Surat al-Hajj ayat 77 di atas adalah dalil umum bahwa kita dianjurkan untuk melakukan
berbagai kebaikan kapan pun dan di mana pun termasuk pada malam nisfu Sya’ban.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Pengertiannya adalah agar di sebagian besar malam itu, kita mengisi dengan shalat,
baca surat Yasin atau surat-surat lainnya dalam Al-Qur’an, dzikir, doa dan kebaikan-
kebaikan yang lain. Doa di pertengahan malam, lebih-lebih di sepertiga malam terakhir
adalah ibadah yang agung dan lebih berpotensi dikabulkan oleh Allah.
َ َفَأ ْغف
ِر ان َل ْي َل ُة ال ِّنصْ فِ ِمنْ َشعْ َبان َنادَ ى ُم َنا ٍد َه ْل ِمنْ مُسْ َت ْغف ٍِر
َ ِإ َذا َك
ِ ب اِإْل ْي َم
ان ُ َر َواهُ ْال َب ْي َهقِيُّ في.… اِئل َفُأعْ طِ َي ُه
ِ ش َع ٍ َه ْل ِمنْ َس،َُله
Maknanya: “Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka malaikat berseru menyampaikan
dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang
meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-
Iman)
َ َو ْال َحاصِ ُل َأنَّ لِ َه ِذ ِه اللَّ ْي َل ِ"ة َفضْ اًل َوَأ َّن ُه َي َق ُع ِف ْي َها َم ْغف َِرةٌ َم ْخص ُْو
ص ٌة َواسْ ت َِجا َب ٌة
ص ٌة َو ِمنْ َث َّم َقا َل ال َّشا ِفعِيُّ َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه ِإنَّ ال ُّد َعا َء يُسْ َت َجابُ ِف ْي َها َ َم ْخص ُْو
“Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan terjadi
pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah
Imam Syafi’i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya’ban.”
Menurut Imam al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan Sya'ban Allah SWT menganugerahi
sepertiga syafaat kepada hamba-Nya dan seluruh syafaat secara penuh pada malam
ke-14. Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali
kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Pada malam ke-15
bulan Sya’ban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke
hadapan Allah SWT. Selain puasa, menghidupkan malam sya’ban juga sangat
dianjurkan khususnya malam Nisfu Sya’ban. Maksud menghidupkan malam di sini
adalah memperbanyak ibadah dan melakukan amalan baik pada malam Nisfu Sya’ban.
Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al-Maliki menegaskan bahwa terdapat banyak kemuliaan
di malam nisfu Sya’ban; Allah SWT akan mengampuni dosa orang yang minta ampunan
pada malam itu, mengasihi orang yang minta kasih, menjawab doa orang yang
meminta, melapangkan penderitaan orang susah, dan membebaskan sekelompok
orang dari neraka.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bukti dari mulianya bulan Sya’ban, bisa kita lihat dari sejumlah peristiwa penting
bersejarah di dalamnya. Peristiwa-peristiwa ini bisa dipandang bukan semata sebagai
fakta historis tapi juga pertanda bahwa Allah memberikan perhatian spesial terhadap
bulan ini.
Pertama, pada bulan Sya’ban Allah menurunkan ayat perintah bershalawat kepada
Nabi Muhammad ﷺsebagaimana yang tercantum dalam Surat al-Ahzab ayat 56:
صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا َ ون َع َلى ال َّن ِبيِّ ۚ َيا َأ ُّي َها الَّذ
َ ِين آ َم ُنوا َ ُُّصل
َ هللا َو َماَل ِئ َك َت ُه ي
َ َِّإن
Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-
orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.”
Mayoritas ulama, khususnya dari kalangan mufassir, sepakat bahwa ayat ini turun di
bulan Sya’ban. Secara bahasa, shalawat berakar dari kata shalât yang berarti doa.
Dalam ayat tersebut ada tiga shalawat: shalawat yang disampaikan Allah, shalawat
yang disampaikan malaikat, dan (perintah) shalawat yang disampaikan umat Rasulullah
ﷺ.
Kedua, bulan Sya’ban merupakan saat diturunkannya kewajiban berpuasa bagi umat
Islam. Imam Abu Zakariya an-Nawawi dalam al-Majmû‘ Syarah Muhadzdzab
menjelaskan bahwa Rasululah menunaikan puasa Ramadhan selama sembilan tahun
selama hidup, dimulai dari tahun kedua Hijriah setelah kewajiban berpuasa tersebut
turun pada bulan Sya'ban.
Ketiga, bulan Sya’ban juga menjadi sejarah dimulainya Ka’bah menjadi kiblat umat
Islam yang sebelumnya adalah Masjidil Aqsha. Peristiwa peralihan kiblat ini ditandai
dengan turunnya ayat 144 dalam Surat al-Baqarah:
ام ْ
ِ ال َح َر ضا َها َف َو ِّل َوجْ َه َك َش ْط َر ْال َمسْ ِج ِد
َ ْب َوجْ ِه َك فِي ال َّس َما ِء َف َل ُن َولِّ َي َّن َك قِ ْب َل ًة َتر
َ َُّق ْد َن َرى َت َقل
Artinya: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh
Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah
Masjidil Haram.”
Saat menfsirkan ayat ini, Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ li Ahkâmil Qur’an dengan
mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti mengatakan bahwa Allah memerintahkan
Rasulullah ﷺuntuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban yang
bertepatan dengan malam nisfu Sya’ban.
Kita bersyukur saat ini kita bisa berada pada bulan sya’ban 1442 H, bulan yang penuh
keberkahan dan kemuliaan, untuk itu marilah kita sama-sama berdoa semoga kita
selalu diberikan Kesehatan sehingga kita bisa mengisi bulan Sya’ban ini dan
mempersiapkan diri kita untuk mennyambut datangnya bulan suci Ramadhan, kita
berharap semoga kita semua dianugerahi umur panjang yang barokah; diberi
kesempatan berjumpa dengan bulan Ramadhan. Harapannya, kita semua dapat
meningkatkan kualitas kehambaan kita dan mendapatkan Ridho Allah menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat. Amiiin YRA
ان
َ ضَ َو ِبلِّ ْغ َنا َر َم،ان
َ َو َشعْ َب،ب ِ اَللَّ ُه َّم َب
َ اركْ َل َنا ِفيْ َر َج
Artinya: "Ya Allah, semoga Engkau beri keberkahan kepada kami dalam bulan Rajab,
Sya'ban dan Ramadhan".
َو َن َف َعنِي َوِإيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي" ِه ِمنْ آ َي" ِة َوذ ِْك" ِر،آن ْا َلعظِ ي ِْم ِ ْ"ار َك هللا لِي َو َل ُك ْم فِى ْالقُ""ر َ "َب
"ذاَ " َوَأقُ" ْ"و ُل َق" ْ"ولِي َه،العلِ ْي ُم َّ ْال َح ِكي ِْم َو َت َق َّب َل هللاُ ِم َّنا َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت" ُه َوِإ َّن ُه ُه" َ"و
َ الس " ِم ْي ُع
ْالغفُ ْو ُ"ر الرَّ ِحي
َ العظِ ْي َم ِإ َّن ُه ه َُو
َ هللا َ َفأسْ َت ْغ ِف ُر
لى َت ْو ِف ْي ِق ِه َو ِامْ ِت َنا ِن ِهَ .وَأ ْش َه ُد َأنْ الَ ِا َل"" َه
لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر َل ُه َع َ
هلل َع َ اَ ْل َحمْ ُد ِ
ْك َل" ُه َوَأ ْش" َه ُد أنَّ َس"يِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب" ُدهُ َو َر ُس" ْولُ ُه ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش" ِري َ
ص " َح ِاب ِه ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َع َلى اَلِ " ِه َوَأ ْ إلى ِرضْ َوا ِن ِه .الل ُه َّم َ ال َّداعِ ى َ
هللا ِف ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا َ أمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا َ
هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َبدَ َأ ِف ْي ِه ِب َن ْف ِس " ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت " ِه ِبقُ ْد ِس " ِه
َن َهى َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ
صلُّ ْوا لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ ُصلُّ ْو َن َع َ
هللا َو َمآلِئ َك َت ُه ي َ َو َقا َل َتعا َ َلى ِإنَّ َ
َ .ع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا