Khutbah Jum’at
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An-Nahl:18).
Semoga kita bukanlah hamba yang kufur akan nikmatnya sehingga kita
bisa terhindar dari azab, musibah dan malapetaka dan kehidupan kita selamat di
dunia dan akhirat. Amin…
Dalam kehidupan ini, kita tidak akan pernah lepas dari nikmat dan begitu
juga tak akan bisa lepas dari musibah dan cobaan. Saat mendapatkan nikmat dan
saat menghadapi musibah, Agama Islam telah memberikan panduan dengan
senantiasa memegang dua prinsip, yakni: asy-syukru indan niam (bersyukur
ketika mendapat nikmat) dan ash-shabru indal musibah (bersabar saat
mendapatkan musibah). Kedua hal ini pun bisa menjadi barometer (ukuran)
keimanan seseorang yang akan menjadikannya kuat dan sabar dalam menjalani
kehidupan yang terus mengalami perubahan ini. Allah sendiri sudah menegaskan
bahwa manusia akan selalu diberi cobaan musibah yang termaktub dalam Al-
Qur’an Surat al-Baqarah ayat 155:
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Dalam ayat ini, sabar menjadi perisai dan senjata orang-orang beriman
dalam menghadapi beban dan tantangan hidup. Perasaan takut, kelaparan,
kekurangan bekal, harta, jiwa dan buah-buahan adalah ujian yang bakal kita
hadapi dalam kehidupan ini. Tidak ada yang melindungi kita dari ujian-ujian berat
itu selain jiwa kesabaran yang telah dikaruniakan Allah kepada kita. Lalu
siapakah orang yang bersabar itu? Diterangkan dalam ayat selanjutnya, dalam
Surat Al-Baqarah Ayat 156:
Musibah adalah ujian dari Allah sekaligus wujud cinta-Nya pada hamba-
Nya. Cinta dan kasih sayang Allah akan diberikan kepada hamba-Nya yang kuat
dalam menghadapi musibah. Ketika seseorang ditimpakan padanya suatu cobaan
bisa jadi itu adalah teguran dari Allah ataupun bisa jadi juga itu merupakan
musibah yang mana ketika dihadapi dengan sabar dan khidmat, itu bernilai pahala.
Perlu kita sadari bersama bahwa sikap sabar ini bukan berarti menyerah terhadap
kondisi yang ada. Sabar harus diiringi dengan ikhtiar untuk menghadapi ujian
yang ada. Bukan lari dari ujian itu sendiri. Ujian dalam hidup akan menjadikan
kita lebih kuat dan berpengalaman dalam menghadapi ujian yang nantinya pasti
akan kita temui lagi. Lari dari ujian hidup, bukanlah solusi untuk
menyelesaikannya karena jika kita lari dari ujian dan masalah hidup, maka
bersiaplah untuk menghadapi masalah yang lebih besar.
ۗۗ َليُ َك ٰلِّ ُف ََّّللاُ نَ ْف ًسا ٰإ ََّل ُو ْس َع َها ۚ لَ َها َما َك َس َب ْت َو َعلَ ْي َها َما ا ْكتَ َس َب ْت
Artinya: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. QS Al Baqarah: 286).
Sabar itu seperti payung yang tidak akan bisa menghentikan hujan namun
akan melindungi kita dari air yang membasahi sehingga kita masih akan tetap bisa
berjalan di tengah derasnya hujan. Kesabaran tidak akan bisa menghilangkan
musibah namun kita akan tetap tegar dalam melewatinya. Sabar itu seperti payung
yang tidak akan bisa menghentikan hujan namun akan melindungi kita dari air
yang membasahi sehingga kita masih akan tetap bisa berjalan di tengah derasnya
hujan. Kesabaran tidak akan bisa menghilangkan musibah namun kita akan tetap
tegar dalam melewatinya.
Dari penjelasan ini kita bisa menyimpulkan bahwa orang yang sabar
adalah dia yang tidak lemah, tidak mudah patah semangat atau menyerah. Sifat
sabar ini dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika umat Islam
menjadi minoritas dan ditindas di Makkah. Tak ada yang berpaling, menyerah,
atau kompromi soal aqidah Islam. Semua tetap tegas dan kuat meskipun dalam
siksaan kaum Quraisy.
َّللاٰ َو َما
س ٰب ْي ٰل ه َ َي ٍ قَاتَ َۙ َل َم َعهٗ ٰر ٰبِّي ُّْونَ َكثٰي ۚ ٌْر فَ َما َو َهنُ ْوا ٰل َما ٓ ا
َ صا َب ُه ْم فٰ ْي ِّ َو َكا َ ٰيِّ ْن ِّٰم ْن نَّ ٰب
َص ٰب ٰريْن
َّللاُ يُ ٰحبُّ ال ه ضعُفُ ْوا َو َما ا ْستَ َكانُ ْوا ۗ َو ه َ
"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari
pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak lemah karena bencana yang
menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah
(kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar”
ي ْالعَ ٰظي ْٰم َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم ٰي بٰتَ ْق َوى هللاٰ ْالعَ ٰل ِّٰ
ص ْي ُك ْم َونَ ْفس ْ فَيَا أَيُّ َها ْال ُم ْس ٰل ُم ْونَ أ ُ ْو ٰ
ص ََلةٰ َوالس َََّل ٰم َعلَى نَبٰيِّٰ ٰه ْال َك ٰريْم فَقَا َل: بٰأ َ ْم ٍر َع ٰظي ٍْم أَ َم َر ُك ْم بٰال َّ
صلَّيْتَ َعلَى َ
سيِّٰ ٰدنَا إٰب َْرا ٰهي َْم علَى آ ٰل َ
سيِّٰ ٰدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ ص ِّٰل َعلَى َ
سيِّٰ ٰدنَا ُم َح َّم ٍد َو َ اَلله ُه َّم َ
س ِّٰي ٰدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ٰل َ
س ِّٰي ٰدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما ار ْك َعلَى َ َو َعلَى آ ٰل َ
س ِّٰي ٰدنَا ٰإب َْرا ٰهي َْم َو َب ٰ
س ِّٰي ٰدنَا ٰإب َْرا ٰهي َْم ٰف ْي ْال َعالَ ٰميْنَ ٰإنَّكَ َح ٰم ْيد ٌ َم ٰج ْيد ٌ
س ِّٰي ٰدنَا ٰإب َْرا ٰهي َْم َو َعلَى آ ٰل َ
ار ْكتَ َعلَى َ
َب َ