Anda di halaman 1dari 5

‫اِئن ْال ُعلُ ْو ِم‬

َ ‫ض َعلَى َق ْل ِب ِه َخ َز‬ َ َ ‫ َوَأفا‬،ُ‫ضلَه‬


َّ ‫ان َف َق َّد َم ُه ِب ِه َو َف‬ ِ ‫ َوَأعْ ط َى ُه ُن ْو َر ْاِإل ْي َم‬،ُ‫ان َو َع َّدلَه‬
َ ‫ َو َعلَّ َم ُه ْال َب َي‬،ُ‫ان َف َز َّي َنه‬ ِ ‫هلل الَّذِي َأحْ َس َن َخ ْلقَ ْاِإل ْن َس‬
ِ ِ ‫ْال َحمْ ُد‬
َ‫هللا َفق ْد‬ ْ َ
ِ ‫َّاي ِبتق َوى‬ ُ ‫ُأ‬ َّ ‫َأ‬ َ ُ ً
َ ‫ َيا ُّي َها الناسُ ْوصِ ْيك ْم َوِإي‬،ُ‫ امَّا َبعْ د‬،ُ‫ َو ش َه ُد نَّ م َُحمَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْوله‬،ُ‫ْك له‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬ َ َ ‫ َأ ْش َه ُد نْ ال ِإل َه ِاال هللاُ َوحْ دَ هُ الش ِري‬،ُ‫َفَأ ْك َملَه‬
َ َ َّ َ ‫َأ‬
َ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َك ِثيْرً ا َون َِسآ ًء َوا َّتقُوا‬
‫هللا‬ َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخلَقَ ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬ ٍ ‫ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُ ْوا َر َّب ُك ُم الَّذِيْ َخلَ َق ُك ْم مِّنْ َن ْف‬:‫ َقا َل َت َعالَى‬،‫از ْال ُم َّتقُ ْو َن‬
َ ‫َف‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ ‫َأل‬ ُ
َ َّ‫الذِيْ َت َسآ َءل ْو َن ِب ِه َو ْا رْ َحا َم ِإن‬
َ ‫هللا َك‬ َّ

Kaum muslimin rahimakumullah,

Puji syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang banyak tak terhitung dan tak
henti-henti kepada kita. Kemudian shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita
Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar senantiasa bertakwa kepada
Allah. Karena ketakwaan adalah kebahagiaan di dunia dan kesuksesan di akhirat.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Suatu hari, sepeninggal Rasulullah SAW, Abu Hurairah r.a. beri’tikaf di masjid Nabawi. Ia tertarik ketika
mengetahui ada seseorang di masjid yang sama, duduk bersedih di pojok masjid. Abu Hurairah pun
menghampirinya. Menanyakan ada apa gerangan hingga ia tampak bersedih. Setelah mengetahui
masalah yang menimpa orang itu, Abu Hurairah pun segera menawarkan bantuan.

“Mari keluar bersamaku wahai saudara, aku akan memenuhi keperluanmu,” ajak Abu Hurairah.

“Apakah kau akan meninggalkan i’tikaf demi menolongku?” tanya orang tersebut terkejut.

“Ya. Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sungguh berjalannya seseorang
diantara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya, lebih baik baginya daripada i’tikaf di masjidku
ini selama sebulan'”

Sebagaimana Abu Hurairah, seorang Muslim seharusnya juga memiliki keterpanggilan untuk menolong
saudaranya, memiliki jiwa dan semangat memberi manfaat kepada sesama, memiliki karakter Nafi’un li
ghairihi.
Kebaikan seseorang, salah satu tandanya adalah kemanfaatannya bagi orang lain. Keterpanggilan
nuraninya untuk membantu menyelesaikan masalah orang lain. Bahkan manusia terbaik adalah orang
yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

‫خير الناس أنفعهم للناس‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”

Siapapun Muslim itu, di manapun ia berada, apapun pekerjaannya, ia memiliki orientasi untuk
memberikan manfaat bagi orang lain. Seorang Muslim bukanlah manusia egois yang hanya
mementingkan dirinya sendiri. Ia juga peduli dengan orang lain dan selalu berusaha memberikan
manfaat kepada orang lain.

Rasulullah SAW bersabda:

‫ َو ُيعِينُ الرَّ ُج َل َعلَى َدا َّب ِت ِه َف َيحْ ِم ُل َعلَ ْي َها َأ ْو َيرْ َف ُع‬، ‫ص َد َق ٌة‬ ِ ‫ َيعْ ِد ُل َبي َْن االِ ْث َني‬، ُ‫صدَ َق ٌة ُك َّل َي ْو ٍم َت ْطلُ ُع فِي ِه ال َّشمْس‬
َ ‫ْن‬ َ ‫اس َعلَ ْي ِه‬
ِ ‫ُك ُّل ُسالَ َمى م َِن ال َّن‬
‫ص َد َق ٌة‬ َّ ‫َأل‬ ُ ُ ْ َّ
َ ‫يق‬ ِ ‫ َو ُيمِيط ا َذى َع ِن الط ِر‬، ‫ص َد َق ٌة‬ َّ ‫ َو ُك ُّل َخط َو ٍة َي ْخطو َها ِإلَى ال‬، ‫صدَ َق ٌة‬
َ ‫صالَ ِة‬ َ ‫ َو ْال َكلِ َم ُة الط ِّي َب ُة‬، ‫صدَ َق ٌة‬ َ ‫َعلَ ْي َها َم َتا َع ُه‬

“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedekah setiap harinya mulai matahari terbit. Berbuat
adil antara dua orang adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat
barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik adalah sedekah. Begitu pula
setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan
dari jalan adalah sedekah. (HR. Bukhari)”

Demikianlah Muslim, demikianlah Mukmin. Ia senantiasa terpanggil untuk menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi orang lain, nafi’un li ghairihi. Seorang Muslim yang menjadi pedagang atau pebisnis,
orientasinya bukanlah sekedar meraup untung sebesar-besarnya, tetapi orientasinya adalah bagaimana
ia memberikan manfaat kepada orang lain, membantu mereka memperoleh apa yang mereka butuhkan.
Dengan demikian, pedagang dan pebisnis Muslim pantang menipu customernya, ia bahkan memberikan
yang terbaik kepada mereka, dan pada saat dibutuhkan menjadi konsultan serta memberikan pilihan-
pilihan yang lebih baik.

Seorang Muslim yang menjadi guru, orientasinya bukanlah sekedar mengajar lalu setiap bulan
mendapatkan gaji, tetapi orientasinya adalah bagaimana ia memberikan manfaat terbaik kepada
peserta didiknya, ia mengasihi mereka seperti mengasihi putranya sendiri, dan ia selalu memikirkan
bagaimana cara terbaik dalam melakukan pewarisan ilmu sehingg peserta didiknya lebih cerdas, lebih
kompeten dan berkarakter.

Seorang Muslim yang menjadi dokter, orientasinya adalah bagaimana ia memberikan pelayanan terbaik
kepada pasiennya, ia sangat berharap kesembuhan dan kesehatan mereka, melakukan yang terbaik bagi
kesembuhan dan kesehatan mereka.

Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah

Kelihatannya, memberikan manfaat kepada orang lain, membantu dan menolong sesama itu membuat
waktu kita tersita, harta kita berkurang, tenaga dan pikiran kita terporsir. Namun sesungguhnya, saat
kita memberikan manfaat kepada orang lain, pada hakikatnya kita sedang menanam kebaikan untuk diri
kita sendiri. Jika kita menolong orang lain, Allah akan menolong kita.

Allah SWT berfirman:

‫ِإنْ َأحْ َس ْن ُت ْم َأحْ َس ْن ُت ْم َأِل ْنفُسِ ُك ْم‬

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri”

Rasulullah SAW bersabda:

‫ب َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َو َمنْ َيس ََّر َعلَى مُعْ سِ ٍر َيس ََّر هَّللا ُ َعلَ ْي ِه فِى ال ُّد ْن َيا َواآلخ َِر ِة‬
ِ ‫س هَّللا ُ َع ْن ُه ُكرْ َب ًة مِنْ ُك َر‬ ِ ‫ِن ُكرْ َب ًة مِنْ ُك َر‬
َ ‫ب ال ُّد ْن َيا َن َّف‬ َ ‫َمنْ َن َّف‬
ٍ ‫س َعنْ مُْؤ م‬
“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan2 dunia, Allah akan
menyelesaikan kesulitan2nya di hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan
niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat (HR. Muslim)”

Sidang jum’at yang dirahmati Allah.

Dengan apa kita memberikan manfaat kepada orang lain? Dalam bentuk apa nafi’un li ghairihi kita
wujudkan? Sesungguhnya setiap manusia memiliki banyak potensi untuk itu.

Pertama, dengan ilmu. Yakni ilmu yang dianugerahkan Allah kepada kita, kita bagikan kepada orang lain.
Kita mengajari orang lain, melatih orang lain, dan memberdayakan mereka. Ilmu ini tidak terbatas pada
ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia baik berupa pengetahuan, keterampilan hidup, serta keahlian dan
profesi.

Kedua, dengan harta. Kita manfaatkan harta yang dianugerahkan Allah untuk membantu sesama. Yang
wajib tentu saja adalah dengan zakat ketika harta itu telah mencapai nishab dan haulnya. Setelah zakat
ada infaq dan sedekah yang memiliki ruang lebih luas dan tak terbatas.

Ketiga, dengan waktu dan tenaga. Yakni ketika kita mendengar keluhan orang lain, membantu mereka
melakukan sesuatu, membantu menyelesaikan urusan mereka, dan sebagainya.

Keempat, dengan tutur kata. Yakni perkataan kita yang baik, yang memotivasi, yang menenangkan dan
mengajak kepada kebaikan.

Kelima, dengan sikap kita. Sikap yang paling mudah adalah keramahan kita kepada sesama, serta
senyum kita di hadapan orang lain. Sederhana, mudah dilakukan, dan itu termasuk memberikan
kemanfaatan kepada orang lain.

Kelima hal nafi’un li ghairihi itu, jika kita lakukan dengan ikhlas, Allah akan membalasnya dengan
kebaikan dan pahala.
‫َف َمنْ َيعْ َم ْل م ِْث َقا َل َذرَّ ٍة َخيْرً ا َي َرهُ‬

‫ت َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ .‬و َت َق َّب َل هللاُ ِم ِّني َو ِم ْن ُك ْم ِتالَ َو َت ُه ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬ ‫ان ْال َعظِ ي ِْم َو َن َف َعنِى َوِإيا َّ ُك ْم ِبما َ فِ ْي ِه م َِن ْاَآليا َ ِ‬
‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِيْ ْالقُرْ َء ِ‬
‫‪.‬با َ َر َ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫ك لَ ُه اِرْ غَامًا ِل َمنْ َج َح َد ِب ِه َو َك َف َر‪َ .‬واَ ْش َه ُداَنَّ َس ِّي َد َنا م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد هّلِل ِ َحمْ ًدا َك ِثيْرً ا َك َما اَ َم َر‪َ .‬واَ ْش َه ُداَنْ الَاِل َه ِاالَّهللُ َوحْ دَه الَ َش ِر ْي َ‬
‫ت َعيْنٌ ِب َن َظ ٍر َوا ُ ُذنٌ ِب َخ َب ٍر‬ ‫صلَ ْ‬ ‫صحْ ِب ِه َماا َّت َ‬‫لى اَلِ ِه َو َ‬ ‫لى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫س َو ْال َب َش ِر‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َ‬ ‫َس ِّي ُد ْاالِ ْن ِ‬

‫الطا َع ِة َو ُحض ُْو ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َعةِ‪َ .‬واعْ لَم ُْوااَنَّ َ‬
‫هللا‬ ‫لى َّ‬ ‫اظ َه َر َو َما َب َطنْ ‪َ .‬و َحاف ُ‬
‫ِظ ْوا َع َ‬ ‫ِش َم َ‬ ‫الى‪َ .‬و َذر ْ‬
‫ُوال َف َواح َ‬ ‫اَمَّا َبعْ ُد ‪َ :‬ف َيااَ ُّي َهاال َّناسُ !! ِا َّتقُوا َ‬
‫هللا َت َع َ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ِين آ َمنوا اتقوا َ َوقولوا َق ْوال َسدِي ًدا * يُصْ لِحْ لك ْم عْ َمالك ْم َو َيغفِرْ لك ْم ذنو َبك ْم َو َمنْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫هَّللا‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫اَ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َبدَ َأفِ ْي ِه ِب َن ْفسِ هِ‪َ .‬و َث َّنى ِب َمالِئ َك ِة ق ْدسِ هِ‪َ .‬يا ُّي َها الذ َ‬
‫َّ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫اصلُّ ْوا َعلَ ْي ِه‬
‫لى ال َّن ِبىْ َيا َ ُّي َهاالَّ ِذي َْن آ َم ُن ْو َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫الى َولَ ْم َي َز ْل َقاِئالً َعلِ ْيمًا‪ :‬اِنَّ َ‬
‫هللا َو َمالَِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‪َ .‬ف َقا َل َت َع َ‬ ‫يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َف َق ْد َف َ‬
‫لى اَ ِل َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم‪ .‬في‬ ‫لى َس ِّي ِد َنا ِاب َْرا ِه ْي َم َو َع َ‬
‫اصليْتَ َع َ‬ ‫َّ‬ ‫لى اَ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّمدٍ‪َ .‬ك َم َ‬
‫لى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫ِّ‬ ‫َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‪ .‬اَللّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َو َسل ْم َع َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ْال َعالَ ِمي َْن ِا َّن َ‬

‫ِب ْال َعطِ يَّاتِ‪ .‬اَللَّ ُه َّم َأ ِر َنا ْال َح َّق َح ًّقا َوارْ ُز ْق َنا‬ ‫ت َو ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْاالَحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاالَم َْوا ِ‬
‫ت ِب َرحْ َم ِت َ‬
‫ك َي َاواه َ‬ ‫اغفِر ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬
‫اَللّ ُه َّم ْ‬
‫ار‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ً‬ ‫ْ‬
‫اعهُ‪َ ،‬و ِر َنا البَاطِ َل باَطِ ال َوارْ زق َنا اجْ ِت َنا َبهُ‪َ .‬ر َّب َنااَ ِت َنافِى ال ُّدن َيا َح َس َنة َوفِى االخ َِر ِة َح َس َنة َوقِ َنا َعذ َ‬ ‫َأ‬ ‫ِّ‬
‫اب الن ِ‬ ‫ات َب َ‬

‫ْأ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َف ْاذ ُكر َ‬
‫ُواهللا ْال َعظِ ي ِْم‬ ‫ان َو ِا ْي َتا ِءذِى ْالقُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغى َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َو ْاالِحْ َس ِ‬
‫عِ َبادَهللا اِنَّ َ‬
‫ْ‬
‫هللا اَك َب ُر‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫لى ِن َع ِم ِه َي ِز ْدك ْم‪َ .‬ولذِك ُر ِ‬ ‫ُ‬
‫يذكركم َواشكرُوهُ َع َ‬‫ْ‬

‫‪Ol‬‬

Anda mungkin juga menyukai