Kelas : XI MIA 2
Setelah kalian mendengarkan paparan presentasi dari kelompok lain, salinlah dalam lembar kerja individu di bawah ini :
1. Jelaskan pengertian iman kepada Allah?
Jawab : Berdasarkan bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sementara berdasarkan kata, Iman artinya memperbaiki dengan hati, mengatakan dengan ucapan
dan diterapkan melalui perbuatan. Maka, Iman kepada Allah berarti memercayai dalam hati, mengatakan dengan ucapan dan diamalkan dalam perbuatan bahwa Allah ada dengan
segala sifat mulia dan kesempuraannya.
2. Jelaskan alasan mengapa kita harus beriman kepada kitab-kitab terdahulu?
Jawab :
a. Hidup Akan Selalu Lurus Dan Tidak Tersesat
Dengan meyakini kitab Allah iman di dalam diri kita dapat makin kuat. Jika iman kita makin kuat, tentunya kita tidak akan mudah terjerumus pada kemaksiatan.
Meyakini kitab Allah berarti kita membenarkan dan mempercayai bahwa hanya Allah SWT yang telah menurunkan kitab-kitab kepada para rasul yang di dalamnya tersebut
berisi janji, perintah, larangan dan juga ancaman Allah SWT.
b. Menambah Ilmu Pengetahuan
Di dalam agama islam, seseorang yang berilmu sangatlah diistimewakan. Oleh karena itulah penting untuk kita mengetahui isi di dalam kitab tersebut. Namun tidak
hanya mempelajari dan mengamalkan isi kitab saja, tapi yang paling utama lebih dahulu adalah meyakini kitab-kitab Allah SWT.
c. Rasa Takwa Akan Tetap dan Terus Terjaga
Dengan meyakini kitab-kitab Allah, tentunya kita akan mengetahui apa saja hal-hal yang dilarang di dalam agama Islam. Dengan begitu nantinya hidup akan jadi lebih
teratur dalam melakukan hal-hal yang dilarang oleh kitab suci.
d. Hidup Akan Menjadi Lebih Optimis
Dengan meyakini kitab Allah SWT, kita akan jadi lebih beriman pada Allah. Segala sesuatu baik itu hal yang buruk ataupun hal baik tentu berasal dari Allah SWT.
Setiap cobaan yang diberikan pasti akan ada hikmah dibaliknya. Sehingga dengan begitu kita akan tetap menjalani hidup yang optimis. Yakin bahwasanya tiap masalah tentu
akan memberikan manfaat kedepannya dan yakin bahwa Allah akan membantu kita dalam menyelesaikan setiap masalah.
e. Agar Memperoleh Syafa’at
Dengan meyakini kitab-kitab Allah SWT, tentunya kita akan memperoleh syafaat ketika waktu penghisapan tiba. Sangatlah penting mengapa kita harus beriman kepada
kitab allah. Karena tidak ada yang mampu menolong seseorang saat hari akhir tiba selain dari iiman dan amal ibadah yang baik serta syafa’at. Karena itu, perlu untuk menjadikan
kitab Allah tersebut sebagai pedoman bagi kita dalam menjalani hidup.
3. Tuliskan dalil qur’an dan hadits yang menunjukkan kewajiban beriman kepada kitab-kitab Allah itu !
Jawab :
a. Surat An-Nisa ayat 136 berikut ini
ضلَ ۢ ًل بَ ِعيدًا َ اخ ِر فَقَ ْد َٰٓ َ َ ِى أ َ يََٰٓأَيُّ َها ٱلَّذ
َ ض َّل ِ س ِل ِهۦ َوٱ ْليَ ْو ِم ٱ ْل َء َّ نز َل ِمن قَ ْب ُل ۚ َو َمن يَ ْكفُ ْر ِب
ُ ٱّللِ َو َم َلئِ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر ِ َ سو ِل ِۦه َوٱ ْل ِكت
َٰٓ ب ٱلَّذ ُ علَى َر ِ َ سو ِل ِۦه َوٱ ْل ِكت
َ ب ٱلَّذِى نَ َّز َل َّ ِامنُوا ب
ُ ٱّللِ َو َر ِ ِين َءا َمنُ َٰٓوا َء
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan kepada kitab (Al Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.
“Aku tinggalkan pada kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akan tersesat sepeninggalku, yaita Kitabullah (al-Qur’an) dan
Sunnah RasulNya.” [Diriwayatkan oleh al-Hakim di dalam al-Mustadrak, 1/93. Hadits ini shahih; dan juga diriwayatkan oleh Imam Malik, no. 1661, dengan lafazh “balagha”]
Kitab Injil Abad 1 M Bahasa Suryani Nabi Isa AS 1. Mengajak manusia kepada tauhid
2. Menerangkan beberapa hukum.
3. Mengajarkan hidup dengan zuhud
4. Menjauhkan diri dari kerasukan dan ketamakan dunia
5. Menerangkan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW
1. KITAB TAURAT
a. Sajikan secara singkat bagaimana kisah tentang turunnya kitab Taurat, diturunkan dimana, menggunakan bahasa apa, ditujukan kepada umat apa, diturunkan kepada nabi
siapa, diturunkan tahun berapa, apa saja isi ajarannya, dan adakah ajaran atau syariatnya yang diabadikan di dalam al-Qur'an.
b. Korelasikan isi ajaran yang terdapat dalam kitab taurat dengan fenomena yang terjadi saat ini.
c. Apakah ajaran yang terdapat dalam Kitab-kitab tersebut dijalankan umatnya sampai saat ini? Sajikan beserta contoh.
d. Tugas boleh disusun sebagai mind maping, kliping, mini poster, makalah, diagram, powerpoint, maupun tabel.
2. KITAB ZABUR
a. Sajikan secara singkat bagaimana kisah tentang turunnya Kitab Zabur, diturunkan dimana, menggunakan bahasa apa, ditujukan kepada umat apa, diturunkan kepada nabi
siapa, tahun berapa, apa saja isi ajarannya, dan adakah ajaran atau syariatnya yang diabadikan di dalam al-Qur'an.
b. Korelasikan isi ajaran yang terdapat dalam Kitab Zabur dengan fenomena yang terjadi saat ini.
c. Apakah ajaran yang terdapat dalam Kitab-kitab tersebut dijalankan umatnya sampai saat ini? Sajikan beserta contoh.
d. Tugas boleh disusun sebagai mind maping, kliping, mini poster, makalah, diagram, powerpoint, maupun tabel.
3. KITAB INJIL
a. Sajikan secara singkat bagaimana kisah tentang turunnya Kitab Injil, diturunkan dimana, menggunakan bahasa apa, ditujukan kepada umat apa, diturunkan kepada nabi siapa,
diturunkan tahun berapa, apa saja isi ajarannya, dan adakah ajaran atau syariatnya yang diabadikan di dalam al-Qur'an.
b. Korelasikan isi ajaran yang terdapat dalam kitab Injil dengan fenomena yang terjadi saat ini.
c. Carilah literatur tentang pembagian Kitab Injil.
d. Apakah ajaran yang terdapat dalam Kitab-kitab tersebut dijalankan umatnya sampai saat ini? Sajikan beserta contoh.
e. Tugas boleh disusun sebagai mind maping, kliping, mini poster, makalah, diagram, powerpoint, maupun tabel.
Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
Nilai/Tgl TTD Guru TTD Ortu
PORTOFOLIO DISKUSI KELOMPOK
Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
4. KITAB AL-QUR'AN
a. Sajikan secara singkat bagaimana kisah tentang turunnya kitab Al-Qur'an, diturunkan dimana, menggunakan bahasa apa, ditujukan kepada umat apa, diturunkan kepada nabi
siapa, diturunkan tahun berapa, apa saja isi ajarannya, dan adakah ajaran atau syariatnya yang diabadikan di dalam al-Qur'an.
b. Korelasikan isi ajaran yang terdapat dalam Kitab Al-Qur'an dengan fenomena yang terjadi saat ini.
c. Apakah ajaran yang terdapat dalam Kitab-kitab tersebut dijalankan umatnya sampai saat ini? Sajikan beserta contoh.
d. Tugas boleh disusun sebagai mind maping, kliping, mini poster, makalah, diagram, powerpoint, maupun tabel.
Nilai/Tgl TTD Guru TTD Ortu
1. Sejarah penulisan dan pembukuan Al-Qur'an
Masa Nabi Para penulis wahyu Alquran dari sahabat-sahabat terkemuka yang diangkat sebagai sekretaris, seperti Ali bin Abi thalib ra, Muawiyah ra,
‘Ubai bin Ka’ab ra. dan Zaid bin Tsabit ra. Setiap ada ayat turun, Nabi memerintahkan mereka untuk menulisnya dan menunjukkan tempat ayat
tersebut dalam surah, bukan hanya pada lempengan tempat menulis harus tersusun sesuai dengan surah yang ditunjukkan pada Nabi, tetapi juga
disampaikan pada sahabat ayat yang turun itu dalam hapalan sahabat dimasukkan pada surah yang ditunjuk, jadi ada kecocokan antara hapalan
dengan bukti fisik dari ayat yang tertulis. sehingga penulisan pada lembar itu membantu penghafalan didalam hati. Disamping itu sebagian sahabat
juga menuliskan Alquran yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintah oleh Rasulullah saw. Mereka menuliskannya pada pelepah
kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit, daun kayu, pelana, atau potongan tulang belulang binatang. Zaid bin Sabit ra. berkata,”Kami menyusun
Al-Quran dihadapan Rasulullah pada kulit binatang.” Ini menunjukkan betapa besar kesulitan yang dipikul para sahabat dalam menulis Al-Qur’an.
Alat-alat tulis tidak cukup tersedia bagi mereka, selain sarana- sarana tersebut. Dan dengan demikian, penulisan Qur’an ini semakin menambah
hafalan mereka. Selain itu malaikat Jibril as membacakan kembali ayat demi ayat Alquran kepada Rasulullah saw.pada malam-malam bulan
Ramadan pada setiap tahunnya. Abdullah bin Abbas ra. berkata,”Rasulullah adalah orang paling pemurah dan puncak kemurahan pada bulan
Ramadan, ketika ia ditemui oleh malaikat Jibril as. Nabi saw.ditemui oleh malaikat Jibril as setiap malam, dimana Jibril membacakan Alquran
kepada beliau, dan ketika itu Nabi saw.sangat pemurah sekali.”
Para sahabat senantiasa menyodorkan Alquran kepada Rasulullah saw.baik dalam bentuk hafalan maupun tulisan. Tulisan-tulisan Alquran
pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf, yang ada pada seseorang belum tentu dimiliki orang lain. Para ulama telah menyampaikan
bahwa segolongan dari mereka, diantaranya Ali bin Abi Thalib ra, Muaz bin Jabal ra, Ubai bin Ka’ab ra, Zaid bin Sabit ra. dan Abdullah. Istilah
“hadis qudsi” terdiri dari dua kata : “hadis” dan “qudsi”. “ Hadis” artinya ‘perkataan, perbuatan, atau persetujuan seseorang’, Sedangkan “qudsi”,
secara bahasa, artinya ‘suci’, yang selanjutnya digunakan untuk menyebut istilah yang dinisbahkan kepada Allah ta’ala. Secara istilah, hadis qudsi
adalah hadis yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw.dari Rabbnya (Allah). Hadis qudsi juga sering diistilahkan dengan “hadis rabbani” atau
“hadis ilahi”. Sedangkan hadis yang disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang bukan dalam bentuk riwayat dari Allah, disebut “hadis
nabawi”.
Hadist riwayat al Bukhari dan Muslim bin Mas’ud ra. telah menghafalkan seluruh isi Al-Quran dimasa Rasulullah. Dan mereka menyebutkan
pula bahwa Zaid bin Sabit ra. adalah orang yang terakhir kali membacakan Alquran dihadapan Nabi. Kemudian Rasulullah saw.berpulang ke
rahmatullah disaat Alquran telah dihafal oleh ribuan para sahabat dan tertulis dalam mushaf dengan susunan seperti disebutkan diatas. Tiap ayat-
ayat dan surah-surah dipisah-pisahkan, atau diterbitkan ayat-ayatnya saja dan setiap surah berada dalam satu lembar secara terpisah dalam tujuh
huruf. Tetapi memang benar bahwa Alquran belum lagi dijilid dalam satu mushaf yang menyeluruh. Sebab Rasulullah saw.masih selalu menanti
turunnya wahyu dari waktu ke waktu.
Disamping itu terkadang pula terdapat ayat yang menasahh (menghapuskan) sesuatu yang turun sebelumnya. Susunan atau tertib penulisan Alquran
itu tidak menurut tertib turunnya, tetapi setiap ayat yang turun dituliskan di tempat penulisan sesuai dengan petunjuk. Rasulullah saw. Beliau sendiri
yang menjelaskan bahwa suatu ayat harus diletakkan dalam suatu surah. Andaikata (pada masa Nabi) Qur’an itu seluruhnya dikumpulkan diantara
dua cover sampul dalam satu mushaf, hal yang demikian tentu akan membawa perubahan bila wahyu turun lagi. Az-Zarkasyi berkata, “Alquran
tidak dituliskan dalam satu mushaf pada zaman Nabi agar ia tidak berubah pada setiap waktu. Oleh sebab itu, penulisannya dilakukan kemudian
sesudah Alquran turun semua, yaitu dengan wafatnya Rasulullah.” Dengan pengertian inilah ditafsirkan apa yang diriwayatkan dari Zaid bin Sabit
ra. yang mengatakan,”Rasulullah telah wafat sedang Alquran belum dikumpulkan sama sekali.” Maksudnya ayat-ayat dalam surah-surahnya belum
dikumpulkan secara tertib dalam satu mushaf. Al-Katabi berkata,”Rasulullah tidak mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf itu karena ia
senantiasa menunggu ayat nasikh terhadap sebagian hukum-hukum atau bacaannya. Sesudah berakhir masa turunnya dengan wafatnya Rasululah,
maka Allah mengilhamkan penulisan mushaf secara lengkap kepada para Khulafaurrasyidin sesuai dengan janjinya yang benar kepada umat ini
tentang jaminan pemeliharaannya. Dan hal ini terjadi pertama kalinya pada masa Abu Bakar ra. atas pertimbangan usulan Umar ra.”
Masa Tabi'in Di masa Tabi’in, kebutuhan akan tafsir jauh lebih meningkat, dikarenakan semakin luasnya daerah kekuasaan Islam serta banyaknya orang
non Arab yang berbondong bondong memeluk agama Islam. Maka, pada saat itulah berdiri madrasah-madrasah tafsir yang terkenal, dimana gurunya
adalah para Sahabat dan muridnya adalah para Tabi’in. Muncullah tiga madrasah tafsir termashur di Mekah, Madinah dan di Irak. Madrasah tafsir di
Mekah dipelopori bin ‘Abbas. Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Sa’id bin Jubair, Mujahid, ‘Ikrimah Maula bin ‘Abbas, Tawus bin
Kissan al-Yamani, dan ‘Aṭa’ bin Rabaḥ.
Madrasah tafsir di Madinah dipelopori Ubai bin Ka’ab. Diantara muridnya dari kalangan Tabi’in adalah Zaid bin Aslam, Abu ‘Aliyah, dan
Muḥammad bin Ka’b al Qarazi. Di Kufah atau Irak, Madrasah tafsir dipelopori oleh Abdullah bin Mas’ud. Diantara muridnya yang termashur dari
kalangan Tabi’in adalah ‘Alqamah bin Qais, Masruq, Aswad bin Yazid, Murrah al-Hamadani, ‘Amir asy-Sya’bi, Hasan al-Basri, Qatadah bin
Di’amah as-Sadusi.
Tafsir pada masa Tabi’in mempunyai karakter sebagai berikut: 1) Banyak mengambil sumber dari kisah isra`iliyyat. Hal ini karena banyak
ahli kitab yang masuk Islam, dan pikiran mereka masih melekat ajaran kitab suci mereka, khususnya pada hal-hal yang tidak berhubungan dengan
hukum syariat, seperti awal penciptaan dan lain-lain. 2) Mulai muncul banyaknya perbedaan dalam penafiran, jika dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya. 3) Munculnya benih-benih perbedaan mazhab.
Masa Kini Percetakan al-Quran menurut para ahli dibagi dalam tiga periode, yaitu :
a. Pertama, periode percetakan klasik (1500-1900)
b. Kedua,mesin cetak modern (1920-1980).
c. Ketiga, periode digital
Mushaf. Al-Quran pertama kali dicetak dan diterbitkan di Venice sekitar tahun 1530 M kemudian di Basel pada 1543 tetapi dimusnahkan atas perintah
para penguasa gereja. Pada 1694 orang Jerman yang bernama Hinckelman telah berhasil mencetak al-Quran dikota Hamburg. Pada tahun 1787 telah
lahir pula percetakan islam yang pertama khusus al-Quran di Saint peterbourg. Pada masa Raja Fuad I pada tahun 1342 H/1923 M telah dimulai pula
percetakan al-Quran di Qairo Mesir di bawah pengawasan para syaikh al-Azhar. Penulis khatnya adalah Syaikh Muhammad Ali Khalaf al-Husaini.
Dicetak sesuai dengan riwayat Hafsh dari Ashim. Dan mushaf ini kemudian diterima oleh seluruh umat Islam di Dunia. Setelah itu banyak
bermunculan percetakan-percetakan al-Quran di setiap negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam.Di era komputer sekarang ini, tepatnya
sejak 1980 sampai sekarang telah berkembang pula apa yang dimaksud komputerisasi al-Quran dan al-Quran digital. Al-Quran telah tersimpan di
berbagai bentuk disket, CD-ROM ataupun aplikasi android/smartphone. Dari berbagai uraian di atas mengenai mengenai sejarah penulisan dan
pembukuan al-Quran dari masa Rasulullah hingga masa setelah sahabat dan masa modern dapat ditarik kesimpulan bahwa keautentikan al-Quran
yang diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia masih tetap terjaga dari mulai diturunkan hingga pada masa sekarang ini. Telah mencapai sekitar
1400 tahun. Hal ini sesuai janji Allah yang telah termaktub dalam al-Quran yang berbunyi 'Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr (al-
Quran) dan kami pulalah yang akan menjaganya” (QS.Al-Hijr (15) : 9 Sebagai seorang muslim, kita wajib bersyukur karena kita dilahirkan pada
jaman atau umat Nabi Muhammad yang mukjijat kenabian beliau masih dapat kita rasakan sampai saat ini di dalam kehidupan kita. Bertapa agungnya
al-Quran yang Allah turunkan kepada kita sebagai mahluk-Nya. Dan tugas kita sebagai hamba-Nya mesti menjaganya dengan mempelajari dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari agar kita mendapatkan ridho-Nya yang Maha Suci.
JAWABAN :
Alquran pertama kali dicetak bukan di negara Islam, melainkan di negara Barat. Percetakan Alquran dibagi tiga periode. Periode percetakan klasik (1.500-1900 M),
periode mesin cetak modern (1920-1980 M), dan periode digital mushaf (1.800-Sekarang). Percetakan Alquran yang terjadi di barat tidak terlepas dari peran penerjemahan.
Sebelum berkembangnya bahasa-bahasa Eropa modern, bahasa yang berkembang disana adalah bahasa Latin. Oleh karena itu, terjemahan Alquran yang pertama adalah dengan
bahasa latin pada tahun 1135 M. Tokoh yang menerjemahkan ke dalam bahasa ini adalah Robert of Ketton (Robertus Retanensis) yang selesai pada bulan Juli 1143 M. dengan
penerbitnya Bibliander.
Alquran pertama kali dicetak dan diterbitkan di Venice (Venisia) sekitar tahun 1530 M. Kemudian, di Basel pada tahun 1543 M. Tetapi percetakan itu dihancurkan atas
perintah para penguasa gereja. Orang yang pertama kali mencetak Alquran adalah Paganino dan Alessandro Paganini – sekitar tahun 1537 atau 1538 M. Sayang, cetakan
Alquran yang kedua tidak diketahui keberadaannya. Salah seorang sarjana Itali, yakni Angelina Nouvo menemukan fotokopi Alquran yang pernah dicetak di Venisia. Fotokopi
tersebut ditemukan di Isola – Venisia – tepatnya di perpustakaan Fransiscan Friars of San Michele.
Percetakan yang dilakukan Paganino dan Paganini ini bertujuan untuk dieekspor ke kerajaan Turki Utsmani. Tetapi orang-orang Turki Utsmani tidak mau menerima Al-Quran
tersebut karena:
1. Orang Turki Utsmani meyakini bahwa Alquran adalah kitab suci yang tidak boleh dipegang oleh orang-orang kafir – non muslim – seperti Paganino dan Paganini.
Menurut Alquran Jean Bodin (1530- 1596 M) dalam bukunya “Colloquium Heptaplomeres”, bahwa orang-orang Turki Utsmani memotong tangan kanan Alessandro
Paganini dan merusak seluruh cetakannya.
2. Al-Quran yang dicetak di Venisia memiliki banyak kekurangan dan kesalahan yang bisa mengurangi – bahkan merusak – makna Alquran.
Rupanya bukan saja Italia yang mencetak Al-Quran. Negara Jerman juga pernah mencetak Alquran. Percetakan ini dilakukan di Hamburg pada tahun 1694 M. oleh Abraham
Hinckelmann. Empat tahun kemudian Ludovico Maracci mencetak edisi teks Arab dengan terjemah bahasa Latin.Ludovisi Gustav Flugel – dengan edisi Arab – yang mencetak
secara khusus di Leifzig pada tahun 1834 M.Lalu diikuti dengan cetakan berikutnya pada tahun 1841, 1855, 1867, 1870, 1881 dan 1893 M. Edisi ini banyak diikuti oleh sarjana
Barat setelah perang dunia I.
Setelah di Jerman, Alquran juga pernah dicetak di St. Petersburg. Ini dilakukan karena mendapat perlindungan dari Ratu Catherine II, dimulai pada tahun 1787, 1789, 1790,
1793, 1796 dan 1798 M. Sedangkan percetakan Al-Quran di Volga – kota Kazan – terjadi perbedaan pendapat tentang tahunnya. Menurut Sarkîs, hal itu pertama kali terjadi
pada tahun 1801 M. Sedangkan menurut Schnurrer, itu terjadi pada tahun 1803 M. Sejak tahun 1842 M. percetakan St. Petersburg mencetak mushaf dengan model yang
bervariasi. Sehingga pada tahun 1905 M. percetakan ini mengeluarkan mushaf dengan bentuk format yang besar dengan tujuan untuk diperlihatkan kepada pemerintah pada
waktu itu. Sementara itu, London Inggris juga pernah mencetak Al-Quran. Terjadi pada tahun 1833 M. kemudian pada tahun 1871 dan 1875 M. Bahkan mushaf yang ada di
Perpustakaan Universitas Harvad merupakan mushaf cetakan London edisi tahun 1845 dan 1848 M.. Bahkan, India juga pernah mencetak Al-Quran. Cetakan di Bombay ini
dimulai pada tahun 1852, 1865, 1869, 1875, 1881, 1883, 1891 dan 1897 M. Percetakan ini pertama kali disebarkan pada tahun 1856 dan 1857. Sedangkan cetakan Bombay
dengan memakai pengantar bahasa persia dan disertai dilakukan oleh Muhammad Ali Qashânî. Percetakan Calcutta yang disertai dengan tafsîr al-Zamakhsyarî diproduksi oleh
William Nassau Lees, Abdul Hayyi dan Khaddâm Husain.
Berikutnya, barulah Alquran dicetak di negara Islam. Tercatat, Kairo Mesir pernah tercatat mencetak Alquran tahun 1864 M., kemudian pada tahun 1866, 1881 dan 1886 M.
Lalu, Turki juga ikut mencetak Al-Quran pada tahun 1872, 1886, 1889 dan 1904 M. Selain di negara-negara di atas, di beberapa negara juga mulai ramai percetakan Alquran
Seperti di Iran (1828 M), Tibris (1833 M) dan percetakan lainnya termasuk di Indonesia yang diawasi