Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Iman Dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan

HAKEKAT IMAN
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian
iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan
(perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati
bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian
pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.

Dalam kehidupan nanusia, iman mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena hampir
seluruh aspek kehidupan manusia dan segala yang menjadi tindakannya selalu dilandaskan kepada
iman (keyakinan,kepercayaan). Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Secara umum
iman itu dapat diartikan sebagi suatu kepercayaan yang terdapat dalam hati seseorang terhadap
suatu perkara yang berada diluar dirinyan, serta dianggap mempunyai kekuatan dan kekuasaan
yang mutlak terhdap seluruh alam semesta. Menurut Pengertian Iman adalah kepercayaan yang
tertanam dalam lubuk hati dengan penuh keyakinan tanpa tercampur dengan syak (keraguan) dan
memberikan pengaruh terhadap pandangan hidup, prilaku dan amal perbuatan sehari-hari (Yusuf
Qardlawi).

Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila
memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang
keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan,
maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur
keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman
kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar
ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya: (Q.S. An Nisa :
136)
‫ِي أَنزَ َل ِمن قَ ۡب ُۚ ُل َو َمن يَ ۡكفُ ۡر‬ ِ َ‫سو ِل ِهۦ َو ۡٱل ِك َٰت‬
َٰٓ ‫ب ٱلَّذ‬ ُ ‫علَ َٰى َر‬َ ‫ب ٱلَّذِي ن ََّز َل‬ِ َ‫سو ِل ِهۦ َو ۡٱل ِك َٰت‬ ِ َّ ِ‫َٰيََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ َء ِامنُواْ ب‬
ُ ‫ٱَّلل َو َر‬
َٰٓ
‫ض َٰلَ ا ََل بَ ِعيدًا‬ ُ ‫ٱَّلل َو َم َٰلَئِ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر‬
َ ‫س ِل ِهۦ َو ۡٱليَ ۡو ِم ۡٱۡلَٰٓ ِخ ِر فَقَ ۡد‬
َ ‫ض َّل‬ ِ َّ ِ‫ب‬
136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami
kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh
karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia.

Dan sebagaimana Firman


َ Allah dalam
َ QS Al Hujurat/49 : 15.
َّ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ َّ ُ
َ ‫اه ُدوا بأ ْم َواله ْم َوأ ُنفسه ْم ف‬ َّ
ُ ‫اَّلل َو َر‬ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫اَّلل‬
ِ ‫يل‬ ‫ب‬ ‫س‬
ِ ِ ‫ِ ِ ِي‬ ِِ ِ ‫ج‬ ‫و‬ ‫وا‬ ‫اب‬ ‫ت‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫ه‬‫ول‬
ِِ ‫س‬ ِ ‫ب‬
ِ ‫ُِإ ْن َما َالم ُؤ ِمنون ال ِ ُذين َ آم‬
‫وا‬ ‫ن‬
١٥‫الص ِادقون‬ َّ ‫أولئك ه ُم‬
ِ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman)
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)

1
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar”. QS Al
Hujurat/49 : 15
Selanjutnya pengertian iman menurut hadits Rasulullah Saw adalah sebagai berikut:
ْ َ ْ ٌ َ ْ َ ُ َ ْ ْ َ َّ َ َ ْ َ َ َ ‫ َق‬:‫ال‬
َّ ‫ال َر ُس ْو ُل هللا َص‬ َ ‫ض هللا َع ْن ُه َق‬
َ َ َ َ ْ َ
‫ أ ِإليمان مع ِرفة ِبالقل ِب‬:‫ىل هللا ُعلي ِه وسلم‬ ََ ْ ْ ٌ َ ‫َع َ ِ ْن ٌاب ِن ِّح َج ٍر رَ ِ َ ي‬
)‫ان‬
‫والطب ي‬
‫ر‬ ‫وقول ِباللس ِان وعمل ِباألرك ِان (رواه ابن ماجه‬
“Dari Ibnu Hajar Radhiyallahu ‘Anhu beliau berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Iman
adalah Pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan dengan anggota badan” (H.R. Ibnu
Majah dan At-Tabrani).

Tema utama aqidah Islam adalah iman kepada Allah SWT. Esensi iman kepada Allah SWT adalah
TAUHID yaitu mengesakanNya, baik dalam dzat, asma wa shifat maupun af’al-Nya (perbuatan).

DASAR HUKUM RUKUN IMAN DAN CABANGNYA


Di antara dasar hukum Rukun Iman yang disebut di dalam Al-Qur’an dan Hadits yaitu:

‫اط َو َما‬ َ
‫ب‬ ‫ألس‬ َ ‫اق َو َي ْع ُق‬
ْ ‫وب َوا‬ َ َ ْ َ َ
‫ح‬ ‫س‬ ‫إ‬‫و‬ ‫يل‬ ‫اع‬ َ
‫م‬ ‫س‬ْ ‫يم َوإ‬َ ‫اه‬‫ر‬َ ْ ‫اَّلل َو َما ُأنز َل إ َل ْي َنا َو َما ُأنز َل إ ََل إ‬
‫ب‬
‫ُ ُ ْ َ َّ ه‬
‫قولوا آمنا ب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ِّ ِ َ َ َ ْ َ ُ ِّ َِ ُ َ ْ ِّ َّ َ ِ ُّ َّ َ ُ َ ِ َ َ َ ِ َ ُ َ ُ
١٣٦‫ون الن ِبيون ِمن رب ِهم ال نفرق بي أح ٍد منهم ونحن له مس ِلمون‬ ‫ون موَس و ِعيَس وما أ ِ ي‬ ‫أ ِ ي‬.
“Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman): “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang
diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan
anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami
hanya tunduk patuh kepada-Nya.” ( QS. Al-Baqarah: 136 )

Hadits riwayat Umar bin Khattab, tentang seseorang yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.
Dikisahkan dalam sebuah hadits, di mana saat itu Umar bin Khattab r.a sedang bersama Rasulullah
Saw, dan Jibril datang menemui Nabi Saw. Berikut redaksi hadits tersebut;
“Suatu waktu kami duduk-duduk bersama Rasulullah saw. tiba-tiba muncul seorang pria
berpakaian putih dan rambutnya hitam kelam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan
jauh dan tidak seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Lalu duduklah ia di hadapan Nabi,
lalu kedua lututnya disandarkan pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas
kedua paha Nabi, kemudian ia berkata,
“Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah saw. menjawab, “Islam adalah
engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa
pada bulan Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika mampu melakukannya.” Orang itu berkata,
“Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya.
…Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman. Nabi menjawab; ”Iman
adalah engkau beriman kepada Allah; malaikat-malaikatNya; kitab-kitabNya; para Rasul-Nya;
hari Akhir, dan beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk,…” Orang itu berkata, “Engkau
benar.”
Orang itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang ihsan.” Nabi menjawab, “Engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihat-Nya,
sesungguhnya Dia pasti melihatmu.”

2
Orang itu bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang hari Kiamat.” Nabi menjawab, “Yang
ditanya tidaklah lebih tahu dari pada yang bertanya.”
Orang itu pun bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya, Nabi menjawab,
“Jika budak perempuan telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang-orang yang tak
beralas kaki, tanpa memakai baju, miskin, dan pekerjaannya menggembala kambing, telah
berlomba-lomba mendirikan bangunan yang megah.”
Kemudian orang itu pergi, aku pun terdiam. Beberapa saat kemudian Nabi bertanya kepadaku;
“Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya tadi?.” Aku menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi berkata, “Dia adalah malaikat Jibril. Ia datang untuk
mengajarkan kepadamu tentang agamamu.” (HR. Muslim)

HUBUNGAN ANTARA IMAN, ILMU DAN AMAL


Dalam Islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam
agama Islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama Islam
terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal
barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam,
sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun Islam yaitu tentang tata cara ibadah dan
pengamalanya.
Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat
menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah sebagai
kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman kepada Allah,
Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir.
Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa integritas ilmu dan
amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman seorang muslim menjadi kurang utuh,
bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku
lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya.
1. Hubungan Iman dan Ilmu
Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan
penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan
Rasul-Nya kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang
dikehendaki Allah dan RasulNya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama
(Islam).
Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu
keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol
dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat
kerusakan.
2. Hubungan Iman Dan Amal
Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorang. Artinya orang yang beriman
kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal
Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu
bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan
pohon tanpa buah.
Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman,
begitu pula orang yang mengaku Islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti
bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang
menunjukkan nilai nilai keislaman.

3
3. Hubungan Amal Dan Ilmu
Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin
dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu.
Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah
atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal.
Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan
mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam
perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu
setelah berilmu lalu beramal.
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-Qur'an sangat kental dengan nuansa–nuansa
yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran
Islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntut ilmu,
sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggi dihadapan Allah
yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia
untuk beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat disimpulkan bahwa keimanan dan amal
perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh
merupakan faktor menggapai kehidupan bahagia.
Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya,
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa
iman” [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas
setiap muslim” [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang
sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, amalan-amalan
apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?". Beliau Saw. menjawab: "Masing-masing
dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya" [HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan
apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.”
[HR. Abu Na’im] . ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya,
dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] . ”Seseorang itu
tidak menjadi ‘alim (ber-ilmu) sehingga ia mengamalkan ilmunya.” [HR. Ibnu Hibban].
Suatu ketika datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan pertanyaan:
”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama?” Jawab Rasulullah Saw : “Ilmu
Pengetahuan tentang Allah! ” Sahabat itu bertanya pula “Ilmu apa yang Nabi maksudkan?”. Jawab
Nabi Saw : ”Ilmu Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala!” Sahabat itu rupanya
menyangka Rasulullah Saw salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya
tentang amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu!” Jawab Nabi Saw. pula “Sesungguhnya
sedikit amalan akan berfaedah (berguna) bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak
amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[HR.Ibnu Abdil Birrdari Anas].
Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan ilmu pengetahuan. Dengan demikian,
banyak amal setiap orang menjadi sangat berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi
petunjuk oleh Rabb mereka kerana keimanannya … QS.[10]:9.
Ilmu pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala adalah penyambung antara
keimanannya dengan amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah pengaliran
iman yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq bi-l-qalbi yang
di ikrarkan bi-l-lisan dan diamalkan bil arkan Dengan itu disimpulkan bahawa kita jangan memisah

4
ketiga komponen yang telah kita perhatikan tadi (iman, ilmu dan amal) karena pemisahan setiap
komponen menjadikan Islam itu janggal.

KAITAN ANTARA IMAN, ILMU DAN AMAL


Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan kehidupan yang sejahtera,
bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan
iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata atau disebut taqwa (QS. At – Thalaq : ayat
2 – 3 ).
َ َّ ‫ٱَّلل فَ ُه َو َح ۡسبُهُ ُۚۥَٰٓ إِ َّن‬
‫ٱَّلل َٰبَ ِل ُغ‬ ُ ُۚ ‫ث ََل يَ ۡحتَ ِس‬
َ ‫ب َو َمن يَت ََو َّك ۡل‬
ِ َّ ‫علَى‬ ُ ‫ َويَ ۡر ُز ۡقهُ ِم ۡن َح ۡي‬2 ‫ٱَّلل يَ ۡجعَل لَّهُۥ َم ۡخ َرجٗ ا‬
َ َّ ‫ق‬ِ َّ ‫ َو َمن يَت‬.....
َّ ‫أَمۡ ِر ِهۦُۚ قَ ۡد َج َع َل‬
3 ‫ٱَّللُ ِل ُك ِل ش َۡي ٖء قَ ۡد ٗرا‬
2. ............. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar.
3. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan
tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam perbuatan
manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan perbuatan.
SUMBER ILMU MENURUT AJARAN ISLAM :
1. Wahyu Allah Swt baik langsung maupun tidak langsung yaitu Al Quran dan Sunnah Rasul
(ayat-ayat qauliyah)
2. Akal, yaitu suatu kesempurnaan manusia yang diberikan oleh Allah swt untuk berpikir dan
menganalisa semua yang ada dan wujud diatas dunia yang disebut ayat Allah “Kauniyah”
Allah swt akan mengangkat harkat dan martabat manusia yang beriman kepada Allah swt dan
berilmu pengetahuan luas, yang diterangkan dalam Q.S. Al Mujadalah : 11.
‫ير‬ٞ ِ‫ٱَّللُ بِ َما تَعۡ َملُونَ َخب‬ ٖ ُۚ ‫ٱَّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِمن ُك ۡم َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِع ۡل َم َد َر َٰ َج‬
َّ ‫ت َو‬ َّ ‫يَ ۡرفَ ِع‬
11. ...... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Islam tidak menghendaki orang alim yang digambarkan seperti lilin, mampu menerangi orang lain
sedang dirinya sendiri hancur dan ini besar sekali dosanya, karena dapat memberitahu orang lain
dan dirinya sendiri tidak mau tau lagi juga tidak mengerjakan seperti dalam Q.S. Ash – Shaf : 3
ٖ ‫ك َۡم أَ ۡهلَ ۡكنَا ِمن قَ ۡب ِل ِهم ِمن قَ ۡر ٖن فَنَا َدواْ َّو ََلتَ ِحينَ َمن‬
‫َاص‬
3. Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta
tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri.

5
Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya.

CABANG-CABANG KEIMANAN
Disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah, bahwa Iman itu terdapat 70 cabang lebih, sebagaimana
hadist berikut:

َ ُّ ْ َ َ ْ ُ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
‫يمان ِبض ٌع َو َس ْب ُعون أ ْو ِبض ٌع َو ِستون‬ ‫ « ِاإل‬-‫ َصىل هللا عليه َوسلم‬- ‫اَّلل‬
ِ ‫عن أن هريرة قال قال رسول‬
َ َ ٌَْ ُ ُ َ َ ْ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ ً‫ُ ْ َ ِر‬
‫يق والحياء شعبة ِمن ِاإليم ِان‬ ِ ‫شعبة فأفضلها قول ال ِإله ِإال اَّلل وأدناها ِإماطة األذى ع ِن الط ِر‬
Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh atau enam
puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’, sedangkan yang paling
rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, dan malu itu salah satu
cabang keimanan” (HR. Bukhari dan Muslim)

77 Cabang Iman
Dari hadits tersebut diatas Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al Bantani menjelaskan dalam
karyanya Kitab Qomi’ut Thughyan, bahwa terdapat 77 cabang iman. Berikut urutannya:
1. Iman kepada Allah Azza wa Jalla
2. Iman kepada para rasul Allah seluruhnya
3. Iman kepada para malaikat
4. Iman kepada Al-Qur’an dan segenap kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya
5. Iman bahwa qadar – yang baik ataupun yang buruk – adalah berasal dari Allah
6. Iman kepada Hari Akhir
7. Iman kepada Hari Berbangkit sesudah mati
8. Iman kepada Hari Dikumpulkannya Manusia sesudah mereka dibangkitkan dari kubur
9. Iman bahwa tempat kembalinya mukmin adalah Surga, dan bahwa tempat kembali orang
kafir adalah Neraka
10. Iman kepada wajibnya mencintai Allah
11. Iman kepada wajibnya takut kepada Allah
12. Iman kepada wajibnya berharap kepada Allah
13. Iman kepada wajibnya tawakkal kepada Allah
14. Iman kepada wajibnya mencintai Nabi saw
15. Iman kepada wajibnya mengagungkan dan memuliakan Nabi saw
16. Cinta kepada din, sehingga ia lebih suka terbebas dari Neraka daripada kafir
17. Menuntut ilmu, yakni ilmu syar’i
18. Menyebarkan ilmu, berdasarkan firman Allah : “Agar engkau menjelaskannya kepada
manusia dan tidak menyembunyikannya”
19. Mengagungkan Al-Qur’an, dengan cara mempelajari dan mengajarkannya, menjaga
hukum-hukumnya, mengetahui halal haramnya, memuliakan para ahli dan huffazh-nya,
serta takut pada ancaman-ancamannya
20. Thaharah
21. Sholat lima waktu
22. Zakat
23. Puasa

6
24. I’tikaf
25. Haji
26. Jihad
27. Menyusun kekuatan fii sabilillah
28. Tegar di hadapan musuh, tidak lari dari medan peperangan
29. Menunaikan khumus
30. Membebaskan budak dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah
31. Menunaikan kaffarat wajib : kaffarat pembunuhan, kaffarat zhihar, kaffarat sumpah,
kaffarat bersetubuh di bulan Ramadhan ; demikian pula fidyah
32. Menepati akad
33. Mensyukuri nikmat Allah
34. Menjaga lisan
35. Menunaikan amanah
36. Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan terhadap jiwa manusia
37. Menjaga kemaluan dan kehormatan diri
38. Menjaga diri dari mengambil harta orang lain secara bathil
39. Menjauhi makanan dan minuman yang haram, serta bersikap wara’ dalam masalah tersebut
40. Menjauhi pakaian, perhiasan, dan perabotan yang diharamkan oleh Allah
41. Menjauhi permainan dan hal-hal sia-sia yang bertentangan dengan syariat Islam
42. Sederhana dalam penghidupan (nafkah) dan menjauhi harta yang tidak halal
43. Tidak benci, iri, dan dengki
44. Tidak menyakiti atau mengganggu manusia
45. Ikhlas dalam beramal karena Allah semata, dan tidak riya’
46. Senang dan bahagia dengan kebaikan, sedih dan menyesal dengan keburukan
47. Segera bertaubat ketika berbuat dosa
48. Berkurban : hadyu, idul adh-ha, aqiqah
49. Menaati ulul amri
50. Berpegang teguh pada jamaah
51. Menghukumi diantara manusia dengan adil
52. Amar ma’ruf nahi munkar
53. Tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa
54. Malu
55. Berbakti kepada kedua orang tua
56. Menyambung kekerabatan (silaturrahim)
57. Berakhlaq mulia
58. Berlaku ihsan kepada para budak
59. Budak yang menunaikan kewajibannya terhadap majikannya
60. Menunaikan kewajiban terhadap anak dan isteri
61. Mendekatkan diri kepada ahli din, mencintai mereka, dan menyebarkan salam diantara
mereka
62. Menjawab salam
63. Mengunjungi orang yang sakit
64. Mensholati mayit yang beragama Islam
65. Mendoakan orang yang bersin
66. Menjauhkan diri dari orang-orang kafir dan para pembuat kerusakan, serta bersikap tegas
terhadap mereka

7
67. Memuliakan tetangga
68. Memuliakan tamu
69. Menutupi kesalahan (dosa) orang lain
70. Sabar terhadap musibah ataupun kelezatan dan kesenangan
71. Zuhud dan tidak panjang angan-angan
72. Ghirah dan Kelemahlembutan
73. Berpaling dari perkara yang sia-sia
74. Berbuat yang terbaik
75. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua
76. Mendamaikan yang bersengketa
77. Mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga mencintainya untuk dirinya
sendiri, dan membenci sesuatu untuk saudaranya sebagaimana ia juga membencinya untuk
dirinya sendiri

IMPLIKASI DAN APLIKASI, MANFAAT DAN PENGARUH IMAN DALAM


KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
1. Kemerdekaan jiwa dari kekuasaan yang lain.
Orang yang telah kuat imannya, maka akan meemberikan kemantapan dalam jiwanya bahwa
hanya Allah sajalah yang maha kuasa untuk memberikan kehidupan dan mendatangkan
kematian, hanya Allah sajalah yang mengangkat atau menurunkan derajat manusia, yang
menerikan manfaat atau midharat, sehingga jiwanya bebas tidak terikat kepada peraturan dan
perintah sesamanya yang sebetulnya tidak mempunyai kekuasaan apa-apa. Sayid Qutb :
“Sebenarnya sebab utama yang mengekang manusia sehingga yidak dapat bergerak dengan
bebas dan cepat, juga merupakan penghalang yang terbesar untuk mencapai kemajuan itu ialah
sikap tunduk dan patuh kepada orng lain”
2. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Karena orang beriman hanya yakin percaya kepada kekuatan dan kekuasaan Allah SWT.
Kalau Allah hendak memberikan pertolonganNya maka tidak satupun kekuatan yang dapat
mencegahnya, begitu pula sebaliknya. Pegangan orang beriman adalah surat Al-Fatihah yang
kita baca sehari semalam minimal 17 kali. Sehingga ia tidak mempercayai kurafat, tahayul,
klenik dll.
3. Mengangkat Derajat Manusia. QS. Al Mujadilah/58 : 11 ُ
َ َ ُ َ ُ َّ ‫وتوا ْالع ْل َم َد َر َجات َو‬
‫اَّلل ِب َما ت ْع َملون خ ِب ٌب‬
ُ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ
‫آمنوا ِمنكم وال ِذين أ‬ ‫يرف ِع اَّلل ال ِذين‬
ٍ ِ
……….niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… QS. Al Mujadilah/58 : 11

4. Iman menanamkan semangat berani menghadapi mati


ْ ُ َ َ ْ َ ُّ ُ
‫س ذ ِآئقة ال َم ْو ِت‬
ٍ ‫كل ن‬
‫ف‬
"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian." (QS Ali Imran/3 : 185). ْ
َ َْ َ ً َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُُ َ َ َ َ َ
‫اعة َوال َي ْستق ِد ُمون‬‫ف ِإذا جاء أجلهم ال يستأ ِخرون س‬
"Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya." (QS
An-Nahl /16: 61).

8
Kematian bukanlah cara Allah SWT untuk menimpakan sesesuatu yang menyakitkan kepada
umat manusia. Tetapi, kematian adalah undangan Allah, agar hamba-hamba-Nya yang
beriman untuk segera datang menjumpai-Nya. Orang yang beriman dan bertakwa kepada
Allah, tak perlu merasa takut dengan kematian. Sebab, saat itu pasti akan tiba. Dan saat
kematian datang, maka mereka akan tersenyum bahagia, kendati ia akan dilepas dengan derai
air mata oleh orang-orang yang menyayanginya.
Bagi orang yang bertakwa, kematian merupakan kesempatan terbaik untuk bertemu dengan
Allah. Karena, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. ُ َ ْ َ َّ َ ُ ْ َ
٤. ‫َولْل ِخ َرة خ ْ ٌب لك ِم َن األوَل‬
"Sesungguhnya akhirat itu lebih baik untukmu daripada dunia" (QS Al-Dhuha/93 : 4).
َّ ُ ْ ُ ْ َ ً ً َ ِّ َ َ ُ َّ َ ْ ُ ْ ُ ْ َّ َ ُ َّ َ َ
٣٠. ‫وادخ ِ يىل َجن ِ يت‬.َ ٩ ‫ فادخ ِ يىل ِ يف ِع َب ِادي‬٢٨ ‫اض َية َّم ْر ِض َّية‬ ْ
ِ ‫ ار ِج ِ يع ِإَل رب ِك ر‬٢٧. ‫س المطم ِئنة‬ ‫يا أيتها النف‬
27. Hai jiwa yang tenang 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku 29. Maka masuklah ke
dalam jama'ah hamba-hamba-Ku30. masuklah ke dalam syurga-Ku

Orang yang takut menghadapi maut menyebabkan orang menjadi pengecut. Orang yang
beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian itu ditangan Allah kapan dan dimanapun suatu
ketika maut akan menjemput kita tanpa ada suatupun yang dapat mencegahnya: QS An-
Nisa’/4 : 78 َ
َ َ
٧٨ ‫وج ُّمش َّيد ٍة‬ ‫ر‬ُ ‫كك ُم ْال َم ْو ُت َو َل ْو ُك ُنت ْم ف ُب‬
ُّ ْ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ
‫أينما تكونوا يد ِر‬
ٍ ‫ِي‬
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh,….. QS An-Nisa’/4 : 78
3. Iman menanamkan sikap “Self Help” menolong diri sendiri dalam kehidupan
Godaan materi dan semua kehidupan dunia ini sangat menyilaukan mata, maka bagi orang
yang tidak beriman dia akan memperjuankan dengan segala daya kekuatan untuk meraih
materi dan kehidupan dunia walaupun dengan jalan yang haram. Tetapi bagi orang yang
beriman ia tidak goyah dalam imimng-iming materi dan kehidupan dunia yang sifatnya
sementara dan menipu. Orang yang beriman yakin bahwa semua makhluk Allah telah dijamin
rezekinya oleh Allah SWT QS. Hud/11 : 6. َ
٦ ‫اب ُّم ِب ٍي‬
َ ٌّ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َّ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ ِ ‫َو َما من َد َّآبة ف األ ْرض إ َّال َع َىل ه‬
ٍ ‫اَّلل ِرزقها ويعلم مستقرها ومستودعها كل ِ يف ِكت‬ ِ ِ ‫ٍ ِي‬ ِ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya .
Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). QS. Hud/11 : 6
4. Imam memberikan ketetraman jiwa.
Kehidupan manusia selalu dihadapkan dengan pelbagai problem dan pada tingkatan tertentu
dia dilanda resah dan dirundung duka. Karena itu eksistensi manusia ditandai dengan ketidak
pastian dalam kehidupan. Orang beriman akan lahir dalam dirinya keseimbangan hidup,
ketentraman hati (ithmi’naan), ketengan jiwa (sakinah) sebagai
َ QS Ar Ra’d/13 : 28
ُ ‫ي ْال ُق ُل‬
٢٨. ‫وب‬
‫ْ ه َ ْ ه‬
ُّ ‫اَّلل َت ْط َم‬ ُ ُ ُ ُ ُّ ْ َ َ ْ ُ َ ‫ين‬
ِ ‫آمنوا وتط َم ِي قلوب هم ِب ِذك ِر‬
ِ ‫اَّلل أال ِب ِذك ِر‬
َ ‫َّالذ‬
ِ ِ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. QS Ar Ra’d/13 :
28. Juga
َ QS. Al. Fath/48 : 4 َ
‫ض‬ ْ ْ َ ‫الس َم َاو‬ ُ ُ ُ َّ َ ْ َ َ َّ ً َ
َّ ‫ود‬ ُ َ َْ َ ْ ْ
ِ ِ‫وب ال ُمؤ ِم ِني ِلبدادوا ِإيمانا مع ِإيم ِان ِهم و‬
ُُ َ َ َّ َ َ َّ َ ُ
ِ ‫ات واألر‬
ِ ‫َّلل جن‬ ِ ‫هَو َال ِذ َّ ُي أ َنزل ًالس ِكين ًة ِ يف قل‬
٤‫َوكان اَّلل ع ِليما َح ِكيما‬

9
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan
Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
QS. Al. Fath/48 : 4
5. Imam mewujudkan kehidupan yang baik (hayaatan thayyibah)
Iman sangat terkait dengan amal (perbuatan) khususnya yang positif. Orang yang beriman
akan selalu melakukan perbuatan yang baik dan segala bentuk kebaikan, perbuatannya
senantiasa bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain disekelilingnya. Allah
berfirman
َ QS. An َ Nahl/16 : 97) ُ َ
ُ َّ َ َ ً ً ُ َّ ُ َ َ ْ ُ َ ََ ً
‫َم ْن َع ِم َل َص ِالحا ِّمن ذك ٍر أ ْو أ َنت َوه َو ُمؤ ِم ٌن فلن ْح ِي َينه َح َياة َط ِّي َبة َولن ْج ِز َين ُه ْم أ ْج َرهم ِبأ ْح َس ِن‬
َ ُ ْ ُ َ
٩٧‫َما كانوا َي ْع َملون‬
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka kerjakan. QS. An Nahl/16 : 97)
6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
Iman dalam diri seorang mukmin akan mendorongnya untuk selalu berbuat dengan ikhlas dan
mencari keridhaan Allah SWT semata. Orang yang beriman akan senantiasa konsekuen
dengan apa yang telah dikikrarkannya baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya. Ia
senatiasa berpedoman kepada firman Allah SWT QS Al An’am/6 : 162
َ ‫اي َو َم َمان هَّلل َر ِّب ْال َع َالم‬
١٦٢. ‫ي‬ َ ‫الن َو ُن ُسك َو َم ْح َي‬َ َ َّ ْ ُ
ِ ِ ِ ‫ِي‬ ‫ِي‬ ‫قل ِإن ص ِ ي‬
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam. QS Al An’am/6 : 162
7. Iman memberikan keberuntungan
Orang yang beriman akan selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah membimbing
dan mengarahkannya kepada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian orang beriman
adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Firman Allah SWT QS Al Baqarah/2 : 2 - 5
َ ُ ُ ََْ َ َّ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َّ
٣. ‫الصالة َو ِم َّما َرزقناه ْم ُي ِنفقون‬ ُ َ ‫ون‬ ‫ال ِذين يؤ ِمنون ِبالغي ُ ِب وي ِقيم‬
َ ُ ُ ْ ُ َ َ َ َْ َ َ َ َْ َ َ ُ ْ ُ َ َّ
َ ‫ون ب‬
٤. ‫وقنون‬
ِ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ة‬ِ ‫ر‬ ‫اآلخ‬
ِ ‫ب‬‫و‬ ‫ك‬ ‫ل‬
ِ ‫ب‬‫ق‬ ‫ن‬ ‫م‬ِ ‫ل‬ ‫نز‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬
ِ َ ُ ْ ْ ُ ِ َ َ ْ ُ َ ِ ِّ َّ ِ ‫ك‬ ‫ي‬ ‫ل‬‫إ‬ ‫ل‬‫نز‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ِ ً ُ ‫وال ِذ َين َي َؤ ِمن‬
َ ُ
٥. ‫أ ْول ِئك عىل هدى من رب ِهم وأول ِئك هم المف ِلحون‬
ُ ُ ْ ِّ
5. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat.
5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-
orang yang beruntung.

CARA MEMBENTENGI IMAN


Benteng iman diantara:
1. YAKIN Benteng iman yang pertama dan terpenting ialah yakin. karena yakinlah yang
menjamin sahnya iman seseorang. Tanpa yakin, iman tidak sah. Dan kalau iman tidak sah,
ibadah-ibadah lain tidak ada arti apa-apa lagi. Apa yang hendak diyakinkan itu? Yakin-kan
Allah dengan segala sifat-sifat-Nya, malaikat-malaikat, kitab-kitab dengan segala ayat-ayat

10
dan hukum-hukum, rasul-rasul tanpa menolak kerasulan salah seorang daripada mereka, Hari
Qiamat dengan semua persoalan tentangnya dan yakin dengan qada dan qadar itu dari Allah
dan tidak ada satu kuasa lain yang boleh mengubah ketentuan daripada Allah.
Meyakini keenam perkara iman (arkanul iman) itu dengan sebenar-benar keyakinan adalah
syarat penting untuk sahnya iman seseorang.
2. IKHLAS Benteng iman yang kedua ialah ikhlas. Seperti yakin, ikhlas juga sangat penting.
Tanpa ikhlas, sesuatu amalan akan tertolak, hanya amalan yang ikhlas saja yang diterima
Allah. Ikhlas ialah meniatkan apa yang dibuat dan apa yang ditinggalkan dengan karena Allah.
Artinya apa saja perintah Allah baik fardhu ain, fardhu kifayah, sunat muakkad, sunat ghairu
muakkad harus diniatkan karena Allah. Kalau tidak diniatkan karena Allah, amalan itu disebut
tidak ikhlas. Sesuatu amalan yang tidak ikhlas adalah tertolak, tidak diberi pahala dan sia- sia.
Begitu pula menjauhi yang dilarang oleh Allah juga harus dengan ikhlas.
3. MEMPERBANYAK IBADAH UTAMANYA AMALAN SUNAT SETELAH YANG
WAJIB. Benteng iman yang ketiga mengerjakan amalan-amalan sunat. Maknanya dengan
mengerjakan amalan-amalan sunat, iman akan terkawal, amalan sunat mempunyai dua fungsi
yang penting :
1) Menyempumakan amalan wajib.
2) Meninggikan pangkat dan darjat di Syurga.
4. ISTIQAMAH BERAMAL Sikap istiqamah (tetap/langgeng/rutin) beramal adalah benteng
iman yang keempat. Seseorang yang memiliki sikap ini sebenamya telah mendirikan benteng
untuk mengawal imannya dari gangguan musuh. Sebaliknya tanpa sikap ini seseorang telah
membuka satu pintu kepada musuh untuk masuk ke hati dan merusakkan imannya. Oleh itu
supaya iman sentiasa ada dan stabil, sikap istiqamah beramal adalah penting. Ia akan bertindak
sebagai benteng yang dapat memelihara dan menyelamatkan iman" daripada serangan musuh,
nafsu dan syaitan. Sabda Rasulullah SAW: َ َ َ
َ ْ ْ َ َ َّ َ ْ
‫اَّلل ت َعاَل أد َو ُم َها َوِإن ق َّل‬
ِ ‫أ َح ُّب األع َم ِال ِإَل‬
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu
sedikit.”
Contoh:
1. Amalan yang dibuat secara istiqamah akan berkesan. Umpama setitik air kalau terus-
menerus jatuh ke batu, lama-kelamaan akan membuat batu itu berlobang. Sebaliknya kalau
banjir sekalipun, tetapi hanya sekali datangnya, tentu tidak berbekas pada batu.
2. Tujuan beramal ialah untuk membuahkan iman dan akhlak. Setiap kali kita beramal kita
akan merasai nikmat buahnya iman itu. Jadi kalau sesuatu amalan itu kita kekalkan, makna-
nya kita akan sentiasa dapat menikmati nikmatnya amalan itu. Nikmat inilah yang akan
memelihara iman kita.
3. Musuh kita nafsu dan syaitan tidak pernah istirahat memusuhi kita maka dengan istiqamah,
barulah seimbang pertahanan kita terhadap musuh. Maknanya kita juga tidak boleh rehat
mempertahankan iman kita. Imam Ghazali mengingatkan: "Banyakkanlah olehmu akan
amalan yang terasa berbekas di hati." Lain orang lain hatinya, maka lain pulalah minat dan
kegemaran beramal. Ada orang amalan dengan dzikir Alhamdulillah. Maknanya bila
disebut Alhamdulillah terasa di hati lezatnya dzikir. Ada yang dengan istghfar dll. Allah
berfirman dalam hadis Qudsi yang maksudnya: “Hai hamba-Ku, mengapa kamu jemu
beramal sedangkan Aku tidak pernah jemu memberi pahala padamu?” Bila Allah
SWT sentiasa bersedia untuk melimpahkan rahmat dan pahala pada kita, mengapa kita
tidak mempedulikannya?

11
5. Menuntut ilmu. Dengan menuntut ilmu akan luas wawasannya dan semakin bertambah pula
bukti-bukti yang memastikan dan mengokohkan perihal dzat yang maha pencipta. Ada tiga
cara yang bisa ditempuh dalam menuntut ilmu untuk membangun benteng keimanan yang
kuat dengan cara
1. Mendengarkan, ayat-ayat serta hadits-hadits yang menegaskan kebesaran dan kekuasaan
Allah. Selain itu, juga teks-teks agama yang mengisyaratkan secara jelas perihal
kebenaran dakwah yang disampaikan oleh para rasul dengan segala konsekuensi yang
didapat, baik dari ketaatan maupun sanksi yang diperoleh akibat pelanggaran apabila
mengingkari risalah Ilahiah tersebut. Cara ini sesuai firman Allah, َ َ َ
َ ْ ً َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ْ ْ َ ْ َ َ
٥١. ‫اب ُيتىل َعل ْي ِه ْم ِإن ِ يف ذ ِلك ل َر ْح َمة َو ِذك َرى ِلق ْو ٍم‬‫أولم يك ِف ِهم أنا أنزلنا عليك ال ِكت‬
َ ُ ْ
‫ُيؤ ِمنون‬
51. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu
Al Kitab (Al Qur'an) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al
Qur'an) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (QS
al-Ankabut [29]: 51).
2. Merenungkan keajaiban penciptaan alam semesta, hamparan langit yang luas, bumi
tempat berpijak, serta pesona unsur-unsur yang menjadi pelengkap dan kebutuhan
kelangsungan
َ hidup. Sebagaimana
َ firman-Nya,
َ (QS Fushilatَ [41]: 53).
َ ُ َّ َ ْ َ ْ ُ َّ َ َ َّ َ َ َ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ
‫ي ل ُه ْم أنه ال َح ُّق أ َول ْم َيك ِف ِب َرِّبك أنه َعىل‬ ‫اق َو ِ يف أنف ِس ِهم حت يتب‬
ِ ‫ُس ِبي َ ِهم آيَ ِاتنا ٌ ِ يف اآل‬
‫ف‬
٥٣‫َس ٍء ش ِهيد‬ ْ ‫ك ِّل‬
‫ي‬
53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala
wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan
itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas
segala sesuatu?. (QS Fushilat [41]: 53).
3. Keyakinan yang telah didapat mesti diterapkan baik secara lahir maupun batin, dan
berupaya sebisa mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena,
dengan keteguhan iman dan keyakinanlah, Allah akan senantiasa membimbing dan
mencurahkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia. Allah berfirman, (QS al-Ankabut
[29]: 69).
َ ‫اَّلل َل َم َع ْال ُم ْحسن‬
٦٩. ‫ي‬ َ َّ ‫اه ُدوا ف َينا َل َن ْهد َي َّن ُه ْم ُس ُب َل َنا َوإ َّن‬
َ َ َ َّ َ
‫وال ِذين ج‬
ِ ِ ِ ِ ِ
69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan
Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS al-Ankabut [29]: 69).

Dan orang yang mencari ilmu dimudahkan jalan menuju surga. Rasulullah SAW
bersabda:
َّ ْ َ ً ُ َ ُ َّ َ َّ َ ً ْ ُ ‫َو َم ْن َس َل َك َطر ًيقا َي ْل َت ِم‬
‫اَّلل له ِب ِه َط ِريقا ِإَل ال َجن ِة‬ ‫س ِف ِيه ِعلما سهل‬ ِ
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699) “Al ‘ilmu hayaatul Islam
wa’imaadul iimaan” Ilmu adalah kehidupan Islam dan tiang iman (HR Bukhori). QS. Al
Mujadilah/58 : 11 ُ
َ َ ُ َ ُ َّ ‫وتوا ْالع ْل َم َد َر َجات َو‬
‫اَّلل ِب َما ت ْع َملون خ ِب ٌب‬
ُ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ
‫آمنوا ِمنكم وال ِذين أ‬ ‫يرف ِع اَّلل ال ِذين‬
ٍ ِ
……….niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat… QS. Al Mujadilah/58 : 11
12
6. Berusaha dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
َ ْ ُ ُ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ ْ َّ ُ ْ ه‬
٣٥. ‫اهدوا ِ يف َس ِبي ِل ِه ل َعلك ْم تف ِل ُحون‬
ِ ‫يا أيها ال ِذين آمنوا اتقوا اَّلل وابتغوا ِإل ِيه الو ِسيلة وج‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
keberuntungan." (QS. Al-Maidah Ayat 35).

KARAKTER/CIRI-CIRI ORANG BERIMAN


1. Punya Rasa Takut Terhadap Allah SWT
Orang beriman tidak akan berani melanggar apapun apa yang telah ditetapkan menjadi suatu
larangan Allah dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya. Rasa takut terhadap Allah SWT
merupakan salah satu bentuk mengagungkan-Nya. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-
Anfal : 2
َ ‫علَ ۡي ِه ۡم َءا َٰيَتُهُۥ زَ ا َد ۡت ُه ۡم إِي َٰ َم ٗنا َو‬
َ‫علَ َٰى َربِ ِه ۡم يَت ََو َّكلُون‬ َّ ‫إِنَّ َما ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُونَ ٱلَّذِينَ إِ َذا ُذ ِك َر‬
َ ‫ٱَّللُ َو ِجلَ ۡت قُلُوبُ ُه ۡم َوإِ َذا ت ُ ِليَ ۡت‬
2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
2. Khusyuk saat Melaksanakan Sholat
Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan
ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Allah Ta’ala berfirman,
َ‫ص ََلتِ ِه ۡم َٰ َخ ِشعُون‬
َ ‫ٱلَّذِينَ ه ُۡم فِي‬
Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya (Q.S. al-Mukminum 23:2)
3. Menjauhkan Diri dari Kegiatan yang Sia-sia
Orang beriman tidak akan melakukan hal yang sia-sia atau tidak bermanfaat. Dirinya justru
akan sibuk melakukan urasan ibadah yang akan menambah keimanannya. Allah Ta’ala
berfirman :
َ‫ع ِن ٱللَّ ۡغ ِو ُمعۡ ِرضُون‬
َ ‫َوٱلَّذِينَ ه ُۡم‬
Artinya: dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang sia-
sia (Q.S. Al-Mukminun 23: 3)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
‫ِم ْن ُحس ِْن ِإ ْسَلَ ِم ْال َم ْر ِء ت َْر ُكهُ َما َلَ يَ ْعنِي ِه‬
Artinya: “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
4. Senang Mendengar Bacaan Ayat Al-Qur’an

13
Senang mendengar bacaan ayat Al-Aur’an merupakan ciri orang beriman. Bukan hanya
itu, keimanan dalam hati mereka juga semakin bertambah ketika mendengar ayat-ayat
Allah SWT. Allah Ta’ala pun berfirman:
َ ‫علَ ۡي ِه ۡم َءا َٰيَتُهُۥ زَ ا َد ۡت ُه ۡم ِإي َٰ َم ٗنا َو‬
َ‫علَ َٰى َربِ ِه ۡم يَت ََو َّكلُون‬ َ ‫َو ِإ َذا ت ُ ِليَ ۡت‬
Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)”
(QS. Al-Anfal: 2)
Rasulullah mengatakan:
“Orang mu’min yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, ibarat buah jeruk
manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan orang mu’min yang tidak membaca Al-
Qur’an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak
ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an, maka ibarat
minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan orang munafik yang tidak
membaca Al-Qur’an, ibarat buah kamarogan, rasanya pahit dan baunya busuk.” (Al-
Bukhari & Muslim, 5).
5. Menunaikan Zakat
Menunaikan zakat ciri orang beriman, karena dirinya tahu bahwa dengan berzakat atau
bersedekah merupakan bukti keimanan seseorang. Orang-orang beriman hendaknya
menunaikan kewajiban dan ibadah yang terkait harta ini dengan ikhlas untuk
membersihkan harta dan menyucikan jiwa mereka. Allah Ta’ala berfirman:
َ‫صلَ َٰوةَ َو ِم َّما َرزَ ۡق َٰنَ ُه ۡم يُن ِفقُون‬
َّ ‫ٱلَّذِينَ يُ ِقي ُمونَ ٱل‬
3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Al-Anfal: 3).
Rasul juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat
dan sedekahnya.
ٌ ‫ص َدقَةُ ب ُْره‬
‫َان‬ ٌ ُ‫ص ََلة ُ ن‬
َّ ‫ور َوال‬ َّ ‫َوال‬
Artinya: "Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti” (HR. Muslim no. 223)
6. Meneladani Rasul
Orang beriman bukan hanya sekedar menjalankan perintah Allah SWT saja, melainkan juga
meneladani setiap perbuatan dan perkataan rasul. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu,
berkata:
“Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Aku tinggalkan dua perkara
yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu
Kitabullah dan Sunnahku, serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya
mendatangiku di Telaga (di Surga).”
7. Taat kepada Allah, Rasul-Nya dan Ulil Amri serta mengembalikan seluruh persoalan
yg mereka perselisihkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah rasulullah.

14
َّ ‫سو َل َوأ ُ ْو ِلي ۡٱۡلَمۡ ِر ِمن ُك ۡ ۖۡم فَإِن تَ َٰنَزَ ۡعت ُ ۡم فِي ش َۡي ٖء فَ ُردُّوهُ ِإلَى‬ َّ ْ‫ٱَّلل َوأَ ِطيعُوا‬ َٰٓ
ِ‫ٱَّلل‬ ُ ‫ٱلر‬ َ َّ ْ‫َٰيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓواْ أَ ِطيعُوا‬
ً ‫سنُ ت َۡأ ِو‬
‫يَل‬ َ ‫ر َوأَ ۡح‬ٞ ‫ٱَّلل َو ۡٱل َي ۡو ِم ۡٱۡلَٰٓ ِخ ُۚ ِر َٰ َذلِكَ خ َۡي‬
ِ َّ ‫سو ِل ِإن ُكنت ُ ۡم ت ُ ۡؤ ِمنُونَ ِب‬ ُ ‫ٱلر‬
َّ ‫َو‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah(Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik
akibatnya.” (QS.An Nisa/4 : 59)
8. Tawakal
Orang tawakal dan ikhlas pada setiap ketetapan dan takdir yang diberikan Allah SWT.
َ‫ٱَّلل فَت ََو َّكلُ َٰٓواْ إِن ُكنتُم ُّم ۡؤ ِمنِين‬
ِ َّ ‫علَى‬
َ ‫َو‬
Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang
beriman” (QS. Al-Maidah : 23).
َ َّ ‫ٱَّلل فَ ُه َو َح ۡسبُهُ ُۚۥَٰٓ إِ َّن‬
َّ ‫ٱَّلل َٰبَ ِل ُغ أَمۡ ِر ِهۦُۚ قَ ۡد َجعَ َل‬
‫ٱَّللُ ِل ُك ِل ش َۡي ٖء‬ ُ ُۚ ‫ث ََل يَ ۡحتَ ِس‬
َ ‫ب َو َمن يَت ََو َّك ۡل‬
ِ َّ ‫علَى‬ ُ ‫َويَ ۡر ُز ۡقهُ ِم ۡن َح ۡي‬
‫قَ ۡد ٗرا‬
3. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.(QS. Ath-Thalaq: 3).
9. Sabar
Kesabaran juga merupakan ciri-ciri orang beriman. seberat dan sesullit apapun ujian yang
diberikan, maka dirinya akan selalu bersabar menghadapinya. Allah SWT berfirman dengan
artinya yang berbunyi:
َٰٓ َٰٓ
َ‫ص َدقُو ۖۡاْ َوأ ُ ْو َٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱل ُمتَّقُون‬
َ َ‫س أ ُ ْو َٰلَئِكَ ٱلَّذِين‬
ِۗ ِ ‫سا َٰٓ ِء َوٱلض ََّّرآَٰ ِء َو ِحينَ ۡٱلبَ ۡأ‬
َ ‫صبِ ِرينَ فِي ۡٱلبَ ۡأ‬
َّ َٰ ‫َوٱل‬
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan,
mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang
bertaqwa”. (Al-Baqarah/2 : 177)
10. Punya Akhlak yang Baik
Ciri-ciri orang beriman lainnya adalah memiliki akhlak yang baik. Orang beriman tidak
mungkin memiliki akhlak yang buruk, karena dirinya akan selalu meneladani Rasul yang
berakhlak mulia. Abu Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW, mengatakan:
“Tidak ada sesuatu yang diletakkan pada timbangan hari kiamat yang lebih berat daripada
akhlak yang mulia, dan sesungguhnya orang yang berakhlak mulia bisa mencapai derajat
orang yang berpuasa dan shalat.” (At-Tirmidzi, 2002)
11. Selalu Bersyukur
Seseorang yang sedang ditimpa masalah, baik maupun buruk akan membuat dirinya selalu
bersyukur atas apa yang dimilikinya. Inilah merupakan 10 ciri-ciri orang beriman yang
kuat. Allah berfirman:

15
ٞ‫ي َح ِميد‬
ٌّ ‫غ ِن‬ َ َّ ‫َّلل َو َمن يَ ۡش ُك ۡر فَإِنَّ َما يَ ۡش ُك ُر ِلن َۡف ِس ِهۦۖۡ َو َمن َكف ََر فَإِ َّن‬
َ ‫ٱَّلل‬ ۡ ‫َولَقَ ۡد َءات َۡينَا لُ ۡق َٰ َمنَ ۡٱل ِح ۡك َمةَ أَ ِن‬
ِ ُۚ َّ ِ ‫ٱش ُك ۡر‬
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS: Luqman Ayat : 12)

---000---

16

Anda mungkin juga menyukai