Anda di halaman 1dari 31

BAB IV

PEBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan pembahasan dengan membandingkan antara

teori dengan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada masa kehamilan Trimester

III, Persalinan, bayi baru Lahir dan Nifas yang yang diterapkan pada Ny.A di Rumah

Sakit Permata Hati Cikupa – Tangerang .

Berdasarkan asuhan yang sudah penulis lakukan kepada Ny A Usia 30 tahun

G1 P0 A0 sejak masa hamil trimester III, persalinan,nifas serta Bayi Baru Lahir di

Rumah Rumah Sakit Permata Hati Cikupa didapatkan Hasil sebagai berikut :

A. Masa Kehamilan

1. Pembahasan Antenatal Care kunjungan ke I pada Ny.A di RS Permata

Hati Cikupa -Tangerang Tanggal 8 april 2021 .

a. Pengkajian Data

Pengkajian dilakukan pada kunjungan ANC pertama tanggal 08 April 2021

pukul 17.00 WIB bertempat di Rumah Sakit Permata Hati Cikupa .Berdasarkan

hasil anamnesa pada Ny.A usia 30 tahun, ibu mengatakan tidak ada keluhan

apapun, tidak ada nyeri ulu hati ,tidak pusing ,pandangan tidak kabur ,tidak ada

perdarahan .Hal ini sesuai dengan refrensi ( WHO,2010) usia reproduktif

normalnya 20-35 tahun. Dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori

dan kasus .
Riwayat menstruasi, ibu mengatakan Hari pertama haid terakhir pada

tanggal 08-08-2021 dan taksiran persalinan adalah tanggal 15-05-2021,

Berdasarkan literatur Rukiyah (2014) Hasil perhitungan TP di dapat dari rumus

yang direkomendasikan dari neagle yaitu dihitung dari tanggal haid terakhir

hari ditambah 7 (tujuh), bulan ditambah 9 (sembilan)/dikurang 3 (tiga) tahun

ditambah 1 (satu)/tidak.

Diketahui HPHT 08- 08 - 2020

7 - 3

Jadi Taksiran Persalinan 15 – 05 – 2021

Hal ini sesuai dengan teori (Manuaba, 2016) , tidak ada kesenjangan yang

menyatakan untuk mengetahui tafsiran persalinan mengguanakan Rumus

Neagele.

Aktifitas sehari – hari ibu adalah mengerjakan pekerjaan rumah seperti

menyapu dan mengepel . Waktu istirahat : tidur malam ±8 jam dan tidur siang

±1 jam .ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi rokok ,alcohol ,dan

minuman keras lainnya.Menurut refrensi ( Rukiyah,2009 )ibu hamil harus

menghindari minum minuman yang mengandung kafein ,nikotin ,alcohol agar

terhindar dari bayi lahir cacad ,atau malformasi .Berdasarkan tinjauan teori dan

tinjauan kasus tidak ada kesenjangan .

Pada kehamilan ini ibu sudah mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid yang

pertama pada tanggal 08 September 2020, dan yang kedua adalah 4 minggu

setelah pemberian TT yang pertama yaitu tanggal 08 Oktober 2020 tanggal 08

Oktober 2020. Hal ini sesuai dengan teori ( Rukiyah,2014 ) yang menyatakan
bahwa jadwal imunisasi TTI segera setelah kehamilan terdeteksi.TT2 adalah 4

minggu setelah TTI, berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada

kesenjangan .

Ibu merasakan Gerakan janinj saat usia 4 bulan (16 minggu), hal ini sesuai

dengan teori ( Rukiyah,2009 ) yang menyatakan Gerakan janin pada

Primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 16 minggu, berdasarkan

tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan .

Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan yaitu 11 kg, jadi IMT ibu 26,0

Hal ini merupakan hal normal, karena menurut (Walyani, 2015) bahwa kenaikan

berat badan ibu hamil normal rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg. Karena kenaikan

berat badan normal dapat terjadi karena selama hamil ibu mengalami

peningkatan nafsu makan yaitu makan tiga kali sehari dengan menu nasi, tahu,

temepe, ikan, sayur, buah dan susu. Hal ini sesuai dengan teori (Astuti, 2014),

yang menyatakan bahwa ibu hamil yang berada pada status gizi baik dan terdapat

kenaikan berat badan, sudah pasti ibu hamil tersebut memperhatikan jumlah dan

gizinya selama hamil.

Pada Ny.A dilakukan standar pelayanan antenatal 10 T,Menurut teori

( Kemenkes RI,2014 ) yang menyatakan bahwa dalam pemeriksaan antenatal,

tenaga Kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar

“10 T” Yaitu timbang BB dan ukur tinggi badan,ukur tekanan darah, ukur LILA ,

ukur tinggi fundus uteri ,tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin ,

skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid bila

diperlukan ,beri tablet tambah darah , periksa laboratorium ( golongan


darah ,HB ,protein uriene ,gula darah ,malaria ,sifilis, HIV ,BTA ) ,tata laksana

/penanganan kasus ,temu wicara ( konseling ) .Hal ini sesuai tidak ada

kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus .

Pemeriksaan Umum ( Tanda Tanda Vital ) keadaan ibu baik dengan

kesadaran Compos mentis ,tekanan darah 120/80 mmHG .Menurut refrensi

(zaini ,2012 ) Tekanan darah yang normal bagi ibu hamil adalah tekanan sistolik

120-140 mmHGdan diastolic 80-90 mmHG .Kurang dari angka tersebut berarti

Tekanan darah kurang ,dan kalua lebih dari angka tersebut berarti tekanan darah

tinggi atau hipertensi Berdasarkan tinjauan teori dengan tinjauan kasus tidak ada

kesenjangan masih dalam batas normal

Penulis melakukan pemeriksaan laboratorium pada ibu dan didapatkan

kadar Hb yaitu 12,5 gr/dl,golongan darah A. Menurut ( Rukiyah dkk ,2009 ) pada

pemeriksaan laboratorium kadar HB normal ibu hamil adalah 11 gr % ,dikatakan

anemia apabila kadar Hb 9-10 gr% anemia ringan , kadar Hb 7-8 gr% anemia

sedang ,kadar Hb ,< 7gr% anemia berat .Sedangkan hasil pemeriksaan Hb pada

Ny.A adalah 12,5gr% .sehinga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

tinjauan teori dan tinjauan kasus .

Pada saat pemeriksaan protein urine, tidak terjadi perubahan warna. Hal ini

sesuai dengan teori Gandasoebrata dalam jurnal unimus, (2017) yang

menyatakan bahwa pada penetapan kadar potein dalam uirne dengan metode

dipstik dinyatakan berdasarkan perubahan warna pada kertas stik, sedangkan

pada pemeriksaan reduksi urine ibu tidak mengalami perubahan warna. Hal ini

juga sesuai dengan teori Gandasoebrata dalam jurnal unimus, (2017) yang
menyatakan bahwa pemeriksaan reduksi urine dikatakan normal apabila larutan

tidak memberikan warna berlainan (perubahan warna).

Dari hasil pemeriksaan diatas didapatkan diagnosa Ny. A umur 30 tahun

G1P0A0 hamil 34 minggu 4 hari Janin tunggal hidup presentasi kepala. Data

dasar diperoleh dari data subjektif yaitu ibu mengatakan bahwa ini kehamilan

pertama , tidak pernah melahirkan dan belum pernah keguguran dan ibu

mengatakan haid terakhir pada tanggal 08 Agustus 2020, Hb 12,5 gr/dl. Hal ini

sesuai dengan teori Walyani (2015) yang menyatakan bahwa untuk menegakan

diagnosa tahap ini dilakukan dengan melakukan interpretasi data dasar terhadap

kemungkinan diagnosis yang akan di tegakan dalam menentukan diagnosis

kebidanan antenatal dari data-data yang telah dikumpulkan.

Asuhan pada masa kehamilan yang diberikan pada Ny. A selama masa

kehamilan yaitu tentang nutrisi, istirahat, kebersihan diri, persiapan persalinan,

perubahan fisiologis pada trimester III, tanda bahaya kehamilan, pemberian tablet

Fe. Hal ini sesuai dengan teori Walyani (2015) yang menyebutkan asuhan selama

masa kehamilan yaitu meliputi informasi tentang nutrisi, istirahat, perubahan

fisiologis, tanda bahaya kehamilan, kebersihan diri persiapan persalinan, tanda-

tanda persalinan, pemberian obat Fe 60 mgdan cara minumnya serta kapan waktu

kunjungan ulang.

Pada kunjungan Ny.A yang pertama di usia kehamilan 34 Minggu

dilakukan asuhan komplementer gym ball Hal ini sesuai dengan teori

(Rahayuningsih, Tutik. 2020) yang menyatakan bahwa tehnik gym ball

untuk ibu hamil meredakan sakit punggung, memperbaiki postur


tubuh ,mengurangi tekanan di pimggul ,punggung dan tulang belakang

sehingga memberi kenyamanan untuk ibu hamil dari pada duduk di

kursi . .Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus di lapangan .

2. Pembahasan Asuhan Antenatal Care Kunjungan ke 2

Pembahsan kunjungan ke dua: Pada tanggal 22 April 2020 pukul 17.00 WIB.

Ny.A datang ke RS Permata Hati Cikupa untuk melakukan kunjungan ulang

pemeriksaan kehamilan ke 2.

Pada kunjungan ulang dilakukan pengkajian data kembali Setelah di

evaluasi ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa saat ini.Pergerakan anak

aktif (± 16x/hari saat terjaga) dan perut tidak terasa nyeri saat janin bergerak.

Pada data objektif penulis menemukan hasil BB sebelum hamil 60 kg, BB

pada saat ANC ke-1 70 kg, pada pemeriksaan ANC ke-2 ini BB ibu 70 kg,

Tinggi badan 165 cm, maka dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami kenaikan

berat badan, selama kehamilan kenaikan berat badan ibu yaitu 10 kg, dalam

literature Prawirohardjo (2009) kenaikan berat badan normal ibu adalah 6,5 –

16,5 Kg, maka penambahan BB ibu sudah sesuai dengan teori. Pada

pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan masalah dalam teori disebutkan

hasil tersebut masih dalam batas normal

Mengevaluasi kembali asuhan yang diberikan minggu yang lalu,

Melakukan informed consent untuk semua tindakan yang akan dilakukan,

Memberitahukan ibu seluruh hasil pemeriksaan, bahwa ibu dan bayi dalam

keadaan baik dan sehat. Taksiran persalinan ibu 15-05-2021, Menganjurkan ibu
untuk terus mengkonsumsi tablet fe 60 mg, selama kehamilan 90 tablet, di

minum 1x1/ hari di anjurkan pada malam hari menggunakan air putih atau air

jeruk, tidak boleh minum dengan air teh, kopi ataupun susu, Menganjurkan ibu

untuk mengkonsumsi asam folat 1x1/hari untuk pertumbuhan otak bayi, kalk

1x1/hari untuk pertumbuhan tulang bayi dan ibu. Memberikan konseling

mengenai pola nutrisi seimbang ibu hamil, yaitu makanan yang bergizi dan pola

makan yang baik. Seperti makan sayuran, buah-buahan, makanan kaya protein

yang bisa di dapatkan dari telur, ikan, daging ataupun kacang-

kacangan,Memberikan konselinsg mengenai pola istirahat dan tidur yang baik

yaitu minimal 1 jam pada siang hari dan 8 jam pada malam hari, Mengajarkan

ibu personal higiene yang baik, membersihkan diri minimal 2x sehari, menjaga

kebersihan kewanitaan dengan cebok dari depan kebelakang, dilap kering dan

jangan sampai celana dalam lembab, Memberitahukan tanda bahaya kehamilan

seperti, nyeri kepala hebat, penglihatan kabur, ada pengeluaran darah atau air-

air dari kemaluan, pergerakan janin berkurang, Memberitahukan tanda-tanda

persalinan seperti mulas yang semakin sering dan semakin kuat, mulas yang

teratur, keluar darah bercampur lendir, Menyepakati pemeriksaan kehamilan

ulang pada tanggal 29 -04 -2021 di RS Permata Hati Cikupa .

Pada kunjungan Ny.A yang ke dua di usia kehamilan 36 Minggu ibu

merasakan ketidaknyamanan dan kurang rileks untuk keluhan ini penulis

menerapkan asuhan komplementer rebozo Hal ini sesuai dengan teori

(Rahayuningsih, Tutik. 2020) yang menyatakan bahwa tehnik rebozo


dilakukan untuk membantu ibu menjadi rileks tanpa bantuan obat .Tidak ada

kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus di lapangan .

Pada kunjungan Ny.M yang ke dua di usia kehamilan 36 Minggu ibu

merasakan ketidaknyamanan dan kurang rileks untuk keluhan ini penulis

menerapkan asuhan komplementer rebozo Hal ini sesuai dengan teori

(Rahayuningsih, Tutik. 2020) yang menyatakan bahwa tehnik rebozo

dilakukan untuk membantu ibu menjadi rileks tanpa bantuan obat .Tidak ada

kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus di lapangan .

B. Pembahasan Managemen Asuhan Kebidaan Pada Ibu Bersalin

1. Pembahasan Persalinan Kala I

Pada tanggal 14 Mei 2021 Ibu datang ke Rs Permata Hati 07 .00 WIB,

mengeluh mulas-mulas yang semakin sering dan semakin kuat sejak pukul 02.00

WIB, dan keluar lendir bercampur darah. Pergerakan janin masih dirasakan.

Tidak ada sakit kepala yang hebat, pandangan tidak kabur, tidak ada nyeri ulu

hati, tidak ada mual muntah. Menurut Manuaba (2010) tanda persallinan adalah

Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang

semakin pendek, dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir,

lendir bercampur darah), dapat disertai ketuban pecah, pemeriksaan dalam,

dijumpai perubahan serviks (perlunakan, pendataran, dan pembukaan serviks).

Maka dapat disimpulkan bahwa keluhan yang dirasakan tidak terdapat

kesenjangan antara teori dengan hasil yang didapatkan.


Dengan usia kehamilan saat ini 40 minggui, berdasarkan teori usia

kehamilan ibu termasuk pada Trimester III yaitu antara 28 minggu sampai 40

minggu. Usia kehamilan Ny.A termasuk dalam kehamilan aterm karena usia

kehamilan 40 minggu termasuk pada rentang waktu usia kehamilan aterm

yaitu antara 37 minggu sampai 42 minggu (Sarwono, 2010). Penghitungan usia

kehamilan tersebut tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil yang

didapatkan.

Pada pemeriksaan Objektif, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis. dalam pemeriksaan TTV, takanan darah ibu 120/70 mmHg,

Menurut Referensi (Zaini, 2012) Tekanan darah yang  normal bagi ibu hamil

adalah terkanan sistolik 120-140 mmHg dan diastolik 80-90 mmHg. Kurang

dari angka tersebut berarti Tekanan darah kurang, dan kalau lebih dari angka

tersebut berarti tekanan darah tinggi atau hipertensi. suhu tubuh 36,5°c,

Menurut referensi (Zaini, 2012) suhu tubuh normal adalah antara 36-37oC,

tetapi biasanya pada ibu hamil bisa mengalami sedikit peningkatan suhu tubuh.

denyut nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, Menurut referensi (Zaini, 2012),

Nadi 80x/menit, Respirasi 20x/menit, respirasi normal pada ibu hamil adalah

16-20 kali/menit. Berat badan 71 kg, tinggi badan 165 cm, berat badan

sebelum hamil 60 kg, penambahan berat badan selama hamil 11 kg, IMT 26,0.

Menurut referensi (Rukiyah, 2009), Kenaikan berat badan ibu selama hamil

yaitu 11 kg, jadi IMT ibu 26,0. IMT normal pada ibu hamil antara 19,8 sampai

26,0. Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan

masih dalam batas normal.


Tinggi Fundus Uteri (TFU) klien sesuai dengan usia kehamilan 40 minggu

yaitu 30 cm, menurut literatur Spiegelberg (2009) dimana TFU yang normal

pada usia kehamilan 40 minggu yaitu 33 cm diatas simfisis, sehingga tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan hasil.

Leopold I Fundus Uteri teraba satu bagian yang lunak, bulat, tidak

melenting (bokong), Leopold II kanan teraba satu bagian keras, memanjang,

seperti papan (Punggung), dan bagian kiri teraba satu bagian kecil-kecil

(ekstermitas), Leopold III bagian bawah terisi satu bagian yang keras, bulat,

melenting (kepala), dan sudak masuk Pintu Atas Panggul (PAP). Leopold IV

Divergen, penjarian teraba 1/5 diatas sympisis, 4/5 janin sudah masuk Pintu

atas Panggul, tidak ada cekungan pada perut ibu, tidak ada nyeri tekan,

Taksiran Berat Janin : (29-11) x 155 = 2.790 gram. His 4x dalam 10 menit

lamanya 40 detik. DJJ (+), puctum maximum 3 jaari dibawah pusat kuadran kiri

ibu, frekuensi 140x/menit, teratur.

Auskultasi DJJ (+) frekuensi 140x/menit, teratur, PM kuadran kanan 2 jari di

bawah pusat. Menurut refernsi (Midwefery, 2011), Frekuensi dasar DJJ antara

120-160x/menit. Sehingga berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak

ada kesenjangan. TBJ : (30-11) x 155= 2.790 gram. Menurut referensi

(Midwefery, 2011), Untuk menghitung TBJ digunakan rumus Jhonsoon

Tausack (apabila kepala belum masuk PAP) (TFU-11) x155 gram. Berdasarkan

tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan.

Pemeriksaan anogenital tidak ada kelainan, begitupun dengan Pemeriksaan

dalam, pembukaan 6 cm, selaput ketuban utuh, bagian terendah janin kepala
dengan petunjuk sutura sagitalis, penurunan kepala hodge III, tidak ada molase,

tidak ada bagian yang menumbung. hal ini berdasarkan teori JNPK-KR (2010)

memnujukan ibu seudah memasuki proses persalinan Kala I Fase Aktif yaitu

adanya pembukaan dari mulai pembukaan 4 sampai pembukaan 10 cm.

Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil yang didapatkan.

Frekuensi his ibu 4 x/ 10 menit lamanya 40 detik, dan mengalami kemajuan

sampai frekuensi his 4-5 x/ 10 menit lamanya 45-50 detik, his kuat relaksasi

(+),dengan teori JNPK-KR (2010) menunjukan ibu dalam kala I persalinan jika

terdapat his yang adekuat, sehingga hasil yang didapatkan tidak terdapat

kesenjangan dengan teori,. semua kondisi ibu dalam kala I sesuai dengan teori

(JNPK-KR/ POGI, 2010) dalam pemantauan partograf semua dalam keadaan

baik, garis waspada dalam partograf tidak terlampaui, janin dalam keadaan

baik apabila dilihat dari DJJ dan moulasenya Serta keadaan His pun meninggi

Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan hasil yang didapatkan.

Hasil diagnosa Ny.A G1P0A0 hamil 40 minggu , inpartu kala I Fase Aktif.

Janin tunggal, hidup, inra uterine, presentasi kepala. dengan ketidaknyamanan

fisiologis yang biasa terjadi pada persalinan kala I sehingga tidak perlu

intervensi untuk mengantisipasi masalah potensial. Dan pada kala I Fase aktif

ini tidak ada tindakan segera atau kolaborasi yang harus bidan lakukan.
Pada Ny.A saat memasuki kala II dengan pembukaan servik 6 cm ibu

merasakan nyeri di daerah pinggang dan punggung sehingga penulis

melakukan asuhan komplementer pijat effluarge Hal ini sesuai dengan teori

(Rahayuningsih, Tutik. 2020) yang menyatakan bahwa massage effluarge

tehnik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan

nyeri dengan menggunakan sentuhan tangan untuk menimbulkan efek relaksasi

dan melenturkan otot – otot .Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan

kasus di lapangan

2. Pembahasan Persalinan Kala II

Ibu mengatakan mules yang ibu rasakan semakin sering dan semakin kuat,

ibu mengatakan ada dorongan yang kuat seperti ingin mengedan seperti BAB

(Buang Air Besar), ibu mengatakan lendir bercampur darah semakin

bertambah banyak keluar dari kemaluannya, bagian kemaluan serasa membuka

dan serasa ada yang menonjol. Menurut Manuaba (2010) tanda persallinan

adalah kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi

yang semakin pendek, dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran

lendir, lendir bercampur darah), dapat disertai ketuban pecah, pemeriksaan

dalam, dijumpai perubahan serviks (perlunakan, pendataran, dan pembukaan

serviks). Maka dapat disimpulkan bahwa sudah adanya tanda-tanda persalinan

pada ibu dan sesuai dengan teori yang ada.

Pada saat di lakukan pemeriksaan objektif, keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis tetapi ibu terlihat sedikit gelisah, TD 120/80 mmHg,


suhu 36,8C, nadi 80x permenit, respirasi 20x permenit. Menurut teori

prawirohardjo (2009) dikutip oleh Rukiyah (2009), keadaan tersebut di katakan

normal untuk ibu bersalin asal tidak melewati sistolik 140 diastolik 90. Maka

dari itu tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan.

Palpasi abdomen leopold IV divergen teraba 0/5 diatas simfisis. His 5x10

menit lamanya 45 detik. DJJ positif frekuensi 144 x/ menit. Dalam literature

Wikjnosastro (2008) Pada persalinan normal kemajuan pembukaan serviks

selalu diikuti dengan dengan turunnya bagian terbawah janin. Dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek yang

dilakukan.

Pada Ny.saat memasuki kala II dengan pembukaan servik 6 cm ibu

merasakan nyeri di daerah pinggang dan punggung sehingga penulis

melakukan asuhan komplementer pijat efflurr Hal ini sesuai dengan teori

(Rahayuningsih, Tutik. 2020) yang menyatakan bahwa massage effluarge

tehnik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses pemulihan

nyeri dengan menggunakan sentuhan tangan untuk menimbulkan efek relaksasi

dan melenturkan otot – otot .Tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan

kasus di lapangan
Pemeriksaan Anogenital saat di inspeksi terdapat pengeluran lendir

bercampur darah yang semakin bertambah, sudah ada cairan ketuban, perinium

menonjol, vulva dan vagina membuka, sfingter tampak membuka. Pemeriksaan

dalam pukul 13.00 WIB dinding vagina tidak ada kelainan, tidak ada tumor,

portio tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan

warnanya jernih,bagian terendah janin kepala dengan petunjuk ubun ubun kecil

kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala di Hodge IV, tidak ada

bagian yang menumbung. Dalam literature Rukiyah (2009) adanya perubahan

serviks di kala II ditandai dengan pembukaan lengkap, pada pemeriksaan dalam

tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim (SBR) dan serviks. Dari

hasil pemeriksaan yang dilakukan tidak ada kesenjangan antara praktek dan

teori yang ada.

Dari hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif yang telah dilakukan

didapatkan diagnosa ibu G1P0A0 hamil 40 hari inpartu kala II, Janin tunggal

hidup presentasi kepala. Menurut JNPK-KR/POGI (2010) Diagnosis kala dua

dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

pembukaan serviks sudah lengkap, terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus

vagina atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

Sehingga tidakl terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil yang didapatkan.

Pada asuhan kala II persalinan tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dengan pelaksanaan dilapangan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 60

langkah.
Lamanya kala II ini berlangsung selama 30 menit. Dalam literature JNPK-

KR (2008) lamanya persalinan kala II untuk primi adalah 2 jam dan untuk multi

1 jam, sehingga kala II ini dikatakan normal. Dan tidak ada kesenjangan antara

teori dan kejadian dilapangan.

3. Pembahasan Persalinan Kala III

Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu merasa lelah telah

melewati proses persalinan. ibu mengatakan merasa mules lagi, ibu tidak

merasa pusing dan tidak nyeri ulu hati. Dalam literatur Saifuddin (2009)

kontraksi pada otot uterus merupakan mekanisme fisiologis yang menghentikan

perdarahan.Dengan demikian tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek

yang dilakukan.

Pada saat dilakukan pemeriksaan objektif keadaan umum ibu baik. Palpasi

abdomen: Tinggi Fundus Uteri sepusat, uterus globuler, kontraksi baik, kantung

kemih kosong. Pendarahan kala III 50 cc. Dalam literature Wiknjosastro (2009)

Tanda-tanda lepasnya placenta diantaranya perubahan bentuk dan tinggi fundus

(uterus globuler), adanya pemanjangan tali pusat, dan adanya semburan darah

secara tiba-tiba. Maka dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda pelepasan plasenta

pada ibu sesuai dengan teori yang ada.

Plasenta lahir pada pukul 13.40 WIB, 10 menit setelah kelahiran bayi, dalam

literature JNPK-KR (2008) disebutkan kelahiran plasenta normal 15 menit

setelah bayi lahir. Maka dapat disimpulkanbahwa tidak ada kesenjangan antara

teori dan hasil yang didapatkan.


Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan didapatkan diagnosa yaitu P1A0 partus

kala III.Pada asuhan kala III tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan

pelaksanaan dilapangan sesuai dengan Asuhan Persalinan Normal 60 langkah

APN.

4. Pembahasan Persalinan Kala IV

Pada hasil pengkajian data subjektif ibu merasa senang atas kelahiran

bayinya dan ari-ari/ plasenta ibu telah keluar. Ibu mengatakan perutnya masih

merasakan mules, ibu merasa lelah, dan merasa tidak nyaman karena tubuhnya

kotor. Dalam literature Wijnosastro (2008) hal ini dikarenakan otot uterus

miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah

lahirnya bayi sehingga timbul rasa mules. Maka tidak adanya kesenjangan antara

teori dan praktek yang dilakukan terhadap keluhan ibu.

Hasil pemeriksaan objektif didapatkan Keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 80x/menit, Resfirasi 20x/menit,

Suhu 36,8ºc. Palpasi abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung

kemih kosong. Inpeksi anogenital: tidak ada robekan pada jalan lahir.

Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif yang telah dilakukan

didapatkan diagnose ibu P1A0 Partus kala IV dan tidak ada masalah yang mengarah

ke patologis. Asuhan yang diberikan pada kala IV juga dilakukan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Dalam literature Wiknjosastro (2009), Selama kala

empat persalian harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam pertama setelah

kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika

kondisi ibu tidak stabil maka harus dipantau lebih sering. Kemudian semua hasil
pemeriksaan telah didukumentasikan kedalam partograf. Maka dapat di simpulkan

pada kala IV tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. A.

C. Pembahasan Managemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas

1. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Jam

Pengkajian data subjektif didapatkan Ibu mengeluh masih merasakan mules

dan lemas tetapi ibu mengaku sangat senang dengan kelahiran bayinya saat ini.

Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat walaupun ASI ibu belum

banyak keluar. Dalam literature Prawirohardjo (2009), disebutkan bahwa hal

tersebut merupakan fisiologis dalam tahapan pemulihan uterus yang disebut

involusi. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan keluhan yang

dirasakan oleh ibu.

Dari hasil pengkajian data objektif TTV ibu dalam keadaan normal,

pemeriksaan abdomen tinggi fundus uterus (TFU) 2 jari di bawah pusat,

kontraksi uterus baik. Mochtar (2006), karena setelah plasenta lahir maka tinggi

fundus uteri normalnya adalah 1-2 jari dibawah pusat. pengeluaran lochea

Rubra berwarna merah dan tidak berbau sesuai dengan teori Mochtar (2006),

pada hari pertama sampai hari ke empat post partum pengeluarannya yaitu

lochea Rubra atau Cruenta berwarna merah segar karena masih ada darah dan

sisa-sisa selaput ketuban, sel desidua, verniks kasiosa, lanugo dan mekonium.

Dengan demikian tidak adanya kesenjangan antara teori dengan praktek yang

dilakukan.
Penulis membuat diagnosa awal ibu P 1A0 6 jam Postpartum, atas dasar ibu

Riwayat persalinan yang pertama , persalinan spontan tanggal 14 Mei 2021

jam 11:30 WIB.

Intervensi yang dilakukan diantaranya Memberikan ibu penkes mengenai

perawatan payudara yaitu menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama

putting susu, menggunakan BH yang menyokong payudara, apabila putting

susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu

setiap kali selesai menyusui. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

sesering mungkin minimal setiap 2 jam sekali, agar bayi pun mendaapat asupan

makanan yang maksimal atau susui bayi setiap bayi mau (lapar) dan

memberitahukan ibu mengenai peranan ASI, ASI sangat penting bagi bayi

karena ASI mengandung segala jenis bahan makanan penuh gizi yang

dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhannya dan dengan proses menyusui

mampu mempercepat pemulihan rahim ibu sehingga rahim ibu dapat kembali

seperti semula saat sebelum hamil.

Membertitahukan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti mendekap

atau menyelimuti bayi nya agar tetap hangat dan tercegah dari hipotermi.

Memberikan ibu penkes nutrisi yang baik bagi ibu nifas yaitu dengan

memberbanyak makan sayur – sayuran hijau, lauk pauk serta buah – buahan

agar kondisi ibu cepat pulih dan nutrisi bayi tercukupi karena asupan gizi ibu

baik. Memberikan ibu penkes cara perawatan daerah kewanitaan yang benar

yaitu ibu harus menganti pembalut sesering mungkin minimal 3 kali sehari, ibu

harus membersihkan vaginanya dengan air bersih setelah buang air kecil dan
buang air besar anjurkan ibu membasuh vagina dari depan kearah belakang

untuk menghindari dekontaminasi kuman pada anus kearah vagina. di

Memberitahu ibu tanda bahaya pada masa nifas yaitu demam, perdarahan aktif,

keluar banyak bekuan darah, bau busuk pada vagina, pusing, lemas luar biasa,

penyulit dalam menyusukan bayinya, nyeri panggul atau perut yang lebih hebat

dari biasa jika ibu mengalami seperti pada tanda-tanda diatas segera mungkin

menghubungi tenaga kesehatan. Memberikan ibu vitamin A 200.000 IU dan Fe

60 mg selama 40 hari.

Memberitahu ibu bahwa ibu harus melakukan kunjungan ulang satu minggu

kemudian. Dalam literature Saleha (2009) asuhan kebidanan pada masa nifas

diantaranya adalah kebersihan diri, istirahat, eleminasi, ambulasi, latihan,

pemenuhan nutrisi dan cairan, perawatan payudara, aktivitas seksual, dan

keluarga berencana. Maka disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara

teori dan kasus.

Pada nifas 6 jam Penulis melakukan penerapan uvidance based berbasis

komplementer pada ibu nifas, dengan melakukan tehnik pijat oksitosin .

Hl ini sesuai dengan refrensi ( ) menyatakan Pijat oksitosin bermanfaat untuk

membuat ibu lebih tenang dan lebih relaks, mengurangi rasa nyeri pada bagian

punggung dan leher ,membantu dalam proses menyusui yaitu meningkatkan

produksi ASI.Dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan

keadaan di lapangan .
2. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 hari

Pengkajian data subjektif ibu mengatakan sudah merasa sehat, bayinya pun

sehat. Ibu mampu merawat bayinya dan menyusui bayinya dengan baik. ibu

mengatakan masih mengeluarkan darah / lochea dari kemaluanya namun sudah

sedikit. asupan makannan ibu baik, ibu mengkonsumsi lauk pauk, sayur, buah,

tidak ada pantangan makanan. Ibu mengatakan pola istirahat malam kurang

hanya ± 5 jam karena harus menyusui anaknya. BAB ibu lancar dengan

frekuensi 1x1/hari dan BAK 4-6x/hari.

Pengkajian data objektif TTV ibu dalam keadaan normal, Pengeluaran : ASI

ada, Tidak ada rasa nyeri, Tidak ada benjolan. Abdomen Uterus : 3 jari diatas

Sympisis, Kontraksi uterus Tidak ada. Genetalia : Vulva /vagina : tidak ada

kelainan, Odema : tidak ada, Lochea : Sanguinolenta ( Kuning, tidak berdarah

lagi), tidak berbau, tidak terdapat luka jahitan, tidak ada pengeluaran dan tidak

bengkak, haemoroid tidak ada. Dalam literature Rukiyah (2011) asuhan yang

diberikan pada saat kunjungan nifas pada hari ke 6 diantaranya memastikan

involusi uterus berjalan normal, tidak ada perdarahan abnormal, lokhea tidak

berbau, menilai adanya tanda-tanda infeksi. Dalam hal ini maka tidak ada

kesenjangan antara teori dan pemberian asuhan pada Ny.A.

Intervensi yang diberikan Memberitahukan ibu untuk memberikan ASI

sesering mungkin pada bayinya dan apabila bayi tidur saat waktunya meminum

ASI, yakinkan ibu untuk jangan ragu untuk membangunkannya.

Memberitahukan ibu perawatan bayi sehari-hari dan seperti perawatan tali pusat

agar tetap kering dan bersih dan jangan diberi apapun. Memberitahukan ibu
tekhnik perwatan payudaara, manfaatnya dan memberikan simulasi secara

langsung, dan menganjurkana ibu untuk mempraktikannya dirumah.

Menganjurkan ibu kembali untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti

sayur, lauk pauk dan buah, selain untuk produksi ASI bidan juga untuk

memulihkan kondisi ibu ke keadaaan seperti sebelum hamil. Memberitahukan

ibu cara vulva hygien, cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang dan

mengeringkan kemaluan ibu dengan menggunakan handuk atau tissue dengan

kering agar tidak lembab dan menyebabkan keputihan. Memberitahukan ibu

kembali tanda-tanda bahaya post partum seperti sakit kepala yang hebat,

demam tinggi, bendungan pada ASI/bengkak pada payudara, perdarahan yang

banyak, dan dianjurkan bila ibu menemukan salah satu tanda dan gejala yang

sudah disebutkan ibu harus segera pergi ketenaga kesehatan terdekat.

Mengingatkan ibu kembali untuk tetap minum Fe 60 mg setiap hari 1x1 pada

malam hari sebelum tidur menggunakan air putih atau air jeruk.

Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang 1 minggu yang

akan datang yaitu pada tanggal 28 Mei 2021. Memberikan kesempatan pada

ibu untuk bertanya apabila ada penjelasan yang kurang dimengerti.

Mendokumentasikan semua hasil pemerilsaan kedalam pendokumentasian

kebidanan. Dalam literature Saifuddin (2009) asuhan yang diberikan telah

sesuai dengan teori yang ada.

3. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada ibu Nifas 2 Minggu

Pengkajian data subjektif ibu mengatakan sudah merasa sehat dan senang.

ibu mampu merawat bayinya sehari-hari, ibu mengatakan dapat menyusui


bayinya dengan baik, ibu mengatakan tidak ada lecet pada puting susunya, Ibu

mengatakan tidak ada keluhan apapun, ibu mengatakan selalu makan-makanan

yang bergizi. Dalam literature Bambang (2009), Hal tersebut dikatakan normal

karena telah sesuai dengan teori yang ada yaitu tinggi fundus uteri pada hari ke

14 adalah sudah tidak teraba lagi di atas simpisis. Begitu pula dengan

pengeluaran lochea, dijelaskan dalam teori bahwa pengeluaran lochea pada hari

ke 14 adalah jenis lochea serosa.

Intervensi yang diberikan adalah Melakukan inform consent tindakan yang

akan dilakukan. Memberitahukan ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan sehat. Memberitahukan kepada ibu agar melakukan istirahat

yang cukup. Apabila tidak bisa dilakukan secara maksimal pada malam hari

maka ibu dapat mensiasatinya dengan tidur pada siang hari yaitu ketika bayi

tidur ibu dianjurkan untuk ikut tidur sehingga ibu tetap cukup istirahat. Selain

itu usahakan agar padasiang hari bayinya diberikan ASI yang cukup sehingga

pada malam hari bayi bisa tidur dengan nyenyak. Memberitahukan ibu kembali

untuk memberikan ASI Eksklusif 0-6 bulan. Mengingatkan kembali agar tetap

menjaga kesehatan dengan cukup istirahat dan makan bergizi agar selanjutnya

tetap dapat merawat bayi dengan maksimal. Memberitahukan ibu cara merawat

payudaranya sebelum dan sesudah menyusui, dengan cara kompres

menggunakan air hangat. Mengingatkan ibu agar tetap mengkonsumsi tablet Fe

60mg 1x1/ hari sampai 40 hari postpartum. Menganjurkan kepada ibu untuk

melakukan kunjungan ulang 6 minggu postpartum dan ber-KB kecuali ada

keluhan ibu dapat kembali kapan saja. Mendokumentasikan semua hasil


pemeriksaan. Dalam literature Saifuddin (2009) intervensi yag dilakukan pada

minggu ke 2 pada dasarnya hampir sama dengan intervensi hari ke 6. Dengan

demikian tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan.

4. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Minggu

Pengkajian data subjektif dan objektif ibu mengatakan dirinya sangat sehat.

ibu mampu merawat bayinya sehari-hari, ibu mengatakan dapat menyusui

bayinya dengan baik, ibu mengatakan tidak ada lecet pada puting susunya, Ibu

mengatakan tidak ada keluhan apapun, ibu mengatakan selalu makan-makanan

yang bergizi.

Intervensi yang diberikan adalah Melakukan inform consent tindakan yang

akan dilakukan. Memberitahukan ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa ibu

dalam keadaan sehat. Memberitahukan kepada ibu kembali agar melakukan

istirahat yang cukup. Apabila tidak bisa dilakukan secara maksimal pada malam

hari maka ibu dapat mensiasatinya dengan tidur pada siang hari yaitu ketika

bayi tidur ibu dianjurkan untuk ikut tidur sehingga ibu tetap cukup istirahat.

Selain itu usahakan agar pada siang hari bayinya diberikan ASI yang cukup

sehingga pada malam hari bayi bisa tidur dengan nyenyak. Memberitahukan ibu

kembali untuk memberikan ASI Eksklusif 0-6 bulan. Mengingatkan kembali

agar tetap menjaga kesehatan dengan cukup istirahat dan makan bergizi agar

selanjutnya tetap dapat merawat bayi dengan maksimal. Memberitahukan ibu

cara merawat payudaranya sebelum dan sesudah menyusui, dengan cara

kompres menggunakan air hangat. Memberikan Konseling mengenai KB dan

menjelaskan kepada ibu mengenai kontrasepsi yang bisa digunakan untuk ibu
menyusui yaitu, suntik 3 bulan mengandung hormon progestin yang tidak

memiliki pengaruh terhadap kualitas maupun produktifitas ASI, dan pil khusus

menyusui yang mengandung hormon progestin saja sehingga tidak

mengganggu laktasi baik kualitas maupun kuantitas ASI (air susu ibu),

kondom, dsb meliputi kegunaan, efektifitas, efek samping dan waktu

pemasangan. Menjelaskan keuntungan KB tersebut yaitu tidak mengganggu

ASI sehingga cocok untuk ibu yang sedang menyusui. Dalam Kebijakan

Program Nifas pada kunjungan 6 minggu setelah persalinan bidan harus

memberikan asuhan mengkaji tentang kemungkinan penyulit pada ibu dan

memberikan konseling tentang keluarga berencana (KB). Dengan demikian

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan.

D. Pembahasan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 1 Jam

Pengkajian data subjektif yang di dapatkan dari ibu dan keluarga bayinya

tidak ada keluhan, mengisap ASI kuat dan tidak diberikan makanan lain selain

ASI.

Bayi Ny.A dan Tn.M lahir tanggal 14 Mei 2021 pukul 11:20 WIB lahir

secara spontan dengan jenis kelamin perempuan. Riwayat persalinannya dengan

jenis persalinan spontan, ditolong oleh bidan, keadaan air ketuban jernih yang

jumlahnya ±500 cc. Keadaan plasenta lahir lengkap dengan kotiledon 20 lobus,

diameter 22 cm, ketebalan 2,5 cm, panjang tali pusat ±50 cm dengan berat ±500

gram. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 ( menangis
kuat) dan tidak ada kelainan, gangguan ataupun trauma pada BBL. Dalam

literature Rukiyah (2010) bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai

beberapa tanda diantaranya warna kulit seluruh tubuh kemerahan, frekuensi

jantung >100x/ menit, adanya reaksi terhadap rangsangan, menangis,

batuk/bersin, tonus otot aktif, gerakan aktif, usaha nafas baik dan bayi menangis

kuat. Dalam hal ini tidak adanya kesejangan antara teori dan praktek yang

dilakukan.

Pengkajian data objektif BBL 3000 gram, PB 50 cm, apgar score 8/9,

lingkar kepala 32 cm, lingkar badan 34 cm, lingkar lengan atas 9 cm, lingkar

dada 34 cm. Pola eliminasi Buang Air Besar sudah saat lahir dengan warna

kehitaman konsistensi cair bau khas dan Buang Air Kecil sudah, bayi diberikan

ASI tanpa pendamping apapun. Dalam literatur Rukiyah (2010), Bayi baru

lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui

vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai

dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan

tanpa cacat bawaan. 

Dalam literature Rukiyah (2010) Pemeriksaan fisik dilakukan secara

sistematis dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan hasil normal, tidak ada

kelainan.Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari ujung kepala

sampai keujung kaki tidak boleh ada yang terlewatkan, karena jika ada kelainan

atau cacat bawaan, atau ada luka/lecet akan segera diketemukan sejak awal.
Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka

didapatkan diagnosa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 1 jam

normal.

Intervensi yang dilakukan adalah Lakukan informed consent, beritahu ibu

dan keluarga hasil pemeriksaan. Berikan bayi kehangatan, pastikan bayi di jaga

agar tetap hangat dengan membungkus bayi dengan selimut, dan memakaikan

topi untuk menghindari kehilangan panas secara radiasi. Berikan salep mata

profilaksis pukul 12.30 wib menggunakan salep mata tetracyclin 1 % untuk

mencegah infeksi pada mata. Berikan suntikan Vitamin K1 pukul 14.40 wib

pada 1/3 paha kiri bagian luar sebanyak 1 cc secara IM untuk mencegah

perdarahan di otak. Berikan suntikan HB0 pukul 15.30 wib pada 1/3 paha

kanan bagian luar sebanyak 0,5 cc secara IM. Beritahu tanda bahaya pada bayi

baru lahir. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi.

Pada pelaksanaan ada sebagian perencanaan yang dilakukan bidan dan

sebagian lagi dilakukan dengan bantuan ibu.Sebelum melaksanakan

perencanaan tentunya klien telah diberi pengarahan oleh bidan yang sesuai

dengan teori. Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana dan mengacu pada

teori yang ada.

Tahap evauasi secara keseluruhan semua perencanaan telah dilakukan dan

sesuai dengan kebutuhan bayi, asuhan Bayi Baru Lahir telah dilaksanakan.

2. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6 Jam


Pengkajian data subjektif Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan, Ibu

mengatakan bayinya menghisap ASI dengan kuat dan bayi sudah buang air

kecil 2 kali.

Pengkajian data objektif Keadaan umum : Baik, nadi 140x/ menit, respirasi

44x/ menit, Suhu:36,6oC. Pengeluaran : tidak ada. Mulut Gusi tampak merah,

Reflek rooting dan reflek sucking ada.Dada frekuensinafas: 44x/menit, bahu,

lengan dan tangan pergerakannya aktif, tungkai dan kaki Pergerakan aktif. Kulit

warna kulit kemerahan. Dalam literature Rukiyah (2010) bayi baru lahir

dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda diantaranya warna kulit

seluruh tubuh kemerahan, frekuensi jantung >100x/ menit, adanya reaksi

terhadap rangsangan, menangis, batuk/bersin, tonus otot aktif, gerakan aktif,

usaha nafas baik dan bayi menangis kuat. Dalam hal ini tidak adanya

kesejangan antara teori dan praktek yang dilakukan.

Intervensi yang dilakukan adalah melakukan informed consent kepada

keluarga seluruh tindakan yang akan dilakukan. Memberitahukan ibu dan

keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam kondisi baik dan gerakannya

aktif serta menangis kuat. Memastikan bayi dijaga agar tetap hangat dengan

membungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimut, dan memakaikan topi

untuk meghindari kehilangan panas secara radiasi. Memberitahukan bahwa

tinja bayi adalah normal karena masih bercampur dengan mekonium.

Memberitahukan tanda bahaya pada BBL seperti tidak menangis kuat, tidak

mau menyusui, bayi terus tidur, tali pusat berdarah, mata merah, teralu panas

dan teralu dingin serta perawatan BBL. Mengajarkan ibu cara menyusui yang
baik dan benar yaitu setiap 2 jam sekali selama 15 menit setiap payudara dan

seluruh areola masuk semua kedalam mulut bayi. Menganjurkan ibu untuk

memberikan ASI eksusif pada bayi. Memandikan bayi setelah 6 jam

menggunakan air hangat dengan cara melap seluruh bagian tubuh bayi.

Dalam literature JNPK-KR (2008) bayi sebaiknya dimandikan enam jam

setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat

menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan bayi baru

lahir. Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek yang telah

dilaksanankan.

3. Pembahasan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6 Hari

Pengkajian data subjektif Ibu mengatakan bayinya sangat kuat menyusu.Ibu

mengatakan bayinya menyusui dalam 1 hari lebih dari 10 kali, ibu mengatakan

bayinya sehat, tidak kuning dan tidak rewel.Ibu mengatakan bayinya BAB 2x/

hari, BAK 6-7x/ hari, tali pusat telah puput pada hari ke-5. Dalam literature

Rukiyah (2009), disebutkan bahwa tali pusat akan puput pada usia 5-7 hari,

kemudian BAB pada bayi mulai 24 jam pertama lahir sampai hari kedua dan

ketiga, selanjutnya pada hari ke empat dan kelima berwarna coklat kehijauan,

kemudian kuning, lembek jika minum air susu ibu. Bila minum PASI berwarna

keabu-abuan dan berbau sedikit membusuk, defekasi mungkin 3-8x/hari. Maka

dapat disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek yang

dilakukan.

Pengkajian data objektif Keadaan umum: baik, Warna kulit: kemerahan,

Gerakan aktif, tangisan kuat, tanda-tanda vital Denyut Jantung Bayi


140x/menit, Respirasi 40x/menit, Suhu 36,50C, Tali pusat sudah lepas, Berat

badan : 3000 gram, Tinggi Badan : 50 cm. Bayi tidak ikterik.

Dalam teori disebutkan bahwa bayi baru lahir akan mengalami penurunan

dalam berat badanya sekitar 10 hari pertama setelah melahirkan, hal ini

dikarenakan bayi akan mengalami fase adaptasi dengan dunia luar menurut

Prawirohardjo (2009). Sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan teori karena

tidak semua bayi akan mengalami penurunan berat badannya ketika melakukan

fase adaptasi dengan dunia luar, asalkan bayi dalam keadaan sehat dan normal.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka didapatkan

diagnosa Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan 6 hari normal.

Intervensi yang diberikan adalah melakukan informed consent seluruh

tindakan yang akan dilakukan. Memberitahukan ibu seluruh hasil pemeriksaan

bahwa secara keseluruhan bayinya dalam keadaan. Memberitahukan ibu untuk

melakukan imunisasi bayinya lebih lanjut, seperti BCG, DPT/HiB, Polio,

Campak. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif 0-6 bulan tanpa

tambahan apapun. Menjelaskan kembali tekhnik menyusui yang benar dan

menyusui bayi tiap 2 jam sekali untuk mencegah bayi kuning. Memberikan

konseling pada ibu dan keluarga tentang tanda – tanda demam yaitu suhu tubuh

panas 37,5oC dengan pengukur termometer, bayi tampak rewel, kadang tidak

mau menetek. Jika terjadi masalah tersebut segera konsultasi ke puskesmas atau

bidan terdekat. Mendokumentasikan seluruh hasil tindakan kedalam SOAP.

4. Pemabahasan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 2 Minggu


Pengkajian data subjektif Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan,

mengisap ASI kuat dan tidak diberikan makanan lain selain ASI.

Pengkajian data objektif keadaan umum baik, denyut jantung bayi

142X/menit, Respirasi: 40x/menit, Suhu: 36,7 oC, BB: 3100 gram. PB: 50 cm.

Gerakan aktif, warna kulit kemerahan dan bersih. Dalam literature

Prawirohardjo (2009) disebutkan bahwa bayi baru lahir akan mengalami

penurunan berat badan dalam 10 hari pertama setelah melahirkan, hal ini

mengakibatkan adanya nya kesenjangan antar teori dan praktek namun

peningkatan berat badan disebabkan karena bayi sering menyusu.

Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, maka di

dapatkan diagnosa: Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 14

hari.

Intervensi yang diberikan adalah Melakukan inform consent tindakan yang

akan dilakukan. Memberitahukan seluruh hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa

bayinya sehat tidak ada gangguan apapun. Menganjurkan pada ibu kembali

untuk terus menyusui bayi dengan ASI saja sampai usia 6 bulan. Menganjurkan

ibu untuk menimbang bayinya setiap bulan ke Posyandu

dan untuk mendapatkan imunisasi BCG pada usia 1 bulan. Mengingatkan ibu

untuk mengimunisasi bayi sesuai jadwal yang telah diberikan.

Pada kunjungan 6 Minggu pada By Ny A penulis melakukan asuhan

komplementer baby gym, menurut jurnal ilmiah Maksitek , melakukan senam

bayi ternyata mampu meningkatkan perkembangan motoric bayi , selain

menghibur senam bayi juga melatih koordinasi tangan, mata, kaki, serta
anggota gerak tubuh lainnya .Pada kenyataannya bayi Ny A pada usdia 6

Minggu mampu melakukan gerakan tangan dan kaki secara bersamaan dan

berulang kali dan bisa menunjukan ekspresi wajah yang berbeda beda ,ekspresi

wajah yang berbeda – beda itu menunjukan tandanya berkomunikasi .Hal ini

tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di lapangan .

Mendokumentasikan seluruh hasil asuhan. Dalam literature Prawirohardo

(2009) semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda

kegawatan/kelainan. Ciri-cirinya dapat berupa sesak nafas, Frekuensi

pernafasan 60 kali/menit, gerah retraksi dada, malas minum, panas atau suhu

badan bayi rendah, kurang aktif . Dalam hal ini asuhan atau intervensi yang

diberikan sudah sesuai dengan teori yang ada.

Anda mungkin juga menyukai