Anda di halaman 1dari 18

VII-B

SIFAT TERPUJI (IKHLAS,


SABAR DAN PEMAAF)
Q.S An-Nisa’/4: 146
Q.S Al-Baqarah/2: 153
Q.S Ali Imran/3: 134
Refleksi Qur’ani
An-Nisa ayat 146

ْ ٓ ٰ ۟ ‫هَّلِل َُأ‬ ۟ ‫وا بٱهَّلل ِ َوَأ ْخلَص‬


۟ َ َ‫ُوا َوٱ ْعت‬
۟ ‫ُوا َوَأصْ لَح‬ ۟ ‫ين تَاب‬
ۖ ‫ين‬ ‫ْؤ‬ َ
َ ‫ُوا ِدينَهُ ْم ِ ف ولِئ‬
َ ِ‫ك َم َع ٱل ُم ِمن‬ ِ ‫ص ُم‬ َ ‫ِإاَّل ٱلَّ ِذ‬
‫ين َأجْ ًرا َع ِظي ًما‬
َ ِ‫ت ٱهَّلل ُ ْٱل ُمْؤ ِمن‬
ِ ‫ف يُْؤ‬َ ‫َو َس ْو‬
 
:Artinya
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh
pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah.
Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan
memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Mufradaat
An-Nisa ayat 146
Refleksi Qur’ani
Al-Baqarah ayat 153

َّ ٰ ‫صلَ ٰو ِة ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َم َع ٱل‬ ۟ ُ‫ ْستَ ِعين‬B‫وا ٱ‬


۟ ُ‫ين َءامن‬ ٓ
‫ين‬
َ ‫صبِ ِر‬ َّ ‫صب ِْر َوٱل‬
َّ ‫وا بِٱل‬ َ َ ‫ٰيََأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Mufradaat
Al-Baqarah ayat 153
Refleksi Qur’ani
Ali Imran Ayat 134

َ ِ‫اس ۗ َوٱهَّلل ُ ي ُِحبُّ ْٱل ُمحْ ِسن‬


‫ين‬ ِ َّ‫ين َع ِن ٱلن‬ َ ‫ضرَّٓا ِء َو ْٱل ٰ َك ِظ ِم‬
َ ِ‫ين ْٱل َغ ْيظَ َو ْٱل َعاف‬ َّ ‫سرَّٓا ِء َوٱل‬ َ ‫ٱلَّ ِذ‬
َ ُ‫ين يُنفِق‬
َّ ‫ون فِى ٱل‬

Artinya:
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Mufradaat
Ali Imran Ayat 134
Ikhlas
An-Nisa ayat 146
ٓ
ُ ‫ت ٱهَّلل‬
ِ ‫ف يُْؤ‬ َ ‫ُوا ِدينَهُ ْم هَّلِل ِ فَُأ ۟و ٰلَِئ‬
َ ِ‫ك َم َع ْٱل ُمْؤ ِمن‬
َ ‫ين ۖ َو َس ْو‬ ۟ ‫وا بٱهَّلل ِ َوَأ ْخلَص‬
۟ َ َ‫ُوا َوٱ ْعت‬
ِ ‫ص ُم‬
۟ ‫ُوا َوَأصْ لَح‬
۟ ‫ين تَاب‬
َ ‫ِإاَّل ٱلَّ ِذ‬
‫ين َأجْ رًا َع ِظي ًما‬
َ ِ‫ْٱل ُمْؤ ِمن‬
 

:Artinya
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama)
Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang
beriman pahala yang besar.

Kata ikhlas berasal dari bahasa Arab yang berbunyi akhlasa yang memiliki arti bersih, lurus dan
suci
Dalam prespektif agama Islam, ikhlas berarti niat perbuatan amal saleh secara tulus tanpa pamrih
manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.
Kalau ada pertanyaan, bolehkah amal kita diperlihatkan
kepada orang lain?

Jawabannya adalah tergantung “Niat”. Kalau niatnya ingin dipuji tentu itu menjadi riya’, namun
bila niatnya adalah syiar supaya orang lain mengikutinya maka itu bukanlah riya’. Perbuatan ini
kadang disebut tahadduts bin ni’mah atau menyebut/menyampaikan/memperlihatkan anugerah/
nikmat/perbuatan baik yang kita terima atau telah lakukan. Setiap amal itu tergantung kepada ni-
atnya.

‫ت وِإنَّما لِ ُك ِّل امري ٍء ما نَ َوى‬


ِ ‫إنَّ َما األع َمال بالنِّيَّا‬
Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung dari niatnya. Dan
sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” (HR Al-Bukhari
dan Muslim).
Niat yang baik akan menghasilkan perbuatan baik. Begitu pula niat yang ikhlas akan mengantarkan ke
perbuatan yang ikhlas pula. Dengan ikhlas, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang
memberatkan.

Salah satu ciri orang yang ikhlas adalah ia akan tetap beramal meskipun ada atau tidak ada orang lain
yang melihat. Namun bila ia hanya beramal ketika ada orang lain yang melihat, dan tidak beramal
kalau tidak ada orang yang melihat maka itu tandanya tidak ikhlas alias riya’.

Ciri lain orang yang ikhlas adalah jarang kecewa terhadap makhluk, karena yang diharapkannya
hanyalah penilaian dan keridhoan Allah Swt. Orang yang banyak kecewa terhadap makhluk yaitu orang
yang banyak berharap dan bergantung kepada makhluk.
Sabar
Al-Baqarah ayat 153

َّ ٰ ‫صلَ ٰو ِة ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َم َع ٱل‬


َ‫ص ِب ِرين‬ َّ ‫صب ِْر َوٱل‬
َّ ‫وا ِبٱل‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأ ُّيهَا ٱل َّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا ٱ ْستَ ِعين‬
َ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguh-
nya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Secara bahasa, Sabar berasal dari bahasa Arab yakni diambil dari kata sobaro yasbiru, artinya
menahan.

Arti sabar secara lebih luasnya yakni menahan diri agar tidak mudah marah, benci, dendam, tidak
mudah putus asa, berkeluh kesah, melatih diri agar selalu melakukan ketaatan dan membentengi diri
untuk tidak melakukan perbuatan keji & maksiat.
Hadits mengenai keutamaan sabar:

“Sangat menakjubkan semua urusan orang yang beriman, sesungguhnya segala urusannya itu
sangat baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh seorangpun, kecuali orang yang beriman.
Apabila ia mendapatkan kesenangan ia bersyukur, maka yang demikian itu sangat baik dan
apabila ia tertimpa kesusahan ia sabar, maka yang demikian itu sangat baik baginya“.
(Hadist Riwayat Muslim)
Ada 3 jenis sabar. Adapun penjelasan mengenai ketiga jenis tersebut ialah sebagai berikut :
Sabar dalam ketaatan
Dalam melaksanakan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala bukanlah hal yang mudah bagi sebagian
orang maka akan terasa berat sehingga membutuhkan kesabaran yang tinggi. Seperti sabar dalam
menahan diri dari sifat malas supaya tetap istiqomah dalam menjalankan kewajiban sholat dengan
tepat waktu, sabar menjalankan puasa yakni sabar dengan menjaga lisan, hati serta pikiran, sabar
dalam menuntut ilmu dan lain masih banyak lagi.

Sabar dalam menghadapi cobaan dan musibah


Bersabar atas cobaan, ujian dan musibah yang menimpanya. Memiliki keyakinan bahwa Allah
tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan dari hambanya. Apabila mendapatkan
cobaan, maka bersabar dan ikhlas dengan apa yang menimpanya tersebut. Karena sesungguhnya
Allah Swt itu bersama dengan orang-orang sabar.

Sabar dalam kemaksiatan


yakni maksudnya menjahui segala sesuatu yang haram dan dilarang Allah SWT. Segala bentuk
maksiat itu memang menyenangkan, tetapi Allah Swt melarangnya sehingga orang-orang beriman
wajib untuk menjaga dan menahan diri dari segala bentuk maksiat.
Pemaaf
Ali Imran Ayat 134

َ ِ‫اس ۗ َوٱهَّلل ُ ي ُِحبُّ ْٱل ُمحْ ِسن‬


‫ين‬ َ ِ‫ظ َو ْٱل َعاف‬
ِ َّ‫ين َع ِن ٱلن‬ َ ‫ضرَّٓا ِء َو ْٱل ٰ َك ِظ ِم‬
َ ‫ين ْٱل َغ ْي‬ َّ ‫ون فِى ٱل َّسرَّٓا ِء َوٱل‬ َ ‫ٱل َّ ِذ‬
َ ُ‫ين يُنفِق‬

Artinya:
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan

Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih),
penghapusan, ampun, atau anugerah.

Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain.
‫‪VII-C‬‬

‫ثم السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai