Anda di halaman 1dari 14

AMAR MA'RUF

NAHY MUNKAR
DISUSUN OLEH :
1. MIFTAKHUL JANNAH (1230020019)
2. YULIATI (1230020025)
3. SITI ANISA UTAMI PUTRI FADLI (1230020033)
4. DEMA PINGKY SAFITRI (1230020037)
KONSEP AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR
Arti amar ma‟ruf nahi munkar secara terminologi ialah megajak kepada perbuatan yang baik dan
mencegah kepada perbuatan yang munkar. Secara etimologi amar berarti adalah perintah, ajakan, anjuran,
himbauan bahkan juga berarti permohonan. ma‟ruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti melarang,
mencegah dan munkar berarti durhaka.
Sedangkan menurut Imam Ghazali, amar ma‟ruf nahi munkar adalah dua perkara tersebut ushuluddin,
dengan kedua perkara tersebut terwujudlah tujuan darikeputusan nabi-nabi.26 Dalilnya adalah firman Allah
dalam surah Ali Imran ayat 104 :

ِ ‫َولْتَك ُْن ِ ّمنْك ُْم ا ُ ّ َم ٌة ي َّ ْد ُع ْو َن اِل َى ال َْخيْ ِر َويَأ ْ ُم ُر ْو َن بِال َْم ْع ُر ْو‬
ُ ِ‫ف َويَن ْ َه ْو َن َع ِنال ُْمنْك َِر ۗ َواُول ٰۤ ِـٕىِٕ َك ُه ُم ال ُْم ْفل‬
‫ح ْو َن‬
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung .
Telah diriwayatkan bahwa Abu Bakar As-Siddiq RA, berkata dalam khutbah yang disampaikannya,
sesesungguhnya kalian membaca ayat ini dan kalian termasuk mentakwilkanya, surat al-Maidah ayat
105 :

‫اهتَ َديْتُ ْم ۗ اِل َى الل ّ ٰ ِه َم ْرجِ ُعك ُْم َج ِمي ْ ًعا فَيُن َ ِبّئُك ُْم ب َِما كُنْتُ ْم تَ ْع َمل ُْو َن‬
ْ ‫ٓيٰا َيُّ َها ال َّ ِذيْ َنا ٰ َمن ُ ْوا َعل َيْك ُْم اَن ْ ُف َسك ُْم ۚ ل َا ي َ ُض ُّرك ُْم َّم ْنـ َض َّلاِذَا‬
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi
mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali
semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS. alMaidah:
105)
DASAR HUKUM AMAR MA’RUF NAHI
MUNKAR
Sebagaimana firman Allah SWT dalam dalam al-Qur‟an surah al-Araf ayat 157 yang berbunyi :

‫ض ُع َع ْن ُه ْم‬ َ ‫ت َوي َُحرِّ ُم َع َلي ِْه ُم ْال َخ ٰۤب ِٕٕى‬


َ ‫ث َو َي‬ َّ ‫اَلَّ ِذي َْن َي َّت ِبع ُْو َن الرَّ س ُْو َل ال َّن ِبيَّ ااْل ُمِّيَّ الَّذِيْ َي ِج ُد ْو َن ٗه َم ْك ُت ْوبًا عِ ْندَ ُه ْم فِى ال َّت ْو ٰرى ِة َوااْل ِ ْن ِجي ِْل َيأْمُرُ ُه ْم ِب ْال َمعْ ر ُْوفِ َو َي ْن ٰهى ُه ْم َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ُي ِح ُّل َل ُه ُم‬
ِ ‫الطي ِّٰب‬
ٰۤ ُ ٓ
‫ك ُه ُم ْال ُم ْفلِح ُْو َن‬
َ ‫ول ِٕٕى‬ ْٓ ‫صر ُْو ُه َوا َّت َبعُوا ال ُّن ْو َر الَّذ‬
‫ِي ا ُ ْن ِز َل َم َع ٗه ۙا‬ ْ ‫اِصْ َر ُه ْم َوااْل َ ْغ ٰل َل الَّتِيْ َكا َن‬
َ ‫ت َع َلي ِْه ۗ ْم َفالَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا ِبهٖ َو َع َّزر ُْو ُه َو َن‬
Artinya :”(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil
yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. al-A’raf: 157)
Nabi SAW bersabda :

‫ َف ِإ ْن‬،‫ َف ِإ ْن ل َْم ي َ ْستَ ِط ْع َف ِبلِ َسا ِن ِه‬،‫ َم ْن َرأَى ِمنْك ُْم ُمنْك َرا ً َفل ْي ُ َغي ّ ِْر ُه ِبيَ ِد ِه‬:‫الله صلى الله عليه وسلم ي َ ُق ْو ُل‬
ِ ‫ت َر ُس ْو َل‬
ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫َال‬ ُ ْ ‫ع ْن أ َ ِبي َس ِعيْد ال‬
ُ ‫خ ْد ِري َر ِضـ َي‬
َ ‫الله َعن ْ ُه ق‬ َ

ِ ‫ل َْم يَ ْسـتَ ِط ْع َف ِبقَلْب ِِه َو َذلِ َك أ َ ْض َع ُفا ْ ِإلي ْ َم‬


‫ان‬

[‫] رـواـهـ مسلم‬

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda

: Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan

lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.(Riwayat

Muslim)
Menentang pelaku kebatilan dan menolak
1. kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut
dalam ajaran Islam atas setiap muslim sesuai
kemampuan dan kekuat

Ridho terhadap kemaksiatan termasuk diantara


2. dosa-dosa besar.

PELAJARAN Amal merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan


YANG TERDAPAT 3. kemunkaran juga merupakan buahnya keimanan.

DALAM HADIST
Sabar menanggung kesulitan dan amar ma’ruf
4. nahi munkar.
PENGARUH MENINGGALKAN AMAR MA’RUF
NAHY MUNKAR
a. Hilangnya rasa aman, baik di tingkat pribadi maupun masyarakat.
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
)123( ‫ايفَال ي َ ِض ُّل َوال ي َ ْش َقى‬ ْ
َ ‫يعا َب ْع ُضك ُْم لِبَ ْع ٍض َع ُد ّوٌ َف ِإ ّ َما يَأ ِتيَنَّك ُْم ِم ِن ّي ُه ًدى ف ََم ِن اتّ َبَ َع ُه َد‬
ً ‫اهب َِطا ِمن ْ َها َج ِم‬
ْ ‫َال‬
َ ‫ق‬
‫ام ِة أ َ ْع َمى‬
َ َ‫ح ُش ُر ُه ي َ ْو َم ال ْ ِقي‬ َ ‫َو َم ْن أ َ ْع َر َض َع ْن ِذك ِْري َف ِإ ّ َن ل َُه َم ِع‬
ْ َ ‫يش ًة َضنْك ًا َون‬
“Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian yang lain. Maka jika datang
kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha: 123-124).
b. Tersebarnya kerusakan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini tumbuh tanpa ada perbaikan (amar ma’ruf nahi mungkar). Nabi shallallahu ‘alaihi

wasallam memberikan perumpamaan tentang hal ini dalam haditsnya, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
َ َ ‫ َوك‬،‫أعالها َوبَ ْع ُض ُه ْم أ َ ْس َفل ََها‬
َ ‫َان اَل ّـ َِّذ‬
‫الما ِء َم ّـُُّروا َعل َى َم ْن‬ ْ ‫ين في أ ْس َفلِ َها ِإذَا‬
َ ‫اس َت َقوا ِم َن‬ ْ ‫اس َت َه ُموا َعل َى َس ِفينَةٍ ف ََص َار بَ ْع ُض ُه ْم‬
ْ ‫َوم‬ َ ‫اقع ِف‬
ٍ ‫ ك ََمث َِل ق‬،‫يها‬ ِ ‫الو‬ ِ ‫َمث َُلال َقا ِئ ِم في ُح ُدو ِد‬
َ ‫الله َو‬
ً ‫ج ْوا َجميعا‬
َ َ ‫جوا َون‬ ِ ‫أخذُوا َعل َى أي ِد‬
َ َ ‫يه ْم ن‬ ْ ‫ َو‬،ً‫ادوا َهلَك ُوا َجميعا‬
َ ‫إن‬ ُ ‫ َف ِإ ْن تَ َرك‬،‫ ل َْو أَن ّـا َّ َخ َر ْقنَا في ن َ ِصي ِبنَا َخ ْرقا ً َول َْم نُؤ ِذ َم ْن فَو َقنَا‬:‫ َف َقال ُوا‬،‫قه ْم‬
ُ ‫ُوه ْم َو َما َأر‬ ُ ‫ف َْو‬
“Perempumaan orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah seperti suatu kaum yang

melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka

apabila yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang yang berada di lantai atas. Maka

mereka pun berkata-kata seandainya kami melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawah kapal), tentu kami tidak

mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika mengambil air). Maka apabila mereka

dibiarkan melakukan apa yang mereka inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya), maka

selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (HR. Al-Bukhari).


c. Paceklik, kekeringan yang panjang dan hilangnya keberkahan pada rizki-rizki mereka.
Hal ini dikarenakan banyaknya kamaksiatan yang dilakukan dan tidak ada yang menasehati dan mendakwahi mereka untuk
meninggalkan kemaksiatan mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,

‫ون‬ ُ َ ‫ضل َـ ِكن ك َ ّـََّذبُوا ْ فَأ َ َخ ْذن‬


َ ُ‫اهم ب َِما ك َانُوا ْ يَك ِْسب‬ ‫الَس َما ِء َواأل َ ْر ِ َو‬
َّ ‫َات ِّ ّـِم َن ّـ‬ ْ َ‫آمنُوا ْ َواَتّـ َّ َقوا ْ ل َ َفت‬
ٍ ‫حنَا َعل َيْ ِهم بَ َرك‬ َ َ
َ ‫َول َْو أ ّـ ََّن أ ْه َلال ْ ُق َرى‬
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
d. Tidak diijabahnya do’a.
Ini adalah perkara yang mengerikan karena seseorang hamba sangat fakir kepada Allah, maka apabila dia berdo’a
kemudian tidak dikabulkan oleh Allah, maka dia termasuk orang yang celaka. Tidak terkabulnya do’a karena
ditinggalkannya amar ma’ruf nahi mungkar. Hal ini ditunjukkan oleh sabda Nabi,

َ ‫وشك ّـَََّن الَل ّـ َّ ُه أ َ ْن يَبْ َع‬


ُ ِ‫ث َعل َيْك ُْم ِع َقابا ً ِم ْن ِعن ْ ِد ِه ث ّـَُمَّ لَتَ ْد ُعَن ّـ َّ ُه َفال َ ي َ ْستَج‬
‫يبلَك ُْم‬ ِ ‫َواَل ّـ َِّذى ن َ ْف ِسى ِبيَ ِد ِه لَتَأ ْ ُم ُر ّـ ََّن ِبال َْم ْع ُر‬
ِ ُ‫وف َولَتَن ْ َه ُو ـّ ََّن َع ِن ال ُْمنْك َِر أ َ ْو ل َي‬
“Demi yang jiwaku di tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak) hampir-hampir
Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”
e. Turunnya berbagai macam musibah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi.
Apabila dalam suatu negeri tidak ditegakkan amar ma’ruf dan tidak ada pengingkaran terhadap kemungkaran
dan kemaksiatannya. Dan kemaksiatan apabila tersembunyi, maka dampaknya hanyalah untuk pelakunya saja.
Adapun apabila dilakukan dengan terang-terangan dan tidak ada yang mengingkarinya, maka dampaknya
akan menimpa seluruh manusia, ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anfal: 25.
‫اب‬ ُ ‫اعل َُموا ْ أ َ ّـََّنالل َّه َش ِد‬
ِ ‫يد ال ِْع َق‬ َ ‫َواَتّـ َّ ُقوا ْ ِفتْن َ ًة َال ّـَّ تُ ِصيبَ ّـََّن اَل ّـَِّذ‬
َّ‫ين َظل َُموا ْ ِمنك ُْم َخ ّـ‬
ْ ‫آَص ًة َو‬
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja diantara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaanNya.” (QS. Al-Anfal: 25)
f. Punahnya hukum dan syiar Islam.
Ini adalah bahaya yang paling besar dari sekian bahaya ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar.
Karena tidaklah hukum-hukum Islam dan syiar-syiarnya menjadi asing melainkan karena mereka
tidak mengenal Islam. Hal itu disebabkan karena tidak adanya para penyeru kepada yang ma’ruf dan
penentang kemungkaran. Maka kita dapati saat ini orang-orang Islam yang justru mempermainkan
dan memperolok-olok hukum dan syiar Islam. Padahal memperolok-olok dan mempermainkan syariat
Islam adalah salah satu perbuatan yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam, maka hendaklah kita
berhati-hati dari hal yang demikian.
g. Orang-orang fasik, orang-orang yang berdosa dan orang-orang kafir berkuasa.
Kemaksiatan- kemaksiatan dikemas indah, dan kemungkaran-kemungkaran tersebar luas serta terus
menerus terpampang nyata.

h. Munculnya kebodohan, lenyapnya ilmu, terpuruknya umat dalam kesewenang- wenangan dan tenggelam
tidak berakhir.
Cukuplah menjadi sebab turunnya adzab Allah ‘azza wa jalla kepada orang yang meninggalkan perkara
amar ma’ruf dan nahi munkar.
Dan masih banyak akibat-akibat buruk lainnya dari meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. 
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai