Pembahasan
Manado pada bulan Agustus 2015 sampai Juni 2016. Dalam memberikan asuhan
pendokumentasian asuhan.
1. Kehamilan
nadi 80x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu badan 36,5ºC, berat badan 50 kg,
tinggi badan 157 cm, lingkar lengan atas (LILA) 23 cm, pemeriksaan Leopold
mendeteksi secara dini kesehatan Ny. S.N sesuai dengan tujuan asuhan
142
143
24x/menit, suhu badan 36,8ºC, berat badan 54 kg, Leopold I tinggi fundus
punggung dan dibagian kiri teraba ekstremitas, Leopold III bagian bawah
perut ibu teraba kepala belum masuk PAP, dan tidak dilanjutkan dengan
berat badan sebelumnya 50 kg menjadi 54 kg, hal sesuai dengan teori menurut
baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,5 kg,
ada dua yaitu retensi (penahanan) air dan garam karena gestosis dan
tertekannya pembuluh darah, karena bagian terendah janin mulai masuk pintu
atas panggul. Bengkak pada wajah, tangan dan kaki disertai dengan tekanan
darah tinggi dan sakit kepala sangat berbahaya bila dibiarkan karena bias
kematian pada ibu dan janin. Namun dalam kasus Ny. S.N tidak terjadi
minggu ibu mengatakan sering buang air kecil dan sakit pinggang hasil
suhu badan 36,8ºC, berat badan 58 kg. Pemeriksaan leopold TFU 31 cm teraba
144
bokong, leopold II dibagian kanan perut ibu teraba punggung dan dibagian kiri
perut ibu teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas, leopold III dibagian
bawah perut ibu teraba bulat, keras yaitu kepala, leopold IV kepala sudah
antara teori dan kasus karena menurut Walyani (2015) ini merupakan hal yang
fisiologis pada saat hamil dikarenakan rahim yang semakin besar dan turunnya
badan dan tinggi badan, tekanan darah, pengukuran tinggi fundus, pemberian
tablet tambah darah (tablet Fe), pemberian imunisasi TT, pemeriksaan Hb,
dari 14T yaitu : timbang berat badan tinggi badan, ukur tekanan darah,
temuwicara (konseling).
2. Persalinan
145
Kala I pukul 15.00 wita hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
suhu 36ºC. Hasil pemeriksaan dalam portio tipis dan lunak, pembukaan 6 cm,
ketuban sudah pecah, presentasi kepala, penurunan Hodge II-III, posisi UUK
sudah ada tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir bercampur darah dan
adanya his yang datang lebih kuat menjalar ke depan, sering dan teratur
Menurut teori Nurasiah (2012), kala I terdiri dari fase laten dimulai sejak
jam, dan fase aktif frekuensi atau lamanya kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap ±3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama ±40 detik,
Pada kasus Ny. S.N berlangsung Kala I 12 jam dihitung dari ibu merasakan
mules sampai pembukaan lengkap. Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus yang begitu berarti karena dipantau melalui partograf
dan tidak melewati garis waspada. Faktor pendukung dalam proses persalinan
146
yaitu dengan adanya power, pasenger, dan passege ketiga faktor utama ini
Pada kala II dan III di tolong oleh dokter dan bidan RSUP DR.R.D Prof.
Kandou. Kala IV pada responden yaitu TTV batas normal 110/80 mmHg,
Tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir setinggi pusat, kontraksi baik,
pengeluaran darah selama proses persalinan yaitu ± 250 cc. Pengeluaran darah
pada kasus Ny. S.N masih dalam batas normal dan sesuai dengan teori.
Persalinan pada responden tidak ada komplikasi sesuai dengan teori yang
menit sekali.
Ibu dan keluarga diajarkan menilai kontraksi dan masase uterus agar
meletakkan telapak tangan pada perut dan melakukan gerakan memutar searah
Kunjungan bayi baru lahir (BBL) 2 jam pertama hasil dari pemeriksaan
berat badan bayi 3200 gram, panjang badan 48cm, apgar score 8-10, nadi
147
spontan, kuat, tonus otot positif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-
laki, anus ada dan tidak ada cacat bawaan. Sesuai dengan teori menurut Marmi
(2012) yang menyatakan berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52
cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35, nadi 120-160x/ menit,
sub kutan cukup, rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, genetalia perempuan labia mayora
sudah menutupi labia minora. laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada,
reflek hisap dan menelan sudah terbentuk baik, reflek morro atau gerak
memeluk bila dikagetkan sudah baik, reflek graps atau menggenggam ada.
Kunjungan I, bayi baru lahir umur 2 jam tindakan yang dilakukan pada
dan mencegah infeksi nosokomial. Dengan cara kontak kulit bayi dengan ibu,
membuat bayi lebih tenang sehingga didapat pola tidur yang lebih baik. Bayi
umur 6 jam bayi belum dimandikan, terjadi kesenjangan dengan teori Tando
(2013) yang mengemukakan bayi baru lahir dapat dimandikan setelah 6 jam.
Bayi belum dimandikan karena keterbatasan fasilitas untuk air hangat, bayi
Puskesmas Batua Makassar sudah sangat mengerti dan memahami akan IMD
148
itu sendiri, sehingga mereka selalu melakukan IMD pada saat membantu
persalinan, menurut para informan IMD sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi
karena IMD kontak batin antara ibu dan bayi dapat terjalin erat, bayi juga
Kunjungan II, 6 hari hasil pemantauan keadaan bayi dalam batas normal
tidak ditemukan masalah atau komplikasi keadaan bayi baik, tali pusat masih
terbungkus dengan kassa. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif
bahaya pada bayinya. Terjadi kesenjangan antara kasus dan teori, sesuai dengan
teori menurut Marmi (2012) karena terdapat beberapa perbedaan seperti masih
membungkus tali pusat dengan kasa steril berisi betadine yang seharusnya
lembab atau basah. Sedangkan pada pemeriksaan yang dilakukan pada bayi
responden tali pusat masih dibungkus dengan kassa. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Sukarni dkk (2012) di Bidan Praktik Mandiri Soraya Kecamatan
Kemuning Palembang yaitu rata-rata lama pelepasan tali pusat pada kelompok
yang dirawat secara terbuka adalah 5 sampai 6 hari sedangkan untuk kelompok
yang dirawat secara tertutup didapat nilai rata-rata pelepasan tali pusatnya 6
sampai 7 hari, dari data tersebut tergambar bahwa secara rata-rata metode
perawatan tali pusat dengan membiarkannya terbuka tanpa di tutupi apapun atau
tanpa dibubuhi obat apapun akan lebih cepat puput dibandingkan dengan
normal, tali pusat telah puput pada umur 7 hari tanggal 27 februari 2016, tidak
ada terjadi ikterus, bayi menyusu ASI sesuai dengan kebutuhan. Tidak terjadi
4. Nifas
mules. Hal ini bersifat fisiologis karena pada saat itu uterus secara berangsur-
diminum segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan selang waktu
minimal 24 jam, telah diberikan dan telah diminum. Tidak terjadi kesenjangan
antara kasus dan teori karena menurut Martalia (2012) Vitamin A (200.000
fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong, pengeluaran lochea rubra, semua hasil pemantauan tidak ada kelainan
mengatakan kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi
Anggraini (2010) bahwa kunjungan nifas pertama yaitu pada 6 jam sedangkan
adalah tinggi fundus uteri pertengahan antara pusat dan sympisis, kontraksi
berwarna merah kuning, bau khas, konsistensi cair, ibu memakan makanan
bergizi, tidak ada pantangan, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI
lancar, ibu menyusui bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi
sesuai teori Ambarwati (2010) Kunjungan 6 hari yaitu menilai adanya tanda-
tanda bahaya nifas memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan
responden adalah tinggi fundus uteri pada 2 minggu postpartum sudah tidak
kecoklatan, ibu memakan makanan bergizi, tidak ada pantangan selama masa
nifas, dan ibu istirahat yang cukup, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui
bayinya dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan bayi sesuai dengan teori
S.N adalah tinggi fundus uteri sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran lochea
152
alba yang berwarna keputihan. Menganjurkan ibu ber-KB dan ibu ingin KB
ibu atau bayi alami dan memberikan konseling untuk KB secara dini.
5. Keluarga Berencana
sendiri untuk memilih alat kontrasepsi sesuai dengan teori. Dalam pengkajian
subur siklus menstruasi yang tidak teratur, timbulnya jerawat, pusing, sakit
kepala, dan peningkatan berat badan. Berdasarkan data yang diperoleh tidak
tidak normal.
telah disuntik KB 3 bulan dan tanggal kembali pada tanggal 24 juni 2016.
153
Menurut Mulyani (2013), efek samping KB suntikan yaitu gangguan haid atau