Anda di halaman 1dari 30

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan Laporan Tugas Akhir ini, penulis akan menganalisa

Asuhan Kebidanan Komprehensif yang diberikan pada Ny. PA umur 23 tahun

G1P0A0 mulai dari umur kehamilan 35 minggu, persalinan, bayi baru lahir, nifas

sampai dengan keluarga berencana. Dan menilai ada tidaknya kesenjangan antara

teori dan praktik.

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Antenatal Care (ANC) sedikitnya dilakukan 4 kali selama kehamilan

yaitu : 1 kali pada kehamilan trimester pertama antara 0 sampai 14 minggu, 1

kali pada kehamilan trimester kedua antara 14 sampai 28 minggu, dan 2 kali

pada kehamilan trimester ketiga antara 28 sampai lahir (Walyani, 2015).

Ny. PA umur 23 tahun G 1P0A0 usia kehamilan 35 minggu sudah melakukan

pemeriksaan kehamilan pada kehamilan trimester pertama sebanyak 2 kali,

trimester kedua sebanyak 2 kali dan trimester ketiga sebanyak 3 kali. Pada

kunjungan antenatal Ny. PA ini sudah sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan.

1. Standar I : Pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien untuk

menilai keadaan pasien secara keseluruhan.

265
266

a. Data Subyektif

Hasil pengkajian data subyektif yang dilakukan pada Ny. PA

diketahui umur 23 tahun hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015)

menyatakan untuk mengetahui kehamilan resiko tinggi berdasarkan usia

klien/pasien dan suami. pada usia <20 tahun organ-organ reproduksi

belum matang pada usia >35 tahun kualitas pembuahan sel telur wanita

sudah menurun. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik

dengan kasus karena saat ini usia Ny PA 23 tahun tidak termasuk dalam

kategori resiko tinggi.

Kunjungan pertama pada trimester III pada Ny. PA umur 23 tahun

UK 35 minggu didapatkan keluhan nyeri pinggang. Menurut Walyani

(2015) menyatakan bahwa ketidaknyamanan yang sering muncul pada

kehamilan trimester III diantaranya sakit pinggang yang disebabkan

karena meningkatnya beban berat badan dan uterus yang semakin

membesar, sesak nafas, sering buang air kecil, kontraksi perut / braxton

hicks, cairan vagina, konstipasi. Jadi keluhan yang dirasakan Ny. PA

mengenai nyeri pinggang merupakan hal yang wajar terjadi pada

trimester III karena nyeri pinggang akan meningkat intensitasnya seiring

pertambahan usia kehamilan karena nyeri punggung disebabkan

meningkatnya beban berat badan dan uterus yang semakin membesar,

sehingga tidak didapatkan kesenjangan dengan teori.

Ny. PA melakukan kunjungan ANC selama hamil sebanyak 7 kali

yaitu 2 kali pada trimester pertama, kali pada trimester kedua dan 3 kali
267

pada trimester ketiga, hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015)

menyatakan bahwa standar ANC minimal 4 kali selama kehamilan,

yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2

kali pada trimester ketiga. Dengan demikian tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

Dari hasil pengkajian data Ny. PA pada trimester I bahwa Ny. PA

mengalami kekurangan gizi jika dilihat dari hasil pengukuran LILA

yang berada dibawah normal yaitu 22 cm, karena normal LILA ibu

hamil adalah 23,5 cm, pada trimester III bidan tidak melakukan

pengukuran LILA untuk memastikan apakah Ny. PA masih termasuk

KEK/tidak. Sedangkan kenaikan berat badan Ny. PA 7 kg pada

trimester III dan Indeks Massa Tubuh Ny. PA 2,86 2 (8,18). Dengan

demikian terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

Dari hasil pengkajian data imunisasi TT, ibu sudah melakukan

imunisasi TT sebanyak 3 kali yaitu TT 1 pada saat akan menikah, TT 2

pada saat 1bulan setelah menikah, TT 3 pada saat hamil usia 4 bulan,

sehingga status TT terakhir Ny. PA adalah TT 3. Hal ini sesuai dengan

teori Nurjasmi (2016) menyatakan bahwa imunisasi TT dilakukan

sebanyak 5 kali yaitu TT 1 pada saat SD kelas 1, TT 2 pada SD kelas 2,

TT 3 pada SD kelas 3, TT 4 dilakukan pada saat calon pengantin dan TT

5 dilakukan pada masa hamil.

Pada riwayat kesehatan ibu yang lalu maupun riwayat kesehatan

keluarga, ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit


268

dan di keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti : jantung,

diabetes melitus, gagal ginjal, hepatitis B, tuberkolosis, HIV, trauma,

hipertensi. Sehingga Ny. PA tidak mempunyai riwayat penyakit

berbahaya dan tidak mempunyai penyakit keturunan yang dapat

mengganggu kehamilannya.

Pada ibu hamil TM III penambahan energi meningkat menjadi

285-300 kkal sehingga terjadi peningkatan pola makan. Kebiasaan BAB

dan BAK pada trimester tiga biasanya ibu hamil lebih sering merasa

ingin BAK dan untuk BAB sering konstipasi karena adanya tekanan dari

kepala bayi yang semakin turun dan menekan rektum serta usus bagian

bawah menurut Walyani (2015). Diadapatkan data Ny. PA dalam sehari

BAK ±7-8 kali sehari, warna jernih kekuningan dan BAB 2 hari sekali.

Sehingga hal ini sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan.

b. Data Obyektif

Data obyektif diperoleh dari pemeriksaan umum, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan khusus

Keadaan umum digunakan untuk mengetahui keadaan secara

keseluruhan, bahwa ibu hamil dalam keadaaan baik atau tidak.

Diperoleh data bahwa keadaan umum ibu disetiap kunjungan selama

TM III adalah baik, tingkat kesadaran ibu adalah composmentis hal ini

sesuai dengan teori Padila (2014) di buktikan dengan cara

berkomunikasi antara bidan dengan pasien tidak ada masalah dan adapat
269

merespon dengan cepat ketika diajak berbicara. Jadi tidak ada

kesenjangan dengan teori.

Standar asuhan minimal kehamilan yang seharusnya diberikan

terhadap Ny. PA adalah 14T (Pantikawati, 2010) yaitu ukur berat dan

tinggi badan (T1), ukur tekanan darah (T2), ukur Tinggi Fundus

Uteri(T3), pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan

(T4), pemberian imunisasi TT (T5), pemeriksaan Hb (T6), pemeriksaan

protein urine (T7), pemeriksaan VDRL (Veneral Disease ResearchLab)

(T8), pemeriksaan urine reduksi (T9), perawatan payudara (T10),senam

hamil (T11), pemberian obat malaria (T12), pemberian kapsul minyak

yodium (T13), dan temu wicara/konseling (T14), yang mana pemberian

obat malaria dan pemberian kapsul minyak beryodium hanya untuk

daerah endemis saja, sehingga 14 T tersebut menjadi 12 T. Tetapi pada

kasus Ny. PA hanya dilakukan 11 T dan terdapat 1 point yang belum

dilaksanakan yaitu perawatan payudara. Hal ini menjadi suatu

kesenjangan antara teori dan kasus.

Tinggi badan ibu di kategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang atau

berkunjung untuk mengetahui kenaikan Berat Badan (BB) dan

penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5kg-16

kg menurut Walyani (2015). Penambahan berat badan pada Ny. PA

selama hamil sebanyak 7 kg, dan tinggi badan Ny. PA yaitu 157 cm.

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.


270

Pemeriksaan tanda-tanda vital dari pasien untuk mengetahui apakah

normal atau tidak, diantaranya tekanan darah normalnya 110/70-120/80

mmHg, nadi normalnya 60-80 x/menit, suhu normalnya 36,5-37,5ºC,

respirasi normalnya 16-24 x/menit (Walyani, 2015), diperoleh data

bahwa Ny. PA selama pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70-

120/80 mmHg, nadi 60-80 x/menit, suhu 36,5-37,5ºC, respirasi 16-24

x/menit. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

Menurut teori Nugraha (2015) mengenai Leopold I yaitu jika

kepala janin berada di fundus, maka palpasi akan teraba bulat, keras dan

dapat digerakkan. Jika bokong yang terletak di fundus, maka pemeriksa

akan meraba suatu bentuk yang spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari

kepala, tidak akan digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak

lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong. Leopold II yaitu

jika bagian bokong janin maka akan teraba suatu benda yang keras pada

beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur sedangkan bila teraba

adanya bagian-bagian terkecil yang tidak teratur mepunyai banyak

tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut

adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua

sisi mungkin punggung janin berada pada sisi sama yang dengan

punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi

dengan punggung janin teraba di salah satu sisi. Leopold III yaitu untuk

menentukan bagian janin yang ada di bawah (presentasi) dan untuk

mengetahui apakah bagian terbawah janin sudah masuk panggul apa


271

belum, jika sudah lakukan leopold 4 jika belum masuk panggul maka

jangan lakukan leopold 4 (Walyani, 2015). Leopold IV yaitu untuk

mengetahui seberapa jauh janin sudah masuk panggul apa belum

(Walyani, 2015).

Kunjungan pada usia kehamilan 35 minggu dan dilakukan

pemeriksaan Leopold I TFU pertengahan pusat dan prosesus xipoideus,

pada usia kehamilan 36 minggu TFU 3 jari dibawah prosesus xipoideus

dan bagian atas perut ibu teraba lunak, kurang bulat dan tidak melenting

yaitu bokong. Leopold II yaitu punggung kanan, Leopold III pada

kehamilan 35 minggu belum masuk PAP dan pada usia kehamilan 36

minggu kepala teraba 4/5 bagian. Sesuai teori Sulistyawati (2010) TFU

usia kehamilan 35 minggu yaitu pertengahan pusat-prosesus xipoideus,

usia kehamilan 37 minggu TFU normalnya 1 jari dibawah px

Auskultasi DJJ untuk menentukan DJJ setelah kehamilan 18

minggu yang meliputi frekuensi, keteraturan, dan kekuatan DJJ. DJJ

normal pada janin adalah 120 x/menit sampai dengan 160 x/menit. Bila

<120 atau >160 maka kemungkinan ada kelainan janin atau plasenta.

Bila kurang dari 120 maka disebut brakikardi. Sedangkan bila lebih dari

160 x/menit maka disebut tachikardi (Walyani, 2015).

Diperoleh dari hasil pemeriksaan DJJ Ny. PA selama periksa hamil

TMIII yaitu 145 x/menit sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.
272

2. Standar II : Perumusan Diagnosa atau Masalah Kebidanan

Pada langkah ini perlu dituliskan data-data dasar subyektif dan

obyektif. Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan dalam

profesi bidan dalam lingkup praktik bidan dan memenuhi standar

diagnosis kebidanan (Muslihatun, 2011).

Diagnosa kebidanan pada kunjungan ketiga yaitu Ny. PA umur

23 tahun G1P0A0 UK 35 minggu dengan hamil normal. Kunjungan

keempat yaitu Ny. PA umur 23 tahun G 1P0A0 UK 36 minggu dengan

hamil normal. Hal ini didasarkan data pengkajian disetiap kunjungan

yaitu keadaan umum Ny. PA baik, TTV dalam batas normal, pada

pemeriksaan palpasi tidak ada masalah dan TFU disetiap kunjungan

sesuai dengan umur kehamilan.

Asuhan kebidanan yang dibutuhkan oleh ibu hamil pada trimester

IIImenurut Muslihatun (2011) yaitu diantaranya KIE mengenai

ketidaknyamanan dan cara mengatasi, KIE tentang tanda bahaya TM III,

konseling tentang tanda-tanda persalinan dan konseling P4K.

Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. PA diantaranya yaitu

pada kunjungan ketiga diberikan konseling ketidaknyamanan TM III

dan cara mengatasinya, beritahu ibu KIE tentang tanda bahaya TM III,

beritahu ibu untuk makan makanan yang bergizi serta anjuran untuk

meminum vitamin secara teratur. Kunjungan keempat rencana yang

diberikan yaitu konseling tentang tanda-tanda persalinan, P4K serta


273

istirahat yang cukup. Jadi pemberian asuhan pada Ny. PA sesuai dengan

teori dan tidak ada kesenjangan.

4. Standar IV : Implementasi

Pada langkah ini tindakan yang diberikan pada Ny. PA sesuai

dengan perencanaaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaan asuhan

ini tidak ada kendala. Hal ini sesuai dengan Kepmenkes (2007) yaitu

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada pasien,

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

5. Standar V : Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan tahap selanjutnya adalah evaluasi

sehingga asuhan yang diberikan pada Ny. PA dapat menyeluruh dan

semua masalah dapat teratasi. Pada kunjungan pertama ibu sudah

mengerti tentang ketidaknyamanan TM III dan cara mengatasinya, ibu

sudah mengerti KIE tentang tanda bahaya TM III, ibu bersedia untuk

makan makanan yang bergizi serta anjuran untuk meminum vitamin

secara teratur. Kunjungan kedua ibu sudah mengerti konseling tentang

tanda-tanda persalinan, P4K serta ibu bersedia istirahat yang cukup.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

1. Standar I : Pengkajian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan
274

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah, 2014).

a. Data subyektif

Ny. PA umur 23 tahun G1P0A0 UK 37+4 minggu pada tanggal

27 Desember 2019 datang ke RSUD Karanganyar mengatakan

kenceng-kenceng pada perut menjalar sampai pinggang dan sudah

mengeluarkan lendir darah sejak jam 21.00 WIB. Haid terakhir Ny.

PA adalah 6 April 2019 dan Hari Perkiraan Lahir 13 Januari 2020.

Pergerakan janin dalam 12 jam yaitu ±10 kali. Tanda-tanda inpartu

menurut Nuraisah (2014) yaitu terjadinya his permulaan yang datang

lebih kuat dan teratur, lightening, Pengeluaran cairan, Blody show

(pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina), pada pemeriksaan

dalam pembukaan serviks sudah ada. Jadi Ny. PA sudah masuk

dalam tanda-tanda inpartu. Dikatakan aterm apabila usia kehamilan

37-42 minggu (Walyani, 2015) dari data usia kehamilan Ny. PA 37 +5

minggu jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

b. Data obyektif

Dari data kala I diperoleh data obyektif keadaan umum Ny. PA

yaitu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah : 120/80 mmHg

nadi : 80 x/menit, pernapasan : 22 x/menit, suhu : 36,5ºC, DJJ 144

x/menit hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015). Kenaikan BB ibu

hamil normal rata-rata antara 6,5kg-16kg menurut Walyani (2015).

Penambahan berat badan pada Ny. PA selama hamil sebanyak 7 kg.


275

VT : v/u utuh, tidak ada perlukaan, tidak ada tanda-tanda infeksi,

lubang vagina tidak ada benjolan, pembukaan 2 cm, portio masih

tebal, presentasi belakang kepala, tidak ada bagian janin yang

menumbung, kepala di hodge II-III, KK (+), STLD (+). Hal ini

berarti Ny. PA sudah masuk dalam inpartu karena sudah ditandai

dengan adanya pembukaan serviks (Walyani, 2015). His : 3 kali

dalam 10 menit selama 30 detik, DJJ 144 x/menit.

Pada kala II di dapatkan DJJ 144 x/menit berarti masih dalam

batas normal, normalnya yaitu berkisar antara 120-160 x/menit

(Walyani, 2015). Dari hasil pemeriksaan VT Ny. PA yaitu ketuban

pecah spontan jam 09.30 WIB jernih, v/u utuh, tidak ada perlukaan,

tidak ada tanda-tanda infeksi, lubang vagina tidak ada benjolan,

pembukaan 10 cm, presentasi belakang kepala, tidak ada bagian janin

yang menumbung, kepala di hodge IV, STLD (+). His : 5 x10 menit

selama 50 detik. Dari data tersebut sesuai dengan teori Walyani

(2015) yang menyatakan bahwa persalinan kala II dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan berakhir dengan

kelahiran bayi.

Pada kala III di dapatkan data Ny. PA plasenta lahir jam 10.05

WIB, TFU setinggi pusat, kontraksi keras, pengeluaran pervaginam

±70 cc, kandung kemih tidak penuh, tali pusat diintroitus vagina, dan

data bayi : tanggal 28-12-2019 pukul 10.00 WIB bayi lahir spontan,

hidup, jenis kelamin laki-laki. Dari data tersebut menurut Walyani


276

(2015) bahwa TFU setelah bayi lahir yaitu setinggi pusat.

Pengeluaran pervaginam berkaitan dengan terjadinya perdarahan atau

tidak.

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post partum. Asuhan yang diberikan diantaranya

memastikan bahwa kontraksi uterus tetap baik dan mengobservasi

TTV, TFU, kandung kemih dan perdarahan (Walyani, 2015). Pada

kasus Ny. PA diberikan asuhan untuk memantau kontraksi uterus,

mengobservasi TTV, TFU, kandung kemih dan perdarahan selama 2

jam yaitu 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam yang

kedua. Bayi diangkat setelah 1 jam IMD.

2. Standar II : Perumusan Diagnosa atau Masalah Kebidanan

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan pada pengkajian dapat

ditegakkan diagnosa :

a. Ny. PA umur 23 tahun G1P0A0 UK 37+5 minggu inpartu kala I fase


akselerasi
b. Ny. PA umur 23 tahun G1P0A0 UK 37+5 minggu inpartu kala II

c. Ny. PA umur 23 tahun G1P0A0 UK 37+5 minggu inpartu kala III

d. Ny. PA umur 23 tahun P1A0 inpartu kala IV

3. Standar III : Perencanaan

Rencana asuhan yang diberikan pada kala I Ny. PA meliputi

beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kondisinya dalam

keadaan baik dan normal, dalam proses persalinan kala I (fase


277

pembukaan). Beri support dan motivasi kepada ibu sehingga ibu

lebih bersemangat dalam menjalani proses persalinan. Anjurkan ibu

teknik relaksasi dan pengaturan nafas saat kenceng-kenceng yaitu

dengan menarik nafas melalui hidung dan menghembuskan melalui

mulut. Beri ibu makan dan minum disela-sela kontraksi untuk

menambah energi saat mengedan. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri

untuk mempercepat pembukaan serta suplai oksigen ke janin lancar.

Masase punggung ibu untuk memberi rasa nyaman pada ibu.

Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi. Observasi kemajuan

persalinan, serta keadaan ibu dan janin meliputi DJJ, kontraksi

uterus, nadi setiap 30 menit, suhu setiap 4 jam dan penurunan kepala

janin, tekanan darah setiap 4 jam dan menyiapkan alat partus. Catat

semua tindakan yang dilakukan.

Rencana asuhan yang dilakukan pada kala II saat bayi sudah

lahir dilakukan penyuntikan oxytosin 1 menit setelah bayi lahir dan

tali pusat diklem berjarak ± 2-3 cm dari bayi dan klem ke 2 berjarak

2 cm kemudian tali pusat dipotong, III saat tali pusat sudah dipotong

bayi ditengkurapkan di dada ibu untuk IMD selama 1 jam MAK

sudah dilakukan sesuai dengan teori yaitu setelah penyuntikan

menunggu kontraksi, penegangan tali pusat dan setelah plasenta lahir

massase fundus, dan IV dilakukan pengecekan laserasi, estimasi

kehilangan darah dekontaminasi, dan observasi 2 jam post partum.

Adalah dengan memberikan asuhan persalinan normal sesuai APN

(Nurjasmi, 2016).
278

Sehingga pada perencanaan asuhan kebidanan Ny. PA tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.

4. Standar IV : Implementassi

Pada asuhan kebidanan perencanan sudah dilakukan

implementasi yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan

bahwa kondisinya dalam keadaan baik dan normal, dalam proses

persalinan kala I (fase pembukaan). Memberi support dan motivasi

kepada ibu sehingga ibu lebih bersemangat dalam menjalani proses

persalinan. Menganjurkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas

saat kenceng-kenceng yaitu dengan menarik nafas melalui hidung

dan menghembuskan melalui mulut. Memberi ibu makan dan minum

disela-sela kontraksi untuk menambah energi saat mengedan.

Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri untuk mempercepat

pembukaan serta suplai oksigen ke janin lancar. Masase punggung

ibu untuk memberi rasa nyaman pada ibu. Menganjurkan ibu untuk

istirahat diantara kontraksi. Mengobservasi kemajuan persalinan,

serta keadaan ibu dan janin meliputi DJJ, kontraksi uterus, nadi setiap

30 menit, suhu setiap 4 jam dan penurunan kepala janin, tekanan

darah setiap 4 jam dan menyiapkan alat partus.

Asuhan yang diberikan pada Ny. PA sesuai dengan

perencanaan, maka dalam melakukan asuhan kebidanan Ny. PA tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktik.


279

5. Standar V : Evaluasi

Pada tahap evaluasi ibu bersedia untuk melakukan apa yang

telah dianjurkan oleh bidan. Ibu mendapatkan asuhan dari tenaga

kesehatan sehingga kebutuhan ibu tertangani. Hal ini merupakan

hasil yang diharapkan ibu dan keluarga. Maka antara teori dengan

praktik tidak ditemukan kesenjangan.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

1. Standar I : Pengkajian

Bidan melakukan pengkajian data baik subjektif maupun

objektif mulai bayi lahir 2 jam, umur 6 jam, 6 hari, dan 30 hari . Ny.

PA mengatakan pada tanggal 28 Desember 2019 jam 10.00 WIB

telah melahirkan bayi jenis kelamin laki-laki dengan Keadaan

normal. Keadaan bayi Ny. PA pada 1 menit, 5 menit, 10 menit atau

bisa disebut dengan APGAR score yaitu 7/8/9. APGAR score

merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir

meliputi 5 variabel (pernapasan, frekuensi jantung, warna, tonus otot

dan iritabilitas reflek), Setiap variabel dinilai : 0, 1, dan 2 dan nilai 7-

10 itu menunjukan bahwa keadaan bayi baik (Dewi, 2011).

Pengukuran antropometri pada bayi Ny. PA yang meliputi BB,

LK, LD, PB dalam keadaan normal. BB : 2700 gram, berat badan

normal adalah sekitar 2500-4000 gram (Sukamti, 2011), LK : 31 cm,

pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm (Sukamti,

2011), LD: 32 cm, lingkar dada normal adalah 30-38 cm (Sukamti,


280

2011), PB : 48 cm,panjang badan normal adalah 48-52 cm (Sukamti,

2011). Tidak ada infeksi pada tali pusat.

Pada kasus bayi Ny. PA proses persalinan berlangsung dengan

normal dan bayi Ny. PA lahir dengan keadaan normal, reflek

menghisap bayi baik.

Pelaksanaan kunjungan Neonatus dilakukan sebanyak 3 kali

yaitu Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) dilakukan pada 6 jam

sampai 48 jam setelah lahir. Kunjungan Neonatus Kedua (KN2)

dilakukan pada 3 sampai 7 setelah lahir. Kunjungan Neonatus Ketiga

(KN3) dilakukan pada 8 sampai ke- 28 hari setelah persalinan (Dewi,

2011). Hal ini sesuai dengan pelaksanaan kunjungan pada bayi Ny.

PA yaitu KN 1 dilakukan pada 24 jam setelah lahir, KN 2 dilakukan

pada saat 6 hari dan KN 3 dilakukan pada saat bayi berusia 23 hari.

Sehingga pada pengkajian Bayi Ny. PA tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktik.

Data Subjektif

Pada pengkajian kunjungan BBL 1 jam yang perlu diperhatikan

diantaranya yaitu umur : untuk mengetahui sudah berapa lama bayi

lahir sehingga bisa menentukan keadaan bayi dan penanganannya,

keadaan BBL : BB normalnya 2500-4000 gram, PB normalnya 48-52

cm, nilai APGAR 1 menit/ 5 menit / 10 menit normalnya > 7, BAK

biasanya keluar maksimal 24 jam setelah kelahiran sebanyak 4-8 kali,

BAB (mekonium) biasanya dikeluarkan dalam waktu 24 jam dan


281

untuk batas maksimalnya adalah 48 jam (Dewi, 2011). Pada KN 1

dilakukan 24 jam setelah lahir, Ny. PA mengatakan anaknya lahir

jam 10.00 WIB lahir normal dan saat ini berusia 24 jam, Laktasi :

menghisap kuat, Tali pusat : berwarna putih pucat, kering, tidak

kemerahan, tidak ada perdarahan, tidak bengkak, BAK : 1 kali pada

tanggal 28-12-2019 pukul 13.15 WIB warna jernih kekuningan, BAB

: 1 kali pada tanggal 28-12-2018 pukul 10.00 WIB berwarna hitam

pekat, rencana akan dimandikan, Bayi Ny. PA dirawat gabung

dengan ibunya. Jadi data subyektif yang didapatkan pada Bayi Ny.

PA umur 24 jam tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan

praktik.

Pada pengkajian KN 2 didapatkan data bahwa Ny. PA

mengatakan hari ini usia bayinya 6 hari dalam keadaan sehat,

menyusu kuat, minum ASI setiap 2 jam atau setiap saat

bayimenginginkan, tali pusat bayi telah puput, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktik.

Pada pengkajian KN 3 bayi Ny. PA didapatkan data bahwa

Ny. PA mengatakan hari ini usia bayinya 23 hari, bayinya sehat dan

menyusu kuat, sehingga tidak ada kesenjangan teori dengan praktik.

a. Data objektif

Data objektif meliputi pemeriksaan umum bayi,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan reflek bayi dan antropometri.


282

Pada pengkajian BBL 1 jam didapatkan data meliputi

keadaan umum bayi baik, denyut jantung : 143 x/menit, suhu :

37ºC, respirasi : 42 x/menit, BB : 3500 gram, tali pusat berwarna

putih pucat tidak

bengkak, tidak kemerahan, tidak perdarahan. Jadi tidak ada

kesenjangan teori dan praktik.

Pada pengkajian KN 1 didapatkan data meliputi keadaan

umum bayi baik, denyut jantung : 141 x/menit, suhu : 36,9ºC,

respirasi : 42 x/menit, BB : 3500 gram, tali pusat berwarna putih

pucat tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak perdarahan. Jadi tidak

ada kesenjangan teori dan praktik.

Pada pengkajian KN 2 didapatkan data meliputi keadaan

umum bayi baik, denyut jantung : 131 x/menit, suhu : 36,7ºC,

respirasi : 41 x/menit, BB : 3410 gram, tali pusat sudah puput. Jadi

tidak ada kesenjangan teori dan praktik.

Pada pengkajian KN 3 didapatkan data meliputi keadaan

umum bayi baik, denyut jantung : 111 x/menit, suhu : 36,6ºC,

respirasi : 36 x/menit, BB : 3600 gram, gerak aktif, sehingga tidak

ada kesenjangan teori dan praktik.

2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Pada diagnosa kebidanan berdasarkan pengkajian data yang

sudah dilakukan muncul diagnosa :


283

a. By. Ny. PA umur 3 jam jenis kelamin perempuan, lahir

spontan, cukup bulan, sesuai umur kehamilan dengan keadaan

normal

b. By. Ny. PA umur 24 jam jenis kelamin perempuan, lahir

spontan, cukup bulan, sesuai umur kehamilan dengan keadaan

normal

c. By. Ny. PA umur 6 hari jenis kelamin laki-laki, lahir spontan,

cukup bulan, sesuai umur kehamilan dengan keadaan normal

d. By. Ny. PA umur 23 hari jenis kelamin laki-laki, lahir spontan,

cukup bulan, sesuai umur kehamilan dengan keadaan normal

Tidak terdapat masalah, sehingga tidak ditegakkan diagnosa

potensial dan juga tidak ada antisipasi tindakan segera.

3. Standar III : Perencanaan

Bidan dalam menyusun perencanaan asuhan disetiap

kunjungan neonatus harus sesuai dengan kebutuhan bayi. Pada 1

jam bayi lahir, bayi Ny. PA akan diberi K1 1 mg IM dan salep

mata sebagai profilaktif yaitu salep eritromicin 0,5%. Profilaktif

mata tidak akan efektif bila tidak diberikan pada 1 jam pertama,

dan disuntikan HB0, pertahankan suhu tubuh bayi, pertahankan

suhu ruangan bayi, jaga bayi dalam keadaan kering, ukur suhu

tubuh secara berkala, pemantauan jalan nafas, anjurkan ibu

memberi ASI. Asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori

menurut Pantikawati (2010) sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.


284

Pada KN 1 24 jam Ny. PA diberikan konseling tentang

memandikan bayi, memberikan motivasi kepada ibu untuk terus

memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai usia 6 bulan,

memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan tali pusat

dengan membungkusnya dengan kassa steril saja tanpa diberi

ramuan apa-apa, memberitahu ibu untuk jangan terlalu lama

membedong bayinya karna akan mengurangi kesempatan bayi

untuk bergerak aktif, memberitahu ibu agar tidak terlalu kencang

dalam pemakaian gurita kepada bayinya karna akan membuat bayi

gumoh. Sehingga tiadak ada kesenjangan teori dan praktik

Pada KN 2 6 hari Ny. PA diberikan konseling tentang

Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya bayi baru

lahir (SAP terlampir), memberitahu ibu bahwa penurunan berat

badan pada minggu pertama pasca lahir normal bagi bayi karena

dalam masa penyesuaian dengan lingkungan diluar rahim,

memberikan motivasi kepada ibu untuk tetap memberikan ASI

saja sampai umur 6 bulan. Hal ini sesuai dengan teori dan tidak

ada kesenjangan dengan praktik.

Pada KN 3 23 hari Ny. PA diberikan konseling tentang

memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh bayi,

memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan tubuh bayi,

memberitahu ibu untuk tetap lanjut memberikan ASI saja kepada

bayinya sampai umur 6 bulan dan melakukan pemberian ASI


285

setiap saat / on demand, memberitahu ibu untuk melakukan

imunisasi BCG dan Polio pada saat bayi berusia 1 bulan. Sehingga

tidak didapatkan kesenjangan teori dengan praktik

4. Standar IV : Implementasi

Pada langkah ini bidan melakukan asuhan sesuai dengan

perencanaan asuhan yang telah disusun. Maka dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan pada bayi Ny. PA tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dengan praktik.

5. Standar V : Evaluasi

Pada bayi Ny. PA dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali

yaitu KN 1 pada 24 jam setelah lahir, KN 2 pada hari ke 6 dan KN

3 pada hari ke 23 setelah lahir. Tidak didapatkan masalah disetiap

kunjungan, pada perencanaan sudah disesuaikan dengan

kebutuhan bayi, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

D. Asuhan Kebidanan Nifas

Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan

selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ

reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan

sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi ini disebut involusi

(Maritalia, 2018).
286

1. Standar 1 : Pengkajian

Kunjungan nifas dilaksanankan kurang lebih 4 kali

kunjungan selama masa nifas diantaranya yaitu Kunjungan I (6-8

jam setelah persalinan), Kunjungan II (6 hari setelah persalinan,

Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan), Kunjungan IV (6

minggu setelah persalinan) (Maritalia, 2018). Teori tersebut sesuai

dengan kunjungan yang dilakukan pada Ny. PA.

a. Data Subjektif

KF 1 dilakukan pada 6 jam setelah persalinan, didapatkan

data bahwa Ny. PA mengatakan telah melahirkan anaknya yang

pertama 6 jam yang lalu secara spontan tanggal 28-12-2019

pukul 10.00 WIB, Ny. PA mengatakan perutnya masih terasa

mules dan nyeri pada luka jahitan, Ny. PA mengatakan sudah

meminum Vitamin A dosis pertama dan akan meminum Vitamin

A dosis kedua 24 jam setelah dosis pertama, ambulasi : ibu

sudah bisa duduk dan berjalan ke kamar mandi, Pola nutrisi :

makan 1 kali (1/2 piring dengan nasi, sayur, lauk), minum 2 kali

(1/2 gelas teh hangat dan 1 gelas air putih), pola eliminasi : BAK

1 kali, warna jernih kekuningan, belum BAB, pola iatirahat : ibu

sudah tidur selama ± 2 jam setelah melahirkan, penerimaan ibu

terhadap kelahiran bayi : ibu mengatakan sangat bahagia karena

anak ketiganya telah lahir dengan normal, sosial support : dari

suami, orangtua, mertua dan keluarga lain, pengetahuan ibu


287

tentang masa nifas dan perawatan bayi : ibu mengatakan masa

nifas itu terjadi selama 40 hari, ibu sudah mengerti cara merawat

tali pusat bayi yaitu dengan kassa kering tanpa diberi apa-apa,

Ibu sudah mengerti cara memandikan bayi, ibu sudah

mengetahui ASI Eksklusif tetapi belum begitu paham. Dari data

tersebut sesuai dengan teori Maritalia (2018) bahwa rasa mules

yang dialami pada ibu setelah melahirkan adalah hal yang

normal karena uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil

(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Jadi

data subjektif pada KF 1 tidak ditemukan kesenjangan teori dan

praktik.

KF 2 dilakukan pada 13 hari setelah melahirkan.

Didapatkan data Ny. PA sudah bisa melakukan aktivitas seperti

biasa dan masih menyusui bayinya dalam sehari ibu mengatakan

BAK ± 5-6 kali sehari warna jernih kekuningan dan BAB 1 kali

sehari lembek, makan 3 kali sehari

dan minum air putih ± 7-8 gelas sehari, hal ini sesuai teori

Nugroho (2014). Nutrisi : menggambarkan tentang pola

makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan dan

makanan pantangan. Kebutuhan energi ibu nifas/menyusui

pada enam bulan pertama kira-kira 700 kkal/hari dan enam

bulan pada bulan kedua 400 kkal/hari. Jadi tidak ditemukan

kesenjangan.
288

KF 3 dilakukan 6 minggu setelah melahirkan, diperoleh

data yaitu Ny. PA mengatakan tidak ada keluhan dan Ny. PA

mengatakan ingin mengetahui tentang macam-macam KB,

Rencana Ny. PA akan menggunakan KB kondom.

b. Data objektif

Pada KF 1 dilakukan pada 6 jam setelah melahirkan,

diperoleh data dari pemeriksaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, status emosi stabil, TD : 120/80 mmHg, N :

82x/menit, S : 36,ºC, R : 20x/menit, kontraksi keras, TFU 2

jari dibawah pusat, ASI : sudah keluar, jenis : kolostrum,

Genetalia pengeluaran : lokhea rubra berwarna merah

kehitaman, jumlah : sedang, ± 1 pembalut penuh, bau khas

lochea. Menurut (Nugroho, 2014) menyatakan bahwa

keadaan umum ibu baik dibuktikan dengan keaktifan ibu

setelah melahirkan, status emosi ibu stabil berarti ibu tidak

mengalami post partum blues,tekanan darah normalnya

110/70-120/80 mmHg, Nadi normalnya 60-80 x/menit, suhu

normalnya 36,5-37,5ºC, respirasi normalnya 16-24 x/menit

(Walyani, 2015), TFU 6 jam post partum normalnya 2 jari

dibawah pusat, lochea rubra berwarna merah kehitaman, bau

khas lochea. Hal ini tidak didapatkan kesenjangan dengan

teori.
289

KF 2 dilakukan 13 hari setelah melahirkan, diperoleh

data bahwa tekanan darah : 100/70 mmHg, nadi : 82 x/menit,

respirasi : 22 x/menit, suhu : 36,5ºC, TFU : pertengahan

simfisis pusat, pengeluaran ASI peralihan, genetalia :

pengeluaran lokhea serosa warna kecoklatan atau kekuning

kekuningan ± setengah pembalut, jahitan sudah menyatu dan

kering. Menurut (Maritalia, 2018) TFU pada hari ke 13 post

partum ada pertengahan simfisis dan pusat, Lochea serosa :

mengandung cairan darah dengan jumlah darah yang lebih

sedikit, lebih banyak mengandung serum dan leukosit,

berwarna kecoklatan atau kekuning-kuningan dan keluar dari

hari ke-5 sampai ke-9 berikutnya (Walyani, 2015).

Pengeluaran ASI peralihan biasanya dikeluarkan hari ke 4-10,

jadi tidak didapatkan kesenjangan teori dan praktik.

KF 3 dilakukan pada 6 minggu setelah melahirkan

diperoleh data bahwa tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi :

80 x/menit, respirasi : 22 x/menit, suhu : 36,5ºC, pengeluaran

lokhea alba warna putih, TFU sudah tidak teraba. Dari data

tersebut sesuai dengan teori menurut (Maritalia, 2018) TFU

pada 6 minggu setelah melahirkan sudah tidak teraba, lochea

Alba : terdiri dari leukosit, lendir leher rahim (serviks) dan

jaringan-jaringan mati, merupakan cairan putih kekuning-


290

kuningan dan keluar selama 2-3 minggu (Walyani, 2015).

Sehingga tidak ada kesenjangan teori dan praktik.

2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan Pada

kasus Ny. PA ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu :

a. Ny. PA umur 23 tahun P1A0 6 jam post partum dalaam keadaan

normal

b. Ny. PA umur 23 tahun P 1A0 nifas hari ke 13 dengan keadaan

normal

c. Ny. PA umur 23 tahun P 1A0 nifas 6 minggu dengan keadaan

normal Dari kasus yang ditemukan diagnosa kebidanan dengan

data objektif yaitu Ny. PA umur 23 tahun dari kunjungan nifas

I-III untuk tanda-tanda vital ibu seperti tekanan darah normalnya

110/70-120/80 mmHg, nadi normalnya 60-80 x/menit, suhu

normalnya 36,5-37,5ºC, respirasi normalnya 16-24 x/menit

(Walyani, 2015), lokhea pada KF I rubra, KF 2 serosa, KF 3

adalah alba dan pengeluaran ASI ibu sudah lancar setelah lahir

sampai dengan KF 3. Sehingga pada diagnosa dan masalah

kebidanan Ny. PA tidak ada masalah dan tidak ada diagnosa

potensial serta antisipasi tindakan segera.

3. Standar III : Perencanaan

Perencanaan yang diberikan pada Ny. PA kunjungan KF I yaitu

memastikan bahwa Vit A 2 sudah diminum (Vit A 2 sudah

diminum), beritahu ibu hasil pemeriksaan, beritahu ibu jika


291

kontraksi perut ibu terasa lembek, anjurkan ibu untuk memassase

perut (bagian uterus) secara sirkuler memutar searah jarum jam

untuk mencegah perdarahan sampai perut teraba keras, jelaskan

pada ibu bahwa rasa mules yang dialami saat ini adalah hal yang

wajar dan normal, anjurkan ibu untuk tetap menjaga pola makan

yang bergizi seimbang dan tidak berpantang makanan agar asupan

nutrisi tercukupi, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, anjurkan

ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya dengan memberikan

ASI Eksklusif (SAP terlampir), anjurkan ibu untuk menjaga

kebersihan tubuhnya dan daerah kemaluan, beritahu ibu tanda

bahaya masa nifas (SAP terlampir), anjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang 6 hari lagi. Hal ini sesuai dengan teori (Maritalia,

2018) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan) bertujuan untuk

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi

dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan

berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia

uteri. Pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan

bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

terjadi hipotermi. Sehingga tidak ada kesenjangan antara praktik

dan teori.

Pada kunjungan 13 hari pos partum dilakukan

perencanaan meliputi memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa


292

ibu dalam keadaan baik, menanyakan keluhan selama nifas,

memotivasi ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin atau

setiap 2 jam sekali, memotivasi ibu untuk memberikan ASI saja

pada anaknya sampai umur 6 bulan, memberitahu ibu

pendidikan kesehatan tentang macam-macam alat kontrasepsi

(SAP terlampir), menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

dan menjaga kebersihan dirinya, menganjurkan ibu untuk tetap

makan makanan yang bergizi seimbang serta perbanyak minum

agar kebutuhan nutrisi ibu tercukupi, memberitahu ibu jadwal

imunisasi lengkap. Menurut Maritalia (2018) perencanaan yang

diberikan pada kunjungan 6 minggu post partum bertujuan untuk

menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami,

memberikan konseling KB (Keluarga berencana) secara dini.

Sehingga tidak ada kesenjangan teori dan praktik.

4. Standar IV : Implementasi

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. PA sesuai dengan

perencanaan tersebut diatas. Maka dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan pada Ny. PA tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dengan praktik.

5. Standar V : Evaluasi

Pada tahap evaluasi Ny. PA umur 23 tahun involusi uterus

berjalan dengan normal, pengeluaran pervaginam dalam batas

normal, jahitan tidak ada infeksi dan kering setelah 7 hari dan
293

bidan dalam memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan

pasien, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

E. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

Program KB merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak

dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,

perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas. (Abu Bakar, 2014)

1. Standar I : Pengkajian

a. Data Subjektif

Dari pengkajian kunjungan setelah 6 minggu Ny. PA

mengatakan ingin KB Kondom.

b. Data Objektif

Di peroleh data objektif dari pemeriksaan umum meliputi

keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tekanan

darah :100/70 mmHg, nadi : 80 x/menit, respirasi : 22 x/menit,

suhu : 36,5ºC. Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015)

tekanan darah normalnya 110/70-120/80 mmHg, nadi

normalnya 60-80 x/menit, suhu normalnya 36,5-37,5ºC,

respirasi normalnya 16-24 x/menit. Sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktik.

2. Standar II : Perumusan Diagnosa dan Masalah Kebidanan

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan pada pengkajian,

dapat ditegakkan diagnosa :


294

Ny. PA umur 23 tahun P1A0 dengan akseptor baru KB Kondom.

Tidak ada masalah ataupun diagnosa potensial yang timbul pada

kasus ini sehingga tidak dilakukan antisipasi tindakan

segera.Sehingga dalam penegakkan diagnosa bidan tidak mengalami

kesulitan dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

3. Penatalaksanaan

Pada tahap ini bidan menyusun rencana untuk Ny. PA dan

Tn. Dr yaitu memberitahu ibu hasil pemeriksaan, beritahu ibu dan

suami tentang KB Kondom, beritahu ibu bahwa KB Kondom

aman untuk ibu menyusui. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

4. Standar IV : Implementasi

Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Jadi tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

5. Standar V : Evaluasi

Berdasarkan pelaksanaan, dapat dievaluasi pada Ny. PA sudah

sesuai dengan pelaksanaan dan tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

Anda mungkin juga menyukai