Anda di halaman 1dari 9

MENGAMBIL IBRAH DARI TURUNNYA HUJAN

JUMAT, 06 Jumadil Akhir 1444 H / 30 Desember 2022 M

Oleh Muhammad Harsya Bachtiar, Lc., M.A.

Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar

KHUTBAH PERTAMA

‫ْي‬ ِ ‫ نَبِيِنَا وحبِيبِنَا مـح َّم ٍد وعلَى آلِِه وصحبِ ِه أ‬، ‫ف األَنْبِي ِاء والـمرسلِْي‬
ِ ‫الس ََلم علَى أَ ْشر‬ ِ ‫ب‬ ِ ِ
َ ْ ‫َج َـمع‬
ْ ََْ ََ َ ُ ْ ََ َْ َ ُْ َ َ َ َ ُ َّ ‫الص ََلةُ َو‬
َّ ‫ َو‬، ‫ْي‬
َ ْ ‫العالَـم‬
َ ‫ـح ْم ُد هلل َر‬
َ ‫ال‬
ِ ‫ان إِ ََل يـوِم‬
‫الديْ ِن‬ ٍ ‫ ومن تَبِعهم ِبِِحس‬،
َْ َ ْ ْ َُ ْ ََ
‫اَّللَ َح َّق تـُ َقاتِِه َوََل َتَُوتُ َّن إََِّل َوأَنْـتُ ْم ُم ْسلِ ُمو َن‬
َّ ‫ين َآمنُوا اتـَّ ُقوا‬ ِ َّ
َ ‫ََي أَيـُّ َها الذ‬
‫اَّللَ الَّ ِذي‬ َّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْنـ َها َزْو َج َها َوب‬
َّ ‫ث ِمْنـ ُه َما ِر َج ااَل َكثِ اريا َونِ َساءا َواتـَّ ُقوا‬ ِ‫سو‬ ِ ِ َّ
َ ٍ ‫َّاس اتـَّ ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن نَـ ْف‬
ُ ‫ََي أَيـُّ َها الن‬
‫اَّللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيباا‬
َّ ‫تَ َساءَلُو َن بِِه َو ْاأل َْر َح َام إِ َّن‬

َّ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َويـَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َوَم ْن يُ ِط ِع‬


‫اَّللَ َوَر ُسولَهُ فَـ َق ْد فَ َاز فَـ ْوازا‬ ْ ُ‫يدا ي‬
ِ َّ ‫ين َآمنُوا اتـَّ ُقوا‬
‫اَّللَ َوقُولُوا قَـ ْواَل َسد ا‬
ِ َّ
َ ‫ََي أَيـُّ َها الذ‬
‫يما‬ ِ
‫َعظ ا‬

ٌ‫صلَّى هللا َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َو َشَّر األ ُُموِر ُُْم َد ََث ُُتَا َوُك َّل ُُْم َدثٍَةِ بِ ْد َعة‬ ٍ ِ ِ ِ ْ ‫أ ََّما بـع ُد فَِإ َّن أَص َد َق‬
ُ ‫ َو َخ ْ َري اهلَْد ِي َه ْد‬،َ‫اب هللا‬
َ ‫ي ُُمَ َّمد‬ ُ َ‫اْلَديث كت‬ ْ َْ
‫ضَلَلٍَة ِِف النَّار‬ ٍ
َ ‫َوُك َّل بِ ْد َعة‬
َ ‫ضَلَلَةٌ َوُك َّل‬
ِ ‫ أُو ِصي ُكم ونـَ ْف ِسي بِتـ ْقوى‬،‫أيها الناس رمحكم هللا‬
‫اَّلل فَـ َق ْد فَ َاز املتَّـ ُق ْو َن‬
ُ ََ َ َْ ْ ْ
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…
Kita saat ini telah memasuki musim hujan. Satu pekan terakhir ini kota kita terus menerus
diguyur hujan yang deras. Dan kemungkinan dalam beberapa hari-hari yang akan datang intensitas
hujan masih akan tetap tinggi. Oleh karenanya dalam khutbah Jum’at kali ini kita akan mengangkat
beberapa hal nasehat yang berkaitan dengan fenomena hujan ditinjau dari perspektif agama kita yang
bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadsi Nabi saw. Agar hujan tidak sekadar menjad fenomena alam,
namun sebagai muslim kita perlu mengambil pelajaran, diantaranya ialah:

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


1. Hujan merupakan rahmat Allah dan anugrah-Nya.

Hujan adalah rahmat dan karunia dari Allah bagi hamba-hamba-Nya. Dengan hujan Allah
menghidupkan tanah yang mati, lalu kemudian mengeluarkan buah-buahan serta sayur-sayuran yang
dapat dimakan oleh manusia. Juga dengan hujan Allah menumbuhkan rerumputan yang kemudian
dimakan oleh hewan-hewan ternak kita. Belum lagi airnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
atau makhluk lainnya sebagai minuman atau hal bermanfaat lainnya. Allah swt berfirman akan hal
ini:

‫س ْق ٰنهُ ِلبَلَد َّميِت فَا َ ْنزَ ْلنَا بِ ِه‬ ً ‫س َحابًا ثِ َق‬


ُ ‫ال‬ َ ‫ت‬ ْ َّ‫ي َر ْح َمتِه َحتّٰٓى اِ َذآّٰ اَقَل‬ ْ ‫الر ٰي َح بُ ْش ًر ۢا بَيْنَ يَ َد‬
ِ ‫ِي ي ُْر ِس ُل‬ ْ ‫َو ُه َو الَّذ‬
ِ ‫ْال َم ۤا َء فَا َ ْخ َر ْجنَا بِه ِم ْن ُك ِل الث َّ َم ٰر‬
َ‫ت َك ٰذ ِل َك نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْو ٰتى لَ َعلَّ ُك ْم ت َ َذ َّك ُر ْون‬

Artinya: Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau
ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan
dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah
mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (QS.Al-A’raf ayat 57).
Di ayat yang lain Allah berfirman :

َ‫ش َج ٌر فِي ِه ت ُ ِسي ُمون‬ ٌ ‫اء َما ًء ۖ لَ ُك ْم ِم ْنهُ ش ََر‬


َ ُ‫اب َو ِم ْنه‬ َّ ‫ُه َو الَّذِي أ َ ْنزَ َل ِمنَ ال‬
ِ ‫س َم‬

Artinya: "Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu,"
(QS.An-Nahl ayat 10).

2. Sikap Ketika Melihat Awan Mendung dan Mendengar Suara Guntur.

Dikisahkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila melihat awan mendung di langit, Beliau maju dan mundur, dan keluar-masuk rumah, dan
berubah raut wajahnya (karena gelisah). Kemudian ‘Aisyah minta penjelasan hal itu, maka Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku tidak tahu pasti barangkali kejadiannya bisa seperti
kaum yang berkata (sebagaimana firman Allah dalam QS al-Ahqaf ayat 24) yang artinya: “Maka

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka. (HR.
Bukhari).
Beliau juga meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat
awan (yang belum berkumpul sempurna, pen) di salah satu ufuk langit, beliau meninggalkan
aktivitasnya –meskipun dalam shalat- lalu beliau berdoa:

‫ك ِم ْن َش ِر َما فِْي ِه‬


َ ِ‫اللَّ ُه َّم إِ َّّن أَعُ ْوذُ ب‬
Artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang ada pada (awan ini)
Kemudian beliau kembali melakukannya lagi (jika hujan sudah selesai, pen). Ketika awan tadi
telah hilang, beliau memuji Allah. Namun, jika turun hujan, beliau mengucapkan, “Allahumma
shoyyiban nafi’an” [Ya Allah jadikanlah hujan ini sebagi hujan yang bermanfaat] (HR. Bukhari)

Dan disunahkan ketika mendengarkan guntur dan petir untuk mengucapkan doa. Hal ini
sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam ketika mendengarkan guntur dan petir berdoa:

ِ ِ ِ
‫ك‬ َ ِ‫ك َوََل ُُتْل ْكنَا بِ َع َذاب‬
َ ‫ك َو َعافنَا قَـْب َل ذَل‬ َ َ‫اللَّ ُه َّم َلَ تَـ ْقتُـ ْلنَا بِغ‬
َ ِ‫ضب‬

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan murka-Mu, dan janganlah Engkau
binasakan kami dengan azab-Mu, dan maafkanlah kami sebelum itu. (HR. Tirmizi dan Ahmad).
Dan Zubair bin Awwam tatkala mendengarkan guntur beliau berdoa:

‫الر ْع ُد ِِبَ ْم ِدهِ َوالْ َم ََلئِ َكةُ ِم ْن ِخي َفتِ ِه‬


َّ ‫ُسْب َحا َن الَّ ِذي يُ َسبِ ُح‬
Artinya: Mahasuci Allah yang dengan memuji-Nya bertasbih lah halilintar dan juga para
malaikat karena takut kepada-Nya. (HR. Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dan Malik dalam
Muwattha’).
3. Takut Kepada Allah, Karena Hujan bisa menjadi Adzab.
Sesungguhnya Allah telah mengazab berbagai kaum dengan hujan. Hal ini sebagaimana
terjadi pada kaum Nuh, sebagaimana firman Allah:

‫ُونا فَ ۡٱلتَقَى ۡٱل َما ّٰٓ ُء‬


ٗ ‫عي‬
ُ ‫ض‬ َ ‫س َما ّٰٓ ِء ِب َمآّٰء ُّم ۡن َه ِمر َوفَ َّج ۡرنَا ۡٱۡل َ ۡر‬
َّ ‫ب ٱل‬ َ ‫ص ۡر فَفَتَ ۡحنَا ّٰٓ أ َ ۡب ٰ َو‬
ِ َ ‫وب فَٱنت‬ ٞ ُ‫عا َربَّهُۥّٰٓ أ َنِي َم ۡغل‬ َ ‫فَ َد‬
‫سر تَ ۡج ِري ِبأ َ ۡعيُ ِننَا َجزَ آّٰ ٗء ِل َمن َكانَ ُك ِف َر‬ ُ ‫ت أ َ ۡل ٰ َوح َو ُد‬ َ ُ‫ع َل ٰ ّٰٓى أ َ ۡمر قَ ۡد قُد َِر َو َح َم ۡل ٰنَه‬
ِ ‫ع َل ٰى َذا‬ َ

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


Artinya: Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang
dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)". Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan
(menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka
bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.Dan Kami angkut Nuh ke
atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai
belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (QS. Al Qamar ayat 10-14)
Kemudian hujan juga menjadi sebab diazabnya kaum Ad, sebagaimana firman Allah:

ٌ ‫ع َذ‬
‫اب‬ ٞ ‫ٱست َعۡ َج ۡلتُم بِ ِهۦۖ ِر‬
َ ‫يح فِي َها‬ ۡ ‫ض ُّم ۡم ِط ُرن َۚا َب ۡل ُه َو َما‬ ٞ ‫ار‬ َ ‫ارضٗ ا ُّم ۡست َ ۡق ِب َل أ َ ۡو ِديَ ِت ِه ۡم قَالُواْ ٰ َه َذا‬
ِ ‫ع‬ ِ ‫ع‬َ ُ‫فَلَ َّما َرأ َ ۡوه‬
َ‫س ِكنُ ُه ۡۚم َك ٰ َذ ِل َك ن َۡج ِزي ۡٱلقَ ۡو َم ۡٱل ُم ۡج ِر ِمين‬
َ ٰ ‫يم ت ُ َد ِم ُر ُك َّل ش َۡي ۢ ِء بِأ َ ۡم ِر َربِ َها فَأَصۡ بَ ُحواْ َل ي َُر ٰ ّٰٓى ِإ َّل َم‬ٞ ‫أ َ ِل‬
Artinya: Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah
mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!)
bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung
azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah
mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah
Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (QS. Al Ahqaf ayat 24-25).
Lalu perhatikan bagaimana Allah mengirimkan hujan sebagai azab bagi kaum Luth,
sebagaimana dalam firman-Nya:

َ‫ط ُر ۡٱل ُمن َذ ِرين‬ َ َ‫ط ٗر ۖا ف‬


َ ‫سا ّٰٓ َء َم‬ َ ‫علَ ۡي ِهم َّم‬ َ ‫َوأ َ ۡم‬
َ ‫ط ۡرنَا‬
Artinya: Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu) maka amat jeleklah hujan yang
menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. (As Syu’ara ayat 173).

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


Dan Kaum Saba yang Allah kisahkan dalam firman-Nya:

‫س ۡي َل ۡٱلعَ ِر ِم َوبَد َّۡل ٰ َن ُهم ِب َجنَّتَ ۡي ِه ۡم َجنَّتَ ۡي ِن َذ َواتَ ۡي أ ُ ُكل خ َۡمط َوأ َ ۡثل َوش َۡيء ِمن ِس ۡدر‬ َ ‫س ۡلنَا‬
َ ‫علَ ۡي ِه ۡم‬ َ ‫ضواْ فَأ َ ۡر‬
ُ ‫فَأ َ ۡع َر‬
‫قَ ِليل‬
Artinya: Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar
dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah
pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS. Saba’ ayat 16).
4. Meringankan saudara yang mendapatkan musibah dikarenakan hujan.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa hujan terkadang menjadi cobaan bagi sebahagian saudara-
saudara kita yang lain. Ada di antara mereka yang kehilangan hartanya, ada yang terpaksa mengungsi
dari rumahnya, bahkan ada yang kehilangan karib kerabatnya. Sebagai seorang mukmin yang
memiliki tenggang rasa kepada sesama, hendaklah kita memberikan bantuan-bantuan yang sekiranya
diperlukan mereka yang bisa meringankan beban mereka. Ketahuilah bahwa siapa yang meringankan
kesulitan saudaranya, maka insyaAllah, Allah juga akan senantiasa meringankan kesulitannya. Nabi
saw bersabda:

‫ َوَم ْن يَ َّسَر َعلَى ُم ْع ِس ٍر يَ َّسَر‬،‫ب يَـ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬
ِ ‫اَّلل َعْنهُ ُكربةا ِمن ُكر‬
َ ْ َْ َُّ ‫َّس‬ ُّ ‫ب‬
َ ‫الدنْـيَا نَـف‬
ِ ‫من نَـفَّس َعن م ْؤِم ٍن ُكربةا ِمن ُكر‬
َ ْ َْ ُ ْ َ َْ
ِ
ِ‫اآلخرة‬ ُّ ‫اَّللُ َعلَْي ِه ِِف‬
َ ‫الدنْـيَا َو‬ َّ

Artinya: “Barangsiapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah
akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban)
seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan
akhirat”. (HR. Muslim).

Imam an-Nawawi berkata: “Dalam hadits ini terdapat keutamaan menunaikan/membantu


kebutuhan dan memberi manfaat kepada sesama muslim sesuai kemampuan, (baik itu) dengan ilmu,
harta, pertolongan, pertimbangan tentang suatu kebaikan, nasehat dan lain-lain”.

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


5. Membaca doa yang disunnahkan Nabi saw.
Agar supaya hujan yang turun ini tidak mendatangkan mudharat dan musibah, maka
hendaklah kita berdoa kepada Allah dengan doa yang diajarkan oleh Nabi ketika hujan turun. Doa
tersebut berbunyi:

‫صيِبا ََنفِعا‬
َ ‫الل ُه َّم‬
Artinya: Ya Allah jadikanlah sebagai hujan yang bermanfaat (HR. Bukhari).

Dan ketika hujan yang turun sudah terasa berlebihan dan mulai membawa kemudharatan bagi
kita seperti banjir dan lainnya, maka kita membaca doa yang diajarkan oleh Nabi saw:

‫َّجر‬ ِِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِْ ‫اللَّهم حوالَْيـنَا وََل َعلَْيـنَا اللَّه َّم َعلَى ْاآل َك ِام و‬
َ ‫اْلبَال َوالظَراب َوبُطُون ْاأل َْوديَة َوَمنَابت الش‬ َ ُ َ ََ ُ
Artinya: Ya Allah, turunkan lah hujan di sekitar kami, bukan yang untuk merusak kami. Ya
Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, sebagian anak bukit, perut lembah, dan beberapa tanah
yang menumbuhkan pepohonan. (HR Bukhari).

ِ ‫ أَقُـو ُل قَـوِِل ه َذا وأ‬،‫اْلِكْم ِة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ُّ ‫اب و‬ِ ِ ِ


ْ َ َ ْ ْ َ ْ ‫السنَّة َونَـ َف َع ِِن َوإِ ََّي ُك ْم ِبَا في ِه َما م َن الع ْل ِم َو‬
َ‫َستَـ ْغف ُر هللا‬ َ َ‫ََب َرَك هللاُ ِِل َولَ ُك ْم ِف الكت‬
.‫الرِحْي ُم‬
َّ ‫ إِنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْوُر‬،‫ِِل َولَ ُك ْم‬
KHUTBAH KEDUA

‫ َوأَ ْش َه ُد‬، ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن َلَْ إِلَهَ إََِّلْ هللاُ تَـ ْع ِظْي َما لِ َشأْنِِه‬، ‫ َوالْ ُّشك ُْر لَهُ َعلَ ْى تَـ ْوفِْي ِق ِه َو ْامتِنَاْنِِه‬، ‫اْلَ ْم ُد هللِ َعلَ ْى إِ ْح َساْنِِه‬
ْ

‫خوانِِه‬ِ ِِ ْ ‫صلَّى هللا َعلِْي ِه و َعلَى آلِِه وأ‬ ِِ ْ ‫َن ُُم َّم َدا عب ُده ورسولُه الْ َّداْ ِعي إِ ََل ِر‬
ُ ْ ُ َ َ ُ َْ َ َّ ‫أ‬
َ ‫َص َحاْبه َوإ‬ َ ْ َ ُ َ ‫ض َواْنه‬ ْ ْ
ِ ‫ أُو ِصي ُكم ونَـ ْف ِسي بِتـ ْقوى‬،‫أيها الناس رمحكم هللا‬
‫اَّلل فَـ َق ْد فَ َاز املتَّـ ُق ْو َن‬
ُ ََ َ َْ ْ ْ

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Dan yang terakhir, khatib hendak mengingatkan terkait fikih ketika hujan, diantaranya :

1. Pertama bahwa air hujan adalah air yang suci. Dalam artian air hujan yang mengenai
pakaian kita tidak membuatnya najis sehingga tetap dapat dipakai salat atau ibadah lainnya
yang membutuhkan pakaian yang suci. Allah berfirman:

‫ورا‬
ٗ ‫ط ُه‬ َّ ‫َوأَنزَ ۡلنَا ِمنَ ٱل‬
َ ‫س َما ّٰٓ ِء َما ّٰٓ ٗء‬

Terjemahnya: dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih (QS. Al Furqan ayat 48).

2. Kedua, air hujan bersifat mensucikan, dalam artian bahwa air hujan dapat dipakai untuk
bersuci seperti untuk wudu atau mandi janabah.
3. Ketiga, ketika hujan lebat, maka ada rukhsah atau keringanan bagi kaum lelaki untuk tidak
shalat berjamaah di masjid. Hal ini karena ia merupakan udzur syar’i dalam meninggalkan
shalat berjamaah di mesjid.
4. Keempat, Ketika hujan turun disyariatkan memperbanyak doa karena doa Ketika hujan
turun adalah di antara doa yang mustajab yang tidak ditolak oleh Allah. Nabi shallalahu
‘alaihi wasallam bersabda:

‫ت الْ َمطَ ِر‬ ِ ِ ِ ‫ الد‬: ‫ان ما تُـرَّد ِان‬


ِ ِ
َ ‫ َو َْت‬، ‫ُّعاءُ عنْ َد الن َداء‬
َ َ َ َ‫ثْنـت‬

Artinya: Dua doa yang tidak tertolak : Doa ketika azan (setelah Azan) dan doa ketika turun
hujan. (HR Hakim dan At Thabrani, disahihkan oleh Al Albani).

Kemudian di penghujung khutbah kedua in, khatib hendak mewasiatkan sekaligus


mewanti-wanti jamaah sekalian, agar tidak ikut serta berpastisipasi dalam perayaan orang-orang
di luar agama Islam. Sesungguhnya ikut serta dalam perayaan mereka hanya mengundang murka
Allah dan malapetaka yang lebih besar.

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


‫‪Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda:‬‬

‫َم ْن تَ َشبَّهَ بَِق ْوٍم فَـ ُه َو ِمْنـ ُه ْم‬

‫‪Artinya: Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia menjadi bagian dari mereka. (HR‬‬
‫‪Abu Dawud).‬‬

‫‪Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu berkata:‬‬

‫ط يَـْن ِزُل َعلَْي ِه ْم‬ ‫ِِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِِ‬ ‫ِ‬


‫اجتَنبُـ ْوا أَ ْع َداءَ هللا ِْف عْيده ْم يَـ ْوَم جَْعه ْم فَإ َّن َ‬
‫الس َخ َ‬ ‫ْ‬
‫‪Artinya: Jauhilah (oleh kalian) musuh-musuh Allah (Yahudi dan Nasrani) di hari raya‬‬
‫‪mereka, yaitu hari saat mereka berkumpul, karena sesungguhnya murka Allah sedang diturunkan‬‬
‫‪atas mereka. (Riwayat Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman).‬‬

‫‪Semoga Allah senantiasa memberi taufik pada kita pada kebenaran. Hanya Allah yang‬‬
‫‪memberi petunjuk dan hidayah.‬‬

‫ٱَّلل وملَـٰۤ ِٕى َكتهۥ يصلُّو َن علَى ٱلنَّبِ ِِّۚی يـٰۤأَيـُّها ٱلَّ ِذين ءامن ۟وا صلُّ ۟وا علَ ۡي ِه وسلِم ۟وا تَ ۡسلِ‬
‫يما‬
‫ا‬ ‫َ َ َُ َ َ َ َ ُ‬ ‫َ َ‬ ‫إِ َّن ََّ َ َ َ ُ ُ َ َ‬
‫ت َعلَى إِبْـَر ِاهْي َم َو َعلَى ِآل إِبْـَر ِاهْي َم ‪َ .‬وََب ِرْك َعلَى ُُمَ َّم ٍد َو َعلَى‬
‫صلَّْي َ‬
‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫اللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى آل ُُمَ َّمد َك َما َ‬
‫محْي ٌد ََِمْي ٌد‬
‫َّك َِ‬
‫ْي إِن َ‬ ‫ِآل ُُم َّم ٍد َكما َبرْكت علَى إِبـر ِاهيم وعلَى ِآل إِبـر ِاهيم ِ‪ِ،‬ف ِ‬
‫العالَم َ‬
‫َ‬ ‫َْ ْ َ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ َ َ‬
‫ب‬ ‫ِ‬
‫ات‪َ،‬ي ََِسيع قَ ِري ِ‬ ‫ات اْأل ِ ِ‬ ‫اَللَّه َّم ا ْغ ِفر لِْلمسلِ ِمْي والْمسلِم ِ‬
‫ات‪ ،‬والْم ْؤِمنِْي والْم ْؤِمنَ ِ‬
‫ب َُمْي ُ‬
‫َحيَاء مْنـ ُه ْم َواْأل َْم َو َ ْ ٌ ْ ٌ‬
‫ْ‬ ‫َ ُ َْ َ ُ‬ ‫ْ ُ ْ َْ َ ُ ْ َ‬ ‫ُ‬
‫الدعو ِ‬
‫ات‬‫ََ‬
‫ربـَّنَا ظَلَمنَا أَنْـ ُفسنَا وإِ ْن ََل تَـ ْغ ِفر لَنَا وتَـرمحَْنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن ْ ِ‬
‫اْلَاس ِر َ‬
‫ين‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اب‬ ‫ك أَنْ َ‬
‫ت الْ َوَّه ُ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن لَ ُدنْ َ‬
‫ك َر ْمحَةا إِنَّ َ‬ ‫ِ‬
‫َربـَّنَا ََل تُِز ْغ قُـلُوبَـنَا بَـ ْع َد إ ْذ َه َديْـتَـنَا َوَه ْ‬
‫الرِحْي ُم‬ ‫ربـَّنا تَـ َقبَّل ِمنَّا وقِيامنا وسائِر أ ِ‬
‫اب َّ‬ ‫َّك أَنْ َ‬
‫ت التـ ََّّو ُ‬ ‫ب َعلَْيـنَا إن َ‬
‫َعمالنَا َوتُ ْ‬
‫َ َ ََ َ َ َ َ‬ ‫ََ‬

‫‪Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444‬‬


‫وف َرِح ٌيم‬ ‫ِ ِِ‬ ‫ربـَّنَا ا ْغ ِفر لَنَا وِِِلخوانِنَا الَّ ِذين سبـ ُق َ ِ ِ ِ‬
‫ين َآمنُوا َربـَّنَا إِن َ‬
‫َّك َرءُ ٌ‬ ‫ِ‬
‫وَن َبِْلميَان َوََل ََْت َع ْل ِف قُـلُوبِنَا غ اَل للَّذ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ب ِ‬ ‫ِ‬ ‫ْي وأ َْهلِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اللَّه َّم أ ِ‬
‫َعَّز ِْ‬
‫ْي‬ ‫َعداءَ َك ََي َع ِز ٌيز ََي قَـ َّه ٌار ََي َر َّ َ‬
‫العالَم َ‬ ‫ك الْ َك َفَرَة َو املُ ْش ِرك َ‬
‫ْي َوأ َ‬ ‫اِل ْس ََل َم َو املُ ْسلم ْ َ‬ ‫ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َربـَّنَا آتِنَا ِِف ُّ‬
‫الدنْـيَا َح َسنَةا َوِِف ْاآلخَرةِ َح َسنَةا َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‬
‫ِ‬ ‫اْلم ُد ََِّّللِ ر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك رِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ْي‬
‫ب الْ َعالَم َ‬ ‫َ‬ ‫ب الْعَّزةِ َع َّما يَص ُفو َن َو َس ََل ٌم َعلَى الْ ُم ْر َسل َ‬
‫ْي َو َْ ْ‬ ‫ُسْب َحا َن َرب َ َ‬

‫‪Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444‬‬

Anda mungkin juga menyukai