PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang manajemen asuhan kebidanan
komprehensif dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, pada
Ny. L umur 22 tahun yang dilakukan mulai tanggal 24 November 2016 sampai
dengan 30 Januari 2017 di Puskesmas Kecamatan pasar Rebo dengan menggunakan
Tujuh Langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data atau analisa
masalah, antisipasi masalah potensial, tindakan segera atau kolaborasi,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
4.1.1 Kehamilan
Pada langkah pertama penulis melakukan perkenalan kepada ibu
serta suami yang menemani dan melakukan informed consent sebelum
melakukan pengumpulan data dasar, penulis memperoleh data yang
diperlukan dengan cara anemnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi, serta
pemeriksaan penunjang. Pada langkah pertama ini data dikumpulkan
secara akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi ibu. Hal ini sesuai dengan teori (Varney, 2010) yang mengatakan
pada langkah pertama untuk pengumpulan data dasar dilakukan dengan
cara anamnesa, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Salah satu yang dapat membantu penulis dalam memberikan asuhan
adalah HPHT (hari pertama haid terakhir), karena dengan diketahuinya
HPHT maka penulis dapat menentukan usia kehamilan dan TP (taksiran
persalinan) dengan menggunakan perhitungan atau rumus Naegle +7+9
atau +7-3+1. Perhitungan TP yang penulis gunakan sesuai dengan teori
Naegle yang dikutip oleh Asrina (2011) dalam bukunya (Asuhan
Kebidanan masa persalinan) bahwa penggunaan perhitungan
TP supaya dapat ditaksir usia kehamilan dan taksiran tanggal
153
154
4.1.2 Persalinan
Pada persalinan Ny. L tanggal 21122016, pengkajian dilakukan
secara langsung dengan ibu melalui anamnesa ibu mengatakan tentang
keluhan yang dirasakannya yaitu perutnya mules-mules dan keluar lendir
bercampur darah, menurut teori (Wiknjosastro, 2011) tanda dan gejala
menjelang persalinan yaitu kekuatan his semakin sering dan dapat terjadi
pengeluaran lendir bercampur darah, hal ini sudah sesuai teori, HPHT
pada tanggal 18 Maret 2016 berarti usia kehamilan Ny. L pada saat ini
berusia 39 minggu 3 hari. Hal ini sesuai antara teori dan kasus dimana
dalam teori Manuaba, 2012 menyebutkan persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42
minggu).
Dalam pemberian asuhan kebidanan telah dilakukan asuhan sayang
ibu yaitu menjaga privasi dan menghargai budaya adat istiadatnya,
menurut teori (JNPK-KR, 2013) dalam melakukan Asuhan Kebidanan ada
lima aspek dasar atau lima benang merah, diantaranya asuhan sayang ibu
yaitu asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu, hal
ini sesuai dengan teori. Persalinan pada Ny. L tergolong dalam persalinan
spontan karena persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
Pada kala I berlangsung 8 jam 50 menit, sedangkan dalam teori
(Ambar, 2013) mengatakan bahwa kala I pada primigravida berlangsung
selama 14 jam. Dalam hal ini ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kenyataan di lapangan. Pada kala II berlangsung selama 30 menit yaitu
dari jam 14.50 WIB pembukaan lengkap sampai bayi lahir pukul 15.20
157
WIB. Hal ini sesuai dengan teori (Wiknjosastro, 2011) bahwa pada Kala
II terjadi tidak lebih dari 1 jam pada primigravida, teori ini juga
mengatakan bahwa his pada kala II adalah teratur, simetris, terkoordinasi
dan lama. Setelah terlihat tanda-tanda kala II seperti ada dorongan
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan anus
membuka sesuai dengan teori (Wiknjosastro,2011). Pukul 15.20 WIB bayi
lahir spontan langsung menangis, kemudian segera membersihkan jalan
nafas hal ini sesuai dengan teori (Wiknjosastro, 2011) yang mengatakan
bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menarik nafas dan
menangis. Tidak adanya lilitan tali pusat, sehingga didapatkan Apgar
Score 9/10, jenis kelamin laki-laki, anus (+), cacat (-).
Pada kala III persalinan berlangsung 7 menit, melahirkan plasenta
yang mengatakan setelah plasenta lahir TFU sepusat, plasenta lahir secara
spontan yaitu pukul 15.27 WIB. Hal ini sesuai dengan teori (Wiknjosastro,
2011) yang mengatakan plasenta akan lahir spontan dalam waktu 6-15
menit setelah bayi lahir lengkap. Pada asuhan kala III penulis telah
melakukan Manajemen Aktif Kala III yang bertujuan untuk melahirkan
plasenta secara spontan, lengkap dan dapat mencegah atau mengurangi
pardarahan postpartum yang disebabkan karena atonia uteri. Hal ini sesuai
dengan teori (Prawirohardjo, 2012) yaitu dengan menyuntikan oksitosin
10 UI secara IM pada paha bagian luar, melakukan peregangan tali pusat
terkendali (PTT), Plasenta lahir lengkap pada bagian maternal: selaput
ketuban utuh (korion dan amnion), kotiledon lengkap, tebal 2 cm.
Kemudian pada bagian fetal: insersi lateralis, panjang tali pusat 40 cm,
hal ini sesuai dengan teori (Syaifuddin, 2011)
Pada kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai 2 jam post partum.
Masalah yang ditemukan pada ibu saat kala IV adalah ruptur perineum,
setelah ditemukannya ruptur perineum derajat II (lapisan mukosa vagina
hingga kulit perineum dan otot perineum), yang disebabkan oleh ibu tidak
berhenti mengejan. Dalam hal ini sesuai dengan teori (Prawirohardjo,
2012), bahwa faktor-faktor yang menyebabkan rupture perineum adalah
pasien tidak mampu berhenti mengejan dan dilakukan penjahitan dengan
158
4.1.4 Nifas
Pada masa nifas yaitu pengkajian dilakukan secara langsung dengan
ibu melalui anamnesa. Hal ini didapatkan setelah dilakukan asuhan yang
berkesinambungan mulai dari 6 jam, 6 hari, 14 hari, 40 hari masa nifas
pada 6 jam post partum ibu mengatakan tentang keluhan yang
dirasakannya adalah perutnya agak sedikit mules, menurut teori
(Wiknjosastro, 2011) dalam masa nifas alat-alat genetalia internal ataupun
eksterna akan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Involusi Uteri).
Masa nifas Ny. L berlangsung baik, pengeluaran ASI lancar dan tidak
ditemukan adanya masalah yang serius. Penulis sudah melakukan
kunjungan dan pemeriksaan yang berkesinambungan sesuai dengan teori
dan kenyataan yang ada.
4.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
4.2.1 Kehamilan
Pada langkah kedua yaitu identifikasi masalah dan pada langkah ini
penulis melakukan diagnosa pada klien berdasarkan data yang diperoleh
yaitu data subjektif dan data objektif, tidak terdapat masalah oleh karena
itu, penulis menyimpulkan Diagnosa normal yaitu G1P0A0 hamil 38
minggu 3 hari, janin tunggal, hidup intra uterin, presentasi kepala.
4.2.2 Persalinan
Setelah dilakukan pengkajian, maka dapat ditentukan diagnosa G1P0A0
hamil 39 minggu 3 hari partus kala II dengan tidak ada masalah.
Berdasarkan pada teori (Varney, 2010) bahwa identifikasi terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan ibu berdasarkan interprestasi yang
160
4.2.3 Nifas
Pada langkah kedua yaitu interprestasi data atau analisa masalah. Pada
langkah ini dilakukan identifikasi yang benar-benar terhadap masalah atau
diagnosa berdasarkan interprestasi yang benar atas datadata yang telah
dikumpulkan, hal ini sesuai dengan teori (Varney, 2010) Penulis membuat
diagnosa ibu post partum mulai dari post partum 6 jam, 6 hari, 14 hari dan
40 hari berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada langkah pertama.
Tidak ditemukan masalah serius selama masa nifas selanjutnya sampai
dengan kunjungan keempat. Oleh karena itu penulis menyimpulkan tidak
terdapat masalah pada Ny L.
menunjukkan 110/70 mmHg. Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin, 2011)
yang mengatakan kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah
atau komplikasi setiap saat.
4.3.2 Persalinan
Menurut penulis diagnosa kala I, II, III, dan IV tidak perlu dilakukan
diagnosa potensial. Hal ini sesuai bila dibandingkan dengan tinjauan teori,
dimana menurut teori (Varney, 2010) mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa masalah
yang telah diidentifikasi. Jadi sesuai dengan teori dan tinjauan kasus yang
ada.
4.3.4 Nifas
Pada langkah ketiga yaitu identifikasi diagnosa potensial dan masalah
potensial. Menurut teori (Varney, 2010) pada langkah ketiga ini
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi dan
merencanakan antisipasi tindakan. Penulis tidak membuat diagnosa
potensial pada Ny. L karena penulis tidak menemukan adanya masalah
serius yang harus di tanganai scara lanjut mulai dari kunjungan pertama
sampai kunjungan keempat. Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin, 2011)
yang mengatakan harus melakukan pemantauan secara ketat karena masa
162
4.4.2 Persalinan
Ny. L bersalin dengan normal dimana tidak ada komplikasi bagi klien
selama kala I, II, III dan IV. Begitu juga pada bayinya sehingga tidak perlu
dilakukan rujukan atau kolaborasi dengan pihak lain seperti dokter.
Hal ini sesuai dengan teori (Varney, 2010) yaitu langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan yaitu
tindakan ini dilakukan hanya bila dibutuhkan seperti pada kasus pre
ekslampsia yang tidak bisa ditangani oleh bidan sendiri atau perlu
dikolaborasikan. Bila dibandingkan antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus maka pada Ny. L tidak diperlukan tindakan segera atau kolaborasi.
Hal ini sesuai dengan tinjauan teori (Varney, 2010) yaitu bila
mengidentifikasi tindakan segera oleh bidan, dokter, atau ditangani
bersama anggota tim kesehatan yang sesuai dengan kondisi bayi.
4.4.4 Nifas
Langkah keempat yaitu tindakan segera, mengidentifikasi dan
menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, untuk
dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi pasien, hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 2010). Pada langkah ini, penulis tidak menuliskan kebutuhan
terhadap tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain,
karena penulis tidak menemukan adanya masalah potensial pada Ny. L
mulai dari kunjungan pertama sampai kunjungan keempat.
4.5 Perencanaan
4.5.1 Kehamilan
Perencanaan yang dibuat bagi bayi Ny. L adalah berdasarkan dari
kebutuhan dan diagnosa saat ini. Seperti diberikan informasi kesehatan,
cara mengatasi keluhan yang di rasakan pasien yaitu sering buang air kecil,
perubahan fisiologis pada ibu hamil, pemberian vitamin, tanda bahaya
kehamilan.
4.5.2 Persalinan
Perencanaan yang dibuat adalah berdasarkan dari kebutuhan Ny. L
saat itu sesuai dengan diagnosa seperti misalnya nutrisi, penkes tehnik
relaksasi, tehnik meneran yang baik, beri dukungan, pimpin meneran,
pertolongan persalinan, serta observasi penuh ibu dan bayinya, lakukan
pemijatan halus pada pinggang ibu.
Varney (2010) mengatakan bahwa rencana asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah yang merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.
Hal ini menandakan bahwa terdapat kesinambungan antara teori dan
dengan fakta yang ada.
164
4.6 Pelaksanaan
4.6.1 Kehamilan
Pada langkah ini ibu telah diberikan informasi kesehatan sesuai
dengan kebutuhannya dan perencanaan yang telah dibuat seperti
memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup pilih posisi yang nyaman
untuk tidur, dan beristirahat selagi ada kesempatan dan olahraga ringan
seperti jalan pagi yang bisa meningkatkan stamina ibunya.
Memberitahukan perubahan-perubahan fisiologis selama Trimester III
seperti sering buang air kecil dan nyeri pinggang, hal ini sesuai dengan
tinjauan teori (Varney, 2010). Perencanaan rencana asuhan yang
165
menyeluruh seperti pada langkah 7 Varney ini bisa dilakukan oleh seluruh
bidan, atau ibu tersebut.
4.6.2 Persalinan
Pada langkah persalinan dilakukan pemenuhan nutrisi dan hidrasi
berdasarkan perencanaan yang telah penulis buat seperti memberikan
dukungan seperti mensupport ibu dan memberikan semangat. Pimpin ibu
meneran saat ada his, menolong persalinan dengan APN, observasi penuh
keadaan bayi dan ibunya dengan memeriksa DJJ, His, TTV dan kandung
kemih.melakukan pemijatan halus pada pinggang ibu.
Melaksanakan asuhan menyeluruh yang telah direncanakan.
Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan. Sebagian
dilakukan oleh ibu sendiri. Walau bidan tidak melakukan seluruh asuhan
sendiri, tetapi ia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (Varney, 2010).
4.6.4 Nifas
Pada langkah ini semua pelaksanaan ditetapkan berdasarkan atas
perencanaan yang telah dibuat, seperti memberikan penjelasan kepada ibu
tentang rasa mules yang dialami oleh ibu, menganjurkan ibu untuk
mobilisasi dengan cara miring ke kiri atau ke kanan, pemenuhan nutrisi
yang bergizi dan seimbang untuk menunjang produksi ASI, mencegah
perdarahan nifas karena atonia uteri dengan mengobservasi kontraksi
fundus uteri.
4.7 Evaluasi
4.7.1 Kehamilan
Berdasarkan asuhan yang telah diberikan ibu telah mengerti dengan
penjelasan yang disampaikan dan ibu dapat mengulanginya kembali
seperti menyebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan. Meminum vitamin
yang diberikan secara rutin dan teratur, serta datang pada jadwal
kunjungan ulang yang sudah ditentukan. Tekanan darah ibu normal pada
kunjungan pertama sampai kunjungan ke empat yaitu 100/70 mmHg
sampai 120/80 mmHg dikarenakan karena ibu mengikuti saran yang
dianjurkan dengan ibu istirahat yang cukup, posisi tidur yang baik dan
benar, dan ibu melakukan olahrga ringan yaitu jalan pagi. Hal ini sesuai
dengan tinjauan teori (Varney, 2010) yaitu melakukan evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa
atau masalah.
4.7.2 Persalinan
Ibu merasa tenang setelah diberikan penkes yang sesuai dengan
kebutuhan ibu pada saat akan melahirkan dan ibu telah melakukan apa
yang telah dianjurkan seperti, makan dan minum saat his berkurang,
melakukan tekhnik relaksasi dan meneran dengan baik hingga tidak ada
masalah bagi ibu dan bayinya.
167
Hal ini sesuai dengan tinjauan teori (Varney, 2010) pada langkah ini
dievaluasikan keefektifan asuhan yang diberikan, ulangi lagi manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
4.7.4 Nifas
Ibu telah mengerti dengan penjelasan yang telah disampaikan dan
ibu berjanji akan melakukan apa yang telah disarankan seperti
makanmakanan yang bergizi seimbang dan memberikan ASI eksklusif
serta penkes-penkes yang lainnya. Selain itu ibu berjanji akan mengikuti
apa yang telah disarankan.
Hal ini sesuai dengan tinjauan teori (Varney, 2010) yaitu
mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.