Anda di halaman 1dari 5

KEUTAMAAN ILMU DAN ORANG YANG BERILMU

1. Wahyu yang pertama kali turun adalah surah Al-‘Alaq ayat 1 sampai 5, yang berisi
tentang perintah membaca, menuntut ilmu. Mengapa wahyu yang turun tersebut
bukan perintah menyembah Allah (tauhid)? Ini menandakan, bahwa menuntut
ilmu, mencari ilmu itu sesuatu yang sangat prinsip, karena sebagai bekal hidup;
2. Di dalam surah Az Zumar ayat 9 Allah menyatakan bahwa orang yang berilmu,
sangat berbeda dengan orang-orang yang tidak berilmu. Perbedaan tersebut,
antara lain, Allah akan mengangkat orang-orang yang berilmu beberapa derajat,
sebagaimana difirmankan Allah di dalam surah Al-Mujādilah ayat 11;
ِ ‫وُاْل َ ْلبَا‬
ُ‫ب‬ َ َ‫ُوالَّذِين‬
ْ ‫َُلُيَ ْعلَمونَ ُ ِإنَّ َماُ َيتَذَ َّكرُأول‬ َ َ‫قُ ْلُه َْلُيَ ْستَ ِويُالَّذِينَ ُيَ ْعلَمون‬
Wahai Muhammad, katakanlah:”Apakah sama orang yang berilmu dengan orang
yang tidak berilmu”? Sungguh hanyalah orang yang mempunyai akal sehat yang
mau ingat kepada peringatan Allah Az-Zumar, 39: 9)
ٍ‫واُال ِع ْل َُم د ََرجَات‬
ْ ‫ُوالَّذِينَ ُأوت‬ ِ ‫ُاَّللُالَّذِينَ ُآ َمن‬
َ ‫واُم ْنك ْم‬ َّ ِ‫يَُ ْرفَع‬
Allah akan melebihkan orang-orang mukmin dan orang-orang yang diberi ilmu di
antara kalian beberapa derajat (Al-Mujadilah, 58: 11)

ْ ‫َُاَّلل‬
ُ َ‫ُالم َجا ِهدِين‬ َّ ‫ضل‬ َّ َ‫ُوأ َ ْنف ِس ِه ْمُف‬
َ ‫ُاَّللُِبِأ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬ َ ُ‫نَُالمؤْ ِمنِينَُ َغيْرُأو ِليُالض ََّر ُِرُ َو ْالم َجاهِدونَُفِي‬
َّ ‫سبِي ِل‬ ْ ‫ونَُم‬
ِ ‫يُالقَا ِعد‬ ْ ‫ََلُيَ ْست َ ِو‬
ْ َ‫ُوأَ ْنف ِس ِه ْمُ َعل‬
ٍ‫ىُالقَا ِعدِينَُ د ََرجَة‬ َ ‫بِأ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
“Orang-orang mukmin yang tinggal di rumah tidak mau ikut berperang, padahal ia
tidak ada halangan, tidak sama martabatnya dengan orang-orang mukmin yang
berjihad membela Islam dengan harta dan jiwa mereka. Allah melebihkan orang-
orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya satu derajat atas orang-orang yang
tetap tinggal di rumah”. (Q.S. An-Nisa’, 4: 95)

3. Ilmu adalah cahaya yang menuntun kehidupan manusia, baik di dunia maupun di
akhirat. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW mengatakan, bahwa:al ilmu
nūrun, ilmu adalah cahaya;
4. Ilmu sebagai bekal menjadi orang baik, sebagaimana hadis Nabi:
ُ‫سلَّ َُم َم ْن‬ َّ َّ‫صل‬
َ ‫ىُاَّللُ َعلَ ْي ِهُ َو‬ َ ُِ‫ُاَّلل‬
َّ ‫ُرسول‬ َ ُ‫ُِالرحْ َم ِنُأَنَّه‬
َ ‫س ِم َعُمعَا ِو َيةَُيَقولُقَا َل‬ ُّ ‫سُ َع ْن‬
َّ ‫ُالز ُْه ِريُِ َع ْنُح َم ْيدُِب ِْنُ َع ْبد‬ َ ‫ع ْنُيون‬ َُ
ُِ ‫ُْاَّللُبِ ِهُ َخي ًْرا يفَ ِق ْههُفِيُالد‬
‫ِين‬ َّ ‫ي ِرد‬
Artinya: Dari Yunus, dari Zuhri, dari Humaid bin Abdurrahman, bahwa beliau
mendengar Muawiyah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa
yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, niscaya Allah menjadikannya faham
tentang ilmu agama”. (HR. Bukhari).
5. Ilmu sebagai bekal hidup manusia yang ingin mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa: “Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan dunia, hendaklah ia mempunyai ilmu (tentang dunia).
Barangsiapa yang menghendaki bahagia di akhirat, hendaklah ia mempunyai ilmu
(tentang akhirat). Dan barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat, hendaklah ia mempunyai ilmu tentang keduanya”.
6. Ilmu memudahkan jalan menuju surga: Shahih Muslim, Juz 13, hal, 212, hadis
nomor 4.867

ُ‫ط ِريقًاُإِلَى‬
َ ُ‫َُاَّللُلَهُبِ ِه‬ َ ُ‫ط ِريقًاُيَ ْلت َِمسُفِي ِهُ ِع ْل ًما‬
َّ ‫س َّهل‬ َ ُ‫سلَّ َُم َم ْن‬
َ ُ َ‫سلَك‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ُو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُ‫ىُاَّلل‬ َ ُِ‫ُاَّلل‬ َُ ‫َع ْنُأَبِيُه َري َْرة َُقَا‬
َ ‫ل قَال‬
َّ ‫َُرسول‬
‫ْال َجنَّ ُِة‬
Artinya: dari Abi Hurairah, dia berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, niscaya Allah akan
memudahkan jalan baginya menuju surga”.

7. Mencari ilmu harus diniatkan mengurangi kebodohan dan taqarub kepada Allah.
Jangan diniatkan untuk membantah orang-orang alim, atau untuk membodohi
(ngapusi) orang-orang bodoh.
Jangan salah niat dalam menuntut ilmu: Sunan ibn Majah, Juz 1, hal. 302, hadis
nomor 255
ُ‫سفَ َها َُء‬ ْ ‫واُال ِع ْل َمُ ِلتبَاهواُبِ ِه‬
ُّ ‫ُالعلَ َما َءُأَ ْوُ ِلت َمارواُبِ ِهُال‬ ْ ‫َُلُت َ َعُلَّم‬
َ ‫سلَّ َمُيَقول‬
َ ‫ُو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ‫ىُاَّللُ َعلَ ْي ِه‬ َ ُِ‫َُاَّلل‬
َّ ‫ُرسول‬ َ ‫س ِم ْعت‬ َُ ‫ع ْنُحذَ ْيفَةَُقَا‬
َ ‫ل‬ َُ
‫ رواهُابنُماجه‬-‫ار‬ ُِ َّ‫اسُإِلَيْك ْمُفَ َم ْنُفَعَلَُذَلِكَ ُفَه َوُفِيُالن‬
ِ َّ‫ص ِرفواُوجوهَُالن‬ ْ َ ‫أ َ ْوُ ِلت‬
"Janganlah mempelajari ilmu dengan maksud menyaingi, mendebat ulama’, atau
untuk menipu orang-orang bodoh, atau supaya mendapatkan perhatian manusia.
Siapa yang berbuat demikian, nerakalah baginya".

8. Al-Baqarah, 2: 269:
ِ ‫وُاْل َ ْل َبا‬
ُ‫ب‬ َُّ ‫اُو َماُ َيذَّ َّكرُ ِإ‬
ْ ‫َل أول‬ َ ‫ير‬ ْ َ‫ُو َم ْنُيؤْ ت‬
َُ ِ‫ُال ِح ْك َمةَُفَقَدُْأوت‬
ً ِ‫يُ َخي ًْراُ َكث‬ َ ‫يُؤْ تِي ْال ِح ْك َم ُةَ َم ْنُ َيشَاء‬
Allah mengaruniai ucapan dan perbuatan yang benar kepada hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya. Siapa saja yang dikaruniai ucapan dan perbuatan yang benar,
sungguh orang itu telah dikaruniai kebaikan yang banyak sekali. Manusia yang
mau menyadari bahwa karunia itu datang dari Allah hanyalah orang-orang yang
mau menyadari adanya kehidupan akhirat
‫ُوالفقهُفيُالقرآن‬،‫ُالقرآن‬:‫الحكمة‬
‫ُالذينُعقلواُعنُهللاُعزُوجلُأمرهُونهيه‬،‫ُأولواُالعقول‬:‫ُيعني‬،‫أولواُاْللباب‬
Orang yang berakal, orang yang berpegang pada perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya (Thabari)
9. An-Nisa’, 4: 162:
ُ َ‫َُو ْالمؤْ تون‬
َ ‫ص ََلة‬ ِ ‫ُو ْالم ِق‬
َّ ‫يمينَ ُال‬ َ َ‫ُم ْن ُقَ ْبلِك‬ َ َ‫ُو ْالمؤْ ِمنونَ ُيؤْ ِمنونَ ُبِ َماُأ ْن ِز َل ُ ِإلَيْك‬
ِ ‫ُو َما ُأ ْن ِز َل‬ ِ ‫يُال ِع ْل ِم‬
َ ‫ُم ْنه ْم‬ ْ ِ‫الرا ِسخونَُ ف‬ َّ ‫ن‬ُِ ‫لَُ ِك‬
‫ُاْلخرُأولَئ ُسنؤْ تيهمُأ َ را عَظِ ي ًما‬
ً ْ‫ِكَ َ ِ ِ ْ ج‬ ْ
ِ ِ ْ ‫ُِواليَ ْو ِم‬
َ ‫اَّلل‬ ْ
َّ ِ‫َُوالمؤْ ِمنونَ ُب‬ َّ
َ ‫الزكَاة‬
Wahai Muhammad, di antara cendekiawan Yahudi, Nasrani dan orang-orang
yang beriman kepada nabi sebelummu ada yang beriman kepada Al-Qur’an yang
diturunkan kepadamu dan Taurat serta Injil yang diturunkan sebelum
kamu. Mereka melaksanakan shalat, mengeluarkan zakat, dan beriman kepada
Allah dan hari akhirat. Mereka itu akan Kami beri pahala yang besar di akhirat
‫ُفهمُالثابتونُفيُالعلم‬،ُ‫فأماُالراسخون‬

10. Al-Hajj, 22: 54:


ُِ َ‫ُاَّللُلَ َهادُِالَّذِينَ ُآ َُمنواُ ِإل‬
ُ‫ىُص َراطُم ْستَ ِقيم‬ َ ‫ُر ِبكَ ُفَيؤْ ِمنواُ ِب ِهُفَت ْخ ِبتَ ُلَهُقلوبه ْم‬
َ َّ ‫ُو ِإ َّن‬ َ ‫ُم ْن‬ ْ ‫واُال ِع ْل َمُأَنَّه‬
ِ ‫ُال َح ُّق‬ ْ ُ‫َو ِليَ ْعلَ َمُالَّذِينَ ُأوت‬

Allah ingin menguji orang-orang yang diberi ilmu, apakah mereka yakin bahwa Al-
Qur’an itu datangnya hanyalah dari Tuhanmu. Sehingga mereka beriman kepada-
Nya dan hati mereka tunduk kepadanya. Sungguh Allah menjadi penunjuk jalan
kepada Islam bagi orang-orang yang beriman
11. Kewajiban menuntut Ilmu: Sunan ibnu Majah, Juz 1, hal. 260, hadis nomor 220:
‫ رواهُابنُماجه‬-ُ‫ضةٌُ َعلَىُك ِلُم ْس ِلم‬
َ ‫ُال ِع ْل ِمُفَ ِري‬
ْ ‫طلَب‬
َ ُ‫سلَّ َم‬ َ ‫علَ ْي ِه‬
َ ‫ُو‬ َّ َّ‫صل‬
َ ُ‫ىُاَّلل‬ َ ُِ‫ُاَّلل‬ َُ ‫ع ْنُأَن َِسُب ِْنُ َما ِلكُقَا‬
َ ‫ل قَال‬
َّ ‫َُرسول‬ َُ
ُ‫ُرجلُآتاهُهللاُماَلُفسلَّطه‬:‫ُ"َلُحسدُإَلُفيُاثنتين‬:‫ُسمعتُرسولُهللاُصلىُهللاُعليهُوسلمُيقول‬:‫عنُابنُمسعودُقال‬
‫ُورجلُآتاهُهللاُحكمةُفهوُيقضيُبهاُويعلمه‬،‫علىُ َهلَكتهُفيُالحق‬
Keutamaan dan keuntungan menuntut ilmu. Terdapat banyak dalil dari kitab Allah dan
sunnah Rasul-Nya terkait keutamaan ilmu dan pemilik ilmu. Di antaranya adalah:

1. Ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga


2. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

i. ُ،‫ط ُِر ْيقًاُ َي ْلت َِمس ُ ِف ْي ِه ُ ِع ْل ًما‬


َ ُ َ‫سلَك‬
َ ُ ‫َم ْن‬
ُ‫ط ِر ْيقًا ُ ِإلَى‬
َ ُ ‫س َّه َل ُهللا ُلَه ُ ِب ِه‬
َ
ُ‫ْال َج َّن ِة‬
3. “Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan

memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

4. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi


Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,

5. ‫ُوا ِفر‬ ُْ ‫ُفَ َم‬،‫اُال ِع ْل َم‬


َ ‫نُأ َ َخذَهُأ َ َخذَُ ِب َحظ‬ ْ ‫ُو َّرث ُْو‬
َ ‫ُولَ ِك ْن‬،‫ا‬
َ ‫اُو ََلُد ِْرهَا ًم‬ ً ‫ُاْل َ ْن ِب َيا َءُلَ ْمُي َو ِرث ْواُ ِد ْين‬
َ ‫َار‬ ْ ‫ُو ِإ َّن‬ ِ ‫ُاْل َ ْن ِب َي‬
َ ‫اء‬ َ ‫ا َ ْلعلَ َماء‬
ْ ‫ُو َرثَة‬

6. “Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak
mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu,
barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu

Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-
Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).

7. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah

Meninggal

8. Disebutkan dalam hadits,

9. ‫صا ِلحُيَدْعوُلَ ُه‬ َ ‫ُأ َ ْو‬،‫ُأَ ْوُ ِع ْلمُيُْنتَفَعُبِ ِه‬،‫اريَة‬


َ ُ‫ُولَد‬ ِ ‫ط َعُ َع َملهُإِ ََّل‬
َ ُ:‫ُم ْنُثَ ََلث‬
ِ ‫صدَقَةُ َج‬ َ َ‫سانُا ْنق‬ ِ ْ َ‫إِذَاُ َمات‬
َ ‫ُاْل ْن‬
10. “Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal:

sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa

untuknya” (HR. Muslim).

11. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu

12. Allah berfirman:

13. ‫ع ْل ًما‬
ُِ ُ‫ُزدْنِي‬
ِ ‫ب‬ َ ‫َوق ْل‬
ِ ‫ُر‬
14. “Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha

[20] : 114). Ini dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu.

15. Orang Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan
16. Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫َم ْنُي ِرد‬


ُِ ‫ُِاَّللُبِ ِهُ َخي ًْراُيفَ ِق ْههُفِىُال ِد‬
17. ‫ين‬
18. “Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka

Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim

No. 1037).

19. Yang dimaksud faqih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i,

tetapi lebih dari itu. Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan

pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan
oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi (hal. 21).

20. Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu

21. Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,


ْ ‫ُم ْنُ ِعبَا ِده‬
22. ُ‫ُِالعلَ َماء‬ َ َّ ‫إِنَّ َماُيَ ْخش‬
ِ ‫َىُاَّلل‬
23. “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,

hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).

24. Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Sesungguhnya yang paling takut pada Allah

dengan takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu).

Karena semakin seseorang mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu,

Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat dan nama yang sempurna dan

baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih memiliki sifat

takut dan akan terus bertambah sifat takutnya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:

308).

25. Para ulama berkata,

26. ‫منُكانُباهللُاعرفُكانُهللُاخوف‬
27. “Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.

28. Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya


29. Allah Ta’ala berfirman:

30. …ُ‫واُال ِع ْل َمُدَ َر َجات‬


ْ ‫ُوالَّذِينَ ُأوت‬ ِ ‫ُاَّللُالَّذِينَ ُآ َمن‬
َ ‫واُم ْنك ْم‬ َّ ِ‫يَ ْرفَع‬..
31. “…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-

Mujadilah [58]: 11).


32. Allah Subhanahu wa Ta ‘ala berfirman,

33. ‫ير‬
ُِ ‫س ِع‬
َّ ‫بُال‬ ْ َ ‫َوقَالواُلَ ْوُكنَّاُنَ ْس َمعُأ َ ْوُنَ ْع ِقلُ َماُك َّناُفِيُأ‬
ِ ‫ص َحا‬
34. “Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan

(peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka

yang menyala-nyala”. (QS. Al-Mulk : 10).

Anda mungkin juga menyukai