PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini berdasarkan pada, ada atau tidaknya kesenjangan antara teori
dan praktek di lapangan, tentang laporan persalinan normal, nifas dan perawatan Bayi
Baru Lahir pada Ny. S umur 21 tahun G1P0A0 sejak tanggal 27 Agustus 2013
perkembangan dengan SOAP (pada kala I, II, III dan IV pada persalinan), yang terdiri
dari pengkajian data, analisa masalah atau interpretasi data, antisipasi masalah
Pengkajian Data
ajukan bidan, ibu tampak sedikit kesakitan dan masih mampu jalan-jalan. Ibu
mengatakan mules yang sering menjalar dari pinggang ke bagian perut, belum keluar
air-air, sudah keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya. Keluhan yang di
sampaikan ibu masih dalam batas normal, karena dalam literature Prawirohardjo
(2010) tanda-tanda persalinan adalah mules yang sering, keluar air bercampur darah
dari vagina, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan di
lapangan.
rumus neagle yaitu selisih 2 minggu 1 hari, namun masih berada dalam batas
fisiologis selama usia kehamilan tidak serotinus atau premature, dengan usia
kehamilan saat ini 38 minggu. Usia kehamilan ibu termasuk pada Trimester III yaitu
termasuk dalam kehamilan aterm karena dalam teori usia kehamilan 39 minggu
termasuk pada rentang waktu usia kehamilan aterm yaitu antara 37 minggu sampai 42
Tinggi Fundus Uteri ibu sesuai dengan usia kehamilan 38 minggu yaitu 32 cm.
Dalam referensi Lusa (2009) tinggi fundus uteri yang normal pada saat inpartu yaitu
tidak lebih dari 33 cm. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
Tausak (32-11)x155 = 3255 gram. (Farrer, 2010). Leopold I Fundus teraba satu
bagian lunak, kurang bulat, tidak melenting (bokong). Leopold II bagian kanan
teraba satu bagian keras, memanjang seperti papan dan ada tahanan (punggung),
bagian kiri teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas). Leopold III bagian
terendah janin teraba satu bagian keras, bulat, tidak bisa digoyangkan (kepala) sudah
masuk Pintu Atas Panggul. Leopold IV Divergen, 4/5 bagian terendah janin masuk
Denyut Jantung Janin 134x/menit teratur dalam batas normal, karena menurut
(JNPK-KR, 2009) dikatakan gawat janin bila Denyut Jantung Janin <120 atau >160
kali permenit. His ibu frekuensinya 4 kali dalam 10 menit dan lamanya 40 detik,
adekuat dan relaksasi secara teratur menunjukan ibu dalam kala I persalinan dalam
batas normal karena menurut teori Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60
mmHg pada akhir kala I dan frekuensi his menjadi 2 sampai 4 kontraksi tiap 10
Berawal dari ibu datang sudah masuk kala I fase aktif persalinan (pembukaan 6 cm),
frekuensi his ibu 4x/10 menit lamanya 40 detik, dan mengalami kemajuan sampai
frekuensi his 5x/10 menit lamanya 45 detik, his kuat relaksasi (+), semua kondisi ibu
dalam kala I sudah sesuai dengan teori. Dan dalam pemantauan partograf semua
dalam keadaan baik, garis waspada dalam partograf tidak terlampaui, janin dalam
keadaan baik apabila dilihat dari Denyut Jantung Janin dan moullagenya. Serta
keadaan His pun meninggi sesuai dengan teori menurut Sarwono (2009).
didapatkan hasil pemeriksaan dalam Vaginal toucher : dinding vagina tidak ada
selaput ketuban utuh, dengan penunjuk Ubun Ubun Kecil/sutura sagitalis kanan
depan, tidak ada mollage dan tidak teraba tali pusat menumbung, pemeriksaan dalam
dilakukan untuk menilai keadaan vagina dan jalan lahir sesuai dengan teori menurut
Prawirohardjo, (2009).
Lamanya persalinan kala I pada Ny. S berlangsung selama 11 jam hal ini tidak
sesuai dengan teori, Karena menurut Rukiyah (2009) lamanya persalinan kala I pada
Interpretasi Data
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dilakukan
didapatkan diagnosa G1P0A0H 38 minggu 5 hari inpartu partus kala I fase aktif.
Diagnosa Janin : hidup, tunggal, dengan presentasi kepala. Dalam fase aktif yang
membuka 10 cm, pada umumnya fase aktif akan terjadi kecepatan pembukaan dengan
rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
Ditemukan keluhan yang menjadi masalah yaitu mules dan sakit pinggang. Mules
dan nyeri serta sakit atau panas pada pinggang disebabkan adanya kontraksi pada
uterus akibat penurunan kadar progesterone pada akhir 1-2 minggu sebelum partus,
kontraksi mula-mula jarang dan tidak teratur dengan intensitas yang ringan,
kemudian menjadi lebih sering, lebih lama dan intensitasnya semakin kuat seiring
kemajuan persalinan. Nyeri juga disebabkan anoxia dari sel-sel otot tekanan pada
ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim, regangan dari serviks, regangan dan
tarikan pada peritonieum, itu semua terjadi pada saat kontraksi. (Rukiyah dkk, 2009)
Potensial Masalah
hari, partus kala I fase aktif dan Diagnosa Janin : hidup, tunggal presentasi kepala,
dengan ketidaknyamanan fisiologis yang biasa terjadi pada persalinan kala I sehingga
Tindakan Segera
Pada langkah ini adalah tindakan segera yang harus bidan lakukan pada ibu yang
masalah yang berarti terhadap ibu maka dalam langkah ini bidan tidak perlu
Perencanaan
Adapun rencana asuhan (intervensi) yang dibuat penulis antara lain : berikan
informasi hasil pemeriksaan, berikan asuhan sayang ibu, berikan asupan nutrisi per
Pelaksanaan
Penatalaksanaan langsung dengan asuhan yang efisien dan aman. Pada langkah
ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan dilaksanakan secara
efisien dan aman. Penulis melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang sudah
dibuat.
Evaluasi
Hasil evaluasi secara keseluruhan semua asuhan telah dilaksanakan dan semua
kebutuhan ibu telah terpenuhi. Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan
asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan
tersebut terpenuhi dan mengatasi diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi.
Rencana asuhan tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.
Data Subyektif
2,5 jam kemudian Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan bertambah kuat,
ibu juga mengatakan lendir bercampur darah semakin bertambah banyak keluar dari
kemaluannya. Ibu mengatakan semakin meningkatnya tekanan pada bagian anus dan
vagina seakan-akan bayi ingin segera lahir, ibu juga rasanya ingin mengedan seperti
ingin Buang Air Besar. Keluhan yang ibu rasakan dalam batas normal karena
menurut Prawirohardjo (2009). Tanda dan gejala kala dua yaitu Ibu merasakan ingin
tekanan pada rectum dan vaginanya, perineum kelihatan menonjol, vulva vagina dan
Data Obyektif
Keadaan Umum baik, kesadaran : Compos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg,
nadi 82x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu, 36,50C,Leopold III teraba kepala sudah
tidak bisa digoyangkan, Leopold IV divergen, 1/5 teraba diatas symfisis, 4/5 kepala
janin sudah masuk Pintu Atas Panggul. Kandung kemih kosong, His 5 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik. DJJ (+) 140 x/menit, teratur, punctum maximum 3 jari
dibawah pusat kuadran. pembukaan lengkap (10cm), selaput ketuban (-) pukul 09.30
WIB warnanya jernih, penunjuk ubun-ubun kecil kanan depan, tidak ada mollage,
penurunan kepala di Hodge IV, tidak ada bagian lain yang menumbung.
Analisa
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dilakukan
didapatkan diagnosa ibu G1P0A0 hamil 38 minggu 5 hari,partus aterm kala II, Hodge
IV, Janin hidup tunggal intra uterin dengan presentasi kepala. Diagnosis kala dua
dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan : pembukaan
serviks sudah lengkap, terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina atau
kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. (Sarwono, 2009)
Penatalaksanaan
kain steril untuk menahan terjadinya fleksi kepala janin dan menjaga supaya janin
tidak lahir terlampau cepat dan tidak terjadi robekan (Ruptura perineum).
(Prawirohardjo, 2009). Tiga puluh menit kemudian bayi lahir spontan dengan jenis
kelamin perempuan, menangis kuat, tidak ada bayi kedua. Persalinan spontan apabila
2009)
Lamanya kala II pada ibu berlangsung selama 30 menit, hal ini tidk sesuai dengan
teori Karena menurut Rukiyah dkk (2009). Lamanya persalinan bagi primigravida
adalah 80 menit.
B. Pembahasan Asuhan Persalinan Kala III
Data Subyektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu merasa lelah telah melewati
proses persalinan. Ibu mengatakan merasa mules lagi, ibu tidak merasa pusing dan
tidak nyeri ulu hati. Ibu dan anggota keluarga merasakan kegembiraan ketika melihat
kelahiran seorang bayi yang sebelumnya merasa cemas dan khawatir akan
kemampuan sang ibu dalam menangani rasa sakit pada proses persalinan. (Rukiyah
dkk, 2009)
Data Obyektif
Pada pukul 10.15 WIB, ibu berada dalam kala III yaitu pengeluaran plasenta,
fundus ibu sepusat, globuler dan keras, dilakukan peregangan untuk mengetahui
pelepasan plasenta yaitu adanya semburan darah, tali pusat memanjang, uterus
globuler. Hal ini sesuai dengan teori karena menurut Rukiyah dkk (2009). Tanda-
tanda pelepasan plasenta adalah Uterus menjadi globuler, terdorong keatas karena
plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terdapat
semburan darah.
Analisa
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dilakukan
didapatkan diagnosa ibu P1A0 partus aterm kala III, kala III dimulai setelah bayi lahir
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. (Rukiyah, 2009). Di dapat
masalah ibu tampak lelah sehingga kebutuhan ibu adalah Manajemen aktif kala III
dan rehidrasi oral, keuntungan manajemen aktif kala III adalah persalinan kala III
lebih singkat, mengurangi jumlah perdarahan, mengurangi kejadian retensio plasenta.
(Prawirohardjo, 2009)
Penatalaksanaan
Intervensi yang diberikan adalah melakukan manajemen aktif kala III, yaitu
penyuntikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali dan masasse fundus, karena
dalam teori disebutkan bahwa dalam kala III harus segera dilakukan manajemen aktif
kala III. (Sarwono, 2009). Penyuntikan oksitosin dilakukan pada kala III, dalam buku
standar pelayanan kebidanan penyuntikan okositosin dilakukan pada kala III. (Depkes
RI, 2010)
meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas
simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum
lepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina,
berarti plasenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-
hati. Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.
(Saifuddin, 2009)
Setelah dilakukan manajemen aktif kala III selama 5 menit kemudian plasenta
lahir secara spontan, lengkap, melakukan masasse fundus selama 15 detik secara
sirkuler. Dilakukan pemeriksaan plasenta dengan berat ±500 gram, panjang tali pusat
50 cm dan tebal plasenta kurang lebih 2 cm, diameter tali pusat 18 cm, kotiledon 20
lobus, insersi sentral. Pengeluaran darah ibu berjumlah ±150 cc, hal ini dapat
dengan teori yang ada serta tidak ada kesenjangan yang berarti.Pada kala II asuhan
memberi ibu rasa nyaman dan melakukan pimpinan persalinan sesuai 58 langkah
Kala II berlangsung selama 30 menit, bayi lahir spontan dengan jenis kelamin
perempuan, menangis kuat, tonus otot baik, pernafasan baik. Menurut Prawirohardjo
(2009) pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam sehingga pada kasus
menyusu dini, ini berarti sesuai dengan teori JNPK-KR (2009) yang menyatakan
bahwa dalam 58 langkah asuhan persalin normal harus dilakukan inisiasi menyusu
dini dengan membiarkan bayi kontak kulit dengan ibu selama 1 jam.
Data Subyektif
15 menit kemudian, ibu mengatakan senang dan tenang karena bayi dan
plasentanya telah lahir. Ibu masih merasakan mules, dan merasa tidak nyaman karena
Data Obyektif
Tekanan Darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, Suhu 36,5oC, Respirasi 24x/menit,
fundus uteri ibu 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan
pengeluaran darah sekitar 60 cc, tidak terdapat luka laserasi dan badan ibu kotor oleh
keringat, darah dan air ketuban, dalam teori dikatakan bahwa apabila setelah lahir
plasenta maka fundus akan mengecil (involusi) akan tetapi proses involusinya
bertahap, sedangkan umumnya pada ibu pasca bersalin Tinggi Fundus Uteri akan
berinvolusi 1-2 jari bawah pusat. (Saleha, 2009). Sehingga dapat dikatakan keadaan
Tinggi Fundus Uteri ibu sudah normal dan sesuai serta pengeluaran darah ibu normal
Analisa
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dilakukan
didapatkan diagnosa ibu P1A0 Kala IV tanpa luka laserasi. Masalah yang didapat, Ibu
merasa lemas dan lelah. Sehingga kebutuhan ibu adalah berikan ibu rasa nyaman dan
anjurkan untuk beristirahat, personal hygiene ibu, observasi kontraksi. Tidak ada
Penatalaksanaan
dalam 2 jam pertama pasca persalinan sesuai dengan teori dalam asuhan persalinan
normal, periksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik,
tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi, buang
cairan ketuban, lendir dan darah, bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering,
pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan Air Susu Ibu, anjurkan keluarga
untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan yaitu 1 gelas teh manis
klorin (bagian depan dan belakang). Cuci kedua tangan dengan sabun dan air yang
mengalir dan lengkapi partograf. Dalam hal ini intervensi yang telah diberikan sudah
sesuai dengan kebutuhan ibu, sesuai dengan teori 58 langkah Asuhan Persalinan
Normal.
membersihkan ibu, anjurkan ibu untuk minum dan makan, melakukan pemprosesan
alat bekas pakai, mengajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa rahim (masasse
uterus), menjelaskan tanda bahaya masa nifas, anjurkan ibu untuk tidak menahan
Observasi kala IV dalam teori ada 7 aspek yang harus di pantau, yaitu tekanan
darah, nadi, suhu, respirasi, Tinggi Fundus Uteri, kontraksi, perdarahan dan kandung
kemih menurut Rukiyah tahun 2009. Untuk keseluruhan hasil observasi kala IV
masih berada dalam batasan normal. Tekanan darah ibu yaitu 120/70 mmHg, seperti
yang telah dibahas pada kala II, jika untuk tekanan darah ibu masih berada dalam
batasan fisiologis, selama keadaan umum ibu baik, dan asupan nutrisi cukup, nadi
berada dalam batasan normal yaitu 80x/menit seperti yang telah di bahas pada kala II
jika batasan normal nadi adalah 60-80x/menit,suhu dan respirasi juga masih berada
batasan normal untuk suhu 36,50C dan respirasi 22x/menit, Tinggi Fundus Uteri
normal 1 jari di bawah pusat, kontraksi baik uterus globuler, perdarahan normal
±100cc dan kandung kemih kosong, sehingga tidak akan menghambat proses
ovulasi. Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara kasus di lapangan dengan teori
yang sudah di bahas di bab II. Karena nilai keseluruhan berada dalam batasan
Pengkajian Data
Pada pengkajian ibu nifas data diperoleh dari anamnesa, observasi melalui
pemeriksaan fisik. Pada tahap ini pengkajian dilakukan melalui wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien dan pemeriksaan fisik dilakukan sesuai standar
pelayanan kebidanan.
Setelah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada waktu setelah 6
jam pertama pasca persalinan, ibu berada dalam kondisi yang baik, dengan tekanan
darah 120/70 mmHg, R: 22x/mnt, N: 80x/mnt, dan S: 36,5 0C, hal ini dalam batas
normal Karena menurut Saleha (2009) Suhu tubuh pada wanita inpartu tidak lebih
dari 37,2oC, sesudah melahirkan dapat naik ±0,50C, Nadi berkisar antara 60-80/menit
setelah partus, dan dapat terjadi bradikardia, pada beberapa kasus ditemukan
hipertensi post partum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat
Payudara ibu membesar kanan dan kiri, puting susu menonjol dan bersih, tidak
teraba massa atau benjolan, pengeluaran kolostrum sudah ada. Sampai hari ketiga
efek prolaktin mulai bisa dirasakan, pembuluh darah di payudara menjadi bengkak
terisi darah, sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit. (Saleha, 2009)
Tinggi Fundus Uteri pada waktu pemeriksaan yaitu 1 jari dibawah pusat, hal ini
tidak sesuai dengan teori. Karena dalam teori dikatakan Tinggi Fundus Uteri ibu
setelah plasenta lahir yaitu kira-kira 2 jari dibawah pusat, kemudian terjadi penurunan
Tinggi Fundus Uteri pada waktu 6 hari postpartum Tinggi Fundus Uteri menjadi 2
jari diatas simfisis, serta pada usia 2 minggu postpartum fundus uteri sudah tidak
teraba lagi diatas symfisis. (Mochtar, 2009). Hal ini sudah sesuai dengan teori karena
menurut Saleha tahun 2009, dikatakan Tinggi Fundus Uteri ibu setelah plasenta lahir
yaitu kira-kira 1-2 jari bawah pusat, satu minggu kemudian Tinggi Fundus Uteri akan
turun menjadi pertengahan simfisis dengan pusat, pada 2 minggu postpartum fundus
uteri sudah tidak teraba lagi diatas simfisis, pada 42 hari normal.
Uterus teraba keras, kontraksi baik, pengeluaran lochea berwarna merah segar
(rubra) dan tidak berbau sesuai dengan teori involusi uteri hari ke enam menurut
Rukiyah (2009), kandung kemih kosong. Pada ekstremitas tidak ada oedema, refleks
positif kanan dan kiri, tidak ada tanda Homan Sign.Ibu merasa senang karena
bayinya telah lahir selamat dan plasentanya telah lahir lengkap, ibu masih merasa
Interpretasi Data
Pada langkah ini penulis membuat diagnosa ibu P1 A0 postpartum 6 jam normal,
atas dasar ibu baru melahirkan pada tanggal 27-08-2013 pukul 10.00 WIB, dengan
bayi hidup dan sehat. Perawatan payudara serta konseling tanda bahaya nifas.
Masalah Potensial
Setelah melakukan diagnosa disimpulkan bahwa Ny. S P1A0 Post Partum 6 jam
normal dengan ketidaknyamanan fisiologis yang biasa terjadi pada persalinan kala IV
Ibu berada dalam masa nifas 6 jam normal, sehingga tidak di perlukan tindakan
segera.
Perencanaan Tindakan
intake makanan dan minuman untuk memulihkan stamina ibu, serta pemberian tablet
daya tahan tubuh ibu. Beritahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan saat ini adalah hal
yang normal. Beritahu tanda bahaya pada ibu nifas. Lakukan pemeriksaan pada
Berikan ibu konseling ASI (Air Susu Ibu) eksklusif. Ingatkan ibu kembali untuk
pemenuhan nutrisi dan cairan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan keluarga
berencana.
Pelaksanaan Tindakan
Evaluasi
Hasil evaluasi secara keseluruhan semua asuhan telah dilaksanakan dan semua
kebutuhan ibu telah terpenuhi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan
yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan tersebut
terpenuhi dan mengatasi diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi. Rencana
asuhan tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.
Pengkajian Data
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada bayi Ny. S
didapatkan analisa data bahwa bayi baru lahir normal dan sehat, dengan nilai Apgar
score 8/9 pada menit 1 warna kulit (score 2), frekuensi jantung (score 2), reaksi
terhadap rangsangan (score 1), tonus otot (score 1), respirasi (score 2) dan untuk
menit ke 5 score keseluruhan 9 hal tersebut adalah normal karena menurut Mochtar
(2009) klasifikasi klinik 7-10 untuk bayi normal, 4-6 untuk bayi asfiksia ringan-
Diagnosa Neonatal cukup bulan – Sesuai Masa Kehamilan, dengan partus spontan
hari pertama. Atas dasar bayi lahir pada usia kehamilan 39 minggu 4 hari (Bayi Baru
Lahir 3100 gram dan Panjang Bayi 48 cm), lahir dengan persalinan spontan pada
tanggal 27 Agustus 2013 pada pukul 10.00 WIB. Adapun masalah yang dihadapi saat
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, denyut nadi 145x/mnt, pernafasan
45x/menit, Suhu 36,60C, berat badan 3100 gram, panjang badan 48 cm, lingkar
kepala 34 cm, lingkar dada 31cm, bayi bergerak aktif, refleks menghisap dan
menelan bayi baik dan kuat. Bayi baru lahir nomal adalah bayi dengan umur
(Prawirohardjo, 2009)
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis dari ujung kaki sampai ujung kepala
dengan hasil normal, tidak ada kelainan. Pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematis, mulai dari ujung kepala sampai keujung kaki tidak boleh ada yang
terlewatkan, karena jika ada kelainan atau cacat bawaan, atau ada luka/lecet akan
Selain itu berat badan bayi tidak berkurang. Dalam teori disebutkan bahwa bayi
baru lahir akan mengalami penurunan dalam berat badanya sekitar 10 hari pertama
setelah melahirkan, hal ini dikarenakan bayi akan mengalami fase adaptasi dengan
dunia luar. (Sarwono, 2010). Sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan teori karena
tidak semua bayi akan mengalami penurunan berat badannya ketika melakukan fase
adaptasi dengan dunia luar, asalkan bayi dalam keadaan sehat dan normal.
Interpretasi Data
diagnosa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 1 jam normal. Adapun
pemeriksaan Bayi Baru Lahir, pemberian Vit k 0,1 cc Intra Muscular, imunisasi
Masalah Potensial
Pemeriksaan fisik lainnya menunjukan bayi dalam keadaan sehat dan normal
Tindakan Segera
Pemeriksaan fisik lainnya menunjukan bayi dalam keadaan sehat dan normal
Perencanaan
Intervensi yang dilakukan adalah beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, beri
tanda pengenal pada bayi dan ibu, cap telapak kaki bayi kanan dan kiri, berikan salep
mata profilaksis 1% pada pukul 10.00 WIB, berikan suntikan Vitamin K1 0,1 cc pada
pukul 10.00 WIB, berikan vaksin Hepatitis B 0,5cc pada pukul 11.00 WIB,
beritahukan bahwa bayi akan di mandikan 6 jam kemudian, beritahu perawatan tali
pusat, beritahu cara mencegah hipotermi, beritahu tanda bahaya pada bayi baru lahir,
Komponen Asuhan Bayi Baru Lahir meliputi pencegahan infeksi, penilaian segera
setelah lahir, pencegahan kehilangan panas, asuhan tali pusat, Inisiasi Menyusu Dini,
manajemen laktasi, pencegahan infeksi mata, pamberian vitamin K1 0,1 cc, pemberian
vaksin Hepatitis B 0,5 cc dan pemeriksaan Bayi Baru Lahir. (JNPK-KR, 2009)
Pelaksanaan
dan sebagian lagi dilakukan dengan bantuan ibu. Sebelum melaksanakan perencanaan
tentunya klien telah diberi pengarahan oleh bidan yang sesuai dengan teori.
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana dan mengacu pada teori yang ada.
Evaluasi
Evaluasi secara keseluruhan semua perencanaan telah dilakukan dan sesuai dengan