Anda di halaman 1dari 5

‫ـح َّم ٍد َو َع َلى‬

َ ‫ نَ ِبيِّنَا َو َح ِبيْ ِبنَا ُم‬، ‫ني‬ َ ْ ِ‫سل‬ ِ َ‫ف األَنْ ِبي‬ ِ ‫شر‬ ِ ‫ب ال َعا َل‬
ُ ‫اء َو‬
َ ‫الـم ْر‬ َ ْ َ ‫الس َال ُم َع َلى أ‬
َّ ‫الص َالةُ َو‬ َّ ‫ َو‬، ‫ني‬ َ ْ ‫ـم‬ ِّ ‫الـح ْم ُد هللِ َر‬
َ
ْ ‫قال تعالى ٓيَٰأ َ ُّي َها ٱ َّل ِذي َن َءا َمنُوا ْ ٱتَّ ُقوا‬. .‫ أ َ َّما َب ْع ُد‬، ‫ان إِ َلى َي ْوم ِ ال ِّد ْي ِن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح‬، ‫ني‬ َ ‫ص ْح ِب ِه أ َ ْج‬
َ ْ ‫ـم ِع‬ َ ‫آلِ ِه َو‬
‫ۡص ِّم َن‬ ٍ ۬ ‫ۡجوع ِ َونَق‬ ُ ‫ۡف َوٱل‬ ِ ‫خو‬ َ ‫شى ٍ ۬ۡء ِّم َن ٱ ۡل‬َ ‫سلِ ُمو َن وقال ايضا َو َلنَبۡ ُل َونَّ ُكم ِب‬ ۡ ‫ات ِهۦ َو َال تَ ُموتُ َّن إِ َّال َوأَنتُم ُّم‬ ِ ‫ٱهللََّ َحقَّ تُ َق‬
‫ٱلصـٰ ِبري َن‬
َّ ‫ش ِر‬ ِّ ‫ٲتۗ َو َب‬ِ ‫س َوٱلث َّ َمر‬ ِ ُ‫ٱأل َنف‬
ۡ ‫ٲل َو‬ ِ ‫ٱأل َ ۡم َو‬
ۡ
َ
Sidang Jumat yang berbahagia

Pertama-tama marilah kita bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wa


Ta’ala yang telah memberi kita nikmat. Terutama nikmat sehat wal ‘a at,
nikmat panjang umur, nikmat iman dan nikmat kesempatan sehingga kita bisa
berkumpul di tempat yang mulia ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda


kita Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam beserta keluarganya,
beserta sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga
zaman sekarang yang terang benderang.

Selanjutnya, khatib berwasiat khususnya kepada pribadi dan keluarga serta


mengajak para jamaah Jumah untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada
Allah dengan sebenar- benar takwa. Bertakwa dalam keadaan sendiri, atau
bersama-sama, dalam keadaan sepi maupun ramai, ketika mendapat
anugerah maupun diuji dengan musibah. Bentuk dari taqwa adalah dengan
besungguh-sungguh meniti ilmu dan meningkatkan iman.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


Iman bukan sekadar khayalan, bukan pula angan-angan, juga bukan hanya
hiasan dan aksesoris yang menempel di badan. Namun, Iman adalah
keyakinan yang penuh. Iman adalah membenarkan dan meyakinkan dengan
hati, diucapkan oleh lisan, dan diamalkan dengan perbuatan, melaksanakan
ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah menyampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.


Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah [2]: 155.

ۗ ِ ‫س َوٱلث َّ َمر‬
‫ٲت‬ َ ِ ُ‫ٱأل َنف‬ ِ ‫ٱأل َ ۡم َو‬
ۡ ‫ٲل َو‬ ٍ ۬ ‫ۡجوع ِ َونَق‬
ۡ ‫ۡص ِّم َن‬ ُ ‫ۡف َوٱل‬ َ ‫شى ٍ ۬ۡء ِّم َن ٱ ۡل‬
ِ ‫خو‬ َ ‫َو َلنَبۡ ُل َونَّ ُكم ِب‬
(١٥٥) ‫ٱلصـٰ ِب ِري َن‬ َّ ‫ش ِر‬ ِّ َ‫َوب‬

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” (Q.S. Al-Baqarah
[2]: 155)
fi
Sebagai hasil dari belajar dan mencermati jalan panjang kehidupan, para
orang tua kita membuat pepatah yang menggambarkan kehidupan dunia‘bak
roda pedati’  yang selalu berputar. Putaran roda pedati menjadikannya tak
pernah berada dalam satu posisi. Adakalanya berada di atas, dan lain waktu
pasti harus di bawah.

Demikianlah gambaran kondisi kehidupan seorang manusia di dunia ini. Ada


suka, ada pula duka. Ada canda tawa tanda bahagia, ada pula tangis tanda
pilu nestapa. Ada saat dimana kita meraih nikmat dan karunia, namun di
kesempatan lain harus menahan duka mendalam atas pahitnya ujian.

Itulah kehidupan dunia. Kehidupan yang di dalamnya tak hanya melulu satu
warna. Lika-liku menjadi ciri dan karakter dunia. Bagi seorang Muslim,
tentulah harus banyak bersyukur. Terutama atas karunia terbesar dari Allah
Subhanahu wa Ta’ala   berupa nikmat iman dan Islam. Allah memberi
pedoman bagi manusia agar mereka tak salah arah, tak keliru dalam
melangkah, dan tak tertipu dengan fatamorgana dunia.

Pedoman tersebut adalah ayat di atas. Syaikh Abdur Rahman Nashir ad-
Sa’di menjelaskan bahwa Allah pasti akan menguji hamba-hamba-Nya
dengan berbagai bentuk ujian. Hal ini semata-mata agar tampak jelas antara
orang yang benar dalam imannya dengan yang orang yang berdusta, juga
antara orang yang bersabar dan yang berputus asa.

Pada ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala ber rman yang bermaksud  “Alif
laam miim. Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja
mengatakan “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji?
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Alloh
mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang
dusta.”(QS. Al-Ankabut [29]: 1-3)
Musibah merupakan salah satu sunnatullah yang pasti terjadi pada hamba-
hamba-Nya. Tak bisa tidak, setiap manusia pasti akan mengalaminya.
Masing-masing akan merasakan ujian sesuai yang Allah telah tetapkan.

Jika kesenangan atau kelapangan jika terus menerus dirasakan seorang


Mukmin, tanpa diselingi ujian, niscaya akan merusak keimanannya. Rasa
harap akan ternodai dengan bangga diri (ujub) dengan hasil usahanya, maka
noda-noda itu akan merusak bahkan dapat menghancurkan keimanannya.

Sering kita saksikan orang yang lupa kepada Allah di kala bergelimang
kenikmatan. Kesenangan duniawi seringkali menjadikan seseorang lalai dan
akhirnya terjerumus dalam berbagai kemaksiatan.
fi
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Selanjutnya, Allah hendak memberikan rahmat kepada kita yang sabar


menghadapi ujian. Rahmat terbagi menjadi dua, pertama rahmat secara
umum di anugerahkan oleh Allah kepada semua orang. Tak peduli Mukmin,
atau ka r, taat maupun maksiat, tanpa pandang suku bangsa, semuanya
Allah beri, semua merasakan dan mendapatkan.  Contoh nikmat umum
adalah kesehatan, kekayaan atau jabatan .

Kedua, rahmat secara khusus akan diberikan hanya kepada orang-orang


yang beriman dan bersabar terhadap ujian. Rahmat khusus itu adalah
kemulian, pahala, derajat dan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Syarat mendapatkan rahmat khusus itu adalah dengan iman dan sabar. Iman
adalah keyakinan yang penuh bahwa segala peristiwa yang ada di dunia ini,
baik sedih, senang, susah, gembira, bahagia dan sengsara itu terjadi atas
izin dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Iman adalah keyakinan yang
penuh bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini akan
mendapatkan balasan. Setelah mati ada kehidupan yang hakiki dan abadi
yaitu alam akhirat, tempat manusia  bertanggung jawab atas amal perbuatan
dan tempat Allah memberi pahala dan siksa, Surga atau neraka.

Adapun apa yang kita miliki pada hakikatnya akan kembali kepada Allah. Ini
seperti disebutkan dalam Al-Quran :
ِ ‫إِنَّا هللَِِّ َو إِنَّآ إِ َلي ِۡه َرٲ‬
‫ج ُعو َن‬

Artinya: “Sesungguhnya kita  semua  adalah milik  Allah  dan  kepada-Nya lah
kita semua pasti akan kembali.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 156)

Sabar yang tertinggi adalah keridhaan takdir Allah, Mengapa demikian?


karena hakikat semua yang kita miliki adalah milik Allah,  maka kapan saja
Allah akan mengambilnya, maka harus sabar dan ikhlas. Contoh ketika kita
hendak diuji sakit maka kita harus sabar karena sakit, sehat, kekayaan, tahta,
jabatan dan lain sebagainya itu adalah titipan-Nya.
Bagi orang beriman, meninggal dunia tidak membuatnya susah dan
sengsara, karena semuanya sudah di atur oleh Yang Maha Kuasa, pasti akan
baik kesudahannya. Maka sikap husnudzan haruslah selalu kita tanamkan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah


fi
Semua musibah sebenarnya memberi manfaat bagi penerimanya, asalkan
disikapi dengan keimanan dan kesabaran. Besar dan kecil ujian itu, berat
maupun ringan musibah itu, sesungguhnya ia dapat mengangkat derajat dan
menghapus dosa, semakin besar musibah maka semakin besar ampunan
Allah.

Nabi Muhammad Shallahu Alahi Wassalam bersabda :

‫ب ِمن ْ ُه‬ ِ ُ‫خيْرا ي‬ ِ ِ


ْ ‫ص‬ ً َ ‫َم ْن يُ ِرد ال َّل ُه ِبه‬

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah menimpa musibah
kepadanya.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).

Orang yang paling berat ujianya adalah para Nabi, ulama dan orang-orang
yang soleh. Allah akan menguji hamba-Nya sesuai dengan kadar
kemampuanya.

٢٧ ﴿ ‫ۡس ۡٱملُط َۡمىِٕن َّ ُة‬


ُ ‫﴾ یَـٰۤأَیَّت ُ َها ٱلنَّف‬
Wahai jiwa yang tenang! (27)

٢٨ ﴿ ‫ۡضی ࣰَّة‬
ِ ‫اضی ࣰَة َّمر‬
ِ ‫ج ِعیۤ إِ َلىٰ ربِّ ِك ر‬
َ َ ِ ‫﴾ ٱ ۡر‬
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.

٢٩ ﴿ ‫خلِی ِفی ِعبَـ ِٰدی‬


ُ ‫﴾ فَٱ ۡد‬
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,

٣٠ ﴿ ‫خلِی َجن َّ ِتی‬


ُ ‫﴾ َوٱ ۡد‬
dan masuklah ke dalam surga-Ku. (30)
Al-Fajr, Ayat 27-28

ُ ‫ أ َ ُق‬،ِ ‫ت َوالذِّ ْك ِر ا ْل َح ِكيم‬


ْ َ‫ول َما ت‬
‫س َم ُعو َن‬ ِ ‫ َونَفَ َع ِني َو إِيَّا ُك ْم ِب َما ِف‬،ِ ‫ظيم‬
ْ ‫يه ِم َن‬
ِ َ ‫اآليا‬ ِ ‫آن ا ْل َع‬
ِ ‫ار َك اهللُ لِي َو َل ُك ْم ِفي ا ْل ُق ْر‬ َ َ‫ب‬
ِ ‫حيم‬ ِ ‫ إِنَّ ُه ُه َو ا ْل َغفُور الر‬،‫ب‬ ٍ ْ‫ست َ ْغ ِف ُر اهللِ لِي َو َل ُك ْم ِم ْن ُك ِّل ذَن‬
ْ َ ‫َوأ‬
َّ ُ

‫ والحول والقوة اال باهلل العلي‬.‫الحمد هلل رب العاملني والعاقبة للمتقني وال عدوان إال على الظاملني‬
‫ص َّلى‬ َ ‫السالَ ُم َع َلى نَ ِبيِّنَا ُم َح َّم ٍد‬ َّ ‫الصالَةُ َو‬َّ ‫ َو‬.‫س ْو ُل ُه‬ ُ ‫ش َه ُد أ َ َّن ُم َح َّم ًدا َعبْ ُدهُ َو َر‬ ْ َ ‫ش َه ُد أ َ ْن الَ إِ َلـ َه إِالَّ اهللُ َوأ‬ ْ َ ‫أ‬،‫العظيم‬
‫ان إِ َلى يَ ْوم ِ ال ِّديْ ِن‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ص ْح ِب ِه َو َم ْن تَ ِب َع ُه ْم ِب ِإ ْح‬ َ ‫س َّل َم َو َع َلى آلِ ِه َو‬ َ ‫
اهللُ َع َليْ ِه َو‬
ْ ُ‫ َو َمن يَت َّ ِق اهللَ يَ ْج َعل َّل ُه ِم ْن أ َ ْم ِر ِه ي‬،ُ‫سيْ ِبت َ ْق َوى اهلل‬
‫س ًرا َويَ ْرزُ ُق ُه‬ ِ ْ‫صيْ ُك ْم َونَف‬ ِ ‫ أ ُ ْو‬.ُ‫ش َد ُك ُم اهلل‬ َ ‫ أ َ ْر‬،‫َج َما َع َة ا ْل ُج ُم َع ِة‬
‫ظ ْم َل ُه أ َ ْج ًرا‬ِ ‫ َو َمن يَت َّ ِق اهللَ يُ ْع‬،‫ب‬ ُ ‫س‬ ِ َ ‫ث الَ يَ ْحت‬ ُ ْ‫
م ْن َحي‬ ِ
‫ني‬ ‫سلِيْ ًما‪.‬اَل َّل ُه َّم ا ْغ ِف ْر لِ ْل ُم ْ‬
‫سلِ ِم ْ َ‬ ‫س ِّل ُم ْوا تَ ْ‬ ‫ص ُّل ْوا َع َليْ ِه َو َ‬ ‫ص ُّل ْو َن َع َلى الن َّ ِبيِّ‪ ،‬يَاأَيُّها َ ا َّل ِذيْ َن َءا َمن ُ ْوا َ‬ ‫إِ َّن اهللَ َو َمال َِئ َكت َ ُه يُ َ‬
‫سالَ َم‬ ‫ات‪.‬اَل َّل ُه َّم أ َ ِعزَّ ا ْ ِإل ْ‬‫ب ال َّد َع َو ِ‬ ‫ب ُمجِيْ ُ‬ ‫ات‪ ،‬إِنَّ َك َق ِريْ ٌ‬ ‫اء ِمن ْ ُه ْم َواْأل َ ْم َو ِ‬‫ات اْأل َ ْحيَ ِ‬ ‫ني َو ْاملُؤ ِْمن َ ِ‬‫ات َو ْاملُؤ ِْم ِن ْ َ‬ ‫سلِ َم ِ‬ ‫َو ْامل ُ ْ‬
‫اه ِديْ ِن ِفيْ ُك ِّل َم َك ٍ‬
‫ان‬ ‫ص ِر ْامل ُ َج ِ‬ ‫ني َو َد ِّم ْر أ َ ْع َدائ َ َك أ َ ْع َدا َء ال ِّدينَ‪ ،‬اَل َّل ُه َّم انْ ُ‬ ‫ش ِر ِك َ‬ ‫الش ْر َك َو ْامل ُ ْ‬‫ني َوأ َ ِذ َّل ِّ‬ ‫سلِ ِم َ‬‫َو ْامل ُ ْ‬
‫ان ‪،،، ،‬ربنا الغفرلنا‪ ، ،،،‬ربنا اتنا‬ ‫ج َها ًدا ِفى ِبال َِدنَا َو ِفى ُك ِّل َم َك ٍ‬ ‫ان‪ ،‬اَل َّل ُه َّم افْتَحْ ِ‬ ‫
‪َ ،،،‬وزَ َم ٍ‬
‫آء َو ْاملُن َك ِر َوا ْلبَ ْغيِ يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫ش ِ‬ ‫آئ ِذي ا ْل ُق ْربَى َويَن ْ َهى َع ِن ا ْلفَ ْح َ‬ ‫ان َو إِيت َ ِ‬ ‫س ِ‬ ‫ِعبَا َد اهللِ‪ ،‬إِ َّن اهللَ يَأ ْ ُم ُر ُك ْم ِبا ْل َع ْد ِل َوا ْ ِإل ْح َ‬
‫ط ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر اهللِ أ َ ْكبَ ُر‬ ‫ضلِ ِه يُ ْع ِ‬ ‫اسأ َ ُل ْوهُ ِم ْن فَ ْ‬‫ظيْ َم يَذْ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬ ‫
َل َع َّل ُك ْم تَذَ َّكر ْونَ‪ .‬فَاذْ ُكروا اهللَ ا ْل َع ِ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬

Anda mungkin juga menyukai