Anda di halaman 1dari 7

‫‪KHUTBAH JUMAT PERTAMA‬‬

‫‪.‬إِ َّن الْحم َد لِلَّ ِه‪ ,‬نَ ْحم ُدهُ‪ ,‬ونَستَ ِعينُهُ‪ ,‬ونَسَت ْغ ِفرهُ‪ ,‬و َنعوذُ بِاللَّ ِه ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا‪ ,‬وسيِّئَ ِ‬
‫ات أَ ْع َمالِنَا‬ ‫ََ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ ْ ُ َ ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َْ‬
‫ي لَهُ‪َ ,‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اللَّهُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ك‬ ‫ِ‬ ‫ض َّل لَه‪ ,‬ومن ي ْ ِ‬
‫من ي ْه ِد ِه اللَّهُ فَالَ م ِ‬
‫ضل ْل فَالَ َهاد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َْ َ‬
‫‪.‬لَهُ‪َ ,‬وأَ ْش َه ُد أ َّ‬
‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُسولُهُ‬
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬ ‫ين َ‬
‫َّ ِ‬
‫‪.‬يَا أ َُّي َها الذ َ‬
‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً‬‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوبَ َّ‬ ‫سوِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫َّاس َّات ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف ٍ َ‬ ‫يَا أ َُّي َها الن ُ‬
‫ام إِ َّن اللَّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبًا‬ ‫ِ‬
‫اءلُو َن بِه َواألَ ْر َح َ‬ ‫سَ‬
‫َّ َّ ِ‬
‫اء َو َّات ُقوا اللهَ الذي تَ َ‬ ‫سً‬
‫ِ ِ‬
‫‪َ .‬كث ًيرا َون َ‬
‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن‬ ‫ِ‬
‫آمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا َق ْوالً َسدي ًدا يُ ْ‬ ‫ين َ‬
‫َّ ِ‬
‫يَا أ َُّي َها الذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫‪.‬يُط ِع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َعظ ً‬
‫يما‬
‫‪:‬أ ََّما َب ْع ُد‬

‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,‬‬

‫‪Kita hidup di dunia ini, diwajibkan oleh Allah untuk beribadah hingga kematian menjemput.‬‬

‫‪Kita hidup di antara tiga masa. Yaitu, masa lalu yang telah lewat yang tidak mungkin kembali‬‬

‫‪lagi. Yang kedua, yaitu waktu yang akan datang. Dan merupakan sesuatu yang tidak kita‬‬

‫‪ketahui secara pasti. Kita tidak mengetahui kapan dan dimana ajal akan menjemput. Allah‬‬

‫‪berfirman,‬‬

‫وال تدري نفس في إي أرض تموت‬

‫‪Dan tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal.‬‬

‫‪Dan setiap kita, pasti akan menghadapi maut.‬‬

‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُك ُّل َن ْف ٍ ِ‬


‫ور ُك ْم َي ْو َم الْقيَ َامة فَ َم ْن ُز ْح ِز َح َع ِن النَّا ِر َوأُ ْدخ َل ال َ‬
‫ْجنَّةَ‬ ‫ُج َ‬‫س ذَآئ َقةُ ال َْم ْوت َوإِنَّ َما ُت َو َّف ْو َن أ ُ‬
‫الد ْنيَا إِالَّ َمتَاعُ الْغُُرو ِر‬
‫ْحيَاةُ ُّ‬‫َف َق ْد فَ َاز َو َما ال َ‬
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah

disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukakn

kedalamsurga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah

kesenangan yang memperdayakan. (Q.s. Ali Imran: 185)

Menghadapi kematian ini, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan

penjelasan dan nasihat. Oleh karena itu, hendaklah kita manfaatkan hidup ini sebaik-baiknya

sebelum datang kematian.

Dalam hadits shahih, diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Imam Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  menasihati seorang Arab gunung yang datang

kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إغتنم خمسا قبل خمس‬

Hendaklah engkau manfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima keadaan yang lain.

‫حياتك قبل موتك‬


Pertama. Kehidupanmu sebelum kematianmu.

Karena hidup ini merupakan modal kita, waktu kita, tempat menanam amal-amal kebaikan.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

‫و شبابك قبل حرمك‬


Kedua. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.

Karena pada masa muda, seseorang masih memiliki tubuh yang kuat, sehat. Bisa melangkah

dan melaksanakan apa yang diinginkan. Berbeda dengan orang yang sudah tua.

Kemudian Rasulullah menyatakan,


‫و صحتك قبل سخمك‬
Ketiga. Kesehatanmu sebelum sakitmu.

Sehat merupakan nikmat yang besar, kekayaan yang melimpah dan tidak ada yang bisa

mengetahui nilainya, kecuali orang–orang yang menderita sakit.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

‫وفراغك قبل سفلك‬


Keempat. Masa luangmu sebelum masa sempitmu.

Kebanyakan orang menggunakan masa luangnya dengan kegiatan sia-sia. Sehingga dia rugi

dan tertipu. Ingatlah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan Imam

Bukhari dalam kitab Ar Riqaq,

‫نعمتان مغببتان كثير من الناس الصحة و الفرغ‬

Dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia mengalami kerugian dan tertipu (dengan) kedua

kenikmatan tersebut. Yaitu kesehatan dan waktu luang.

Kemudian Rasulullah memberikan nasihat lainnya,

‫و غنىك قبل فقرك‬


Kelima. Masa kayamu sebelum masa fakirmu.

Ketika seseorang kaya, maka dia bisa memanfaatkan harta yang diberikan oleh Allah untuk

kebaikan sebelum didatangi ajal, atau sebelum datang hari kiamat. Sehingga menyesali apa

yang telah dilalaikannya. Allah menyatakan di dalam firman-Nya,

ِ ِ ‫ياأ َُّيها الَّ ِذين ءامنوا أ‬


َ ‫َنف ُقوا م َّما َر َزقْنَا ُكم ِّمن َق ْب ِل أَن يَأْتِ َي َي ْو ُُم الَّ َب ْي ُُع فِ ِيه َوالَ ُخلَّةٌ َوالَ َش َف‬
ٌ‫اعة‬ َُ َ َ َ َ
‫َوالْ َكافِ ُرو َن ُه ُم الظَّالِ ُمو َن‬
Hai, orang-orang yang beriman. Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah

Kami berikan kepadamu sebelum datang hari; yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak

ada lagi persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah

orang-orang yang zalim.  (Q.s. Al Baqarah: 254).

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

ِ ِ ِ ِ
‫يب‬ َ ‫ب لَ ْوآل أَخ َّْرتَني إِلَى أ‬
ٍ ‫َج ٍل قَ ِر‬ ِّ ‫ول َر‬
َ ‫ت َفَي ُق‬ َ ‫َوأَنف ُقوا من َّم َار َزقْنَا ُكم ِّمن َق ْب ِل أَن يَأْت َي أ‬
ُ ‫َح َد ُك ُم ال َْم ْو‬
‫الصالِ ِحين‬
َّ ‫َص َّد َق َوأَ ُكن ِّم َن‬َّ ‫فَأ‬

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang

kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu dia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau

tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat

bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih”. (Q.s. Al Munafiqun: 10).

Pada saat itu, penyesalan yang telah lewat masanya tidak lagi berguna. Mudah-mudahan

peringatan Allah tentang kematian dan penyesalan orang yang kedatangan kematian karena

tidak memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya ini, dapat mendorong dan selalu memacu

kita untuk menambah ketaatan kepada Allah, serta menghentikan diri dari berbagai

kemaksiatan.

‫أقل قولي هذا و إستغفر اهلل لي و لكم إنه هو الغفور الرحيم‬


KHUTBAH JUMAT KEDUA

‫ات أَ ْع َمِالنَا َم ْن‬


ِ َ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيِّئ‬
ََ
ِ ِ ِ
ْ ُ ْ ِ‫ْح ْم َد هلل نَ ْح َم ُدهُ َو نَ ْستَع ْينُهُ َو نَ ْسَتغْف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ ب‬
ِ
َ ‫إِ َّن ال‬
‫ك لَهُ َو أَ ْش َه ُد‬ َ ْ‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬ ِ ِ ْ ‫ض َّل لَه و من ي‬ ِ ‫ي ْه ِد اهلل فَالَ م‬
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ َْ َُ ُ ُ َ
‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِْي ًرا‬ َّ ‫أ‬
َ ُ‫َن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,


Telah kita ketahui, bagaimana kematian pasti akan mendatangi manusia. Haruslah waspada.

Hendaklah setiap orang menggunakan umur dan hidupnya dengan sebaik-baiknya. Lihatlah

teladan yang utama, yaitu para salafush shalih. Bagaimanakah cara mereka memanfaatkan

waktu hidupnya. Sungguh, kita akan takjub dan terkagum. Mereka sangat memperhatikan

masalah ini.

Imam Adz-Dzahabi menyebutkan kisah dari seorang alim, yaitu Ibrahim bin Mihran.

Disebutkan, pekerjaan Ibrahim bin Mihran ialah sebagai tukang kayu. Apabila mendengar

adzan berkumandang, dan ia tengah menggunakan palunya, maka ia segera meletakkan

palunya, segera memenuhi panggilan Ilahi. Begitu cepatnya As-Salafush Shalih menyambut

perintah Allah.

Sedangkan saat ini, ketika kita mendegar adzan dikumandangkan menyeru shalat berjamaah,

menuju kebahagian dan kesuksesan, kita tetap bersantai-santai. Atau terus disibukkan

dengan pekerjaan. Atau bahkan melakukan sesuatu yang tidak berfaidah dan melalaikan

waktu shalat, sehingga tidak mendapatkan keutamaan shalat berjamaah. Padahal, kalau jika

mengetahui keutamaan shalat berjamaah, niscaya kita akan mendatanginya meskipun

dengan merangkak, sebagimana sabda Rasulullah dalam hadis shahih tentang itu,

“Seandainya manusia mengetahui apa yang mereka dapati di dalam shalat Isya dan Shubuh

tentang kebaikannya, tentulah mereka akan mendatangi shalat tersebut, walaupun merangkak”.

Rasulullah sendiri menyatakan, shalat berjamaah di masjid kebaikan dan derajatnya

duapuluh tujuh kali lipat dibandingkan dengan shalat sendirian.

Maka, apabila kita selalu melaksanakan shalat di rumah sendirian dalam waktu dua puluh

tujuh tahun, akan kalah dengan shalat berjamaah di masjid selama dua tahun, umpamanya.

Juga keutaman lain yang berkaitan dengan shalat berjamaah, yaitu bisa berkenalan dengan

sesama saudara kita. Bisa mengetahui keadaan kita dan bisa memberikan pertolongan, dan

lain sebagainya.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah,


Kisah mengenai  As-Salafush Shalih menggunakan waktunya, sangatlah banyak disebutkan

oleh para ulama.

Misalnya, tentang Imam Abdullah bin Imam Ahmad. Dia selalu dalam keadaan tersenyum

atau berdzikir, atau dalam keadaan menelaah kitab. Dia senantiasa menggunakan setiap

waktu yang bergulir dengan sebaik-baik amal.

Begitu juga para ulama lainnya. Di antara para ulama Ahlusunnah wal Jama’ah, yaitu

dikisahkan ada seorang ulama, bila diajak berbincang suatu perkara yang tidak penting, ia

berkata, “Cobalah lihat matahari. Dia terus bergulir tidak pernah lelah. Akupun perlu

menambah amal kebaikanku untuk bekal menuju Allah. Sedangkan jika aku berbicara

denganmu lama-lama dengan sesuatu yang tidak bermanfaat, (maka) akan habis modalku.

Cobalah hentikan matahari dan aku akan berbicara denganmu”.

Banyak kisah masyhur lainnya yang menunjukkan betapa mereka sangat memperhatikan

kehidupannya. Karena kehidupannya akan ditanya oleh Allah di akhirat kelak. Dalam hadits

shahih diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam Sunan-nya, Rasulullah menyatakan,

‫ حياته فيما عفناه وعن شبابه فيما أبالغ و عن‬:‫ال تزول قدم عبد يوم القيمة حتى يسئل عن أربع‬
‫ماله من أين إكتسبه و إلى أين أنفقه و عن علمه ماذ عمل فيه‬

Tidak akan bergeser kaki seorang hamba, sampai dia ditanya tentang empat perkara. Tentang

hidupnya, apa yang dia gunakan dengan hidupnya tersebut. Tentang masa mudanya, apa yang

digunakan dengan masa mudanya tersebut. Dan tentang hartanya, dari mana ia peroleh dan

kemana diinfaqkan. Dan tentang ilmunya, apa yang diamalkan dengan ilmunya tersebut.

Demikianlah, mudah-mudahan sedikit yang kami sampaikan ini, bisa menggugah kesadaran

kita. Sehingga akan selalu mengisi hidup ini dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya

kematian. Allah berfirman,

‫ين َء َامنُوا َّات ُقوا اهللَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُموتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم ُّم ْسلِ ُمو َن‬ ِ َّ
َ ‫يَاأَيُّهاَ الذ‬
‫‪Wahai, orang-orang yang beriman. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa,‬‬

‫‪dan janganlah kalian mati kecuali kalian berserah diri kepada Allah. (Q.s Ali Imran: 102).‬‬

‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم إِنَّ َ‬ ‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬


‫َ ََ‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬
‫آل ُم َح َّمد َك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد‬ ‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم إِنَّ َ‬‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم و َعلَى ِ‬
‫َ ََ‬ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َار ْك َ‬ ‫َم ِج ْي ٌد وبارك َعلَى ُم َح َّم ٍد و َعلَى ِ‬
‫َ‬
‫َم ِج ْي ٌد‬
‫ان َوالَتَ ْج َع ْل فِي‬ ‫والَّ ِذين جآءو ِمن ب ْع ِد ِهم ي ُقولُو َن ر َّبنَا ا ْغ ِفر لَنَا و ِإل ْخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاْ ِإليم ِ‬
‫َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ َ َ ُ‬
‫ك رء ٌ ِ‬ ‫ِ ِ ِ‬
‫يم‬
‫وف َّرح ٌ‬ ‫ين َء َامنُوا َر َّبنَآ إِنَّ َ َ ُ‬
‫ُقلُوبنَا غالًّ لِّلَّذ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫سنَا َوإِن ل ْم َت ْغف ْر لَنَا َوَت ْر َح ْمنَا لَنَ ُكونَ َّن م َن الْ َخاس ِر َ‬
‫ين‬ ‫َر َّبنَا ظَلَ ْمنَا أَن ُف َ‬
‫اب النَّا ِر‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َر َّبنَآ َءاتِنَا فِي ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬‫سنَةً َوفي اْألَخ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬
‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‬ ‫آخر َد ْعوانَا الْحم ُِد ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ ِ‬
‫هلل َر ِّ‬ ‫َْ‬ ‫ىم َح َّمد تَ ْسل ْي ًما َكث ْي ًرا َو ُ َ‬ ‫صلَّى اهللُ َو َسلَّ َم َعلَ ُ‬ ‫َو َ‬

Anda mungkin juga menyukai