Anda di halaman 1dari 9

PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN

KHUTBAH JUMAT PERTAMA

‫ات أَ ْع َمالِنَا‬ ِ َ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيِّئ‬ ِ ِ ِ ِ


ََ ْ ُ ْ ِ‫ْح ْم َد هلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَتغْف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ ب‬ َ ‫إِ َّن ال‬
َ‫ي لَهُ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ ال‬ ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه ومن ي‬ ِ ‫من ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م‬
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ ََ ُ ُ ُ َ َْ
ُ‫َن ُم َح َّمداً َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ‬َ ْ‫َش ِري‬
‫آمنُواْ َّات ُقواْ اللّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا أ َُّي َها الذ‬
‫ث ِم ْن ُه َما‬ َّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬ِ ‫سو‬
َ ٍ ‫ف‬ْ َّ
‫ن‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِّ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ق‬
َ ‫ل‬
َ ‫خ‬
َ ‫ي‬ ِ َّ‫يا أ َُّيها النَّاس َّات ُقواْ ربَّ ُكم ال‬
‫ذ‬ ُ َ ُ َ َ
ً‫ِر َجاالً َكثِيراً َونِ َساء َو َّات ُقواْ اللّهَ الَّ ِذي تَ َساءلُو َن بِ ِه َواألَ ْر َح َام إِ َّن اللّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبا‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْ ِف ْر لَ ُك ْم‬ ِ
ْ ُ‫ ي‬. ً‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوالً َسديدا‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا أ َُّي َها الذ‬
ً‫ذُنُوبَ ُك ْم َو َمن يُ ِط ْع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْوزاً َع ِظيما‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه‬ ٍ
َ ‫ َو َخ ْي ُر ال ُْه َدى ُه َدى ُم َح َّمد‬،‫اب اللَّه‬
ِ ِ ِ ِ ‫ فَِإ َّن َخير ال‬،‫أ ََّما بع ُد‬
ُ َ‫ْحديث كت‬ َ َْ َْ
َ ‫ َو ُك ُّل بِ ْد َع ٍة‬،‫ َو َش ُّر اأْل ُ ُمو ِر ُم ْح َدثَا ُت َها‬،‫َو َسلَّ َم‬
ٌ‫ضاَل لَة‬
Kaum muslimin wal muslimat Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah.
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah karena di hari yang mulia ini kita dikumpulkan untuk
beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Hari Jumat merupakan hari raya kaum muslimin dalam setiap pekannya.

َ ِ‫اهلل َوبَِر ْح َمتِ ِه فَبِ َذل‬


‫ك َفلَْي ْف َر ُحوا ُه َو َخ ْي ٌر ِّم َّما يَ ْج َم ُعو َن‬ ِ ‫ض ِل‬
ْ ‫قُ ْل بَِف‬

“Katakanlah, ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS.
Yunus: 58)
Kaum muslimin wal muslimat yang dirahmati Allah.
Bulan Ramadhan beberapa saat lagi akan datang menjumpai kita, bulan yang mulia, yang
diharapkan oleh orang-orang shalih perjumpaan dengannya. Di bulan tersebut, seseorang bisa
mengumpulkan pahala yang banyak dengan waktu yang singkat demi mencapai kedudukan yang
mulia di sisi Allah Ta’la.
Sejenak, marilah kita introspeksi, sudah berapa kali kita mendapati Ramadhan. Namun, apakah
kita telah meraih pelajaran-pelajaran berharga dari bulan Ramadhan?! Sudahkah Ramadhan
membuahkan perubahan dalam pribadi kita ataukah hanya sekedar rutinitas belaka yang datang
dan berlalu begitu saja?!
Oleh karenanya, perkenankanlah kami pada khotbah kali ini untuk menyampaikan beberapa
pelajaran Ramadhan, semoga dapat kita pahami, menjadi motivasi, dan dapat kita wujudkan
dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
Bulan Ramadhan merupakan sekolah keimanan dan bengkel yang sangat manjur bagi orang yang
mengetahuinya. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil darinya, di antaranya:
Ikhlas
Ikhlas merupakan fondasi pertama diterimanya suatu amalan ibadah seorang hamba. Dalam
ibadah puasa secara khusus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫من صام رمضان إيمانا واتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه‬
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala Allah, maka
akan diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. bukhori dan Muslim)
Demikian pula dalam setiap amal ibadah kita, marilah kita ikhlaskan murni hanya untuk Allah
semata sehingga kita tidak mengharapkan selain Allah. Ingatlah bahwa sebesar apa pun ibadah
yang kita lakukan tetapi bila tidak ikhlas mengharapkan wajah Allah maka sia-sia belaka tiada
berguna.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim no. 1905 dikisahkan bahwa tiga golongan yang pertama
kali dicampakkan oleh Allah adalah mujahid, pemberi shodaqoh, dan pembaca Alquran.
Perhatikanlah, bukankah jihad merupakan amalan yang utama?! Bukankah shodaqoh dan
membaca Alquran merupakan amalan yang sangat mulia? Namun, kenapa mereka malah
dicampakkan ke neraka?! Jawabannya, karena mereka kehilangan keikhlasan dalam beramal.
Mutaba’ah
Mengikuti sunah merupakan fondasi kedua untuk diterimanya suatu ibadah. Betapa pun ikhlasnya
kita dalam beribadah tetapi kalau tidak sesuai dengan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
maka tertolak dan tidak diterima. Oleh karenanya, dalam berpuasa kita meniru bagaimana puasa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mengakhirkan sahur dan bersegera dalam berbuka.

‫َّاس بِ َخ ْي ٍر َما َع َّجلُوا ال ِْفط َْر‬


ُ ‫ال الن‬
ُ ‫الَ َي َز‬
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa
dan mengakhirkan sahur.” (HR. Bukhori-Muslim)
Demikian pula dalam setiap ibadah lainnya, marilah kita berusaha untuk meniru agar sesuai
dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga amal kita tidak sia-sia belaka.
Benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa setiap kebaikan dan kejayaan hanyalah
dengan mengikuti sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun terkadang akal belum
menerima sepenuhnya.
Dalam Perang Uhud, kenapa kaum muslimin mengalami kekalahan? Jawabannya, karena mereka
tidak taat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karenanya, apabila kita menginginkan
kejayaan maka hendaknya kita menghidupkan dan mengagungkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, bukan malah merendahkan dan melecehkannya!!
Takwa dan Muroqobah
Meraih derajat takwa merupakan tujuan pokok ibadah puasa. Allah berfirman,

‫ين ِمن َق ْبلِ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن‬ ِ َّ


َ ‫ب َعلَى الذ‬
ِ
َ ‫ام َك َما ُكت‬
ُ َ‫الصي‬
ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬ ِ
َ ‫ين َء َامنُوا ُكت‬
ِ َّ
َ ‫يَاأ َُّي َها الذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Takwa artinya takut kepada Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua
larangan-Nya sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karenanya,
marilah kita koreksi dan bertanya pada hati kita masing-masing, apakah kita bertujuan hendak
meraih tujuan puasa ini?! Akankah kita memetik buah ketakwaan ini?! Ataukah kita puasa hanya
menjalaninya dengan anggapan sekadar rutinitas saja?!
Seorang yang berpuasa tidak akan berbuka sekalipun manusia tidak ada yang mengetahuinya
karena merasa takut dan merasa diawasi oleh Allah dalam gerak-geriknya. Demikianlah
hendaknya kita dalam setiap saat merasa takut dan diawasi oleh Allah di mana pun berada dan
kapan pun juga, terlebih ketika kita hanya seorang diri. Apalagi pada zaman kita ini, alat-alat
kemaksiatan begitu mudah dikonsumsi, maka ingatlah bahwa itu adalah ujian agar Allah
mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang takut kepada-Nya.
Persatuan
Bersatu dan tidak berpecah belah merupakan suatu prinsip yang diajarkan Islam dalam banyak
ayat Alquran dan hadis. Dalam puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الفط ُْر َي ْو َم ُت ْف ِط ُر ْو َن‬


ِ ‫الصوم يوم تَصومو َن و‬
َ ُْ ُْ َ َْ ُ َْ
“Puasa itu hari (ketika) manusia berpuasa dan hari raya itu hari (ketika) manusia berhari raya.”
(HR. tirmidzi no. 607 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 224)
Ya, demikianlah ajaran Islam yang mulia. Lantas kenapa kita harus berpecah belah dan fanatik
terhadap kelompok dan golongan masing-masing, padahal sembahan kita satu, Rasul kita satu,
ka’bah kita satu, dan Alquran kita satu?! Oleh karenanya, marilah kita rapatkan barisan kita dan
rajut persatuan dengan mengikuti Alquran dan sunah, taat kepada pemimpin kita, dan mengingkari
setiap pemikiran yang mengajak kepada perpecahan.
Kembali kepada Ajaran Alquran
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran yang berisi petunjuk bagi umat manusia.
Allah berfirman,

ِ َ‫ات ِمن ال ُْه َدى والْ ُفرق‬


ٍ َ‫َّاس وبِّين‬ ِِ ِ َ ‫َش ْهر رم‬
‫ان‬ ْ َ َ َ َ ِ ‫ضا َن الَّذي أُن ِز َل فيه الْ ُق ْر َءا ُن ُه ًدى لِّلن‬ ََ ُ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan
yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Maka hal ini memberikan pelajaran kepada kita kaum muslimin agar kembali kepada ajaran
Alquran dengan membacanya, memahami isinya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai
cahaya dalam menapaki kehidupan ini.
Kehinaan yang menimpa kaum muslimin pada zaman sekarang tidak lain adalah disebabkan
jauhnya mereka dari Alquran dan sunah.

‫ط اللَّهُ َعلَْي ُك ْم ذُاًّل اَل َي ْن ِز ُعهُ َحتَّى َت ْر ِج ُعوا إِلَى ِدينِ ُك ْم‬ ِ ‫الزر ِع وَتر ْكتُم ال‬ِ ِ ِ ِ
َ َّ‫اد َسل‬
َ ‫ْج َه‬ َ َ‫إِذَا َتبَ َاي ْعتُ ْم بِالْعينَة َوأَ َخ ْذتُ ْم أَ ْذن‬
ْ َ َ ْ َّ ‫اب الَْب َق ِر َو َرضيتُ ْم ب‬
“Jika kalian telah berjual beli dengan sistem al-inah (salah sistem menuju riba), kalian sibuk
dengan ekor sapi, rela dengan tanaman, meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan
kehinaan kepada kalian dan Alah tidak mencabutnya dari kalian sehingga kalian kepada agama
kalian.” (HR. Abu Dawud no. 3462 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 11)
Demikian pula, bencana demi bencana yang menimpa negeri ini dari tsunami, banjir, tanah
longsor, lumpur panas, dan sebagainya, barangkali semua itu karena perbuatan dosa umat
manusia agar mereka segera menyadari dan kembali kepada ajaran agama yang suci. Allah
berfirman,

ِ ‫ت أَيْ ِدي الن‬


‫َّاس‬ ْ َ‫اد فِي الَْب ِّر َوالْبَ ْح ِر بِ َما َك َسب‬
ُ ‫ظَ َه َر الْ َف َس‬
“Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan disebabkan ulah perbuatan manusia.” (QS. Ar-
Rum: 41)
Demi Allah, sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri,
kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sebaliknya, ketaatan akan membawa keberkahan dan
kebaikan suatu negera. Allah berfirman,

ِ ‫السم‬ ٍ
ِ ‫آء َواْأل َْر‬
‫ض‬ َ َّ ‫َن أ َْه َل الْ ُق َرى َء َامنُوا َو َّات َق ْوا لََفتَ ْحنَا َعلَْي ِهم َب َر َكات ِّم َن‬
َّ ‫َول َْو أ‬
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’rof: 96)
Kasih Sayang Terhadap Sesama
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan
yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan,
sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada angin yang kencang.
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal oran
gyan gberpuasa, tanpa dikurangi dari pahala yang orang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi no.
807 dan dishohihkan al-Albani)
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam adalah agama yang rahmat (kasih sayang) kepada
sesama. Bagaimana tidak, di antara nama Allah adalah Rahman dan Rahim (Maha penyayang),
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah penyayang, Alquran juga penyayang,
lantas bagaimana ajaran Islam tidak menganjurkan umatnya untuk berbuat kasih sayang kepada
sesama?!
Oleh karenanya, celakalah segelintir orang yang melakukan aksi-aksi terorisme dan pengeboman
yang sangat bertentangan dengan prinsip Islam adalah kasih sayang sehingga menimbulkan
kerusakan yang sangat banyak seperti hilangnya keamanan negara, hilangnya nyawa, rusaknya
bangunan, tercemarnya nama Islam, dan lain sebagainya.

‫ فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬،‫ وأستغفر اهلل لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات‬،‫أقول قولي هذا‬
KHUTBAH KEDUA

،‫الر ِح ْي ُم‬َّ ‫ك الَْب ُّر‬ُ ِ‫ك لَهُ الْ َـمل‬ َ ْ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬،‫ـج ِح ْي ِم‬ ِ ‫َص َح‬
َ ْ‫اب ال‬ ْ ‫اع ُسبُ ِل أ‬
ِ ‫صر‬
ِ َ‫اط ِه الْ ُـم ْستَ ِق ْي ِم َو َن َهانَا َع ِن اتِّب‬ ِ ِ ‫ أَمرنَا بِاتِّب‬،‫ب الْعالَ ِـم ْين‬
َ ‫اع‬ َ َ َ َ َ ِّ ‫ْح ْم ُد لله َر‬
ِِ
َ ‫ال‬
ُ‫َص َحابِ ِه الَّ ِذيْ َن َتلَ َّق ْوا َع ْنهُ الدِّيْ َن َو َبلَّغُ ْوه‬ ِِ ِ ِ ِ َّ ‫ َعلَي ُكم بِسنَّتِي وسن َِّة الْ ُخلَ َف ِاء‬:‫ال‬
ْ ‫صلَّى اهللُ َعلَْيه َو َعلَى آله َوأ‬ َ ‫الراشديْ َن‬ ُ َ ُ ْ ْ َ َ‫غ الْ ُـمبِْي َن َوق‬ َ َ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َبلَّ َغ اْلبَال‬
َّ ‫َوأَ ْش َه ُد أ‬
ِ
‫ أ ََّما َب ْع ُد‬،‫ان إِلَى َي ْوم الدِّيْ ِن َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِْي ًرا‬ ٍ ‫لِلْمسلِ ِم ْين ومن تَبِع ُهم بِِإحس‬:
َ ْ ْ َ ْ ََ َ ْ ُ
Akhlak yang Baik
Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata, tetapi lebih dari itu, yaitu menahan
anggota badan dari bermaksiat kepada Allah. Menahan mata dari melihat yang haram,
menjauhkan telinga dari mendengar yang haram, menahan lisan dari mencaci dan menggibah,
menjaga kaki untuk tidak melangkah ke tempat maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allah
tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sinilah kita mengetahui hikmah yang mendalam dari disyariatkannya puasa. Andaikan kita
terlatih dengan pendidikan yang agung ini, niscaya Ramadhan akan berlalu sedang manusia
berada dalam akhlak yang agung.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa wanita para sahabat menyuruh anak-anak
mereka berpuasa, lalu apabila ada seorang anak yang menangis minta makan, maka dibuatkan
mainan sehingga lupa hingga datang waktu berbuka.
Demikianlah hendaknya orang tua, mendidik anak-anak mereka dalam ibadah dan ketaatan
kepada Allah. Ingatlah wahai kaum muslimin wal muslimat, anak merupakan anugerah dan nikmat
dari Allah sekaligus amanat dan titipan Allah pada pundak kita yang dimintai
pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Marilah kita didik anak kita dengan keimanan, ibadah, dan ketaatan serta hindarkan mereka dari
teman-teman jelek yang kerap meracuni anak-anak kita. Hal ini lebih ditekankan lagi pada zaman
ini di mana pergaulan, pengaruh, dan polusi-polusi kesucian anak begitu semarak mencari
mangsanya sehingga sedikit sekali yang selamat darinya. Lihatlah mana anak-anak muda
sekarang yang aktif di masjid?! Mana anak-anak muda sekarang yang siap menjadi imam shalat
dan khotib Jumat?!!
Berjuang Melawan Hawa Nafsu
Dalam puasa seorang muslim dituntut untuk melawan hawa nafsunya. Dia harus sabar menahan
rasa lapar dan dahaga serta keinginan bersenggama yang sangat disenangi oleh nafsu manusia.
Dia melawan kemauan hawa nafsu tersebut untuk mendapatkan ridha dan kecintaan Allah.
Demikian hendaknya setiap kita wahai kaum muslimin harus lebih mengedepankan cinta Allah
daripada kemauan hawa nafsu yang kerap mengajak kepada kemaksiatan.

ِ ‫الس‬
‫وء إِالَّ َم َار ِح َم َربِّي‬ ُّ ِ‫س أل ََّم َارةٌ ب‬ َّ ‫ئ َن ْف ِسي إِ َّن‬
َ ‫الن ْف‬ ُ ‫َو َمآأ َُب ِّر‬
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53)
Maka siapa saja di antara kita yang terjerumus dalam dosa maka hendaknya dia berjuang
melawan hawa nafsunya demi mendapatkan kecintaan Allah.
Konsisten/Terus di Atas Ketaatan
Ibadah puasa mengajarkan kepada kita untuk tetap konsisten dalam ketaatan. Oleh karena itu,
perhatikanlah hadis berikut:
“Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, ‘Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila
memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan maka beliau bersungguh-sungguh ibadah,
menghidupkan malam, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Demikianlah suri teladan kita, justru lebih bersungguh-sungguh di akhir Ramadhan, bukan terbalik
seperti kebanyakan di antara kita, di awal Ramadhan kita semangat tetapi di akhir-
akhir Ramadhan sibuk dengan baju baru, kue lebaran, dan hiasan rumah.
Jadi, persiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya menjelang Ramadhan ini. Jangan sampai kita
hanya melewatinya sebagai rutinitas tahunan dan membiarnya berlalu tanpa makna yang spesial.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa keluarga kami, orang tua kami, istri dan anak-
anak kami serta saudara-saudara kami semuanya.
Ya Allah, perbaikilah keadaan kami, perbaikilah hati kami, dan perbaikilah keadaan negara kami.
Ya Allah, berilakanlah kekuatan dan hidayah kepada para pemimpin kami dalam menjalankan
amanah-Mu dengan sebaik-baiknya.
‫‪Ya Allah, turunkanlah barokah-Mu dari langit dan bumi, ya Allah luaskanlah rezeki untuk kami‬‬
‫‪dengan rezeki yang halal.‬‬
‫‪Ya Allah, janganlah Engkau sisakan sebuah dosa seorang dari kami kecuali Engkau telah‬‬
‫‪mengampuninya, dan suatu hutang kecauli engkau melunasinya, sakit kecuali engkau‬‬
‫‪menyembuhkannya, dan kesusahan kecuali Engkau memudahkannya.‬‬

‫ض اللَّ ُه َّم‬ ‫َصحابِ ِه أ ِ‬


‫َج َمع ْي َن َو ْار َ‬
‫ِِ‬
‫ك ُم َح َّمد َو َعلَى آله َوأ ْ َ ْ‬
‫ٍ‬ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َعلَى َع ْب ِد َك َو َر ُس ْولِ َ‬ ‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫اش ِديْ َن أَبِ ْي بَ ْك ٍر َوعُ َم َر َوعُثْ َما َن َو َعلِي َو َع ْن َج ِم ْي ِع َّ‬
‫الص َحابَِة َوالتَّابِ ِع ْي َن لَ ُـه ْم‬ ‫َع ِن الْـ ُخلَ َف ِاء َّ‬
‫الر ِ‬
‫لى َي ْو َم الدِّيْ ِن‬ ‫بِِإ ْحس ٍ‬
‫ان إِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫الشر َك والْـم ْش ِركِ‬ ‫َع َّز اْ ِإل ْسالَ َم والْـمسلِ ِم ْين وأ َِذ َّ‬ ‫اللَّه َّم أ ِ‬
‫اء الدِّي ِن‪َ ،‬وانْ ُ‬
‫ص ْر‬ ‫َ‬ ‫د‬‫َ‬ ‫ع‬
‫ْ‬ ‫َ‬
‫أ‬ ‫ر‬ ‫م‬
‫ِّ‬
‫َ َ ْ‬‫د‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫‪.‬‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ْ‬ ‫ْ َ ُ‬ ‫ِّ‬ ‫ل‬ ‫َ ُْ ََ‬ ‫ُ‬
‫ال الْـمسلِ ِم ْين في ُك ِّل م َك ٍ‬
‫ان‬ ‫اد َك الْـمو ِّح ِدين‪ .‬اللَّه َّم أ ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َح َو َ ُ ْ َ‬ ‫َصل ْح أ ْ‬ ‫‪.‬عبَ َ ُ َ ْ َ ُ ْ‬
‫ات‪ ،‬إِنَّهُ‬ ‫ات اْألَ ْحي ِاء ِم ْن ُهم واْألَ ْمو ِ‬ ‫ات والْـم ْؤ ِمنِْين والْـم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِلْمسلِ ِم ْين والْـمسلِم ِ‬
‫َْ َ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُْ ََ ُْ َ َ ُ ََ ُ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ات‪َ ،‬ر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬ ‫الد َعو ِ‬ ‫َّ‬ ‫‪.‬س ِم ْيع م ِ‬
‫الد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫ي‬
‫ْ‬ ‫ج‬
‫َ ٌُ ُ‬
‫ـجلِ ْي َل يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪َ ،‬ولَ ِذ ْك ُر‬ ‫ِ‬ ‫ِعب َ ِ‬
‫اد اهلل … اذْ ُك ُروا اهللَ ال َْعظ ْي َم الْ َ‬ ‫َ‬
‫ِ‬
‫‪.‬اهلل أَ ْكَب ُر‪َ ،‬واهللُ َي ْعلَ ُم َما تَ ْ‬
‫صَنعُ ْو َن‬
Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

‫ات أَ ْع َمالِنَا‬ ِ َ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيئ‬ ِ ِ ِ ِ


َّ َ ْ ُ ْ ِ‫ْح ْم َد ِهلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَتغْف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ ب‬ َ ‫إِ ّن ال‬
‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهللُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن‬ ِ ‫ضلِل فَالَ َه‬
‫اد‬ ْ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬
ُ ‫ل‬
َ ‫ل‬ ‫ض‬ِ ‫من ي ْه ِد ِه اهلل فَالَ م‬
َ ْ ُ ْ ََ ّ ُ ُ َ َْ
ُ‫ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬
‫ان إِلَى َي ْوِم ال ّديْن‬ ٍ ‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس‬ ِِ
َ ْ َ ْ َ َ َ ْ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّمد َو َعلى آله ِوأ‬
ٍ
َ ‫لله ّم‬ ُ َ‫ا‬.
‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬ َ ‫يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن‬
‫ث ِم ْن ُه َما‬ ّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ِ ‫سو‬ ِ ِ
َ ٍ ‫اس اّت ُق ْوا َربّ ُك ُم الّذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف‬ ُ َ‫يَاأ َّي َها الن‬
‫اءلُْو َن بِ ِه َواْألَ ْر َحام َ إِ ّن اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ ِ
َ ‫اء َواّت ُقوا اهللَ الَذي تَ َس‬
ِ ِ
ً ‫ِر َجاالً َكث ْي ًرا َون َس‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َيغْ ِف ْرلَ ُك ْم‬ ِ
ْ ُ‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َو ُق ْولُ ْوا َق ْوالً َسديْ ًدا ي‬
ِ
َ ‫يَاأ َّي َها الّذيْ َن‬
‫ أ َّما َب ْع ُد‬،‫ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‬
‫ َو َش ّر‬،‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َم‬ ٍ ِ ‫ث كِتَاب‬
ِ ‫ َو َخ ْير ال َْه ْد‬،‫اهلل‬ ِ ْ‫َص َد َق الْح ِدي‬ َِ‫ف‬
َ ‫ى ُم َح ّمد‬ ُ ‫د‬ ْ ‫ه‬
َ ‫ى‬ َ ُ َ ْ ‫أ‬ ‫ن‬ّ ‫أ‬
‫ضالَلَ ِة فِي النّا ِر‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،ً‫ضالَلَة‬ َ ‫ َو ُك ّل ُم ْح َدثٍَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة‬،‫اْألُ ُم ْو ِر ُم ْح َدثَا ُت َها‬.
Khutbah yang Pertama
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib tidak pernah bosan-bosannya untuk menghimbau diri khatib secara
pribadi dan para jama’ah sekalian untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah di mana saja kita berada dengan
berupaya semaksimal mungkin mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Karena tidak ada bekal terbaik di hari kiamat kelak yang membuat kita mulia di sisiNya melainkan dengan
taqwa. Karena tidak ada yang mampu menjadi tameng kita dari adzab dan api neraka-Nya melainkan adalah
taqwa yang kita miliki.
Allah Ta’ala berfirman,

َّ ‫الز ِاد‬
197:‫الت ْق َوى البقرة‬ َّ ‫) َوَت َز َّو ُدوا فَِإ َّن َخ ْي َر‬
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.” (QS. al-Baqarah:197)
Dan Rasulullah bersabda,

)‫(ر َواهُ الت ِّْر ِم ِذي‬ ِ ِ


ٍُ ‫َّاس بِ ُخ‬
َ ‫لق َح َس ٍن‬ َ ‫لح َسنَةَ تَ ْم ُح َها َو َخال ِق الن‬ َّ ‫ت َوأَت ْبِ ِع‬
َ ْ‫السيِّئَةَ ا‬ ُ ‫اتَّ ِق اهللَ َح ْي‬
َ ‫ثماَ ُك ْن‬
“Bertakwalah kamu di mana saja kamu berada, dan sertakanlah olehmu kejahatan dengan kebaikan niscaya ia
akan menghapuskannya (kejahatan tersebut), serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik”. (HR. at-
Tirmidzi, dengan sanad hasan shahih).
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Ada sebuah Ungkapan atau kalau boleh ia disebut motto hidup yang cukup sederhana, “Tidak akan pernah
kembali hari-hari yang telah berlalu”. Kenapa kita katakan sederhana?? sebab ungkapan ini cukup familiar di
telinga kita, bahkan ia terkadang bagaikan angin yang lalu begitu saja, atau ungkapan picisan kuno yang tak
ada arti bagi sebagian orang, bahkan anak-anak kecil saja tahu dan mengerti kalau hari-hari yang telah
dilewatinya tidak akan pernah terulang dan kembali lagi.
Tentunya tidak bagi para pemerhati kehidupan atau orang-orang yang selalu merenungi dan menghayati
hidup yang dijalani, juga tidak bagi orang yang selalu mengevaluasi diri dan ingin hari-harinya yang
sekarang dan yang nanti lebih baik dari hari-harinya yang telah lalu. Karena baginya hari-hari yang telah lalu
adalah sejarah sekaligus pelajaran untuk menatap dan manata hidup di masa depan yang lebih gemilang,
pelajaran mahal yang tak bisa dihargai dengan lembaran-lembaran kertas yang kini telah berubah menjadi
sembahan, hari-hari yang telah berlalu terus akan menyisakan kenangan dan kenikmatan bagi siapa saja yang
menghabiskannya untuk sesuatu yang indah dan penuh makna.. dan selalu akan meninggalkan penyesalan
dan kesedihan yang mungkin tak terlupakan bagi siapa saja yang menjalaninya untuk sesuatu yang sia-sia
dan penuh dosa.
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Tentunya bagi seorang mukmin hari-hari adalah sebuah kesempatan yang berharga untuk beramal dan
berinvestasi sebanyak-banyaknya yang tidak akan pernah ia sia-siakan begitu saja. Sehingga ia selalu
berupaya untuk mengisi lembaran-lembaran hidupnya dengan sesuatu yang mendatangkan keridhaan dan
kecintaan AllahTa’ala. Sebagaimana dia tahu Rasulullah bersabda,

)‫لم ْر ِء َت ْر ُكهُ َما الَ َي ْعنِْي ِه (رواه الترمذي‬ ِ


َ ْ‫م ْن ُح ْس ِن إِ ْسالَِم ا‬
Antara kesempurnaan (kebaikan) Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna bagi
dirinya.”. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albany)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Kalau hari-hari yang biasa dijalani oleh seorang mukmin begitu ia manfaatkan sebaik mungkin, apalagi jika
ia berada di hari-hari yang di dalamnya terdapat bonus-bonus dan ‘seabrek’ keistimewaan yang disediakan
dan begitu menjanjikan, tentunya betul-betul tidak sedikitpun ia akan sisakan hari dan waktunya kecuali
untuk mengejar dan meraih semua bonus-bonus dan keistimewaan nan menggiurkan. Dia akan tampak
agresif dan kompetitif dan siap bersaing serta berupaya mengungguli rival-rivalnya demi sebuah prestasi
yang akan diraih. Allah Ta’ala berfirman,

)148 :‫لى ُك ِّل َش ٍئ قَ ِد ٌير (البقرة‬ َّ ِ ِ ِ ِ


َ ‫ونوا يَأْت ب ُك ُم اهللُ َجم ًيعا إن اهللَ َع‬
ِ َ ْ‫استب ُِقوا ا‬
ُ ‫لخ ْي َرات أَيْ َن َما تَ ُك‬ َ ْ َ‫ف‬
“…Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”(QS. Al-Baqarah:148)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Hari-hari yang indah dan didambakan itu kini hampir datang kepada kita, hari-hari yang terdapat pada bulan
yang sangat istimewa di mata Sang Pemiliknya dan bagi siapapun yang mengetahui keistimewaannya, tamu
nan agung yang selalu dinanti-nanti oleh semua orang yang merindukannya, dia adalah bulan ramadhan
bulan rahmah, bulan maghfirah, bulan berkah, bulan sabar, bulan Qur’an, bulan shadaqah, bulan pendidikan
dan madrasah orang-orang yang beriman, bulan dilipat-gandakan pahala dari setiap amalan yang dikerjakan
di dalamnya dan masih banyak lagi nama-nama yang indah untuknya yang belum disebutkan, sesuai dengan
banyaknya kebaikan dan keutamaan di dalamnya.
Allah Ta’ala berfirman,

ِ َ‫ات ِمن اْ ُله َدى واْل ُفرق‬


ٍ َ‫َّاس وبِّين‬ ِ ‫لذي أُنْ ِز َل ِف ِيه اْل ُقرآ ُن ه‬
ِ َّ‫ضا َن ا‬
)185 :‫ان (البقرة‬ ْ َ َ َ َ ِ ‫دى للن‬
ً ُ ْ َ ‫َش ْه ُر َر َم‬
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. 2: 185)
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda,

‫ َو ُتغَ ُّل فِ ِيه‬,‫يم‬


ِ ‫لج ِح‬
َ ْ‫اب ا‬
ِِ ِ ْ‫ ِف ِيه ُت ْفتَح أَبواب ا‬,ُ‫صيامه‬
ُ ‫ َو ُتغْلَ ُق فيه أ َْب َو‬,‫لجنَّة‬
َ ُ َْ ُ
ِ
َ َ ‫ب اهللُ َع ْليَ ُك ْم‬
َ َ‫ َكت‬,‫ َش ْه ٌر ُمبَ َار ٌك‬,‫ضا َن‬
َ ‫اء ُك ْم َش ْه ُر َر َم‬
َ ‫ قَ ْد َج‬:‫ول‬
ُ ‫َص َحابَهُ َي ُق‬
ْ ‫ِّر أ‬ ِ ُ ‫َكا َن رس‬
ُ ‫ول اهلل ُيبَش‬ َُ
ِ ِ ِ ِ
)‫ َم ْن ُح ِر َم َخ ْي َر َها َف َق ْد ُح ِر َم (رواه أحمد والنسائي‬,‫ فيه ل َْيلَةٌ َخ ْيٌر م ْن أَلْف َش ْه ٍر‬,‫ين‬ ِ َّ
ُ ‫الشيَاط‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya memberi kabar gembira kepada para shahabatnya dengan
bersabda,’Telah datang kepada kalian bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah
mewajibkan kalian berpuasa Ramadhan, Pada bulan ini pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu jahannam
ditutup, tangan-tangan syetan dibelunggu, dan di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada
seribu bulan, maka barangsiapa yang dijauhkan (diharamkan) dari kebaikannya, maka benar-benar telah
dijauhkan.” (HR. an-Nasa’i)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Dan wahai hamba-hamba Allah yang haus akan pengabdian dan ketaatan kepada-Nya, jangan biarkan ia
berlalu dan lewat begitu saja di depan mata, cukuplah ramadhan yang lalu menjadi pelajaran dan sekaligus
penyesalan yang nyata, karena telah menyia-nyiakan kesempatan yang ada, yang telah Allah anugerahkan
kepada kita, dengan hanya membawa sedikit dari sekian banyak dan berlimpah ruahnya kebaikan-
kebaikanNya yang tersedia. Atau boleh jadi tidak sedikitpun pahala yang terbawa, karena banyak amalan
utama yang tak terjaga, dan hilang dengan sia-sia. Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫ك هم الْ َف‬ ِ ِ َّ ِ ِ ٍ ِ ْ ‫واات ُقوااهلل ولَْت ْنظُر َن ْفس ما قَدَّم‬ ِ َّ


‫اس ُقو َن‬ ُ ُ َ ‫اه ْم أَْن ُف َس ُه ْم أُولَئ‬
ُ ‫سوااهللَ فَأَنْ َس‬ َ ‫ َوالَ تَ ُكونُوا َكالذ‬.‫ت لغَد َو َّات ُقوااهللَ إِ َّن اهللَ َخب ٌير ب َما َت ْع َملُو َن‬
ُ َ‫ين ن‬ َ َ ٌ ْ َ َ َّ ُ‫ين َء َامن‬ َ ‫ياأيهاالذ‬
)19-18 :‫(الحشر‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (QS. Al-Hasyr:18-19)

‫الر ِح ْي ِم‬ ِ َ‫ات ف‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫أَ ُقو ُل َقولِي هذا أ‬


ْ ِ ‫َسَتغْف ُر اهللَ لي َولَ ُك ْم َول َسائِ ِر ال ُْم ْسل ِم ْي َن َوال ُْم ْسل َم‬
ّ ‫اسَتغْف ُر ْوهُ إِنّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬ ْ َ ْ ْ
Khutbah yang Kedua

ِ ِ ْ ‫ضل لَه ومن ي‬


ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ
ُ‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهلل‬
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫ْح ْم َد ِهلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَتغْف ُرهُ َو َن ُع ْوذُ بِاهلل م ْن ُش ُر ْو ِر أَْن ُفسنَا َو َسيّئَات أَ ْع َمالنَا َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم‬
َ ‫إِ ّن ال‬
‫وأَ ْش َه ُد أَ ّن ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ وبعد‬,
َ
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Pernahkah kita berpikir kalau ramadhan ini adalah ramadhan terakhir yang Allah taqdirkan buat kita, maka
apa yang kita akan perbuat di dalamnya?
Seseorang yang tahu kalau hidupnya akan berakhir saat itu, pastinya dia akan menyiapkan segala bekalnya
dengan sebaik dan sesempurna mungkin. Maka dia akan menjadikan ramadhannya kali ini menjadi ramadhan
terbaik dan berkualitas dari sebelum-sebelumnya.
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Tentunya untuk menjadikan ramadhan lebih baik dan berkualitas, dibutuhkan persiapan yang ekstra serius
dan sungguh-sungguh. Khususnya yang lebih diprioritaskan adalah menyiapkan ilmu-ilmu syar’i seputar
ramadhan itu sendiri. Sehingga dengan bekal tersebut betul-betul seseorang akan menjalani ramadhannya
dengan Iman dan ihtisab (hanya mengharap pahala dan ridha Allah semata), Rasulullah bersabda,

)‫َّم ِم ْن ذَنْبِ ِه (متفق عليه‬ ِ ِ ْ ‫ضا َن إِيمانًا و‬


َ ‫احت َسابًا عُف َر لَهُ َما َت َقد‬ َ َ َ ‫ام َر َم‬ َ‫ص‬
َ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan hanya mengharap pahala dari Allah (ihtisab), niscaya
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaq’alaih).
Dalam hadits yang lain,

)‫َّم ِم ْن ذَنْبِ ِه (متفق عليه‬ ِ ِ ْ ‫ضا َن إِيمانًا و‬


َ ‫احت َسابًا عُف َر لَهُ َما َت َقد‬ َ َ َ ‫ام َر َم‬ َ َ‫َم ْن ق‬
“Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan (tarawih) karena iman dan hanya mengharap pahala dari
Allah (ihtisab), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Muttafaq’alaih)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Hanya dengan bekal ilmu syar’i yang cukuplah, insya Allah ibadah yang dijalani selama sebulan penuh
menjadi ibadah yang maqbulah (diterima oleh Allah Ta’ala) karena semata-mata melaksanakan perintah
Allah melalui tuntunan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda,

)‫س َعلَْي ِه أ َْم ُرنَا َف ُه َو َردٌّ (رواه مسلم‬ ِ


َ ‫َم ْن َعم َل َع َمالً ل َْي‬
“Barangsiapa yang beramal (beribadah) yang tidak ada perintah dari kami, maka ibadahnya tertolak”. (HR.
Muslim)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Bukan hanya itu saja yang akan diterima olehnya, Allah akan memasukkannya ke dalam hamba-hambaNya
yang bertakwa (al-Muttaqun), karena tujuan disyariatkannya puasa Ramadhan itu sendiri adalah agar orang
yang melaksanakan ibadah di dalamnya, menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa yang tidak ada
balasannya kecuali dipersiapkan Surga untuknya.
Sebagaimana firman-Nya,

)183 :‫ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن (البقرة‬ ِ َّ ‫الصيام َكما ُكتِب َع‬
َ ‫لى الذ‬
َ َ َ ُ َ ِّ ‫ب َعلَْي ُك ُم‬
ِ
َ ‫ين َء َامنُوا ُكت‬
ِ َّ
َ ‫يَأ َُّي َها الذ‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah:183)
Allah Ta’ala berfirman,

)133 :‫ين (ال عمران‬ ِ ‫َّت لِل‬ ِ ‫ات واْألَر‬ ُ ‫َو َسا ِرعُوا إِلَى َمغْ ِف َر ٍة ِم ْن َربِّ ُك ْم َو َجن ٍَّة َع ْر‬
َ ‫ْمتَّق‬
ُ ْ ‫ض أُعد‬
ُ ْ َ ُ ‫الس َم َاو‬
َّ ‫ض َها‬
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran:133)
Ma’asyirol Muslimin yang dirahmati Allah
Demikianlah, semoga khutbah yang singkat ini bisa menjadi renungan dan motivasi bagi kita semua untuk
menjadikan ramadhan kali ini menjadi lebih berarti dan penuh berkah ilahi. Amin.

َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك‬


‫ت َعلَى‬ َ َ َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‬
ِ ‫ وبَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬.‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬
ََ َ َ ‫صلَّْي‬ ٍ ِ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى‬
َ ‫آل ُم َح َّمد َك َما‬ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬

َ َّ‫ إِن‬،‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‬


‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ِ ‫إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى‬.
ََ َ

ِ ‫ك س ِم ْي ٌع قَ ِريْب م ِج ْيب ال ّد َعو‬ ِ ِ ِ ‫ات اْأل‬ ِ ِ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِلْمسلِ ِم ْين والْمسلِم‬.
‫ات‬ َ ُ ُ ٌ ْ ِ َ‫ َوال ُْم ْؤمنِْي َن َوال ُْم ْؤمن‬،‫ات‬
َ َ َّ‫ إِن‬،‫َحيَاء م ْن ُه ْم َواْأل َْم َوات‬ َ ُْ ََ ُْ ْ

‫ت‬ ُ ‫لذيْ َن ِم ْن َق ْبلِنَا َر ّبنَا َوالَ تً َح ّملْنَا َماالَ طَاقَةَ لَنَا بِ ِه َوا ْع‬
َ ْ‫ف َعنّا َوا ْغ ِف ْر لَنَا َو ْار َح ْمنَا أَن‬ َ َ َ ًْ ْ ْ ْ َ َّ ْ ْ
ِ ‫ربنا الَُت َؤ‬
ِ ّ‫اخ ْذ نَا إِ ْن نَ ِسينَا أَو أَ ْخطَأْنَا ربنَا والَ تَح ِمل َعلَينَا إِصرا َكما حملْتَهُ َعلَى ا‬ َّ َ

‫ص ْرنَا َعلَى الْ َق ْوِم الْ َكافِ ِريْ َن‬


ُ ْ‫م ْوالَنَا فَان‬.
َ

‫ والحمد هلل رب العالمين‬.‫اب النّا ِر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


َ ‫ر َبنَا َءاتنَا في ال ّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اْألَخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ‬.
َ
(oleh: Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi)

Anda mungkin juga menyukai