Anda di halaman 1dari 10

TORAJA TANPA PASUNG

Tujuan
a) Melepaskan, mengobati dan memberdayakan ODGJ yang mengalami pemasungan
Pemasungan merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang berat karena
dilakukan pada orang yang mengalami disabilitas yaitu Orang Dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ). Di kabupaten Tana Toraja jumlah kasus pasung tahun 2018 sebanyak
40 orang. (Sumber Data : Dinas Kesehatan 2018 )
Akibat tingginya kasus pasung tersebut, maka kami membuat inovasi “Tatapan” agar
ODGJ dapat merasakan kebebasan dan mendapatkan perlakuan selayaknya manusia
lainnya.
b) Memperbaiki sistem pelaporan penemuan dan tatalaksana pasien pasung
Belum optimalnya sistem pelaporan penemuan dan tatalaksana pasien pasung,
membuat kami berupaya untuk menciptakan suatu bentuk komunikasi yang
terkoordinasi dengan baik, mulai dari penemuan, proses transfer pasien pasung,
pengobatan dan perawatan, pengembalian pasien pasung kepada keluarga dan
masyarakat hingga pemantauan keteraturan minum obat.
c) Melakukan pelayanan kesehatan jiwa yang bersifat kolaboratif dengan lintas sektor
terkait
Kurangnya sistem komunikasi yang baik membuat kolaborasi antar sektor dan
masyarakat menjadi terkotak-kotak, terutama saat menangani pasien pasung di
Toraja. Dengan adanya inovasi “Tatapan” ini, kami mengupayakan metode
pendekatan lintas sektor agar terbentuk kerjasama lintas sektor yang adekuat.
d) Mengurangi stigma masyarakat tentang ODGJ
Stigma masyarakat yang menganggap bahwa pasien pasung adalah manusia yang
sudah tidak “berguna” secara perlahan dapat dihapuskan melalui inovasi ini.

Keterkaitan inovasi dengan kategori yang dipilih


Inovasi “Tatapan” memenuhi lingkup kategori utama yaitu kesehatan karena
inovasi ini berupaya untuk memberikan pengobatan semaksimal mungkin kepada pasien
pasung yang menderita gangguan jiwa dan gangguan fisik lainnya yang timbul akibat dari
pemasungan yang dialaminya, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

Selain itu, inovasi ini juga dapat memenuhi kategori pemberdayaan masyarakat
karena melibatkan masyarakat dalam sistem pelaporan dan terlibat erat ketika pasien
pasung di kembalikan ke lingkungannya, misalnya dengan mengajak pasien ikut terlibat
dalam ibadah rohani di Gereja serta kegiatan gotong-royong dalam kegiatan sosial (seperti
rambu solo dan rambu tuka’), sehingga diharapkan stigma masyarakat tentang ODGJ
perlahan dapat dihapuskan.

Signifikansi

Ø Sebelum inovasi “Tatapan” ini ada, fasilitas rawat inap dan obat-obatan jiwa belum
memadai di Tana Toraja. Selain itu, koordinasi dan komunikasi lintas sektor dalam
penanggulangan pasien pasung juga belum terjalin dengan baik.
Ø Selama ini pasien pasung dibiarkan saja oleh keluarganya dengan alasan :
• Keluarga merasa takut dan trauma karena pasien yang dipasung memiliki riwayat
perilaku kekerasan sebelumnya, seperti memukul, mengamuk hingga membunuh
• Keluarga tidak mengetahui harus dibawa kemana pasien pasung tersebut
• Kemampuan ekonomi keluarga yang membuat mereka tidak mampu lagi untuk
mengupayakan pengobatan
• Akses jalan dan transportasi yang sulit dijangkau untuk menuju ke layanan
kesehatan yang memadai
Ø Dengan adanya inovasi “Tatapan”, kami berupaya untuk meningkatkan kualitas
layanan jiwa di Kabupaten Tana Toraja berupa peningkatan kualitas pelayanan dan
juga membangun kerjasama lintas sektor yang adekuat.
Ø Hingga Maret 2020, kami telah melepaskan, merawat inap dan mengembalikan fungsi
sosial 15 orang pasien pasung di Tana Toraja. Pada tahun 2019, inovasi ini juga di
replikasi di kabupaten tetangga yaitu Toraja Utara dengan jumlah pasung yang
dilepaskan sebanyak 9 orang.
Ø Jika tidak ada inovasi ini, maka kasus pasung yang ada di wilayah Tana Toraja masih
belum tertangani dengan baik.

Sisi inovatif dari inovasi ini :


ü Dibukanya fasilitas rawat inap di RSUD Lakipadada. Hingga tahun 2020, hanya 3 RSUD
di Propinsi Sulawesi Selatan yang membuka layanan rawat inap jiwa yaitu RSUD La
Temmamala, RSUD Lakipadada dan RSUD Batara Guru.
ü Kegiatan home visite ke lokasi pasung. Setelah mendapatkan izin keluarga, pasien
dibebaskan dengan cara membongkar tempat pasungnya dan memberikan
perawatan diri, kemudian pasien dibawa ke RSUD Lakipadada untuk mendapatkan
pengobatan.
ü Didirikannya Rumah Singgah Sangalla oleh Pemda untuk menangani keberlanjutan
pengobatan pasien pasung dan ODGJ lainnya sehingga mencegah terjadinya putus
obat.

Ø Inovasi “Tatapan” asli dan pertama kali di Tana Toraja


Ø Tahun 2019, inovasi ini direplikasi oleh kabupaten Toraja Utara, sehingga pasien
pasung di wilayah tersebut dibawa ke RSUD Lakipadada untuk mendapatkan
pengobatan medis
Ø Inovasi yang serupa yaitu Lesung Si Panji dari Lamongan.
Perbedaannya:
ü Pelayanan kesehatan jiwa utama di RSUD Lakipadada
ü Pelayanan jiwa “satelit” di Rumah Singgah Sangalla
ü Kegiatan home visite bersama lintas sektor ke lokasi pasien pasung
ü Wadah komunikasi online whatsapp Keswa Tana Toraja untuk sistem pelaporan
pasien dan koordinasi keberlangsungan terapi antara RSUD dan Puskesmas
ü Sosialisasi melalui Workshop dan Round Table Disscussion

§ Inovasi “Tatapan” menjadi solusi penanggulangan pasien pasung di wilayah Tana


Toraja.
§ Penerapan inovasi ini juga telah tertuang dalam :
1) Nota Kesepakatan Antara RSUD Lakipadada dan Bagian Kesra Sekretariat Daerah
kabupaten Tana Toraja Nomor 760/RSUD.LP/IX/2018 tanggal 3 September 2018;
Nomor : 339/X/2018/ SETDA tentang Pelaksanaan Pendampingan dan Konseling
Psikiatri Difabel/Disabilitas/Autis
2) Surat Keputusan Direktur RSUD Lakipadada Nomor 09/RSUD.LP/I/2018 tentang
Penunjukan/Pengangkatan Tim Pelayanan Kesehatan Jiwa Rumah Singgah dan
Bebas Pasung RSUD Lakipadada
3) Nota Kesepakatan Antara RSUD Lakipadada dan Bagian Kesra Sekretariat Daerah
kabupaten Tana Toraja Nomor 07/RSUD.LP/PKS/I/2019; Nomor : 37/I/2019/SETDA
4) Surat Keputusan Direktur RSUD Lakipadada Nomor 20/RSUD.LP/VII/2019

Sumber daya

Sumber daya dalam Inovasi “Tatapan” :

§ Sumber daya manusia yaitu dokter spesialis jiwa, psikolog, dokter umum, perawat
dan bidan yang bertugas di desa.
§ Sumber pembiayaan : Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), pemerintah
daerah melalui Bidang Kesejahteraan Rakyat dan dukungan pihak swasta
§ Informasi dan Teknologi : aplikasi whatsapp keswa Tana Toraja dan Rumah Singgah

Hingga saat ini semua sumber daya yang terkait masih tersedia dengan baik.

Strategi untuk menggerakkan sumber daya :

ü Membuat jadwal pelayanan kesehatan jiwa di RSUD, Rumah Singgah dan kegiatan
home visite secara rutin
ü Memaksimalkan koordinasi lintas sektor melalui aplikasi online whatsapp

keberlanjutan

Aspek keberlanjutan melului inovasi “Tatapan” antara lain :

Ø Aspek sosial dan kemanusiaan : stigma masyarakat yang menganggap bahwa


pasien pasung dan ODGJ “tidak berguna” lagi mulai hilang. Pengobatan yang tepat,
dukungan dalam keluarga dan keberlanjutan obat yang teratur dapat membuat
ODGJ menjadi lebih stabil sehingga mereka dapat diberdayakan kembali di
lingkungan sosialnya. Beberapa pasien kami telah aktif dalam kegiatan ibadah di
Gereja, diikutsertakan dalam kerja bakti ketika ada anggota masyarakat yang
meninggal (Rambu Solo) atau menikah (Rambu Tuka’)
Ø Aspek Lingkungan : kasus pasung di wilayah kerja Kabupaten Tana Toraja mulai
berkurang, pasien pasung bisa kembali mendapatkan hak asasi manusia-nya dan
dapat difungsikan kembali tanpa ada ketakutan akan dipasung lagi
Ø Aspek ekonomi : pasien pasung yang telah kami tangani dengan baik dapat
membantu perekonomian keluarga, seperti menjadi tukang ojek, tukang batu,
petani, berkebun dan menjadi ibu rumah tangga sehingga mereka tidak lagi
membebani biaya hidup bagi anggota keluarga lainnya

Dukungan dari masyarakat juga meningkat setelah dilakukan edukasi yang baik dan
terarah oleh pihak Puskesmas dan Rumah Singgah kepada masyarakat yang ada di
lingkungan sekitar pasien. Masyarakat juga mulai aktif membuka diri untuk melaporkan
pasien pasung di wilayahnya dan menerima dengan baik pasien pasung yang tlah stabil.

Dampak

Dampak Tahun 2018 Tahun 2019 Maret 2020 Ket


Inovasi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Jumlah Pasung 40 38 38 28 28 23
di Tana Toraja (2 orang (10 orang (3 orang

(Orang) dilepaskan dilepaskan dilepaskan &


) ) 2 orang
meninggal
dalam
pasung )
Pemberdayaa (-) Bertani : 2 § Tukang ojek : 1 Bertani : 3 Penyulit:
n Pasien § Tukang batu : 1 atrofi pada
(Orang) § IRT : 6 kaki,
§ Tidak Retardasi
dapat Mental
beraktivitas Berat
kembali : 2
Pelaporan Laporan ke Online Online whatsapp Online
Kasus Pasung Dinas whatsap whatsap
Kesehatan p p
dan Dinas
Sosial
Pelayanan Tidak ada 2x / bulan 2x / bulan 2x / bulan
Rumah
Singgah
Jumlah pasung 43 35 35 34
di Kabupaten (8 orang (1 orang
Toraja Utara dilepaskan dilepaskan
(replikasi) ) )
Sumber Data : Dinas Kesehatan (2018-2020), Pemegang Program Jiwa Puskesmas

(b). hasil evaluasi


§ Hingga bulan Maret 2020, inovasi “Tatapan” mampu membebaskan, mengobati dan
memberdayakan 15 orang pasung dari kabupaten Tana Toraja dan 9 orang dari
Kabupaten Toraja Utara
§ Sistem pelaporan yang aktif melalui grup WA Keswa Tator setiap ditemukan adanya
kasus pasung di masyarakat maupun di wilayah kerja Puskesmas dan Rumah Singgah
§ Kerjasama lintas sektor yang adekuat yang ditandai dengan adanya home visite
bersama ke lokasi pasien pasung
§ Bantuan pihak swasta melalui workshop dan round table discussion yang diikuti oleh
dokter umum dan pemegang program jiwa dalam rangka sosialisasi inovasi
“Tatapan” dan deteksi dini gangguan jiwa

Pemangku kepentingan yang terlibat

RSUD Lakipadada : menyediakan tenaga medis yang berkompeten seperti dokter


spesialis jiwa (psikiater), psikolog dan perawat, membuka fasilitas rawat inap di samping
tersedianya rawat jalan jiwa dan meningkatkan kualitas dan kuantitas obat- obat jiwa.
RSUD Lakipadada kini telah memiliki 4 kamar untuk kasus akut dan 1 kamar untuk kasus
subakut dengan kapasitas 3 bed, total keseluruhan 7 tempat tidur.
Ø Pemerintah Daerah : mendirikan Rumah Singgah Sangalla, membentuk Tim Toraja
Tanpa Pasung yang secara rutin mengadakan home visite langsung ke rumah pasien
pasung
Ø Dinas Kesehatan : menyediakan layanan jiwa di setiap puskesmas
Ø Dinas Sosial : mendata dan melengkapi setiap administrasi pasien, membantu
memberikan bantuan berupa pakaian bekas dan kebutuhan sembilan bahan pokok
kepada pasien pasung dan ODGJ serta mengelola kegiatan Rumah Singgah Sangalla
Ø Pegawai Kecamatan : membantu mendata warganya yang dipasung dan bersama-
sama melakukan home visite
Ø Satpol PP dan Kepolisian : membantu dalam pengamanan saat pasien pasung
dilepaskan dari pasungnya
Ø Pihak Swasta : membantu sponsorship dalam upaya sosialisasi “Toraja Tanpa Pasung”
dalam bentuk kegiatan Round Table Disscussion dan workshop. Acara ini diikuti oleh
dokter umum, pemegang program jiwa dan paramedis untuk meningkatkan
pengetahuan mereka tentang gangguan jiwa dan penatalaksanaannya serta
tatalaksana pelaporan pasien pasung.

2. Pelajaran
a. Pelajaran yang dapat dipetik
§ Malalui inovasi ini, pasien pasung dan ODGJ dapat distabilkan dengan baik
sehingga mengubah stigma buruk masyarakat terhadap mereka.

§ Fasilitas dan obat-obatan jiwa di RSUD Lakipadada telah lengkap sehingga pasien
tidak perlu lagi dirujuk ke RSJ propinsi yang berjarak 231 km (waktu tempuh 8-9
jam) dari Tana Toraja.
§ Kerjasama lintas sektor, masyarakat dan keluarga terbentuk dengan baik
b. Usulan Ide
§ Tersedianya fasilitas rehabilitasi untuk ODGJ seperti rehabilitasi kognitif dan
vokasional. Pasien diberikan keterampilan seperti membuat kerajinan tangan,
bercocok tanam dan kegiatan lainnya agar mereka memiliki keterampilan spesifik
saat dikembalikan ke lingkungannya.

Makale, 18 Maret 2020

Mengetahui,

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa


dr. Kristanty Randa Arung, M.Kes, Sp.KJ
ALUR KEGIATAN INOVASI TATAPAN

“TORAJA TANPA PASUNG”

Penemuan pasien pasung Penemuan pasien pasung Koordinasi pelayanan di


dan ODGJ di Puskesmas dan ODGJ di Wilayah kerja Rumah Singgah Sangalla Kab.
dan masyarakat Rumah Singggah Sangalla Tana Toraja

Dilaporkan melalui whatsapp Dilaporkan ke Dinas Dilaporkan melalui whatsapp Grup


Grup Keswa Tana Toraja Kesehatan dan Dinas Sosial Keswa Tana Toraja atau Grup
Rumah Singgah

Kegiatan Home Visit Kegiatan Sosialisasi


Koordinasi dengan Psikiater di
dari Bagian Kesehatan
RSUD Lakipadada Deteksi Gangguan Jiwa
Rakyat PEMDA TANA
TORAJA dan Penatalaksanaan
yang diselenggarakan
Koordinasi dengan Dinas Kesehatan, Kecamatan, oleh Pihak Swasta
Dinas Sosial, Satpol PP dan Kepolisian

Kerjasama dengan IDI Cabang


Transfer pasien pasung ke RSUD Tana Toraja
Lakipadada untuk rawat inap

2x acara Round Table


Bila kondisi telah stabil dipulangkan Discussion dan 1x
untuk rawat jalan workshop jiwa yang
terakreditasi IDI Total
13 SKP
Keberlangsungan obat rawat jalan dapat dilakukan di RSUD
Lakipadada, Puskesmas dan Rumah Singgah

Anda mungkin juga menyukai