َم ْن،َع َم الِنَا ِ ِ ِِ
ْ َونَعُ ْوذُ بِالله م ْن ُش ُرْو ِر أَنْ ُف س نَا َو ََيئََِا ِ أ،ب إِلَيْه
ِ ِ ِ ِِ ِ
ُ إ َّن الْ َح ْم َد ل لَّه نَ ْح َم ُد هُ َونَ ْس تَع يْ نُهُ َونَ ْس تَ غْف ُرهُ َونَتُ ْو
ِ ِ ض َّل لَه ومن ي ِ
.ُي لَه َ ضل ْل فَ ََل َه اد ْ ُ ْ َ َ ُ ِ يَ ْه د هِ اللهُ فَ ََل ُم
.ُحم داً عَبْ ُد هُ َوَر َُ ْولُه َّ َن ُم َّ َوأَ ْش َه ُد أ،ُك لَه َ َْوأَ ْش َه ُد أَ ْن ََل إِلَهَ إََِّل اللهُ َو ْح َد هُ ََل َش ِري
ََّّكَّ َحم يدَّ َمج يدَّ اللَّ ُهمَّ بَار ْك َ تَّ عَلَى إبْ َراه َيمَّ َوعَلَى آلَّ إبْ َراه َيمَّ إن َ ْصلَّي
َ صلَّ عَلَى ُم َح َّمدَّ َوعَلَى آلَّ ُم َح َّمدَّ َك َم ا َ َّاللَّ ُهم
.ََّّكَّ َحمَّيدَّ َمج يد َ تَّ عَلَى إبْ َراه َيمَّ َوعَلَى آلَّ إبْ َراه َيمَّ إن َ عَلَى ُم َح َّمدَّ َوعَلَى آلَّ ُم َح َّمدَّ َك َما بَ َارْك
ث ِم نْ ُه َم ا ِر َج ًاَل َّ َاح َد ةٍ َو َخ لَ َق ِم نْ َه ا َزْو َج َه ا َوبِسو ِ ِ َّ
َ ٍ َّاس اتَّ ُقوا َربَّ ُك ُم ال ذ ي َخ لَ َق ُك ْم م ْن نَ ْف ُ يَاأَيُّ َه ا الن:قال اللهَّتعالى
ام إِ َّن اللَّهَ َك ا َن عَلَيْ ُك ْم َرقِيبًا ِِ ِ ِ ِ
َ َك ث ًيرا َون َس اءً َواتَّ ُقوا اللَّهَ الَّذ ي تَ َس اءَلُو َن ب ه َو ْاْل َْر َح
آمنُوا اتَّ ُق وا اللَّهَ َح َّق تُ َق اتِ ِه َوََل تَ ُم وتُ َّن إََِّل َوأَنْ تُ ْم ُم ْس لِ ُم و َنَ ين
ِ َّ
َ يَاأَيُّ َه ا ال ذ
ِ ِ ِ ي اأَيُّه ا الَّ ِذ ين آم ن وا اتَّ ُق وا اللَّه وقُولُوا قَ وًَل َ ِد يد ا ي
َُع َم الَ ُك ْم َويَغْف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َوَر َُ ولَه ْ ص ل ْح لَ ُك ْم أ ُْ ً َ ْ ََ َُ َ َ َ
يم ا ِ
ً فَ َق ْد فَ َاز فَ ْوًزا عَظ
َوُك ُّل، َو َش ُّر ْاْل ُُم و ِر ُم ْح َد ثَاتُ َه ا،ي ُم َح َّم ٍد ُ َح َس َن الْ َه ْد ِي َه ْد
ِ
ْ َوأ،اب اللَّه
ِ ِ ِ
ُ ََص َد َق الْ َحد يث ك ت ْ إِ َّن أ:َّ وقال رَول الله
ض ََللَةٍ فِي النَّا ِر َ ُّ َوُك ل،ٌض ََللَة
ٍ ٍ
َ ُم ْح َد ثَة بِ ْد عَةٌ َوُك لُّ بِ ْد عَة
اخ ُذو َن بِ َما نَتَ َكلَّ ُمَ ََ َوإِنَّا لَ ُم: ُال ُم َعاذ
َ فَ َق،ك َه َذا َ ف َعلَْي َ َوَلَّ َم يَ ْوًما بِلِ َسانِِه َوق
َّ يا ُم َعاذُ ُك:ال َ النبي صلَّى اللهُ علَْيه ُّ َخ َذ َأ
.َّاس فِي النَّا ِر َعلَى ُو ُج ِوه ِه ْم أ َْو َعلَى َمنَ ِاخ ِرِه ْم إَِلَّ َح َصائِ ُد أَلْ ِسنَتِ ِهم
َ ب الن ُّ َوَه ْل يَ ُك،ُك يَا ُم َعاذ َ ثَ ِكلَْت:ال
َ ك أ ُُّم َ بِِه؟ فَ َق
“Hai Muadz, tahanlah ini. Muadz bertanya: Akankah kami dihukum lantaran kata-kata
yang kami ucapkan? Jawab beliau, Sayangilah ibumu hai Muadz! Bukankah wajah
atau batang hidung manusia terjerembap di neraka hanya gara-gara lidah mereka?”.
(HR. Tirmidzi)
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam telah banyak memberikan peringatan kepada kita
dalam sabdanya, bahwa lisan yang salah digunakan, banyak menghantarkan kepada
adzab dan siksaan.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mendengar Rasulallahu shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ِ إِ َّن الْعْب َد لَي تَ َكلَّم بِالْ َكلِم ِة ي ْن ِزُل بِها فِي النَّا ِر أَبْع َد ما ب ْين الْم ْش ِرِق والْم ْغ ِر
.ب َ َ َ ََ َ َ َ َ َ ُ َ َ
“Ada orang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang membuatnya terjerumus
di neraka lebih jauh dari pada jarak timur dan barat.” (Muttafaq ‘alaihi)
Kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at rahimakumullah
Setidaknya ada tiga bentuk dosa lisan yang perlu diwaspadai bersama, agar tidak
menjerumuskan seorang muslim ke dalam neraka.
Pertama: Fitnah
Cukuplah keburukan seseorang jika sampai menghinakan saudaranya sesama muslim;
setiap muslim terhadap sesama muslim terpelihara darahnya, hartanya dan
kehormatannya.
Lidah manusia memang tidak bertulang, tapi luka yang ia timbulkan bisa lebih dahsyat
dari tebasan pedang, sakit yang ia beri bisa lebih perih dari tusukan belati. Maka
hendaknya setiap kita berhati-hati.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma berkata, aku mendengar Rasulallah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ال فِي مَِم ِن ما لَي
َ ََ َكنَهُ اللَّهُ في َرْد َغة الْ َخبَال َوه َي َع
ص َارةُ ْأه ِل النَّار ْ س فيه أ
َ ْ َ ْ ُ َ ََم ْن ق
“Barangsiapa menggunjing seorang mukmin tentang sesuatu yang tidak sesuai fakta,
maka Allah menempatkannya di kubangan cairan pembakaran badan penghuni
neraka”. (HR. Abu Daud dan al-Mudziri)
Dalam hadis lainnya, dari Sahal bin Muadz meriwayatkan dari ayahnya radhiyallahu
‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ َيد بِِه َشْي نَهُ َحبَ َسهُ اللهُ َعلَى ِج ْس ِر َج َهن ََّم َحتَّى يَ ْخُر َج ِم َّما ق ٍ ِ
ال ُ َم ْن َرَمى ُم ْسل ًما بِ َش ْيء يُِر
“Barangsiapa menuduh seorang muslim tentang suatu hal dengan maksud mencoreng
namanya, maka Allah akan menahannya di atas jembatan neraka Jahanam hingga ia
terbebas dari apa yang ia tuduhkan.” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Lisan yang rusak dan jahat adalah penyebab rusaknya hubungan di antara kaum
muslimin, lisan yang tajam terhadap sesama adalah pangkal dari kusutnya rajutan
ukhuwah islamiyah. Saling merendahkan, mencela dan menghina menimbulkan
permusuhan di antara kaum muslimin.
Padahal Allah memerintahkan setiap orang beriman untuk menjauhi prasangka buruk,
sekedar prasangka buruk telah Allah larang, apalagi lebih dari itu. Allah berfirman:
Lisan yang suka mencela adalah dosa yang lazim dilakukan manusia. Imam Dzahabi
dalam kitabnya al-Kabair menjadikan dosa suka mencela dalam daftar panjang dosa-
dosa besar yang harus kita hindari.
Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam melarang mencela:
“Janganlah kalian mencela seorangpun.” (HR. Abu Daud)
Sahabat Jabir bin Sulaim yang meriwayatkan hadist ini berkata, “Maka setelah itu aku
tidak pernah mencela seorang yang merdeka, seorang budak, seekor unta, dan seekor
kambing.” (HR. Abu Dadu, dishahihkan oleh al-Albani)
Larangan ini bersifat umum, larangan mencela kepada siapapun dan apapun, dan
demikianlah seharusnya seorang mukmin menjaga lisannya. Terlebih kepada seorang
muslim.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam memberikan peringatan cukup keras soal yang
satu ini. Rasulullah bersabda:
Inilah ketiga dosa lisan yang harus bersama-sama kita hindari. Semoga Allah memberi kita
taufiq untuk meninggalkan dosa-dosa ini.
،ٍص ََلة ِِ ِ ِ ِ ِ ِ إِ َّن الْم ْفل:ال ِ ِ ِ الْم ْفل:أَتَ ْدرو َن ما الْم ْفلِس؟ قَالُوا
َ س م ْن أ َُّمتي يَأْتي يَ ْوَم الْقيَ َامة ب َ ُ َ فَ َق،اع
َ َس فينَا َم ْن ََل د ْرَه َم لَهُ َوََل َمت ُ ُ ُ ُ َ ُ
، فَيُ ْعطَى َه َذا ِم ْن َح َسنَاتِِه،ب َه َذا َ ضَرَ َو،ك َد َم َه َذا
َ َو ََ َف،ال َه َذا
َ َوأَ َك َل َم،ف َه َذا َ َوقَ َذ، َويَأْتِي قَ ْد َشتَ َم َه َذا،ٍ َوَزَكاة،َو ِصيَ ٍام
ثَُّم ُُر ََِ فِي النَّا ِر،ت َعلَْي ِه
ْ اه ْم فَطُِر َح
ِ ِ ِ
ُ َضى َما َعلَْيه أُخ َذ م ْن َخطَاي َ ت َح َسنَاتُهُ قَ ْب َل أَ ْن يُ ْق
ِ ِِ ِ
ْ َ فَإِ ْن فَني،َوَه َذا م ْن َح َسنَاته
“Tahukah kalian siapakah orang bangkrut itu?” Mereka menjawab : Orang bangkrut
di antara kami ialah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda sama sekali.
Beliau menjelaskan : “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah orang
yang datang pada hari kiamat dengan pahala shalat, puasa dan zakat; namun ia
memaki orang ini dan menuduh orang itu, memakan harta orang ini, menumpahkan
darahnya dan memukul orang itu. Akhirnya ia harus membayar hak si fulan dari
pahala kebaikannya, dan hak si fulan dari pahala kebaikannya pula. Jika kebaikannya
telah ludes sebelum kewajibannya terbayar, maka dosa kesalahan mereka dikurangi
untuk kemudian dibebankan kepadanya lalu dirinya dicampakkan ke neraka.” (HR.
Muslim)
Alangkah ruginya, mereka yang lelah dalam ibadah, tapi karena lisanya tidak terjaga,
justru menjadi penyebab hangusnya pahala. Betapa sengsaranya mereka yang
seharusnya segera mencicipi surga berkat amalnya, namun justru karena ucapannya
menjadi penyebab ia dilempar ke neraka. Na’udzibillah min dzalik.