Anda di halaman 1dari 7

‫‪Khutbah Jumat Mujaharah Dan‬‬

‫‪Bahayanya Dalam Islam‬‬


‫‪Khutbah Pertama‬‬
‫ت َأ ْع َمالِنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ِد هللاُ فَالَ ُم ِ‬
‫ض َّل لَهُ‬ ‫ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ‪َ ،‬ونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا ِ‬
‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬
‫ي لَهُ‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ َّن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ‬
‫صلَّى ا هللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس ٍ‬
‫ان ِإلَى يَوْ ِم‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َعلَى نَبِيِّنَا َو َرسُوْ لِنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫ال ِّدي ِْن‬
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ‬
‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوبَ َّ‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َ‬
‫س َو ِ‬ ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ْم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍ‬
‫الَّ ِذي تَتَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَألرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبا ً‬

‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمونَ‬


‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح َّ‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا ‪ ،‬يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز‬
‫فَوْ ًزا ع ِ‬
‫َظي ًما‬
‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‪َ ،‬و َش َّر اُأل ُموْ ِر ُم َح َدثَاتُهَا‪َ ،‬و ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة‬ ‫ث ِكتَابُ هللاِ َو َخ ْي َر ْالهَ ِ‬
‫دي هَ ْد ُ‬
‫ي ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫ق ْال َح ِد ْي ِ‬
‫فإن َأصْ َد َ‬
‫َّ‬
‫بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة َ‬
‫ضالَل ٍة‬

‫)‪Apa itu Mujaharah (Bangga Dengan Dosa‬‬


‫‪Jamaah Jumat rahimakumullah,‬‬
‫‪Kita sering mendengar berita tentang orang-orang yang suka melakukan kemaksiatan‬‬
‫‪secara terang-terangan. Hal-hal yang melanggar syariat dan sangat memalukan‬‬
‫‪dilakukan di tempat terbuka. Atau bahkan sebagiannya disebar luaskan melalui‬‬
‫‪media sosial.‬‬
‫‪Perbuatan semacam itu dalam istilah syar’i disebut dengan mujaharah. Dalam kitab‬‬
‫‪Fathul Bari (10/ 487) karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dijelaskan bahwa mujaharah‬‬
‫‪ada 3 macam:‬‬
‫‪· Menampakkan maksiat‬‬
‫‪· Seseorang yang melakukan maksiat dan Allah Ta’ala telah menutupi perbuatan‬‬
‫‪maksiat tersebut namun dia justru membuka perbuatan maksiatnya. Orang‬‬
yang melakukan kemaksiatan menceritakan kemaksiatannya karena bangga
atau karena mengabaikan tirai penutup yang telah Allah berikan kepadanya.
Contohnya adalah sejumlah pemuda pergi ke luar negeri. Salah satu dari mereka
melakukan perbuatan keji (zina) dan minum khamr. Lalu dia menceritakan perbuatan
maksiat tersebut kepada teman-temannya yang jelek karena rasa bangga dan
bersikap meremehkan tirai penutup yang Allah berikan kepadanya.
· Orang-orang fasik yang saling menceritakan kemaksiatan mereka.
Menurut Dr. Muhammad bin Sa’ad Al-Ashimi, Guru Besar Ad-Dirosaat Al-‘Ulya,
Fakultas Syariah di Universitas Ummul Qura, bentuk-bentuk mujaharah dengan
kemungkaran pada masa kini di antaranya adalah seperti bioskop, pamer aurat di
layar media, bercampur baur antara pria dan wanita yang bukan mahram, ajakan
untuk menari atau dansa, membuka bidang-bidang westernisasi, memberantas syiar-
syiar keagamaan, dan menyebarkan perbuatan zina melalui media sosial.

Larangan Mujaharah Dalam Islam


Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,
Mujaraharah dengan kemaksiatan itu dilarang keras dalam syariat Islam. Allah Ta’ala
berfirman,
َ‫اخ َر ِة ۚ َوٱهَّلل ُ يَ ْعلَ ُم َوَأنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬ ۟ ُ‫َّن ٱلَّ ِذينَ ي ُِحبُّونَ َأن ت َِشي َع ْٱل ٰفَ ِح َشةُ فِى ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
ِ ‫وا لَهُ ْم َع َذابٌ َألِي ٌم فِى ٱل ُّد ْنيَا َوٱلْ َء‬ َ ‫ِإ‬
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia
dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” [An-Nur: 19]
Dalam ayat ini Allah Ta’ala telah mengancam orang-orang yang suka
menyebarluaskan kemungkaran di tengah-tengah masyarakat manusia. Lantas
bagaimana dengan orang yang melakukan kemungkaran dan mengumumkannya
serta membuka kemungkaran yang dia lakukan itu di hadapan khalayak umum?
Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Salim bin Abdillah, dia
berkata,”Aku mendengar Rasulullah bersabda ‫ﷺ‬
«‫ُكلُّ ُأ َّمتِي ُم َعافًى ِإاَّل ْال ُم َجا ِه ِرينَ وَِإ َّن ِم ْن ْال ُم َجاهَ َر ِة َأ ْن يَ ْع َم َل ال َّر ُج ُل بِاللَّي ِْل َع َماًل ثُ َّم يُصْ بِ َح َوقَ ْد َستَ َرهُ هَّللا ُ َعلَ ْي ِه فَيَقُو َل‬
ُ‫ َويُصْ بِ ُح يَ ْك ِشفُ ِس ْت َر هَّللا ِ َع ْنه‬،ُ‫ار َحةَ َك َذا َو َك َذا َوقَ ْد بَاتَ يَ ْستُ ُرهُ َربُّه‬ ِ َ‫ت ْالب‬ ُ ‫ َع ِم ْل‬: ُ‫»يَا فُاَل ن‬
Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujaahirin (orang-orang yang
melakukan mujaharah,pent). Dan termasuk perbuatan mujaharah (terang-terangan
berbuat dosa) adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada
pagi harinya dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya
tersebut.
Dia justru berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’
Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupinya, tetapi pada pagi harinya
dia menyingkap apa yang Allah telah tutup darinya.”

Bahaya Mujaharah (Dosa Terang-Terangan)


Ma’syirol muslimin rahimakumullah
Dr. Abdullah bin Hamad As-Sakakir, Profesor dan Kepala Jurusan Fikih di Fakultas
Syariah, Universitas Al-Qasim menegaskan bahwa mujaharah adalah dosa yang lebih
besar dan memiliki efek yang lebih buruk pada masyarakat daripada tindakan dosa
secara rahasia.
Bahkan mujaharah adalah dosa lain yang ditambahkan ke dosa itu sendiri, karena
pengaruhnya yang buruk pada masyarakat. Di antara pengaruh buruknya adalah:
· Mujaharah memotivasi para pelaku maksiat untuk berbuat maksiat
· Menghilangkan keburukan maksiat dari dalam jiwa dalam jangka panjang. Jiwa
itu jika terbiasa melihat sesuatu maka jiwa tersebut akan menjadi akrab
dengan hal tersebut.
· Mujaharah itu merupakan bentuk perlawanan terbuka kepada Allah Ta’ala
dengan maksiat.
· Pelaku maksiat secara rahasia tidak merugikan siapa pun kecuali dirinya
sendiri, dan jika dia melakukannya secara terbuka, hal itu akan menimbulkan
madharat bagi orang lain.

Menyikapi Pelaku Mujaharah


Ma’asyirol Muslimin arsyadakumullah,
Tidak diragukan lagi, salah satu solusi untuk mengatasi fenomen mujaharah dengan
maksiat adalah dengan mendidik masyarakat tentang bahaya dosa, bahwa dosa itu
akan semakin membesar dan pengaruhnya semakin buruk akibat perbuatan
mujaharah dengan maksiat.
Memang ada sekelompok masyarakat dapat mengambil faedah dari penyuluhan dan
nasehat untuk membangkitkan kebaikan dan rasa takut kepada Allah Ta’ala serta rasa
malu kepada-Nya di dalam hati masyarakat tersebut.
Tetapi sebagian masyarakat lainnya, ada yang tidak mempan dengan nasehat, dan
tidak bisa dicegah dengan pelajaran. Dia harus diberi peringatan dan diberi hukuman.
Utsman radhiyallahu ‘anhu berkata,
‫إن هللا ليزع بالسلطان ما ال يزع بالقرآن‬
”Allah benar-benar akan mencegah dengan kekuasaan apa yang tidak Allah cegah
dengan Al-Qur’an.”
Jika nasehat tidak lagi bermanfaat, yang tersisa hanyalah menghalangi para pelaku
mujaharah dengan maksiat melalui hukuman yang bersifat mendidik untuk
melindungi mereka dari kejahatan mereka sendiri, dan untuk melindungi masyarakat
dari kelancangan dan perilaku mujaharah mereka terhadap dosa-dosa mereka.
Semakin berat hukuman yang diberikan kepada para pelaku mujaharah, semakin
menguntungkan pengaruhnya untuk melawan fenomena ini. Bila fenomena yang
negatif di masyarakat menjadi semakin dominan, maka terapinya harus tegas sesuai
dengan kadar dominasi dan bahayanya.
Hanya saja untuk konteks di Indonesia, sanksi hukum untuk orang yang melakukan
mujaharah belum tentu seperti yang diharapkan sesuai tuntunan syariat. Hal ini
dikarenakan sistem hukum yang diberlakukan di negeri ini bukan berdasar kepada
syariat Islam. Ini jelas merupakan pesoalan tersendiri karena tidak semua tuntutan
syariat diakomodasi dalam sistem hukum di negeri ini.
Semoga suatu saat nanti negeri ini mengakomodasi sistem hukum yang berbasis
kepada syariat Islam, sehingga memudahkan kaum muslimin untuk kembali kepada
hukum Allah dan Rasul-Nya saat ada perselisihan di antara mereka. Berhukum
dengan hukum Allah dan Rasul-Nya itu diperintahkan di dalam al-Quran.
Allah Ta’ala berfrman,
‫ت َوقَ ْد ُأ ِمرُوا‬
ِ ‫ك ي ُِري ُدونَ َأ ْن يَتَ َحا َك ُموا ِإلَى الطَّا ُغو‬ َ ِ‫نز َل ِم ْن قَ ْبل‬ ‫ُأ‬
ِ ‫ك َو َما‬
‫ُأ‬
ِ ‫َألَ ْم تَ َر ِإلَى الَّ ِذينَ يَ ْز ُع ُمونَ َأنَّهُ ْم آ َمنُوا بِ َما‬
َ ‫نز َل ِإلَ ْي‬
َ‫ُول َرَأيْت‬ِ ‫ضاَل اًل بَ ِعيدًا * وَِإ َذا قِي َل لَهُ ْم تَ َعالَوْ ا ِإلَى َما َأن َز َل هَّللا ُ وَِإلَى ال َّرس‬ ِ ‫َأ ْن يَ ْكفُرُوا بِ ِه َوي ُِري ُد ال َّش ْيطَانُ َأ ْن ي‬
َ ‫ُضلَّهُ ْم‬
‫ك يَحْ لِفُونَ بِاهَّلل ِ ِإ ْن َأ َر ْدنَا ِإال‬
َ ‫ت َأ ْي ِدي ِه ْم ثُ َّم َجا ُءو‬ْ ‫صيبَةٌ بِ َما قَ َّد َم‬ َ ‫صدُودًا * فَ َك ْيفَ ِإ َذا َأ‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُم‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ص ُّدونَ َع ْن‬ُ َ‫ْال ُمنَافِقِينَ ي‬
‫ظهُ ْم َوقُلْ لَهُ ْم فِي َأنفُ ِس ِه ْم قَوْ اًل بَلِي ًغا * َو َما‬ ْ ‫ك الَّ ِذينَ يَ ْعلَ ُم هَّللا ُ َما فِي قُلُوبِ ِه ْم فََأ ْع ِرضْ َع ْنهُ ْم َو ِع‬ َ ‫ِإحْ َسانًا َوتَوْ فِيقًا * ُأوْ لَِئ‬
‫ك فَا ْستَ ْغفَرُوا هَّللا َ َوا ْستَ ْغفَ َر لَهُ ْم ال َّرسُو ُل لَ َو َجدُوا‬ َ ‫ُول ِإال لِيُطَا َع بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ َولَوْ َأنَّهُ ْم ِإ ْذ ظَلَ ُموا َأنفُ َسهُ ْم َجا ُءو‬ ٍ ‫َأرْ َس ْلنَا ِم ْن َرس‬
َ‫ضيْت‬ َ َ‫ك فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِجدُوا فِي َأنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِم َّما ق‬ َ ‫ك اَل يُْؤ ِمنُونَ َحتَّى يُ َح ِّك ُمو‬ َ ِّ‫هَّللا َ تَ َّوابًا َر ِحي ًما * فَاَل َو َرب‬
65-60 :‫َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما (سورة النساء‬
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan
sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah
diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu
musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang
kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain
penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna.Mereka itu adalah orang-
orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. Dan Kami
tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka,
tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian
mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” [An-Nisaa: 60-65]
ُ‫ َوتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ ِإنَّه‬,‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي وَِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآليَا‬,‫آن ْال َع ِظي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬ َ ‫بَا َر‬
ِ ‫ ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُوْ ُر الر‬،ُ‫ َأقُوْ ُل قَوْ لِ ْي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم فَا ْستَ ْغفِرُوْ ه‬.‫هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫َّح ْي ُم‬

Khutbah Kedua
‫ك الَّ ِذيْ َج َع َل فِي ال َّس َما ِء بُرُوْ جًا َو َج َع َل فِ ْيهَا ِس َراجًا َوقَ َمرًا‬ َ ‫ تَبَا َر‬،‫ص ْيرًا‬ ِ َ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ َكانَ بِ ِعبَا ِد ِه َخبِ ْيرًا ب‬
ِّ ‫ َأ ْشهَ ُد اَ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ وَأ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ ُو َرسُولُهُ الَّ ِذيْ بَ َعثَهُ بِ ْال َح‬.‫ُمنِ ْيرًا‬
‫ َودَا ِعيَا ِإلَى‬،‫ق بَ ِش ْيرًا َونَ ِذ ْيرًا‬
‫ق بِِإ ْذنِ ِه َو ِس َراجًا ُمنِ ْيرًا‬ ِّ ‫ْال َح‬
‫ أما بعد‬.‫اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬

Jamaah Jumat rahimakumullah,


Dalam khutbah kedua ini kami tegaskan bahwa pada prinsipnya seorang
‫‪muslim itu bila terjerumus dalam perbuatan dosa atau tergelincir dalam‬‬
‫‪sebuah pelanggaran syariat maka dia harus menutupi perbuatan tersebut dan‬‬
‫‪bertaubat kepada Allah Ta’ala.‬‬
‫‪Dia tidak perlu untuk membuka dosa tersebut kepada siapa pun kecuali dalam‬‬
‫‪rangka untuk mendapatkan fatwa tentang masalahnya atau meminta saran‬‬
‫‪untuk solusinya kepada orang yang terpercaya. Tujuannya adalah agar‬‬
‫‪keburukan tersebut tidak menyebar luas di masyarakat.‬‬
‫‪Hal ini akan membuat masyarakat menjadi sensitif terhadap dosa dan maksiat.‬‬
‫‪Mereka tidak akan cuek terhadapnya. Ada perasaan malu bila melakukannya.‬‬
‫‪Pandangan masyarakat terhadap kemaksiatan tetap negatif karena tidak‬‬
‫‪terbiasa mendengarnya atau melihat orang melakukannya.‬‬

‫‪Doa Penutup‬‬
‫‪Marilah kita berdoa kepada Allah agar senantiasa melindungi diri kita dan keluarga‬‬
‫‪kita dari segala dosa dan maksiat, serta menganugerahkan sikap istiqamah di atas‬‬
‫‪agama Islam hingga akhir hayat.‬‬

‫صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما ً‬ ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ‬

‫صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪َ .‬وبَ ِ‬


‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫اَللَّهُ َّم َ‬
‫ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬
‫ت اَْألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو اَْأل ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬
‫اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ك َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن‬
‫ك ْال َكفَ َرةَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْعدَا َء َ‬
‫اللَّهُ َّم َأ ِع َّز اِإْل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َأ ْهلِ ِ‬
‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما‬ ‫ور‪َ ،‬و َجنِّ ْبنَا ْالفَ َوا ِح َ‬
‫ش َما َ‬ ‫ت ِإلَى النُّ ِ‬ ‫ف بَ ْينَ قُلُوبِنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ َذاتَ بَ ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُسبُ َل ال َّساَل ِم‪َ ،‬ونَجِّ نَا ِمنَ ُّ‬
‫الظلُ َما ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َألِّ ْ‬
‫َأ‬
‫ك ْنتَ التَّوَّابُ ال َّر ِحي ُم‬ ‫ُ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬
‫ارنَا‪َ ،‬وقلوبِنَا‪َ ،‬و ْز َوا ِجنَا‪َ ،‬وذ ِّريَّاتِنَا‪َ ،‬وتُبْ َعلَ ْينَا ِإنَّ َ‬ ‫ْص ِ‬ ‫َأ‬
‫اعنَا‪َ ،‬و ب َ‬ ‫َأ‬
‫ار ْك لَنَا فِي ْس َم ِ‬ ‫بَطَنَ ‪َ ،‬وبَ ِ‬
‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ لَنَا ِد ْينَنَا الَّ ِذيْ هُ َو ِعصْ َمةُ َأ ْم ِرنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنَا ُد ْنيَانَا الَّتِ ْي فِ ْيهَا َم َعا ُشنَا‪َ ،‬وَأصْ لِحْ لَنَا آ ِخ َرتَنَا الَّتِ ْي ِإلَ ْيهَا َم َعا ُدنَا‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َحيَاةَ‬
‫ِزيَا َدةً لَنَا فِ ْي ُك ِّل خَ ي ٍْر‪َ ،‬واجْ َع ِل ْال َموْ تَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُك ِّل َش ٍّر‬
‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن َأ ْز ٰ َو ِجنَا َو ُذرِّ يَّ ٰـتِنَا قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َوٱجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ ِإ َما ًما‬
‫ك َأنتَ ْال َوهَّابُ‬ ‫َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِمن لَّدُن َ‬
‫ك َرحْ َمةً ۚ ِإنَّ َ‬
‫َّح ْي ٌم‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا‬
‫فر ِ‬ ‫َربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا بِاِْإل ْي َما ِن َوالَتَجْ َعلْ فِ ْي قُلُوْ بِنَا ِغالًّ لِّلَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َربَّنَا ِإنَّ َ‬
‫ك َرءُوْ ٌ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬ ‫َح َسنَةً َوفِي ِ‬

Anda mungkin juga menyukai