َق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون
َّ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح
َ ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا
َّ َق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب ٍ يَا َأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف
َ َس َوا ِح َد ٍة َو َخل
َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا
ِ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا ع
َظي ًما
Taqwa itu seperti apa? Para ulama biasa mendefinisikan singkat. Taqwa adalah mengerjakan perintah-perintah
Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dalam Al Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan karakter orang bertaqwa dalam banyak ayat. Di
antaranya dalam Surat Ali Imran ayat 133-135 yang insya Allah kita kaji secara singkat dalam khutbah jumat
Syawal ini.
1. Gemar berinfaq
Karakter orang bertaqwa yang pertama adalah gemar berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit (QS. Ai Imran: 134)
Bulan Ramadhan yang disebut juga sebagai syahrul infaq telah melatih kita untuk banyak berinfaq. Rasulullah
juga mencontohkan, beliau yang sangat dermawan menjadi jauh lebih dermawan pada bulan Ramadhan.
Infaq dan sedekah yang telah dilatih di bulan Ramadhan itu, hendaknya menjadi karakter kita karena itulah
karakter orang bertaqwa; berinfaq baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Berinfaq baik dalam keadaan
kaya atau miskin. Berinfaq baik di tanggal muda maupun tanggal tua. Tentu besarannya disesuaikan dengan
kemampuan.
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum, mereka mencontohkan gemar berinfaq dalam segala kondisi. Ketika
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengumumkan Perang Tabuk, dan waktu itu kondisinya paceklik, para
sahabat berbondong-bondong untuk berinfaq.
Umar radhiyallahu ‘anhu datang membawa harta yang banyak. Beliau menginfakkan harta itu untuk jihad fi
sabilillah yakni Perang Tabuk. Ketika ditanya Rasulullah, “Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?”
Umar menjawab, “Aku menginfakkan separuh hartaku dan untuk keluargaku masih ada separuh hartaku.”
Setelah itu datang Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu. Beliau menginfakkan harta yang lebih banyak daripada infaq
Umar. “Ya Rasulullah, aku infakkan seluruh hartaku.” Ketika ditanya Rasulullah, apa yang ia tinggalkan untuk
keluarganya, Abu Bakar menjawab, “Aku tinggalkan untuk mereka, Allah dan Rasul-Nya.”
Umar yang awalnya ingin mengungguli amal Abu Bakar, saat itu tersadar, “Aku tidak pernah bisa mengungguli
Abu Bakar.”
Selain Abu Bakar dan Umar, para sahabat lainnya juga berbondong-bondong untuk berinfaq. Ada pula sahabat
yang karena keterbatasan ekonomi, hanya berinfaq segenggam kurma.
Orang-orang munafik mengejek, “Allah tidak membutuhkan infaq yang sangat sedikit seperti itu.” Namun
Rasulullah justru memuji sahabat yang infaq meskipun segenggam kurma karena kemampuannya memang
hanya sebesar itu.
Dan tidak ada ceritanya Umar jatuh miskin setelah menginfakkan separuh hartanya. Juga tidak ada ceritanya
Abu Bakar jatuh bangkrut setelah menginfakkan seluruh hartanya. Yang ada, justru kekayaan mereka di
kemudian hari bertambah dan semakin berkah. Persis seperti sabda Nabi:
ٍ ص َدقَةٌ ِم ْن َم
ال ْ ص
َ ت َ ََما نَق
Tidaklah sedekah mengurangi harta. (HR. Muslim)
Maka mari kita miliki karakter orang bertaqwa ini. Jangan menunggu kaya baru sedekah, sedekahlah! Insya
Allah kita akan dijadikan kaya oleh Allah.
2. Menahan marah
Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.
ََو ْال َكا ِظ ِمينَ ْال َغ ْيظ
dan orang-orang yang menahan amarahnya (QS. Ali Imran: 134)
Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah
mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang
memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.
َ َوِإ ِن ا ْم ُرٌؤ قَاتَلَهُ َأوْ َشاتَ َمهُ فَ ْليَقُلْ ِإنِّى، ْث َوالَ يَجْ هَل
صاِئ ٌم ْ ُ فَالَ يَرْ ف، ٌالصِّ يَا ُم ُجنَّة
Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika
seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa. (Muttafaq
’alaih)
Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi
tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi
karakter kita.
Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolestreol,
hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.
Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu mengelola emosinya, mampu menahan marah, itulah
orang-orang yang sejatinya benar-benar kuat.
Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesalahan orang lain. Dan
memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan dalam Tafsir Al Munir bahwa muhsinin adalah orang yang membalas
kejelekan dengan kebaikan.
Orang mencela kita, kita tidak marah, justru memaafkannya dan menyambung silaturahim dengannya, ini
adalah contoh muhsinin. Ada orang menyakiti kita, kita justru memaafkan dan menolongya saat membutuhkan,
juga contoh muhsinin.
Ramadhan telah mendidik kita untuk berbuat baik kepada siapa pun. Dan sudah seharusnya karakter itu kita
teruskan sepanjang tahun karena itulah karakter orang bertaqwa.
5. Segera bertaubat
Karakter kelima dari orang bertaqwa adalah segera ingat Allah dan bertaubat kepada-Nya ketika melakukan
dosa dan kemaksiatan.
َ َُوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعلُوا فَا ِح َشةً َأوْ ظَلَ ُموا َأ ْنفُ َسهُ ْم َذ َكرُوا هَّللا َ فَا ْستَ ْغفَرُوا لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َم ْن يَ ْغفِ ُر ال ُّذن
ِ ُوب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم ي
َصرُّ وا َعلَى َما فَ َعلُوا َوهُ ْم يَ ْعلَ ُمون
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS.
Ali Imran: 135)
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah,
setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah
segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun kepadaNya dan tidak mengulanginya lagi.
Demikianlah karakter kelima dari orang bertaqwa, sekaligus mengakhiri khutbah pertama dari khutbah Jumat
Syawal ini.
أن ال إلَهَ إال هللاُ َوحْ َدهُ ال َش ِريكَ لَهُ ،وأشه ُد َّ
أن ُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَوْ َك ِرهَ ْال ُم ْش ِر ُكونَ َ .أ ْشهَ ُد ْ ق لِي ْ
ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي َأرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُدَى َو ِدي ِن ْال َح ِّ
ار ْك َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َألِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َسا ٍن ِإلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن ُم َح َّمدًا ع ْبدُه و َرسُولُه .اَللَّهُ َّم َ
ص ِّل َو َسلِّ ْم َوبَ ِ
يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َما قَ َّد َم ْ
ت ِل َغ ٍد َواتَّقُوا هَّللا َ ِإ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُونَ
Jika kita memilikinya, maka insya Allah kita memiliki karakter orang bertaqwa sekaligus menjadi harapan kita
termasuk orang yang bertaqwa. Menjadi orang yang bertaqwa bukan hanya menunjukkan bahwa puasa kita
berhasil namun juga akan membawa kita menjadi orang yang sukses sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan, memperoleh
)kesuksesan (QS. An Naba’: 31
Sukses di dunia, sukses di akhirat. Berlimpah kebaikan dan keberkahan di dunia, dan insya Allah di akhirat
dimasukkan Allah ke dalam surgaNya.
Mengakhiri khutbah Jumat syawal ini, marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما صلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ َآ َمنُوا َ ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ يُ َ
َلى آ ِل ُم َح َّم ٍد َكما َ با َ َر ْكتَ َّ
َلى ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـَّكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللهُ َّم با َ ِر ْك عَل َى ُم َح َّم ٍد َوع َ صليْتَ ع َ َّ آل ُم َح َّم ٍد َكما َ َ َلى ُم َح َّم ٍد َوعَل َى ِ ص ِّل ع َ اَللَّهُ َّم َ
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َوعَل َى آ ِل ِإ ْب َرا ِه ْي َم ِإنـ َّ َ
ع َ
َّ
ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال ُّدعَا ِءَ .ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َوِإِل ْخ َوانِنَا ال ِذينَ َأل
ت ،ا حْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َوا ْم َوا ِ
تِ ،إنَّ َ َأل ْ ْ
تَ ،وال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما ِ ْ ْ
اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا ِ
ك َأ ْنتَوف َر ِحي ٌم َ .ربَّنَا اَل تُ ِز ْغ قُلُوبَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً ِإنَّ َ ك َر ُء ٌ ان َواَل تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغاًّل لِلَّ ِذينَ َآ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّ َ َسبَقُونَا بِاِإْل ي َم ِ
ْال َوهَّابُ
ِعبَا َد هللاِ ِ:إ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإل حْ َسا ِن َوِإ ْيتَا ِء ِذي القُرْ بَى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ