Anda di halaman 1dari 35

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هلل و على آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah
“Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil atas Wajibnya Beriman Dengan Para
Rasul” 

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus di imani oleh seorang hamba


adalah beriman kepada para Rasul Allah

Rasuulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rasuulun artinya


utusan, rusulun artinya utusan-utusan, Rasulullah artinya para utusan Allah.
Mereka adalah manusia-manusia yang Allah pilih menjadi utusanNya kepada
manusia dengan membawa risalah dari Allah untuk disampaikan kepada
manusia. Allah berfirman :

ِ ‫سلَنَا بِا ْلبَيِّنَا‬


…‫ت‬ َ ‫…لَقَ ْد أَ ْر‬ 
ُ ‫س ْلنَا ُر‬

“…Sunngguh Kami telah mengutus rasul rasul Kami dengan bukti bukti yang
nyata…” (Al-Hadid 25)

Al-Quran, Assunnah dan Ijma’ kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya


beriman dengan kepada para Rasul Allah dan kekufuran kepada rasul-rasul
Allah adalah kekufuran kepada Allah.

Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para Rasul secara


terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin
banyak manfaatnya, adapun dari Al-Quran maka Allah berfirman :

‫ب الَّ ِذي أَ ْن َز َل ِمنْ قَ ْب ُل ۚ َو َمنْ يَ ْكفُ ْر بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه‬
ِ ‫سولِ ِه َوا ْل ِكتَا‬ ِ ‫سولِ ِه َوا ْل ِكتَا‬
ُ ‫ب الَّ ِذي نَ َّز َل َعلَ ٰى َر‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا آ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو َر‬
B‫ضاَل اًل بَ ِعي ًدا‬
َ ‫ض َّل‬َ ‫سلِ ِه َوا ْليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَقَ ْد‬
ُ ‫َو ُر‬

“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan
Kitab yang telah diturunkan kepada RasulNya dan Kitab yang diturunkan
sebelumnya dan Barangsiapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikatNya,
Kitab-kitabNya dan Rasul-rasulNya dan hari Akhir maka sungguh dia telah sesat
dengan kesesatan yang jauh”  (An-Nisa : 136)

Adapun dari Assunnah maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya Malaikat


Jibril tentang apa itu Iman?

‫اآلخ ِر َوتُؤْ ِمنَ بِا ْلقَ َد ِر َخ ْي ِر ِه َوش َِّر ِه‬ ُ ‫اإليمان أَنْ تُؤْ ِمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬
ِ ‫سلِ ِه َوا ْليَ ْو ِم‬
Beriman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-
kitabNya, Rasul-RasulNya   dan hari Akhir dan engkau beriman dengan Takdir
yang baik maupun yang buruk

Beliau (Malaikat Jibril) mengatakan َ‫ص َد ْقت‬


َ (engkau telah benar), hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Dan para Ulama berijma’ atas wajibnya beriman kepada rasul rasul Allah ‘azza
wajalla.

itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada
halaqah selanjutnya.

ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


َّ ‫َو ال‬
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاتهالحمد هلل والصالة والسالم على رسول هلل و على آله و صحبه أجمعين‬

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Para Rasul, Perbedaan Antara
Nabi Dan Rasul

Dalil-dalil menunjukkan adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul. Allah


berfirman

‫ش ْيطَانُ فِي أُ ْمنِيَّتِ ِه‬


َّ ‫ول َواَل نَبِ ٍّي إِاَّل إِ َذا تَ َمنَّ ٰى أَ ْلقَى ال‬
ٍ ‫س‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِ َك ِمنْ َر‬

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi
sebelum engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai suatu
keinginan syaitan pun memasukkan godaan-godaan kedalam keinginannya
tersebut” (Al-Hajj : 52)

Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi. 

Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan
untuk menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan
untuk menyampaikan namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata
dalil menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan
wahyu sebagaimana dalam Firman Allah

‫ش ْيطَانُ فِي أُ ْمنِيَّتِ ِه‬


َّ ‫ول َواَل نَبِ ٍّي إِاَّل إِ َذا تَ َمنَّ ٰى أَ ْلقَى ال‬
ٍ ‫س‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِ َك ِمنْ َر‬

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang
Nabi kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-
godaannya kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Allah Mengatakan

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang
Nabi”

ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah untuk
menyampaikan.
Demikian pula didalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫س َم َعهُ أَ َح ٌد‬ ُّ ُ‫ضتْ َعلَ َّي اأْل ُ َم ُم فَ َرأَيْتُ النَّبِ َّي َو َم َعه‬
َ ‫الر َه ْيطُ َوالنَّبِ َّي َو َم َعهُ ال َّر ُج ُل َوال َّر ُجاَل ِن َوالنَّبِ َّي لَ ْي‬ َ ‫ُع ِر‬

“Ditampakan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama


beberapa orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan
seorang Nabi dan tidak seorang pun yang bersama beliau”  (HR Al Bukhâri dan
Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan
menyampaikan risalah. Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara
Nabi dengan Rasul pendapat yang lebih dekat insyaa Allah adalah pendapat
yang mengatakan Bahwa Nabi adalah Orang yang Allah berikan wahyu
diperintahkan untuk menyampaikan syariat sebelumnya dan diutus
kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut Dan inilah
pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Syaikh
Muhammad Al Amin As-Sinqity semoga Allah merahmati keduanya. Diantara
dalilnya adalah firman Allah.

ْ َ‫…إِنَّا أَ ْن َز ْلنَا الت َّْو َراةَ فِي َها ُهدًى َونُو ٌر ۚ يَ ْح ُك ُم بِ َها النَّبِيُّونَ الَّ ِذينَ أ‬
…‫سلَ ُموا لِلَّ ِذينَ هَادُوا‬

“…Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk dan


cahaya yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat
tersebut bagi orang-orang Yahudi…”   (Al-Ma’idah  : 44)

Di dalam ayat ini Nabi-nabi Bani Israil mereka menyampaikan syariat Nabi Musa
yang ada didalam Taurat, adapun Pengertian Rasul secara syariat mereka
adalah orang yang Allah beri Wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikan syariat yang baru dan diutus kepada kaum yang
menyelisihi perintah Allah itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali
ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.

ُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


َّ ‫َو ال‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh *Cara
Beriman kepada Para Rasul Bag 1*.
Cara Beriman kepada Rasul Allāh mengandung beberapa perkara
① Keyakinan yang dalam bahwa kenabian & kerosulan adalah pilihan dari Allāh,
Allāh memberikannya kepada siapa saja yang memang berhak & yang paling
afdhol & sempurna.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ُ‫سالَتَه‬ ُ ‫ۗ هَّللا ُ أَ ْعلَ ُم َح ْي‬


َ ‫ث يَ ْج َع ُل ِر‬

[QS Al-An’am 124]

“Allāh lebih tau dimana Allāh meletakkan risalahNya ”


Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
‫صي ٌر‬ َ َ ‫س ۚ إِنَّ هَّللا‬
ِ َ‫س ِمي ٌع ب‬ ُ ‫صطَفِي ِمنَ ا ْل َماَل ئِ َك ِة ُر‬
ِ ‫ساًل َو ِمنَ النَّا‬ ْ َ‫هَّللا ُ ي‬

[Surat Al-Hajj 75]

” Allāh memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat & dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allāh Maha Mendengar lagi Maha Melihat ”

② Keyakinan yang dalam bahwa mereka (para Rasul Allāh) adalah makhluk
Allāh yang menciptakan paling sempurna baik ilmu, amalan, itiqad maupun
penciptaan atau  fisik mereka.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman menceritakan tentang Nabi Nuh alaihi
salam :

ۚ ‫ش ُكو ًرا‬
َ ‫إِنَّهُ َكانَ َع ْبدًا‬

[QS Al-Isra’ 3]

” Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba yang banyak bersyukur ”


Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ٌ ِ‫إِنَّ إِ ْب َرا ِهي َم لَ َحلِي ٌم أَ َّواهٌ ُمن‬


‫يب‬

[QS Hud 75]

” Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang penyantun lembut hati & suka kembali
(kembali kepada Allāh)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِّ َ‫قَالُوا اَل ت َْو َج ْل إِنَّا نُب‬


ٍ ِ‫ش ُر َك بِ ُغاَل ٍم َعل‬
‫يم‬

[QS Al-Hijr 53]

“mereka berkata “janganlah engkau wahai Ibrahim takut sesungguhnya kami


memberikan kabar gembira kepada dirimu dengan seorang anak alim”
Yang dimaksud dengan anak tersebut adalah Nabi Ishak alaihi salam.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ ا ْل ُح ْك َم‬Bُ‫َاب بِقُ َّو ٍة ۖ َوآتَ ْينَاه‬


‫صبِيًّا‬ َ ‫يَا يَ ْحيَ ٰى ُخ ِذ ا ْل ِكت‬

‫َو َحنَانًا ِمنْ لَ ُدنَّا َو َز َكاةً ۖ َو َكانَ تَقِيًّا‬

ِ ‫َوبَ ًّرا بِ َوالِ َد ْي ِه َولَ ْم يَ ُكنْ َجبَّا ًرا ع‬


‫َصيًّا‬

[QS Maryam 12-14]


“wahai  Yahya ambillah kitab Taurat dengan sungguh² dan kami berikan hikmah
kepadanya selagi dia masih kayak kanak & kami jadikan rasa kasih sayang
kepada sesama dari kami & bersih dari dosa & ia pun orang yang bertakwa &
sangat berbakti kepada kedua orang tuanya & dia bukan orang yang sombong
& bukan pula orang yang durhaka ”
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫يم‬ ٍ ُ‫َوإِنَّ َك لَ َعلَ ٰى ُخل‬


ٍ ‫ق ع َِظ‬

[QS Al-Qalam 4]

” dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada diatas akhlak yang


agung ”
Dan juga ayat-ayat yang lain yang menunjukkan tentang kesempurnaan para
Nabi dan para rasul Allāh didalam ilmu, amalan itiqod & juga fisik mereka,

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬ 

Halaqah yang keempat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh *Cara
Beriman kepada Para Rasul Bag 2*.
Diantara cara Beriman dengan para Rasul
③ Meyakini bahwa Para Rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta,
menyembunyikan ilmu & penghianatan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

َ ‫ق ا ْل ُم ْر‬
َ‫سلُون‬ َ ‫قَالُوا يَا َو ْيلَنَا َمنْ بَ َعثَنَا ِمنْ َم ْرقَ ِدنَا ۜ ۗ ٰ َه َذا َما َو َع َد ال َّر ْح ٰ َمنُ َو‬
َ ‫ص َد‬

[Surat Ya-Seen 52]

“Mereka berkata celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari
tempat istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rohman & benarlah para
Rasul”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ‫ض اأْل َقَا ِو‬


‫يل‬ َ ‫َولَ ْو تَقَ َّو َل َعلَ ْينَا بَ ْع‬

ِ ‫أَل َ َخ ْذنَا ِم ْنهُ بِا ْليَ ِم‬


‫ين‬

َ‫ثُ َّم لَقَطَ ْعنَا ِم ْنهُ ا ْل َوتِين‬

ِ ‫فَ َما ِم ْن ُك ْم ِمنْ أَ َح ٍد َع ْنهُ َح‬


َ‫اج ِزين‬

[QS Al-Haqqah 44-47]


“dan sekiranya dia (Muhammad) mengada²kan sebagian perkataan atas nama
Kami, pasti kami pegang dia pada tangan kanannya kemudian kami potong
pembuluh Jantungnya maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat
menghalangi Kami untuk menghukumnya”

④ Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas


mereka dengan sempurna & sebaik-baiknya & Allāh tidak mewafatkan mereka
kecuali setelah mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allāh kepada
kaumnya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫س ِل ۚ َو َكانَ هَّللا ُ َع ِزيزًا َح ِكي ًما‬ ُّ ‫س َعلَى هَّللا ِ ُح َّجةٌ بَ ْع َد‬


ُ ‫الر‬ ِ ‫ش ِرينَ َو ُم ْن ِذ ِرينَ لِئَاَّل يَ ُكونَ لِلنَّا‬
ِّ َ‫ساًل ُمب‬
ُ ‫ُر‬
[QS An-Nisa’ 165]
“Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira & pemberi peringatan
agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allāh setelah Rasul-Rasul
itu diutus Allāh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

& Allāh berfirman:

ِ ُ‫ان قَ ْو ِم ِه لِيُبَيِّنَ لَ ُه ْم ۖ فَي‬


‫ض ُّل هَّللا ُ َمنْ يَشَا ُء َويَ ْه ِدي َمنْ يَشَا ُء ۚ َو ُه َو ا ْل َع ِزي ُز ا ْل َح ِكي ُم‬ ِ ‫س‬َ ِ‫ول إِاَّل بِل‬
ٍ ‫س‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمنْ َر‬

[QS Ibrahim 4]
“dan tidaklah Kami utus seorang Rasul kecuali dengan bahasa kaumnya supaya
dia menerangkan kepada mereka”
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬ 

Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh *Cara
Beriman kepada Para Rasul Bag 3*.

⑤ Meyakini Dengan Keyakinan Yang Dalam Bahwa Mereka (Para Rasul) Adalah
Manusia.
Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan,
minum, mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh,
meninggal dll.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ‫…قُ ْل إِنَّ َما أَنَا ب‬ 


َ ُ‫ش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم ي‬
‫وح ٰى إِلَ َّي‬

[QS Al-Kahf 110]

“katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian di wahyukan


kepadaku”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

… ‫سواًل‬ ُ ‫قُ ْل‬


َ َ‫س ْب َحانَ َربِّي َه ْل ُك ْنتُ إِاَّل ب‬
ُ ‫ش ًرا َر‬

[QS Al-Isra’ 93]

“katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang
diutus”

Mereka makan, minum & mencari rezeki, 

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫اق‬ ْ َ ‫سلِينَ إِاَّل إِنَّ ُه ْم لَيَأْ ُكلُونَ الطَّ َعا َم َويَ ْمشُونَ فِي اأْل‬
ِ ‫س َو‬ َ ‫…ۗ َو َما أَ ْر‬ 
َ ‫س ْلنَا قَ ْبلَ َك ِمنَ ا ْل ُم ْر‬

[QS Al-Furqan 20]

“dan tidaklah kami mengutus sebelum mu seorang Rasul kecuali mereka


memakan makanan & pergi ke pasar”

Mereka menikah & memiliki keturunan, 


Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ً ‫ساًل ِمنْ قَ ْبلِ َك َو َج َع ْلنَا لَ ُه ْم أَ ْز َو‬


ً‫اجا َو ُذ ِّريَّة‬ َ ‫…ۚ َولَقَ ْد أَ ْر‬ 
ُ ‫س ْلنَا ُر‬

[QS Ar-Ra’d 38]

“dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu dan kami telah
menjadikan bagi mereka istri² & keturunan”

Mereka ditimpa sakit, 

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman (tentang Nabi Ibrahim)

‫ين‬
ِ ِ‫شف‬ ْ ‫َوإِ َذا َم ِر‬
ْ َ‫ضتُ فَ ُه َو ي‬

[QS Ash-Shu’ara 80]

“dan apabila aku sakit, maka Allāh Dialah yang menyembuhkan aku”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman (tentang Nabi Ayyub):

ِ ‫الض ُّر َوأَ ْنتَ أَ ْر َح ُم ال َّر‬


َ‫اح ِمين‬ َّ ‫وب إِ ْذ نَاد َٰى َربَّهُ أَنِّي َم‬
ُّ ‫سنِ َي‬ َ ُّ‫َوأَي‬

[QS Al-Anbiya’ 83]

“dan ingatlah Ayyub ketika dia memanggil Rabb nya sesungguhnya aku telah
ditimpa sakit & Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang”

Dari Abdullāh Ibn Mas’ud radiallahu anhu beliau berkata aku memasuki
Rasulullãh ‫ﷺ‬, sedangkan beliau dalam keadaan demam, maka aku
berkata

“wahai Rasulullãh sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat”

Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

“iya sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara


kalian tertimpa demam” HR Al Bukhâri

Mereka (para Rasulullãh) meninggal dunia, sebagaimana firman Allāh ajja


wajalla:

َ‫إِنَّ َك َميِّتٌ َوإِنَّ ُه ْم َميِّتُون‬


[QS Az-Zumar 30]

“Sesungguhnya engkau akan meninggal & merekapun akan meninggal”

Dan Allāh mengatakan:

َ‫ش ٍر ِمنْ قَ ْبلِ َك ا ْل ُخ ْل َد ۖ أَفَإِنْ ِمتَّ فَ ُه ُم ا ْل َخالِدُون‬


َ َ‫َو َما َج َع ْلنَا لِب‬

[QS Al-Anbiya’ 34]

“dan tidaklah Kami bagi seorang manusia sebelum mu kekekalan, apakah


seandainya engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal ”

Dan ada diantara mereka yang mati terbunuh,

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ‫اب ا ْل َح ِر‬
‫يق‬ ٍّ ‫سنَ ْكت ُُب َما قَالُوا َوقَ ْتلَ ُه ُم اأْل َ ْنبِيَا َء بِ َغ ْي ِر َح‬
َ ‫ق َونَقُو ُل ُذوقُوا َع َذ‬ َ ۘ ‫س ِم َع هَّللا ُ قَ ْو َل الَّ ِذينَ قَالُوا إِنَّ هَّللا َ فَقِي ٌر َونَ ْحنُ أَ ْغنِيَا ُء‬
َ ‫لَقَ ْد‬

[QS Al-Imran 181]

“sungguh Allāh telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan


_sesungguhnya Allāh faqir & kami adalah orang-orang kaya_ , Sungguh Kami
akan menulis apa yang mereka ucapkan & pembunuhan mereka kepada para
Nabi tanpa haq & Kami akan katakan rasakanlah Azab yang membakar ini”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬ 

Halaqah yang keenam dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allāh *Cara
Beriman kepada Para Rasul Bag 4*.

Diantara cara beriman kepada para rasul adalah meyakini bahwa mereka
maksum yaitu terjaga dari dosa besar seperti:

 Zina
 Mencuri
 Menipu
 Sihir
 Membuat berhala, dll

Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi & Nashrani maka mereka
menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan
bahwa Nabi Harun dialah yang membuat berhala & keyakinan bahwa Nabi
Ibrahim mengorbankan Istri nya (Sarah) kepada Firaun & seperti keyakinan
bahwa Nabi Luth alaihi salam mabuk dll.

Adapun Dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama terkadang seorang
Nabi melakukan dosa kecil namun  tidak sampai berhubungan dengan wahyu &
dengan cepat sekali mereka Bertaubat kepada Allāh ajja wajalla.

Nabi Adam alaihi salam beliau dilarang untuk memakan buah tertentu didalam
Surga, akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan :

َ ُ‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنف‬


ِ ‫سنَا َوإِنْ لَ ْم تَ ْغفِ ْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَ ُكونَنَّ ِمنَ ا ْل َخ‬
َ‫اس ِرين‬

[QS Al-A’raf 23]

“wahai Rabb kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri & seandainya
Engkau tidak mengampuni dosa kami & menyayangi kami, niscaya kami
termasuk orang-orang yang merugi”

Nabi Nuh alaihi salam meminta kepada Allāh supaya menyelamatkan anaknya
yang kafir, maka Allāh ajja wajalla menegur beliau & menasihati beliau
kemudian beliau  langsung meminta kepada Allāh seraya berkata:
ِ ‫س لِي بِ ِه ِع ْل ٌم ۖ َوإِاَّل تَ ْغفِ ْر لِي َوت َْر َح ْمنِي أَ ُكنْ ِمنَ ا ْل َخ‬
َ‫اس ِرين‬ َ ‫سأَلَ َك َما لَ ْي‬
ْ َ‫ب إِنِّي أَعُو ُذ بِ َك أَنْ أ‬
ِّ ‫قَا َل َر‬

[QS Hud 47]

“beliau berkata _wahai Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari


meminta kepadaMu sesuatu yang tidak aku memiliki ilmu tentangnya dan
seandainya Engkau tidak mengampuniku & menyayangi aku, niscaya aku
termasuk orang-orang yang merugi_”

Nabi Musa alaihi salam pernah memukul orang kifti (orang Mesir) yang
berakibat terbunuhnya orang tersebut ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi
Musa alaihi salam sebenarnya tidak mematikan & beliau shallahu’alaihi wa
sallam juga tidak bermaksud untuk membunuh, Nabi Musa alaihi salam
mengiringi kesalahan ini dengan Taubat kepada Allāh.

Allāh berfirman:

‫سي فَا ْغفِ ْر لِي فَ َغفَ َر لَهُ ۚ إِنَّهُ ُه َو ا ْل َغفُو ُر ال َّر ِحي ُم‬
ِ ‫ب إِنِّي ظَلَ ْمتُ نَ ْف‬
ِّ ‫قَا َل َر‬

[QS Al-Qasas 16]

“Beliau berkata _wahai Rabbku sesungguhnya aku mendholomi diriku sendiri


maka ampunilah aku_, maka Allāh pun mengampuni beliau sesungguhnya Allāh
adalah Dzat Yang Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang”

Nabi Yunus alaihi salam pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka
tidak menerima dakwah beliau & setelah ditelan ikan yang besar, Nabi
beliaupun segera meminta ampun kepada Allāh.

Allāh berfirman:

ُ َ‫ت أَنْ اَل إِ ٰلَهَ إِاَّل أَ ْنت‬


َ‫س ْب َحانَ َك إِنِّي ُك ْنتُ ِمنَ الظَّالِ ِمين‬ ُّ ‫اضبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَ ْق ِد َر َعلَ ْي ِه فَنَاد َٰى فِي ال‬
ِ ‫ظلُ َما‬ َ ‫ون إِ ْذ َذه‬
ِ ‫َب ُم َغ‬ ِ ُّ‫َو َذا الن‬

[QS Al-Anbiya’ 87]

“dan ingatlah kisah dzunnun yaitu Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah
lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa
dalam keadaan yang sangat gelap tidak ada sesembahan yang berhak
disembah kecuali Engkau Maha Suci Engkau sungguh aku termasuk orang-
orang yang dzolim”

Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ketika sedang mendakwahi pembesar Qurais


datang kepada beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu,
maka beliau bermuka masam & berpaling, Allāh pun menurunkan firman-Nya:
‫س َوتَ َولَّ ٰى‬
َ َ‫َعب‬

‫أَنْ َجا َءهُ اأْل َ ْع َم ٰى‬

‫َو َما يُ ْد ِري َك لَ َعلَّهُ يَ َّز َّك ٰى‬

ِّ ُ‫أَ ْو يَ َّذ َّك ُر فَتَ ْنفَ َعه‬


‫الذ ْك َر ٰى‬

[QS ‘Abasa 1-4]

“Dia (Muhammad) berwajah masam & berjalan karena seorang buta telah
datang kepadanya. & tahukah engu(wahai Muhammad) barangkali dia ingin
menyucikan dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi
manfaat kepadanya”

Setelah itu Rasulullãh ‫ ﷺ‬pun memuliakannya sebagaimana yang


dikabarkan oleh Annas bin Malik radiallahu anhu yang diriwayatkan oleh Abu
Ya’la didalam Musnad nya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang ketujuh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul *Cara
Beriman kepada Para Rasul Bag 5*.

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah waspada dari ghuluw atau
berlebihan terhadap para Rasul alaihim wa salam, seperti menganggap beliau
mengetahui yang ghaib atau mensifati beliau dengan sifat² ketuhanan & Allāh
ajja wajalla melarang Ahlu kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya:

‫سو ُل هَّللا ِ َو َكلِ َمتُهُ أَ ْلقَاهَا إِلَ ٰى َم ْريَ َم‬


ُ ‫سى ابْنُ َم ْريَ َم َر‬
َ ‫يح ِعي‬
ُ ‫س‬ِ ‫ق ۚ إِنَّ َما ا ْل َم‬
َّ ‫م َواَل تَقُولُوا َعلَى هَّللا ِ إِاَّل ا ْل َح‬Bْ ‫ب اَل تَ ْغلُوا فِي ِدينِ ُك‬ ِ ‫يَا أَ ْه َل ا ْل ِكتَا‬
ٌ‫سلِ ِه ۖ َواَل تَقُولُوا ثَاَل ثَة‬
ُ ‫وح ِم ْنهُ ۖ فَآ ِمنُوا بِاهَّلل ِ َو ُر‬
ٌ ‫…ۚ َو ُر‬

[QS An-Nisa’ 171]

“Wahai Ahlu kitab janganlah kalian berlebih-lebihan didalam agama kalian &
janganlah kalian berkata atas nama Allāh kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa
Ibn Maryam adalah Rasulullãh dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada
Maryam dan dia adalah Ruh dariNya maka berimanlah kalian kepada Allāh &
RasulNya & janganlah kalian katakan Tuhan itu tiga… ”

Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬telah melarang kita untuk mengikuti langkah²


mereka beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ‫ فَقُ ْولُ ْوا َع ْب ُد هللاِ َو َر‬،ُ‫ فَإِنَّ َما أَنَا َع ْب ُده‬،‫صا َرى ابْنَ َم ْريَ َم‬
ُ‫س ْولُه‬ ِ ‫الَ تُ ْط ُر ْونِي َك َما أَ ْط َر‬.
َ َّ‫ت الن‬

” Janganlah kalian memujiku dengan berlebihan, sebagaimana orang-orang


Nashrani berlebih-lebihan didalam memuji Ibn Maryam, sesungguhnya aku
adalah hamba Allāh & RasulNya”[Hadits Shahih riwayat Al Imam Al Bukhori]

Dan diantara bentuk ghuluw orang-orang Nashrani adalah mengatakan Isa anak
Allāh, orang Yahudi mengatakan Uzair adalah anak Allāh
Allāh berfirman:

ٰ
َ ُ‫يح ابْنُ هَّللا ِ ۖ َذلِ َك قَ ْولُ ُه ْم بِأ َ ْف َوا ِه ِه ْم ۖ ي‬
ۚ ُ ‫ضا ِهئُونَ قَ ْو َل الَّ ِذينَ َكفَ ُروا ِمنْ قَ ْب ُل ۚ قَاتَلَ ُه ُم هَّللا‬ ُ ‫س‬ِ ‫صا َرى ا ْل َم‬ ِ َ‫ت ا ْليَ ُهو ُد ُع َز ْي ٌر ابْنُ هَّللا ِ َوقَال‬
َ َّ‫ت الن‬ ِ َ‫َوقَال‬
َ‫أَنَّ ٰى يُؤْ فَ ُكون‬

[QS At-Tawbah 30]

“Telah berkat orang-orang Yahudi bahwa Uzair adalah anak Allāh & berkata
orang-orang Nashrani bahwa Al Masih adalah anak Allāh, demikianlah ucapan²
mereka dengan mulut² mereka, mereka menyamai ucapan orang-orang yang
kafir sebelum mereka, Allāh melaknat mereka, lalu bagaimana mereka
berpaling”

Padahal para Rasul alaihim Salam tidak memiliki sedikitpun sifat Rububiah &
Uluhiyah yaitu sifat² Ketuhanan mereka tidak mengetahui yang ghaib kecuali
setelah diberi tahu oleh Allāh ajja wajalla.
Allāh berfirman:

‫ب فَاَل يُ ْظ ِه ُر َعلَ ٰى َغ ْيبِ ِه أَ َحدًا‬


ِ ‫عَالِ ُم ا ْل َغ ْي‬

‫ول‬
ٍ ‫س‬ُ ‫ض ٰى ِمنْ َر‬ ْ ‫…إِاَّل َم ِن‬
َ َ‫ارت‬

[QS Al-Jinn 26-27]

“Dia lah Allāh yang mengetahui perkara yang ghaib maka tidaklah Dia
menampakkan perkara yang ghaib kepada siapapun, kecuali orang yang Allāh
ridhai dari kalangan para Rasul”

Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat & mudhorot kecuali dengan
kehendak Allāh.
Allāh berfirman:

ِ َ‫سو ُء ۚ إِنْ أَنَا إِاَّل نَ ِذي ٌر َوب‬


‫شي ٌر‬ َّ ‫ستَ ْكثَ ْرتُ ِمنَ ا ْل َخ ْي ِر َو َما َم‬
ُّ ‫سنِ َي ال‬ َ ‫ض ًّرا إِاَّل َما شَا َء هَّللا ُ ۚ َولَ ْو ُك ْنتُ أَ ْعلَ ُم ا ْل َغ ْي‬
ْ ‫ب اَل‬ ِ ‫قُ ْل اَل أَ ْملِ ُك لِنَ ْف‬
َ ‫سي نَ ْف ًعا َواَل‬
َ‫لِقَ ْو ٍم يُؤْ ِمنُون‬

[QS Al-A’raf 188]

“Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat & mudhorot kecuali
apabila Allāh menghendaki & seandainya aku mengetahui perkara yang ghaib
niscaya aku akan memperbanyak kebaikan & tentunya aku tidak akan ditimpa
kejelekan, tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan & pemberi kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Kedelapan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
*Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 6*.
Diantara cara beriman dengan para Rasul alaihimus salam adalah keyakinan
bahwa Allāh melebihkan sebagian Nabi & Rasul diatas sebagian yang lain tanpa
merendahkan & melecehkan harga diri & kedudukan yang lain.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٍ ‫ض ُه ْم َعلَ ٰى بَ ْع‬
‫ض‬ َّ َ‫س ُل ف‬
َ ‫ض ْلنَا بَ ْع‬ ُّ ‫ۘ تِ ْل َك‬
ُ ‫الر‬

“itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka diatas sebagian
yang lain” [QS Al-Baqarah 253]

Dan Allāh berfirman:

ٍ ‫ض النَّبِيِّينَ َعلَ ٰى بَ ْع‬


‫ض‬ َّ َ‫…ۖ َولَقَ ْد ف‬
َ ‫ض ْلنَا بَ ْع‬

“dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi diatas sebagian yang lain”
[QS Al-Isra’ 55]

Adapun ayat yang berbunyi :

ُ ‫ق بَيْنَ أَ َح ٍد ِمنْ ُر‬


… ‫سلِ ِه‬ ُ ‫…ۚ اَل نُفَ ِّر‬

“Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari Rasul-RasulNya” [QS Al-


Baqarah 285]

Maka yang dimaksud dengan yang membeda²kan disini adalah beriman dengan
sebagian Rasul & mengingkari sebagian yang lain, seperti orang yang beriman
dengan Nabi Isā alaihi salam & kufur dengan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dan
sebaik-baik Nabi adalah Ulul Ajmi (orang-orang yang memiliki kesabaran yang
kuat).

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫س ِل‬ ُّ َ‫صبَ َر أُولُو ا ْل َع ْز ِم ِمن‬


ُ ‫الر‬ ْ َ‫…ف‬
َ ‫اصبِ ْر َك َما‬

“maka bersabarlah engkau sebagaimana Ulul Ajmi diantara para Rasul telah
bersabar” [QS Al-Ahqaf 35]
Menurut sebagian ulama yang dimaksudkan dengan Ulul Ajmi adalah 5 Orang,
mereka adalah:

1. Nabi Nuh
2. Nabi Ibrahim
3. Nabi Musa
4. Nabi Isa
5. Nabi Muhammad

[alaihimus salam]

Nama² mereka telah terkumpul didalam dua ayat dari surat Al-Ahzab & surat
Ash-Shuro.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫سى ا ْب ِن َم ْريَ َم ۖ َوأَ َخ ْذنَا ِم ْن ُه ْم ِميثَاقًا َغلِيظًا‬


َ ‫س ٰى َو ِعي‬ ٍ ُ‫َوإِ ْذ أَ َخ ْذنَا ِمنَ النَّبِيِّينَ ِميثَاقَ ُه ْم َو ِم ْن َك َو ِمنْ ن‬
َ ‫وح َوإِ ْب َرا ِهي َم َو ُمو‬

“dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi darimu, Nuh, Ibrahim,
Musa & Isa Ibnu Maryam & kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang
kuat” [QS Al-Ahzab 7]

Dan Allāh mengatakan:

‫س ٰى‬
َ ‫س ٰى َو ِعي‬ َّ ‫وحا َوالَّ ِذي أَ ْو َح ْينَا إِلَ ْي َك َو َما َو‬
َ ‫ص ْينَا بِ ِه إِ ْب َرا ِهي َم َو ُمو‬ ً ُ‫ص ٰى بِ ِه ن‬ ِ ‫ش َر َع لَ ُك ْم ِمنَ الد‬
َّ ‫ِّين َما َو‬ َ ۖ…

“Allāh telah mensyariatkan bagi kalian dari agama apa yang Allāh wasiatkan
kepada Nuh & apa yang telah Kami wahyukan kepadamu & apa yang telah apa
Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa & Isā ” [QS Ash-Shura 13]

Ke-lima Nabi inilah & juga Nabi Adam yang tersebut didalam hadits Ttg
Asyafaatul Ujma yang kita sudah sebutkan didalam Silsilah Beriman Kepada
Hari Akhir.
Sebaik-baik Ulul Ajmi adalah dua orang Nabi, yang keduanya adalah kholilullah
(kekasih Allāh) beliau berdua adalah Nabi Ibrahim alaihi salam & Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.
Dalilnya adalah firman Allāh:

‫َوات ََّخ َذ هَّللا ُ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِياًل‬

“dan Allāh telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya” [QS An-Nisa’ 125]

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:
bawah ini,
‫فَإِنَّ هَّللا َ تَ َعالَى قَ ْد ات ََّخ َذنِي َخلِياًل َك َما ات ََّخ َذ إِ ْب َرا ِهي َم َخلِياًل‬

“maka sesungguhnya Allāh telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana


Allāh telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih” [HR Muslim]

Dan sebaik-baik kekasih Allāh adalah Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.


Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫أنا سيد ولد آدم يوم القيامة‬

“aku adalah pemuka anak-anak Nabi Adam pada hari Kiamat” [HR Muslim]

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Kesembilan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
*Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 7*.
Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa
seluruh Nabi & Rasul alaihimus salam telah bersepakat dalam berdakwah
kepada Tauhid & mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ‫…ۖ َولَقَ ْد بَ َع ْثنَا فِي ُك ِّل أُ َّم ٍة َر‬


ْ ‫سواًل أَ ِن ا ْعبُدُوا هَّللا َ َو‬
َ‫اجتَنِبُوا الطَّا ُغوت‬

“dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul kepada
kalian hanya menyembah kepada Allāh & jauhilah Thogut” [QS An-Nahl 36]

_yang dimaksud dengan Thogut adalah sesuatu yang disembah selain Allāh_

Didalam ayat yang lain Allāh mengatakan:

ٰ
ِ ‫وحي إِلَ ْي ِه أَنَّهُ اَل إِلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ُ‫ول إِاَّل ن‬
ٍ ‫س‬ َ ‫َو َما أَ ْر‬
ُ ‫س ْلنَا ِمنْ قَ ْبلِ َك ِمنْ َر‬

“dan tidaklah Kami mengutus sebelum mu seorang Rasul kecuali kami


wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Aku maka hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu”. [QS Al-
Anbiya’ 25]

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

َ ‫ت النُّ ُذ ُر ِمنْ بَ ْي ِن يَ َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِ ِه أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل هَّللا‬ ِ َ‫… َو ْاذ ُك ْر أَ َخا عَا ٍد إِ ْذ أَ ْن َذ َر قَ ْو َمهُ بِاأْل َ ْحق‬
ِ َ‫اف َوقَ ْد َخل‬

“dan ingatlah kaum ‘Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya
yang tinggal di bukit² pasir & telah berlalu para Rasul yang memberikan
peringatan sebelum dia & setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali
hanya kepada Allāh” [Surat Al-Ahqaf 21]

Tiga ayat diatas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul & setiap Nabi inti
dakwah mereka satu yaitu *Tauhid*.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menceritakan didalam Alquran beberapa kisah


Nabi alaihim salam dan dakwah mereka diantara kaumnya.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menceritakan tentang Nabi Nuh alaihi salam
ُ‫وحا إِلَ ٰى قَ ْو ِم ِه فَقَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬ َ ‫…لَقَ ْد أَ ْر‬
ً ُ‫س ْلنَا ن‬

“sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata _wahai
kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allāh, kalian tidak memiliki
sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia_ ” [QS Al-A’raf 59]

Dan Allāh menceritakan tentang Nabi Hud alaihi salam, Allāh mengatakan:

َ‫َوإِلَ ٰى عَا ٍد أَ َخا ُه ْم هُودًا ۗ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ۚ أَفَاَل تَتَّقُون‬

” dan kami telah mengutus kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud alaihi salam,
dia berkata _wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allāh tidak
ada sesembahan yang berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian
tidak bertakwa_” [QS Al-A’raf 65]

Dan Allāh mengatakan:

ُ‫صالِ ًحا ۗ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬
َ ‫…ۖ َوإِلَ ٰى ثَ ُمو َد أَ َخا ُه ْم‬

“dan Kami telah mengutus kaum Tsamud saudara mereka Sholeh dia berkata
_wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allāh kalian tidak
memiliki sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia_” [QS Al-A’raf 73]

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Syu’aib alaihi salam:

ُ‫ش َع ْيبًا ۗ قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ إِ ٰلَ ٍه َغ ْي ُره‬
ُ ‫…ۖ َوإِلَ ٰى َم ْديَنَ أَ َخا ُه ْم‬

“dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata
_wahai kaumku sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan yang
berhak disembah kecuali Dia_… ” [QS Al-A’raf 85]

Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan


Rasul berdakwah kepada Tauhid, dia merupakan inti dari ajaran mereka.
Adapun Hukum ² seperti tata cara ibadah atau halal & haram maka kadang²
terjadi perbedaan.

Allāh berfirman:

ً ‫ش ْر َعةً َو ِم ْن َه‬
…‫اجا‬ ِ ‫م‬Bْ ‫… ۚ لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِم ْن ُك‬

“masing-masing Kami telah jadikan syariat & juga cara” [QS Al-Ma’idah 48]

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ‫ت َوأُ َّم َهاتُ ُه ْم‬
ِ ‫شتَّى َو ِدينُ ُه ْم َو‬
‫اح ٌد‬ ٍ ‫اأْل َ ْنبِيَا ُء إِ ْخ َوةٌ ِمنْ َعاَّل‬

“para Nabi adalah saudara sebapak ibu² mereka berbeda tetapi Agama mereka
satu” [HR Al-Bukhori & Muslim ]

Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara² dari satu bapak
berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada Tauhid meskipun
dengan cara yang berbeda.

Berkata Al-Imam AnNawawi rahimahullah

‫فالمراد به أصل التوحيد و أصل الطاعة هلل تعالى و إن اختلفت صفاتها‬

“maka yang dimaksud dengannya adalah pokok² dari Tauhid & pokok ketaatan
kepada Allāh Ta’āla meskipun berbeda caranya”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Kesepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
*Cara Beriman kepada Para Rasul Bag 8*.

Diantara cara beriman kepada para adalah keyakinan yang mendalam


bahwasanya Allāh telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi &
Rasul.
Di antaranya:

1. Wahyu

Allāh berfirman:

ٍ ُ‫…ۚ إِنَّا أَ ْو َح ْينَا إِلَ ْي َك َك َما أَ ْو َح ْينَا إِلَ ٰى ن‬


‫وح َوالنَّبِيِّينَ ِمنْ بَ ْع ِد ِه‬

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepada mu sebagaimana telah Kami


wahyukan kepada Nuh & Nabi² setelah dia” [QS An-Nisa’ 163]

2. Dan diantara keistimewaan para Nabi apabila meninggal dunia tidak


diwarisi & keluarganya tidak berhak untuk mewarisi hartanya.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ٌ‫ص َدقَة‬ ُ ‫اَل نُو َر‬


َ ‫ث َما تَ َر ْكنَا‬

“kami tidak diwarisi apa yang kami ditinggalkan adalah shodaqoh” [HR Al
Bukhori & Muslim]

Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para Nabi. Oleh karena itu
ketika Rasulullãh ‫ ﷺ‬meninggal & datang kepada Abu Bakar as siddiq
untuk mengambil warisannya maka Abu Bakar mengatakan kepada Fatimah
dengan hadits ini.

3. Di antara kelebihan & keistimewaan para Nabi, bahwa Nabi dikubur di


tempat dia meninggal dunia.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ ما قبض هللا نبيا إال في الموضع الذي يحب أن يدفن فيه‬:)١٠١٨( ‫سنن الترمذي‬.
“Tidaklah Allāh mencabut nyawa seorang Nabi kecuali di tempat yang dia
senang untuk dikuburkan di tempat tersebut “.

Hadīts Riwayat Ath Tirmidzi & Ibn Majjah &shahihkan oleh Syaikh Al Bani
rahimahullah.

4. Di antara keistimewaan para Nabi bahwa tanah tidak akan memakan


jasad para Nabi.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫إن هللا عز وجل حرم على األرض أن تأكل أجساد األنبياء‬

” Sesungguhnya Allāh ajja wajalla mengharamkan atas bumi supaya dia tidak
memakan jasad² para Nabi”

[HR Abu Dawud, An Nasaii & Ibn Majjah & dishahihkan oleh Syaikh Al Bani
rahimahullah]

5. Di antara keistimewaan mereka bahwa mereka terjaga dari dosa besar


atau maksum dan telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada Halaqah
yang keenam.

6. Dan diantara keistimewaan para Nabi bahwa para Nabi tidur matanya
tetapi tidak tidur hatinya.

Annas bin Malik radiallahu anhu berkata:

‫والنبي صلى هللا عليه وسلم نائمة عيناه والينام قلبه وكذلك األنبياء تنام أعينهم والتنام قلوبهم‬

“dan Nabi ‫ ﷺ‬tidur kedua matanya & tidak tidur hatinya dan
demikianlah para Nabi tidur mata mata mereka & hati² mereka tidak tidur” [HR
Al Bukhori]

7. Dan diantara keutamaan para Nabi bahwa para Nabi hidup didalam
kuburan mereka dalam keadaan shalat.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫االنبياء احياء فى قبورهم يصلون‬

“para Nabi mereka dalam keadaan hidup didalam kuburan² mereka dalam
keadaan mereka melakukan shalat”

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬ 

Halaqah yang Kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 9*.

Diantara Cara Beriman kepada para Rasul alaihim salam adalah *Wajib Beriman
Kepada Para Rasul Secara Terperinci Maupun Secara Global*.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama kabar², kisah²
para Nabi yang datang didalam Alquran & Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allāh
memiliki Nabi² & Rasul² selain yang disebut namanya didalam Alquran &
AlHadits.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ص َعلَ ْي َك‬ ُ ‫صنَا َعلَ ْي َك َو ِم ْن ُه ْم َمنْ لَ ْم نَ ْق‬


ْ ‫ص‬ َ َ‫ساًل ِمنْ قَ ْبلِ َك ِم ْن ُه ْم َمنْ ق‬
ْ ‫ص‬ َ ‫ۗ َولَقَ ْد أَ ْر‬ 
ُ ‫س ْلنَا ُر‬

“dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu diantara mereka
ada yang Kami kisahkan kepadamu & diantara mereka ada yang tidak Kami
kisahkan kepadamu” [QS Ghafir 78]

Barangsiapa yang mendustakan & mengingkari kenabian salah seorang dari


para Nabi yang telah disepakati kenabiannya maka pada hakikatnya dia telah
mengingkari seluruh Nabi yang demikian karena inti ajaran para Nabi alaihim
salam adalah sama & mendustakan sebagian mereka sama dengan
mendustakan yang lain.

Oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ٍ ُ‫َك َّذبَتْ قَ ْو ُم ن‬
َ ‫وح ا ْل ُم ْر‬
َ‫سلِين‬

“kaum Nuh telah mendustakan para Rasul” [QS Ash-Shu’ara 105]

Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka
kecuali Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama
dengan mendustakan semuanya.

Dan Allāh berfirman:


َ ‫َك َّذبَتْ عَا ٌد ا ْل ُم ْر‬
َ‫سلِين‬

“kaum ‘Ad mendustakan para Rasul” [QS Ash-Shu’ara 123]

Dan Allāh berfirman:

َ ‫َك َّذبَتْ ثَ ُمو ُد ا ْل ُم ْر‬


َ‫سلِين‬

“Kaum Tsamud mendustakan para Rasul” [QS Ash-Shu’ara 141]

Dan Allāh berfirman:

ٍ ُ‫َك َّذبَتْ قَ ْو ُم ل‬
َ ‫وط ا ْل ُم ْر‬
َ‫سلِين‬

“kaum Luth telah mendustakan para Rasul” [QS Ash-Shu’ara 160]

Dan tidak datang kaum Nabi Nuh (‘Ad Tsamud) & kaum Nabi Luth kecuali
seorang Rasul saja namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka
pada hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul.

Orang Yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Musa alaihi salam & orang-
orang Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa alaihi salam kalau
mereka kafir terhadap Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, telah mengetahui
kedatangan beliau mereka akan masuk kedalam Neraka.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ِ ‫ ثُ َّم يَ ُموتُ َولَ ْم يُؤْ ِمنْ بِالَّ ِذي أُ ْر‬،‫ص َرانِ ٌّي‬
ْ‫ إِاَّل َكانَ ِمن‬،‫س ْلتُ بِ ِه‬ ٌّ ‫س َم ُع بِي أَ َح ٌد ِمنْ َه ِذ ِه األُ َّم ِة يَ ُهو ِد‬
ْ َ‫ َواَل ن‬،‫ي‬ ْ َ‫ اَل ي‬،‫س ُم َح َّم ٍد بِيَ ِد ِه‬ ُ ‫َوالَّ ِذي نَ ْف‬
‫ب النَّا ِر‬
ِ ‫ص َحا‬ ْ َ‫أ‬

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya tidaklah mendengar


seorang pun dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia
meninggal dunia & tidak beriman apa yang aku bawa kecuali dia masuk
kedalam Neraka”

Adapun kalau kenabian pasti diperselisihkan seperti Khadir maka ada orang
yang mengatakan beliau adalah Nabi & ada yg mengatakan bahwa beliau
adalah wali & bukan Nabi dalam keadaan demikian maka orang yang yang
mengatakan beliau adalah wali (bukan Nabi) tidak dikafirkan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 10*.

Di antara cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah keyakinan
bahwa Allāh telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya
sebagai pembenaran terhadap kenabian mereka. Tanda² kekuasaan ini telah
tersebar dikalangan kaum muslimin dengan nama Mukjizat.

Al Mu’jizat adalah jamak dari Al Mu’jizat, yang secara bahasa artinya adalah
yang melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang
semisalnya

Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan
adalah Al Ayat & Al Bayyinat.
Al Ayat artinya adalah tanda² kekuasaan

Al Bayyinat artinya adalah bukti² yang jelas.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ِ ‫سى ابْنَ َم ْريَ َم ا ْلبَيِّنَا‬


‫ت‬ َ ‫س ِل ۖ َوآتَ ْينَا ِعي‬ ُّ ِ‫َاب َوقَفَّ ْينَا ِمنْ بَ ْع ِد ِه ب‬
ُ ‫الر‬ َ ‫سى ا ْل ِكت‬
َ ‫… َولَقَ ْد آتَ ْينَا ُمو‬ 

[QS Al-Baqarah 87]


“dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab (At Taurat) & Kami
susulkan setelahnya para Rasul & Kami berikan kepada Isa Ibn Maryam Al
Bayyinat”
Berkata Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini

‫ وهي المعجزات‬،‫ولهذا أعطاه هللا من البينات‬

“oleh karena itu Allāh memberikan kepada beliau (Nabi Isa) Al Bayyinat &
maksudnya adalah Al Mu’jizat”

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

… ِ ‫ول أَنْ يَأْتِ َي بِآيَ ٍة إِاَّل بِإِ ْذ ِن هَّللا‬


ٍ ‫س‬ُ ‫…ۗ َو َما َكانَ لِ َر‬ 
[QS Ar-Ra’d 38]
” dan seorang Rasul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin
Allāh”

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

 “ ْ‫ فَأ َ ْر ُجو أَن‬،‫ َوإِنَّ َما َكانَ الَّ ِذي أُوتِيتُ َو ْحيا ً أَ ْو َحى هللا إِلَ َّي‬،‫ش ُر‬
َ َ‫ت َما ِم ْثلُهُ آ َمنَ َعلَ ْي ِه ا ْلب‬ ِ ‫َما ِمنَ األَ ْنبِيَا ِء ِمنْ نَبِ ٍّي إِالَّ قَ ْد أُع‬
ِ ‫ْط َي ِمنَ اآليَا‬
‫أَ ُكونَ أَ ْكثَ َر ُه ْم تَابِعا ً يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة‬

“Tidaklah ada seorang Nabi kecuali diberi tanda² kekuasaan yang beriman
dengannya manusia & sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu
yang diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak
pengikutnya di hari kiamat”

[HR Al Bukhāri & Muslim ]

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Ke tiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 11*.

Diantara hikmah Allāh menjadikan ayat² seorang Nabi / mukjizat mereka


adalah sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat
supaya lebih menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut. Diantara
contohnya :

① Kaum Nabi Sholeh / kaum Tsamud

Yang terkenal sebagai kaum yang terkuat & biasa memahat gunung untuk
dijadikan rumah.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ُ‫س ُهولِ َها ق‬


‫صو ًرا َوتَ ْن ِحتُونَ ا ْل ِجبَا َل بُيُوتًا‬ ِ ‫…ۖ َو ْاذ ُك ُروا إِ ْذ َج َعلَ ُك ْم ُخلَفَا َء ِمنْ بَ ْع ِد عَا ٍد َوبَ َّوأَ ُك ْم فِي اأْل َ ْر‬ 
ُ ْ‫ض تَت َِّخ ُذونَ ِمن‬

[Surat Al-A’raf 74]

“dan ingatlah oleh kalian waktu Allāh menjadikan kalian pengganti² yang
berkuasa sesudah kaum ‘Ad & memberikan tempat kepada kalian di bumi,
kalian mendirikan istana² di tanah²nya yang datar & kalian memahat gunung²
nya untuk dijadikan rumah”.

Ketika Nabi Sholeh alaihi wa sallam mendakwahi mereka, mereka meminta


kepada beliau supaya mendatangkan ayat /tanda kebenaran beliau, akhirnya
mereka meminta supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan
unta merah yang sedang hamil 10bulan. Setelah Nabi Sholeh mengambil peran
dari mereka supaya beriman kalau permintaan dikabulkan, beliau pun berdoa
kepada Allāh, maka bergetar lah batu besar tersebut & keluar dari nya unta
dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya hal ini lebih dahsyat dari pada
hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah.

② Sihir

Di zaman Nabi Musa alaihi wa sallam sangat banyak & tersebar & mereka
adalah kaum yang sangat mengagungkan sihir & tukang sihir & diantara sihir
mereka adalah menipu mata manusia seperti menyihir manusia sehingga
mereka melihat tali & tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu
diantara ayat yg Allāh berikan kepada Nabi Musa alaihi wa sallam adalah
berubahnya tongkat menjadi ular secara hakikat & bukan hanya tipuan mata &
tangan yg bersinar setelah dimasukkan ke dalam saku secara hakikat & bukan
hanya tipuan mata.
Allāh berfirman :

َ ‫فَأ َ ْلقَ ٰى َع‬


Bٌ َ‫صاهُ فَإِ َذا ِه َي ثُ ْعب‬
ٌ‫ان ُمبِين‬

َ ‫َونَ َز َع يَ َدهُ فَإِ َذا ِه َي بَ ْي‬


ِ َّ‫ضا ُء لِلن‬
َ‫اظ ِرين‬

[Surat Al-A’raf 107-108]

“lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar
yang sebenarnya & dia mengeluarkan tangannya & tiba-tiba tangan itu menjadi
putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya”
Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa Nabi Musa alaihi wa sallam
memang diutus oleh Allāh & merekapun masuk Islām & sangat kuat keIslaman
nya.

③ Ilmu kedokteran

Di zaman Nabi Isa alaihi wa sallam sangat populer, oleh karena itu Allāh
Subhānahu wa Ta’āla menguatkan Nabi Isa dengan ayat² yang berkaitan
dengan penyakit & penyembuhannya yang tidak mungkin dilakukan oleh
seorang dokter atau ahli apapun dia Allāh berikan beliau alaihi wa sallam
kemampuan menyembuhkan orang yang buta dari lahir, menyembuhkan orang
yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang sudah mati.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

… ‫ص بِإِ ْذنِي ۖ َوإِ ْذ ت ُْخ ِر ُج ا ْل َم ْوت َٰى بِإِ ْذنِي‬ ُ ‫ فَتَ ْنفُ ُخ فِي َها فَتَ ُكونُ طَ ْي ًرا بِإِ ْذنِي ۖ َوتُ ْب ِر‬B‫ين َك َه ْيئَ ِة الطَّ ْي ِر بِإِ ْذنِي‬
َ ‫ئ اأْل َ ْك َمهَ َواأْل َ ْب َر‬ ُ ُ‫َوإِ ْذ ت َْخل‬
ِ ِّ‫ق ِمنَ الط‬
ۖ… 

[Surat Al-Ma’idah 110]

“dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan
seijin Ku kemudian engkau meniup nya lalu menjadi seekor burung yang
sebenarnya dengan seizin Ku & ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang
yang buta sejak lahir & orang yang berpenyakit kusta dengan seizin Ku dan
ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup
dengan seijin Ku ”
Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini  & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Ke empat belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 12*.

④. Diantara contoh bahwa Allāh menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu


yang sesuai dengan keadaan kaumnya adalah mukjizat.

Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang berupa Al-Quran dizaman beliau,


‫ ﷺ‬bahasa Arab mencapai zaman keemasan penyair penyair
bertebaran, berlomba menyumbangkan kefashehannya & kedalamannya
didalam berbahasa Arab. Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan hikmah Nya
menjadikan ayat yang paling besar bagi Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seseorangpun menandinginya,
seandainya berkumpul seluruh manusia & Jin untuk mendatangkan yang
semisalnya dengan Al-Qur’an niscaya mereka tidak mampu jangan kan satu Al-
Quran 10 surat pun mereka tidak mampu & jangan kan 10 surat, satu surat pun
mereka tidak akan mampu.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ض ظَ ِهي ًرا‬ ُ ‫آن اَل يَأْتُونَ بِ ِم ْثلِ ِه َولَ ْو َكانَ بَ ْع‬


ٍ ‫ض ُه ْم لِبَ ْع‬ ِ ‫س َوا ْل ِجنُّ َعلَ ٰى أَنْ يَأْتُوا بِ ِم ْث ِل ٰ َه َذا ا ْلقُ ْر‬
ُ ‫ت اإْل ِ ْن‬ ْ ‫قُ ْل لَئِ ِن‬
ِ ‫اجتَ َم َع‬

[QS Al-Isra’ 88]

“katakanlah seandainya manusia Jin berkumpul untuk mendatangkan yang


semisal Al-Qur’an niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkannya meskipun
sebagian mereka membantu sebagian yang lain”.

Dan Allāh berfirman :

ِ ‫ستَطَ ْعتُ ْم ِمنْ د‬


َ ‫ُون هَّللا ِ إِنْ ُك ْنتُ ْم‬
َ‫صا ِدقِين‬ ٍ ‫س َو ٍر ِم ْثلِ ِه ُم ْفتَ َريَا‬
ْ ‫ت َوا ْدعُوا َم ِن ا‬ ْ ‫أَ ْم يَقُولُونَ ا ْفتَ َراهُ ۖ قُ ْل فَأْتُوا بِ َع‬
ُ ‫ش ِر‬

ْ ‫ست َِجيبُوا لَ ُك ْم فَا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أُ ْن ِز َل بِ ِع ْل ِم هَّللا ِ َوأَنْ اَل ِإ ٰلَهَ إِاَّل ُه َو ۖ فَ َه ْل أَ ْنتُ ْم ُم‬
َ‫سلِ ُمون‬ ْ َ‫فَإِلَّ ْم ي‬

[QS Hud 13-14]


“ataukah mereka berkata Muhammad telah mengada-ada? Katakanlah
hendaklah kalian datang kan 10 surat yang dibuat² yang semisal dengan Al-
Qur’an & panggillah semampu kalian orang-orang selain Allāh kalau kalian
adalah orang² yang benar, kalau mereka tidak mampu memenuhi tantanganmu
maka ketahuilah bahwa Al-Qur’an diturunkan ilmu Allāh & tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, apakah kalian menyerahkan
diri ”

Dan Allāh berfirman :

َ ‫م‬Bْ ُ‫ُون هَّللا ِ إِنْ ُك ْنت‬


َ‫صا ِدقِين‬ ِ ‫ش َهدَا َء ُك ْم ِمنْ د‬ ُ ِ‫ب ِم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَ ٰى َع ْب ِدنَا فَأْتُوا ب‬
ُ ‫سو َر ٍة ِمنْ ِم ْثلِ ِه َوا ْدعُوا‬ ٍ ‫َوإِنْ ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬

َ‫اس َوا ْل ِح َجا َرةُ ۖ أُ ِعدَّتْ لِ ْل َكافِ ِرين‬


ُ َّ‫فَإِنْ لَ ْم تَ ْف َعلُوا َولَنْ تَ ْف َعلُوا فَاتَّقُوا النَّا َر الَّتِي َوقُو ُدهَا الن‬

[Surat Al-Baqarah 23]

” Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang kaki turun kan kepada hamba
Kami maka datang kanlah satu surat & panggil lah oleh kalian saksi kalian
selain Allāh kalau kalian adalah orang-orang yang benar, seandainya kalian
tidak bisa melakukannya & kalian pasti kalian tidak bisa melakukannya maka
takut lah dengan Neraka yang bahan bakar nya adalah manusia & batu yang
disediakan untuk orang-orang yang kafir ”

Mereka Orang-orang yang kafir meragukan Al-Qur’an & mengatakan


bahwasanya Al-Qur’an bukan dari Allāh tetapi dari Muhammad & dialah yang
membuatnya maka Allāh menantang mereka, kalau memang itu buatan
manusia seharusnya juga bisa membuatnya apalagi mereka adalah orang-orang
Arab yang fasih & ahli didalam bahasa Arab, namun ternyata tidak ada diantara
mereka yang bisa membuat yang semisal dengan Al-Qur’an & ijin menunjukkan
bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah & bukan kalam Muhammad ‫ﷺ‬.
Apalagi mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
seorang yang tidak bisa membaca & menulis & beliau bukan tukang syair.

Ini semua menunjukan bahwa Al-Qur’an adalah ayat atau mukjizat yang
menunjukkan kebenaran nabi Muhammad ‫ & ﷺ‬kebenaran apa yang
beliau bawa & seharusnya ini semua menjadikan mereka beriman & mengikuti
beliau ‫ﷺ‬

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ 

‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا وعلى آله وصحبه أجمعين‬

Halaqah yang Ke lima belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 13*.

Ayat-ayat yang Allāh berikan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sangat


banyak, hal ini menunjukkan keutamaan beliau disisi Allāh & menunjukkan
betapa pentingnya risalah yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah
risalah yang terakhir & tidak ada lagi risalah setelah risalah beliau ‫ﷺ‬.
Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat² tersebut:

① Al Isro & Al Mi’roj


Al Isro: dijalankannya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diwaktu malam dari Al
Masjidil Harom yang ada di Makkah ke Masjidil Aqso yang ada di Palestina.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ِ َ‫س ِمي ُع ا ْلب‬


 ‫صي ُر‬ َ ‫س ِج ِد اأْل َ ْق‬
َّ ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َح ْولَهُ لِنُ ِريَهُ ِمنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ ُه َو ال‬ ْ ‫س ِج ِد ا ْل َح َر ِام إِلَى ا ْل َم‬ ْ َ‫س ْب َحانَ الَّ ِذي أ‬
ْ ‫س َر ٰى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْياًل ِمنَ ا ْل َم‬ ُ

[QS Al-Isra’ 1]
“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari dari Al Masjid
Harom Ke Al Masjid Aqso yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan
kepadanya sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat”

Adapun Al Mi’roj : diangkatnya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kelangit kemudian


ke sidrotul muntaha.
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda :

َّ ‫بِي إِلَى ال‬  ‫فَ َع َر َج‬


‫س َما ِء ال ُّد ْنيَا‬

“maka Allāh mengangkat ku ke langit dunia”

[HR.Bukhari & Muslim]


Dua perjalanan yang jauh yang dilakukan dalam waktu yg sangat singkat
menunjukkan kekuasaan Allāh & bahwasanya Muhammad ‫ ﷺ‬adalah
Nabi utusan Allāh
② Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

 ‫ق ا ْلقَ َم ُر‬ َ ‫سا َعةُ َوا ْن‬


َّ ‫ش‬ ِ َ‫ا ْقتَ َرب‬
َّ ‫ت ال‬

‫ستَ ِم ٌّر‬
ْ ‫س ْح ٌر ُم‬ ُ ‫َوإِنْ يَ َر ْوا آيَةً يُ ْع ِر‬
ِ ‫ضوا َويَقُولُوا‬

[QS Al-Qamar 1-2]


“telah dekat kiamat & bulan telah terbelah & apabila mereka melihat satu ayat
mereka berpaling & mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus”.

Berkata Annas bin Malik radiallahu anhu :

‫ق ا ْلقَ َمر‬ َ ‫أن أهل مكة سأل رسول هللا صلى هللا عليه وسلم انير يهم آيَةً فعرهم إ ْن‬
َّ ‫ش‬

“Sesungguhnya penduduk Makkah telah meminta Rasulullãh ‫ ﷺ‬untuk


menunjukkan satu tanda kekuasaan, maka beliau ‫ ﷺ‬memperlihatkan
kepada mereka terbelahnya bulan”

[HR Bukhari & Muslim ]

③ Batu yang mengucapkan salam kepada beliau


Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫سلِّ ُم َعلَ َّي قَ ْب َل أَنْ أُ ْب َع‬


َ‫ث إِنِّي أَل َ ْع ِرفُهُ اآْل ن‬ َ ُ‫إِنِّي أَل َ ْع ِرفُ َح َج ًرا بِ َم َّكةَ َكانَ ي‬

“sungguh aku mengetahui sebuah batu di Makkah dahulu mengucapkan salam


kepadaku sebelum aku diutus menjadi Nabi, sungguh aku mengetahuinya
sekarang”

[HR Muslim]

④ kabar beliau tentang mati sahid nya Umar Ibn khotob & Utsman Ibn Affan
radiallahu anhuma.
Berkata Annas bin Malik radiallahu anhu :

‫ ” ا ْثبُتْ أُ ُح ُد فَ َما َعلَ ْي َك‬: ‫ قَا َل‬، ‫ض َربَهُ بِ ِر ْجلِ ِه‬


َ َ‫ ف‬, ‫ َو ُع ْث َمانُ فَ َر َجفَ بِ ِه ْم‬, ‫ َو ُع َم ُر‬, ‫سلَّ َم إِلَى أُ ُح ٍد َو َم َعهُ أَبُو بَ ْك ٍر‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ‫ص ِع َد النَّبِ ُّي‬
َ
‫َان‬
ِ ‫ش ِهيد‬ َ ‫ق أَ ْو‬ ِ ‫إِاَّل نَبِ ٌّي أَ ْو‬
ٌ ‫صدِّي‬

“Nabi ‫ ﷺ‬naik keatas Gunung Uhud & bersama beliau Abu Bakar, Umar
& Utsman maka bergetarlah gunung Uhud Nabi ‫ ﷺ‬kemudian
menendang gunung Uhud dengan kaki beliau seraya berkata tenanglah wahai
Uhud tidak ada diatasmu kecuali seorang Nabi, seorang Sidiq & dua orang
syahid”

[HR Al Bukhâri]

Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬, karena Umar &
Utsman dibunuh & meninggal dalam keadaan syahid

⑤ Menangis nya Batang pohon Qurma


Berkata Zabir Ibn Abdillah radiallahu anhaa :

 ‫المسجد مسقوفا على جذوع من نخل فكان النبي صلى هللا عليه وسلم اذا خطب يقوم الى جذع منها فلما صنع له المنبر وكان عليه‬
‫فسمعنا لذلك الجذع صوتا كصوت العشار حتى جاء النبى صلى هللا عليه وسلم فوضع يده عليها فسكنت‬.

“dahulu masjid Nabawi bertiangkan batang pohon Qurma, maka dahulu Nabi
‫ ﷺ‬apabila khutbah beliau berdiri didekat salah satu batang tersebut
ketika dibuatkan mimbar, kemudian beliau berkhutbah diatas nya maka kami
mendengar suara batang qurma tersebut seperti suara unta yang sedang hamil
sepuluh bulan sampai datang Nabi ‫ﷺ‬, kemudian beliau meletakkan
tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang tersebut”

[HR.Bukhari]

Itulah yang bisa kita sampaikan pada Halaqah kali ini  & sampai bertemu
kembali pada Halaqah selanjutnya.

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

_*Abdullāh Roy*_

Anda mungkin juga menyukai