.إِ َّن الْحم َد لِلَّ ِه ,نَ ْحم ُدهُ ,ونَستَ ِعينُهُ ,ونَسَت ْغ ِفرهُ ,و َنعوذُ بِاللَّ ِه ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا ,وسيِّئَ ِ
ات أَ ْع َمالِنَا ََ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َ ْ َْ
ي لَهَُ ,وأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ
ك ِ ض َّل لَه ,ومن ي ْ ِ
من ي ْه ِد ِه اللَّهُ فَالَ م ِ
ضل ْل فَالَ َهاد َ ُ ََ ْ ُ ُ َْ َ
.لَهَُ ,وأَ ْش َه ُد أ َّ
َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُسولُهُ
آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن ين َ
َّ ِ
.يَا أ َُّي َها الذ َ
ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالًاح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوبَ َّ سوِ ِ َّ ِ
َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف ٍ َ يَا أ َُّي َها الن ُ
ام إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا ِ
اءلُو َن بِه َواألَ ْر َح َ سَ
َّ َّ ِ
اء َو َّات ُقوا اللهَ الذي تَ َ سً
ِ ِ
َ .كث ًيرا َون َ
صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ِ
آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوالً َسدي ًدا يُ ْ ين َ
َّ ِ
يَا أ َُّي َها الذ َ
ِ ِ
.يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ ً
يما
:أ ََّما َب ْع ُد
Kita hidup di dunia ini, diwajibkan oleh Allah untuk beribadah hingga kematian menjemput.
Kita hidup di antara tiga masa. Yaitu, masa lalu yang telah lewat yang tidak mungkin kembali
lagi. Yang kedua, yaitu waktu yang akan datang. Dan merupakan sesuatu yang tidak kita
ketahui secara pasti. Kita tidak mengetahui kapan dan dimana ajal akan menjemput. Allah
berfirman,
Dan tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal.
kedalamsurga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
penjelasan dan nasihat. Oleh karena itu, hendaklah kita manfaatkan hidup ini sebaik-baiknya
Dalam hadits shahih, diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Imam Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah,
Hendaklah engkau manfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima keadaan yang lain.
Karena hidup ini merupakan modal kita, waktu kita, tempat menanam amal-amal kebaikan.
Karena pada masa muda, seseorang masih memiliki tubuh yang kuat, sehat. Bisa melangkah
dan melaksanakan apa yang diinginkan. Berbeda dengan orang yang sudah tua.
Sehat merupakan nikmat yang besar, kekayaan yang melimpah dan tidak ada yang bisa
Kebanyakan orang menggunakan masa luangnya dengan kegiatan sia-sia. Sehingga dia rugi
Dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia mengalami kerugian dan tertipu (dengan) kedua
Ketika seseorang kaya, maka dia bisa memanfaatkan harta yang diberikan oleh Allah untuk
kebaikan sebelum didatangi ajal, atau sebelum datang hari kiamat. Sehingga menyesali apa
Kami berikan kepadamu sebelum datang hari; yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak
ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah
ِ ِ ِ ِ
يب َ ب لَ ْوآل أَخ َّْرتَني إِلَى أ
ٍ َج ٍل قَ ِر ِّ ول َر
َ ت َفَي ُق َ َوأَنف ُقوا من َّم َار َزقْنَا ُكم ِّمن َق ْب ِل أَن يَأْت َي أ
ُ َح َد ُك ُم ال َْم ْو
الصالِ ِحين
َّ َص َّد َق َوأَ ُكن ِّم َنَّ فَأ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. (Q.s. Al Munafiqun: 10).
Pada saat itu, penyesalan yang telah lewat masanya tidak lagi berguna. Mudah-mudahan
peringatan Allah tentang kematian dan penyesalan orang yang kedatangan kematian karena
tidak memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya ini, dapat mendorong dan selalu memacu
kita untuk menambah ketaatan kepada Allah, serta menghentikan diri dari berbagai
kemaksiatan.
Hendaklah setiap orang menggunakan umur dan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Lihatlah
teladan yang utama, yaitu para salafush shalih. Bagaimanakah cara mereka memanfaatkan
waktu hidupnya. Sungguh, kita akan takjub dan terkagum. Mereka sangat memperhatikan
masalah ini.
Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari seorang alim, yaitu Ibrahim bin Mihran.
Disebutkan, pekerjaan Ibrahim bin Mihran ialah sebagai tukang kayu. Apabila mendengar
perintah Allah.
Sedangkan saat ini, ketika kita mendegar adzan dikumandangkan menyeru shalat berjamaah,
menuju kebahagian dan kesuksesan, kita tetap bersantai-santai. Atau terus disibukkan
dengan pekerjaan. Atau bahkan melakukan sesuatu yang tidak berfaidah dan melalaikan
waktu shalat, sehingga tidak mendapatkan keutamaan shalat berjamaah. Padahal, kalau jika
dengan merangkak, sebagimana sabda Rasulullah dalam hadis shahih tentang itu,
“Seandainya manusia mengetahui apa yang mereka dapati di dalam shalat Isya dan Shubuh
tentang kebaikannya, tentulah mereka akan mendatangi shalat tersebut, walaupun merangkak”.
Maka, apabila kita selalu melaksanakan shalat di rumah sendirian dalam waktu dua puluh
tujuh tahun, akan kalah dengan shalat berjamaah di masjid selama dua tahun, umpamanya.
Juga keutaman lain yang berkaitan dengan shalat berjamaah, yaitu bisa berkenalan dengan
sesama saudara kita. Bisa mengetahui keadaan kita dan bisa memberikan pertolongan, dan
lain sebagainya.
Misalnya, tentang Imam Abdullah bin Imam Ahmad. Dia selalu dalam keadaan tersenyum
atau berdzikir, atau dalam keadaan menelaah kitab. Dia senantiasa menggunakan setiap
Begitu juga para ulama lainnya. Di antara para ulama Ahlusunnah wal Jama’ah, yaitu
dikisahkan ada seorang ulama, bila diajak berbincang suatu perkara yang tidak penting, ia
berkata, “Cobalah lihat matahari. Dia terus bergulir tidak pernah lelah. Akupun perlu
menambah amal kebaikanku untuk bekal menuju Allah. Sedangkan jika aku berbicara
denganmu lama-lama dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, (maka) akan habis modalku.
Banyak kisah masyhur lainnya yang menunjukkan betapa mereka sangat memperhatikan
kehidupannya. Karena kehidupannya akan ditanya oleh Allah di akhirat kelak. Dalam hadits
حياته فيما عفناه وعن شبابه فيما أبالغ و عن:ال تزول قدم عبد يوم القيمة حتى يسئل عن أربع
ماله من أين إكتسبه و إلى أين أنفقه و عن علمه ماذ عمل فيه
Tidak akan bergeser kaki seorang hamba, sampai dia ditanya tentang empat perkara. Tentang
hidupnya, apa yang dia gunakan dengan hidupnya tersebut. Tentang masa mudanya, apa yang
digunakan dengan masa mudanya tersebut. Dan tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan
kemana diinfaqkan. Dan tentang ilmunya, apa yang diamalkan dengan ilmunya tersebut.
Demikianlah, mudah-mudahan sedikit yang kami sampaikan ini, bisa menggugah kesadaran
ين َء َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن ِ َّ
َ يَاأَيُّهاَ الذ
Wahai, orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa,
dan janganlah kalian mati kecuali kalian berserah diri kepada Allah. (Q.s Ali Imran: 102).