramli, shalat sendiri di tiga mesjid utama
➢ Syekh Ibnu Hajar, shalat berjamaah diselainnya
dan yang rajih adalah pendapat kedua:
(kaidah) “keutamaan yang dipautkan dari esensi ibadah lebih baik daripada dipautkan dengan
tempatnya.”

❖ Apakah sama pahala, shalat berjama’ah di mesjid atau dirumah, ?


➢ Shalat berjama’ah di mesjid lebih afdhal daripada dirumah
Permasalahan dalam Shalat Berjama’ah

❖ Perempuan Lebih Utama Shalat di Rumah atau Masjid?


➢ Untuk perempuan shalat berjamaah lebih utama dilaksanakan di rumahnya dari pada di masjid.
➢ Makruh untuk perempuan yang paras cantik atau sebagainya untuk menhadiri jamaah di masjid, didalamnya
jama’ah laki-laki, khawatir fitnah
➢ Hukum dasarnya, perempuan boleh untuk pergi ke masjid

ِ ‫جد َ الله‬
ِ ‫لا تَم ْن َع ُوا ِإماء َ الله ِ مسا‬
“Jangan kalian larang para wanita hamba Allah untuk pergi ke masjid Allah” (HR. Bukhari dan Muslim)

“ ‫خير صفوف الرجال أولها وشرها آخرها وخير صفوف النساء آخرها وشرها أولها‬
Shaf yang paling baik bagi laki-laki adalah shaf yang paling awal, sedangkan shaf yang paling buruk bagi mereka adalah shaf
yang paling akhir. Dan shaf yang paling baik bagi wanita adalah shaf yang paling akhir, sedangkan shaf yang paling buruk
bagi mereka adalah shaf yang paling awal.” (HR Muslim)
Hal yang perlu diperhatikan
perempuan ketika ikut ke
masjid...
• Izin kepada mahram dan suami
• Tak bersolek dan memakai wangi-wangian
• Tidak memakai pakaian yang mencolok dan tipis
(tembus pandang)
• Mengambil shaff terakhir
• Mengurangi pembicaraan, kalau perlu suara dilirihkan
• Adanya penghalang antara jama’ah laki-laki dan
perempuan yang tidak dapat melihat antara satu
sama lain
• Menghindari percampuran (ikhtilath) antara laki-laki
dan perempuan, misalnya imam dan makmum laki-
laki tidak bubar terlebih dahulu selepas
melaksanakan shalat jamaah. Membiarkan jamaah
perempuan pulang terlebih dahulu.
Tepuk Pundak
untuk Berjama'ah
Cara ini dilakukan demi menjadikan seseorang sebagai imam.
Dengan cara menepuk pundaknya di tengah-tengah shalat.

Apakah boleh??
Secara fiqih hal ini dibolehkan (mubah), bahkan
disunnahkan jika tepukan itu memberi tanda bahwa yang
bersangkutan telah didaulat menjdi imam.

Bagaimana dengan niat orang yang ditepuk?


Dia dapat mengubah niatnya ke niat berjamaah ditengah
mengerjakan shalat. Dan ini tidak mengapa, karena niat
menjadi imam atau berjama’ah bagi imam adalah sunah,
selain shalat jum’ah, karena untuk mendapatkan keutamaan
berjama’ah. Seandainya ia niat berjama’ah di tengah
mengerjakan shalat maka ia mendapatkan keutamaan itul
Meluruskan dan
ِ ‫ل الله ِ – صَلَّى الله ُ عَلَيْه‬َ ‫ أَ َّن رَسُو‬: ‫ن ع ُم َر َ رَضِي َ الله ُ ع َنهُم َا‬ ِ ْ ‫ن اب‬ِ َ ‫وَع‬ Mengisi celah shaff
‫ِب‬ِ ‫ وَح َاذ ُوا بَيْنَ الم َنَاك‬، ‫ُوف‬ َ ‫الصف‬ ُّ ‫ (( أَ قِيْم ُوا‬: ‫ل‬ َ ‫ قَا‬، – َ ‫وَس ََّلم‬
‫َات‬
ٍ ‫ و َلا َ تَذَر ُوا ف ُرُج‬، ‫ و َلِيَن ُوا ب ِأيْدِي ِإخْ وَانِك ُ ْم‬، ‫ل‬ َ َ َ ‫ وَس ُُّدوا الخل‬، yang kosong
ُ ‫صفا ً قَطَع َه‬ َ ‫ وَم َنْ قَطَ َع‬، ُ ‫ل صَفا ً وَصَلَه ُ الله‬ َ ‫ص‬ َ َ ‫ وَم َنْ و‬، ‫ن‬ ِ ‫لشيْطَا‬َّ ِ ‫ل‬
ٍ‫الله )) رَو َاه ُ أَ بُو د َاوُد َ ب ِِإسْ نَادٍ صَ حِي ْح‬
ُ

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Luruskanlah shaf-shaf
kalian, ratakan pundak-pundak kalian, isilah
yang kosong, bersikap lemah lembutlah
terhadap tangan-tangan saudara-saudara
kalian, dan jangan kalian biarkan ada yang
kosong untuk diisi oleh setan. Barangsiapa
yang menyambungkan shaf, Allah pasti
akan menyambungkannya dan barangsiapa
yang memutuskan shaf, Allah pasti akan (HR. Abu Daud, sanadnya hasan) [HR. Abu Daud dan An-Nasa’i.
memutuskannya.” Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan
dan Syekh Al-Albani menshahihkan]
Jika Imam Batal,
Bagaimana Nasib Makmum?

‘22
Jika Imam Batal, Bagaimana
Nasib Makmum?
1. pertengahan
shalat
2. selesai shalat
Shalat makmum tidak
menjadi batal karena
batalnya sholat sang imam.
Oleh karena itu ketika hal itu makmum diantara dua
terjadi, makmum tidak boleh keadaan
membatalkan shalatnya..
Jika Imam Batal, Bagaimana Nasib Makmum?
❖ Shalat imam batal, apakah shalat makmum juga ikut batal?
➢ Shalat imam batal di pertengahan shalat, dan imam keluar.
Shalat makmum tidak menjadi batal karena batalnya sholat sang imam. Oleh karena itu ketika hal itu terjadi, makmum
tidak boleh membatalkan shalatnya.
Jika demikian maka makmum mempunyai dua langkah pilihan.
1. Makmum dapat meneruskan shalatnya dengan niat mufaraqah dari imam. Artinya makmum meneruskan sholatnya
secara sendirian (munfaridan) terpisah dari imam yang telah batal shalatnya.
2. Makmum menyempurnakan shalat sampai selesai secara berjamaah. dan mengambil istikhlaf.
Istikhlaf adalah penunjukkan pengganti imam dengan imam lain, yang karena satu sebab imam pertama tidak
bisa menyempurnakan shalatnya.

➢ Imam mengetahui shalatnya batal di akhir shalat, bagi imam wajib mengulang..

Bagaimana makmum??
1. Jika pembatal itu tidak diketahui oleh makmum sebelumnya, maka tidak ada pengulangan
shalat bagi makmum
2. Jika diketahui oleh makmum sebelumnya, maka wajib mengulang shalat
Bagaimana jika imam keluar di pertengahan shalatnya, karena batal??

Imam disini melakukan penunjukkan pengganti imam dengan imam lain, yang karena satu sebab imam pertama
tidak bisa menyempurnakan shalatnya (istikhlaf)

Hukum Istikhlaf berbeda hukum, melihat dari jenis shalatnya

➢ Shalat Jum’at, wajib hukumnya karena shalat Jum’at tidak sah jika tidak dilakukan secara berjama’ah
➢ Shalat selain shalat Jum’at hukumnya sunnah, karena shalat berjamaah padanya tidak wajib (lebih
utama daripada sendirian)

Proses terjadinya istikhlaf ,dua kemungkinan

➢ Imam menunjuk pengganti


➢ atau para makmum menunjuk pengganti, dapat pula seseorang dengan inisiatif sendiri maju menjadi
imam. Penunjukan khalifah oleh makmum dilakukan dengan isyarat, tanpa menimbulkan perbuatan yang
membatalkan shalat. Dan harus dilakukan secepatnya, langsung setelah imam batal.
Bagaimana tata cara istikhlaf??

disini ada dua keadaan

1. Imam bukan dalam posisi berdiri;


1. Imam yang batal langsung bangkit, tanpa membaca takbir intiqal (perpindahan) karena dia sudah batal, juga tidak perlu
menyempurnakan gerakan yang ada.
2. Kemudian memberi isyarat kepada jama’ah dibelakangnya, bisa dengan menepuk atau menarik salah satu jamaah yang berada di
belakangnya untuk menggantikan dirinya jadi imam.
3. Kemudian imam yang baru ini bertakbir intiqal dan meneruskan gerakan sampai bangkit ke posisi berdiri dengan tetap di shof
pertama (posisi semula).
4. Setelah berdiri, dia bisa maju beberapa langkah untuk menempati posisi imam dan menyelesaikan sholat.

2. Imam dalam keadaan berdiri

● Lalu bagaimana jika imam yang batal langsung keluar ke kamar mandi tanpa memberikan isyarat kepada
shof dibelakangnya? Ini kurang pas karena dikhawatirkan memicu keributan.

Bagi jama’ah shof dibelakang imam yang sudah paham, bisa segera maju.
FIKIH MASBUK

‘22
KAPAN DIKATAKAN DAPAT
SHALAT BERJAMAÁH

TASYAHHUD SATU RAKAAT


AKHIR
Hanabilah dan
Syafi’iyyah dan
Malikiyah
Hanafiyah
(HR. Bukhari no.580, Muslim no.607)
(HR. Bukhari no.908, Muslim no.602).

dalam mazhab syafiíyah, kecuali shalat jumat.


kapan dapat satu
raka’at??
Imam Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya (at-
tamhid jilid 13 hal 25) bahwa ijma
para ulama

‫من أدرك الركوع أدرك الركعة‬

Artinya: Barangsiapa yang mendapatkan


ruku’ (bersama imam) maka ia telah
mendapatkan satu rakaat.
Bagaimana Bacaan Surat Al-Fatihah Makmum Masbuk??

Imam Telah Rukuk Imam Belum Rukuk (posisi berdiri)


makmum tidak perlu Tempo Bacaan
Tempo Bacaan
membaca Al-Fatihah Al-Fatihah Cukup
Al-Fatihah tidak Cukup

makmum tidak perlu makmum wajib membaca


membaca Al-Fatihah
Kapan seseorang wajib membaca al-
fatihah??
Makmum dalam dua keadaan ini, bacaan Al-Fatihahnya sudah • shalat sendiri
ditanggung oleh imam. Sehingga surat al-Fatihah yang dibaca oleh imam • imam shalat berjamaah
sudah mewakili bacaan fatihah makmum. Sesuai dengan hadits: • dan makmum yang
mendapatkan tempo cukup
‫من كان له إمام فقراءة الإمام قراءة‬ untuk membaca al-fatihah

Artinya : Orang yang memiliki imam, maka bacaan (Fatihah) imam adalah
bacaan baginya (HR. Ibnu Majah)( dihasankan syekh al-albani)
Apakah boleh seorang Imam, menunggu
Makmum yang akan masuk??

Hukum Dasar : MAKRUH bagi imam memperpanjang sholatnya, meski bertujuan supaya
orang/makmum lain bisa menyusulnya.

Namun ketika imam merasa ada seseorang yang masuk masjid untuk jamaah dan si imam sedang dalam
posisi ruku’ atau tasyahhud akhir* maka disunnahkan menunggu orang tersebut dengan syarat :

❖ Keyakinan makmum bahwa dia mendapatkan rukuk


❖ Keberadaan Makmum sudah benar-benar masuk masjid
❖ Menunggunya tidak keterlaluan lamanya
❖ Meniatkan sebagai ketaatan, bukan karena membedakan atau memuliakan orang tersebut,
semisal ia menunggu jika pejabat, sedang untuk orang biasa tidak.

*makruh menunggu di selain ruku’ dan tasyahhud


Apakah
boleh
mengulang shalat
fardhu?

‘22
Apakah boleh
mengulang shalat??
➢ Kewajiban masing-masing shalat sudah terpenuhi manakala sudah
ditunaikan satu kali saja menurut cara yang diabsahkan syariat.
➢ Tidak masalah melakukan satu shalat fardhu dua kali di satu waktu.
➢ Hanya saja, status shalatnya sudah bukan menjadi wajib, tapi
sunnah

➢ Shalat kedua ini wajib bagi imam yang diikuti dan sunnah bagi
makmum yang menemaninya.

Kisah Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu anhu

َّ ‫َ ا‬
‫لصلَاة‬ ِ ‫ل الله ِ صَلَّى الله ُ عَلَيْه ِ وَس ََّلم َ ال ْعِشَاء َ الْآ‬
َ ْ ‫ فَيُصَل ِي ِِه ِ ْم تِل‬،ِ ‫ ث َُّم يَرْجِِ ُع ِإلَى قَوْمِه‬،َ ‫خرَة‬ ِ ‫ل ك َانَ يُصَل ِي م َ َع رَسُو‬ َ ْ ‫أَ َّن مُع َاذ َ ب‬
ٍ َ ‫ن جَب‬

Diriwayatkan) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu bahwa Mu’adz


bin Jabal Radhiyallahu anhu shalat Isya` bersama Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian beliau pulang ke kaumnya dan
shalat Isya` lagi bersama mereka. [HR. Muslim dan Al-Bukhari (lafadz
Muslim)]
Kapan Dianjurkan
Mengulang Shalat Fardhu?

Mengulang kembali shalat atau yang


biasa dikenal dengan istilah (i’adah),
hanya disunnahkan tatkala dalam
shalat yang pertama terdapat
sebuah kekurangan atau
kecacatan dalam kesempurnaan
shalat yang tidak sampai berakibat
pada batalnya shalat tersebut.
Syarat- Syarat
BolehnyaMengulang
Shalat Fardhu?

Para ulama’ melihat bahwa mengulangi shalat dihukumi


sunnah
Dengan beberapa syarat
1. shalat i’adah dilaksanakan pada waktu shalat.
2. mengulang shalat tidak melebihi dari sekali.
3. dilaksanakan dengan niat fardhu.
4. shalat yang diulangi merupakan shalat ada’ (shalat pada
waktu itu) bukan shalat qadha’.
5. shalat yang pertama adalah shalat yang sah, meskipun
masih butuh untuk diqadla’, seperti halnya shalatnya
orang yang bersuci dengan tayamum karena faktor
kedinginan
6. shalat kedua harus lebih sempurna dari shalat yang
pertama
Jika pada shalat yang pertama tidak terdapat suatu kecacatan atau kekurangan, dan shalat yang
diulangi tidak lebih sempurna dari shalat yang pertama, maka tidak disunnahkan untuk
mengulangi shalat”
Evolution of the alphabet

04 05

Greek Latin
alphabet alphabet
They adapted to the Associated the letters to the
Phoenician alphabet and phoneme of a common word
created vowel signs that began with that sound
Syukron
& Terima Kasih
Mohon Maaf, kurang dan lebihnya.
Jazakumullah Khairan

alhamdulillah washallallahu ala


rasulillah wa aalihi wa sohbihi
ajma’ain

wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai