DAFTAR ISI 2
…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
……………………………………………………………… 9
1.2 Ringkasan Naskah 11
………………………………………………………...… 21
1.3 Deskripsi Naskah
……………………………………………………………
1.4 Teori dan Metode Penelitian
………………………………………………...
BAB II EDISI TEKS, TRANSLITERASI DAN TERJEMAHAN
2.1 Pengantar Edisi Teks ……….…………………………………..………….. 27
2.2 Edisi Teks 29
……….………………………………………………………….. 44
2.3 Transliterasi 57
………………………………………………………………… 67
2.4 Terjemahan
………….………………………………………………………
2.5 Ruang Kosong Teks Kitab Tījān ad-
Darārī……………………………………..
BAB IV KESIMPULAN 76
..……………………………………………………… 78
Daftar Pustaka
…………………………………………………………………...
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai keistimewaan, banyak hal yang bisa manusia lakukan, dewasa ini
seperti pesawat terbang yang mengikuti burung, atau bahkan robot manusia
ciptaan yang menyamai ciptaan tuhannya tidak akan bisa, secanggih apapun
manusia bereksperimen tetap tidak akan bisa menandingi ciptaan yang telah
Manusia tidak ada apa-apanya dibanding Allah SWT, tidak ada yang
istimewa dibanding makhluk lain, akan tetapi tetap tidak akan mungkin
dilakukan oleh manusia yaitu beribadah, seperti halnya firman Allah SWT
4
“ Tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-
Ku “
Ibadah merupakan penghambaan diri kepada Allah SWT dengan mentaati segala
berkata, “Yaitu tujuan mereka Kuciptakan adalah untuk Aku perintah agar beribadah
mentauhidkan Aku (Allah SWT), sebagaimana ditafsirkan oleh para ulama salaf.
Oleh karena itu tauhid atau ilmu yang mempelajarinya merupakan ilmu
yang paling utama dalam hal apapun. Ibadah seseorang tidak akan diterima
oleh Allah SWT apabila apabila dia masih belum mempunyai ketauhidan
tauhid terlebih dahulu, karena ilmu ini merupakan kunci dari segala amal
keyakinan dia terhadap Allah SWT, maka dari itu tauhid merupakan hal yang
Hakekat tauhid adalah mengesakan Allah. Bentuk pengesaan ini terbagi menjadi
keesaan Allah dalam perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukan oleh Allah,
5
seperti mencipta dan mengatur seluruh alam semesta beserta isinya, memberi rezeki,
bagi Allah. Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang pun
yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini, seperti kaum atheis,
mereka.
dalam segala macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar,
menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut dan berbagai macam ibadah lainnya.
Dimana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua ibadah itu hanya kepada Allah
semata. Tauhid inilah yang merupakan inti dakwah para rasul dan merupakan tauhid
3. Mengesakan Allah Dalam Nama dan Sifat-Nya, Maksudnya adalah kita beriman
kepada nama-nama dan sifat-sifat Alloh yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan
Sunnah Rasululloh. Dan kita juga meyakini bahwa hanya Allah-lah yang pantas untuk
memiliki nama-nama terindah yang disebutkan di Al-Qur’an dan Hadits tersebut (yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, hanya bagi Dialah Asmaaul
6
Diantara kitab-kitab tauhid yang menjelaskan sifat-sifat yang wajib,
mustahil dan jaiz bagi Allah SWT adalah kitab Tījān Ad-Darārī karangan
beliau merupakan Grand Syekh ke-19 Al-Azhar yang merupakan salah satu
dipelajari oleh santri atau para pelajar ilmu agama islam di Indonesia, kitab
ini sering dipelajari di berbagai pesantren dan merupakan kitab wajib bagi
para santri pemula. Hal ini dikarenakan isi dari kitab Tījān Ad-Darārī
penjelasan dari kitab Tījān Ad-Darārī ini yang merupakan terjemahan atau
dan jawa. Akan tetapi masih banyak orang yang belum tahu isi dari kitab ini,
mendalam.
7
mempelajari kitab ini banyak pesantren / kiyai dari berbagai wilayah di
tulisan asli kitab ini berbahasa arab yang merupakan bahasa asli pengarang
yang ada di Indonesia menjadikan kitab TA ini mudah untuk dipelajari dan
Penulis mendapatkan lima naskah dari kitab TA yang berbeda satu sama
atau percetakannya serta latar belakang orang yang menulis ulang kitab TA
ini.
orang yang menulis ulang kitab TA ini. Akan tetapi ada salah satu naskah
yang penulis rasa lebih unggul dalam hal kelengkapan dan kejalasannya
sehingga penulis rasa perlu dikaji lebih mendalam lagi dalam bidang
filologinya, selain dari itu terdapat dua naskah lagi yang penulis rasa
mempunyai keunikan dalam hal kajian resepsi ruang kosong dari para
8
Iser (dalam Sangidu, 2005: 21) menyebutkan bahwa dalam mengisi
“tempat kosong” yang terdapat dalam karya sastra, para pembaca pada
sastra. Dalam komunikasi sastra, kedua belah pihak, yaitu teks dan pembaca
berbeda-beda pula.
Oleh karena itu naskah kitab TA ini perlu dikaji dan menurut penulis
sendiri kajian filologilah yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Menurut Baried (dalam Suryani, 2006), filologi sebagai salah satu disiplin
naskah produk masa lampau. Sebagai penggali produksi hasil budi daya
Maka dari itu dalam penelitian ini penulis berharap bisa menyampaikan isi
khususnya para pelajar atau santri yang sedang menuntut ilmu di berbagai
9
pesantren yang ada di Indonesia karena dengan melihat begitu pentingnya isi
Nama kitab yang penulis teliti berasal dari bahasa arab yaitu تيجااا
الااارار, dalam kamus almunawir (1997: 141) kata تِ ْي َج اjamak dari kata َ ت َ ا
yang bermakna mahkota. Dan kata الاااا َار ِارjamak dari kata د ِرyang
ilmu lain yaitu ilmu tauhid.. Analisis yang dilakukan pada naskah kitab TA
a. Inventarisasi Naskah
dan mencatat keberadaan naskah yang memuat salinan teks yang akan dikaji
(Fathurahman, 2015-74).
10
Penulis menemukan lima naskah dari kitab Tījān Ad-Darārī ini yang
walaupun ada dua naskah yang bersal dari tempat yang sama akan tetapi
Data primer adalah data utama yang dipakai oleh penulis dalam
dari kitab TA ini, dan penulis menjadikan salah satu dari lima naskah ini
sebagai data primer, penulis memilih naskah tersebut sebagai data primer
jawa.
Sunda dan satu naskah memiliki syarah (penjelasan) dengan bahasa arab.
11
memiliki terjemahan (lughatan) jawa yang memiliki kelebihan dalam
sebagai naskah A.
melakukan identifikasi, baik terhadap kondisi fisik naskah, isi teks, maupun
ketahui oleh pembaca. Dalam penelitian ini penulis memiliki lima naskah yang
akan di teliti, berikut pemaparan penulis mengenai deskripsi kelima naskah kitab
a. Naskah A
12
Ibrāhīm al-Bājūrī fi tauhīdi
Khodim fasantren
Babakan
indonesia
2) Nomor naskah :-
9) Penomoran :-
13
13) Keadaan fisik : kondisi naskah masih bagus,
b. Naskah B
Kenging
Tasikmalaya
2) Nomor naskah :-
14
K.H Ahmad Hidayat
5) Penulis : H. Taufikurrahman
halaman 99.
12) Penomoran :-
jelas.
penjelasan.
15
18) Foto naskah :
c. Naskah C
Kenging
Tasikmalaya
2) Nomor naskah :-
16
K.H Sa’id Qudsi
12) Penomoran :-
cetakan modern.
17
akan tetapi terjemahannya lebih ke
penjelasan.
d. Naskah D
Tījānu ad-Darārī
Li al-‘ālim al-‘allāmah
2) Nomor naskah :-
18
4) Penulis : H. Ahmad Baihaqi (tertulis di ahir
badriyah .
11) Penomoran :-
19
16) Tempat pembuatan : Tasikmalaya
e. Naskah E
Tījānu ad-Darārī
‘alā
2) Nomor naskah :-
20
6) Ukuran halaman : 26,5 cm X 18,4 cm
10) Penomoran :-
jelas.
dengan kata lain menyiapkan edisi teks yang bisa dibaca oleh khalayak luas.
21
Sebuah edisi teks, yang merupakan keluaran (output) dari tahap ini, idealnya
filologis, judulnya, dan pengarangnya (jika ada) sudah dianggap valid, dan
bacaannya pun sudah dianggap paling dekat dengan versi yang pertama kali
edisi teks dapat dilakukan dengan metode yang dianggap tepat digunakan untuk
meneliti teks yang akan diteliti sesuai dengan keadaan teks tersebut. Adapun
banyak, dan dalam edisi naskah jamak terdapat beberapa metode yang
dilakukan, yaitu
digunakan jika dari jumlah naskah, ada beberapa naskah yang selalu
mempunyai kesalahan yang sama pada tempat yang sama pula, hal
22
tersebut dikarenakan naskah-naskah tersebut berasal dari satu
legger. Metode ini digunakan jika menurut tafsiran, ada satu atau
satu naskah. Pada pengedisian naskah tunggal terdapat dua cara, yaitu:
23
a. Teks diproduksi persis seperti terdapat dalam naskah, tidak
biasa bukan cerita suci. (Djamaris, 1997: 15). Hal-hal yang perlu
a. Menstransliterasi teks
b. Transliterasi
abjad yang satu ke abjad yang lain (Baried dkk, 1994:63), begitu pula yang
24
mengungkapkan tentang tata cara mentransliterasi naskah Arab ke dalam
c. Terjemahan
dilakukan jika teks yang dikajinya ditulis dalam bahasa asing atau bahasa
daerah yang tidak banyak dikenal oleh kebanyakan calon pembaca, seperti
Biasanya, teks yang ditulis dalam bahasa Melayu tidak lagi diterjemahkan
dan tidak digunakan lagi. Beberapa kata yang dianggap arkais itu dapat
25
Dalam menerjemahkan naskah SN penulis menggunakan penerjemahan
sumber, tidak kata demi kata, atau katigat demi katigat, tetapi harus
menerjemahkan berarti:
26
Peranan pembaca dalam teori resepsi sangat ditonjolkan padahal
(Ratna, 2004: 165). Pembaca dapat terlibat dalam suatu karya sastra karena
Hal ini berhubungan dengan sifat karya sastra sendiri yang mengandung
penjelmaan ekspresi yang padat, maka hal-hal yang kecil tak disebutkan,
begitu juga hal-hal yang tak langsung berhubungan dengan cerita atau
tempat terbuka atau tempat kosong itu, karya sastra semakin bernilai. Tentu
saja ada batasnya, yaitu bila sebuah karya sastra terlalu banyak mempunyai
tempat kosong menyebabkan pembaca tidak bisa mengisinya. Tentu hal ini
27
BAB II
“menyajikan” edisi teks agar sebuah karya bisa terbaca atau dimengerti
isinya. Edisi teks merupakan salah satu puncak kerja filologi, dimana
hasil kerjanya merupakan hasil proses kritik teks dengan tujuan akhir
memudahkan pembaca untuk memahami isi dari teks. Penyajian dari teks
pada saat sekarang. Dengan kata lain edisi teks dapat menghasilkan
konteksnya harus ada walaupun di dalam naskah tidak ada. Selain itu
rusak.
28
2. Tanda kurung siku [. . .] disebut Desdenda diartikan bahwa huruf,
kata-kata tersebut.
5. Zero Ø...Ø digunakan untuk menandakan naskah korup atau rusak tapi
6. Tanda baca seperti koma (,) dan titik (.) digunakan untuk
7. Selain simbol yang ada, huruf kapital juga digunakan pada setiap awal
29
2.2 EDISI TEKS
َار
ِيْ َّ
الدر َاُ
ن ْجِي
ت
َ البحر الفّ
هامة مة الحبر ََّ
َّلَ ْ الع
لم َ الع
َاِ ْخِلشَي
ل
ابراهيم الباجورى فى التوحيد
ترجمه بلغة الجاوى
خادم فسنترين
ببكن
تنجوݞ فوراء شمنقاقى سكاراجا
سكابومى جاوابارات
اندونيسيا
؟
30
دَ
تا هللاُ َلف
َسََ هة 1إَّ
ّل2
ِ لَأِ َا
ِمْه
ِي َاَ
ن ف ْكَلو
ْم
ِ َّحِي
ْمنِ الرَّح
ِ هللاِ الرِسْم
ب
ُ َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ َ .و
َالص ْنِيالم ْلع
َ َ َب
ِّ ا د ِه
ّلِلِ ر ُْ
َم ْ
الح
َ
لمَسََّ ْه
ِ و ََ
لي ََّ
لى هللاُ ع ْل
ِ هللاِ ص َسُو
َلى ر
ع
َّ
ِه
ب َة
ِ ر َح
ْم ُ ر
ْر َق
ِي ُْ
ل ف ُو
َقَي ُْ
د _ ف ََ
بع _ و
ُو
ِيُّ ذ
ْرُوَا ج ُْ 3
الب ْم َاه
ِي برِْ
ِ إْر َص
ِي ِ ْ
الب ِر ْ
الخَب
ْو ِ
َان4 ْضُ ْ
ِخ
ال بع ّ
ِي َ
ِنَ م ََ
لب ِ :طْر ْص
ِي َّق
الت
َْ
َالشَّاَ
ن6
ن أ ل وَاَ
الحْ ْهمََلُ َ 5هللاُ ل
ِيْ و لح َص
َْ أ
َو
ْلى َاتِ ْ
الم ِف َلى صُ ع
ِلَم
تشْت
ة َالً
ِسَ َ َ َلُ
ه ر ُب َ ك
ْت أ
َلىَع
َالى و
تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ْز
ُو ما َ
يج ََ
ها و َِداد َض
َْ َأ
و
ُ فى
ْلَحِي ما َ
يسْت ََِ و ّ الر
ُّسُل ِ ُ فى ح
َق ما َ
يجِب َ
ِكَ
ِلى 7ذل ه إُٗ
ْتَبَج
َأ ُ ف
ْزُو
يجما َ
ََْ وِم ّ
َق
ِه ح
ُ ُ َ :
يجِب ْق ْف
ِي َّو َب
ِاهللِ الت ُ :و
لتُْ
َقف
11
هة
Tertulis لََِا
2 َِّ
ّل Tertulis ا
3
ُTertulis
ْم ِيَاه برِْا
4
َان
ِTertulis ْوِخْ
اّل
5
َTertulis
لح ََْصا
6 َْ
ن Tertulis ا
7
ِلى Tertulis ا
31
ّ
َق
ِه ُ فى ح
يجِب َ َ
ما َ ْر
َِف يع َْ
ن َّ ََّ
لٍف أ مك ُل
ّ ُ
ِ َلى ك
ع
ّ
َق
ِه ُ فى ح َي
َجِب ُ ف
ْزُو
يجماَ
ََُ و
ْلَحِي ما َ
يسْت َََالى و
تعَ
ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي ُ و
دمََ ه ْ
الع َضُّ
ِدٗ ُْ
د و ُج
ُو َالى ْ
الو تعَ
َلى ِه َ
تع ّ
َقُ فى ح ََ
يجِب و َاتِْق
لوَخُْ ِ ْ
الم ِه
د هذُْ
ُوُج
و
ه َضُّ
ِدٗ َالى وتع لَ 8لٗ
ه َ َو
ََّ أ َ
ه ٓ
ّل ََّ
نٗ ه أَاُْن
معََ
ُ و
دمَِ ْ
الق
َاَ
ن ْكه َلو
نََّٗ
ِكَ أذل ُ ع
َلى ْل الدِ
لي ُ و
َ َّ ْث ُُ
دو ْ
الح
َال
محَ ُ
هوَُ ْد
ِث و ِلىُ 9
مح َاج
َ إ ْتّلح َادً
ِثا َ ح
ه
نََّٗ َاُ
ه أ ْن ََ
مع َاُ
ء و َٓ
ق َالى ْ
الب تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب و
ه
نََّٗ
ِكَ أ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي َلٗ
ه و َ10
أخِر َ
َالى ٓ
ّل تعَ
ُ ََ
يجِب َاُ
ل و محَ ُ
هوَُ َادً
ِثا و ن ح ًا َلك
َاَ ِيَان َاَ
ن ف ْكَلو
َاُ
ه ْن ََ
مع َاد
ِثِ و َو ة لْ
ِلح َُ
الفُخَ َ َالى ْ
الم ِه َ
تع ّ
َقفى ح
ْسَ
ليََ َاد
ِثِ ف َو َّل لْ
ِلح ًَِاثممْسَ َُالى َليتعهَ 11
نََّٗ
أ
ِكَ
ُ ذل َي
ْر ََ
ّل غ ُن و ُذ ََ
ّل أ ْن وَي ََ
ّل ع يد وه ََلٗ
لُ
ة َ َ
اثَ ُم ها ْ
الم َضُّ
ِذَ َاد
ِثِ و َو َاتِ ْ
الح ِفْ ص
ِنم
8
Tertulis َو
ََّ
ل ا
9
ِلى Tertulis ا
10
َ Tertulis
اخِر
11
ه Tertulis
نََّٗ
ا
32
ًِ
َّل َاث
مم َاَ
ن ُ ْكَلو ََّ
نه12
ٗ أ ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي و
ُ ََ
يجِب َال و
محَ ُ
هوَُ َادً
ِثا و ن ح ِثِ َلك
َاَ َاد
َو لْ
ِلح
ََّ
نه13
ٗ أ َاُ
ه ْن ََ
مع َّف
ْسِ و ِالن َام
ُ ب ِي َالى ْ
الق تع ّ
ِه َ
َقفى ح
ه َضُّ
ِدٗ ِّ
ص وِمخَص
ُ إلى15 َ
َٓ
ّل ِ ّ و
َل َ
مح إلى14
ُ ِ
ِرَق
ْتيف َالى َ
ّلَ تعَ
ُ ع
َلى ْل َ َّ
الدِ
لي ص و ُخَص
َِّ َ ْ
الم ّ و
َل
ِ َح ْ
الم َاج
ُ 16إلى17
ِ ِيْت ْ
الح
ِ
ه
نُْٗ
َوَك ًَ
ة و ِف
ن ص ّ َلك
َاَ َل َ
مح َاج
إلى18
َ ِ ْت
ِاحه َلو ََّ
نٗ ِكَ أ
ذل
َاَ
ن ص َلك
ِّ
ِمخَص
ِلىُ 19 َاج
َ إ ْت
ِاحََلو
َال و محة ًَُ
ِفص
ّ
َق
ِه ُ فى حيجِبََ
َال ومح َادً
ِثا ُ ه ح ُْ
نُ َو
َكِثا وَادًح
َف
ِى َاتِ وّفْلص
ِ ِى اَف َّ
الذاتِ و ِى َُّ
ة ف ِي َْ
دان َح َالى ْ
الو تعَ
نَ
ها ََّ الَّ
ذتِ أ ِى ّ ِ فَّة
ِي َحَ
دان َى الو ََ
معن ْع
َال
ِ 20و اْلَف
ْ
12
Tertulis ه
نََّٗ
ا
13
ه Tertulis
نٗ َ
اَّ
14
ِلى Tertulis ا
15
ِلى Tertulis ا
16
َاج
ُ Tertulis ِيْتِحْ
اّل
17
ِلى Tertulis ا
18
ِلى Tertulis ا
19
ِلى Tertulis ا
20
َال
ِ Tertulis ْع ْ
اّلَف
33
َىْن
معََ
دة و دَ
َّ
ِ َع َاء ُ
مت َج
ْز ْ اِن
ة 21مًَ
َّب
َك ْ ُ
مر َلي
ْسَت
َانِ
َتِف
ه صْسَ َلٗ
هَ 22لينََّٗ
َاتِ أّف
ِ
ِى الص َّة
ِ ف ِيدانَْ
َح ْ
الو
ََ
ذا َهكْنِ و
تي ََ
درَُْق ْس و
َّاحِد ك ْ جِن
ِنَ مَر َ ك
ْث َأف
َالىتعه َ
ََٗت
ِفه ص ُِتشَاب
َة ُ ِف
ِه صْرَي
لغ ََلي
ْسَ ِ و
ه َلي
ْسَ نَّٗ َال
ِ 23أ ْعاْلَف
ِى ْ ِ فَّة
ِي دانَحَ َى ْ
الو ْن
معََ
و
دُ
د َّع
َُّ ها الت َضُّ
ِدَ و ْع
َال24
ِ اْلَف
ْ َ
ِن َع
ْل م ْر
ِه ف َي
لغِ
دً
دا َّ
ِ َع
مت َاَ
ن ُ ْكه َلو
نََّٗ
ِكَ أ ُ ع
َلى ذل ْل دِ
لي َالّ
و
ُ ََ
يجِب َاتِ و
ْق َخُْ
لو ْلم
ِ ا
ِهْ هذ
ِند شَيْء م
َْْج
يو َلم
ْ ُ
َة
يم َد
ِْ َة ق
ِف َه
ِيَ ص َُ
ة و ُْ
در َالى ْ
الق تع ّ
ِه َ
َقفى ح
ُ
ِمْد
يعَُ َِ
ها و يوجُِ
دب َالى ُ
تعِه َ َة بَ
ِذات ِمَائ
ٓ
ق
ِكَ
َلى ذل ُ ع
ْل دِ
لي َالُّ و َج
ْز ها ْ
الع َضُّ
ِدَ و
ْ هذه
ِند شَيْء م
َْْج
يو ًا َلم
ْ ُ َاجِز
ن عَاَ هَ 25لو
ْك نََّٗ
أ
َه
ِيَ و دُ
ة26 َاَ ْ
الر ِ َالى
تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب َاتِ و
ْق َخُْ
لو ْلم
ا
21
Tertulis ه tertulis sepertiة huruf
22
ه Tertulis
نََّٗ
ا
23
َال
ِ Tertulis ْع ْ
اّلَف
24
َال
ِ Tertulis ْع ْ
اّلَف
25
ه Tertulis
نََّٗ
ا
26 ُ
دة Tertulisَاَ ِرْ
اّل
34
ِصُيخَص
ّ َالى ُ ِه َ
تع َة بَ
ِذات َائ
ِم َة ٓ
ق ِْ
يم َد
َة ق ِف
ص
ِنى ْ 28ب ْ
ِالغ َوِ أ ََ
دم ْ 27ب ْ
ِالع َو
ِ أْد ُج
ُو ِالوُ ب ْك
ِن ُم ها ْ
الم َِ
ب
ْر
ِ َي
ِلى 32غِ إهلَْ ِ 31ب ْ
ِالج َو
ِ أ ِالعْ
ِلم ْ 30بَو
ِ أْرَق ْ 29ب ْ
ِالف َو
أ
ِكَذل
َلى ذل َ هُ
ِكَ أَّ ٗ
نه33 ُ عْل
لي َ َّ
الدِ ة و َاََر ها ْ
الك َضُّ
ِدَ و
َال
محًا َُاجِز
ه ع ُْ
نٗ َو
َكًا وَاجِز َاَ
ن ع ها َلك َر
ًِ َاَ
ن ك َلو
ْك
َة
يم َد
ِْ َة قِف َه
ِيَ ص ُ و َْلعْ
ِلم َالى ا ِه َ
تع ّ
َقُ فى ح ََ
يجِب و
ء34 اْلَشْي
َاَ
ٓ ْ َِ
ها ُ ب
لمَْ
يعَالى َ
تعِه َ َة بَ
ِذات ِمَائ
ٓ
ق
ِكَ
َلى ذل ُ عْل
لي َ َّ
الدِ ُ و َْ
هل ها ْ
الج َضُّ
ِدَ و
َ
هوَُ يً
دا و ِْ
مرْ ُ
ُن ْ َ
يك َّل َلم
ًِ َاه
ن جَاَ هَ 35لو
ْك نََّٗ
أ
َاُ
ة36 َي ْ
الح َالى
تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب َال و
محُ
َالى
تعِه َ َة بَ
ِذات ِمَائ
َة ٓ
ق يم َد
ِْ َة ق
ِف َه
ِيَ ص و
27
Tertulis َو
ْ ا
28
ْ Tertulisَ
او
29
َو
ْ Tertulis ا
30
ْ Tertulisَ
او
31
َو
ْ Tertulis ا
32
ِلى Tertulis ا
33
ه Tertulis
نََّٗ
ا
34 َاَ
ء Tertulis اّلَشْي
ٓ ْ
35
ه Tertulis
نََّٗ
ا
36
Tertulis tasydid di huruf ya tidak jelas seperti ada penambahan harkat tanwin
35
ْر
ِه َي
َغِ و ِال ْ
علم َ ب ْ َّص
ٍِف يت َْ
ن َّ ُ َلٗ
ه أ ّ
ِحَح
تصُ
ُ
ْل َ َّ
الدِ
لي ُ و
ْتَو ها ْ
الم َاتِ و
َضُّ
ِدَ ّف
َِ الص
ِنم
ْ
ُنيك ًا َلم
ْ َ ِتّ
مي َاَ
ن َ ْكَلو ََّ
نه37
ٗ أ ِكَ
َلى ذل
ع
َ
هوَُ
ًا و
لمَاِ ََ
ّل ع يً
دا و ِْ
مر ََ
ّل ُ ًا و
ِرَاد
ق
ُ
ْعَالى السَّم
تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب َال و
محُ
َانِ
َت َائ
ِم َانِ ٓ
ق َت ِْ
يم َد
َانِ ق
َت َا ص
ِف همَُ َر
ُ و ْلب
َص َاو
ُْ
د ْج
ُو َو َا ْ
الم ِم ُ ب
ِه َش
ٍِف ْك
ينَالى َ
تعِه َ بَ
ِذات
ُ
ْل َ َّ
الدِ
لي ْلع
َمى و َا َم
ُ و َا الص
َّم هم َضُّ
ِدُ و
ُ
ْع َ السَّم
ِي هوَُ
َالى :و
تع َو
ُْلٗ
ه َ ِكَ ق
َلى ذل
ع
َ
هوَُ ََ
َّلم و َالى ْ
الك تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب ُ و
ْر َص
ِي ْ
الب
ْ ََلي
ْسَت َالى و
تعِه َ َة بَ
ِذات ِمَائ
َة ٓ
ق يم َد
ِْ َة ق
ِفص
ْلخَر
ْسُ َا ْم
ُ و ُك ها ْ
الب َضُّ
ِدَ َو
ْت و ََ
ّل ص َْف و
َرِح
ب
َ
لمََّ
َكه :و َو
ُْلٗ ِكَ ق ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي و
ًا
ْم ْل
ِي ْسى َ
تك موهللاُ ُ
37
Tertulis ه
نََّٗ
ا
36
ه َضُّ
ِدٗ ًا و
ِرَاد
ه ق
نُْٗ
َوك َالى41
تع ّ
ِهَ 40
َقُ 38فى 39ح ََ
يجِب و
ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل الدِ
لي ًا و
َ َّ َاجِز
ه ع
نُْٗ
َوك
ه
نُْٗ
َوَالى ك
تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب َة
ِ و ُْ
در ُ ْ
الق ْل
لي َ
دِ
ُ
ْل َ َّ
الدِ
لي ًِ
ها و َار
ه ك
نُْٗ
َوه ك َضُّ
ِدٗ يً
دا و ِْ
مرُ
ّ
َق
ِه ُ فى ح ََ
يجِب و ِ42
دةَاَ ْ
الر ِ ُ
ْل دِ
لي ِكَ َ
َلى ذل
ع
ًِ
َّل َاه
ه ج
نُْٗ
َوه ك َضُّ
ِدٗ ًا و
لمَاِ
ه ع
نُْٗ
َوَالى ك
تعَ
العْ
ِلم
ِ ُ ْ ْل دِ
لي ِكَ َ
َلى ذل ُ ع
ْل َ َّ
الدِ
لي و
ه َضُّ
ِدٗ ًّا و
َيه ح
نُْٗ
َوَالى ك تع ّ
ِه َ
َقُ فى ح ََ
يجِب و
ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل الدِ
لي ًا و
َ َّ ِتّ
ميه َ
نُْٗ
َوك
ه
نُْٗ
َوَالى ك
تعِه َّ
َقُ فى 43حيجِبََ َاة
ِ و َي ُ ْ
الح ْل دِ
لي َ
َم
َّ َص
ه أ
نُْٗ
َوَا ك
هم َضُّ
ِدُ ًا وْر
ِي ًا َ
بص ْع سَم
ِي
ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي َع
ْمى و ه ا
نُْٗ
َوَك
و
38
Tertulis telah dihilangkan salah satu karena ganda
39
Tertulis telah dihilangkan salah satu karena ganda
40
Tertulis telah dihilangkan salah satu karena ganda
41
Tertulis telah dihilangkan salah satu karena ganda
42
Tertulis دُ
ة َاَ
ِرْ
اّل
43
Tertulis tanpa menggunakan syakal
37
ّ
َق
ِه ُ فى ح ََ
يجِب َر
ِ و َص ُ ْ
الب ْللي ََ
دِ و ْع
ِ ُ السَّم
ْل دِ
لي َ
َم
َ44 َْ
بك ه أ
نُْٗ
َوه ك َضُّ
ِدٗ ًا و
ِمَّ
ل َك
متُ ه
نُْٗ
َوَالى ك
تعَ
ََ
َّلم
ِ ْلكُ ا
ْل دِ
لي ِكَ َ
َلى ذلع ُ
ْل دِ
لي َالّ
و
ْك
ِن مم ُل
ّ ُ
ِ ُ ك َع
ْل َالى ف ِه َ
تع ّ
َقفى ح ُ
ِز ْلج
َائ َاو
ََّ
نه46
ٗ أ ِكَ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي ُٗ
ه و ْك
ترَ َو
ْ45 أ
ُ
ْلَع
َالى فتعََ
ه و َ َ
انٗ ْح
ِ سُب
ْه ََ
لي َ ع َج
َب َلو
ْو
َو
ْ َاجِب
ًا أ ُ و
ِز ْلج
َائ
ٓ َ ا
َاره َلص
ُْٗك
تر َو
َْ 47 شَيْء أ
ّ
َق
ِ ُ فى ح ََ
يجِب َال و َ ُ
مح هوَُ ًْ
َّل و َحِي
مسْت
ُ
ُ48
دقّْ
ِ ُ ْ
الص َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ ُ الص ْه
ِم ََ
لي ِ ع ُّسُل
الر
ِكََلى ذل ُ ع
ْل دِ
لي َالّ
ُ و الكْ
ِذب ه ْ َضُّ
ِدٗ و
ه َ َ
انٗ ْح َر
ُ هللاِ سُب َب
ن خ ْا َلك
َاَ ذُ
بو ََّ
ْ كَْ 49لو
همنََُّ
أ
ُ فى ََ
يجِب َال و
محَ ُ
هوَُ ًِ
با و َاذ
َالى ك
تعََ
و
44
Tertulis َم
َ بكَْا
45
َو
ْ Tertulis ا
46
ه Tertulis
نََّٗ
ا
47
َو
ْ Tertulis ا
48
Tertulis terdapat syakal seperti tanwinص di bawah huruf
ْ Tertulis
49
هم ََّ
نُ ا
38
انُ
ة50 اْلََ
م َ ْ ُ َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ ْ الصِمْه
ليََ
ْ ع
ِمِهّ
َقح
ُ ع
َلى ْل
لي َ َّ
الدِ ة و انُ
َ َها الخِي َضُّ
ِدَ و
َّم
َر ِ ُ
مح ْلَع
ِفانوا بَ ُ ْ َلو
ْخ نُ
هم ََّ
ِكَ أذل
ََ
ّل ِكَ و
ِ ذلْل ِم
ِث َ ب ِْ
ين ْر
موُْ
مأ ُن
َّا َ ْه َلكُوْر َْ
مك َو
أ
ُ ََ
يجِب ْه و ْر
ُو َْ
مك َو
َّم أ ُح
َر َ ب
ِم مرَْ
نؤن َُُّْ أ
ِح َ
يص
ُ َ
ما ْغ ْل
ِي ُ َ
تب َالسَّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ ُ َ
الص ْه
ِم ََ
لي ْ ع
ِم ّ
َق
ِه فى ح
ِكَ َاُ
ن ذل ْمِت
ه ك َضُّ
ِدٗ ِ و ِلخَْ
لق ِه لْ ْغ
ِي َب
ْل ْا 51ب
ِت ُو ُم
ِر أ
ْا
ُو َت
َم ْ َلو
ْك هم ََّ
نُ ِكَ أ
َلى ذل ُ عْل
لي َ َّ
الدِ و
َ
ينِْْر موُْ َّا َ
مأ ِه َلك
ُن ْغ
ِيْلَب ْا 52ب
ِت ُو
ِرُم
ا أَّٓ
ِم ًا م
ْئشَي
ن55ِه ِْلَََّب
مرَْ
نؤ َْ
نُ 54 ُّ أ
ِحيص ََ
ّل َ ِ و العْ
ِلم َانِْ 53 ْم
ِتِكب
ُ
ِم ْه ليََ
ْ عِم ّ
َق
ِه ُ فى حيجِب ََ
ْن و ُو
لعمْ
ِ َ العْ
ِلم َ ْ َات
ِم ك
دُ
ة َِ
َّلَ ها ْ
الب َضُّ
ِدَ و انُ
ة56 َ َ
َط ْ
الف ُ َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ الص
َت
ْ َف
انت ه َلو
ِ ْ نََّٗ
ِكَ أ ُ ع
َلى ذل ْل َ َّ
الدِ
لي و
50
Tertulis انُ
ة م َ ْ
اّلََ
51
ْا Tertulisُو
ِرَما
52
ْا Tertulisُو
ِرامَ
53
Tertulis terdapat syakal seperti tanwinت di bawah huruf
54 َْ
ن Tertulis ا
55 ِّلََّ
ن Tertulis
56
Tertulis terdapat syakal seperti tanwinف di bawah huruf
39
ًَّ
ة ُجْا ح
ُوْم
ِييق ْا أْ
ن َّ ُو ََ
در َا ق انُ
ة َلم َ َ
َط ُ ْ
الف ُْ
هم َن
ع
ن ُر
ْاَ ْ
الق ِْلََّ
ن57 َال
محَ ُ
هوَُ ْم
ِ و ْلخَص ََ
لى ا ع
ََّ
ة ُج ْ
الح ُ58
ِهم
مت
ِ َاَ
إق َلى ِ َة عْرِيَثَ ك
ِع َاض
مول فى َ دَّ
َ
ُ
ِمْه
ليََْ ع ِه
ِم ّ
َقُ فى حِزَائ ْلج
ٓ َا
ِ و ْم لى ْ
الخَص ََع
يُ
ة َِّ ْلب
َشَر َاضُ 59ا
ْراْلَع
ُ ْ َالشََّ
َّلم ََّ
َّلُ
ة و الص
َّة
ِ ِي ْلع
َل ُ ا
ِم ِب
ِه َات
مرْص فى َ
نقَ إلى60 َّ
ِيْ ِ
د تؤ ِيْ َ
ّل ُ َّ
الت
ِكَ
َلى ذل ْل
ِ ع دِ
لي َالّ ْو
ِه و ََ
نح و َِ
ض61 ْلم
َر َاك
ُ َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ ُ الص ِمْه ََ
لي ْ ع ِه
ِم ها ب تَدُ
هَمشَاَُ
َ ْر
َِف يع َْ
ن َّ ص ألى الشَّخِْ ََ
ُ عيجِبَة _ َ َات
ِم _ خ
ْ
ِنَمِ و ْهِيَب ِ أ ْ جَِ
هة ِن َ م
لمَسََِّ وْه ََ
لي ه َّ
صلى هللاُ ع َٗ
نسَبَ
َ
لمَسََّ ِ و ْه
لي ََ
لى هللاُ عََّه صُٗنسَب ماَ 63ََّ
َأمه 62ف ُّ
ِ أهةجَِ
ْد
ِهللاِ ُ ع
َب د ْ
بن ََُّم نا ُ
مح دََُِّ سَيهوَُ
ِ فْهِي َب
ِ أ ْ جَِ
هة ِنم
57
Tertulis ِّلََّ
ن
58
Tertulis terdapat dua syakalم pada huruf
59
ُTertulisَاض
ْر ْ
اّلَع
60
ِلى Tertulis
ا
61
Tertulis terdapat syakal seperti tanwinم di bawah huruf
62 َّ
مه Tertulis ا
63
ما Tertulis َ
َاَّف
40
َاَفِ ْ
بنِ مند َ
َِْب ِ ْ
بنِ ع ِم بنِ َ
هاش َّل
ِبِ ْ ُطْلم ْد
ِ ا َب اْ
بنِ ع
بنِ َي
ّ ْ
ِ بنِ ُلؤ َع
َبِ ْ ََّ
ة ْ
بنِ ك مربنِ ُ َِ
َّلب ْ ِْ
بنِ ك ُص
َيّ ق
انَ
ة َ َِن
بنِ ك ْر
ِْ َّض
بنِ الن ِ ْ
لكماِبنِ َ
ِ ْ ِْ
هر َل
ِبِ ْ
بنِ ف غ
ّ
َِر
مض َاسَ ْ
بنِ ُ ِليبنِ اْ ََ
ة ْ ِك
مدربنِ ُ ََ
ة ْ َْ
يم ُز اْ
بنِ ح
َاْم ِيْسَ فََلين و ناَدَ
َْبنِ ع َد
ِْ بنِ َ
مع َار
ِْ ِزبنِ ن اْ
ِْ
يق َر
ُ ط َالسََّ
َّلم ة و ََّ
َّلُ ِ الص ْهليََ
َ 65عدمِلى 64أَ ه إدَْٗ َ
بع
ْه
ِ ََ
لي لى هللاُ عََّ
ه ص ُٗ ما َ
نسَب ََّ
َأ َل
ُ و ْق
ينَا ُْم ْح ف
ِي َحِيص
ُ
بند ََُّْممحنا ُ دَُِ َ سَي
ّ هوَُ
ِه 66ف ُّ
م ْ جَِ
هتِ أ َ م
ِن لمَسََّ
و
بنِ ََ
ة ْ ُْ
هر َاَفِ ْ
بنِ ز منِ َ
ْدَب
بنِ ع ََ
هبِ ْ و َت
ِ68 ََ
ةْ 67
بن ِن
أم
َ فى
لمَسََّ
و ْه
ِ ََ
لي لى هللاُ عََّ
ه صَٗ ُ َ
مع ِعَم
ْت َت
َج َِ
َّلب ف ك
ََّ
ن70 َ أ
لمَْيعَّ َْ
ن ًا 69أيض َْ
ُ أ َّا َ
يجِب َم
ِم َِ
َّلب و َّ
ِه ك
د ج
64
Tertulis ِلىا
65
َ Tertulis
دمََ
ا
66
مه Tertulis َ
اّ
67 ََ
ة Tertulis ِن
ام
68
Tertulis harusnya kasrahب harusnya sukun dan hurufن syakal huruf
69
ًا Tertulisيضَْ
ا
70 َّ
ان Tertulisَ
41
َع
ُ يشْف
َ َ
لمَسََّ ْه
ِ و ََ
لي ََّ
لى هللاُ ع ص ََّ
نه71
ٗ َأو ًا
ْضَو َلٗ
ه ح
َص
َّة مخْت
ة ُ َُ
َاعِ الشَّفِهَهذ ء وَاِ َض
ٓ ِ ْ
الق َص
ْل فى ف
ًا72
يض َُْ أ َّا َ
يجِب ِمَمَ و
لمَسََّ
ِ وْهليََ ََّ
لى هللاُ ع ِه ص ب
ًْ
َّل ْص
ِي ْأنَِ 75
تف ْلق
ُر ِى ا ة ف ََ
ْرُوذك ْلم
َْ َ 74ا ْلر
ُّسُل َ اَِف ْر نَّ 73
يع َْأ
َاً
ّل77 ْم
ِجْ إهمَُِفْر
يع َْ
ن َّ ِ أ ْه
ليََ
ُ ع َي
َجِب ْ ف ُُ
هم َي
ْر ما 76غ ََّ
َأو
ُ ِيْ َ
تجِب ّ
الت َاَ
ء78 ٓ اْلَْ
نبي
ِ ْ ْ
همُُ
ْضبع َّم
َ َ نظ َْ
د َ َق
و
َاَ
ل : َق ًْ
َّل ف ْص
ِي ْ َ
تف هم َت
ُُ ْر
ِف َ
مع
َة ْر
ِف ٍْفِ َ
مع ِيْل
َّك
ِى الت ُل
ّ ذ
ِ ْم ع
َلى ك َت
ح
ْا
ُو ُل
ِم د عَْ
ِ ق ْل
ِيْصَّف ََ
لى الت َاَ
ء ع ٓ
ِي َْ
نب ِأ
ب
َة
ِيَان
ثمْ َ
همُْ
ِنَا م
ُنَّت
ُج فى تْ
ِلكَ ح
ُ
همَُ
َة و
ْعْقى سَب
يب َشْر و
ََ ْد
ِ ع ْ َ
بع ِنم
ََ
ذا َك َال
ِح و َي
ْب ص ْد شُع
هوُ إْ
درْ
يس79
ِ ِ
71
Tertulis ه
نََّٗ
ا
72
ًا Tertulisيضَْا
73
ن Tertulisَ
اْ
74
Tertulis harusnya sukunا syakal
75
ْان
ِ Tertulis ُرْلقا
76
ما Tertulisََّ
ا
77 ً
َاّل Tertulisْمِج
ا
78 َاَ
ء Tertulis ٓ
ِي اّلَْ
نب ْ
79
يس Tertulisِْدرِْ
ا
42
ْا
ُو ُت
ِم َْ
د خ َار
ِ ق ُخْت ب ْ
ِالم ُ80
دمأَ ْل
ِ ِف ُوا
ْلك ذ
َاَ
ها81 ْن أَ
تي َا
ُنَّت
ُج َتْ
ِلكَ ح َالى :و
تعه َ َو
ُْلٗ ِكَ ق
َذل
و
َاُ
ء ْ َ
نشٓ منَات َ
َجدر َع
ُ َ ْف
نرِه َ
ْمَو
َلى ق
ع َ82
ْم َاه
ِي برإْ
ِ
َ84
إسْحق َا َلٗ
ه ِ ْن ََ
هب َو
ْم و
ِيَل
ْم ع
ِي بكَ ح
َك ََّ
ر إَّ
ن83
ِ
ُ
ْلَب
ْ ق َا م
ِن يندْهَ
ًا َْح َُ
نو َا و
ين هَ
دْ ًُّ
َّل َ َ كْبُو
ْق ََ
يع و
َ
ْسٍُف
يوَُ
َ 85وْب
يوَُّ
َأن وَاَ
ْم َسَُ
لي َٗ
د و داوِه َ يت ُر
َِّ
ّ ْ ذ َم
ِن و
َ
ْنِي
ِن ُح
ْس ْز
ِى الم ِكَ َ
نج َذل
َك َْ
ن و ُو َُ
مسى وهر و
َ
ِنم ُل
ٌّ ّ ك َ86 َإْلي
َاس ِ و ْسى
ِيَع
ْي و
يحََ َر
َِّ
يا و َك
َزو
ًا
ْطَُلو ُْ
نسَ و َُ
يو َ و ْلي
َسَع َاو َ87
ْل َاع
ِي َإسْم
ِ و َ
ْن َّل
ِحِي الص
َ
ْنِي
الم ْلع
َ َ ََ
لى ا َا ع
لنَّْ
َض ًُّ
َّل ف َك
و
80
Tertulis َ
دم ََ
ا
81
ها Tertulis َاَْنتيََ
ا
82
ُ Tertulis
ْمِيَاه برِْ
ا
83 َّ
ان Tertulisَ
84
َ Tertulis
ِسْحق ا
85
َ Tertulis
ْبيو َ
اُّ
86
َTertulisَاس اْ
ِلي
87
َ Tertulis
ْلِيَاع ِسْم
ا
43
ُ89
َل َف
ْض أ ه
نٗ َر
َْ ََّ
ن ق أ ًا88
يضَْ
أ ه
دَٗاُ
ِقْت
ُ اع َّا َ
يجِب ِم َم
و
َْ
ن َر َّ ْ
الق ه ُ
ثم دَْٗ
بعِيْ َ ن ّ
الذ َر
َْ َّ ْ
الق ثمْنِ ُ ُر
ُو ْ
الق
َ ْر
َِف َْ
ن َّ
يع ص أِلشَّخَِْغى لْب ََ
ين ه و
دَْٗ ِيْ َ
بع ّ
الذ
ْحِ َ الص
َّحِي َلْ ع َُ
هم َ ولمَسََّ
ِ وْه
ليََ ََّ
لى هللاُ ع ه 90صدٗ َْ
ّلَ َو
أ
ََ
ة َي
ُقَا ر
تندُ
َِ
َّسَي َب
َ و َْ
ين َا ز
تندُ
َِ
َّسَي
ُ و
ِمَاس
الق دَ
نا ْ ُِ
سَي
ّ
دَ
نا ُِ
َسَي
ّ ُو
ْم و ُْ
لث ُم
ُّ ك َا ا
تندُ
َِ
َّسَي ََ
ة و َاط
ِم َا ف
تندُ
َِ
َّسَي
و
دَ
نا ُِ
َسَي
ّ ِر
ِ و َّاه
َالط َّي
ّ
ِبِ و ِالطُ بَّب
لق َُ
ْلمَ اهوَُ ُْ
د هللاِ و َب
ع
ْرىُب ة ْ
الك ََ ِْ
يج َا خ
َد ِن َِ
دت ْ سَي
ّ ِنْ م
هم ُُّ
لُ َكُ 91و
ْم َاه
ِي برِْ
إ
َهَ
ذا َّة
ِ و ِيْط
ِبْلق
ِ ا
يةَِ ْ َ
مار ِنَم
ف َ93
ْم َاه
ِي بر ِ إَّ
ّل 92إْ ِ
ُْ
د ْلح
َم َاو ََ
مه95 َر
َكو ْل
ِه َض
ْ ف
ِن َُ
ه هللاُ م ما َ
يسَّر َ ُ94
أخِر
ِدَ
ِناَّلى سَي ََّ
لى هللاُ ع َصَ و
ْنِي َ َ
الم ِّ ْ
الع َب ِه
ّلِلِ ر
َ
لمَسََّ ْب
ِه و َح
َصو ِه96
أل َٓ
لى َّع
َّد و
َم ُ
مح
88
Tertulis ًايضَْ
ا
89
ُ Tertulis
َلْضَف
ا
90
ه Tertulis
دٗ ََو
ّْلَ ا
91
ُ Tertulis
ْمِيَاهبرِْ
ا
92 َّ
ِّل Tertulis
ا
93
ُ Tertulis
ْمِيَاهبرِْ
ا
94
ُ Tertulis
اخِر
95
Tertulis terdapat dua syakalه pada huruf
96
Tertulis ِه
ال
44
2.3 Transliterasi Naskah TA
Tījānu `d-Darārī
Khādim fasantarain
Babakan
45
Sukābūmī jāwā bārāt
`Indūnīsiyā
46
Lau kāna fīhimā `āliha/t/un `illā `Allāhu lafasadatā
47
Ta’ālā wa mā yastaḥīlu wa mā yajūzu fayajibu fī ḥaqqihī
48
Li `l-ḥawādiṡi lakāna ḥādiṡan wa huwa muḥālun wa yajibu
49
Lighairihī fa’lun min `l-`Af’āli waḍidduhā `t-Ta’addudu
50
qā`ima/t/un biżātihi ta’ālā ya’lamu bihā `l-Asyyā`a
51
`Al-Baṣīru wa yajibu fī ḥaqqihī ta’ālā `l-Kalāmu wa huwa
52
Dalīlu `l-Ḥayā/t/i wa yajibu fī ḥaqqihī ta’ālā kaunuhū
53
Wa ta’ālā kāżiban wa huwa muḥālun wa yajibu fī
54
‘ala `l-Khaṣmi wa huwa muḥālun li`anna al-Qur`āna
quṣayyi `bnu kilāb `bnu murra/t/a `bnu ka’ab `bnu lu`ayyi `bnu
55
`ibnu Ḥuzaima/t/u `bnu mudrika/t/u `bnu `ilyāsa `bnu muḍarri
56
Ma’rifatuhum tafṣīlan faqāla :
57
`aṣ-Ṣāliḥīn wa `Ismā’īla wa `l-lyasa’a wa Yūnusa wa Lūṭ
58
2.4 Terjemahan Naskah TA
Pengurus Pesantren
Babakan
Indonesia
Segala puji hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Rahmat dan salam semoga tetap
59
Selanjutnya, berkata Syekh Ibrahim Al Bajuri yang lalai dan sangat
memperbaiki aku dan mereka, baik tingkah laku maupun akhlak, bahwa saya harus
menulis sebuah kitab kecil yang mencakup sifat-sifat Tuhan dan kebalikannya, sifat
yang jaiz pada hak-Nya dan sifat-sifat yang wajib pada hak para Rasul, juga sifat-sifat
yang mustahil pada mereka dan sifat yang jaiz pada haknya. Maka kupenuhi
permintaan mereka itu. Lalu aku berkata, " Dan kepada Allah memohon pertolongan".
Wajib bagi setiap mukallaf (dewasa) mengetahui semua sifat yang wajib,
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Wujud artinya ada, sedangkan lawannya
adalah sifat 'Adam artinya tidak ada. Ini mustahil bagi-Nya. Adapun dalil adanya Allah
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Qidam artinya sesungguhnya adanya Allah
itu tidak ada permulaannya, sedangkan lawannya adalah sifat Hudus artinya baru.
Yakni adanya sesudah tidak ada. Ini mustahil bagi Allah. Adapun dalil sifat Qidam
ialah, seandainya keadaan Allah itu baru, yaitu adanya sesudah tidak ada tentu Allah
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Baqa artinya kekal, maksudnya yiatu,
sesungguhnya Allah tidak ada ujungnya. Adapun dalil sifat Baqa ialah, sesungguhnya
60
kalau Allah bersifat fana, tentu Allah seperti makhluk-Nya yang demikian adalah
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Mukhaalafatul Lilhawaaditsi artinya Allah
itu berbeda dengan semua makhluk atau semua yang baru. Maksudnya ialah,
sesungguhnya Allah tidak serupa dengan semua makhluk-Nya, Allah tidak mempunyai
tangan, tidak mempunyai mata, telinga dan tidak selain itu (dari sifat-sifat makhluk)
makhluk-Nya, tentu keadaan Allah itu pun baru, dan kalu keadaan Allah baru, berarti
mustahil.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Qiyaamuhu binafsihi artinya berdiri dengan
sendirinya. Maksudnya ialah, sesungguhnya Zat Allah itu tidak mebutuhkan tempat
tinggal dan tidak membutuhkan kepada yang menjadikan atau membuat, sedangkan
lawannya adalah sifat Ihtiyaaj artinya membutuhkan tempat tinggal dan yang
membuatnya. Ini mustahil bagi Allah. Adapun dalil sifat qiyaamuhu binafsihi ialah,
seandainya Allah membutuhkan tempat tinggal, tentu Allah berupa sifat bukan zat.
Sifat-sifat tersebut tidak akan ada kalau tidak melekat pada benda, sebab sifat itu tidak
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Wahdaniyat artinya zat, sifat dan perbuatan-
Nya satu. Adapun satu pada Zatnya ialah, sesunguhnya Zat Allah itu tidak tersusun dari
61
beberapa bagian yang banyak. Arti wahdaniyat pada sifat-sifat Allah ialah bahwa
sesungguhnya tidak ada bagi Allah dua sifat atau lebih dari sejenis seperti dua kodrat-
Nya atau dua iradat-Nya dan sebagainnya. Tidak ada bagi selain Allah yang
mempunyai sifat seperti sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna itu. Adapun arti
wahdaniyat fil af'al ialah bahwa sesungguhnya bagi selain Allah tidak berkuasa berbuat
seandainya Allah itu berbilang, tentu tidak akan terwujud semua makhluk ini.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Qodrat artinya berkuasa. Adalah sifat yang
demikian pula meniadakannya. Lawan dari sifat qodrat ialah sifat 'Ajuz artinya lemah.
Dalilnya ialah, seandainya keadaan Allah itu lemah, tentu tidak akan terwujud sesuatu
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Iradat artinya berkehendak. Ialah sifat qadim
yang berdiri pada zat-Nya. Allah menentukan dengan sekehendak-Nya kepada sesuatu
ketentuan kaya atau miskin, pandai atau bodoh dan lain sebaginya. Lawan dari sifat
iradat ialah Karahah artinya terpaksa. Dalilnya ialah sesungguhnya kalau keadaaan
Allah terpaksa membuat atau meniadakan tentu Allah itu lemah, seandainya Allah itu
62
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat 'ilmu artinya mengetahui segala perkara.
Ialah sifat qadim yang berdiri pada Zat Allah Ta'ala. Allah mengetahui segala perkara
denhan jelas. Lawan dari sifat ilmu ialah sifat Jahal artinya bodoh. Dalilnya ialah
bahwa sesungguhnya, seandainya Allah itu bodoh, tentu Allah tidak mempunyai
kehendak akan sesuatu, bila keadaannya demikian itu mustahil bagi Allah.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Hayat artinya hidup. Ialah sifat qadim yang
berdiri pada Zat Allah Ta'ala. Sifat hayat mengesahkan sifat Allah dengan sifat 'ilmu
dan sifat yang lainnya. Lawan dari sifat hayat ialah Maut, artinya mati. Dalilnya ialah
Seandainya Allah mati, tentu ia tidak berkuasa, tidak berkehendak dan tidak
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Sama' dan Bashar artinya mendengar dan
melihat. Keduanya sifat qadim pada zat Allah Ta'ala. Dengan kedua sifat itu terbuka
dengan jelas semua yang ada. Lawan dari sifat sama' dan bashar ialah Ashamma dan
A'ma artinya tuli dan buta. Dalilnya ialah, Firman Allah Swt : Dialah Allah Yang Maha
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kalam artinya berkata-kata. Ialah sifat qadim
yang berdiri pada Zat Allah Ta'ala. Perkataan Allah tidak berhuruf dan tidak bersuara.
Lawan dari sifat kalam ialah sifat Albukm yaitu Khirsu (bisu). Dalilnya ialah, Firman
Allah Swt : Dan Allah telah berkata-kata kepada Nabi Musa dengan perkataan yang
sebenarnya (langsung).
63
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu Qaadir artinya keadaan Allah
yang Berkuasa. Sedangkan lawannya ialah sifat Kaunuhu 'Aajiz artinya keadaan Allah
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu Muridan artinya keadaan Allah
yang Maha Menghendaki. Sedangkan lawannya ialah sifat Kaunuhu Kaarihan artinya
keadaan Allah yang terpaksa, tidak mempunyai kehendak. Dalilnya ialah dalil sifat
iradat.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu 'aaliman artinya keadaan Allah
yang Maha Mengetahui. Sedangkan lawannya ialah sifat Kaunuhu Jaahilan artinya
keadaan Allah yang tidak Mengetahui. Dalilnya ialah dalil sifat 'ilmu.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu Hayan artinya keadaan Allah yang
Hidup. Sedangkan lawannya ialah sifat Kaunuhu Mayyitan artinya keadaan Allah
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu Samian dan Bashiran artinya
keadaan Allah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat. Sedangkan lawannya ialah
sifat Kaunuhu Ashamm dan Kaunuhu A'ma artinya keadaan Allah yang tuli dan buta.
Wajib pada hak Allah Ta'ala sifat Kaunuhu Mutakalliman artinya keadaan
Allah yang berkata-kata. Sedangkan lawannya ialah sifat Kaunuhu Abkam artinya
64
Dan Jaiz bagi Allah membuat setiap barang yang mungkin atau tidak
membuatnya. Adapun dalil sifat jaiz-Nya ialah Allah meniadakan atau tidak
menjadikan segala perkara yang mungkin ialah seandainya menjadikan makhluk itu
wajib bagi Allah, tentu saja perkara yang jaiz menjadi wajib atau perkara yang
Wajib pada hak Rasulullah sifat Shiddiq, artinya benar. Sedangkan lawannya
ialah Kidzib, artinya dusta. Dalilnya, ialah seandainya para Rasul itu berdusta, tentu
hukum Allah SWT pun dusta, Keadaan yang demikian itu mustahil.
Wajib pada hak para Rasul sifat Amanah, artinya jujur. Sedangkan lawannya
ialah Khianat, artinya tidak terpercaya. Adapun dalil sifat amanah, ialah sesungguhnya
para Rasul itu seandainya mereka berkhianat dengan mengerjakan yang diharamkan
atau dimakruhkan, tentu kita semua pun diperintah demikian, sedangkan tidak sah bila
Wajib pada hak para Rasul sifat Tabligh, artinya menyampaikan semua perkara
sesungguhnya para Rasul itu seandainya mereka menyembunyikan sesuatu dari apa
kitapun diperintah untuk menyembunyikan ilmu, sedangkan tidak sah atau tidak benar
65
kalau kita diperintah demikian sebab, sesungguhnya orang yang menyembunyikan
Wajib pada hak para Rasul sifat Fathaanah, artinya cerdik pandai. Sedangkan
lawannya ialah Balaadah, artinya bodoh. Adapun dalil sifat fathaanah, ialah
sesungguhnya para Rasul tidak ada sifat fathaanah, sudah tentu mereka tidak mampu
telah menunjukan dalam beberapa ayat yang banyak mengenai kemampuan para Rasul
Sifat jaiz pada hak para Rasulullah ialah menyampaikan sifat-sifat kemanusian
yang tidak mendatangkan kepada kekurangan martabatnya yang mulia, seperti sakit
dan sebagainya. Adapun dalil sifat jaiz bagi para Rasulullah, ialah karena kenyataannya
Penutup
Wajib bagi manusia agar mengetahui keturunan nabi Muhammad Saw dari
Adapun nasab dari pihak bapaknya, ialah : Sayyidina Muhammad Saw bin
Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin
Murrah bin Ka'ab bin Luay bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin
66
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan yang
Sesudah Adnan sampai Nabi Adam As tidak ada keterangan yang shahih yang
Nasab Nabi Muhammad Saw dari pihak ibunya ialah, Sayyidina Muhammad
Saw bin Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab dan seterusnya.
Keturunan Aminah ke atas berkumpul bersama nasab Nabi Muhammad Saw dari pihak
Hal-hal lain yang wajib diketahui dan diimani ialah : Nabi Muhammad Saw
kepada seluruh umat manusia kelak di hari kiamat. Syafaat ini khusu hanya untuk Nabi
Muhammad Saw.
Dari sebagian yang wajib diketahui dan diimani lagi ialah mengetahui nama
para Rasulullah yang disebutkan dalam Quran secara rinci. Adapun mengenal Rasul
Kewajiban semua orang dewasa mengetahui nama para nabi dengan terinci
67
Dari sebagian mereka ada 18 orang dan sisanya 7 orang lagi yaitu :
Nabi Idris, Hud, Syua'ib, Shalih demikian pula Dzulkifli, adam dan diakhiri
Dan dari firman Allah Ta’ala : “Dan itulah hujjah kami yang kami berikan
kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang kami
kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu maha bijaksana lagi maha
mengetahui (83). Dan kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya’kub kepadanya.
Kepada keduanya masing-masing telah kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum
(itu) juga telah kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh)
yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (84). Dan Zakaria, Yahya, Isa, Ilyas.
Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh (85). Dan Ismail, Alyasa’, Yunus dan
Luth. Masing-masing kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya) (86). (al-
An’am : 83-86)
Dan sebagian perkara yang wajib ditekadkan (diyakinkan) lagi, ialah kurun
(abad) yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw itu adalah kurun yang paling baik, lalu
Saw yaitu ada tujuh orang menurut keterangan yang benar, yaitu :
1) Sayid Qasim
2) Sayidah Zainab
3) Sayidah Ruqayyah
4) Sayidah Fatimah
68
6) Sayid Abdullah yang dijuluki Thayyib (bagus) dan Thahir (suci)
7) Sayid Ibrahim
Semuanya lahir dari Sayidah Khadijah Alkubra kecuali Sayid Ibrahim, ia lahir
Inilah penutup perkara yang Allah Ta'ala telah memudahkannya berkat Karunia
dan Kemurahan-Nya dan Segala Puji Bagi Allah, Rab Semesta Alam.
sebatas pada penilaian susunan kata dan struktur kalimat yang membekas
pada jiwa penikmatnya saja. Sebuah karya sastra sejati dinilai indah, bila
Dikatakan oleh Jaus (dalam Sangidu, 2005: 20) teori resepsi sastra
69
memberikan makna teks sastra. Hubungan sastra dengan pembaca
bahwa resepsi pembaca pada suatu karya telah dibekali oleh karya-karya
Dalam penelitian ini penulis membandingkan dua buah naskah saja yang
penulis bandingkan untuk meneliti ruang kosong yang ada di dalam nakah
memiliki kesamaan dalam hal bahasa yang digunakan, akan tetapi dalam hal
penyampaiannya sangatlah berbeda, hal ini bisa kita lihat dalam tampilan
kosong yang ada dalam kitab TA ini. Diantara perbedaan kedua teks tersebut
antara lain :
70
Tabel 5: Ruang Kosong Teks Tījān ad-Darārī
No Teks Arab C D
1 ِسْم
ِِ هللا ب X “ muqoddimah : yanbaghi likulli syari’in fi
fanni an yabhatsa ‘alal basmalati bithorfin
َّح yunasibuha. Hartosna : peryogi ka sakur
ِْمن الر
anu tumandang dina hiji pan ngabahas
ْم
ِ َّحِي ْمنِ الر َّح ِ هللاِ الر ِسْم بku ilmu
ْم
ِ َّحِي
الر jurusan eta pan, didieu pan na pan tauhid
maka ngabahas ِ ْمن َّح ِ هللاِ الر ِسْم ب
ْ ِ َّ
الرحيمkudu ku pan tauhid.
ِ
Bismillahi, nagmimitian abdi __ kalawan
menta pitulung ka dzat anu kagungan
jenengan allah.
Bismillahi ngamimitian abdi __ kalawan
ngalap berkah ku nyebat jenengan Allah.
Ari jenengan Allah eta asma anu bangsa
taqifiyyah hartina anu tunggu kana
lungsurna wahyu ti Allah lain benangan
akal. Lafadz Allah ngaranna : 1.asmaul
jalalah 2.asmaul a’dzom 3.asmaul husna.
Pangna dimimitian ku ِهللا ِسْم
ِ ب
ْم
ِ َّحِي ْمنِ الر َّح الر: 1) seja tumut kana
al-qur’an 2) karena aya hadits
( الر ِح ْي ْم فَه َو
من ا ِ ْالرح كل أ َ ْم ٍر ِذ ْ بَ ٍل الَ ي ْباَأ فِ ْي ِه ِبس ِْم هللاِ ا
طع ا َ ْو أجْ ذَم اَ ْو أ َ ْبت َر
َ )ا َ ْق, hartina: “ sakur perkara
anu hade teu dimimitian ku maca ِِ هللا ِسْم ب
ْم
ِ َّحِي ْمنِ الر َّح
الرeta teu aya
berkahna”
2 د ِه
ِّلِل ُْ
َم ْ
الح Ari sadaya puji eta 1. Kecap al-Hamdulillāhi ngabejakeun yen
tetep kagungan Allah sakabeh puji kamilik ku Allah, lain
ِّ
َبر
anu mangeranan maksudna ngabejakeun hungkul, tapi
ِْي َ َ
الم ْلع ا sadaya alam maksudna nyanggakeun pujian ka Allah,
َ
ن kaasup kana qowaid ( lianna al-Ikhbāra bi
aś-Śanā`i śana`un ) lamun dibawa kana pan
ma‘āni ( b`ilā ghoh) mah kecap al-Hamdu
teh khobariyyah lafẓon insyāiyyah ma‘nan,
jadi kecapna ngabejakeun tapi maksudna
nimbulkeun puji.
71
2. alif lam anu aya dina al-Hamdulillāhi alif
lam istigrāqi afrodi al-Jinsi, anu ceuk ilmu
mantik bisa digantikeun ku lafadz kullun ae
kullu fardil hamdi milkul lillah. Eusi
afrodna aya opat : 1) qodimun liqodimin :
puji qodim kanu qodim saperti (wahuwa al-
‘aliyyu al-‘adimu) 2) qodim lihaditsin : puji
qodim kanu hadits saperti (Innallāhaṣṭofā
ādama wanūhan waāla ibrāhīma waāla
‘imrān ‘ala al-‘alamin). Sahingga nabi
adam boga titel shopiyyulloh hartina pilihan
Alloh. 3) haditsin lilqodimin : puji hadits
kanu qodim saperti mahluk maca
alhamdulillah. 4) haditsun lil haditsin : puji
hadits kanu hadits saperti Rasaululloh
masihan gelar ash shidqu ka shohabat abu
bakar.
3. pangna mushonnif ngamimitian ku
alhamdulillahi : 1) nuturkeun kana
sunatillah, kabiasaan Allah, ceuk hadits
qudsi (Takhallaqū biakhlāqillāhi). 2)
amalan bil haditsi (kullun kalāmin lāyubdau
fīhi bilhamdillāhi fahuwa ajżamu). Tapi di
tawil yen bismillahi ibtida haqiqi
alhamdulillahi ibtida idhofi.
3. pangna dibasakeun ku kecap robbi sabab
kecap robbi leuwih luas tinimang milku
jeng maula, da dina robbimah diantara
ma’anina : nyiptakeun, miboga, ngawasa,
mangeran.
3 َََُّّل
ة َالص و Sareng ari rohmat Kecap sholawat lamun disarandekeun ka
َالسَََّّلم
ُ و Alloh sareng ari Allah (sholawat ti Allah) hartina rahmah.
hurmah Alloh muga Lamun disarandekun ka malaikat
َلى ع tetep ka kanjeng (sholawat ti malaikat) hartina istigfar.
ِِ هللا ْلَسُو ر Rosululoh shollahu Lamun disarandekeun ka mu’minin
ُلى هللا ََّ
ص ‘alaihi wasallam (sholawat ti mu’minin) hartina du’a. Dalil
ََ al quran : (Innallāha (ngarohmah)
ْه
ِ لي ع wamalāikatahu (maca istigfar) yushollūna
َ
لمَََّسو ‘ala an-Nabiyyi, yāayyuha al-lażīna
āmanū (du’a) shollū ‘alaihi wasallimū
taslīman). Lafadz sholawat khobariyyatun
lafdzon insyaiyyah ma’nan, akur bae jeung
72
maca allahumma sholli ‘ala sayyidina
muhammad.
4 دُْ
بعََ _ وSaparantosna kitu, Sakabeh ‘abdina Allah butuh tegeusna
لُو
ُْ َقَي_ ف mangka bakal fakir kana rohmat pangeran. Tingkatan
ngadawuh anu banget mahluk dina fakir ِه َّ
ب ِ ر َة ْم َح ُ ر ْر ِي َق ف
ْر
ُ َق
ِي فbutuh kana rohmat aya tilu tingkatan : 1- anu teu percaya
َة
ِ َح
ْم رpangerannana ki dirina teu butuh kana rohmat Allah, malah
َّ
ِه
ب ر fakir. ngarasakan dirina sugih, Allah anu butuh
sahingga didawuhkeun ku Allah dina al-
qur’an
{س ِم َع هللا قَ ْو َل الا ِذيْنَ قَ ل ْوا إِ ا هللاَ فَ ِقي ٌْر َونَحْ ن ا َ ْغنِيَآء
َ ْ}لَقَا
(181 )آل ِع ْم َرا ْ آيَ ْةhartina “ yakin nyata geus
ngadangu Allah kana omongan jalma anu
geus ngaromong saestuna Allah eta anu
fakir (anu butuh) ari urang sarerea eta anu
benghar”. 2- jalma percaya butuh ka Allah
ngan teu ngarasakeun butuhna, ieu
tingakatan mukmin iman ilmu. 3- jalma
percaya butuh ka Allah sarta ngarasakeun
butuhna. Ieu jalma mukmin tingkatan
َحق ْال َيقي ْْن.
5 ِر
ِ ْ
الخَبAnu waspada Al-khobiru ae al-‘ilmu biwa1thini al-
umu1ri, hartosna : anu uningan kana jerona
sakabeh perkara, boh anu dohir, anu wujud
hissi, atawa anu wujud ‘aqli can dohir.
Kecap al-khobiru kaasup asmaul husna,
anu ku ahli aqoid heunteu dijadikeun sifat
allah anu 20, sabab geus kaliputan ku sifat
ilmu jenung sifat bashorna allah. Sakur anu
kawaspadaan ku allah pasti kauninga
sareng katingali ku allah. Ngan beda
kontakna (ta’alluq), ari al-khobirmah
tanjizi hadits. Ari sifat ilmumah tanjizi
qodim.
6 ْر
ِ ِيَص ْ
البTur anu ningali 1- hartina al-bashiru : anu uninga
kasakabeh nu maujud, sanajan ku manusa
can ka idrak. 2- ta’alluq basharna Allah eta
kana maujudat boh anu wajibul wujud
atawa anu mumkinul wujud. 3- ta’alluq
bashorna allah shuluhi qodim kanu
hawadits memeh maujud, saba’da maujud
tanjizi hadits, anapon kadzat allah jeung
73
kana sifatna allah eta tanjizi qodim. 4- anu
kakeunaan ku bashirna allah nyaeta
sakabeh makhluk, boh nu wujud ‘aqli
atawa wujud hissi, boh anu katingali ku
‘adat saperti anu nemrak bari caang,
atanapi anu teu katingali ‘adat saperti
kaayaan di dasar bumi atawa dinu poek. 5-
syekh ibrahim al-bajuri nyifatan allah ku
iftiqor anjeunna, ku kecap alh-khobiru al
bashiru henteu ku kecap qodiron atawa
qohharon, ieu nandakeun kana jiwa
anjeunnana nuju nyeurat tijan ad-darari
nuju calik dina jiwa muraqobah iman ilmu
yakin.
7 ْم
ُ َاه
ِي برِْ
اNyaeta Ibrahim anu Mushonnif pengarang ieu kitab tijan
َا ْ bangsana teh Bajuri
الب jenegannana : asy-Syekh ibrahim albajuri,
anjenna ti lembur bajuri, hiji kampung di
ُِّي
ْرُو
ج nakri mesir.
74
10 ُب
َ َك
ْت ن أَْ
اKana yen kudu nulis, Anu dipenta ku ba’dul ikhwan supaya
ُ َلkaula, kana hiji
ه kuring nuliskeun kitab leutik anu eusina
risalah ngamuat kana sifat kapangeranan jeung
ًال
ة َ َِس
ر saterusna.
Dalam tabel diatas, dapat dilihat bagaimana perbedaan penjelasan dari pengarang
kedua naskah untuk menjelaskan ruang kosong yang ada pada kitab TA. Padahal
sumbernya sama dari tulisan arab yang sama. Penulis hanya memberikan sepuluh
contoh saja. Dalam keseluruhan naskah C dan D ini cara penjelasannya sama dengan
contoh yang penulis perlilhatkan diatas.
Kesepuluh contoh diatas menurut penulis sudah cukup mewakili bagaimana perbedaan
yang terdapat dalam kedua naskah C dan D ini. Keduaya mengunakan bahasa yang sama akan
tetapi memiliki cara penjelasan yang berbeda. Seperti yang terdapat pada tabel diatas kalimat
َ
ْنِي
الم ْلع
َ َ ِّ ا
َب د ِه
ّلِلِ ر ُْ
َم ْ
الح dijelaskan berbeda oleh kedua naskah, naskah C
menjelaskan : “Ari sadaya puji eta tetep kagungan Allah anu mangeranan sadaya alam”,
75
ْم
Pada kalimat ِ َّحِي
الر َّح
ِْمن ِسْم
ِ هللاِ الر ب penulis tidak menemukan
ِسْم
penjelasan ataw terjamahan dari naskah D, akan tetapi menemukan penjelasan ِ ب
ْم
ِ َّحِي َّح
ْمنِ الر هللاِ الرdalam naskah C yang berbunyi :
ِسْم
yunasibuha. Hartosna : peryogi ka sakur anu tumandang dina hiji pan ngabahas ِ ب
ْم
ِ َّحِي َّح
ْمنِ الر هللاِ الرku ilmu jurusan eta pan, didieu pan na pan tauhid maka
ْم
ngabahas ِ َّحِي َّح
ْمنِ الر ِسْم
ِ هللاِ الر بkudu ku pan tauhid.
jenengan allah.
Bismillahi ngamimitian abdi __ kalawan ngalap berkah ku nyebat jenengan Allah. Ari
jenengan Allah eta asma anu bangsa taqifiyyah hartina anu tunggu kana lungsurna
wahyu ti Allah lain benangan akal. Lafadz Allah ngaranna : 1.asmaul jalalah 2.asmaul
ْم
a’dzom 3.asmaul husna. Pangna dimimitian ku ِ َّحِي َّح
ْمنِ الر ِسْم
ِ هللاِ الر ب: 1)
ْم
anu hade teu dimimitian ku maca ِ َّحِي َّح
ْمنِ الر هللاِ الر ِسْم
ِ بeta teu aya
berkahna”
َ
ْنِي
دالمْلع
َ َ ا di dalam kedua naskah tersebut memiliki kesamaan yang
merupakan inti dari kalimat bahasa arab yang menjadi sumbernya, akan
76
tetapi dalam penyampaiannya memiliki perbedaan yang dihasilkan oleh
bagaimana penerimaan reseptor dalam hal ini penulis naskah C dan D dalam
77
BAB IV
KESIMPULAN
A. Simpulan
dan kejelasan.
78
yaitu ayat 22 surat al-Anbiya yang berada di awal dan ayat 83-86 surat
al-An’am.
terdapat sifat-sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah, sifat-sifat
yang wajib, mustahil dan jaiz bagi Rasul Allah, nama-nama rasul yang
79
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Baried, dkk, 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan
Diponogoro, 2010
Djammaris, Edwar. 1997. “Metode Penelitian Filologi”. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Lubis, Nabilah. 2007. Naskah, Teks, dan Metode Kajian Filologi. Jakarta : Puslitbang
Lektur Keagamaan Badan Litbang & Diklat Departemen Agama RI.
Ma’mun, Titin Nurhayati (2008). Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw Naskah Sunda
80