Anda di halaman 1dari 4

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada studi kasus ini membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil

dari asuhan kebidanan Inter Profesi Education yang telah penulis lakukan mulai

pada Ny.P usia 28 tahun GIP0000 HPHT 31 januari 2021, TP 7 November 2021

dengan pembahasan sebagai berikut :

A. Pembahasan asuhan kebidanan kehamilan dengan Inter Profesi

Education

Pada kehamilan ini Ny. P telah memeriksakan kehamilan sebanyak 1 kali.

Pada trimester 1 USG dengan Dokter Obgyn dan periksa ke Puskesmas satu

kali pada saat ini. Kebijakan program pelayanan antenatal care yang terbaru

menetapkan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan untuk pemantauan

dan pengawasan kesejahteraan ibu dan janin minimal 6 kali selama kehamilan

yaitu pada kehamilan trimester satu 2 kali kunjungan oleh dokter dan bidan,

kehamilan trimester dua 1 kali oleh bidan, dan kehamilan trimester tiga

sebanyak 3 kali kunjungan oleh Dokter dan Bidan (Kemenkes,2020).

Pada pemeriksaan kehamilan pada tanggal 31 Maret 2021 pukul 09.00

WITA, diusia kehamilan 8 minggu 3 hari. Dilakukan pemeriksaan kehamilan

meliputi pemeriksaan fisik lengkap. Pada kunjungan pertama ini, didapatkan

berat badan Ibu menurun sebelum hamil 45 kg menjadi 43 kg. pada

pemeriksaan LILA didapatkan Lila ≤ 23,5 cm di katakan KEK ( Kekurangan

Energi Kronik). Terdapat ketidak sesuaian antara kasus dengan teori yang

26
27

mengatakan ibu hamil akan mengalami kenaikan ± 6,5-16.5 kg selama hamil

atau kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu (Sulistyawati, 2012). Pada Ny.

P di temukan masalah KEK dan penururnan berat badan di karenakan ibu

mengalami penurunan nafsu makan karena ibu mengalami demam dan batuk

pilek serta mual sejak 2 hari ini. Dengan masalah ini di lakukan Inter Profesi

Colaboration denga Program Gizi dan di berikan PMT ibu hamil dan KIE

tentang Nutrisi ibu hamil oleh pemegang program gizi di Puskesmas.

Untuk pemeriksaan gigi ibu di lakukan kolaborasi dengan Dokter Gigi dan

di dapatkan Gangren pada geraham ke 3 kanan bawah dan sisa akar gigi di

geraham ke 3 kiri bawah. Di lakukan Inter Profesi Education dengan dokter

Gigi dan ditemukan potensi masalah yang bisa menjadi keluhan ibu di

kemudian hari saat masa kehamilan berlangsung. Ibu dianjurkan untuk

mencabut gigi yang bermasalah saat setelah melahirkan karena pada saat hamil

apalagi Trimester 1 tidak di perkenankan untuk dilakukan tindakan pembiusan

(Rini Irmayanti, 2014) .

Pada saat Kunjungan ANC ini didapatkan fundus belum teraba. Pada

pertemuan pertama didapatkan hasil pemeriksaan umum yang meliputi

kesadaran composmentis, tanda vital yang terdiri dari tekanan darah yaitu

120/80 mmHg atau < 140/90 mmHg (Salmah, 2006), nadi yaitu 60-100 x/menit

(Varney, 2007), suhu tubuh yaitu 36,5-37,50C (Varney, 2007) , pernafasan

yaitu 16-20 x/menit (Varney, 2007). Mengacu pada teori yang ada, hasil

pemeriksaan tanda vital Ny.P yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 37,50C. Ibu mengeluh merasa demam


28

batuk pilek tapi tidak ada sesak . Pada Inter Profesi Education dilakukan

kolaborasi dengan dokter umun untuk mendapatkan terapi keluhan ibu, di

berikan terapi sesuai dengan keluhan ibu.

Ibu mengalami Hemoroid Gr III yang dialami sudah lebih dari 1 tahun ini.

Dalam hal ini selama kehamilan ini Ny. P tidak merasakan keluhan pada

Hemoroidnya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa hemoroid Gr III terjadi

prolaps hemoroid yang tidak bisa masuk sendiri. Pada ibu hamil hemoroid bisa

terjadi pada ibu hamil trimester akhir maupun awal karena pengaruh hormone

(Narouw N, 2014).

Pada pemeriksaan ANC ini ibu dilakukan pemeriksaan laboratorium

meliputi Hemoglobin, HbSag, HIV, Sifilis dan urin proterin dan reduksi. Pada

pemeriksaan laboratorium dilakukan Inter Profesi Education dengan Analis

Kesehatan dan di dapatkan hasil Hb 13,2 gr%, HBsAg, HIV dan Sifilis Non

Reaktif, protein urin dan reduksi negative. Hal ini sesuai dengan isi dari Buku

KIA terbaru bahwa setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan minimal 10

T. salah satu diantaranya adalah tes laboratorium, ini berarti terdapat

kesesuaian dengan teori dan praktik dilapangan.

Dengan melakukan pemantauan dan deteksi dini komplikasi dalam

kehamilan yang sudah sesuai dengan teori dengan melibatkan Inter Profesi

yang ada di Puskesmas di harapkan bahwa tujuan antenatal care yaitu

memantau kemajuan kehamilan, memantau kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin, mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social,

melakukan deteksi dini adanya ketidaknormalan serta mempersiapkan


29

persalinan yang cukup bulan dan selamat baik ibu maupun ibunya

(prawirohardjo).

Anda mungkin juga menyukai