Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Dari hasil studi kasus yang dilaksanakan sejak umur kehamilan 33 minggu

sampai 25 hari masa nifas berdasarkan teori asuhan kebidanan dengan

pendekatan manajemen kebidanan, maka penulis akan membuat suatu

pembahasan yang telah diberikan.

A. Kehamilan

Dari hasil pengkajian didapatkan data Ny. E usia 25 tahun G2P1A0

dengan Anemia Ringan dan Kekurangan Energi Kronik, usia ini adalah usia

reproduksi sehat untuk hamil dan bersalin, hal ini sesuai dengan teori menurut

Manuaba,2012, yang menyatakan bahwa usia reproduksi sehat untuk hamil dan

melahirkan adalah usia 20-30 tahun.

HPHT Ny. E pada tanggal 25-05-2017, berdasarkan tanggal tersebut

maka dapat kita perkirakan tafsiran persalinannya adalah tanggal 29-02-2018,

hal ini sesuai dengan rumus Naegle, hari ditambah tujuh, bulan dikurang tiga,

dan tahun ditambah satu (Manuaba 2012).

Kenaikan berat badan Ny. E selama hamil 12 kg, hal ini sesuai

menurut teori Rustam, 2010 yang menyatakan bahwa kenaikan berat badan

selama hamil antara 6,5 kg – 16,5 kg.

Menurut Depkes RI, 2012 Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat

Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Jakarta menyatakan bahwa

pelayanan/asuhan standar minimal adalah 10T yaitu timbang berat badan dan

136
137

ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan

atas), ukur tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung

janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama

kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus, temu wicara

(konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan. Pada Ny. E mendapatkan standar “10T”

yang telah dilakukan pada masa kehamilan.

Pemberian suntik TT pada Ny. E diberikan pada kehamilan ini. Ny. E

memiliki riwayat TT I dan II pada kehamilan yang lalu yang berjarak 4 tahun

dengan kehamilan saat ini. Hal ini sesuai dengan teori Saefuddin, AB 2012

yang mengatakan bahwa lama perlindungan TT 2 yaitu selama 3 tahun.

Kadar Hb Ny. E 10,8 gr/dl dan dikatakan Anemia dalam kategori

ringan, hal ini tidak sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo, 2012 bahwa

Hb normal ibu hamil antara 11 gr% - 12,5 gr%. Hasil pemeriksaan Hb, dapat

digolongkan yaitu: Hb 11 gr% : Tidak anemia, Hb 9-10 gr% : Anemia Ringan

Hb 7-8 gr% : Anemia Sedang, Hb ˂ 7 gr% : Anemia Berat. Pada Ny. E terjadi

anemia karena kurang defisiensi zat besi dan asupan nutrisi yang tidak cukup,

dan karna aktifitas terlalu berat sehingga kurang istrirahat.

Lingkar Lengan Atas pada Ny. E didapat 21,5 cm dan dikategorikan

Kekurangan Energi Kronik (KEK), hal ini tidak sesuai dengan teori menurut

Supariasa, 2012 bahwa lingkar lengan atas ibu hamil diatas 23,5 cm. kurang
138

nya kebutuhan gizi pada Ny. E sehingga tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan janin.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada Ny. E mengalami

perubahan fisiologis pada trimester III seperti pegal pinggang, nyeri perut

bagian bawah, hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro,2012 bahwa ibu hamil

pada trimester III akan mengalami perubahan fisiologis seperti pegal pada

pinggang, dan nyeri perut bagian bawah.

Ny. E yang hamil dengan Anemia ringan dan Kekurangan Energi

Kronik berpotensial mengalami perdarahan, persalinan lama, pertumbuhan

janin terhambat, kelahiran prematur, dan melahirkan bayi BBLR. Hal ini tidak

sesuai dengan teori Sarwono, 2014 yang mengatakan bahwa wanita yang hamil

dengan anemia dan kekurangan energi kronik memiliki kemungkinan

terjadinya kematian maternal yang disebabkan oleh keguguran, perdarahan,

persalinan prematur dan BBLR.

B. Persalinan

Pada tanggal 24 Februari 2018 pukul 03.00 WIB, ibu datang dengan

keluhan mules sering dan keluar lendir darah sejak pukul 01.00 WIB, keluhan

yang dirasakan oleh ibu merupakan tanda-tanda persalinan. Hal ini sesuai teori

menurut Manuaba 2012 yang menyatakan bahwa tanda-tanda persalinan yaitu

adanya his, pengeluaran lendir darah dan pengeluaran cairan berupa air

ketuban.

Berdasarkan HPHT ibu yaitu 25-05-2018 dan persalinan terjadi tanggal

24-02-2018 maka persalinan ibu termasuk persalinan aterm dengan umur


139

kehamilan 40 minggu 3 hari, umur kehamilan ini sesuai dengan teori

Manuaba,2012 yaitu persalinan aterm adalah persalinan antara umur

kehamilan 37 – 42 minggu

Penatalaksaan kala I yang diberikan pada ibu yaitu membimbing ibu

sewaktu ada his untuk menarik nafas panjang melalui hidung dan dikeluarkan

melalui mulut dan memberikan makan dan minum diluar his. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Prawihardjo, 2012 yang menyatakan

bahwa penanganan dalam kala I adalah membimbing ibu untuk rileks

sewaktu ada his yaitu dengan cara menarik nafas panjang, tahan nafas

sebentar, kemudian lepaskan dengan cara perlahan-lahan sewaktu ada his dan

memberikan makan dan minum di luar his.

Penggunaan partograf pada Ny. E tidak melewati garis waspada dan

setiap bagian dari partograf dicatat sesuai dengan hasil observasi. Hal ini

sesuai dengan teori Saefudin (2012).

Pukul 09.00 WIB ibu mengatakan mules semakin kuat dan ada rasa ingin

meneran seperti BAB, pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan lengkap

(10 cm), ketuban pecah spontan pada pukul 09.25 WIB warna putih jernih,

terlihat tanda gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan anus, perineum

menonjol dan vulva membuka. Hal ini sesuai dengan teori menurut

Wiknjosastro (2012), yang menyatakan bahwa kala II dimulai dari dilatasi

serviks lengkap sampai bayi lahir yang ditandai dengan keinginan ibu untuk

meneran, perineum menonjol, terlihat kepala janin di lubang vulva dan anus

membuka seperti lubang,.


140

Lama kala II persalinan Ny. E berlangsung selama 25 menit, hal ini

sesuai dengan teori Wiknjosastro, 2012 yang menyatakan pada multigravida,

kala II berlangsung rata-rata 1-2 jam, dan pada multigravida 30 menit-1 jam.

Menurut Niels Bergman (2013) sesaat setelah lahir bayi yang normal

baiknya dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Bayi dapat menyusu sendiri

segera setelah lahir dengan meletakan bayi di dada atau di perut ibunya segera

setelah lahir, kulit ibu melekat dengan kulit bayi. Kulit ibu mampu

menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan oleh bayi (regulator

suhu). Pada Ny. E sesaat setelah lahir dilakukan IMD, dalam hal ini tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada persalinan kala III pada Ny. E terdapat tanda-tanda pelepasan

plasenta seperti semburan darah tiba- tiba, tali pusat memanjang, uterus

globuler. hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro, 2012 yang mengatakan

tanda- tanda pelepasan plasenta seperti semburan darah tiba-tiba, tali pusat

memanjang, uterus globuler.

Pada persalinan kala III pada Ny. E penulis menerapkan manajemen

aktif kala III yaitu memberikan injeksi oxytosin 10 IU secara IM,

penegangan tali pusat terkendali dan massase fundus segera setelah plasenta

lahir. hal ini sesuai dengan teori JNPKKR-POGI dalam Asuhan Persalinan

Normal, 2012 manajemen aktif kala III yaitu memberikan injeksi oxytosin

10 IU secara IM, penegangan tali pusat terkendali dan massase fundus segera

setelah plasenta lahir


141

Kala III pada Ny. E berlangsung 5 menit setelah bayi lahir. Hal ini

normal karena menurut teori lama kala III berlangsung tidak lebih dari 30

menit setelah bayi lahir (Saifudin, 2012).

Jumlah darah yang keluar pada Ny.E selama proses persalinan sampai 2

jam postpartum sebanyak ±100cc, hal ini sesuai dengan teori Saiffuddin

2012 bahwa perdarahan normal bila jumlahnya tidak melebihi dari 500 cc.

C. Nifas

Pada kunjungan 6 jam post partum Ny. E mengatakan perut masih

terasa mulas, keadaan umum baik, pemeriksaan dalam batas normal,

kontraksi uterus baik, perdarahan normal, ASI eksklusif, TFU 2 jari dibawah

pusat, Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo, 2012 bahwa TFU setelah

plasenta lahir yaitu 2 jari bawah pusat.

Pengeluaran lochea pada Ny. E adalah lochea rubra yang berwarna

merah kehitaman, hal ini sesuai dengan teori Manuaba, 2012 bahwa

pengeluaran lochea rubra pada hari 1-3 hari masa nifas berwarna merah

kehitaman.

Pada kunjungan nifas hari ke-6 Ny. E mengatakan tidak ada keluhan.

Keadaan umum baik, pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal.

ASI lancar, Tinggi fundus uteri Ny. E pertengahan pusat - sympisis, hal ini

sesuai dengan teori Winkjosastro, 2012, yang mengemukakan bahwa TFU 6

hari pertengahan pusat – sympisis.


142

Pengeluaran lochea Ny. E adalah lochea sanguinolenta berwarna putih

bercampur darah, hal ini sesuai dengan teori Manuaba, 2012 bahwa lochea

sanguinolenta keluar dari 3-7 hari dengan warna putih bercampur darah.

Pada kunjungan 6 hari post partum pada Ny. E tidak ditemukan adanya

tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. Hal ini sesuai dengan teori

Saefuddin, 2012 yang mengatakan pada kunjungan 6 hari setelah persalinan

yaitu memastikan involusi uterus berjalan normal dan tidak ada tanda

infeksi.

Pada kunjungan hari ke 25 post partum keadaan umum Ny. E dalam

keadaan baik, pengeluaran ASI lancar, pengeluaran lochea alba, sesuai

dengan teori Manuaba, 2012 bahwa lochea alba keluar setelah hari ke-14.

Tinggi fundus uteri Ny. E sudah tidak teraba, hal ini sesuai dengan teori

Winkjosastro, 2012, yang mengemukakan bahwa TFU 2 minggu tidak teraba

diatas simpisis.

Memberikan konseling untuk ber-Kb setelah 42 hari postpartum. Ibu

mengatakan ingin ber –KB Suntik 3 bulan. Alasan ibu memilih Kb suntik

tidak bulan karna kemauan ibu dan sebelumnya pernah menggunakan Kb ini.

D. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. E pada 1 menit dan 5 menit pertama setelah lahir yaitu

9/10, Berdasarkan apgar score yang didapat, bayi Ny. E dalam keadaan sehat

dan sesuai dengan teori Prawirohardjo, 2012, yang menyatakan bahwa apgar

score yang normal pada bayi baru lahir adalah 7-10.


143

Menurut Marmi (2015) klasifikasi bayi baru lahir normal adalah berat

lahir antara 2500-4000 gram, dengan usia gestasi 37-42 minggu. By. Ny. E

lahir pada usia kehamilan 40 minggu 3 hari dengan berat lahir 3024 gram.

Hal ini sesuai dengan teori tentang klasifikasi neonatus, By. Ny. E termasuk

dalam klasifikasi NCB SMK (Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa

Kehamilan).

Setelah lahir bayi Ny. E dilakukan asuhan seperti memotong dan

merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh, melakukan perawatan

mata, melakukan pemeriksaan fisik bayi, memberikan vitamin K. Hal ini

sesuai dengan teori menurut Saifuddin, AB 2012.

Menurut Saifuddin, AB 2012 dalam melakukan perawatan mata yaitu

dianjurkan menggunakan eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1%. Pada bayi

Ny. E dilakukan perawatan mata dengan menggunakan chloramphenicol 1%,

dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dikarenakan

isi kandungan dari obat tersebut sama yaitu dapat bekerja pada bakteri gram

positif.

Menurut Saifuddin, AB 2012 semua bayi baru lahir normal diberikan

vitamin K secara IM dengan dosis 1mg. Bayi Ny. E dilakukan penyutikkan

vitamin K1 (phytometadione) secara IM dengan dosis 1mg di 1/3 paha bagian

luar sebelah kiri. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

Menurut Kementrian Kesehatan RI, 2010 dalam asuhan bayi baru lahir

normal harus diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) yang diberikan 1-2 jam
144

setelah penyuntikan vitamin K, yang bertujuan untuk mencegah penularan

Hepatitis B melalui ibu ke bayi yang dapat menyebabkan kerusakan hati.

Vaksin Hepatitis B dapat diberikan selambat-lambatnya 7 hari setelah

persalinan. Bayi Ny. E segera diberikan imunisasi Hepatitis B 1 jam setelah

penyuntikan vitamin K. Dalam hal ini tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan praktek.

Pada kunjungan hari ke 6 keadaan umum bayi Ny. E baik, kulit bayi

kemerahan, menyusu kuat. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal,

tidak ditemukan tanda bahaya bayi baru lahir ,Tali pusat sudah puput. Tanda-

bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir adalah penafasan kurang

dari 40 x/menit atau lebih bari 60 x/menit, suhu >38˚c atau <36˚c, warna

tubuh bayi kuning, reflek hisap bayi lemah, bayi tidak menyusu serta tali

pusat berdarah dan berbau busuk (Saifuddin, 2013).

Pada kunjungan hari ke 25 keadaan umum bayi Ny. E baik, gerak aktif,

reflek hisap (+), kulit kemerahan hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal,

BB: 4300 gr (berat badan bertambah). Tidak ditemukan tanda bahaya bayi

baru lahir. Tanda- bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir adalah

penafasan kurang dari 40 x/menit atau lebih bari 60 x/menit, suhu >38˚c atau

<36˚c, warna tubuh bayi kuning, reflek hisap bayi lemah, bayi tidak menyusu

serta pusat keluar cairan atau berbau busuk (Saifuddin, 2013).

Anda mungkin juga menyukai