Khutbah Pertama
Marilah kita panjatkan syukur kita kepada Allah dan senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadirin jamaah Jumat, rahimanii wa rahimakumullah …
ِ ستَقَا ُموا تَتَنَ َّز ُل َعلَ ْي ِه ُم ا ْل َمالِئ َكةُ َأال ت ََخافُوا َوال ت َْح َزنُوا َوَأ ْب
َش ُروا بِا ْل َجنَّ ِة الَّتِي ُك ْنتُ ْم تُو َعدُون ْ ِإنَّ الَّ ِذينَ قَالُوا َربُّنَا هَّللا ُ ثُ َّم ا
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah pada
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu
merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang
telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)
Yang dimaksud dengan istiqamah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:
(1) istiqamah di atas tauhid,
(2) istiqamah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah,
(3) istiqamah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput.
Lihat Zaad Al-Masiir karya Imam Ibnul Jauziy, 5:304, Mawqi’ At-Tafasir.
“YA MUQOLLIBAL QULUUB TSABBIT QOLBI ‘ALAA DIINIK (Wahai Dzat yang Maha Membolak-
balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
َب ثَبِّتْ قَ ْلبِى َعلَى ِدينِك َ ِّسو َل هَّللا ِ َما َأل ْكثَ ِر ُدعَاِئ َك يَا ُمقَل
ِ ب ا ْلقُلُو ُ يَا َر
“Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdoa dengan doa, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii
‘ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’. ”
صابِ ِع هَّللا ِ فَ َمنْ شَا َء َأقَا َم َو َمنْ شَا َء َأزَا َغ ْ س آ َد ِم ٌّى ِإالَّ َوقَ ْلبُهُ بَيْنَ ُأ
َ صبُ َع ْي ِن ِمنْ َأ َ يَا ُأ َّم
َ سلَ َمةَ ِإنَّهُ لَ ْي
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja
yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang
dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”
Setelah itu Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan ayat,
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8) (HR. Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315. Tirmidzi mengatakan
bahwa hadits ini hasan. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri
petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)
2. Beramal dengan ikhlas, agar amal itu langgeng.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
َو َما الَ يَ ُك ْونُ لَهُ الَ يَ ْنفَ ُع َوالَ يَد ُْو ُم
“Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” (Dar’
At-Ta’arudh Al-‘Aql wa An-Naql, 2:188).
Para ulama juga menyatakan,
َما َكانَ هللِ يَ ْبقَى
“Segala sesuatu yang didasari ikhlas karena Allah, pasti akan langgeng.”
3. Beramal itu yang penting kontinu, walaupun sedikit dan beramal melihat kemampuan.
Dari ’Aisyah radhiyallahu ’anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda,
ال ِإلَى هَّللا ِ تَ َعالَى َأ ْد َو ُم َها َوِإنْ قَ َّل
ِ َأ َح ُّب اَأل ْع َم
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR.
Bukhari, no. 6465; Muslim, no. 783).
Salman pernah menasihati Abu Darda’ dan perkataan Salman ini disetujui oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
ُق َحقَّه ِ فََأع، َوَأل ْهلِكَ َعلَ ْي َك َحقًّا، سكَ َعلَيْكَ َحقًّا
ٍّ ْط ُك َّل ِذى َح ِ َولِنَ ْف، ِإنَّ لِ َربِّكَ َعلَ ْي َك َحقًّا
“Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Maka
penuhilah masing-masing hak tersebut.“ (HR. Bukhari, no. 1968).
ٌ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْف
َس َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخبِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18)
Semoga kita semua bisa istiqamah bakda Ramadhan, melanjutkan ibadah terus hingga maut menjemput.
َّش َه ُد َأن
ْ َوَأ،ُش ِر ْي َك لَه
َ ش َه ُد َأنْ اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللاُ َو ْح َدهُ اَل
ْ َأ.ص َحابِ ِه َأه ِْل ا ْل َوفَا
ْ َو َعلَى آلِ ِه َوَأ،صطَفَى
ْ سلِّ ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد ا ْل ُم َ صلِّ ْي َوُأ َ َوُأ،اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى
س ْولُهُ َأ َّما بَ ْع ُد
ُ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر،
6. Mulai latihan puasa sunnah bakda Ramadhan, mulai dari puasa enam hari di bulan Syawal.
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hal ini karena satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan,
maka hitungannya bisa menjadi setahun.
ْ َسلِّ ُموا ت
سلِي ًما َ يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا،صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي
َ صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َ ُِإنَّ هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي،
ِ َوبَا ِركْ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى.ٌ ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْيد،صلَّيْتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
آل َ ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ اَللَّ ُه َّم
ِإنَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد،ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم
ٰ
ِ ت اَأْل ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأْل ْم َوا
ت ِ ت وا ْل ُمْؤ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمْؤ ِمنَا ْ اَللّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم،
ْ سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم
ِ سلِ َما
ُ َربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ َه َد ْيتَنَا َوه َْب لَنَا ِمنْ لَ ُد ْن َك َر ْح َمةً ِإنَّكَ َأ ْنتَ ا ْل َوه
َّاب
اآلخ َر ِة
ِ ب ِ َوأ ِج ْرنَا ِمنْ ِخ ْز،سنْ عَاقِبَتَنَا فِي اُأل ُمو ِر ُكلِّ َها
ِ ي ال ُّد ْنيَا َو َع َذا ِ أح
ْ الله ّم