(Saefudin, 2011).
Perabaan 0/5 bagian, hal tersebut karena 5 bagian terbawah janin sudah
masuk PAP, hal tersebut dapat dilihat dari pemeriksaan vaginal toucher bahwa
2 jam kemudian ada kemajuan dengan hasil ibu sudah dalam kala II
persalinan, his 5 kali dalam 10 menit lamanya 50 detik, kuat, teratur dan relaksasi
positif, pembukaan ibu sudah lengkap dan kepala janin sudah di Hodge IV, ada
pengeluaran lendir darah, ketuban pecah spontan pada pukul 21.00 WIB dengan
warna jernih. Dalam teori disebutkan bahwa apabila sudah mendekati persalinan
his akan meninggi menjadi 5 kali dalam 10 menit atau lebih lamanya dari 40-50
detik atau lebih kuat, serta kepala janin akan turun kedasar panggul (Hodge IV)
dan terdapat tanda-tanda kala II yaitu ibu merasakan ingin meneran, vulva dan
spingter ani membuka, ibu merasakan adanya tekanan pada anus. Sehingga dapat
dikatakan kondisi ibu tersebut sudah sesuai dengan teori kemajuan persalinan
(JNPK-KR/POGI, 2010).
lahirnya bayi masih dikatakan normal karena menurut teori pada multigravida
kala II berlangsung 1 jam/60 menit dan pada mutigravida kala II normalnya tidak
lebih dari 1 jam (Rukiyah dkk, 2013). Dalam teori dijelaskan bahaya pada
berlangsung > 1 kali 60 menit pada multigravida, bahaya pada bayi bisa
mengakibatkan bayi mati karena mengurangi jumlah oksigen ke plasenta dan pada
154
155
ibu bisa menyebabkan perpanjangan pada kala I, partus lama pada kala II retensio
plasenta pada kala III dan perdarahan pada kala IV (Prawirohardjo, 2011).
Atas dasar ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan bertambah kuat, ibu juga
vaginanya. Ibu megatakan semakin meningkatnya tekanan pada bagian anus dan
vagina seakan-akan bayi ingin segera lahir, ibu juga rasanya ingin mengedan
(ingin BAB).
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan saat ini bahwa keadaan ibu dan janin baik,
semangat., anjurkan ibu untuk minum, Menyeka keringat ibu dengan handuk agar
pakaian dengan yang besih dan kering serta menyerap keringat, mengajarkan ibu
cara mengedan yang baik, mendekatkan semua peralatan yang akan digunakan
pada saat persalinan sesuai dengan asuhan persalinan normal, membantu kelahiran
bayi dan pendokumentasian hasil pemeriksaan serta semua asuhan yang sudah
menangis kuat, tidak ada bayi kedua. Dalam teori disebutkan bahwa Persalinan
156
(Prawirohardjo, 2011).
Pada kala II persalinan ketika kepala bayi 5-6 cm berada di depan vulva bidan
melakukan episiotomi karena perineum ibu yang kaku. Dalam teori disebutkan
bahwa ada beberapa indikasi dilakukan episiotomi yaitu ketika gawat janin,
persalinan lama, persalinan dengan vacum atau forcep, dan perineum yang
kaku(JNPKKR,2008). Hal diatas sudah sesuai dengan teori, namun pada saat
Bayi lahir spontan jenis kelamin perempuan pada pukul 21.30 WIB. Kala II
dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir (JNPK-KRI, 2008), sehingga dapat
disimpulkan waktu persalinan kala II tidak sesuai dengan teori yang ada dan
masih dikatakan normal. Pada saat persalinan tidak ada ruptur pada mukusa dan
Segera setelah lahir bayi langsung dikeringkan dengan kain bersih dan kering,
kemudian dilakukan penilaian selintas, yaitu warna kulit kemerahan, tonus otot
aktif, dan menangis kuat dan APGAR score 9/10, score 9 artinya seluruh tubuh
kemerahan (score 2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), sedikit gerakan
mimik menyeringai (score 1), ektremitas fleksi (score 2), usaha bernafasnya baik,
menangis kuat (score 2) dan pada menit ke 5 nilai apgar scorenya adalah 10,
artinya, artinya seluruh tubuh kemerahan (score 2), detak jantung 110 kali per
menit (score 2), gerakan aktif (score 2), Gerakan aktif, ekstremitas fleksi (score
2), usaha bernafasnya baik, menangis kuat (score 2). Klasifikasi klinik 7-10 bayi
157
normal, 4-6 untuk bayi asfiksia ringan-sedang, nilai 0-3 untuk bayi asfiksia berat
(Prawirohardjo, 2011). Dapat disimpulkan bahwa apgra scorenya normal yaitu >
menit sampai 1 jam. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya
segera setelah lahir paling sedikit satu jam setelah bayi lahir dan tali pusat masih
tersambung dengan plasenta, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit
bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini
berlangsung setidaknya 1 jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu
sendiri. Bayi diberi topi dan diselimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi
dukungan dan membantu ibu selama proses ini. Ibu diberi dukungan untuk
mengenali bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan. JNPK-KR,
(2011).
pada pukul 21.30 WIB apgar score 8/9. Kala II berlangsung selama ± 30 menit,
dalam teori disebutkan bahwa kala 2 pada multigravida berlangsung 2 jam dari
disimpulkan waktu persalinan kala II tidak sesuai dengan teori yang ada namun
yang tidak sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 60 langkah. Yaitu pada saat
Pemeriksaan objektif pada kala III didapatkan hasil pemeriksaan yaitu fundus
terlihat semburan darah secara tiba-tiba dan tali pusat memanjang. Keadaan ini
beberapa hal yaitu perubahan dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan
darah yang tiba-tiba dan singkat. Dalam teori disebutkan hal tersebut merupakan
tanda dari pelepasan plasenta, maka dapat disimpulkan sesuai dengan teori
(JNPK-KR,2008).
Kustner dimana tali pusat dikencangkan dan tangan diletakkan diatas disimfisis,
bila tali pusat masuk kembali berarti plasenta belum lepas. (Prawirohardjo,2011)
pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh
(2010) disebutkan kelahiran plasenta normal 15 menit setelah bayi lahir. Maka
dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dikatakan normal dan sesuai dengan teori.
159
Plasenta lahir lengkap dengan berat dengan berat kurang lebih 500 gram,
dengan bagian maternal yaitu kotiledon 20 lobus ,diameter 22 cm, ketebalan 2,5
cm, panjang tali pusat 50 cm, berat lebih kurang 500 gram, tidak ada pengapuran
dan fetal yaitu kotiledon 20 lobus. Hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat, dalam teori disebutkan setelah plasenta
lahir tinggi fundus 1 jari dibawah pusat hal tersebut sesuai dengan teori yang ada.
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (teraba keras) selama 15 kali
dalam 15 detik sampai uterus mengeras dan berkontraksi. Hal ini menunjukan
Darah yang keluar ± 150 ml normal karena dalam teori dikatakan perdarahan
kala III ±250cc (Obstetri Fisiologi, 1983), serta melakukan massage selama 15
detik dan mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa yaitu P3A0 kala
III. Kala III, asuhan yang telah diberikan telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan, adanya kesenjangan pada asuhan kala III antara teori dengan praktek
dilapangan dimana tali pusat tidak dilakukan pemotongan segera tetap tersambung
antara tali pusat dengan bayi sampai terdapat tanda pelepasan plasenta, kemudian
pemotongan tali pusat dilakukan oleh suami dengan di bimbing oleh bidan serta
penyuntikan oksitosin 10 unit 1 menit setelah bayi, tidak menjepit tali pusat dan
tidak memotong tali pusat, melakukan manajeman aktif kala III yaitu melakukan
masase fundus uteri dan pemotongan tali pusat dilakukan oleh suami dengan
posisi bayi berada di atas perut ibu, melakukan Inisiasi menyusu dini (IMD), dan
2. Pembahasan Kala IV
Pada data subjektif ibu mengaku masih merasa mules hal ini karena otot
setelah lahirnya bayi sehingga timbul rasa mules (Winkjosastro, 2009). Ibu
merasa sakit dari luka jalan lahir hal itu merupakan hal yang fisiologis.
fundus 1 jari di bawah pusat, tidak terdapat luka laserasi, dalam teori fundus uteri
bahwa ibu P3A0 kala IV dengan tidak ada luka laserasi jalan lahir dan kulit
perinieum (Prawirohardjo,2009).
Asuhan yang diberikan pada kala IV juga dilakukan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Dimana pemantauan 2 jam pasca persalinan telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan yaitu tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih
dan darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit
selama 1 jam kedua kala IV. Selain itu memantau temperatur tubuh setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan. Kemudian semua hasil pemeriksaan telah
pemeriksaan, tidak melakukan penjahitan luka perineum karena tidak ada laserasi
jalan lahir , membersihkan ibu, anjurkan ibu untuk minum dan makan,
melakukan pemrosesan alat bekas pakai, mengajarkan ibu dan keluarga untuk
memeriksa rahim (masase uterus), menjelaskan tanda bahaya masa nifas, anjurkan
ibu untuk tidak menahan pipis, observasi kala IV dan mendokumentasikan semua
Dalam literature Rukiyah, dkk (2013) Pengkajian data bayi baru lahir data
diperoleh dari anamnesa (dari ibu, suami dan keluarga) dan observasi melalui
petugas kesehatan dengan ibu (termasuk suami dan keluarga) dan pemeriksaan
fisik dilakukan sesuai standar pelayanan kebidanan. Pada pemeriksaan umum dan
sistematis menunjukan keadaan bayi dalam keadaan sehat (dalam batas normal
menggunakan handscooon. Hal ini sesuai dengan penanganan bayi baru lahir
Riwayat persalinan dan nifas ibu dalam keadaan normal, keadaan bayi lahir
baik dengan APGAR score 9/10, score 9 artinya seluruh tubuh kemerahan (score
2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), gerakan aktif (score 2),
ektremitas sedikit fleksi (score 1), usaha bernafasnya baik, menangis kuat (score
162
2) dan pada menit ke 5 nilai apgar scorenya adalah 10, artinya, artinya seluruh
tubuh kemerahan (score 2), detak jantung > 100 kali per menit (score 2), gerakan
aktif (score 1), Gerakan aktif, ekstremitas fleksi (score 2), usaha bernafasnya
baik, menangis kuat (score 2). Dalam teori disebutkan bahwa bayi baru lahir
normal nilai apgar >7, maka bayi tersebut dikatakan dalam keadaan normal.
(Prawirohardjo, 2011).
Pada saat bayi lahir bayi segera mengeluarkan mekonium berwarna hitam
pekat, dalam teori disebutkan bahwa bayi dalam 24 jam pertama lahir
mengeluarkan mekonium sampai 2-3, selanjutnya pada hari 4-5 berwarna coklat
kehijauan, kemudian kuning, lembek jika minum air susu ibu. Hal tersebut sesuai
dengan teori dimana bayi telah mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama
dan menunjukkan bahwa bayi tidak terdapat atresia ani (Rukiyah dkk,2013).
Pemeriksaan tanda-tanda vital denyut nadi 142 kali per menit, dalam teori
denyut nadi bayi baru lahir normal adalah 120-160 kali per menit. Hal diatas
sesuai dengan teori, dapat disimpulkan bahwa denyut nadi bayi normal.
Pemeriksaan pernafasan bayi 45 kali per menit, dalam teori disebutkan bahwa
frekuensi pernafasan bayi baru lahir yang normal adalah 40-60 kali per menit,
Suhu bayi 36,7o C, dalam teori dijelaskan suhu yang normal pada bayi baru
lahir adalah 36,5 derajat celcius sampai 37,5o C derajat celcius. Kesimpulannya
Pemeriksaan antropometri yaitu 3200 gram, dalam teori berat badan bayi
normal antar 2500-4000 gram, Panjang badan 50 cm dalam teori pangjang badan
normal 48-52 cm, Lingkar dada 32 cm dalam teori lingkar dada normal 30-38 cm,
163
lingkar kepala 34 cm dalam teori 33-38 cm. Maka dapat disimpulkan antropometri
teori disebutkan pemeriksaan bayi baru lahir biasanya bayi perempuan labia
mayora sudah menutupi labia minora (Adsense, 2011). Hal diatas sesuai dengan
teori.
Penulis membuat diagnosa Neonatal cukup bulan sesuai masa kehamilan usia
6 jam normal. Atas dasar bayi lahir pada usia kehamilan 39 minggu lebih 5 hari
(BBL 3200 gram dan PBL 50 cm, lingkar dada 32 cm, LILA 11 cm, lingkar
kepala 34 cm) lahir dengan persalinan spontan pada tanggal 14 Juli 2021 pukul
21.30 WIB.
masalah atau komplikasi pada bayi baru lahir. Penulis tidak menuliskan
kebutuhan terhadap tindakan segera atau kolaborasi (pada bayi baru lahir) dengan
tenaga kesehatan lain karena tidak ada masalah potensial pada kasus ini.
sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir. Adapun rencana asuhan yang diberikan
konseling tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, memberikan konseling
tentang pemberian ASI yang baik dan tepat, memberikan konseling perawatan tali
164
pusat pada bayi dan mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang telah
telah dibuat sebelumnya dan sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas. Bayi
tidak memerlukan minuman dan makanan lain selain ASI (JNPK-KR, 2008). Pada
seharusnya diberikan dalam waktu 1 jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis ini
tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran (JNPK-KR, 2008).
Bayi Ny. N sudah diberikan salep mata. Dalam teori beri salep mata pada
setelah IMD. Hal diatas sudah sesuai teori, dimana bidan telah memberikan salep
kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir. Bayi Ny.
kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1 (JNPK-KR, 2008). Hal diatas sudah
sesuai teori yaitu bayi Ny. N disuntikan HB0 setelah 1 jam suntik Vit K.
Evaluasi yang diberikan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh bayi baru
lahir. Dalam evaluasi ini ibu termasuk suami dan juga keluarga sudah mengerti
165
tentang penjelasan hasil pemeriksaan bayi baru lahir yang telah diberikan bidan.
Ibu juga dapat menjelaskan kembali tentang informasi yang telah disampaikan
mengenai hasil pemeriksaan bayi baru lahir, tindakan medis yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir serta anjuran-anjuran yang harus dilakukan pada bayi baru
lahir serta informasi lainnya yang berkaitan dengan kondisi bayi baru lahir.
Bayi Ny. N dimandikan setelah 7 jam. Dalam teori bayi minimal setelah 6
Memandikan bayi ibu dan ajarkan cara memandikan yang baik dan benar, ibu cara
perawatan tali pusat, Memberikan konseling pada ibu untuk selalu menjaga
benar, Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar, Menganjurkan ibu
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi. Semua hasil pemeriksaan dan asuhan
langkah Varney.
Bergerak aktif, Ibu mengaku bayinya, mau dan dapat menghisap puting
susunya dan menyusu dengan kuat dan dapat menelan ASI nya, tali pusat tidak
memerah, dan sudah puput pada hari keenam, dalam teori disebutkan bahwa tali
pusat akan puput pada usia 5-7 hari, maka hal tersebut dikatakan sesuai dengan
Bayi sudah buang air besar 3x/hari hitam kehijauan dan buang air kecil 6-
7x/hari berwarna kuning, dalam teori disebutkan mulai 24 jam pertama lahir
sampai hari kedua dan ketiga, selanjutnya pada hari ke empat dan kelima
berwarna coklat kehijauan, kemudian kuning, lembek jika minum air susu ibu.
Bila minum PASI berwarna keabu-abuan dan berbau sedikit membusuk, defekasi
teori disebutkan bahwa bayi baru lahir akan mengalami penurunan dalam berat
badannya sekitar 10 hari pertama setelah melahirkan, hal ini dikarenakan bayi
akan mengalami fase adaptasi dengan dunia luar (Prawirohadjo, 2009). Sehingga
dapat disimpulkan sesuai dengan teori karena tidak semua bayi akan mengalami
dunia luar, asalkan bayi dalam keadaan sehat dan normal, kesenjangan tersebut
tidak begitu dipermasalahkan. Di lapangan ternyata berat badan bayi pada hari
keenam kembali mengalami peningkatan sebanyak 100 gram dari 3200 gram
menjadi 3300 gram. Hal ini dikarenakan bayi Ny.N menyusunya adekuat dan
Berat badan bayi baru lahir hari ke 14 adalah 3300 gram,dan telah terjadi
peningkatan dari sebelumnya 3200 gram dan sekarang menjadi 3300 gram, berarti
telah terjadi penambahan berat badan 300 gram pada kunjungan 2 minggu. Secara
keseluruhan telah terjadi peningkatan berat bada bayi Ny. N sejak lahir sampai
167
sekarang adalah 700 gram. Hal ini normal karena bayi tersebut sering menyusu
Bayi menyusu tiap menangis atau jam sekali. Ibu mengatakan bahwa bayinya
belum di immunisasi BCG. Intervensi yang diberikan adalah memberitahu ibu dan
keluarga bahwa bayi dalam keadaan baik, memberi penkes ibu imunisasi BCG
dan Polio 0, mengingatkan ibu mengimunisasi bayi sesuai jadwal yang telah
vital TD 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 21 kali/ menit, Suhu 36,5 o C,
168
fundus uteri ibu 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong
perineum tidak ada luka laserasi, pengeluaran lochea warna merah (rubra) darah
yang keluar 10 cc, dalam teori dikatakan bahwa apabila setelah lahir plasenta
maka fundus akan mengecil (involusi) akan tetapi proses involusinya bertahap,
sedangkan umumnya pada ibu pasca bersalin TFU akan berinvolusi 1-2 jari
bawah pusat (Saleha,2009). Sehingga dapat dikatakan keadaan TFU ibu sudah
normal dan sesuai serta perdarahan ibu normal karena hanya 10 cc.
Penulis membuat diagnosa awal ibu P3A0 6 jam Postpartum, atas dasar ibu
telah dibuat sebelumnya dan sesuai dengan teori-teori yang telah dibahas yaitu
meberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini, memberi ibu vit A 200.000 IU,
memberi ibu antibiotik 500 mg, memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan
saat ini adalah normal, Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, mengajarkan ibu
cara perawatan luka perineum, menganjurkan ibu BAK di toilet sebagai mobilisasi
dibandingkan dengan teori yang sudah sesuai (Varney, 2007). Asuhan yang
intervensi pada kunjungan sekrang hanya mengingatkan kembali agar ibu bisa
14 hari kemudian pada saat pengkajian data objektif TFU ibu sudah tidak
teraba, ada pengeluran cairan berwarna kuning dan tidak tampak darah dalam
teori disebutkan bahwa pada masa involusi hari ke 14 sudah fundus tidak teraba
dan pengeluaran lokea serosa ( berwarna kuning tidak berdarah lagi), hal tersebut
ibu tanda bahaya nifas, mengingatkan ibu untuk memberikan selalu ASInya pada
bayi serta, mengingatkan pada ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi,
menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada post partum 6 minggu serta untuk
(Prawirohardjo,2011).