Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

Tn “D” DI DUSUN TEGAL REJO RT 01 RW 02 DESAKOTA BARU


BARAT KECAMATAN MARTAPURA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Klinik Asuhan Kebidanan Komunitas


Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar

Oleh:
Nama : Ajeng icha putri lestari
NIM : 18.0.B.1320

PRODI D3 KEBIDANAN STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR


PAPAHAN TASIKMADU KARANGANYAR
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


Tn “D” DI DUSUN TEGAL REJO RT 01 RW 02 DESAKOTA BARU
BARAT KECAMATAN MARTAPURA

Laporan Individu Praktikum Klinik Asuhan Kebidanan Komunitas


Telah Disyahkan oleh Pembimbing
Tanggal ......................................2020

Mengesahkan,

Ketua Prodi D3 Kebidanan Pembimbing

Suwarnisih, SST, M.Kes Fitria Hayu Palupi, SST, M. Kes


NIK. 010 08 1979 03 2002 2 NIK. 0260919770920052

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
laporan Individu Praktikum Klinik Asuhan Kebidanan Komunitas yang di
laksananakan di Desa Tegal rejo Kecamatan Martapura Kabupaten Oku timur.
Dalam penyusunan laporan ini saya banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini saya ingin mengucapakan banyak terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Yuspik patih selaku Kepala Desa Tegal Rejo atas pemberian izinya
kepada saya untuk melaksanakan PKMD Kebidanan Komunitas di
Desa Tegal rejo.
2. Dr. dr. Moch Arief Taufiqurahman, Ms PHK selaku Ketua Yayasan
STIKes Mitra Husada Karanganyar.
3. dr. Dwi Surya Supriyana, M.Kes Sp. Akp selaku Ketua STIKes Mitra
Husada Karanganyar.
4. Ibu Suwarnisih, SST, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan STIKes
Mitra Husada Karanganyar.
5. Ibu Fitria Hayu Palupi, SST, M. Kes selaku Pembimbing Individu Praktik
Kebidanan Komunitas.
6. Seluruh masyarakat di Desa Tegal rejo Kecamatan
MartapuraKabupaten Oku Timur

iii
7. Kedua Orang Tua saya yang telah memberi do’a dan dukungan.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Atas bimbingan dan dukungan dari semua pihak secara langsung maupun
tidak langsung, penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini sangat saya harap dari para pembaca.

Martapura, 03 Desember 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i
HALAMANPENGESAHAN.................................................................................................. ii
KATAPENGANTR................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUN
A. Latar Belakang................................................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................................................ 3
C. Metode................................................................................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Teori Keluarga................................................................................................................... 7
B. Fungsi Teori....................................................................................................................... 9
BAB III. ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS
KELUARGA
A. Pengkajian Data................................................................................................................ 23
B. Perumusan Masalah.......................................................................................................... 34
C. Prioritas Masalah............................................................................................................... 35
D. Penatalaksanaan Masalah dan Evaluasi.............................................................................36
BAB IV. PEMBAHASAN KASUS........................................................................................ 35
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................................................... 36
B. Saran ................................................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 37
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 38

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untukdapat memberi

pelayanan KIA dan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupnnya baik di

institusi rumah sakit yang bersifat kuratif/klinis maupun juga dalan upaya-upaya

pelayanan KIA yang bersifat promotif dan preventif serta mampu menggerakkan

peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan ibu dan anak,sesuai dengan prinsip

Primary Health Care (PHC). (Safudin, Rusmartini dan Mulyati, 2009)

Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat

baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), kesehatan reproduksi

termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual

dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu

sistem kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat

maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas

merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup

bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipenrgaruhi

oleh IPTEK dan lingkungan. (Safrudin, Rusmartini dan Mulyati, 2009)

Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab

kematian maternal. Penyakit tidak menular(PTM) merupakan penyalit kronis yang

1
tidak di tularkan dari orang ke orang. (PTM) di antaranya adalah hipertensi,

diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit paru. PTM merupakan

penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar.

(Kemenkes RI, 2018)

Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia dengan jumlah

penderita lebih dari satu miyar orang. Data World Health Organization(WHO)

tahun 2013 menunjukan bahwa sekitar satu milyar orang penduduk dunia

menderita hipertensi dan angaka tersebut akan semakin meningkat pada tahun

berikutnya.(Kaplan and Rose,2010)

Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama

kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius saat melahirkan. Hipertensi

pada ibu kehamilan terjadi 5% dari semua kehamilan di indonesia, kondisi ini

sangat mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat menyebabkan morbiditas ibu dan

janin jika tidak di kelola dengan baik.(Karthikeyan, 2015)

Hipertensi pada kehamilan di anggap sebai komplikasi obstetrik, ada efek

maternal merugikan dan signifikan, hipertrensi yang diinduksi kehamilan

memiliki resiko lebih besar mengalami kehamilan premature, IUGR(inrauterine

growth retardation)kesakitan dan kematian, gagal ginjal, gagal hati akut,

pendarahan saat dan setelah persalianan, HELLP (hemolysis elevated liver

enzymes and low platelet count), DIC (Diseminated intravascular coagulaton),

pendarahan otak dan lejang.(Khosravi et al.,2014 ;Mudjari and samsu, 2015).

2
Dari data pengamatan yang telah dilakukan pada keluarga Bapak D di, RT

01/RW 02, Desa Tegal Rejo, Kecamatan Martapura, Kabupaten Oku Timur

menunjukkan ada kasus Hipertensi pada kehamilan,Berdasarkan latar belakang

diatas, penulis tertarik melakukan pengambilan kasus dengan menerapkan Asuhan

Kebidanan Komunitas dalam Konteks Keluarga Bapak D di Dusun Tegal Rejo RT

01.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan melibatkan peran

serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana

serta kesehatan wanita dan keluarga sepanjang daur kehidupan pada setiap tahap

kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada keluarga Bapak “D” Di

DusunTegal rejo Desa Kota Baru Barat Kabupaten Martapura.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data asuhan kebidanan komunitas

pada tingkat individu pada Keluarga Tn “D” di Dusun Tegal Rejo.

b. Mahasiswa dapat merumuskan masalah yang berhubungan dengan

KIA/Hipertensi pada ibu hamil kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya

bersama dengan keluarga melalui pengkajian.

c. Dapat menentukan alternatif serta meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

pelaksankan pemecahan masalah Di DusunTegal Rejo.

d. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan komunitas secara

komprehensif.
3
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi dan evaluasi dalam mengatasi

masalah Di Dusun Tegal Rejo.

C. Metode

Metode yang digunakan dalam Asuhan Kebidanan pada keluarga Bapak D yaitu :

1. Wawancara

Wawancara yaitu komunikasi dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan

respon, baik verbal maupun nonverbal. Wawancara adalah menanyakan atau

membuat tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien,

atau disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-

hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan keluarga serta

merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Tujuan dari wawancara adalah

untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan pada klien dan keluarga.

Wawancara juga bertujuan untuk membantu memperoleh informasi tentang

partisipasi klien dan keluarga dalam mengidentifikasi masalah dan membantu

perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian.

Wawancara juga dilakukan untuk menjalin hubungan antara perawat dengan

klien.

Semua interaksi perawat dengan klien berdasarkan komunikasi. Komunikasi

keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan

komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunakan untuk

memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu

teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran

dan perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun

4
nonverbal, empati, dan rasa kepedulian yang tinggi. Teknik verbal meliputi

pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon

klien. Teknik nonverbal meliputi metode, mendengarkan secara aktif, diam,

sentuhan, dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang

penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit

dipelajari. (Kholifah dan Widagdo, 2016)

2. Observasi langsung

Observasi adalah metode atau cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan

secara sistematis mengenai tingkah laku, dengan melihat atau mengamati individu

atau kelompok secara langsung. (Kholifah dan Widagdo, 2016)

3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dan kesehatan adalah suatu teknik pengumpulan data untuk

mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan.

Ada 4 teknik dalam pemeriksaan:

a. Inspeksi

Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan melihat bagain tubuh yang diperiksa

melalui pengamatan.

b. Palpasi

Adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba.

c. Perkusi

Adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh.

d. Auskultasi

5
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang

dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut stetoskop.

(Kholifah dan Widagdo, 2016)

4. Penyuluhan Pendidikan Kesehatan

Memberikan suatu informasi kepada orang lain secara lisan dan langsung dapat

juga dibantu dengan menggunakan leaflet. (Kholifah dan Widagdo, 2016)

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut UU No. 10 tahun 1992 dalam Prasetyawati 2015, keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Yang saling berkesinambungan dan

bergantung serta di pengaruhi oleh struktur internal maupun eksternal, keluarga

adalah individu yang di gabung oleh ikatan pernikahan hubungan darah atau

adopsi dan tinggal dalam satu rumah tangga yang sama.

2. Struktur Keluarga

Menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga di

masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari:

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

istri.

d. Partilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

7
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena

adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Fungsi Pokok Keluarga

Menurut UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 secara umum, fungsi

keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi keagamaan

a) Membina norma ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh

anggota keluarga.

b) Menerjemahkan agama kedaam tingkah laku hidup sehari-hari kepada

seluruh anggota keluarga.

c) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman

dari ajaran agama.

d) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang

keagamaan yang kurang diperolehnya di sekolah atau masyarakat.

e) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan keluarga beragama sebagai

fondasi menuju keluarga kecil bahgia sejahtera.

b. Fungsi budaya

a) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan

norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin

dipertahankan.

b) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring

8
norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

c) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif

globalisasi dunia.

d) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya

dapat berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia

dalam menghadapi tantangan globalisasi.

e) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaa

masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil

bahagia sejatera.

c. Fungsi cinta kasih

a) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar

anggota keluarga kedalam simbol-simbol nyaa secara optimal dan

terus-menerus.

b) Membina tingkah laku saling menyayangi, baik antar anggota keluarga

secara kuantitatif dan kualitatif.

c) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi

dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

d) Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu

memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

d. Fungsi perlindungan

9
a) Memenuhi kebutuhan rasa amananggota keluarga baik dari rasa tidak aman

yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

b) Membina keamanan keluarga, baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk

ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

c) Membina dan menadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Fungsi reproduksi

a) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat,

baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

b) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga.

c) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan

waktu melahirkan, jarak antara 2 anak dan jumah ideal anak yang diinginkan

dalam keluarga.

d) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif

menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

f. Fungsi sosialisasi

a) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai

wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama.

b) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat

tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan

yang dijumpainya, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

10
c) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang

diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan

mental) yang tidak kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun

masyarakat.

d) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga

sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua

dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga

kecil bahagia sejahtera.

g. Fungsi ekonomi

a) Melakukan kegiatan ekonomi, baik di luar maupun di dalam lingkungan

keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan

keluarga.

b) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan

keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

c) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya

terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.

d) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk

mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

11
h. Fungsi pelestarian lingkungan

a) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.

b) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan ekstern keluarga.

c) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi,

selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup

masyarakat sekitarnya.

d) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai

pola hidup keluarga menuju kelurga kecil bahagia sejahtera.

Duvall (1985) membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan yaitu:

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan yang baru menikah dan belum mempunyi anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:

1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

2) Menetapkan tujuan bersama.

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

5) Persiapan menjadi orang tua.

6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan

menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan Anak Pertama< 30 bulan (Child Bearing)

Merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis

keluarga. Studiklasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17%

tidak bermasalah selebihnya bermasalah pada:

12
1) Suami merasa diabaikan.

2) Peningkatan perselisihan dan argument.

3) Interupsi dalam jadwal kontinu.

4) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain:

a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,

seksual dan kegiatan).

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

c) Membagiperan dan tanggung jawab.

d) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangananak.

e) Konseling KB post partum 6 minggu.

f) Menata ruang untuk anak.

g) Dana child bearing.

h) Memfasilitasirole learning anggota keluarga.

i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan anak

prasekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar, dan

13
kontaksosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas

perkembangan keluarga pada saatini adalah:

1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Pembagian tanggung jawab.

7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembanganak.

d. Keluarga dengan Anak UsiaSekolah (6-13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan

lingkungan lebih luas.

2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

3) Menyediakan aktifitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktifitaskomunitas dengan mengikut sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang mengikat termasuk biaya kehidupan dan

kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang

dan bertanggung jawab mengingat reamaja adalah seorang yang dewasa

muda dan mulai memiliki otonomi).

14
2) Memeliharakomunikasiterbuka.

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga

untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembanga nggota keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak I meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan

menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada

dalam keluarga, berperan sebagai suami, istri, kakek dan nenek. Tugas

perkembangan pada saat ini adalah:

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan ke intiman.

3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergianan

kanya.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Bereran sebagai suami istri, kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh anak-anaknya.

g. KeluargaUsia Pertengahan (Midle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Mempunya ilebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social

dan waktu santai.

2) Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua.

3) Keakraban dengan pasangan.

15
4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua/pensiun.

h. Keluarga Lanjut Usia

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Melakukanlife review masa lalu.

(Prasetyawati, 2011)

B. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penting pada penyakit

Kardiovaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah perimer,

stroke dan penyakit ginjal. Untuk menghidari hal itu di upayakan pengendalian

tekanan darah dalam batas normal baik secara farmakologis maupun non

farmakologis, ada 5 penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia di antara nya

adalah karena hipertensi dalam kehamilan.(Kemenkes RI, 2017)

Hipertensi pada kehamilan dapat di golongkan menjadi pre-eklamsia,

eklamsia, hipertensi kronis pada kehamilan, hipertensi kronis di sertai pre-

eklamsia, dan hipertensi gestatonal.(Roberts et al., 2013)

Penyakit kardiovaskuler adalah salah satu penyebab utama morbilitas dan

mortalitas, dengan angka kematian 17 juta, di seluruh dunia setiap tahun nya atau

31% dari seluruh mortalitas, penyakit kardiovaskuler kerap diasosiasikan dengan

gaya hidup yaitu :

16
1. Merokok

2. Kurang aktifitas fisik

3. Perilaku makan yang kurang sehat

4. Dan stres

Dan beberapa faktor resiko lain seperti hipertensi, dislipidemia, obesitas, usia

lanjut, riwayat penyakit kardiovaskuler pada keluarga, dan disfungsi

endhothelium. Koeksistensi dari beberapa faktor resiko akan meningkatkan resiko

kardiovaskuler.(Turana et al., 2017; Nambiar, 2015

Peningkatan tekanan darah yang tidak terlalu tinggi (high

normal/prehipertensi) telah terbukti meningkatkan isiden penyakit kardiovaskuler,

selama 10 tahun pada mereka yang tekanan darahnya prehipertensi adalah

8%pada laki-laki dan 4% pada perempuan. Sehingga di simpulkan bahwa semakin

tinggi tekanan darah, semakin tinggi pula angka kejadian kelainan kardiovaskuler.

(Nadar, 2015)

Peningkatan tekanan darah distolik 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg akan

meningkatkan resiko kejadian penyakit kardiovaskuler dua kali lipat, sebaliknya

penurunan tekanan diastolik 2 mmHg dapat menurunkan diastolik 2 mmHg dapat

menurunkan penyakit jantung koroner, struke.

Adapun konsekuensi hipertensi pada kehamilan :

a) Jangka pendek

17
Ibu : eklamsia, hemoragik, isemik struke, kerusakan hati (HELL sindrom, gagal

hati, disfungsi ginjal, persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta

janin :kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, sindrom

pernapasan, kematian janin

b) Jangka panjang

Wanita uang mengalami hipertensi saat hamil memiliki resiko kembali

mengalami hipertensi pada kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan

komlikasi kardiovaskuler, penyakit ginjal, dan timbulnya kanker.

Hipertensi pada kehamilan dapat berkembang menjadi pre-eklamsia, eklamsia,

dan sindrom HELLP. Kemudian dapat bermanifestasi dengan kejadian serebral

iskemik atau hemoragik pada pra, peri, dan postpartum menjadi penyakit struke.

Gejala pre- eklamsia/ eklamsiaadalah penyakit kepala, gangguan penglihatan

(kabur atau kebutaan) dan kejang, hal ini dapat menyebabkan kecacatan bahkan

kematian bagi ibu dan janin bila tidak segera di lakukan penanganan.(Vidal el al.,

2011)

BAB III
18
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

BAPAK “D” DI DUKUH TEGAL REJO RT 01 RW 02 DESA KOTA BARU BARAT KECAMATAN

MARTAPURA

1) Pengkajian Data

1. Biodata

Nama Kepala Keluarga :D

Umur : 35 Th

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP/SEDERAJAT

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku Bangsa : Komring/Indonesia

Alamat : Tegal rejo, RT 01/02, Kota baru barat

2. Nama anggota keluarga:

No Nama Umur L/p Status Pendidikan pekerjaan Agama ket


1 Tn. D 35 Th L Kawin SMA Wirasuasta Islam Kepala keluarga
2 Ny. h 33 Th P Kawin Diploma IRT Ialam Istri
3 An. Ak 4 Th P Anak Belum Tidak Ialam Anak

sekolah bekerja
Dst

3. Pola Kebiasaan sehari-hari:

a. Kebiasaan hidup sehari hari Istirahat:

1) Pola tidur siang = 2 jam/ anggota keluarga

2) Pola tidur malam = 10 jam / anggota keluarga

b. Kebiasaan hidup sehari-hari Nutrisi

1). Kebiasaan makan


19
a). Waktu makan : Teratur

b). Frekuensi makan : 3 kali/hari

c). Jenis makanan

Makanan pokok : Nasi, Jagung

Lauk-pauk : Tahu, Tempe, Ayam, Ikan

Sayuran : Sayuran Hijau

Buah-buahan : Apel, pisang, semangka

Susu : Selalu

Makanan tambahan/ selingan : Ada

Jika ada, sebutkan : Roti

d). Cara pengolahan makanan

Memenuhi syarat makanan : Tidak

Jika tidak, mengapa : cara memasak sayuran, dipotong

terlebih dahulu baru di cuci

Menu dalam seminggu : Bervariasi

dak bosan dan gizi terpenuhi.

e). Makan garam beryodium :Ya

f). Kebiasaan cuci tangan :

Sebelum makan : Ya

Ya dengan air dan sabun


20
Sesudah makan :Ya

Ya dengan air dan sabun

g). Makanan pantangan dalam keluarga ;

Tidak ada

h). Kebiasaan minum keluarga :

1). Jenis minuman dan jumlah cc/hari

air putih 1500-2000 cc teh 1-2 gelas

2). Contoh menu keluarga :

Nasi, Ayam Goreng, Sayur Bayam, Air Minum Putih

c. Kebiasaan sehari hari Eliminasi

Tempat BAK dan BAB keluarga :

Tempat BAB : jamban leher angsa

Tempat BAK : jamban leher angsa

d. Kebiasaan sehari – hari personal hygiene

Hygiene perorangan/keluarga :

a). Kebiasaan mandi: 2 kali/hari

b). Kebiasaan gosok gigi :

Ya, frekuensi : 3 kali/hari

c). Kebiasaan mencuci rambut

Ya, frekuensi : 4 kali/minggu

d). Penggunaan alas kaki

ya

e. Kebiasaan kesehatan
21
Tidak ada kebiasaan yang merugikan

f. Penggunaan waktu senggang

Sarana hiburan keluarga :

Ada, jenis ; TV

g. Rekreasi keluarga

Dilakukan

a. Minimal Tiga bulan sekali

4. Keadaan sosial ekonomi

Penghasilan dalam satu bulan

a. Ayah = Rp ±3.000.000

b. Ibu = Tidak ada

c. Anggota keluarga lain = Tidak Ada

d. Jumlah = Rp ±3.000.000

5. Situasi lingkungan

a. Kepemilikan rumah

Rumah sendiri.

b. Jenis rumah

Permanen / tembok
22
c. Lantai rumah

Keramik / ubin

d. Ventilasi

Ada jendela cukup untuk sirkulasi udara :

e. Kebersihan dan kerapian

Rapi, Bersih

f. Pengelolaan sampah

Dibakar

g. Sumber air

PAM

h. SPAL

Tertutup

i. Jamban

Jarak dengan sumber air ±15 m

j. Kandang ternak

Tidak ada

k. Pemanfaatan pekarangan

Tanaman / buah : Pisang, Sawo, Mangga

l. Kepemilikan asuransi kesehatan

Tidak memiliki alasan: Tidak Ingin memiliki

6. Keadaan kesehatan keluarga

a. Riwayat kesehatan anggota keluarga (tiga bulan

terakhir)

Tidak ada riwayat penyakit tiga bulan terakhir.


23
b. Kebiasaan memeriksakan diri

1) Waktu : bila sakit

2) Tempat : bidan praktek

3) Alasan : lokasi dekat dengan rumah dan lebih nyaman

1. Riwayat perkawinan

a. Status perkawinan : Sah

b. Usia pada waktu menikah : 28 Th

c. Lama perkawinan :5 Th

a. Pemeriksaan Bayi dan Balita (form diisi baik, sedang memiliki bayi atau

tidak)

1) Mempunyai bayi : Tidak

2) Mempunyai balita : ya, 1 orang

3) Pemeriksaan/kunjungan ke : Posyandu

Alasan : ibunya kader dan ingin mengetahui perkembangannya

4) Pemeriksaan dilakukan : secara rutin

5) Frekuensi pemeriksaan : 1kali/bln

6) Mempunyai Buku KIA : punya (lihat buku KIA-nya)

7) Buku KIA di isi oleh : kader

8) Menimbang bayi : teratur/tidak, alasan :.......

9) Menimbang balita : teratur

10) Berat badan bayi/balita hasil penimbangan di KMS :

Meningkat setiap bulan

11) Status imunisasi

Lengkap
24
12) Status gizi bayi (berdasarkan KMS/Buku KIA) : baik/cukup/kurang

13) Status gizi balita (berdasarkan KMS/Buku KIA) : baik

14) Pemberian tablet vit. A :

Sudah : 6 kali

15) Jenis makanan yang dikonsumsi bayi/balita setiap hari :

Makanan pokok + protein + sayur + buah

16) Pengadaan makanan untuk bayi: memasak sendiri/membeli/instant

17) Pemberian makanan tambahan :

Ada, jenis : Susu Dan Roti

18) Makanan pantangan bayi/balita :

Ada, jenisnya : Tidak ada

Alasan : Tidak ada

19) Pertumbuhan dan perkembangan (Tumbang) bayi dan balita :

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi/balita menurut ibu :

Normal

Ibu/ keluarga mengetahui cara-cara menstimulasi dan mendeteksi dini

tumbang pada bayi/balita :Ya, caranya : melihat KMS

Informasi tentang stimulasi dan deteksi dini tumbang dari :

Penyuluhan

b. Observasi bayi/balita (diisi sesuai usia bayi/anak balita) :

1) Bayi/balita 4-5 thn :


25
Melompat dengan satu kaki/Mengancingkan kancing baju/Celana

/Berbircerita seperti anak rata-rata sebayanya/Menolong dan

mengengerjakan tangan tanpa bantuan.

2) Hasil observasi perkembangan kemampuan bayi/balita :

Normal (lebih satu sama dengan 3 karakteristik yang ada)

3) Status kesehatan bayi/balita :

 ISPA

 Bayi/balita yang menderita batuk pilek dalam 3 bulan terakhir :

Tidak

 Ibu/Bapak pernah mendapatkan penyuluhan tentang pencegahan ISPA :

Pernah, tentang :

Memberikan makanan bergizi

Memberikan imunisasi

Menjaga kebersihan diri anak dan lingkungan

Menciptakan sirkulasi udara sehat di dalam

rumah

 Pola pencegahan ISPA yang diketahui Bapa/Ibu :

Baik (lebih dari 4 tindakan)

 Sumber informasi Ibu/Bapak :

Kader, Dokter
26
 DIARE

 BayiTidak Mengalami Diare

 Faktor resiko diare yang ada pada anak bayi/balita :

Kurang gizi

Baru dikenalkan satu formula

Anak tidak mendapatkan ASI

Menderita campak pada 4 minggu terakir

Sedang mendapatkan terapi imunosupresif

 Tindakan Ibu/Bapak bila anak menderita diare :

Memberikan minum lebih banyak dari biasanya

Memberikan makan seperti biasanya

Membawa kepetugas kesehatan jika kondisi semakin memburuk atau

tanda dehidrasi berat

Lain-lain :........................................

 Ibu/bapak mengetahui tentang cairan yang harus diberikan kepada anak

yang sedang menderita diare : Ya, jenisnya : Larutan oralit/Air putih yang

matang/Larutan gula garam/Cairan kuah/syur sup

 Pengetahuan Ibu/Bapak tentang cairan yang harus diberikan kepada

anak yang

menderita diare :

Baik (lebih dari 4 cairan)

 Ibu/Bapak pernah mendapatkan informasi tentang cara mencegah diare

:Pernah

2. Riwayat KB
27
a. Pasangan Usia Subur : ada

b. Umur PUS : 33 th

c. Pernah pendengar KB : Pernah

Sumber informasi : Bidan, tetangga

Keikutsertaan KB :Tidak menggunakan KB

3. Fungsi keluarga

Anggota keluarga

yang berpengaruh

dalam mengambil

28
keputusan : Ayah

4. Permasalahan dalam keluarga

5. Komunikasi

Alat komunikasi yang digunakan dalam keluarga : Hp

3. Transportasi

Alat transportasi yang digunakan dalam keluarga : Sepeda motor

Pemeriksaan Fisik:

No Kondisi Bapak D
a. TTV TD : 120/ 90 mmHg
b. Kepala Simetris, bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
c. Wajah Simetris, tidak ada oedem, tidak anemis
d. Mata Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda ( tidak anemis )
e. Hidung Lubang simetris, tidak ada sekret, tidak ada benjolan, tidak ada
benda asing
f. Telinga Letak simetris, tidak ada sekret, tidak ada benda asing
g. Mulut dan gigi Bibir simetris, tidak ada sariawan, tidak ada karang gigi.
h. Leher Simetris, tidak ada pembengkakan limfe, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
Ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan
Dada Simetris, Tidak ada retraksi dinding dada
k. Perut Tidak kembung
Punggung Tidak mengalami kelainan tulang
m. Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari sesuai
o. Postur tubuh Tegap, Tinggi

No Kondisi Ibu H
a. TTV TD : 110/ 70 mmHg
b. Kepala Simetris, bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
c. Wajah Simetris, tidak ada oedem, tidak anemis
d. Mata Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda (tidak anemis )
f. Telinga Letak simetris, tidak ada sekret, tidak ada benda asing
g. Mulut dan gigi Bibir simetris, tidak ada sariawan, tidak ada karang gigi.
h. Leher Simetris, tidak ada pembengkakan limfe, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
Ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan
Dada Tidak dilakukan pemeriksaan

29
k. Perut Tidak kembung
Punggung Tidak mengalami kelainan tulang
m. Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari sesuai
o. Postur tubuh Tegap, tinggi

No Kondisi An. Ak
a. TTV Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Kepala Simetris, bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
c. Wajah Simetris, tidak ada oedem, tidak anemis
d. Mata Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda ( tidak anemis )
e. Hidung Lubang simetris, tidak ada sekret, tidak ada benjolan, tidak ada
benda asing
f. Telinga Letak simetris, tidak ada sekret, tidak ada benda asing
g. Mulut dan gigi Bibir simetris, tidak ada sariawan, ada karang gigi.
h. Leher Simetris, tidak ada pembengkakan limfe, tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid dan vena jugularis
Ketiak Tidak dilakukan pemeriksaan
Dada Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Perut Tidak kembung
Punggung Tidak ada kelainan tulang
m. Genetalia Tidak dilakukan pemeriksaan
n. Ekstremitas Simetris, tidak ada oedem, jumlah jari sesuai
o. Postur tubuh Tegap

4) Perumusan Masalah

Dari analisis data maka akan ditemukan masalah, kemudian masalah diwujudkan dalam

rumusan masalah :

1. Diagnosa : Ibu H umur 33 ThG2P1A0 Kehamilan dengan hipertensi

a. DS

Ibu mengatakan berumur 33 Th

Ibu mengatakan Hipertensi pada kehamilan ini

Ibu mengatakan riwayat gangguan Hipertensi

b. DO

TD : 140/ 90 mmHg, N : 94 x/ menit, R : 24x/ menit, BB: 55 kg,


30
c. Masalah

Ibu mengatakan sering pusing

5) Prioritas Masalah

1. Ibu hamil pada gangguan hipertensi

No Kriteria Nilai Skor Pembenaran


1 Sifat keadaan masalah 3/3 X 1 3 Rasa takut pentebabkan

peningkatnya TD yang

dapat memperburuk

keadaan ibu dan janin


2 Kemungkinan masalah ½X 2 1 Pemberian penjelasan

dapat di rubah sebagian yang tepat dapat

membantu menurunkan

3 Potensial masah untuk di 2/3 X 1 rasa takut dan penjelasan

cegah cukup dapat membantu

mengurangi rasa takut

4 Menonjolkan masalah- 1 Ibu merasakan masalah ini

masalah untuk segera di tangani

Berdasarkan masalah diatas, dapat diprioritaskan masalah sebagerikut:

2. Ibu H dengan hipertensi

6) Penatalaksanaan Masalah dan Evaluasi (dalam format)

31
Penatalaksanaan Masalah (Intervensi) dan Evaluasi

No Diagnosis Sasaran Strategi Tgl Implementasi Evaluasi


1 Gangguan hipertensi Ayah dan Beri Penyuluhan 24 -11-20 a. Memberikan ibu pendidikan a.

pada ibu hamil ibu kepada Ibu H kesehatan hipertensi dalam kesehatan hepertensi dalam

kehamilan kehamilan

Rumah kurang sehat Keluarga Memberi 24-11-19 Memberikan Penyuluhan tentang sudah diberikan penyuluhan tentang

2 Bp. D penyuluhan syarat rumah sehat syarat rumah sehat

kepada keluarga

Bp. D tentang

syarat rumah

sehat

32
33
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan dari data pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan pada

Keluarga Tn. D di DusunTegal Rejo, RT 01 /RW 02, Desa Kota Baru barat, Kecamatan

Martapura, Kabupaten Oku Timur.Di dapatkan masalah pada ibu H tentang gangguan

Hipertensi pada kehamilan yaitu ibu H. Sudah di beri saran pada petugas kesehatan

(bidan) untuk istirat cukup, hindari konsumsi garam yang berlebihan, hindari kafein,

rokok, dan alkohol diet makan sehat dan seimbang, dan memberikan saran untuk

periksa rutin untuk mengawasi pertumbuhan janin dan kesehatan Ny. H petugas

kesehatan dengan di lakukannya pendidikan kesehatan supaya tekanan darah Ny. H

dapat terlewat dan terkendali supaya kembali normal sesuai tujuan tindakan.

Rumah Sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah agar tahu,

mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan sehat di masyarakat. Rumah sehat berarti mampu menjaga,

meningkatkan, melindungi, kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan

ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat

35
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan pengkajian terhadap keluarga Bapak D di Dusun Tegal
Rejo, RT 01 /RW 02, Kecamatan Martapura, Kabupaten Oku Timur didapatkan prioritas
masalah: Ibu D dengan gangguan Hipertensi pada kehamilan.
Dari satu prioritas masalah tersebut diberikan penyuluhan sesuai kondisi masing-
masing, seperti: penyuluhan seperti diet dan nutrisi seimbang yang harus di penuhi dan
di terapkan dalam menjaga kenormalan tekanan darah pada Ny. H.
B. Saran

a. Bagi Keluarga

Diharapkan keluarga menjadi keluarga Cerdik dan pandai untuk menjaga

kesehatan dalam keluarga terutama pada Ny. H Cek Kesehatan Secara Berkala,

istirahat cukup, dan makan-makanan yang bergizi pada kehamilan ini

b. Bagi Ibu

Diharapkan ibu mengetahui bagaimana ibu menjaga pola kesehatan supaya

tidak terjadi kegawat daruratan pada janin ynag di kandungnya dan melakukan

konsultasi rutin, atau gangguan yang lainnya.

36
Daftar pustaka

Safudin, Rusmartini dan Mulyati, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal. Bina Pustaka : Jakarta

Khapan, N. M and Rose , D., 2010. Prehypertension and borderline hypertensionan.


http://WWW. Utodate. Com/store

Kharthikeyan, V. J. 2015. Hipertension in pregnancy ;in nadar, S. And Lip, G.Y.H.H.,


Hypertension, Ch. Ed. Oxford Cardiology Library. Oxford

Khofifah, S. N. (2016) . Modul bidan ajar cetak keperawatan Gerontik. Jakaerta :


Kemenkes RI Pusdik SDM Kesehatan

Prasetyawati, A. E. 2011. Ilmu kesehatan masyarakat. Yogyakarta :Nuha medika

Depkes (2017) Sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadarinya, Biro


komunikasi dan pelayanan masyarakat, kementrian kesehatan RI.

37
Lampiran

37
37
37
37
37
37
37
37

Anda mungkin juga menyukai