ََّأما َب ْع ُد؛
ِ
ِ ص ْي ُكم وِإيَّاي بَِت ْقوى
.اهلل َف َق ْد فَ َاز ال ُْمَّت ُق ْو َن َ َ َ ْ ُْأو
Maka wajib mencintai ahli Tauhid dan ikhlas dan menolong mereka serta membenci
ahli syirik dan memusuhinya. Yang demikian itu adalah milahnya (jalan yg ditempuh)
Ibrahim 'alaihis salam dan orang-orang yang bersamanya di mana kita diperintah
untuk mengikutinya.
Allah berfirman,
ِ ت لَ ُكم ُأسوةٌ حسنَةٌ يِف ِإبر ِاهيم والَّ ِذين معه ِإ ْذ قَالُوا لَِقوِم ِهم ِإنَّا برآء ِمْن ُكم ومِم َّا َتعب ُدو َن ِمن د
ون اللَّ ِه َك َف ْرنَا ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ َُ ْ ْ ُ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ ْ ْ ْ َقَ ْد َكان
ِ ِ
ُضاءُ َأبَ ًدا َحىَّت تُْؤ منُوا بِاللَّه َو ْح َده
َ بِ ُك ْم َوبَ َدا َبْيَننَا َو َبْينَ ُك ُم الْ َع َد َاوةُ َوالَْب ْغ
"Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-
orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain
Allah, kami ingkari kekafiranmu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan
dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja." (QS
Al Mumtahanah: 4).
Sikap ini juga diajarkan dalam diennya Muhammad Shalallahu 'alaihi wassalam.
Allah berfirman,
ٍ ض ُه ْم َْأولِيَاءُ َب ْع
ض َو َم ْن َيَت َوهَّلُ ْم ِمْن ُك ْم فَِإنَّهُ ِمْن ُه ْم ِإ َّن اللَّهَ اَل ِ
ُ َّص َارى َْأوليَاءَ َب ْع
َ ود َوالن
ِ ِ َّ
َ يَاَأيُّ َها الذ
َ ين ءَ َامنُوا اَل َتتَّخ ُذوا الَْي ُه
ِِ ِ
َ َي ْهدي الْ َق ْو َم الظَّالم
ني
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu, sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka." (QS Al
Maidah: 51).
Allah berfirman,
اَل جَتِ ُد َق ْو ًما يُْؤ ِمنُو َن بِاللَّ ِه َوالَْي ْوِم اآْل ِخ ِر يُ َو ُّادو َن َم ْن َح َّاد اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َولَ ْو َكانُوا ءَابَاءَ ُه ْم َْأو َْأبنَاءَ ُه ْم َْأو ِإ ْخ َوا َن ُه ْم َْأو
َع ِش َريَت ُه ْم
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-
Nya sekalipun orang-orang itu bapak-bapaknya atau anak-anaknya atau saudara-
saudaranya ataupun keluarganya." (QS Al Mujaadilah: 22).
Sungguh telah banyak dari kaum muslimin yang bodoh akan prinsip yang agung ini,
bahkan sebagian yang menisbatkan dirinya pada ilmu dan da'wah sekalipun! Dengan
alasan kemaslahatan agama dan persamaan kemanusiaan serta segudang alasan-alasan
lainnya mulai terjerumus untuk menyerukan persamaan dan penyatuan agama,
innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Perhatikanlah beberapa bahaya yang akan menimpa
kaum muslimin dari seruan syaithon ini:
Pertama: menghalalkan persaudaraan dengan Yahudi dan Nashrani.
Kedua: menahan tulisan-tulisannya kaum muslimin dan lisan-lisannya dari
mengkafirkan Yahudi dan Nashrani dan yang lainnya yang telah dikafirkan Allah dan
rasul-Nya.
Ketiga: menggugurkan hukum-hukum Islam yang diwajibkan atas kaum muslimin di
hadapan kaum kafirin dan yang lainnya yang tidak beriman dengan Islam.
Keempat: meninggalkan jihad yang ia sebagai puncak ketinggian Islam.
Kelima: menghancurkan kaidah Islam dan pondasinya yakni al Wala' dan al Bara'
serta masih banyak lagi yang lainnya.
Oleh karena itu dengan bahayanya seruan ini bagi Islam dan muslimin, maka
Lembaga Fatwa dari kalangan para ulama yang diketuai ketika itu oleh Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah mengeluarkan fatwa bernomor 19402 pada
tanggal 25/1/1418 H. Yang isinya kurang lebih, "Sesungguhnya seruan kepada
penyatuan agama jika muncul dari seorang muslim maka berarti ia telah murtad
dengan kemurtadan yang jelas karena telah melabrak pokok-pokok Aqidah, ridha
dengan kekufuran terhadap Allah dan menggugurkan kebenaran Al Quran serta
menolak bahwa Al Quran telah menghapus seluruh syariat dan ajaran sebelumnya,
berdasarkan atas hal itu maka ia adalah fikroh (pemikiran) tertolak secara syariat,
diharamkan secara pasti dengan seluruh dalil-dalil baik Al Quran, Sunnah, maupun
ijma'."
Maka orang-orang yang beriman adalah bersaudara dalam agama dan aqidah
walaupun berjauhan nasab, tempat, dan zaman. Allah berfirman,
ِِ ِ يِف ِ ِ ِ َّ ِ ِ ِِ ِ ِ َّ
َ ين َسَب ُقونَا باِإْل ميَان َواَل جَتْ َع ْل ُقلُوبِنَا غاًّل للَّذ
ين ءَ َامنُوا َ ين َجاءُوا م ْن َب ْعده ْم َي ُقولُو َن َربَّنَا ا ْغف ْر لَنَا َوِإِل ْخ َواننَا الذ
َ َوالذ
يم ِ ٌ َّك رء ِإ
ٌ وف َرح ُ َ َ َربَّنَا ن
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), "
mereka berdoa: Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara
kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau
membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
.Penyayang." (QS Al Hasyr: 10)
َ َو،ًسَأ ُل َأنْ يَ ْر ُزقَنَا ِع ْل ًما نَافِ ًعا َو ِر ْزقًا طَيِّبًا َو َع َمالً ُمتَقَبَّال
صلَّى هللاُ َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد ْ ََو هللاَ ن
َأ
. َص ْحبِ ِه ْج َم ِعيْن ِ َو َعلَى آلِ ِه َو
Khutbah kedua:
اتَ .ر َّبنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َوِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْ َن َسَب ُق ْونَااَألمو ِ ات ،اَ ِ ِ اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِلْمسلِ ِم ْين والْمسلِم ِ
َألحيَاء م ْن ُه ْم َو ْ َ ْ ْ ُْ َ َ ُْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ف َّرح ْي ٌم .اَللَّ ُه َّم ا ْفتَ ْح َب ْيَننَا َو َب ْي َن َق ْومنَا ك َرُؤ ْو ُ بِاِإل يْ َمان َوالَ تَ ْج َع ْل في ُقلُوبِنَا غالًّ للَّذيْ َن َ
آمنُواْ َر َّبنَا ِإنَّ ّ
ُك ِعل ًْما نًافِ ًعا َو ِر ْزقًا طَيِّبًا َو َع َمالً ُمَت َقبِالًَ .ر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ
الد ْنيَا ت َخ ْي ُر الْ َفاتِ ِح ْي َن .اَللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسَأل َ بِال َ
ْح ِّق َوَأنْ َ
ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم ِِ ٍ ِ ِ ِ ِ
صلَّى اهللُ َعلَى نَبِِّينَا ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو َ اب النَّا ِرَ .و ََح َسنَةً َوفى اآلخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ
ان ِإلَى يِ ْوِم الدِّيْ ِنبِِإ ْحس ٍ
َ