Anda di halaman 1dari 10

140

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Kehamilan

1. Data Subjektif

Pada pembahasan kasus ini penulis akan mencoba menyajikan

pembahasan yang membandingkan teori dengan asuhan kebidanan

komprehensif yang diterapkan pada Ny.S G 1P0A0 sejak kunjungan pada

tanggal 29 Oktober 2017 yaitu mulai dari kehamilan 35-36 minggu,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

Ny. S sering melakukan pemeriksaan kehamilan sejak didiagnosa

hamil, hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan dan

perkembangan janinnya. Dari hasil pemeriksaan buku KIA, Ny. S

melakukan pemeriksaan kehamilan selama 6 kali, mulai melakukan

pemeriksaan kehamilan pada usia kehamilan 8minggu, mendapat vitamin

yang mengandung zat besi dan diminum secara teratur, Informasi tentang

haid sangat penting untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan

persalinan pada pemeriksaan anamnesis penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dengan kasus. Dari hasil pemeriksaan subjektif

diperoleh perhitungan hari pertama pada haid terakhir yaitu tanggal 22

Februari 2017, selanjutnya penulis melakukan perhitungan dengan rumus

Neagle untuk menentukan usia kehamilan (HPHT +7, Bulan +9, tahun +1)

dan didapatkan taksiran persalinan pada tanggal 29 November 2017.


141

Pada pemeriksaan anamnesis mengenai imunisasi TT, ibu mengatakan

sudah imunisasi TT1 pada tanggal 03-07-2017 dan TT2 pada tanggal 13-

08-2017. pada pemeriksaan kehamilan, pasien akan diberikan imunisasi

anti tetanus jika dibutuhkan, pemberian imunisasi TT2 diberikan minimal

interval 1 bulan setelah TT1 dengan perlindungan 3 tahun, hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan Saifuddin (2010).

Ibu mengatakan pemeriksaan dilakukan dengan hal ini sesuai dengan

teori Soepardan (2008) bahwa ibu hamil sedikitnya selama kehamilan

melakukan kunjungan antenatal 1 kali pada trimester 1, 1 kali pada

trimester II, dan 2 kali pada trimester III.

Ny. S sering merasakan ketidaknyamanan pada saat istirahat malam

hari, dikarenakan sering kencing. ketidaknyamanan ini sesuai dengan teori

Prawirohardjo (2011) bahwa pada bulan – bulan pertama kehamilan

kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang menimbulkan sering

berkemih. Keadaan ini akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan

bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala

sudah mulai ke PAP, keluhan itu akan kembali.

2. Data Obtektif

Dari data objektif di dapat kenaikan berat badan 9kg, hal ini sesuai

teori Saryono (2010) bahwa mengatakan kenaikan berat badan selama

hamil 9-13,5 kg yaitu pada trimester 1 kenaikan berat badan minimal 0,7-

1,4 kg, pada trimester 2 kenaikan berat badan 4,1 kg pada trimester 3

kenaikan berat badan 9,5 kg.


142

Lingkar lengan atas (LILA) ibu 26 cm merupakan lila normal berarti

ibu tidak mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK), LILA minimal

yaitu 23,5 hal ini sesuai dengan teori Samkani (2012).

Pada pemeriksaan TFU yaitu 28 cm berarti normal sesuai usia

kehamilan dengan taksiran berat badan anak yaitu 2.635 gram lebih dari

2500 gr. Pada pemeriksaan Leopold didapat persentasi kepala, Denyut

Jantung Janin (DJJ) normal 142 x/menit, reguler. Dengan DJJ normal

yaitu 120-160 x/menit.

Data yang mendukung penegakan diagnosis, yaitu pada konjungtiva

Ny. S berwarna merah muda, cek Hb dengan metode sahli didapatkan

kadar Hb12,0g/dL berarti Ny. S tidak mengalami anemia. Hal ini sesuai

dengan teori Samkani (2012) yang menyatakan kadar Hb normal ibu hamil

yaitu ≥11g/dL, bila kadar Hb ibu berkisar antara 9-<11 g/dL maka ibu

hamil anemia ringan, sedangkan jika kadar Hb berkisar antara 7-<9 g/dL

maka anemia sedang, dan jika Hb kurang dari 7 gr% maka ibu dikatakan

anemia berat.

Pada pemeriksaan protein urine dan glukosa urine, sesuai dalam teori

Samkani (2012) bahwa untuk mendapatkan data yang lebih rinci

diperlukan tes laboratorium lengkap seperti Hb sahli, protein urine, dan

glukosa urine. Berdasarkan data penunjang pada Ny. S yaitu protein urine

(negatif), dan glukosa urine (negatif), berarti kehamilan Ny. S normal tidak

ada komplikasi.
143

3. Analisa Masalah

Usia kehamilan Ny. S adalah 35-36 Minggu dapat dihitung dari HPHT

22-02-2017, sehingga dapat ditemukan taksiran persalinan dengan

menggunakan rumus neagle (HPHT +7, Bulan -3) yaitu pada tanggal 29-

11-2017.

Berdasarkan data objektif, salah satunya dengan melihat konjungtiva

Ny. S berwarna merah muda, diperkuat untuk pemeriksaan Hb Sahli

diperoleh hasil kadar Hb Ny. S yaitu 12,2 g/dL sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ny. S tidak mengalami anemia. Selain itu dilakukan

pemeriksaan TFU, palpasi Leopold, serta perhitungan DJJ dan

pemeriksaan penunjang menunjukan bahwa hasil normal dan tidak ada

masalah.

4. Penatalaksanaan

Memberikan asuhan mengenai ketidaknyamanam yang ibu rasakan

sesuai dengan teori Dewi (2010) asuhan yang diberikan meliputi

memberikan penjelasan mengenai sebab-sebabnya, kosongkan kandung

kemih saat terasa dorongan untuk berkemih, perbanyak minum pada siang

hari, kurangi minum mendekati waktu tidur pada malam hari untuk

mencegah nocturia, batasi minum bahan diuretik alamiah

Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan

masalah-masalah pada pemeriksaan.


144

4.2 Persalinan

Proses persalinan Ny. S berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur yang

ada pada APN. Pada kala I persalinan asuhan yang diberikan pada Ny. S jam

15.00WIB di BPM Bidan T sudah sesuai, didapatkan hasil pemeriksaan TD

110/70 mmHg, N 86x/menit, R 18x/menit, S 36,0c, konjungtiva merah muda,

sklera putih, TFU 29 cm, leopold I teraba bokong, leopold II sebelah kiri

teraba punggung, sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin, dalam batas

leopold III teraba kepala sudah masuk PAP, leopold IV divergent, perlimaan

0/5, dilakukan PD didapatkan hasil vulva vagina tidak ada kelainan, portio

tipisl lunak , ketuban pecah spontan pada pukul 14.05, pembukaan Ø 6 cm,

tidak ada molase, presentasi kepala UUK depan. Penurunan kepala hodge 2,

DJJ 139 x/menit reguler, HIS 4x10’40” kemudian Ny. S mengeluh mules

tambah kuat dan seperti ingin BAB, dilakukan pemeriksaan keadaan umum

baik, TD 110/80 mmHg, nadi 83 x/menit, pernafasan 21 x/menit, suhu 36,5°C,

his 4 x 10' 45"dilakukan PD kedua dan didapatkan hasil portio tidak teraba,

pembukaan sudah 10 cm, penurunan kepala hodge IV, tidak ada molase,

Berdasarkan teori tanda persalinan Ibu merasa ada dorongan kuat dan

meneran, tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, Perineum

tampak menonjol., Vulva dan sfingter ani membuka, Meningkatnya

pengeluaran lendir bercampur darah.

Persalinan pada Ny. S berlangsung cepat dari pemeriksaan pertama

pembukaan 5 cm pada jam 15.00 WIB, dilakukan pemeriksaan ke dua pada

jam 17.30 WIB pembukaan 10 cm pembukaan lengkap. Hal ini terjadi


145

kesenjangan antara teori Prawirohardjo (2011) bahwa Dari pembukaan 4 cm

hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan

kecepatan rata-rata 1cm perjam (mulivara dan primigravida) atau lebih dari

1cm hingga 2 cm (multipara).

Kala II selama ±10 menit, kala ini dimulai dari pembukaan lengkap 10cm

sampai bayi lahir biasanya berlangsung 2 jam pada primidan 1 jam pada multi,

asuhan yang diberikan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya

persalinan, seperti memimpin mengedan. Pada pukul 17.50 WIB bayi lahir

normal langsung menangis Rohani. dkk (2011). Setelah bayi lahir kemudian

langsung di IMD-kan yaitu kontak kulit bayi dengan kulit ibu dengan

menyimpan bayi diatas dada ibu selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori

Roesli (2014) IMD Inisiasi menyusu dini adalah proses menyusu bukan

menyusui yang merupakan gambaran bahwa inisiasi menyusu dini bukan

program ibu menyusui bayi tetapi bayi yang harus aktif sendiri menemukan

putting susu ibu. Setelah lahir bayi belum menujukkan kesiapannya untuk

menyusu Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir. bayi

menunjukan kesiapan untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir.

Kala III berlangsung selama 10 menit. Hal ini sesuai dengan teori

Rohani.dkk (2011) pengeluaran plasenta berlangsung tidak lebih dari 30

menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit. Tujuannya untuk

menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif, mencegah perdarahan dan

mengurangi kehilangan darah. Penatalaksanaan aktif kala III meliputi:

penegangan tali pusat terkendali dan massase fundus uteri. Pada kala III ini
146

tidak ditemukannya penyulit dan komplikasi pada Ny. S, plasenta lahir secara

spontan jam 18.10 WIB berat ±500 gr, perdarahan ± 150 cc. Placenta lahir

tidak lengkap dilakukan eksplorasi pada Ny.S.

Kala IV berjalan dengan lancar, ada laserasi pada Ny. S dan dilakukan

penjahitan. Pada kala IV ini Ny. S dianjurkan untuk memantau kontraksi

dengan melakukan masase pada fundus uteri seperti yang telah diajarkan. Hal

ini dilakukan untuk mencegah perdarahan post partum. Menurut (Depkes,

2008) selama 2 jam pasca persalinan pantau tekanan darah, nadi, suhu, TFU,

kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan diobservasi setiap 15 menit

sekali pada jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua setelah

persalinan. Pada kala IV tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan asuhan

yang diberikan.

4.3 Nifas

Setelah dilakukan observasi 2 jam post partum, Ibu mengatakan masih

merasa mulas, ibu tidak mengalami perdarahan yang banyak. Uterus mengecil

sepusat, colostrums sudah ada, mobilisasi dini sudah terlaksana dengan baik.

Begitupun ibu sudah bisa BAK, TTV dalam batas normal, kontraksi uterus

baik, perdarahan normal, hal ini sesuai dengan teori Prawihardjo (2011)

Pasca persalinan dan pengeluaran placenta, berat uterus 1000 gr, dua hari

setelah persalinan uterus mulai berinvolusi, dan pada minggu pertama

beratnya sekitar 500gr, minggu ke dua 300 gr, dan telah turun ke pelvis sejati,

sekitar 4 minggu setelah persalinan, uterus kembali ke ukuran sebelum hamil

yaitu 100 gr atau kurang Prawihardjo (2011)


147

Lochea adalah cairan sekret dari cavum uteri dan vagina. Dalam masa

pengeluaran lochea pada Ny. S terdapat kesenjangan dengan teori Prawihardjo

(2011) yang menyatakan Lochea Beberapa jenis lochea yang terdapat pada

wanita masa nifas: Lochea rubra (cruenta): Lochea ini muncul pada hari 1-3

masa post partum. Warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari

perobekan/luka pada plasenta dan serabut dari decidua dan chorion, Lochea

sanguinolenta: Lochea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender

karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 4-7 hari post

partum, Lochea serosa: Lochea ini muncul pada hari ke 8-14 hati postpartum,

warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan, Lochea Alba: Lochea ini

muncul lebih dari hari ke 14 post partum, warnanya lebih pucat, putih

kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaut lender servik dan

serabut jaringan yang mati.

Pada Ny. S 2 jam post partum pengeluaran darah normal,10 hari post

partum pengeluaran per vagina berupa lochea rubra Pada penatalaksaannya

mengajarkan ibu tentang senam nifas untuk melancarkan keluarnya lochea

sesuai dengan teori Walyani dan Purwoastuti (2015) Tujuan dilakukannya

senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah: Membantu mempercepat

pemulihan keadaan ibu, Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan

fungsi alat kandungan, Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan

otot-otot panggul, perut dan perineum terutama otot yang berkaitan selama

kehamilan dan persalinan, Memperlancar pengeluaran lochea, Membantu

mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan, Merelaksasi otot-otot


148

yang menunjang proses kehamilan dan persalinan, Meminimalisir timbulnya

kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli, trombosia, dan lain-lain

4.4 Bayi Baru Lahir

Penilaian awal segera dengan cepat dan tepat, pada kasus ini penilaian

pada bayi, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot baik.

Penilaian awal penting untuk menegakkan diagnosis dan rencana asuhan.

Pada kasus ini bayi telah mendapatkan asuhan yang sesuai yaitu

mengeringkan bayi dengan seksama, menyelimuti bayi dengan kain bersih,

kering dan hangat, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

Depkes RI, (2008:127). Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya

dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun

berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Pada perawatan tali pusat tidak

menggunakan apapun, ibu dijelaskan cara perawatannya dan apa manfaatnya.

Pada pemeriksaan 2 jam setelah lahir bertujuan untuk dilakukannya

pemeriksaan berat badan, panjang badan, lingkar dada, lingkar kepala dan

TTV bayi setelah selesai dilakukannya IMD selama 1 jam. Pada pemeriksaan

ini tidak ditemukan penyulit yang dapat membahayakan keadaan bayi Ny. S

diketahui berat badan bayi 2900 gr, PB: 50 cm, LK: 31 cm, LD: 32cm, R 40

x/menit, suhu 36,5 °C, HR: 135 x/menit dan tanda-tanda vital dalam batas

normal.

Juga diberikan vitamin K dan pemberian tetes mata. Menurut Depkes

(2008) bahwa salep mata untuk pencegahan infeksi mata dan vitamin K injeksi

1 mg intramuskuler untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi


149

vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL diberikan setelah 1 jam

kontak kulit kekulit dan bayi selesai menyusu. Setelah itu memberikan vaksin

Hb0 1 jam setelah pemberian vit K dan memandikan bayi minimal 6 jam

setelah bayi lahir.

Pada pemeriksaan kedua yaitu 10 hari post natal bayi tidak terdapat tanda-

tanda infeksi. Namun, pada pemeriksaan fisik ditemukan oedema pada kepala

Bayi Ny.S

Bayi S mengalami kenaikan berat badan sebanyak 300gr, hal ini sesuai

dengan teori Nany (2010) Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun

oleh karena pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan

belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan

akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan pada

hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14

dicapai 200 ml/kg BB sehari.

Anda mungkin juga menyukai